SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  35
1. Jelaskan pengertian desain pesan dan berikan contohnya?
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan
kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk.
Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama
diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran
berprogram

(programmed

instructions).

Selanjutnya, pada

tahun

1969 dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif
tentang desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat
desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning Resource
and Development Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian
tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert
Glaser,

selaku

Direktur

dari Learning

Resource

and Development

Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai
inti dari Teknologi Pendidikan.
Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi
pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan
sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu
metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan
pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain
sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.
Kata desain menunjukkan adanya suatu proses dan suatu hasil.
Sebagai suatu proses, desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis
masalah pembelajaran hingga pemecahan masalah yang diasumsikan dalam
bentuk produk. Produk yang dihasilkan dapat dalam bentuk prototipe, naskah
atau story board, dan sebagainya.
Sedangkan Herbert Simon (Dick dan Ceray, 2006) mengartikan desain
sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

1
mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan
sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul
karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu
desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk
memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain
pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat lineal yang diawali dengan
penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rencana untuk merespon
kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya
dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas
rancangan (desain) yang disusun.
Kawasan Desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori
dan praktik, yaitu : (1) Desain Sistem Pembelajaran; (2) Desain Pesan; (3)
Strategi Pembelajaran; (4) Karakteristik Pembelajar.
Mengenai desain pesan, desain pesan dapat diartikan sebagai sebuah
perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi. Hal
tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya serap yang
mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau informasi, agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (dalam Seel &
Richie, 1994) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang
memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.

Contoh Desain Pesan
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual,
urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik
tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa
prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya,
apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu
potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang
pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan,
strategi belajar atau hafalan.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

2
Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran
Berdasarkan teori belajar kognitif dan teori pemrosesan informasi
serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang dapat
dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima
prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
1) Prinsip kesiapan dan motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran
siswa/peserta belajar memilki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan
fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik.
Kesiapan mental diartikan sebagai kesiapan kemampuan awal, yaitu
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dalam belajar yang dapat
dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu, dalam
menyusun desain pesan, pengajar harus lebih dahulu mengetahui kesiapan
peserta didik melalui tes penjajagan atau tes prasayarat belajar yang diberikan
pada peserta didik. Jika diketahui pengetahuan awal peserta didik belum
mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan/matrikulasi.
Sedangkan kesiapan fisik, berarti bahwa peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan,
sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Misalnya untuk belajar musik peserta didik tidak boleh terganggu
pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan dorongan yang
menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi peserta
didik untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh
karena itu, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya pengajar (guru) berupaya
mendorong

motivasi

peserta

didik

dengan

menunjukkan

pentingnya

mempelajari pesan pembelajaran yang sedang dipelajari.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

3
2) Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian
peserta didik belajar terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil
belajar akan semakin baik. Perhatian memegang peranan penting dalam
kegiatan belajar. Semakin baik perhatian peserta didik, proses dan hasil belajar
akan semakin baik pula.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian peserta
didik antara lain:
-

Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan peserta didik

-

Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan,
dan media-media pembelajaran visual lainnya.

-

Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topiktopik yang sudah dipelajari.

-

Menggunakan musik penyeling

-

Mencipatakan suasana riang

-

Teknik penyajian yang bervariasi

-

Mengurangi bahan/materi yang tidak relevan

3) Prinsip partisipasi aktif peserta didik
Meliputi aktivitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun
fisik. Contoh aktivitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan,
menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktivitas emosional
misalnya semangat, sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan
lain-lain. Contoh aktivitas fisik misalnya melakukan gerak badan seperti kaki,
tangan untuk melakukan keterampilan tertentu.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan peserta didik
adalah:
-

Memberikan

pertanyaan-pertanyaan

ketika

proses

pembelajaran

berlangsung.
-

Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan.

-

Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

4
-

Membentuk kelompok belajar.

-

Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif.

4) Prinsip Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada peserta didik
mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat
dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik diantaranya dengan
memberikan

soal

atau

pertanyaan

kepada

peserta

didik,

kemudian

memberitahunya dengan benar. Memberikan tugas, kemudian memberitahukan
tugas apakah tugas yang dikerjakan sudah benar. Kembalikan pekerjaan peserta
didik yang telah dikoreksi, dinilai, atau diberi komentar/catatan oleh guru.

5) Prinsip Perulangan
Mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran.
Proses

penguasaan

materi

pembelajaran

memerlukan perulangan, tidak

atau

keterampilan

tertentu

adanya perulangan akan mengakibatkan

informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam ingatan, dan
informasi tersebut mudah dilupakan.
Upaya mengulang informasi dapat dilakukan dengan cara yang sama
dan dengan media yang sama. Misalnya media kaset diputar berulang-ulang,
membaca buku dua atau tiga kali. Perulangan dapat juga dengan cara dan
media yang berbeda pula. Misalnya setelah mendengar metode ceramah, siswa
diminta untuk membaca buku dengan topik yang sama. Penggunaan epitome,
advance organizer, rangkuman, atau kesimpulan.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

5
2. Bagaimanakah hubungan desain pesan dengan desain intructional.
Jelaskan!
Penjelasan:
Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui
belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi
tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977).
Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu: pertama;
ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan
motorik, dan sikap.
Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta
didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari
oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar
mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada
proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang
yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.
Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan
tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah
pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan
kegiatan mengevaluasi hasil belajar (Briggs, 1979 : 20).
Selanjutnya Briggs mengungkapkan desain instruksional sebagai
sebuah praktik menciptakan alat-alat pembelajaran dan konten untuk
membantu memfasilitasi belajar yang paling efektif. Proses tersebut terdiri dari
luas menentukan negara dan kebutuhan pelajaran saat ini, mendefinisikan
tujuan akhir instruksi, dan menciptakan yang sama ‖intervensi‖ untuk
membantu transisi idealnya proses dalam informet oleh pedagogis menguji
teori pembelajaran dan dapat terjadi pada siswa-saja, dibimbing guru atau
communty-pengaturan berbasis. Hasilnya instruksi ini saya secara langsung
diamati dan diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan di
asumsikan.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

