1. 1. Jelaskan pengertian desain pesan dan berikan contohnya?
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan
kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk.
Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama
diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran
berprogram
(programmed
instructions).
Selanjutnya, pada
tahun
1969 dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif
tentang desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat
desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning Resource
and Development Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian
tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert
Glaser,
selaku
Direktur
dari Learning
Resource
and Development
Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai
inti dari Teknologi Pendidikan.
Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi
pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan
sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu
metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan
pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain
sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.
Kata desain menunjukkan adanya suatu proses dan suatu hasil.
Sebagai suatu proses, desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis
masalah pembelajaran hingga pemecahan masalah yang diasumsikan dalam
bentuk produk. Produk yang dihasilkan dapat dalam bentuk prototipe, naskah
atau story board, dan sebagainya.
Sedangkan Herbert Simon (Dick dan Ceray, 2006) mengartikan desain
sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
1
2. mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan
sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul
karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu
desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk
memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain
pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat lineal yang diawali dengan
penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rencana untuk merespon
kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya
dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas
rancangan (desain) yang disusun.
Kawasan Desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori
dan praktik, yaitu : (1) Desain Sistem Pembelajaran; (2) Desain Pesan; (3)
Strategi Pembelajaran; (4) Karakteristik Pembelajar.
Mengenai desain pesan, desain pesan dapat diartikan sebagai sebuah
perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi. Hal
tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya serap yang
mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau informasi, agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (dalam Seel &
Richie, 1994) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang
memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.
Contoh Desain Pesan
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual,
urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik
tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa
prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya,
apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu
potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang
pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan,
strategi belajar atau hafalan.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
2
3. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran
Berdasarkan teori belajar kognitif dan teori pemrosesan informasi
serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang dapat
dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima
prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
1) Prinsip kesiapan dan motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran
siswa/peserta belajar memilki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan
fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik.
Kesiapan mental diartikan sebagai kesiapan kemampuan awal, yaitu
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dalam belajar yang dapat
dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu, dalam
menyusun desain pesan, pengajar harus lebih dahulu mengetahui kesiapan
peserta didik melalui tes penjajagan atau tes prasayarat belajar yang diberikan
pada peserta didik. Jika diketahui pengetahuan awal peserta didik belum
mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan/matrikulasi.
Sedangkan kesiapan fisik, berarti bahwa peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan,
sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Misalnya untuk belajar musik peserta didik tidak boleh terganggu
pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan dorongan yang
menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi peserta
didik untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh
karena itu, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya pengajar (guru) berupaya
mendorong
motivasi
peserta
didik
dengan
menunjukkan
pentingnya
mempelajari pesan pembelajaran yang sedang dipelajari.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
3
4. 2) Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian
peserta didik belajar terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil
belajar akan semakin baik. Perhatian memegang peranan penting dalam
kegiatan belajar. Semakin baik perhatian peserta didik, proses dan hasil belajar
akan semakin baik pula.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian peserta
didik antara lain:
-
Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan peserta didik
-
Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan,
dan media-media pembelajaran visual lainnya.
-
Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topiktopik yang sudah dipelajari.
-
Menggunakan musik penyeling
-
Mencipatakan suasana riang
-
Teknik penyajian yang bervariasi
-
Mengurangi bahan/materi yang tidak relevan
3) Prinsip partisipasi aktif peserta didik
Meliputi aktivitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun
fisik. Contoh aktivitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan,
menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktivitas emosional
misalnya semangat, sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan
lain-lain. Contoh aktivitas fisik misalnya melakukan gerak badan seperti kaki,
tangan untuk melakukan keterampilan tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan peserta didik
adalah:
-
Memberikan
pertanyaan-pertanyaan
ketika
proses
pembelajaran
berlangsung.
-
Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan.
-
Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
4
5. -
Membentuk kelompok belajar.
-
Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif.
4) Prinsip Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada peserta didik
mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat
dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik diantaranya dengan
memberikan
soal
atau
pertanyaan
kepada
peserta
didik,
kemudian
memberitahunya dengan benar. Memberikan tugas, kemudian memberitahukan
tugas apakah tugas yang dikerjakan sudah benar. Kembalikan pekerjaan peserta
didik yang telah dikoreksi, dinilai, atau diberi komentar/catatan oleh guru.
5) Prinsip Perulangan
Mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran.
Proses
penguasaan
materi
pembelajaran
memerlukan perulangan, tidak
atau
keterampilan
tertentu
adanya perulangan akan mengakibatkan
informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam ingatan, dan
informasi tersebut mudah dilupakan.
Upaya mengulang informasi dapat dilakukan dengan cara yang sama
dan dengan media yang sama. Misalnya media kaset diputar berulang-ulang,
membaca buku dua atau tiga kali. Perulangan dapat juga dengan cara dan
media yang berbeda pula. Misalnya setelah mendengar metode ceramah, siswa
diminta untuk membaca buku dengan topik yang sama. Penggunaan epitome,
advance organizer, rangkuman, atau kesimpulan.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
5
6. 2. Bagaimanakah hubungan desain pesan dengan desain intructional.
Jelaskan!
Penjelasan:
Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui
belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi
tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977).
Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu: pertama;
ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan
motorik, dan sikap.
Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta
didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari
oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar
mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada
proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang
yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.
Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan
tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah
pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan
kegiatan mengevaluasi hasil belajar (Briggs, 1979 : 20).
Selanjutnya Briggs mengungkapkan desain instruksional sebagai
sebuah praktik menciptakan alat-alat pembelajaran dan konten untuk
membantu memfasilitasi belajar yang paling efektif. Proses tersebut terdiri dari
luas menentukan negara dan kebutuhan pelajaran saat ini, mendefinisikan
tujuan akhir instruksi, dan menciptakan yang sama ‖intervensi‖ untuk
membantu transisi idealnya proses dalam informet oleh pedagogis menguji
teori pembelajaran dan dapat terjadi pada siswa-saja, dibimbing guru atau
communty-pengaturan berbasis. Hasilnya instruksi ini saya secara langsung
diamati dan diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan di
asumsikan.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
6
7. Kaitan antara Desain Pesan dalam Konteks Keseluruhan Komponenkomponen Desain Instructional
Desain merupakan suatu proses pemecahan masalah dengan tujuan
untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Desain pesan merupakan
perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi
antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
perhatian, persepsi dan daya tangkap. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal
mikro, seperti :bahan visual, urutan, dan halam secara terpisah yang bersifat
spesifik,baik tentang media maupun tugas belajarnya. Tujuan setiap Desain
Pesan adalah untuk mengoptimalkan metode pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran dalam hal meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik.
