SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  35
Télécharger pour lire hors ligne
TRANSFORMASI CITRA:
PROSES KONVOLUSI
TRANSFORMASI CITRA:
PROSES KONVOLUSI
Bertalya
Universitas Gunadarma
PROSES KONVOLUSIPROSES KONVOLUSI
2
• Formula Konvolusi:
= dummy variable of integration
• Mekanisme konvolusi dalam bentuk integral
ini tidak mudah untuk digambarkan
(Gonzales and Woods, 1992)
Konvolusi pada Domain KontinueKonvolusi pada Domain Kontinue
3
Konvolusi dan Transformasi FourierKonvolusi dan Transformasi Fourier
• Konvolusi merupakan proses penting pada
analisis domain frekwensi karena f(x)*g(x)
dan F(u)G(u) membentuk suatu pasangan
transformasi Fourier (Fourier transform pair)
• Teori konvolusi:
f(x)*g(x) F(u)G(u)
f(x)g(x) F(u)*G(u)
4
Konvolusi pada Domain Diskrit (1)Konvolusi pada Domain Diskrit (1)
5
• Bila A adalah periode dalam diskritisasi f(x) dan B
adalah periode dalam diskritisasi g(x), maka hasil
konvolusi akan mempunyai periode M dimana M=A+B
• Periode f(x) dan g(x) masing-masing dibesarkan
menjadi M dengan menyisipkan 0
f(x) = f(x) bila dan f(x) = 0 bila
g(x) = g(x) bila dan g(x) = 0 bila
• Konvolusi diskrit: (dilakukan melalui proses flip and
shift terhadap fungsi g(x))
Konvolusi pada Domain Diskrit (2):
pendekatan shift kernel operator
Konvolusi pada Domain Diskrit (2):
pendekatan shift kernel operator
f(x) = [0 0 1 2 3 4 0] [ 0 0 1 2 3 4 0 0 0]
g(x) = [-1 4 –1] karena simetri di-flip tetap [-1 4 –1]
[-1 4 –1 0 0 0 0 0 0]
maka f(x)*g(x) =
0x-1 + 0x4 + 1x-1 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = -1
0x0 + 0x-1 + 1x4 + 2X-1 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x0 +0x0 = 2
0x0 + 0x0 + 1x-1 + 2x4 + 3x-1 + 4x0 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = 4
0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x-1 + 3x4 + 4x-1 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = 6
0x0 +0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x-1 + 4x4 + 0x-1 + 0x0 + 0x0 = 13
0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x-1 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = -4
0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x-1 + 0x4 + 0x-1 = 0
0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x-1 + 0x4 = 0
0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x0 + 0x-1 = 0
f(x)*g(x) = [ -1 2 4 6 13 –4 0 0 0]
6
Konvolusi pada Domain Diskrit (3):
Pendekatan Rumus Konvolusi
Konvolusi pada Domain Diskrit (3):
Pendekatan Rumus Konvolusi
7
• Kita lihat kembali rumusan konvolusi:
• f(0) =0; f(1)=0; f(2)=1; f(3)=2; f(4)=3; f(5)=4; f(6)=0; … f(9)=0
g(7)=0; … g(1)=0; g(0)=-1; g(-1)=4; g(-2)=-1;
f(0)*g(0) = f(0)g(0) + f(1)g(-1) + f(2)g(-2) + dst = -1
f(1)*g(1) = f(0)g(1) + f(1)g(0 ) + f(2)g(-1) + dst = 2
f(2)*g(2) = f(0)g(2) + f(1)g(1) + f(2)g(0) + dst = 4