6
Kaitan antara Desain Pesan dalam Konteks Keseluruhan Komponenkomponen Desain Instructional
Desain merupakan suatu proses pemecahan masalah dengan tujuan
untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Desain pesan merupakan
perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi
antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
perhatian, persepsi dan daya tangkap. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal
mikro, seperti :bahan visual, urutan, dan halam secara terpisah yang bersifat
spesifik,baik tentang media maupun tugas belajarnya. Tujuan setiap Desain
Pesan adalah untuk mengoptimalkan metode pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran dalam hal meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik.
Jadi, hubungan Desain Pesan dengan Desain Instruksional adalah
Desain Pesan dirancang sebagai jawaban dan cara yang efektif untuk mengatasi
berbagai

masalah

dalam

pembelajaran

serta

mengaitkan antara

teori

pembelajaran dan praktik pendidikan. Hal ini didasari oleh hal yang tidak
seharusnya terjadi di banyak sekolah negeri. Banyak peserta didik ternyata
tidak dapat mengembangkan kapasitas belajar mandiri karena gagal dalam
mempelajari apa yang terjadi. Peserta didik cenderung menghentikan

proses

belajarnya ketika sudah keluar dari lembaga pendidikan dan lambat dalam
menyesuaikan diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang dengan cepat.
Desain

Instruksional

disusun

untuk kebutuhan

guru

dalam

melaksanakan tugas mengajarnya yakni bagaimana proses merancang program
pembelajaran untuk membantu proses belajar peserta didik, dengan demikian
perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam
kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

7
3. Jelaskan perbedaan teori deskriptif dan teori preskriptif!
Penjelasan:
Teori deskriptif, dipengaruhi latar belakang dan pengalaman praktis
guru merupakan sumber pengetahuan dalam program dan proses pembelajaran.
Jika salah satu melakukan beberapa tindakan instruksional dalam kondisi
tertentu, maka pengalaman ini mengarah pada penemuan koneksi dari jenis:
jika suatu tindakan instruksional A diterapkan pada kondisi yang, maka hasil
yang muncul, dimana A mungkin merupakan aksi gabungan yang terdiri dari
sejumlah tindakan konstituen.
Teori pembelajaran melandasi proposisi menjadi laporan 'deskriptif
bentuk "jika dan A, maka". …..Sistem verifikasi mengatur proposisi
membentuk teori pembelajaran deskriptif.
Pada prinsipnya, secara logika deskripsi teori pembelajaran sama
dengan teori deskriptif dalam matematika, fisika, biologi, kedokteran, dan
banyak lainnya disiplin, yaitu mewakili proposisi tentang fenomena, atribut,
hubungan mereka, dan sebagainya. apa yang akan terjadi dengan beberapa
objek, atau jika ada kondisi seperti itu dan / atau pengaruh pada obyek di
bawah .
Sebuah preposisi fisika dapat berfungsi sebagai contoh : Jika ada air
dalam Surat "Normal" keadaan cair (kondisi) dan air ini dipanaskan sampai
100 ° C (tindakan A), maka air akan mengubah dirinya menjadi uap (hasil a).
Dalam notasi logika simbolis: a & A α →, dimana simbol & singkatan dari ikat
logis dan dan → simbol singkatan dari ikat logis "jika ... , Kemudian ".
Teori preskriptif adalah sebuah rangkaian dari teori-teori deskriptif
yang mewakili ratusan proposisi yang terorganisir dan memungkinkan kita
untuk memprediksi fenomena- fenomena yang terjadi, sehingga menimbulkan
beberapa tindakan tertentu.
Teori deskriptif harus memiliki seperangkat proposisi yang berbeda
untuk menunjukkan prediksi terhadap berbagai fenomena yang terjadi dalam

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

8
kondisi tertentu agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Yaitu
melakukan langkah-langkah dari dua jenis teori yang berbeda, antara lain :
1) proposisi-deskriptif
Memiliki "jika .. . , Maka "struktur logis (jika & A, maka a), proposisi
teori preskriptif memiliki" dalam rangka. . . , Melakukan hal ini struktur
"(dalam rangka untuk mendapatkan kondisi, lakukan A).untuk melihat
kepasifannya; "itu ... , Kemudian "proposisi teori deskriptif mengubah diri
menjadi aktif" dalam rangka ..., melakukan hal ini "agar memperoleh hasil
yang diinginkan.
2) proposisi- preskriptif
Teori preskriptif lebih menyederhanakan instruksi dari satu deskriptif,
yaitu dengan cukup sekali penataan ulang, Bahwa preposisi menghafal
bagi siswa bukan berarti lebih baik 100 persen benar. Misal; proposisi
deskriptif: "Jika seorang siswa berulang kali mengulang pernyataan,
Kemudian diubah menjadi proposisi preskriptif: "Dalam rangka untuk
menghafal pernyataan yang lebih baik, kita harus mengulang berkali-kali."
Maka proposisi ini bukan berarti tidak benar sebagai cara menghafal.
Beberapa faktor yang perlu dipahami selain sekedar mekanisme
menghafal, disebabkan dalam memaknai karakteristik memori, makna
pribadi proposisi, dan beberapa faktor lain, kemampuan konsep
pemahaman akan akan lebih penting dalam penyajian kembali.
Misalnya:
kurangnya pengetahuan tentang arti beberapa kata
salah atau tidak lengkapnya konsep diaktifkan oleh persepsi katakata.
kegagalan struktur sintaksis dari pernyataan
gersang atau miskin bahasa).
Dalam kasus kegagalan siswa untuk memahami sebuah pernyataan,
guru harus melakukan diagnosa analisa

secara psikologis. Dengan

demikian konversi sederhana dari sebuah proposisi deskriptif yang benar
menjadi satu preskriptif tidak dapat menyebabkan proposisi preskriptif

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

9
yang benar. Bahkan teori deskriptif koheren yang lengkap instruksi pun,
tidak bisa secara otomatis mengubahnya ke teori preskriptif instruksi.