Jadi, hubungan Desain Pesan dengan Desain Instruksional adalah
Desain Pesan dirancang sebagai jawaban dan cara yang efektif untuk mengatasi
berbagai
masalah
dalam
pembelajaran
serta
mengaitkan antara
teori
pembelajaran dan praktik pendidikan. Hal ini didasari oleh hal yang tidak
seharusnya terjadi di banyak sekolah negeri. Banyak peserta didik ternyata
tidak dapat mengembangkan kapasitas belajar mandiri karena gagal dalam
mempelajari apa yang terjadi. Peserta didik cenderung menghentikan
proses
belajarnya ketika sudah keluar dari lembaga pendidikan dan lambat dalam
menyesuaikan diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang dengan cepat.
Desain
Instruksional
disusun
untuk kebutuhan
guru
dalam
melaksanakan tugas mengajarnya yakni bagaimana proses merancang program
pembelajaran untuk membantu proses belajar peserta didik, dengan demikian
perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam
kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
7
8. 3. Jelaskan perbedaan teori deskriptif dan teori preskriptif!
Penjelasan:
Teori deskriptif, dipengaruhi latar belakang dan pengalaman praktis
guru merupakan sumber pengetahuan dalam program dan proses pembelajaran.
Jika salah satu melakukan beberapa tindakan instruksional dalam kondisi
tertentu, maka pengalaman ini mengarah pada penemuan koneksi dari jenis:
jika suatu tindakan instruksional A diterapkan pada kondisi yang, maka hasil
yang muncul, dimana A mungkin merupakan aksi gabungan yang terdiri dari
sejumlah tindakan konstituen.
Teori pembelajaran melandasi proposisi menjadi laporan 'deskriptif
bentuk "jika dan A, maka". …..Sistem verifikasi mengatur proposisi
membentuk teori pembelajaran deskriptif.
Pada prinsipnya, secara logika deskripsi teori pembelajaran sama
dengan teori deskriptif dalam matematika, fisika, biologi, kedokteran, dan
banyak lainnya disiplin, yaitu mewakili proposisi tentang fenomena, atribut,
hubungan mereka, dan sebagainya. apa yang akan terjadi dengan beberapa
objek, atau jika ada kondisi seperti itu dan / atau pengaruh pada obyek di
bawah .
Sebuah preposisi fisika dapat berfungsi sebagai contoh : Jika ada air
dalam Surat "Normal" keadaan cair (kondisi) dan air ini dipanaskan sampai
100 ° C (tindakan A), maka air akan mengubah dirinya menjadi uap (hasil a).
Dalam notasi logika simbolis: a & A α →, dimana simbol & singkatan dari ikat
logis dan dan → simbol singkatan dari ikat logis "jika ... , Kemudian ".
Teori preskriptif adalah sebuah rangkaian dari teori-teori deskriptif
yang mewakili ratusan proposisi yang terorganisir dan memungkinkan kita
untuk memprediksi fenomena- fenomena yang terjadi, sehingga menimbulkan
beberapa tindakan tertentu.
Teori deskriptif harus memiliki seperangkat proposisi yang berbeda
untuk menunjukkan prediksi terhadap berbagai fenomena yang terjadi dalam
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
8
9. kondisi tertentu agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Yaitu
melakukan langkah-langkah dari dua jenis teori yang berbeda, antara lain :
1) proposisi-deskriptif
Memiliki "jika .. . , Maka "struktur logis (jika & A, maka a), proposisi
teori preskriptif memiliki" dalam rangka. . . , Melakukan hal ini struktur
"(dalam rangka untuk mendapatkan kondisi, lakukan A).untuk melihat
kepasifannya; "itu ... , Kemudian "proposisi teori deskriptif mengubah diri
menjadi aktif" dalam rangka ..., melakukan hal ini "agar memperoleh hasil
yang diinginkan.
2) proposisi- preskriptif
Teori preskriptif lebih menyederhanakan instruksi dari satu deskriptif,
yaitu dengan cukup sekali penataan ulang, Bahwa preposisi menghafal
bagi siswa bukan berarti lebih baik 100 persen benar. Misal; proposisi
deskriptif: "Jika seorang siswa berulang kali mengulang pernyataan,
Kemudian diubah menjadi proposisi preskriptif: "Dalam rangka untuk
menghafal pernyataan yang lebih baik, kita harus mengulang berkali-kali."
Maka proposisi ini bukan berarti tidak benar sebagai cara menghafal.
Beberapa faktor yang perlu dipahami selain sekedar mekanisme
menghafal, disebabkan dalam memaknai karakteristik memori, makna
pribadi proposisi, dan beberapa faktor lain, kemampuan konsep
pemahaman akan akan lebih penting dalam penyajian kembali.
Misalnya:
kurangnya pengetahuan tentang arti beberapa kata
salah atau tidak lengkapnya konsep diaktifkan oleh persepsi katakata.
kegagalan struktur sintaksis dari pernyataan
gersang atau miskin bahasa).
Dalam kasus kegagalan siswa untuk memahami sebuah pernyataan,
guru harus melakukan diagnosa analisa
secara psikologis. Dengan
demikian konversi sederhana dari sebuah proposisi deskriptif yang benar
menjadi satu preskriptif tidak dapat menyebabkan proposisi preskriptif
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
9
10. yang benar. Bahkan teori deskriptif koheren yang lengkap instruksi pun,
tidak bisa secara otomatis mengubahnya ke teori preskriptif instruksi.
Program Instruksional
Kelanjutan sebuah program pembelajaran tidak hanya cukup
menggunakan satu teori preskriptif koheren (lengkap instruksi) melainkan
harus di imbangi dengan teori komprehensif instruksi, agar guru sebagai agen
transformator mampu memecahkan masalah-masalah instruksional khusus
hanya dengan mengetahui satu set proposisi teori. (Proses pembelajaran dapat
dilihat sebagai pemecahan serangkaian masalah instruksional tertentu).
Dalam melaksanakan kegiatan mengajar secara efektif, guru bisa
memilih salah satu proposisi program pembelajaran pemecahan masalah
dengan metode pengembangan diri, yaitu: program instruksional (algoritmik
atau non algoritmik) atas dasar dikenal teori pembelajaran deskriptif dan
preskriptif.
