Dokumen ini membahas tiga konflik utama yang dihadapi gereja perdana yaitu perbedaan personal, tradisi, dan doktrin serta bagaimana mereka menyelesaikannya dengan bimbingan Roh Kudus dan Alkitab. Dokumen ini menyarankan agar konflik di gereja saat ini diselesaikan dengan mendengarkan semua pendapat, mencari petunjuk dari Alkitab dan Roh Kudus, serta membuat keputusan bersama.
1. Pelajaran 7 untuk 17 November 2018
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Galatia 3:27,28
“Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan
Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada
hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena
kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.”
2. PERBEDAAN
PERORANGAN
• Kisah 6:1-7
PERBEDAAN TRADISI
• Kisah 10:1-11:24
PERBDEAAN DOKTRIN
• Kisah 15:1-22
Konflik internal adalah salah satu bahaya terbesar bagi persatuan.
Gereja mula-mula pernah menghadapinya. Namun, mereka mampu
menangani dan mengatasinya sehingga mereka dapat lebih bersatu,
dan Injil tersebar lebih cepat daripada sebelum konflik terjadi.
Apakah yang dapat kita pelajari dari pengalaman mereka untuk
menyelesaikan konflik internal kita saat ini?
3. PERBEDAAN PERORANGAN: PERMASALAHAN
“Pada masa itu, ketika jumlah murid makin
bertambah, timbullah sungut-sungut di antara
orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani
terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian
kepada janda-janda mereka diabaikan dalam
pelayanan sehari-hari.” (Kisah 6:1)
Orang-orang Kristen berbagi semua yang
mereka miliki dengan Gereja, sehingga setiap
kebutuhan pribadi terpenuhi. Tidak ada orang
miskin di Gereja (Kisah 4: 32-34).
Namun, beberapa konflik muncul setelah
beberapa waktu. Sekelompok orang (Yahudi
yang berbahasa Yunani) merasa bahwa mereka
diperlakukan tidak sama dengan orang Yahudi
dari Yudea (Ibrani).
Para rasul memutuskan untuk menghentikan
sikap pilih kasih yang mencolok ini. Mereka
mengerti bahwa pekerjaan penginjilan mereka
akan sangat menurun jika mereka tidak segera
mengatasi masalah semacam ini.
4. PERBEDAAN
PERORANGAN:
SOLUSI
“Karena itu, saudara-saudara, pilihlah
tujuh orang dari antaramu, yang
terkenal baik, dan yang penuh Roh dan
hikmat, supaya kami mengangkat
mereka untuk tugas itu,…” (Kisah 6:3)
Kedua belas rasul memanggil Gereja untuk
mengadakan pertemuan dan mengusulkan sebuah
solusi: untuk membagi pekerjaan dalam dua tim;
Yang melayani Firman dan yang melayani meja.
Gereja menunjuk tujuh orang dengan “reputasi
baik” untuk mengawasi distribusi makanan
(anehnya, mereka berasal dari Yahudi berbahasa
Yunani).
Sekarang lebih banyak orang yang terlibat dalam
melayani Gereja dan sikap pilih kasihpun akhirnya
dihindari. Solusinya didasarkan pada hal berikut:
Pendapat semua orang didengarkan.
Tanggung jawab dikelompokkan.
Gereja memilih orang-orang yang cocok.
5. PERBEDAAN TRADISI: PERMASALAHAN
“Ketika Petrus tiba di Yerusalem,
orang-orang dari golongan yang
bersunat berselisih pendapat
dengan dia. Kata mereka: "Engkau
telah masuk ke rumah orang-orang
yang tidak bersunat dan makan
bersama-sama dengan mereka.”
(Kisah 11:2-3)
Gereja yang mula-mula berpikir bahwa Tuhan ingin
menyelamatkan orang Israel saja. Sehingga orang-orang
dari budaya lain dikucilkan dari keselamatan jika
mereka tidak menjadi orang Yahudi. Mereka bahkan
menolak untuk bergabung dengan orang-orang bukan
Yahudi.
Tuhan campur tangan dengan mengirimkan sebuah
penglihatan kepada Petrus, untuk membujuknya
mengunjungi rumah seorang dari bangsa lain.Gereja di
Yerusalem mengira bahwa Petrus harus ditegur karena
melakukan hal yang mereka anggap sebagai “dosa” itu.