Program Instruksional
Kelanjutan sebuah program pembelajaran tidak hanya cukup
menggunakan satu teori preskriptif koheren (lengkap instruksi) melainkan
harus di imbangi dengan teori komprehensif instruksi, agar guru sebagai agen
transformator mampu memecahkan masalah-masalah instruksional khusus
hanya dengan mengetahui satu set proposisi teori. (Proses pembelajaran dapat
dilihat sebagai pemecahan serangkaian masalah instruksional tertentu).
Dalam melaksanakan kegiatan mengajar secara efektif, guru bisa
memilih salah satu proposisi program pembelajaran pemecahan masalah
dengan metode pengembangan diri, yaitu: program instruksional (algoritmik
atau non algoritmik) atas dasar dikenal teori pembelajaran deskriptif dan
preskriptif.
Perbedaan

teori

instruksional

deskriptif,

teori

pembelajaran

preskriptif, dan program instruksional. Hal yang membedakan adalah "objek"
yang menyiratkan adanya penciptaan metode dan teori lain yang mendasari
metode tersebut. Teori tentang mendesain teori instruksional adalah teori meta
instruksional. Teori tentang merancang program pembelajaran adalah teori
desain pembelajaran. Sebab teori tentang bagaimana merancang program
pembelajaran tidak menentukan program program pembelajaran, melainkan
merancang, program-program instruksional-yaitu, meta program atau program
pesanan yang lebih tinggi. Pelatihan tentang teori-teori meta dan meta program
sangat penting bagi guru dan dosen dalam meningkatkan efisiensi pendidikan.
Persepsi awal terkesan bahwa teori pembelajaran preskriptif dapat
dikembangkan hanya berdasarkan teori pembelajaran deskriptif (walaupun
tidak bisa hanya disimpulkan dari itu), dan bahwa program instruksional dapat
dikembangkan hanya pada dasar preskriptif teori pembelajaran (meskipun juga
tidak bisa hanya disimpulkan dari itu).

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

10
Contoh Preskriptif
Agar mengetahui bagian-bagian telur ayam kampung dan ayam ras, lakukan
kegiatan berikut!
1. Bukalah cangkang telur ayam kampung yang belum direbus.
2. Amati bagian-bagiannya
3. Bandingkan dengan bagian telur ayam yang telah disediakan
4. Lakukan pula pada telur ayam ras dengan cara di atas.
5. Perhatikan bintik kecil pada kuning telur yang warnanya berbeda dengan
warna kuning telur
6. Goyangkan ke kanan dan ke kiri secara pelan-pelan.
7. Perhatikan letak bintik kecil yang terdapat pada kuning telur
8. Catatlah hasil pengamatanmu, dan masukkan ke dalam tabel pengamatan!
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bagian-bagian telur
Cangkang
Membram telur
Membram dalam
Rongga udara
Putih telur
Kuning telur
Tali kuning telur
Sel embrio

Ayam Kampung
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………

Ayam Ras
……………………
…….
……………………
…….
……………………
…….
……………………
…….

Berilah tanda (V) apabila ada, dan tanda (-) apabila tidak ada.
Contoh Deskriptif
1.

Jika guru meminta pebelajar menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup, maka
siswa menjawab minimal enam ciri-ciri makhluk hidup.

2.

Jika guru meminta siswa mengamati tumbuhan lumut dan tumbuhan paku,
maka siswa membandingkan minimal tiga hal-hal yang diamati.

3.

Jika (A) pebelajar diminta/disuruh membaca puisi/prosa, maka terjadi
interaksi.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

11
Tabel

Perbedaan Teori Deskriptif dan Preskriptif
ASPEK

TEORI BELAJAR
(TEACHING)

TEORI PEMBELAJARAN
(INSTRUCTION)

Konsep

Deskriptif

Preskrptif

Interaksi Guru-Siswa

Mutlak

Tidak Mutlak

Fungsi Teori

Tujuan utama teori belajar
menjelaskan proses belajar

Tujuan utama menetapkan
metode pembelajaran yang
optimal

Menaruh perhatian pada
Mengutamakan pada
hubungan antara variabel
bagaimana seseorang
yang menentukan hasil belajar mempengaruhi orang lain
agar terjadi proses belajar

Tujuan
Hubungan pebelajar
dengan psikologi

Goal free (tergantung
interaksi)
Mengungkapkan hubungan
antara pengalaman guru
dengan proses psiklologis
dalam diri siswa

Goal oriented (matery
learning)
Hubungan antara kegiatan
pembelajaran dengan proses
psikologis siswa

Kedudukan Metode
Pembelajaran

Tidak berurusan dengan
metode pembelajaran.

Harus memasukkan variabel
metode pembelajaran

Teori Formulasi

Jika……maka

Agar……(tujuan) lakukan

Fungsi Media

Fungsi media memudahkan
guru

Fungsi media sebagai
sumber belajar.

Fungsi Guru

Fungsi guru sebagai sumber
belajar Guru penguasa kelas)

Fungsi guru sebagai
fasilitator

Kedudukan Evaluasi

Evaluasi terpisah dari proses

Evaluasi bagian dari integral
proses belajar

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

…

12
4. Jelaskan perbedaan teori algorithmic dan heuristic!
Penjelasan:
Teori Instruksional Algorithmic-Heuristic oleh Lev. N. Landa
Teori Pembelajaran Landa Algo-Heuristic yang kemudian dirujuk
sebagai

Teori

Landamatics

(Metode

Berpikir

Umum)

adalah

teori

pembelajaran yang berbasis proses kognitif yang paling awal muncul.
Fokusnya lebih kepada prosedur yang tidak bisa diamati (proses
kognitif) dibandingkan dengan prosedur yang bisa diamati (perubahan
perilaku). Penekanan metode Landa adalah pada ―operasi motorik‖.
Teori Algo-heuristic merupakan salah satu bagian dari teori belajar
Sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori
sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada
hasil belajar, namun dalam teori sibernetik, yang lebih penting adalah sistem
informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan
menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat
ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses
belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa
sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi
akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi
yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang
berbeda.
Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap
demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Contoh
proses algoritmis adalah: kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, dll.
Sedangkan cara berpikir heuristic adalah cara berpikir divergen, menuju ke
beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung
arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

13
cara berpikir heuristic. Contoh proses berpikir heuristic adalah: operasi
pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dll.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang
hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan (dalam istilah teori
sibernetik adalah sistem informasi yang hendak dipelajari) diketahui ciricirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang
teratur, linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat
bila disajikan dalam bentuk ―terbuka‖ dan memberi kebebasan kepada siswa
untuk berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami suatu
rumus matematika, akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus
tersebut

disajikan secara

algoritmik.