Perbedaan
teori
instruksional
deskriptif,
teori
pembelajaran
preskriptif, dan program instruksional. Hal yang membedakan adalah "objek"
yang menyiratkan adanya penciptaan metode dan teori lain yang mendasari
metode tersebut. Teori tentang mendesain teori instruksional adalah teori meta
instruksional. Teori tentang merancang program pembelajaran adalah teori
desain pembelajaran. Sebab teori tentang bagaimana merancang program
pembelajaran tidak menentukan program program pembelajaran, melainkan
merancang, program-program instruksional-yaitu, meta program atau program
pesanan yang lebih tinggi. Pelatihan tentang teori-teori meta dan meta program
sangat penting bagi guru dan dosen dalam meningkatkan efisiensi pendidikan.
Persepsi awal terkesan bahwa teori pembelajaran preskriptif dapat
dikembangkan hanya berdasarkan teori pembelajaran deskriptif (walaupun
tidak bisa hanya disimpulkan dari itu), dan bahwa program instruksional dapat
dikembangkan hanya pada dasar preskriptif teori pembelajaran (meskipun juga
tidak bisa hanya disimpulkan dari itu).
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
10
11. Contoh Preskriptif
Agar mengetahui bagian-bagian telur ayam kampung dan ayam ras, lakukan
kegiatan berikut!
1. Bukalah cangkang telur ayam kampung yang belum direbus.
2. Amati bagian-bagiannya
3. Bandingkan dengan bagian telur ayam yang telah disediakan
4. Lakukan pula pada telur ayam ras dengan cara di atas.
5. Perhatikan bintik kecil pada kuning telur yang warnanya berbeda dengan
warna kuning telur
6. Goyangkan ke kanan dan ke kiri secara pelan-pelan.
7. Perhatikan letak bintik kecil yang terdapat pada kuning telur
8. Catatlah hasil pengamatanmu, dan masukkan ke dalam tabel pengamatan!
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bagian-bagian telur
Cangkang
Membram telur
Membram dalam
Rongga udara
Putih telur
Kuning telur
Tali kuning telur
Sel embrio
Ayam Kampung
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
Ayam Ras
……………………
…….
……………………
…….
……………………
…….
……………………
…….
Berilah tanda (V) apabila ada, dan tanda (-) apabila tidak ada.
Contoh Deskriptif
1.
Jika guru meminta pebelajar menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup, maka
siswa menjawab minimal enam ciri-ciri makhluk hidup.
2.
Jika guru meminta siswa mengamati tumbuhan lumut dan tumbuhan paku,
maka siswa membandingkan minimal tiga hal-hal yang diamati.
3.
Jika (A) pebelajar diminta/disuruh membaca puisi/prosa, maka terjadi
interaksi.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
11
12. Tabel
Perbedaan Teori Deskriptif dan Preskriptif
ASPEK
TEORI BELAJAR
(TEACHING)
TEORI PEMBELAJARAN
(INSTRUCTION)
Konsep
Deskriptif
Preskrptif
Interaksi Guru-Siswa
Mutlak
Tidak Mutlak
Fungsi Teori
Tujuan utama teori belajar
menjelaskan proses belajar
Tujuan utama menetapkan
metode pembelajaran yang
optimal
Menaruh perhatian pada
Mengutamakan pada
hubungan antara variabel
bagaimana seseorang
yang menentukan hasil belajar mempengaruhi orang lain
agar terjadi proses belajar
Tujuan
Hubungan pebelajar
dengan psikologi
Goal free (tergantung
interaksi)
Mengungkapkan hubungan
antara pengalaman guru
dengan proses psiklologis
dalam diri siswa
Goal oriented (matery
learning)
Hubungan antara kegiatan
pembelajaran dengan proses
psikologis siswa
Kedudukan Metode
Pembelajaran
Tidak berurusan dengan
metode pembelajaran.
Harus memasukkan variabel
metode pembelajaran
Teori Formulasi
Jika……maka
Agar……(tujuan) lakukan
Fungsi Media
Fungsi media memudahkan
guru
Fungsi media sebagai
sumber belajar.
Fungsi Guru
Fungsi guru sebagai sumber
belajar Guru penguasa kelas)
Fungsi guru sebagai
fasilitator
Kedudukan Evaluasi
Evaluasi terpisah dari proses
Evaluasi bagian dari integral
proses belajar
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
…
12
13. 4. Jelaskan perbedaan teori algorithmic dan heuristic!
Penjelasan:
Teori Instruksional Algorithmic-Heuristic oleh Lev. N. Landa
Teori Pembelajaran Landa Algo-Heuristic yang kemudian dirujuk
sebagai
Teori
Landamatics
(Metode
Berpikir
Umum)
adalah
teori
pembelajaran yang berbasis proses kognitif yang paling awal muncul.
Fokusnya lebih kepada prosedur yang tidak bisa diamati (proses
kognitif) dibandingkan dengan prosedur yang bisa diamati (perubahan
perilaku). Penekanan metode Landa adalah pada ―operasi motorik‖.
Teori Algo-heuristic merupakan salah satu bagian dari teori belajar
Sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori
sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada
hasil belajar, namun dalam teori sibernetik, yang lebih penting adalah sistem
informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan
menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat
ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses
belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa
sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi
akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi
yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang
berbeda.
Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap
demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Contoh
proses algoritmis adalah: kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, dll.
Sedangkan cara berpikir heuristic adalah cara berpikir divergen, menuju ke
beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung
arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
13
14. cara berpikir heuristic. Contoh proses berpikir heuristic adalah: operasi
pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dll.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang
hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan (dalam istilah teori
sibernetik adalah sistem informasi yang hendak dipelajari) diketahui ciricirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang
teratur, linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat
bila disajikan dalam bentuk ―terbuka‖ dan memberi kebebasan kepada siswa
untuk berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami suatu
rumus matematika, akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus
tersebut
disajikan secara
algoritmik.
Alasannya,
karena
suatu
rumus
matematika biasanya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur
dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk memahami makna suatu
konsep yang lebih luas dan banyak mengandung interpretasi, misalnya konsep
keadilan atau demokrasi, akan lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing
ke arah ―menyebar‖ atau berpikir heuristic, dengan harapan pemahaman
mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatik atau linier.
Berdasarkan uraian di atas, Algorithmic dapat dijelaskan sebagai
suatu mekanikal set dari aturan-aturan, suatu perencanaan operasi yang telah
diset sebelumnya untuk pemecahan suatu masalah, pengambilan keputusan,
dan penyelesaian suatu konflik. Contohnya, melempar satu koin mata uang
adalah suatu algorithmic karena jumlah sisi dari koin dan indikator dari kepala
atau ekor telah ditetapkan dengan jelas sehingga hasilnya dapat diperkirakan
jika koin tersebut dilemparkan.