dst.nya hasil yang diperoleh sama dengan cara sebelumnya !
Proses Konvolusi pada Citra 2-DProses Konvolusi pada Citra 2-D
• Bentuk Kontinue dan Diskrit:
8
Ilustrasi konvolusi
9
Contoh : citra f(x,y) berukuran 5 X 5
dengan kernel atau mask 3 X 3
• f(x,y) * g(x,y)
• Operasinya :
Tempatkan kernel pada sudut kiri atas kemudian hitung nilai piksel
pada posisi (0,0) dari kernel
Geser kernel satu piksel ke kanan kemudian hitung nilai piksel
pada posisi (0,0) kernel, begitu seterusnya hingga geser satu piksel
ke bawah, lalu mulai lagi melakukan konvolusi dari sisi kiri citra.
10
• Dengan cara yang sama, setiap baris piksel
dikovolusi
11
Hasil konvolusi :
• Jika nilai piksel (-), nilai tsb dijadikan 0, jika nilai > nilai max gray
level maka dilakukan clipping
• Untuk masalah piksel pinggir, solusi untuk masalah ini adalah :
– Piksel pinggir diabaikan, tidak dikonvolusi
– Duplikasi elemen citra, elemen kolom ke-1 disalin ke kolom M+1,
begitu juga sebaliknya lalu konvolusikan.
– Elemen yang ditandai dengan (?) diasumsikan bernilai 0 atau
konstanta yang lain sehingga konvolusi piksel pinggir dapat dilakukan.
• Konvolusi piksel pinggir tidak memperlihatkan efek yang kasat
mata.
12
Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (1)Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (1)
• Blurring merupakan efek pemerataan (integrasi),
sedangkan deblurring / sharpening / outlining
merupakan efek differensiasi
• Proses blurring dapat diperoleh dengan
mengaplikasikan low pass filter dan sebaliknya,
proses sharpening dapat diperoleh dengan
mengaplikasikan high pass filter
• Filtering akan dipelajari pada proses peningkatan
mutu citra (image enhancement)
13
Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (2)Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (2)
• Contoh efek blurring (bayangkan bila terjadi pada
piksel citra 2-dimensi)
point response function ideal response
(averaging)
deconvolution function
(filtering) 14
• Filter/ mask/ kernel gaussian
15
TRANSFORMASI CITRA
• Mengapa perlu transformasi ?
– Setiap orang pada suatu saat pernah menggunakan suatu teknik
analisis dengan transformasi untuk menyederhanakan
penyelesaian suatu masalah [Brigham,1974]
– Contoh: penyelesaian fungsi y = x/z
• Analisa konvensional : pembagian secara manual
• Analisa transformasi : melakukan transformasi
– log(y) = log(x) – log(z)
– look-up table pengurangan look-up table
• Transformasi juga diperlukan bila kita ingin mengetahui suatu
informasi tertentu yang tidak tersedia sebelumnya
16
Transformasi Citra
• Contoh :
– jika ingin mengetahui informasi frekuensi kita memerlukan
transformasi Fourier
– Jika ingin mengetahui informasi tentang kombinasi skala dan
frekuensi kita memerlukan transformasi wavelet
• Transformasi citra, sesuai namanya, merupakan proses perubahan