Alasannya,

karena

suatu

rumus

matematika biasanya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur
dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk memahami makna suatu
konsep yang lebih luas dan banyak mengandung interpretasi, misalnya konsep
keadilan atau demokrasi, akan lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing
ke arah ―menyebar‖ atau berpikir heuristic, dengan harapan pemahaman
mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatik atau linier.
Berdasarkan uraian di atas, Algorithmic dapat dijelaskan sebagai
suatu mekanikal set dari aturan-aturan, suatu perencanaan operasi yang telah
diset sebelumnya untuk pemecahan suatu masalah, pengambilan keputusan,
dan penyelesaian suatu konflik. Contohnya, melempar satu koin mata uang
adalah suatu algorithmic karena jumlah sisi dari koin dan indikator dari kepala
atau ekor telah ditetapkan dengan jelas sehingga hasilnya dapat diperkirakan
jika koin tersebut dilemparkan.
Sedangkan Heuristic adalah sesuatu yang merupakan pedoman,
petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk
mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Heuristic bagaikan
suatu map (peta buta) yang belum jelas dimana kita dan kemana kita akan
berjalan. Heuristic menstimulasi seseorang untuk belajar lebih dalam untuk
dirinya, seperti bagaimana menuju kota B dari kota A dengan petunjuk map
yang kurang jelas tersebut.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

14
Konsep Dasar Teori Pembelajaran Algo-Heuristic
Pembelajaran memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengajarkan pengetahuan tentang fenomena tertentu.
2. Mengembangkan keterampilan untuk menangani fenomena.
3. Membentuk kemampuan dan keterampilan siswa.
4. Melatih kepribadian (disiplin, ketekunan, kontrol diri, dll).
Proses pembelajaran mungkin ingin mencapai beberapa tujuan tetapi pada
kenyataannya

lebih

diarahkan

pada

pengetahuan,

keterampilan,

atau

kemampuan tertentu.
Proses Algoritmik adalah memecah proses kognitif yang kompleks ke operasi
mendasar yang umum untuk menyelesaikan semua masalah.
Proses Heuristic , adalah proses yang terdiri atas operasi yang tidak mendasar
atau operasi mendasar yang tidak umum dalam kondisi yang sama.

5. Jelaskan perbedaan desain pesan dan strategi pembelajaran serta berikan
contohnya!
Penjelasan:
Desain Pesan; yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap. Fleming
dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat
memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berkaitan
dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara
terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas
belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan
akan berbeda, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis
atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer).
Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan
sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

15
Strategi Pembelajaran; yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran.
Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen
belajar/mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi
pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan
suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan
jenis belajar yang dikehendaki. Secara khas, strategi pembelajaran berinteraksi
dengan situasi belajar. Situasi-situasi belajar ini sering dinyatakan dalam
model-model

pembelajaran.

Model

pembelajaran

maupun

strategi

pembelajaran yang diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda
tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang diinginkan
(Joyce dan Weil, 1972; Merrill, Tennyson, dan Posey, 1992;

Reigeluth,

1978a).
Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun
kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat
mateteri, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk
mencapai kompetensi pembelajaran.

Kesimpulan:
Desain pesan dan strategi pembelajaran merupakan satu kawasan
dalam teknologi pembelajaran. Yaitu termasuk ke dalam kawasan desain: (1)
Desain sistem pembelajaran, (2) Desain pesan, (3) Strategi pembelajaran (4)
Karakteristik pebelajar.
Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk
dilakukan oleh guru, pada tahapan awal mendesain pesan dimulai dengan
menganalisa pebelajar ( pretest), merumuskan tujuan, menentukan tugas /bahan
ajar dan mendeskripsikan materi dan kerangka konseptual, hal ini agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Dengan mendesain materi
belajar terlebih dahulu, akan memudahkan pengajar dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari
pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

16
mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang
disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah
desain bagi khalayak yang dituju. Sedangkan, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.

6.

Kontribusi

Gagne

dan

Brigg

telah

berjasa

menentukan

model

pembelajaran salah satu diantaranya adalah model pembelajaran
keterampilan intelektual. Jelaskan yang Anda ketahui tentang hal
tersebut dan berikan contohnya!
Penjelasan:
Variasi Pembelajaran
Lima kategori atau domain: informasi verbal, sikap, keterampilan
intelektual, keterampilan motorik, dan strategi kognitif.

Kinerja Kemampuan

Capaian

Belajar
Keterampilan Intelektual

Keterampilan Motorik

Menggunakan konsep dan aturan untuk
memecahkan masalah; menanggapi
rangsangan sebagai kelas yang berbeda
dari mengingat contoh-contoh khusus
Permulaan pergerakan tubuh yang lembut
dan di (dalam) urutan yang sesuai

Informasi verbal

Menyatakan informasi

Strategi kognitif

Memulai solusi baru untuk masalah;
memanfaatkan berbagai cara untuk
mengendalikan seseorang berpikir / proses
pembelajaran
Memilih untuk berperilaku dengan cara
tertentu

Sikap

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

17
Subkategori Keterampilan Intelektual :
- Aturan lebih tinggi
- Aturan
- Konsep
- Diskriminasi
- Bentuk dasar pelajaran
Dalam domain keterampilan intelektual, Gagne telah menunjukkan
bahwa prasyarat penting, dan hubungannya satu sama lain dapat digambarkan
dalam bentuk hirarki belajar.
Dua hal tentang hirarki pembelajaran yang harus ditekankan:
1) Membangun sebuah hirarki pembelajaran yang relevan hanya di dalam
domain keterampilan intelektual
2) Sebuah hirarki belajar menunjukkan kemampuan intelektual yang harus
dipelajari, tetapi tidak menunjukkan urutan keterampilan yang dapat
dilakukan setelah dipelajari.
Hirarki belajar menyediakan panduan untuk merencanakan urutan di
mana tujuan harus dicapai. Meskipun hasil analisis dalam membangun hasil
hirarki belajar dari atas ke bawah, dan pelajaran diurutkan dari bawah ke atas.
Meskipun hirarki belajar dapat berfungsi sebagai panduan untuk apa
yang harus dipelajari, ini tidak berarti bahwa urutan pembelajaran tertentu
harus mencakup setiap kompetensi dalam hirarki. Hirarki pembelajaran
memberikan suatu basis untuk menentukan apakah seorang pebelajar telah
tercapai.
Sisi lain penggunaan hirarki belajar adalah untuk menunjukkan tingkat
di bagian bawah dari hirarki sebagai tingkat awal untuk diberikan
pebelajar. Ketika belajar melibatkan dominasi hasil keterampilan intelektual,
perancang biasanya disarankan untuk membuat urutan dasar pembelajaran
prasyarat bagi keterampilan intelektualnya (Gagne & Briggs. 1979).

