Dokumen tersebut merangkum peristiwa pentahbisan kembali tembok Yerusalem setelah selesai dibangun kembali. Mencakup tentang penyanyian nyanyian pujian untuk Tuhan, pentahiran tembok dan orang-orang, dua paduan suara yang berjalan mengelilingi tembok sambil bernyanyi, persembahan korban, dan peran para imam dan orang Lewi dalam ibadah.
1. Pelajaran 10 untuk 7 Desember 2019
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan
syukur: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada
Israel!" Ezra 3:11
MENYEMBAH
TUHAN
2. Meskipun menghadapi banyak
rintangan, tembok Yerusalem
akhirnya dapat dibangun kembali.
Nehemia 12:27-47 menuliskan
tentang pentahbisan tembok
tersebut dan rakyat yang
bersukacita.
Menyanyikan nyanyian untuk TUHAN (Nehemia 12:27-29)
Pentahiran (Nehemia 12:30)
Dua Paduan Suara (Nehemia 12:31-42)
Korban sebagai bagian dari ibadah (Nehemia 12:43)
Para imam dan orang Lewi sebagai bagian dari ibadah (Nehemia
12:44-47)
3. BERKUMPULNYA
ORANG LEWI
“Pada pentahbisan tembok Yerusalem
orang-orang Lewi dipanggil dari segala
tempat mereka dan dibawa ke Yerusalem
untuk mengadakan pentahbisan yang
meriah dengan ucapan syukur dan kidung,
dengan ceracap, gambus dan kecapi.”
(Nehemia 12:27)
Sebagian dari mereka memainkan instrumen,
yang lain bernyanyi, dan yang lain membantu
mereka (dengan merawat instrumen, pakaian,
dll.).
Tugas mereka adalah memuji ALLAH dan
mengekspresikannya dengan cara terbaik untuk
menginspirasi orang banyak secara rohani.
Raja Daud dulu telah menyusun pelayanan
ibadah untuk Bait Suci. Dia mengangkat para
nabi yang memimpin nyanyian jemaat dengan
iringan instrumental: Asaf, Yedutun dan Heman
(1 Tawarikh 25: 1-8).
Semua orang Lewi dipanggil untuk berperan
serta dalam penahbisan tembok itu.
4. PENTAHIRAN “Para imam dan orang-orang Lewi
mentahirkan dirinya, lalu mentahirkan
seluruh umat itu, dan kemudian pintu-pintu
gerbang dan tembok.” (Nehemiah 12:30)
Orang dan benda ditahirkan dengan mencucinya. Kadang-
kadang juga dipercikkan dengan air pentahiran (Bilangan 19).
Upacara ini tidak berhubungan dengan pengampunan dosa
(1Yohanes 1:9) tetapi untuk membersihkan dari kenajisan.
TUHAN dapat mentahirkan pikiran dan perilaku kita (jika kita bersedia untuk
ditahirkan) sehingga kita dapat dengan tulus melayani dan memuji-Nya.
Ketika kita menyadari bagaimana Ia telah mengampuni dan mentahirkan kita, kita
meresponsnya dalam sukacita dan harapan dengan mengasihi dan menyembah-Nya.
5. Kedua paduan suara itu
mengambil jalan yang berbeda
arah sepanjang tembok:
1. Ezra memimpin paduan suara pertama.
2. Nehemia memimpin yang ke-2
Setelah turun dari tembok, kedua paduan
suara datang bersama untuk memasuki
Bait Suci.
DUA PADUAN
SUARA
“Kemudian kedua paduan suara itu berdiri di
rumah Allah[…] Lalu para penyanyi
memperdengarkan kidung di bawah pimpinan
Yizrahya.” (Nehemiah 12:40, 42)
Orang banyak mengikuti mereka dan bergabung
dalam ibadah. Mereka sujud untuk berdoa.
Musik selalu menjadi alat untuk mengangkat
pikiran kita kepada TUHAN. Musik dapat
meningkatkan pengalaman ibadah kita.
Kita akan tetap memuji TUHAN dengan musik di
Surga dan di Bumi Baru.
6. KORBAN SEBAGAI
BAGIAN DARI IBADAH
“Pada hari itu mereka mempersembahkan
korban yang besar. Mereka bersukaria
karena Allah memberi mereka kesukaan
yang besar. Juga segala perempuan dan
anak-anak bersukaria, sehingga kesukaan
Yerusalem terdengar sampai jauh.”
(Nehemiah 12:43)
Dengan kematian-Nya di kayu salib, Ia layak menerima rasa
terima kasih kita dalam pujian dan penyembahan (Wahyu 5:6,
12-13).
Ibadah mencakup nyanyian, musik, sukacita, dan dengan hormat
tunduk di hadapan TUHAN (Mazmur 95).
Korban adalah landasan ibadah di Bait
Suci. Pentahiran, penyembahan dan
musik tidak ada artinya tanpa korban.
Korban-korban tersebut adalah simbol
dari “Anak Domba Allah yang
menghapus dosa dunia.” (Yohanes
1:29). Yesus adalah pusat ibadah.
7. PARA IMAM DAN ORANG
LEWI SEBAGAI BAGIAN
DARI IBADAH
“Sebab Yehuda bersukacita karena
para imam dan orang-orang Lewi
yang bertugas.” (Nehemia 12:44)
Oleh karena itu, kita harus mendukung
para pendeta dan para pelayan injil
secara ekonomi dan rohani. Kita juga
harus mendorong dan menghargai
pekerjaan semua orang yang melayani
gereja dengan cara apa pun.
Tugas para imam melambangkan perantaraan Yesus
di Bait Suci Surgawi. Orang-orang Lewi membantu
mereka dengan melakukan tugas-tugas tambahan.
Tugas keimamatan tidak lagi dibutuhkan, karena
Yesus sendiri melayani sebagai Imam kita saat ini.
Namun, pekerjaan yang dilakukan oleh orang-
orang Lewi masih penting bagi gereja dewasa ini.
“Orang Lewi” modern harus melayani dalam
berkhotbah, penginjilan, perawatan fisik gereja,
musik, dan yang lainnya.
8. “Dalam setiap pertemuan orang-orang kudus di bumi ini, para
malaikat ALLAH mendengarkan ucapan syukur, pujian,
permohonan, yang dipersembahkan oleh umat-Nya dalam
kesaksian, lagu, dan doa. Biarlah kita ingat bahwa pujian kita
disempurnakan oleh paduan suara malaikat di surga.”
E.G.W. (Our High Calling, June 10)
9. “Didiklah jiwa untuk bersukacita, bersyukur, dan menyatakan rasa terima
kasih kepada TUHAN atas kasih mulia yang dengannya Ia mengasihi kita
... Sukacita Kristen adalah keindahan kekudusan yang sangat agung…
Sebagai anak-anak terang, TUHAN ingin kita memupuk roh yang
bersukacita dan berbahagia, agar kita dapat menunjukkan pujian dari Ia
Yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan ke dalam terang-Nya
yang luar biasa.”
E.G.W. (Sons and Daughters of God, June 10)