bentuk citra untuk mendapatkan suatu informasi tertentu
• Transformasi bisa dibagi menjadi 2 :
– Transformasi piksel/transformasi geometris
– Transformasi ruang/domain/space
17
Transformasi Piksel dan Ruang
• Transformasi piksel masih bermain di ruang/domain yang sama
(domain spasial), hanya posisi piksel yang kadang diubah
• Contoh: rotasi, translasi, scaling, invers, shear, dll.
• Transformasi jenis ini relatif mudah diimplementasikan dan banyak
aplikasi yang dapat melakukannya (Paint, ACDSee, dll)
• Transformasi ruang merupakan proses perubahan citra dari suatu
ruang/domain ke ruang/domain lainnya, contoh: dari ruang spasial
ke ruang frekuensi
• Ada beberapa transformasi ruang yaitu :
– Transformasi Fourier (basis: cos-sin)
– Transformasi Hadamard/Walsh (basis: kolom dan baris yang
ortogonal)
– Transformasi DCT (basis: cos)
18
19
Transformasi Fourier (FT)
• Pada tahun 1822, Joseph Fourier, ahli matematika
dari Prancis menemukan bahwa: setiap fungsi
periodik (sinyal) dapat dibentuk dari penjumlahan
gelombang-gelombang sinus/cosinus.
• Contoh : Sinyal kotak merupakan penjumlahan dari fungsi-
fungsi sinus berikut
f(x) = sin(x) + sin(3x)/3 + sin(5x)/5 +
sin(7x)/7 + sin(9x)/9 …
20
Fungsi kotak sebagai penjumlahan
fungsi-fungsi sinus
• Cobakan juga program matlab berikut untuk melihat
sampai batas n berapa fungsi yang dihasilkan sudah
berbentuk fungsi kotak.
– function kotak(n)
t = 0:pi/200:8*pi;
kot = sin(t);
for i = 3 : 2: n
kot = kot + (sin(i*t))/i;
end
plot(kot)
21
22
Gambar a) n = 1, b) n =3, c) n = 7, d) n = 99
(a)
(c) (d)
(b)
FT - Motivasi
• Jika semua sinyal periodik dapat dinyatakan dalam
penjumlahan fungsi-fungsi sinus-cosinus, pertanyaan
berikutnya yang muncul adalah:
– Jika saya memiliki sebuah sinyal sembarang, bagaimana saya
tahu fungsi-fungsi cos – sin apa yang membentuknya ?
• Atau dengan kata lain
– Berapakah frekuensi yang dominan di sinyal tersebut ?
• Pertanyaan di atas dapat dijawab dengan menghitung
nilai F(u) dari sinyal tersebut. Dari nilai F(u) kemudian
dapat diperoleh kembali sinyal awal dengan menghitung
f(x), menggunakan rumus:
23
Rumus FT – 1 D
• Rumus FT kontinu 1 dimensi
uxjuxuxj
duuxjuFxf
dxuxjxfuF
πππ
π
π
2sin2cos]2exp[:formulasEuler'
]2exp[)()(
]2exp[)()(
−=−
=
−=
∫
∫
∞
∞−
∞
∞−
• Rumus FT diskret 1 dimensi
∑
∑
−
=
−
=
=
−=
1
0
1
0
]/2exp[)(
1
)(
]/2exp[)(
1
)(
N
x
N
x
NuxjuF
N
xf
Nuxjxf
N
uF
π
π
24
Contoh FT 1 D
Contoh berikut diambil dari Polikar
(http://engineering.rowan.edu/~polikar/WAVELETS/WTtutorial.html)
Misalkan kita memiliki sinyal x(t) dengan rumus sbb:
x(t) = cos(2*pi*5*t) + cos(2*pi*10*t) +
cos(2*pi*20*t) + cos(2*pi*50*t)
Sinyal ini memiliki empat komponen frekuensi yaitu
5,10,20,50
25
Contoh sinyal 1 Dimensi x(t)
Gambar sinyal satu
dimensi dengan rumus
x(t)=