Sedangkan Heuristic adalah sesuatu yang merupakan pedoman,
petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk
mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Heuristic bagaikan
suatu map (peta buta) yang belum jelas dimana kita dan kemana kita akan
berjalan. Heuristic menstimulasi seseorang untuk belajar lebih dalam untuk
dirinya, seperti bagaimana menuju kota B dari kota A dengan petunjuk map
yang kurang jelas tersebut.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
14
15. Konsep Dasar Teori Pembelajaran Algo-Heuristic
Pembelajaran memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengajarkan pengetahuan tentang fenomena tertentu.
2. Mengembangkan keterampilan untuk menangani fenomena.
3. Membentuk kemampuan dan keterampilan siswa.
4. Melatih kepribadian (disiplin, ketekunan, kontrol diri, dll).
Proses pembelajaran mungkin ingin mencapai beberapa tujuan tetapi pada
kenyataannya
lebih
diarahkan
pada
pengetahuan,
keterampilan,
atau
kemampuan tertentu.
Proses Algoritmik adalah memecah proses kognitif yang kompleks ke operasi
mendasar yang umum untuk menyelesaikan semua masalah.
Proses Heuristic , adalah proses yang terdiri atas operasi yang tidak mendasar
atau operasi mendasar yang tidak umum dalam kondisi yang sama.
5. Jelaskan perbedaan desain pesan dan strategi pembelajaran serta berikan
contohnya!
Penjelasan:
Desain Pesan; yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap. Fleming
dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat
memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berkaitan
dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara
terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas
belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan
akan berbeda, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis
atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer).
Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan
sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
15
16. Strategi Pembelajaran; yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran.
Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen
belajar/mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi
pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan
suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan
jenis belajar yang dikehendaki. Secara khas, strategi pembelajaran berinteraksi
dengan situasi belajar. Situasi-situasi belajar ini sering dinyatakan dalam
model-model
pembelajaran.
Model
pembelajaran
maupun
strategi
pembelajaran yang diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda
tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang diinginkan
(Joyce dan Weil, 1972; Merrill, Tennyson, dan Posey, 1992;
Reigeluth,
1978a).
Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun
kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat
mateteri, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk
mencapai kompetensi pembelajaran.
Kesimpulan:
Desain pesan dan strategi pembelajaran merupakan satu kawasan
dalam teknologi pembelajaran. Yaitu termasuk ke dalam kawasan desain: (1)
Desain sistem pembelajaran, (2) Desain pesan, (3) Strategi pembelajaran (4)
Karakteristik pebelajar.
Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk
dilakukan oleh guru, pada tahapan awal mendesain pesan dimulai dengan
menganalisa pebelajar ( pretest), merumuskan tujuan, menentukan tugas /bahan
ajar dan mendeskripsikan materi dan kerangka konseptual, hal ini agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Dengan mendesain materi
belajar terlebih dahulu, akan memudahkan pengajar dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari
pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
16
17. mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang
disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah
desain bagi khalayak yang dituju. Sedangkan, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6.
Kontribusi
Gagne
dan
Brigg
telah
berjasa
menentukan
model
pembelajaran salah satu diantaranya adalah model pembelajaran
keterampilan intelektual. Jelaskan yang Anda ketahui tentang hal
tersebut dan berikan contohnya!
Penjelasan:
Variasi Pembelajaran
Lima kategori atau domain: informasi verbal, sikap, keterampilan
intelektual, keterampilan motorik, dan strategi kognitif.
Kinerja Kemampuan
Capaian
Belajar
Keterampilan Intelektual
Keterampilan Motorik
Menggunakan konsep dan aturan untuk
memecahkan masalah; menanggapi
rangsangan sebagai kelas yang berbeda
dari mengingat contoh-contoh khusus
Permulaan pergerakan tubuh yang lembut
dan di (dalam) urutan yang sesuai
Informasi verbal
Menyatakan informasi
Strategi kognitif
Memulai solusi baru untuk masalah;
memanfaatkan berbagai cara untuk
mengendalikan seseorang berpikir / proses
pembelajaran
Memilih untuk berperilaku dengan cara
tertentu
Sikap
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
17
18. Subkategori Keterampilan Intelektual :
- Aturan lebih tinggi
- Aturan
- Konsep
- Diskriminasi
- Bentuk dasar pelajaran
Dalam domain keterampilan intelektual, Gagne telah menunjukkan
bahwa prasyarat penting, dan hubungannya satu sama lain dapat digambarkan
dalam bentuk hirarki belajar.
Dua hal tentang hirarki pembelajaran yang harus ditekankan:
1) Membangun sebuah hirarki pembelajaran yang relevan hanya di dalam
domain keterampilan intelektual
2) Sebuah hirarki belajar menunjukkan kemampuan intelektual yang harus
dipelajari, tetapi tidak menunjukkan urutan keterampilan yang dapat
dilakukan setelah dipelajari.
Hirarki belajar menyediakan panduan untuk merencanakan urutan di
mana tujuan harus dicapai. Meskipun hasil analisis dalam membangun hasil
hirarki belajar dari atas ke bawah, dan pelajaran diurutkan dari bawah ke atas.
Meskipun hirarki belajar dapat berfungsi sebagai panduan untuk apa
yang harus dipelajari, ini tidak berarti bahwa urutan pembelajaran tertentu
harus mencakup setiap kompetensi dalam hirarki. Hirarki pembelajaran
memberikan suatu basis untuk menentukan apakah seorang pebelajar telah
tercapai.
Sisi lain penggunaan hirarki belajar adalah untuk menunjukkan tingkat
di bagian bawah dari hirarki sebagai tingkat awal untuk diberikan
pebelajar. Ketika belajar melibatkan dominasi hasil keterampilan intelektual,
perancang biasanya disarankan untuk membuat urutan dasar pembelajaran
prasyarat bagi keterampilan intelektualnya (Gagne & Briggs. 1979).
