1. Pelajaran 12 Triwulan IV 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat
diadakan untuk manusia dan bukan manusia
untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga
Tuhan atas hari Sabat.” (1 Korintus 15:58).”
2. Waktu untuk belajar
Waktu untuk menemukan kembali
Waktu untuk menentukan prioritas
Waktu untuk mengenal ALLAH
Waktu untuk berbagi
Umat manusia telah menikmati Sabat sejak
Penciptaan, dan kita akan memeliharanya untuk
selama-lamanya (Kejadian 2:1-3; Yesaya 66:22-23).
Sabat adalah sebuah monumen waktu, ia adalah
pencapaian penting dalam perjalanan yang
mengingatkan kita dari mana kita berasal, di mana
kita berada, dan ke mana kita akan pergi.
Mari kita pelajari bagaimana kita
dapat menggunakan anugerah
yang diberkati dari TUHAN ini.
3. WAKTU UNTUK BELAJAR
“Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang
telah dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:3)
Kisah Penciptaan diakhiri dengan kata-
kata ini. Adam cukup sibuk pada hari
Jumat. Di sisi lain, Hawa hanya
menikmati beberapa jam hari Jumat
bersama suaminya.
Hari penuh pertama mereka bersama
adalah hari yang sangat diberkati.
Sang Pencipta sendiri menguduskan
hari ke-7.
Pada hari itu, mereka belajar
lebih banyak tentang Pencipta
mereka dan ciptaan di sekitar
mereka. Di penghujung hari,
mereka diundang untuk
menghabiskan satu hari penuh
bersama TUHAN pada Sabat
berikutnya (selain pertemuan
malam harian mereka).
Kita masih menerima undangan yang sama
setiap Sabat. Sebuah undangan untuk
menggunakan satu hari penuh untuk belajar
tentang Pencipta kita Yang Mengagumkan.
4. WAKTU UNTUK
MENEMUKAN
KEMBALI
“Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu
kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan
kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu
masing-masing, seorang pun tidak boleh keluar dari
tempatnya pada hari ketujuh itu.” (Keluaran 16:29)
Orang Israel telah dipaksa untuk bekerja pada hari Sabat di
bawah kuk perhambaan Mesir. Setelah membebaskan mereka,
TUHAN ingin mereka menemukan kembali hari Sabat. Ia ingin
mereka menemukan kembali siapa diri-Nya, betapa Ia mengasihi
mereka, dan rencana yang telah Ia buat bagi mereka.
1. Ia menurunkan manna dua kali lipat dari
biasanya setiap Jumat, dan sama sekali tidak
menurunkannya pada hari Sabat.
2. Manna yang dimasak orang pada hari Jumat
masih baik pada hari Sabat. Namun, manna
yang mereka coba simpan di hari lain,
menjadi berulat dan berbau busuk
TUHAN mengundang kita
hari ini untuk menemukan
kembali diri-Nya setiap
Sabat, untuk memahami
karakter-Nya dengan lebih
baik, dan untuk memiliki
hubungan yang lebih erat
dengan-Nya.
TUHAN menggunakan manna untuk mengajar
mereka tentang hari Sabat. Ia melakukan
mujizat ganda setiap Sabat:
5. WAKTU UNTUK
MENENTUKAN
PRIORITAS
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan
tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila
engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan
hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau
menghormatinya dengan tidak menjalankan segala
acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau
berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-
senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau
melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan
kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik
pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah
yang mengatakannya.” (Yesaya 58:13-14)
Ayat ini memanggil kita untuk menikmati hari Sabat dan bersekutu dengan-Nya
serta mengesampingkan diri dan bisnis kita (ayat 13-14).
Sabat membantu kita untuk mengutamakan TUHAN dan menempatkan keperluan
yang lain pada urutan prioritas yang tepat.
TUHAN menjelaskan bahwa pendekatan
yang benar adalah kebalikannya. Kita
harus merawat orang lain dan terlebih
dahulu membantu mereka yang
membutuh-kan, barulah Ia memberkati
kita (ayat 6-12).
Dalam Yesaya 58, TUHAN memanggil
umat-Nya untuk merenungkan kembali
prioritas mereka. Mereka berpuasa dan
meminta TUHAN untuk membuat mereka
makmur, tetapi mereka juga memeras
para pekerja mereka dan menindas
mereka yang tidak berdaya (ayat 1-5).
6. WAKTU UNTUK
MENGENAL
ALLAH
“Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Hari Sabat
diadakan untuk manusia dan
bukan manusia untuk hari
Sabat, jadi Anak Manusia
adalah juga Tuhan atas hari
Sabat.’” (Markus 2:27-28)
Namun, mereka telah membuat Sabat menjadi hari yang penuh beban dengan
aturan-aturan yang mereka buat sendiri.
Yesus menggunakan tindakan dan perkataan-Nya untuk
mengingatkan mereka tentang tujuan sebenarnya dari
hari Sabat. Sabat dijadikan untuk menjadi berkat bagi
kita dan orang di sekitar kita.
Kita didorong untuk lebih bersekutu dengan TUHAN di
hari Sabat lebih daripada hari lainnya. Ketaatan kita
harus merupakan hasil dari rasa syukur atas semua yang
telah Ia lakukan bagi kita.
Hukum ALLAH dibacakan setiap Sabat di
sinagog. Mereka ingin memahami kehendak
ALLAH dengan lebih baik.
7. WAKTU
UNTUK
BERBAGI
“Ketika Paulus dan Barnabas keluar,
mereka diminta untuk berbicara
tentang pokok itu pula pada hari
Sabat berikutnya.” (Kisah 13:42)
Umat Kristen mula-mula memberitakan Injil dalam
pertemuan Sabat mereka. Mereka membuktikan bahwa
YESUS adalah Mesias melalui Kitab Suci dan kesaksian
pribadi mereka (Kisah 13:14-45; 16:13-14; 17:1-5; 18:4).
Selain itu, kita juga dapat
membagikan kebenaran
fundamental dari iman kita dalam
kebaktian khutbah pada hari Sabat.
Kita memiliki kesempatan untuk
membagikan apa yang kita ketahui tentang
Kitab Suci dan YESUS selama belajar
Alkitab di kelas Sekolah Sabat kita.