cos(2*pi*5*t) +
cos(2*pi*10*t) +
cos(2*pi*20*t) +
cos(2*pi*50*t)
(Sumber: Polikar)
26
FT dari sinyal tersebut
FT dari sinyal tersebut.
Terlihat bahwa FT dapat
menangkap frekuensi-
frekuensi yang dominan
dalam sinyal tersebut, yaitu
5,10, 20, 50
(nilai maksimum F(u) berada
pada angka 5,10, 20, 50)
27
Contoh Penghitungan FT 1 dimensi
(Gonzalez hlm 90-92)
28
jjFF
jjjj
jj
xjxxfF
ffff
NxjNxxf
N
F
ffffcontoh
NuxjNuxxf
N
Nuxjxf
N
uF
x
N
x
N
x
N
x
25.05.0]2[
4
1
)3(25.0]1[
4
1
)2(
25.05.0)2(
4
1
)4432(
4
1
)0(4)01(4)0(3)01(2[
4
1
))]4/2sin()4/2)(cos((
4
1
)1(
25.3)]3()2()1()0([
4
1
))]/02sin()/02)(cos((
1
)0(
4)3(,4)2(,3)1(,2)0(:
))]/2sin()/2)(cos((
1
]/2exp[)(
1
)(
3
0
1
0
1
0
1
0
−−=+−=−=−=
+−=+−=+−−=
++−−+−+−=
−=
=+++=
−=
====
−=−=
∑
∑
∑∑
=
−
=
−
=
−
=
ππ
ππ
πππ
Contoh Penghitungan FT
• Hasil penghitungan FT biasanya mengandung bilangan
real dan imajiner
• Fourier Spectrum didapatkan dari magnitude kedua
bilangan tersebut shg|F(u)| = [R 2(u) + I 2(u)]1/2
• Untuk contoh di halaman sebelumnya, Fourier
Spectrumnya adalah sebagai berikut:
• |F(0)| = 3.25 |F(1)| = [(-0.5)2+(0.25)2]1/2 = 0.5590
• |F(2)| = 0.25 |F(3)| = [(0.5)2+(0.25)2]1/2 = 0.5590
29
Rumus FT – 2 D
• Rumus FT 2 dimensi
kolom)(jumlahcitralebarN
baris)(jumlahcitratinggiM
)]//(2exp[),(),(:
)]//(2exp[),(
1
),(:
1
0
1
0
1
0
1
0
=
=
+=
+−=
∑∑
∑∑
−
=
−
=
−
=
−
=
M
u
N
v
M
x
N
y
NvyMuxjvuFyxfInversFT
NvyMuxjyxf
MN
vuFFT
π
π
30
Contoh FT 2 Dimensi
Sumber: http://www.icaen.uiowa.edu/~dip/LECTURE/LinTransforms.html
31
Untuk menampilkan nilai FT suatu citra, karena keterbatasan display, seringkali
digunakan nilai D(u,v)= c log [1 + |F(u,v)|]
Sifat-sifat FT 2 dimensi
• Separable :
– Pemrosesan FT 2 dimensi dapat dilakukan
dengan melakukan FT 1 dimensi terhadap kolom,
kemudian dilanjutkan dengan FT 1 dimensi
terhadap baris
• Translasi :
]/)(2exp[),(),(
),(]/)(2exp[),(
00
0000
NvyuxjvuFyyxxf
vvuuFNyvxujyxf
+−⇔−−
−−⇔+−
π
π
32
Sifat-sifat FT 2 dimensi
• Periodik
– FT dan IFT bersifat periodik dengan periode N (N
adalah jumlah titik)
• Rotasi
– Jika kita merotasikan f(x,y) sebanyak θ0. maka F(u,x)
juga akan berotasi sebanyak θ0, demikian pula
sebaliknya.
• Distributif
– FT dan IFT bersifat distributif terhadap penjumlahan
tapi tidak terhadap perkalian
33
Sifat-sifat FT 2 dimensi
• Penskalaan
)/,/(
1
),(
),(),(
bvauF
ab
byaxf
vuaFyxaf
⇔
⇔
• Nilai rata-rata
∑ ∑
−
=
−
=
==
1
0
1
0
2
)0,0(
1
),(
1
),(
N
x
N
y
F
N
yxf
N
yxf
34
Fast Fourier Transform (FFT)
• Merupakan algoritma penghitungan yang
mengurangi kompleksitas FT biasa dari N2
menjadi N log2N saja
• Pada implementasinya, FFT merupakan cara
yang umum digunakan untuk menghitung FT
diskret
• InversFT juga dapat dihitung dengan
kompleksitas N log2N (IFFT)
– Di Matlab : fft(x) atau fft2(X) untuk FT dan ifft(x) atau
ifft2(X) untuk invers FT
35