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

18
Jenis keterampilan

Pencapaian

intelektual
Pesanan lebih tinggi dari
aturan

Menghasilkan aturan aturan baru untuk
memecahkan masalah

Peraturan

Menunjukkan penerapan aturan

Konsep yang digambarkan

menggolongkan tujuan, peristiwa, atau
keadaan dengan menggunakan definisi atau
uraian lisan
Mengidentifikasi kejadian dari konsep
dengan menunjukkan contoh

Mewujudkan konsep
Diskriminasi

Membedakan antara rangsangan yang
berbeda sepanjang satu atau lebih ukuran
fisik

Menunjukkan temuan ratarata dari satu rangkaian 2
sampai 9 bilangan bulat
dalam dua digit

Menunjukkan pembagian dua
orang dan tiga digit bilangan
bulat oleh bilangan tunggal
bulat

Menunjukkan
perkalian tunggal bilangan bulat

Menunjukkan hitungan
dari 1 sampai 9

Menunjukkan
penambahan 2
sampai 9 dua digit
bilangan bulat

Menunjukkan
pengurangan
dua digit bilangan
bulat

Gambar. Sebuah hirarki belajar parsial untuk keterampilan intelektual

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

19
Dalam gambar tersebut, tujuan terminal "menunjukkan menemukan
rata-rata dari dua sampai sembilan dua digit bilangan bulat." Prasyarat untuk
dapat menambah, menghitung, dan membagi tercantum di bawah tujuan
terminal. Kompetensi, "membagi bilangan bulat dua dan tiga digit bulangan
bulat untuk satu digit bilangan bulat." Memiliki prasyarat "dua-digit bilangan
bulat mengurangi" dan "mengalikan satu digit bilangan bulat.

7. Jelaskan konsep-konsep kunci belajar dengan pendekatan perilaku!
Penjelasan:
Konsep Pembelajaran; menggambarkan cara-cara untuk mengubah perilaku
dengan parameter yang dapat diidentifikasi seperti: satu unit perilaku yang
dianalisis, kondisi yang diperlukan untuk mengubahnya, serta perubahan
sementara/permanen yang akan dihasilkan.
Asosiasi S-R; unit analisis yang berbasis perilaku adalah asosiasi Stimulus dan
Respon.
Contoh:
-

Dalam situasi mengemudi, lampu lalu lintas yang berwarna merah adalah
stimulus,

sedangkan

pengemudi

mobil

yang

menghentikan

laju

kendaraannya, pejalan kaki yang tidak jadi menyeberang jalan adalah
contoh respon.
-

Ketika situasi membaca, kata-kata adalah stimulus sementara membaca
adalah respon.

-

Dalam aritmatika, suatu kolom angka dengan tanda tambah adalah
stimulus sementara menambahkan angka adalah respon.

Kontrol Stimulus: sesungguhnya adanya stimulus tidak serta merta
memunculkan respon. Untuk itu dibutuhkan praktik dan penguatan terhadap
stimulus yang beragam. Kontrol stimulus ini membutuhkan empat prasyarat
kemampuan.
1) Pemilahan: mampu memilah antara stimulus yang satu dengan yang lain.
Misalnya apa maksud lampu merah dan lampu hijau pada lampu lalu

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

20
lintas; atau membedakan objek khusus yang berbentuk cair, padat, atau
gas.
2) Generalisasi: respon yang sama mungkin diberikan pada stimulus yang
hampir mirip. Misalnya, benda padat seperti: kayu, besi, baja, adalah sakit
bila dipukulkan ke tubuh.
3) Asosiasi: kemampuan mengenali suatu stimulus dalam bentuk yang
berbeda, sama, atau hampir sama—belumlah cukup. Untuk memudahkan
dapat digunakan asosiasi. Misalnya; ketika mengajar membaca huruf b dan
d mesti diperjelas. Huruf B diasosiasikan dengan Burung dan Huruf D
diasosiasikan dengan Danau.
4) Rangkaian: sebagai unit analisis perubahan perilaku, tiga kemampuan
dasar tersebut mutlak dimiliki dan merupakan satu rangkaian yang
menyatu dan tidak terpisah. Dalam kasus mengemudi, pengemudi harus
dapat memilah warna merah dan hijau, menggeneralisasi kedua warna
tersebut, dan mengasosiasikan lampu merah dengan berhenti dan lampu
hijau diasosiasikan dengan jalan.
•

Konsep Pembelajaran; tidak fokus pada bagaimana terjadinya perubahan
perilaku namun fokusnya adalah teknik apa yang dapat diaplikasikan
untuk menghasilkan perubahan perilaku yang spesifik. Berikut ini adalah
pola perubahan perilaku yang dapat dilakukan.

•

Stimulus Standar (kata-kata, lambang, simbol, gambar); lampu merah,
huruf yang tercetak di kertas, kolom dengan angka, atau objek fisik adalah
penggambaran yang tepat untuk menghentikan mobil, membaca,
menambahkan, atau mengklasifikasikan sesuatu sebagai benda padat.
Stimulus ini baru bisa direspon setelah seseorang mendapatkan
pembelajaran mengenai hal tersebut.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

21
Memberi Isyarat; teknik pembelajaran terdiri atas: (1) mencari petunjuk
yang bukan stimulus standar;(2) menggunakan petunjuk ini untuk
memberikan respon yang relevan; (3) mentransfer langsung pada stimulus
standar.
Contoh: petunjuk oral kepada pengemudi pemula untuk berhenti saat
lampu merah adalah sebuah petunjuk. Sebagai respon, ia menghentikan
kendaraan saat lampu merah (stimulus standar). Kemudian tanpa siapapun
mengingatkan, dimanapun ia tetap berhenti ketika lampu merah. Lampu
merah kini mengontrol perilakunya.
•

Inkremental; perubahan perilaku dilakukan melalui tahapan demi tahapan
yang kemudian dipraktikkan bersamaan di akhir.

•

Pembentukan; perubahan perilaku seringkali dimulai secara parsial atau
tidak lengkap maka diperlukan pembentukan terus-menerus.

•

Penghilangan; perubahan perilaku yang baru membutuhkan penghilangan
perilaku tertentu. Pebelajar juga mesti bisa tetap berperilaku sama meski
stimulus standar tidak tersedia.