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
18
19. Jenis keterampilan
Pencapaian
intelektual
Pesanan lebih tinggi dari
aturan
Menghasilkan aturan aturan baru untuk
memecahkan masalah
Peraturan
Menunjukkan penerapan aturan
Konsep yang digambarkan
menggolongkan tujuan, peristiwa, atau
keadaan dengan menggunakan definisi atau
uraian lisan
Mengidentifikasi kejadian dari konsep
dengan menunjukkan contoh
Mewujudkan konsep
Diskriminasi
Membedakan antara rangsangan yang
berbeda sepanjang satu atau lebih ukuran
fisik
Menunjukkan temuan ratarata dari satu rangkaian 2
sampai 9 bilangan bulat
dalam dua digit
Menunjukkan pembagian dua
orang dan tiga digit bilangan
bulat oleh bilangan tunggal
bulat
Menunjukkan
perkalian tunggal bilangan bulat
Menunjukkan hitungan
dari 1 sampai 9
Menunjukkan
penambahan 2
sampai 9 dua digit
bilangan bulat
Menunjukkan
pengurangan
dua digit bilangan
bulat
Gambar. Sebuah hirarki belajar parsial untuk keterampilan intelektual
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
19
20. Dalam gambar tersebut, tujuan terminal "menunjukkan menemukan
rata-rata dari dua sampai sembilan dua digit bilangan bulat." Prasyarat untuk
dapat menambah, menghitung, dan membagi tercantum di bawah tujuan
terminal. Kompetensi, "membagi bilangan bulat dua dan tiga digit bulangan
bulat untuk satu digit bilangan bulat." Memiliki prasyarat "dua-digit bilangan
bulat mengurangi" dan "mengalikan satu digit bilangan bulat.
7. Jelaskan konsep-konsep kunci belajar dengan pendekatan perilaku!
Penjelasan:
Konsep Pembelajaran; menggambarkan cara-cara untuk mengubah perilaku
dengan parameter yang dapat diidentifikasi seperti: satu unit perilaku yang
dianalisis, kondisi yang diperlukan untuk mengubahnya, serta perubahan
sementara/permanen yang akan dihasilkan.
Asosiasi S-R; unit analisis yang berbasis perilaku adalah asosiasi Stimulus dan
Respon.
Contoh:
-
Dalam situasi mengemudi, lampu lalu lintas yang berwarna merah adalah
stimulus,
sedangkan
pengemudi
mobil
yang
menghentikan
laju
kendaraannya, pejalan kaki yang tidak jadi menyeberang jalan adalah
contoh respon.
-
Ketika situasi membaca, kata-kata adalah stimulus sementara membaca
adalah respon.
-
Dalam aritmatika, suatu kolom angka dengan tanda tambah adalah
stimulus sementara menambahkan angka adalah respon.
Kontrol Stimulus: sesungguhnya adanya stimulus tidak serta merta
memunculkan respon. Untuk itu dibutuhkan praktik dan penguatan terhadap
stimulus yang beragam. Kontrol stimulus ini membutuhkan empat prasyarat
kemampuan.
1) Pemilahan: mampu memilah antara stimulus yang satu dengan yang lain.
Misalnya apa maksud lampu merah dan lampu hijau pada lampu lalu
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
20
21. lintas; atau membedakan objek khusus yang berbentuk cair, padat, atau
gas.
2) Generalisasi: respon yang sama mungkin diberikan pada stimulus yang
hampir mirip. Misalnya, benda padat seperti: kayu, besi, baja, adalah sakit
bila dipukulkan ke tubuh.
3) Asosiasi: kemampuan mengenali suatu stimulus dalam bentuk yang
berbeda, sama, atau hampir sama—belumlah cukup. Untuk memudahkan
dapat digunakan asosiasi. Misalnya; ketika mengajar membaca huruf b dan
d mesti diperjelas. Huruf B diasosiasikan dengan Burung dan Huruf D
diasosiasikan dengan Danau.
4) Rangkaian: sebagai unit analisis perubahan perilaku, tiga kemampuan
dasar tersebut mutlak dimiliki dan merupakan satu rangkaian yang
menyatu dan tidak terpisah. Dalam kasus mengemudi, pengemudi harus
dapat memilah warna merah dan hijau, menggeneralisasi kedua warna
tersebut, dan mengasosiasikan lampu merah dengan berhenti dan lampu
hijau diasosiasikan dengan jalan.
•
Konsep Pembelajaran; tidak fokus pada bagaimana terjadinya perubahan
perilaku namun fokusnya adalah teknik apa yang dapat diaplikasikan
untuk menghasilkan perubahan perilaku yang spesifik. Berikut ini adalah
pola perubahan perilaku yang dapat dilakukan.
•
Stimulus Standar (kata-kata, lambang, simbol, gambar); lampu merah,
huruf yang tercetak di kertas, kolom dengan angka, atau objek fisik adalah
penggambaran yang tepat untuk menghentikan mobil, membaca,
menambahkan, atau mengklasifikasikan sesuatu sebagai benda padat.
Stimulus ini baru bisa direspon setelah seseorang mendapatkan
pembelajaran mengenai hal tersebut.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
21
22. Memberi Isyarat; teknik pembelajaran terdiri atas: (1) mencari petunjuk
yang bukan stimulus standar;(2) menggunakan petunjuk ini untuk
memberikan respon yang relevan; (3) mentransfer langsung pada stimulus
standar.
Contoh: petunjuk oral kepada pengemudi pemula untuk berhenti saat
lampu merah adalah sebuah petunjuk. Sebagai respon, ia menghentikan
kendaraan saat lampu merah (stimulus standar). Kemudian tanpa siapapun
mengingatkan, dimanapun ia tetap berhenti ketika lampu merah. Lampu
merah kini mengontrol perilakunya.
•
Inkremental; perubahan perilaku dilakukan melalui tahapan demi tahapan
yang kemudian dipraktikkan bersamaan di akhir.
•
Pembentukan; perubahan perilaku seringkali dimulai secara parsial atau
tidak lengkap maka diperlukan pembentukan terus-menerus.
•
Penghilangan; perubahan perilaku yang baru membutuhkan penghilangan
perilaku tertentu. Pebelajar juga mesti bisa tetap berperilaku sama meski
stimulus standar tidak tersedia.
•
Model Pembelajaran; prinsip umum pengajaran meskipun banyak
berguna tapi tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan pada prinsip umum
pembelajaran.
Pengajar membutuhkan panduan yang lebih spesifik dibandingkan prinsipprinsip umum. Mereka membutuhkan preskripsi konkrit yang dapat
diaplikasikan secara langsung untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya:
mengajat siswa tentang penambahan angka dua digit, membuat kalimat,
dan lainnya.
Untuk itu diperlukan teori pembelajaran berbasis perilaku yang dimulai
dengan penyebutan karakteristik subyek permasalahan dan menganalisis
tujuan. Kemudian penyebutan metode pembelajaran yang tersedia untuk
mengatasi masalah dan mencapai tujuan.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
22
23. Komponen Kemampuan;
1. Pemilahan Stimulus (warna merah dan warna hijau)
2. Generalisasi Stimulus (kedua warna pada lampu lalu lintas)
3. Diferensiasi Respons (merah—mengerem pedal gas, hijau—menekan
pedal gas)
4. Generalisasi Respons (keduanya harus dipatuhi)
5. Asosiasi (merah harus berhenti, hijau boleh jalan)
6. Merangkaikan/Menyatukan (naik mobil, melintas di perempatan, ada
lampu merah, berhenti, meskipun tidak ada polisi atau orang yang
memberitahu)
Kemampuan Mengingat dan Mentransfer:
(dimanapun, kapanpun, tanpa ada siapapun, setiap kali lampu lalu lintas
berwarna merah kendaraan dihentikan).
