Perkataan Elifas terhadap penderitaan Ayub menunjukkan ketidakpekaannya terhadap situasi Ayub. Meskipun Elifas mengetahui sifat Allah dengan baik, ia gagal memahami keluhan Ayub dan lebih berfokus pada membenarkan Allah daripada menunjukkan belas kasihan. Kita perlu menggunakan pengampunan dan belas kasihan dalam menghakimi orang lain agar tidak salah menyimpulkan situasi mereka.
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
Pelajaran Sekolah Sabat ke-6 Triwulan 4 2016
1. Lesson 6 for November 5, 2016Adapted from www.fustero.es
2. Marilah kita belajar tentang tanggapan Elifas terhadap
penderitaan Ayub. (Ayub 4 & 5). Benarkah theologi
Elifas? Apakah pemikirannya dapat menghibur Ayub
atau siapapun dalam posisi yang sama seperti Ayub?
1. Pertanyaan-pertanyaan besar.
2. Pandangan Elifas tentang penderitaan:
• Kapankah orang yang tidak berdosa
lenyap? Ayub 4:1-11.
• Manusia dan penciptanya. Ayub 4:12-21.
• “Orang bodoh berakar” Ayub 5.
3. Terburu-buru menyimpulkan.
3. “Sebelum aku tertindas,
aku menyimpang, tetapi
sekarang aku berpegang
pada janji-Mu.”
(Mazmur 119:67)
PERTANYAAN-
PERTANYAAN BESAR
Dari 2 pasal pertama kitab Ayub, kita memelajari
bahwa ada kalanya penderitaan yang diderita
manusia bukanlah akibat dari perbuatannya, adalah
mungkin jika itu merupakan dari bagian dari kerangka
yang melampaui dunia kita: Pertentangan Besar.
Namunpun demikian, Alkitab juga menyatakan
kepada kita bahwa ada penderitaan yang datang oleh
karena akibat suatu perbuatan yang disengaja.
Kadang kala ALLAH menggunakannya untuk membuat
kita menyadari kesalahan kita dan berbalik kepada-
Nya.
ALLAH tidak pernah membuat penderitaan, namun
adakalanya Ia menggunakannya dengan tujuan
memanggil orang berdosa agar mereka dapat
menerima jalan keluar yang Ia sediakan.
4. “Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak
bersalah dan di manakah orang yang jujur
dipunahkan?” (Ayub 4:7)
Para sahabat Ayub datang untuk menghiburnya,
dan mereka tidak mengucapkan sepatah
katapun selama 7 hari.
Lalu, Ayub memecah keheningan itu, namun
para sahabatnya tersebut tidak marah terhadap
keluhannya.
Mereka telah menghiburnya dengan keheningan,
namun sekarang kata-kata mereka menunjukkan
betapa tidak pekanya mereka terhadap
penderitaan yang telah menimpa sahabat
mereka tersebut.
Pada dasarnya, Elifas menyatakan bahwa Ayub
adalah seorang pendosa besar dan karena itulah
ia menderita, menurutnya, orang yang tidak
bersalah tidak akan ditimpa penderitaan.
KAPANAH ORANG
YANG TIDAK
BERDOSA LENYAP?
Hal itu tidak benar. Namunpun demikian, jika memang hal itu benar, saat itu
bukanlah saat yang tepat untuk menunjuk kepada kesalahan Ayub, namun
untuk bersimpati dengannya.
5. “Mungkinkah seorang manusia benar di
hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di
hadapan Penciptanya?” (Ayub 4:17)
Perkataan Elifas membuktikan bahwa ia
mengenal ALLAH dengan baik, lebih dari
sekedar mengetahui tentang Abraham dan
keturunannya. Elifas mengetahui bahwa
ALLAH adalah Maha Benar (Ayub 4:17),
pemberontakan di surga (Ayub 4:18) juga
tentang kesia-siaan hidup (Ayub 4:19-21).
Ia menjelaskan karakter ALLAH dengan
tepat. Permasalahannya adalah ia tidak
memahami dengan benar tentang keluhan
Ayub, karena Ayub tidak menyatakan
bahwa ia lebih benar daripada ALLAH.
Kita mungkin mengetahui kebenaran ALLAH dengan
tepat bahkan kita dapat membuktikan kebenarannya.
Namun itu semua tiada berguna jika kita tidak dapat
memahami penderitaan orang-orang yang ada di
sekeliling kita dan tidak dapat menunjukkan kepada
mereka kasih sejati kita kepada mereka.
MANUSIA DAN
PENCIPTANYA
7. • “Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik;
jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah
tidak ada lagi.” (Mazmur 37:10)
Ayub 5:3
• “Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang
terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.”
(Amsal 26:2)
Ayub 5:6
• “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya
dan meninggikan orang-orang yang rendah.” (Lukas 1:52)
Ayub
5:11-12
• “Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah.
Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat
dalam kecerdikannya’”(1 Korintus 3:19)
Ayub 5:13
“Aku sendiri pernah melihat orang bodoh
berakar, tetapi serta-merta kukutuki tempat
kediamannya.” (Ayub 5:3)
Perkataan Elifas, meskipun tidak tepat diterapkan kepada keadaan Ayub, namun
perkataan tersebut mengandung kebenaran-kebenaran agung yang dapat
ditemukan di seluruh isi Alkitab.
“ORANG BODOH
BERAKAR”
8. • “Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu
akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.”
(Mazmur 34:6)
Ayub 5:15
• “…Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya”
(Ibrani 12:5)
Ayub 5:17
• “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya.”
(Hosea 6:1)
Ayub 5:18
• “untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan
memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.” (Mazmur
33:19)
Ayub 5:20
“Aku sendiri pernah melihat orang bodoh
berakar, tetapi serta-merta kukutuki tempat
kediamannya.” (Ayub 5:3)
Perkataan Elifas, meskipun tidak tepat diterapkan kepada keadaan Ayub, namun
perkataan tersebut mengandung kebenaran-kebenaran agung yang dapat
ditemukan di seluruh isi Alkitab.
“ORANG BODOH
BERAKAR”
9. “Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan
datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia
akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang
akan menerima pujian dari Allah.” (1 Korintus 4:5)
Elifas lebih berpusat dalam membenarkan ALLAH
dalam cara Ia memahami-Nya daripada
menunjukkan belas kasih kepada jiwa yang terluka.
Kita hidup dalam kerangka Pertentangan Besar
seperti yang dialami oleh Ayub, dan kita juga
menerita akibat-akibatnya. Oleh karena itu, kita
membutuhkan kasih sayang dan simpati, bukan
hanya sekedar ceramah .
Kesimpulan (penghakiman) kita akan menjadi salah
jika kita tidak menggunakan pengampunan, jika kita
tidak menggunakannya, akibat-akibat yang serius
akan datang kepada kita. “Sebab penghakiman yang
tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang
tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan
menang atas penghakiman.” (Yakobus 2:13)
TERBURU-BURU MENYIMPULKAN