•

Model Pembelajaran; prinsip umum pengajaran meskipun banyak
berguna tapi tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan pada prinsip umum
pembelajaran.
Pengajar membutuhkan panduan yang lebih spesifik dibandingkan prinsipprinsip umum. Mereka membutuhkan preskripsi konkrit yang dapat
diaplikasikan secara langsung untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya:
mengajat siswa tentang penambahan angka dua digit, membuat kalimat,
dan lainnya.
Untuk itu diperlukan teori pembelajaran berbasis perilaku yang dimulai
dengan penyebutan karakteristik subyek permasalahan dan menganalisis
tujuan. Kemudian penyebutan metode pembelajaran yang tersedia untuk
mengatasi masalah dan mencapai tujuan.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

22
Komponen Kemampuan;
1. Pemilahan Stimulus (warna merah dan warna hijau)
2. Generalisasi Stimulus (kedua warna pada lampu lalu lintas)
3. Diferensiasi Respons (merah—mengerem pedal gas, hijau—menekan
pedal gas)
4. Generalisasi Respons (keduanya harus dipatuhi)
5. Asosiasi (merah harus berhenti, hijau boleh jalan)
6. Merangkaikan/Menyatukan (naik mobil, melintas di perempatan, ada
lampu merah, berhenti, meskipun tidak ada polisi atau orang yang
memberitahu)

Kemampuan Mengingat dan Mentransfer:
(dimanapun, kapanpun, tanpa ada siapapun, setiap kali lampu lalu lintas
berwarna merah kendaraan dihentikan).

Tujuan yang hendak dicapai
1. Mengingat fakta
2. Mendefinisikan dan mengilustrasikan konsep
3. Memberikan dan mengaplikasikan penjelasan
4. Mengikuti aturan
5. Memecahkan masalah/menyelesaikan persoalan

Perlakuan Rutin
1. Petunjuk
2. Contoh
3. Prinsip/Aturan
4. Frekuensi dan Variasi Praktik

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

23
8. Menurut Gagne bahwa untuk mengkasifikasikan hasil belajar
berdasarkan tipe kemampuan pebelajar hendaknya lebih jelas, coba
Anda uraikan apa yang dimaksudkan dengan hal tersebut dan berikan
contoh!

Penjelasan:
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar
dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil belajar siswa merupakan perwujudan output suatu proses
yang tidak bisa terlepas dari input proses tersebut (Santyasa, 1999: 48).
Kualitas proses belajar merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap
hasil belajar, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar
juga diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman dari proses belajar mengajar (Sudjana, 2006: 22).
Dalam menjalani kehidupannya, manusia pasti selalu berusaha hidup
kearah yang lebih baik. Untuk menuju kearah yang lebih baik manusia harus
belajar. Belajar dari berbagai hal yang terjadi dalam kehidupannya. Belajar
adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relative
konstan.
Sedangkan pengertian belajar menurut R.Gagne adalah suatu proses
untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan
tingkah laku. Dalam suatu proses belajar manusia memiliki beragam potensi,
karakter, dan kebutuhan yang berbeda dengan manusia yang lainnya. Maka
dari itu tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia pun menjadi beragam.
Berikut merupakan tipe-tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne.
Gagne mencatat ada delapan tipe belajar, yaitu:
1) Belajar Isyarat (signal learning). Ternyata tidak semua reaksi spontan
manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respons. Dalam
konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang
Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

24
memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh
tangan diangkat kemudian diturunkan.
2) Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respons yang tepat
terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk prilaku tertentushaping. Kondisi yang
diperlukan untuk

berlangsungnya tipe belajar

ini

adalah factor

pengutan(reinforcement). Kemampuan tidak diperoleh dengan tiba-tiba,
akan tetapi melalui latihan-latihan, respon dapat diatur dan dikuasai,
respon diperkuat dengan imbalan atau reword.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau
gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru
memberi pertanyaan kemudian murid menjawab.
3) Belajar merantaikan (chaining) . Tipe belajar ini merupakan cara belajar
dengan membuat gerakan-gerakan motorik, sehingga akhirnya membentuk
rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari
atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk
mencapai tujuannya.
4) Belajar

asosiasi

verbal (verbal

association). Tipe

belajar

verbal

association merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu
objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaiakn sejumlah
kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja
dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat
prosedur dari praktek kayu.
5) Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar discrimination memberikan reaksi yang berbeda-beda pada stimulus yang mempunyai
kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk
pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban
yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam
jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa
menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus,
dsb.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

25
6) Belajar konsep (cocept learning). Belajar mengklasifikasikan stimulus,
atau menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu yang membentuk
suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri).
Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau
juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau
konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7) Belajar dalil (rule learning) tipe belajar learning merupakan tipe belajar
untuk menghasilakan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan
bebrapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam
bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman
kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban
siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi
kesalahannya.
8) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe belajar prolem
solving merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah
untuk memecahkan masalah, sehingga terbenuk kaedah yang lebih tinggi.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan
kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban
atau penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain

mengemukakan

8

tipe

belajar

diatas

Gagne

telah

mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai cirri-ciri sama dalam
satu kategori. Yaitu:
1) Keterampilan intelektual: kemampuan seseorang untuk

berinteraksi

dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata
atau gambar.
2) Informasi verbal: seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu
fakta atau suatu pristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara
menggambar.
3) Strategi kognitif: kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya
sendiri, mengingat dan berfikir.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

26
4) Keterampilan motorik: seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur
dalam urutan tertentu. Cirri khasnya adalah otomatisme, yaitu gerakan
berlangsung secara teratur dalam berjalan dengan lancar dan luwes.
5) Sikap: keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
pilihan-pilihan dalam bertindak.
Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
1) Mengontrol perhatian siswa.
2) Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang
diharapkan guru.
3) Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.
4) Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
5) Memberikan bimbingan belajar.
6) Memberikan umpan balik.
7) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang
telah dicapainya.
8) Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
9) Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktik dan penggunaan
kemampuan yang baru diberikan.