Tujuan yang hendak dicapai
1. Mengingat fakta
2. Mendefinisikan dan mengilustrasikan konsep
3. Memberikan dan mengaplikasikan penjelasan
4. Mengikuti aturan
5. Memecahkan masalah/menyelesaikan persoalan
Perlakuan Rutin
1. Petunjuk
2. Contoh
3. Prinsip/Aturan
4. Frekuensi dan Variasi Praktik
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
23
24. 8. Menurut Gagne bahwa untuk mengkasifikasikan hasil belajar
berdasarkan tipe kemampuan pebelajar hendaknya lebih jelas, coba
Anda uraikan apa yang dimaksudkan dengan hal tersebut dan berikan
contoh!
Penjelasan:
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar
dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil belajar siswa merupakan perwujudan output suatu proses
yang tidak bisa terlepas dari input proses tersebut (Santyasa, 1999: 48).
Kualitas proses belajar merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap
hasil belajar, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar
juga diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman dari proses belajar mengajar (Sudjana, 2006: 22).
Dalam menjalani kehidupannya, manusia pasti selalu berusaha hidup
kearah yang lebih baik. Untuk menuju kearah yang lebih baik manusia harus
belajar. Belajar dari berbagai hal yang terjadi dalam kehidupannya. Belajar
adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relative
konstan.
Sedangkan pengertian belajar menurut R.Gagne adalah suatu proses
untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan
tingkah laku. Dalam suatu proses belajar manusia memiliki beragam potensi,
karakter, dan kebutuhan yang berbeda dengan manusia yang lainnya. Maka
dari itu tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia pun menjadi beragam.
Berikut merupakan tipe-tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne.
Gagne mencatat ada delapan tipe belajar, yaitu:
1) Belajar Isyarat (signal learning). Ternyata tidak semua reaksi spontan
manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respons. Dalam
konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
24
25. memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh
tangan diangkat kemudian diturunkan.
2) Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respons yang tepat
terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk prilaku tertentushaping. Kondisi yang
diperlukan untuk
berlangsungnya tipe belajar
ini
adalah factor
pengutan(reinforcement). Kemampuan tidak diperoleh dengan tiba-tiba,
akan tetapi melalui latihan-latihan, respon dapat diatur dan dikuasai,
respon diperkuat dengan imbalan atau reword.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau
gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru
memberi pertanyaan kemudian murid menjawab.
3) Belajar merantaikan (chaining) . Tipe belajar ini merupakan cara belajar
dengan membuat gerakan-gerakan motorik, sehingga akhirnya membentuk
rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari
atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk
mencapai tujuannya.
4) Belajar
asosiasi
verbal (verbal
association). Tipe
belajar
verbal
association merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu
objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaiakn sejumlah
kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja
dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat
prosedur dari praktek kayu.
5) Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar discrimination memberikan reaksi yang berbeda-beda pada stimulus yang mempunyai
kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk
pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban
yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam
jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa
menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus,
dsb.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
25
26. 6) Belajar konsep (cocept learning). Belajar mengklasifikasikan stimulus,
atau menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu yang membentuk
suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri).
Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau
juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau
konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7) Belajar dalil (rule learning) tipe belajar learning merupakan tipe belajar
untuk menghasilakan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan
bebrapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam
bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman
kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban
siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi
kesalahannya.
8) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe belajar prolem
solving merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah
untuk memecahkan masalah, sehingga terbenuk kaedah yang lebih tinggi.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan
kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban
atau penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain
mengemukakan
8
tipe
belajar
diatas
Gagne
telah
mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai cirri-ciri sama dalam
satu kategori. Yaitu:
1) Keterampilan intelektual: kemampuan seseorang untuk
berinteraksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata
atau gambar.
2) Informasi verbal: seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu
fakta atau suatu pristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara
menggambar.
3) Strategi kognitif: kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya
sendiri, mengingat dan berfikir.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
26
27. 4) Keterampilan motorik: seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur
dalam urutan tertentu. Cirri khasnya adalah otomatisme, yaitu gerakan
berlangsung secara teratur dalam berjalan dengan lancar dan luwes.
5) Sikap: keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
pilihan-pilihan dalam bertindak.
Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
1) Mengontrol perhatian siswa.
2) Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang
diharapkan guru.
3) Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.
4) Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
5) Memberikan bimbingan belajar.
6) Memberikan umpan balik.
7) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang
telah dicapainya.
8) Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
9) Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktik dan penggunaan
kemampuan yang baru diberikan.
Contoh Aplikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran Matematika
Karakteristik
materi
memerlukan cara belajar
matematika
yang
berjenjang (hirarkis)
yang berjenjang pula. Untuk memahami
suatu konsep dan/atau rumus matematika yang lebih tinggi, diperlukan
pemahaman yang memadai terhadap konsep dan/atau rumus yang ada di
bawahnya.
Gagne
menegaskan perbedaan hasil kemampuan belajar yang
dituliskan pada perbedaan hasil belajar. Apabila hasil belajar ini diharapkan
dan direncanakan, semuanya di jelaskan pada tujuan pelajaran.
Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat memperoleh dan
menguasai kelima kategori kemampuan belajar tersebut di atas, ada sejumlah
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
27
28. kondisi yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Ada kondisi belajar internal
yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar sebelumnya, dan
ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi eksternal
ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk
membelajarkan, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan
sumber belajar.
Berdasarkan
kondisi
internal
dan
eksternal
tersebut,
Gagne
menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Model proses belajar yang
dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan informasi ,
yaitu sebagai berikut:
1) Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf
dan dikenal sebagai informasi.
2) Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibunag, ada yang disimpan
dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori
jangka panjang.
3) Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada
sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Didasarkan
atas
teori
pemrosesan
infromasi
tersebut,
Gane
mengemukakan bahwa suati tindakan belajar meliputi delapan kejadiankejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa dan guru, dan setiap
fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran
siswa.