6. PERBEDAAN TRADISI: SOLUSI
"Bolehkah orang mencegah untuk
membaptis orang-orang ini dengan
air, sedangkan mereka telah
menerima Roh Kudus sama seperti
kita?" (Kisah 10:47)
Allah kembali campur tangan untuk
meyakinkan Petrus agar menerima
Kornelius dan keluarganya sebagai bagian
dari Gereja. Mereka dibaptis meskipun
mereka bukan orang Yahudi dan mereka
belum disunat.
Campur tangan langsung dari Roh Kudus.
Penyerahan hati para pemimpin Gereja kepada tuntunan Roh Kudus.
Tetapi Gereja belum siap menerima orang-orang non Yahudi. Petrus harus
menjelaskan secara detail kepada para pemimpin Gereja apa yang telah
terjadi di rumah Kornelius. Solusinya didasarkan pada:
7. IMAN
PERBUATAN
PERBEDAAN DOKTRIN: PERMASALAHAN
“Beberapa orang datang dari Yudea ke
Antiokhia dan mengajarkan kepada
saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu
tidak disunat menurut adat istiadat yang
diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat
diselamatkan." (Kisah 15:1)
Perbedaan budaya yang sama seperti dalam
kasus sebelumnya menghasilkan perselisihan
doktrin tentang sunat.
Apakah sunat fisik adalah suatu kewajiban agar
dapat selamat? Ataukah sunat hati (pertobatan)
cukup agar dapat diselamatkan?
Gereja berkumpul dan kaum Yahudi membela
doktrin mereka dengan kutipan ayat Alkitab.
Petrus menceritakan pengalamannya ketika
membawakan injil kepada Kornelius. Paulus
dan Barnabas membela pendapat mereka
dengan mengatakan keajaiban yang telah
dilakukan TUHAN di antara orang bukan Yahudi.
8. PERBEDAAN DOKTRIN: SOLUSI
“Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan
keputusan kami, supaya kepada kamu jangan
ditanggungkan lebih banyak beban dari pada
yang perlu ini:” (Kisah 15:28)
Gereja membutuhkan perubahan paradigma. Mereka perlu
meninggalkan ritual yang berabad-abad mereka ikuti (karena
tidak lagi berlaku setelah kematian YESUS di kayu Salib) dan
membaca Kitab Suci di bawah bimbingan Roh Kudus.
Para pemimpin Gereja berkumpul.
Semua orang menjelaskan sudut pandang mereka.
Mereka meminta Roh Kudus dan mempelajari Alkitab.
Keputusan itu dibuat dan dituliskan.
Ini adalah masalah yang sulit.
Keselamatan harus menjangkau semua
orang tanpa kecuali. Langkah-langkah
menuju solusi adalah:
9. PENUNTUN UNTUK MENYELESAIKAN KONFLIK
Konflik serius di Gereja mula-mula diatasi oleh kasih, persatuan, kepercayaan,
dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Firman TUHAN dan bimbingan Roh
Kudus.
Pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari pengalaman mereka untuk
menghadapi masalah di Gereja sekarang ini?
Konflik harus disadari dan ditangani dengan
segera.
Satu atau lebih orang ditunjuk untuk mencari
solusi untuk masalah tersebut.
Cerita-cerita dan opini dari mereka yang terlibat
di kedua sisi konflik harus didengarkan.
Alkitab harus menjadi dasar pertimbangan.
Bukti dari pimpinan TUHAN dari kedua pihak
dicari dan disampaikan.
Keputusan harus dikomunikasikan, bersama
dengan alasan untuk keputusan itu.
10. “Jika seorang saudara mengajarkan suatu hal yang salah,
mereka yang berada dalam posisi bertanggung jawab
harus mengetahui dan mengkoreksinya; dan jika dia
mengajarkan kebenaran, mereka harus berdiri di sisinya.
Kita semua harus tahu apa yang diajarkan di antara kita;
karena jika itu benar, kita perlu mengetahuinya. Guru
sekolah Sabat perlu mengetahuinya, dan setiap pelajar
Sekolah Sabat harus memahaminya. Kita semua
berkewajiban kepada TUHAN untuk memahami apa yang
Ia sampaikan kepada kita ... jangan begitu penuh
prasangka sehingga engkau tidak dapat mengakui suatu
hal hanya karena itu tidak sesuai dengan pendapatmu. ”
E.G.W. (Testimonies to Ministers and Gospel Workers, cp. 10, p. 110)