Contenu connexe

Tendances

Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Anindya N. Rafitricia
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
Jamil Sirman
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
nooraisy22
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Rpbowo
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Khubab Basari
 

Tendances (20)

Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
Modul2 metode regula falsi praktikum metode numerik
Modul2 metode regula falsi praktikum metode numerikModul2 metode regula falsi praktikum metode numerik
Modul2 metode regula falsi praktikum metode numerik
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik Trapesium
 
Proyeksi ortogonal
Proyeksi ortogonalProyeksi ortogonal
Proyeksi ortogonal
 
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
 
Rpkps mg1
Rpkps mg1Rpkps mg1
Rpkps mg1
 
Interpolasi linier
Interpolasi linierInterpolasi linier
Interpolasi linier
 
Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistem
 
1 sinyal
1  sinyal1  sinyal
1 sinyal
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
2 pengenalan matlab
2 pengenalan matlab2 pengenalan matlab
2 pengenalan matlab
 
Bahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur TanahBahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur Tanah
 
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
 

Similaire à Transformasi citra

Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tf
khaerul azmi
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasar
Faisal Amir
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Rozaq Fadlli
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Beny Nugraha
 
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptxOperasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
Rizal682472
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi z
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi zPengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi z
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi z
Beny Nugraha
 

Similaire à Transformasi citra (20)

Babiv konvolusi
Babiv konvolusiBabiv konvolusi
Babiv konvolusi
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tf
 
Pcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensiPcd dikawasan frekuensi
Pcd dikawasan frekuensi
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasar
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-6.pdf
 
Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskritKelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
Kelompok 2 kls d. transformasi fourir diskrit
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
 
Makalah metode transformasi
Makalah metode transformasiMakalah metode transformasi
Makalah metode transformasi
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskrit
 
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptxOperasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
Operasi_Ketetanggaan_Piksel.pptx
 
6678 bab ii fungsi
6678 bab ii fungsi6678 bab ii fungsi
6678 bab ii fungsi
 
Integral Tak Tentu
Integral Tak TentuIntegral Tak Tentu
Integral Tak Tentu
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.pptMetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
MetNum3-Sistem_Persamaan_Non_Linier.ppt
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
Nota fungsi
Nota fungsiNota fungsi
Nota fungsi
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi z
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi zPengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi z
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 13&14 - Transformasi z
 
Fourier
FourierFourier
Fourier
 
Deret fourier
Deret fourierDeret fourier
Deret fourier
 

Dernier

Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
LeoRahmanBoyanese
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Novi Cherly
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 

Dernier (20)

MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
 
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 

Transformasi citra

  • 1. TRANSFORMASI CITRA: PROSES KONVOLUSI TRANSFORMASI CITRA: PROSES KONVOLUSI Bertalya Universitas Gunadarma
  • 2. PROSES KONVOLUSIPROSES KONVOLUSI 2 • Formula Konvolusi: = dummy variable of integration • Mekanisme konvolusi dalam bentuk integral ini tidak mudah untuk digambarkan (Gonzales and Woods, 1992)
  • 3. Konvolusi pada Domain KontinueKonvolusi pada Domain Kontinue 3
  • 4. Konvolusi dan Transformasi FourierKonvolusi dan Transformasi Fourier • Konvolusi merupakan proses penting pada analisis domain frekwensi karena f(x)*g(x) dan F(u)G(u) membentuk suatu pasangan transformasi Fourier (Fourier transform pair) • Teori konvolusi: f(x)*g(x) F(u)G(u) f(x)g(x) F(u)*G(u) 4
  • 5. Konvolusi pada Domain Diskrit (1)Konvolusi pada Domain Diskrit (1) 5 • Bila A adalah periode dalam diskritisasi f(x) dan B adalah periode dalam diskritisasi g(x), maka hasil konvolusi akan mempunyai periode M dimana M=A+B • Periode f(x) dan g(x) masing-masing dibesarkan menjadi M dengan menyisipkan 0 f(x) = f(x) bila dan f(x) = 0 bila g(x) = g(x) bila dan g(x) = 0 bila • Konvolusi diskrit: (dilakukan melalui proses flip and shift terhadap fungsi g(x))
  • 6. Konvolusi pada Domain Diskrit (2): pendekatan shift kernel operator Konvolusi pada Domain Diskrit (2): pendekatan shift kernel operator f(x) = [0 0 1 2 3 4 0] [ 0 0 1 2 3 4 0 0 0] g(x) = [-1 4 –1] karena simetri di-flip tetap [-1 4 –1] [-1 4 –1 0 0 0 0 0 0] maka f(x)*g(x) = 0x-1 + 0x4 + 1x-1 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = -1 0x0 + 0x-1 + 1x4 + 2X-1 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x0 +0x0 = 2 0x0 + 0x0 + 1x-1 + 2x4 + 3x-1 + 4x0 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = 4 0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x-1 + 3x4 + 4x-1 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = 6 0x0 +0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x-1 + 4x4 + 0x-1 + 0x0 + 0x0 = 13 0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x-1 + 0x0 + 0x0 + 0x0 = -4 0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x-1 + 0x4 + 0x-1 = 0 0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x-1 + 0x4 = 0 0x0 + 0x0 + 1x0 + 2x0 + 3x0 + 4x0 + 0x0 + 0x0 + 0x-1 = 0 f(x)*g(x) = [ -1 2 4 6 13 –4 0 0 0] 6
  • 7. Konvolusi pada Domain Diskrit (3): Pendekatan Rumus Konvolusi Konvolusi pada Domain Diskrit (3): Pendekatan Rumus Konvolusi 7 • Kita lihat kembali rumusan konvolusi: • f(0) =0; f(1)=0; f(2)=1; f(3)=2; f(4)=3; f(5)=4; f(6)=0; … f(9)=0 g(7)=0; … g(1)=0; g(0)=-1; g(-1)=4; g(-2)=-1; f(0)*g(0) = f(0)g(0) + f(1)g(-1) + f(2)g(-2) + dst = -1 f(1)*g(1) = f(0)g(1) + f(1)g(0 ) + f(2)g(-1) + dst = 2 f(2)*g(2) = f(0)g(2) + f(1)g(1) + f(2)g(0) + dst = 4 dst.nya hasil yang diperoleh sama dengan cara sebelumnya !
  • 8. Proses Konvolusi pada Citra 2-DProses Konvolusi pada Citra 2-D • Bentuk Kontinue dan Diskrit: 8
  • 10. Contoh : citra f(x,y) berukuran 5 X 5 dengan kernel atau mask 3 X 3 • f(x,y) * g(x,y) • Operasinya : Tempatkan kernel pada sudut kiri atas kemudian hitung nilai piksel pada posisi (0,0) dari kernel Geser kernel satu piksel ke kanan kemudian hitung nilai piksel pada posisi (0,0) kernel, begitu seterusnya hingga geser satu piksel ke bawah, lalu mulai lagi melakukan konvolusi dari sisi kiri citra. 10
  • 11. • Dengan cara yang sama, setiap baris piksel dikovolusi 11
  • 12. Hasil konvolusi : • Jika nilai piksel (-), nilai tsb dijadikan 0, jika nilai > nilai max gray level maka dilakukan clipping • Untuk masalah piksel pinggir, solusi untuk masalah ini adalah : – Piksel pinggir diabaikan, tidak dikonvolusi – Duplikasi elemen citra, elemen kolom ke-1 disalin ke kolom M+1, begitu juga sebaliknya lalu konvolusikan. – Elemen yang ditandai dengan (?) diasumsikan bernilai 0 atau konstanta yang lain sehingga konvolusi piksel pinggir dapat dilakukan. • Konvolusi piksel pinggir tidak memperlihatkan efek yang kasat mata. 12