Contoh Aplikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran Matematika
Karakteristik

materi

memerlukan cara belajar

matematika

yang

berjenjang (hirarkis)

yang berjenjang pula. Untuk memahami

suatu konsep dan/atau rumus matematika yang lebih tinggi, diperlukan
pemahaman yang memadai terhadap konsep dan/atau rumus yang ada di
bawahnya.
Gagne

menegaskan perbedaan hasil kemampuan belajar yang

dituliskan pada perbedaan hasil belajar. Apabila hasil belajar ini diharapkan
dan direncanakan, semuanya di jelaskan pada tujuan pelajaran.
Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat memperoleh dan
menguasai kelima kategori kemampuan belajar tersebut di atas, ada sejumlah

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

27
kondisi yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Ada kondisi belajar internal
yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar sebelumnya, dan
ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi eksternal
ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk
membelajarkan, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan
sumber belajar.
Berdasarkan

kondisi

internal

dan

eksternal

tersebut,

Gagne

menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Model proses belajar yang
dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan informasi ,
yaitu sebagai berikut:
1) Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf
dan dikenal sebagai informasi.
2) Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibunag, ada yang disimpan
dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori
jangka panjang.
3) Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada
sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Didasarkan

atas

teori

pemrosesan

infromasi

tersebut,

Gane

mengemukakan bahwa suati tindakan belajar meliputi delapan kejadiankejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa dan guru, dan setiap
fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran
siswa.

Tipe-tipe Belajar menurut Robert M. Gagne
Gagne menyusun tipe-tipe belajar berdasarkan hasil belajar yang
diperoleh dan bukan proses belajar yang dilalui peserta didik untuk mencapai
hasil itu. Selain itu, Gagne mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu
berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu tipe belajar yang satu menajdi dasar
atau landasan tipe belajar berikutnya. Dengan demikian, peserta didik yang
tidak menguasai tipe belajar yang terdahulu, akan mengalami kesulitan dalam
mengusai tipe belajar selanjutnya. Selanjutnya Gagne menambahkan bahwa

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

28
empat tipe belajar pertama (nomor 1 s/d 4) kurang relevan untuk belajar di
sekolah, sedangkan empat tipe kedua (nomor 5 s/d 8) lebih menonjolkan pada
belajar kognitif yang memang ditonjolkan di sekolah. Untuk lebih jelasnya,
kedelapan tipe belajar ini disajikan dalam tabel berikut:

No
1

2

3

4

5

6

7

8

Tipe Belajar
Belajar
sinyal(signal
learning)

Hasil Belajar
Memberikan reaksi
pada perangsang (SR)

Belajar stimulus
respon(stimulus
response learning)
Belajar merangkai
tingkah laku
(behaviour
chaining learning)

Memberikan
reaksipada
perangsang (S-R)
Menghubungkan
gerakan yang satu
dengan yang lain

Belajar asosiasi
verbal( verbal
chaining learning)
Belajar
diskriminasi(discr
imination
learning)

Memberikan reaksi
verbal pada
stimulus/perangsang
Memberikan reaksi
yang berbeda pada
stimulus-stimulus
yang mempunyai
kesamaan

Belajar
konsep(concept
learning)
Belajar
kaidah(rule
learning)
Belajar
memecahkan
masalah(problem

Menempatkan
obyek-obyek dalam
kelompok tertentu
Menghubungkan
beberapa konsep

Manusia, ikan paus,
kera, anjing, adalah
makhluk menyusui
Benda bulat berguling
pada alas yang miring

Mengembangkan
beberapa kaidah
menjadi prinsip

Menemukan cara
memperoleh energi dari
tenaga atom, tanpa

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

Contoh Prestasi
Guru sejarah yang
galak dikuti oleh siswa
– Siswa tidak suka
sejarah
Gurumemuji tindakan
siswa – Siswa
cenderung mengulang
Membuka pintu mobil –
duduk – kotrol
persneling –
menghidupkan mesin –
menekan kopling –
pesang persneling 1 –
menginjak gas
Nomor teleponmu?
(021) 617812
Menyebutkan merek
mobil-mobil yang lewat
di jalan

29
solving)

pemecahan masalah

mencemarkan
lingkungan hidup

Dengan demikian, ada beberapa prinsip pembelajaran dari teori
Gagne, yaitu antara lain berkaitan dengan:
1) perhatian dan motivasi belajar peserta didik,
2) keaktifan belajar dan keterlibatan langsung/pengalaman dalam belajar,
3) pengulangan belajar,
4) tantangan semangat belajar,
5) pemberian umpan balik dan penguatan belajar,

Adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar
Selain itu Gagne juga mementingkan akan adanya penciptaan kondisi
beljaar, termasuk lingkungan belajar, khususnya kondisi yang berbasis media,
yaitu meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada peserta didik dengan
penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasian.

9. Jelaskan model preskriptif dari instruksi Gagne dan Brigg!
Penjelasan:
Karya Robert Gagne dan Leslie Briggs telah memberikan kontribusi
yang besar dalam menjawab tiga pertanyaan:
1) Apa yang diketahui tentang proses belajar manusia yang relevan untuk
pelajaran?
2) Bagaimana bisa bahwa tubuh pengetahuan diselenggarakan untuk aplikasi
oleh desainer dari pelajaran?
3) Apa prosedur harus diikuti dalam menerapkan pengetahuan tentang manusia
belajar desain pelajaran?
Salah satu kontribusi yang paling penting dari Gagne untuk model
preskriptif pelajaran adalah spesifikasi dari apa yang akan diajarkan dalam
rangka untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berbagai keterampilan
diidentifikasi

sebagai

prasyarat

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

harus

dipilih

sebagai

tujuan

yang

30
memungkinkan (dan karenanya sebagai bagian dari isi) untuk unit, kursus, atau
pelajaran,

kecuali

jika

peserta

didik

telah

menguasai

keterampilan

prasyarat. Yang penting prasyarat juga membantu mencegah perancang dari
tujuan yang tidak penting untuk urutan pembelajaran yang diberikan.
Urutan Pelajaran
Kontribusi lain penting Gagne untuk model preskriptif pelajaran
adalah bahwa selain menunjukkan apa yang harus diajarkan, hirarki belajar
menyediakan panduan untuk merencanakan urutan di mana tujuan harus
dicapai. Meskipun hasil analisis dalam membangun hasil belajar hirarki dari
atas ke bawah, pelajaran diurutkan dari bawah ke atas.
Dalam hirarki dikembangkan sepenuhnya, pada setiap tingkat,
mungkin ada dua atau lebih kompetensi yang merupakan prasyarat untuk suatu
keterampilan tunggal pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi. Urutan untuk
belajar seperti sekelompok prasyarat (dan dengan demikian urutan untuk
mengajar mereka) tidak mungkin penting asalkan semua prasyarat dikuasai
sebelum pindah ke keterampilan pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya,
prasyarat