Tipe-tipe Belajar menurut Robert M. Gagne
Gagne menyusun tipe-tipe belajar berdasarkan hasil belajar yang
diperoleh dan bukan proses belajar yang dilalui peserta didik untuk mencapai
hasil itu. Selain itu, Gagne mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu
berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu tipe belajar yang satu menajdi dasar
atau landasan tipe belajar berikutnya. Dengan demikian, peserta didik yang
tidak menguasai tipe belajar yang terdahulu, akan mengalami kesulitan dalam
mengusai tipe belajar selanjutnya. Selanjutnya Gagne menambahkan bahwa
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
28
29. empat tipe belajar pertama (nomor 1 s/d 4) kurang relevan untuk belajar di
sekolah, sedangkan empat tipe kedua (nomor 5 s/d 8) lebih menonjolkan pada
belajar kognitif yang memang ditonjolkan di sekolah. Untuk lebih jelasnya,
kedelapan tipe belajar ini disajikan dalam tabel berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Tipe Belajar
Belajar
sinyal(signal
learning)
Hasil Belajar
Memberikan reaksi
pada perangsang (SR)
Belajar stimulus
respon(stimulus
response learning)
Belajar merangkai
tingkah laku
(behaviour
chaining learning)
Memberikan
reaksipada
perangsang (S-R)
Menghubungkan
gerakan yang satu
dengan yang lain
Belajar asosiasi
verbal( verbal
chaining learning)
Belajar
diskriminasi(discr
imination
learning)
Memberikan reaksi
verbal pada
stimulus/perangsang
Memberikan reaksi
yang berbeda pada
stimulus-stimulus
yang mempunyai
kesamaan
Belajar
konsep(concept
learning)
Belajar
kaidah(rule
learning)
Belajar
memecahkan
masalah(problem
Menempatkan
obyek-obyek dalam
kelompok tertentu
Menghubungkan
beberapa konsep
Manusia, ikan paus,
kera, anjing, adalah
makhluk menyusui
Benda bulat berguling
pada alas yang miring
Mengembangkan
beberapa kaidah
menjadi prinsip
Menemukan cara
memperoleh energi dari
tenaga atom, tanpa
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
Contoh Prestasi
Guru sejarah yang
galak dikuti oleh siswa
– Siswa tidak suka
sejarah
Gurumemuji tindakan
siswa – Siswa
cenderung mengulang
Membuka pintu mobil –
duduk – kotrol
persneling –
menghidupkan mesin –
menekan kopling –
pesang persneling 1 –
menginjak gas
Nomor teleponmu?
(021) 617812
Menyebutkan merek
mobil-mobil yang lewat
di jalan
29
30. solving)
pemecahan masalah
mencemarkan
lingkungan hidup
Dengan demikian, ada beberapa prinsip pembelajaran dari teori
Gagne, yaitu antara lain berkaitan dengan:
1) perhatian dan motivasi belajar peserta didik,
2) keaktifan belajar dan keterlibatan langsung/pengalaman dalam belajar,
3) pengulangan belajar,
4) tantangan semangat belajar,
5) pemberian umpan balik dan penguatan belajar,
Adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar
Selain itu Gagne juga mementingkan akan adanya penciptaan kondisi
beljaar, termasuk lingkungan belajar, khususnya kondisi yang berbasis media,
yaitu meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada peserta didik dengan
penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasian.
9. Jelaskan model preskriptif dari instruksi Gagne dan Brigg!
Penjelasan:
Karya Robert Gagne dan Leslie Briggs telah memberikan kontribusi
yang besar dalam menjawab tiga pertanyaan:
1) Apa yang diketahui tentang proses belajar manusia yang relevan untuk
pelajaran?
2) Bagaimana bisa bahwa tubuh pengetahuan diselenggarakan untuk aplikasi
oleh desainer dari pelajaran?
3) Apa prosedur harus diikuti dalam menerapkan pengetahuan tentang manusia
belajar desain pelajaran?
Salah satu kontribusi yang paling penting dari Gagne untuk model
preskriptif pelajaran adalah spesifikasi dari apa yang akan diajarkan dalam
rangka untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berbagai keterampilan
diidentifikasi
sebagai
prasyarat
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
harus
dipilih
sebagai
tujuan
yang
30
31. memungkinkan (dan karenanya sebagai bagian dari isi) untuk unit, kursus, atau
pelajaran,
kecuali
jika
peserta
didik
telah
menguasai
keterampilan
prasyarat. Yang penting prasyarat juga membantu mencegah perancang dari
tujuan yang tidak penting untuk urutan pembelajaran yang diberikan.
Urutan Pelajaran
Kontribusi lain penting Gagne untuk model preskriptif pelajaran
adalah bahwa selain menunjukkan apa yang harus diajarkan, hirarki belajar
menyediakan panduan untuk merencanakan urutan di mana tujuan harus
dicapai. Meskipun hasil analisis dalam membangun hasil belajar hirarki dari
atas ke bawah, pelajaran diurutkan dari bawah ke atas.
Dalam hirarki dikembangkan sepenuhnya, pada setiap tingkat,
mungkin ada dua atau lebih kompetensi yang merupakan prasyarat untuk suatu
keterampilan tunggal pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi. Urutan untuk
belajar seperti sekelompok prasyarat (dan dengan demikian urutan untuk
mengajar mereka) tidak mungkin penting asalkan semua prasyarat dikuasai
sebelum pindah ke keterampilan pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya,
prasyarat
untuk
belajar
aturan
menulis
suatu
tujuan
pembelajaran
menggunakan sistem Gagne dan Briggs (Gagne & Briggs 1979 Bab 7) adalah
konsep berikut: situasi, kemampuan belajar, benda, tindakan, dan alat-alat atau
kendala. Urutan di mana masing-masing konsep yang dipelajari tidak penting,
tetapi semua harus dipelajari agar menulis bertujuan untuk mewujudkan
konsep.
Hal lain adalah bahwa kadang-kadang prasyarat bisa diajarkan pada
saat yang sama. Sebagai contoh, konsep-konsep dapat disajikan sebagai contoh
dan bukan contoh satu sama lain (misalnya lintang dan bujur, utara dan selatan,
atas dan bawah, subyek dan predikat). Meskipun hirarki belajar dapat berfungsi
sebagai panduan untuk apa yang harus dipelajari, ini tidak berarti bahwa urutan
pembelajaran
tertentu
harus
mencakup
setiap
kompetensi
dalam
hirarki. Alasannya adalah bahwa beberapa pelajar mungkin sudah belajar
kompetensi dan tidak, hanya ke depan, memerlukan pelajaran sebelum pindah
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
31
32. ke keterampilan lebih rumit yang belum dikuasai. Jadi, hirarki pembelajaran
memberikan suatu basis untuk menentukan apakah seorang pelajar telah
tercapai dan untuk mendiagnosis apakah kompetensi khusus belum dikuasai
maka kekurangan harus diatasi sebelum melanjutkan ke pembelajaran
berikutnya.