  • 13. Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (1)Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (1) • Blurring merupakan efek pemerataan (integrasi), sedangkan deblurring / sharpening / outlining merupakan efek differensiasi • Proses blurring dapat diperoleh dengan mengaplikasikan low pass filter dan sebaliknya, proses sharpening dapat diperoleh dengan mengaplikasikan high pass filter • Filtering akan dipelajari pada proses peningkatan mutu citra (image enhancement) 13
  • 14. Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (2)Proses Konvolusi dan Dekonvolusi (2) • Contoh efek blurring (bayangkan bila terjadi pada piksel citra 2-dimensi) point response function ideal response (averaging) deconvolution function (filtering) 14
  • 15. • Filter/ mask/ kernel gaussian 15
  • 16. TRANSFORMASI CITRA • Mengapa perlu transformasi ? – Setiap orang pada suatu saat pernah menggunakan suatu teknik analisis dengan transformasi untuk menyederhanakan penyelesaian suatu masalah [Brigham,1974] – Contoh: penyelesaian fungsi y = x/z • Analisa konvensional : pembagian secara manual • Analisa transformasi : melakukan transformasi – log(y) = log(x) – log(z) – look-up table pengurangan look-up table • Transformasi juga diperlukan bila kita ingin mengetahui suatu informasi tertentu yang tidak tersedia sebelumnya 16
  • 17. Transformasi Citra • Contoh : – jika ingin mengetahui informasi frekuensi kita memerlukan transformasi Fourier – Jika ingin mengetahui informasi tentang kombinasi skala dan frekuensi kita memerlukan transformasi wavelet • Transformasi citra, sesuai namanya, merupakan proses perubahan bentuk citra untuk mendapatkan suatu informasi tertentu • Transformasi bisa dibagi menjadi 2 : – Transformasi piksel/transformasi geometris – Transformasi ruang/domain/space 17
  • 18. Transformasi Piksel dan Ruang • Transformasi piksel masih bermain di ruang/domain yang sama (domain spasial), hanya posisi piksel yang kadang diubah • Contoh: rotasi, translasi, scaling, invers, shear, dll. • Transformasi jenis ini relatif mudah diimplementasikan dan banyak aplikasi yang dapat melakukannya (Paint, ACDSee, dll) • Transformasi ruang merupakan proses perubahan citra dari suatu ruang/domain ke ruang/domain lainnya, contoh: dari ruang spasial ke ruang frekuensi • Ada beberapa transformasi ruang yaitu : – Transformasi Fourier (basis: cos-sin) – Transformasi Hadamard/Walsh (basis: kolom dan baris yang ortogonal) – Transformasi DCT (basis: cos) 18
  • 19. 19
  • 20. Transformasi Fourier (FT) • Pada tahun 1822, Joseph Fourier, ahli matematika dari Prancis menemukan bahwa: setiap fungsi periodik (sinyal) dapat dibentuk dari penjumlahan gelombang-gelombang sinus/cosinus. • Contoh : Sinyal kotak merupakan penjumlahan dari fungsi- fungsi sinus berikut f(x) = sin(x) + sin(3x)/3 + sin(5x)/5 + sin(7x)/7 + sin(9x)/9 … 20
  • 21. Fungsi kotak sebagai penjumlahan fungsi-fungsi sinus • Cobakan juga program matlab berikut untuk melihat sampai batas n berapa fungsi yang dihasilkan sudah berbentuk fungsi kotak. – function kotak(n) t = 0:pi/200:8*pi; kot = sin(t); for i = 3 : 2: n kot = kot + (sin(i*t))/i; end plot(kot) 21
  • 22. 22 Gambar a) n = 1, b) n =3, c) n = 7, d) n = 99 (a) (c) (d) (b)
  • 23. FT - Motivasi • Jika semua sinyal periodik dapat dinyatakan dalam penjumlahan fungsi-fungsi sinus-cosinus, pertanyaan berikutnya yang muncul adalah: – Jika saya memiliki sebuah sinyal sembarang, bagaimana saya tahu fungsi-fungsi cos – sin apa yang membentuknya ? • Atau dengan kata lain – Berapakah frekuensi yang dominan di sinyal tersebut ? • Pertanyaan di atas dapat dijawab dengan menghitung nilai F(u) dari sinyal tersebut. Dari nilai F(u) kemudian dapat diperoleh kembali sinyal awal dengan menghitung f(x), menggunakan rumus: 23
  • 24. Rumus FT – 1 D • Rumus FT kontinu 1 dimensi uxjuxuxj duuxjuFxf dxuxjxfuF πππ π π 2sin2cos]2exp[:formulasEuler' ]2exp[)()( ]2exp[)()( −=− = −= ∫ ∫ ∞ ∞− ∞ ∞− • Rumus FT diskret 1 dimensi ∑ ∑ − = − = = −= 1 0 1 0 ]/2exp[)( 1 )( ]/2exp[)( 1 )( N x N x NuxjuF N xf Nuxjxf N uF π π 24
  • 25. Contoh FT 1 D Contoh berikut diambil dari Polikar (http://engineering.rowan.edu/~polikar/WAVELETS/WTtutorial.html) Misalkan kita memiliki sinyal x(t) dengan rumus sbb: x(t) = cos(2*pi*5*t) + cos(2*pi*10*t) + cos(2*pi*20*t) + cos(2*pi*50*t) Sinyal ini memiliki empat komponen frekuensi yaitu 5,10,20,50 25
  • 26. Contoh sinyal 1 Dimensi x(t) Gambar sinyal satu dimensi dengan rumus x(t)= cos(2*pi*5*t) + cos(2*pi*10*t) + cos(2*pi*20*t) + cos(2*pi*50*t) (Sumber: Polikar) 26
  • 27. FT dari sinyal tersebut FT dari sinyal tersebut. Terlihat bahwa FT dapat menangkap frekuensi- frekuensi yang dominan dalam sinyal tersebut, yaitu 5,10, 20, 50 (nilai maksimum F(u) berada pada angka 5,10, 20, 50) 27
  • 28. Contoh Penghitungan FT 1 dimensi (Gonzalez hlm 90-92) 28 jjFF jjjj jj xjxxfF ffff NxjNxxf N F ffffcontoh NuxjNuxxf N Nuxjxf N uF x N x N x N x 25.05.0]2[ 4 1 )3(25.0]1[ 4 1 )2( 25.05.0)2( 4 1 )4432( 4 1 )0(4)01(4)0(3)01(2[ 4 1 ))]4/2sin()4/2)(cos(( 4 1 )1( 25.3)]3()2()1()0([ 4 1 ))]/02sin()/02)(cos(( 1 )0( 4)3(,4)2(,3)1(,2)0(: ))]/2sin()/2)(cos(( 1 ]/2exp[)( 1 )( 3 0 1 0 1 0 1 0 −−=+−=−=−= +−=+−=+−−= ++−−+−+−= −= =+++= −= ==== −=−= ∑ ∑ ∑∑ = − = − = − = ππ ππ πππ
  • 29. Contoh Penghitungan FT • Hasil penghitungan FT biasanya mengandung bilangan real dan imajiner • Fourier Spectrum didapatkan dari magnitude kedua bilangan tersebut shg|F(u)| = [R 2(u) + I 2(u)]1/2 • Untuk contoh di halaman sebelumnya, Fourier Spectrumnya adalah sebagai berikut: • |F(0)| = 3.25 |F(1)| = [(-0.5)2+(0.25)2]1/2 = 0.5590 • |F(2)| = 0.25 |F(3)| = [(0.5)2+(0.25)2]1/2 = 0.5590 29
  • 30. Rumus FT – 2 D • Rumus FT 2 dimensi kolom)(jumlahcitralebarN baris)(jumlahcitratinggiM )]//(2exp[),(),(: )]//(2exp[),( 1 ),(: 1 0 1 0 1 0 1 0 = = += +−= ∑∑ ∑∑ − = − = − = − = M u N v M x N y NvyMuxjvuFyxfInversFT NvyMuxjyxf MN vuFFT π π 30
  • 31. Contoh FT 2 Dimensi Sumber: http://www.icaen.uiowa.edu/~dip/LECTURE/LinTransforms.html 31 Untuk menampilkan nilai FT suatu citra, karena keterbatasan display, seringkali digunakan nilai D(u,v)= c log [1 + |F(u,v)|]
  • 32. Sifat-sifat FT 2 dimensi • Separable : – Pemrosesan FT 2 dimensi dapat dilakukan dengan melakukan FT 1 dimensi terhadap kolom, kemudian dilanjutkan dengan FT 1 dimensi terhadap baris • Translasi : ]/)(2exp[),(),( ),(]/)(2exp[),( 00 0000 NvyuxjvuFyyxxf vvuuFNyvxujyxf +−⇔−− −−⇔+− π π 32
  • 33. Sifat-sifat FT 2 dimensi • Periodik – FT dan IFT bersifat periodik dengan periode N (N adalah jumlah titik) • Rotasi – Jika kita merotasikan f(x,y) sebanyak θ0. maka F(u,x) juga akan berotasi sebanyak θ0, demikian pula sebaliknya. • Distributif – FT dan IFT bersifat distributif terhadap penjumlahan tapi tidak terhadap perkalian 33
  • 34. Sifat-sifat FT 2 dimensi • Penskalaan )/,/( 1 ),( ),(),( bvauF ab byaxf vuaFyxaf ⇔ ⇔ • Nilai rata-rata ∑ ∑ − = − = == 1 0 1 0 2 )0,0( 1 ),( 1 ),( N x N y F N yxf N yxf 34
  • 35. Fast Fourier Transform (FFT) • Merupakan algoritma penghitungan yang mengurangi kompleksitas FT biasa dari N2 menjadi N log2N saja • Pada implementasinya, FFT merupakan cara yang umum digunakan untuk menghitung FT diskret • InversFT juga dapat dihitung dengan kompleksitas N log2N (IFFT) – Di Matlab : fft(x) atau fft2(X) untuk FT dan ifft(x) atau ifft2(X) untuk invers FT 35