Tingkat awal
Sisi lain penggunaan hirarki belajar adalah untuk menunjuk tingkat di
bagian bawah dari hirarki sebagai tingkat pemula untuk diberikan pelajar. Ini
berarti bahwa semua kemampuan di bawah tingkat yang telah dikuasai sebelum
pembelajar dapat memulai urutan pembelajaran tertentu yang mengajarkan
kompetensi di atas tingkat awal. Sebagai contoh, hirarki belajar untuk
memecahkan persamaan aljabar dengan dua cara diketahui akan menunjukkan,
rendah dalam hirarki, bahwa mahasiswa harus sudah menguasai fakta
matematika dasar dan operasi. Kompetensi tersebut akan dianggap sebagai
perilaku tingkat awal untuk pelajaran dalam aljabar.
Walaupun perancang dapat menggunakan beberapa pertimbangan
profesional dalam menentukan tingkat awal pemula seharusnya. Pengujian
harus dilakukan untuk memverifikasi apakah tingkat pemula yang ditunjukkan
sudah benar Jika tidak, perancang mungkin akan menaikkan atau menurunkan
persyaratan tingkat awal.
Deretan pelajaran dalam domain Lain
Ketika belajar melibatkan dominasi hasil keterampilan intelektual,
perancang biasanya disarankan untuk membuat urutan dasar pembelajaran
prasyarat bagi keterampilan intelektual mereka (Gagne
& Briggs.
1979). Walaupun prasyarat penting dapat membentuk dasar bagi banyak urutan
pembelajaran; mendukung prasyarat juga dipertimbangkan. Misalnya, hasil
belajar bahwa seseorang akan memilih naik sepeda daripada mengendarai
mobil untuk menjalankan tugas di lingkungan harus memiliki prasyarat yang
mendukung bahwa orang tersebut tahu bagaimana harus bersepeda.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
32
33. Untuk
mempelajari
keterampilan
motorik,
kadang-kadang
disarankan pertama untuk mengajar aturan bahwa urutan yang diikuti dalam
melaksanakan keterampilan adalah bagian yang membentuk keterampilan
total. Kemudian ketrampilan ini sering diajar terbaik secara terpisah di depan
mereka yang dilatih/dipraktikkan bersama-sama. Seorang pelatih dapat
membelajarkan seorang pemula dalam cara menembak dengan belajar bagian
keterampilan seperti bagaimana dan di mana untuk berdiri, bagaimana langkah,
bagaimana mengenggam ditembakan, di mana untuk menahannya dalam
hubungan dengan kepala, dan bagaimana mengikuti setelah menempatkan
tembakan. Ketika masing-masing bagian keterampilan telah dikuasai, orang
bisa berlatih bersama-sama untuk mempelajari waktu dan irama yang
diperlukan untuk kelancaran keterampilan total.
Untuk belajar informasi verbal, prasyarat yang penting adalah bahwa
orang tersebut memiliki cara untuk berhubungan sebelum informasi belajar
yang baru. Urutan belajar informasi verbal tidak kritis, meskipun mungkin ada
fakta historis dalam urutan kronologis atau sekarang diorganisir sekitar topik
seperti transportasi, pemerintah, dan ekonomi. Poin penting adalah bahwa
pelajar mampu mengintegrasikan fakta-fakta ke dalam kerangka yang memiliki
arti baginya. Tidak peduli apakah kerangkanya adalah garis waktu atau garis
besar topik.
Strategi kognitif mungkin sudah sebagai prasyarat keterampilan
berbagai intelektual. Oleh karena itu, urutan pelajaran yang mengarah ke hasil
strategi kognitif harus mencakup salah satu keterampilan yang sebelumnya
belum pernah diperoleh. Selain itu, mungkin ada informasi mengenai solusi
masalah yang akan memiliki ketegasan Informasi strategi kognitif tertentu
yang harus diperoleh sebelum strategi kognitif bisa dipelajari (Gagne & Briggs,
1979).
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
33
34. Esensial dan Prasyarat Pendukung untuk Lima Jenis Hasil Belajar
Jenis Hasil Belajar
Prasyarat Penting
Keterampilan intelektual
Komponen lebih
sederhana Keterampilan
intelektual (aturan,
konsep, diskriminasi)
maksud/arti secara penuh
di/terorganisir dalam
satuan informasi
Informasi lisan
Strategi kognitif
Keterampilan intelektual
tertentu (?)
Sikap
Keterampilan intelektual
(kadang-kadang)
Informasi lisan
(kadang-kadang)
Bagian keterampilan
(kadang-kadang)
Aturan prosedural
(kadang-kadang)
Keterampilan motorik
Prasyarat
Pendukung
Sikap
Strategi kognitif
Informasi lisan
Keterampilan
bahasa strategi
kognitif
sikap
Keterampilan
intelektual
Informasi lisan
sikap
Sikap lain-lain
Informasi lisan
sikap
DAFTAR RUJUKAN
Anglin, Gary J. 1995. Instructional Technology, Past, Present, and Future,
Second Edition. Englewood-Corolado: Libraries unlimited, INC.
Depdiknas, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Depdiknas.
Depdiknas. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2009-2012. Jakarta.
Finn, J. D. 1960. Technology and the instructional process, Audiovisual
Communication Review, 8(1), 9-10.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
34
35. Hackbarth, Steven, 1996. The Educational Technology Handbook, A
Comprehensive Guide: Process and Product for Learning. Englewood
Cliffs: Educational Technology Publications.
Kemp, J. E., & Smelline, D. C. 1994. Planning, Producing and Using
Instructional Technologies (7th ed.), (New York: Harper Collins).
Isjoni. (2005), ―Mendayagunakan Teknologi Pengajaran‖, (Pekanbaru:
Penerbit Unri Press).
Miarso, Yusufhadi. 2004. “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan”. (Jakarta:
Penerbit Prenada Media).
Purwanto, dkk. 2005. “Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di
Indonesia”. (Jakarta: Pustekkom-Depdiknas).
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., (2000), Instructional technology, The
definition and domains of the field, Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R.
Rahardjo, Yusufhadi Miarso Jakarta: Penerbit IPTPI & LPTK.
Smaldino, S.E., Russell, J., Heinich, R., & Molenda, M. 2004. Instructional
Technology and Media for Learning. (8th ed.). Englewood Cliffs, N.J.:
Prentice Hall.
Suparman, M. Atwi. 2004. “Desain Instruksional”. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Download dokumen:
portal/download/userfiles/file/dokumen%20web/Definisi%20Dan%20Kawasan%
20Teknologi%20pembelajaran.rtf.
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)
35