untuk

belajar

aturan

menulis

suatu

tujuan

pembelajaran

menggunakan sistem Gagne dan Briggs (Gagne & Briggs 1979 Bab 7) adalah
konsep berikut: situasi, kemampuan belajar, benda, tindakan, dan alat-alat atau
kendala. Urutan di mana masing-masing konsep yang dipelajari tidak penting,
tetapi semua harus dipelajari agar menulis bertujuan untuk mewujudkan
konsep.
Hal lain adalah bahwa kadang-kadang prasyarat bisa diajarkan pada
saat yang sama. Sebagai contoh, konsep-konsep dapat disajikan sebagai contoh
dan bukan contoh satu sama lain (misalnya lintang dan bujur, utara dan selatan,
atas dan bawah, subyek dan predikat). Meskipun hirarki belajar dapat berfungsi
sebagai panduan untuk apa yang harus dipelajari, ini tidak berarti bahwa urutan
pembelajaran

tertentu

harus

mencakup

setiap

kompetensi

dalam

hirarki. Alasannya adalah bahwa beberapa pelajar mungkin sudah belajar
kompetensi dan tidak, hanya ke depan, memerlukan pelajaran sebelum pindah

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

31
ke keterampilan lebih rumit yang belum dikuasai. Jadi, hirarki pembelajaran
memberikan suatu basis untuk menentukan apakah seorang pelajar telah
tercapai dan untuk mendiagnosis apakah kompetensi khusus belum dikuasai
maka kekurangan harus diatasi sebelum melanjutkan ke pembelajaran
berikutnya.

Tingkat awal
Sisi lain penggunaan hirarki belajar adalah untuk menunjuk tingkat di
bagian bawah dari hirarki sebagai tingkat pemula untuk diberikan pelajar. Ini
berarti bahwa semua kemampuan di bawah tingkat yang telah dikuasai sebelum
pembelajar dapat memulai urutan pembelajaran tertentu yang mengajarkan
kompetensi di atas tingkat awal. Sebagai contoh, hirarki belajar untuk
memecahkan persamaan aljabar dengan dua cara diketahui akan menunjukkan,
rendah dalam hirarki, bahwa mahasiswa harus sudah menguasai fakta
matematika dasar dan operasi. Kompetensi tersebut akan dianggap sebagai
perilaku tingkat awal untuk pelajaran dalam aljabar.
Walaupun perancang dapat menggunakan beberapa pertimbangan
profesional dalam menentukan tingkat awal pemula seharusnya. Pengujian
harus dilakukan untuk memverifikasi apakah tingkat pemula yang ditunjukkan
sudah benar Jika tidak, perancang mungkin akan menaikkan atau menurunkan
persyaratan tingkat awal.

Deretan pelajaran dalam domain Lain
Ketika belajar melibatkan dominasi hasil keterampilan intelektual,
perancang biasanya disarankan untuk membuat urutan dasar pembelajaran
prasyarat bagi keterampilan intelektual mereka (Gagne

& Briggs.

1979). Walaupun prasyarat penting dapat membentuk dasar bagi banyak urutan
pembelajaran; mendukung prasyarat juga dipertimbangkan. Misalnya, hasil
belajar bahwa seseorang akan memilih naik sepeda daripada mengendarai
mobil untuk menjalankan tugas di lingkungan harus memiliki prasyarat yang
mendukung bahwa orang tersebut tahu bagaimana harus bersepeda.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

32
Untuk

mempelajari

keterampilan

motorik,

kadang-kadang

disarankan pertama untuk mengajar aturan bahwa urutan yang diikuti dalam
melaksanakan keterampilan adalah bagian yang membentuk keterampilan
total. Kemudian ketrampilan ini sering diajar terbaik secara terpisah di depan
mereka yang dilatih/dipraktikkan bersama-sama. Seorang pelatih dapat
membelajarkan seorang pemula dalam cara menembak dengan belajar bagian
keterampilan seperti bagaimana dan di mana untuk berdiri, bagaimana langkah,
bagaimana mengenggam ditembakan, di mana untuk menahannya dalam
hubungan dengan kepala, dan bagaimana mengikuti setelah menempatkan
tembakan. Ketika masing-masing bagian keterampilan telah dikuasai, orang
bisa berlatih bersama-sama untuk mempelajari waktu dan irama yang
diperlukan untuk kelancaran keterampilan total.
Untuk belajar informasi verbal, prasyarat yang penting adalah bahwa
orang tersebut memiliki cara untuk berhubungan sebelum informasi belajar
yang baru. Urutan belajar informasi verbal tidak kritis, meskipun mungkin ada
fakta historis dalam urutan kronologis atau sekarang diorganisir sekitar topik
seperti transportasi, pemerintah, dan ekonomi. Poin penting adalah bahwa
pelajar mampu mengintegrasikan fakta-fakta ke dalam kerangka yang memiliki
arti baginya. Tidak peduli apakah kerangkanya adalah garis waktu atau garis
besar topik.
Strategi kognitif mungkin sudah sebagai prasyarat keterampilan
berbagai intelektual. Oleh karena itu, urutan pelajaran yang mengarah ke hasil
strategi kognitif harus mencakup salah satu keterampilan yang sebelumnya
belum pernah diperoleh. Selain itu, mungkin ada informasi mengenai solusi
masalah yang akan memiliki ketegasan Informasi strategi kognitif tertentu
yang harus diperoleh sebelum strategi kognitif bisa dipelajari (Gagne & Briggs,
1979).

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

33
Esensial dan Prasyarat Pendukung untuk Lima Jenis Hasil Belajar
Jenis Hasil Belajar

Prasyarat Penting

Keterampilan intelektual

Komponen lebih
sederhana Keterampilan
intelektual (aturan,
konsep, diskriminasi)
maksud/arti secara penuh
di/terorganisir dalam
satuan informasi

Informasi lisan

Strategi kognitif

Keterampilan intelektual
tertentu (?)

Sikap

Keterampilan intelektual
(kadang-kadang)
Informasi lisan
(kadang-kadang)
Bagian keterampilan
(kadang-kadang)
Aturan prosedural
(kadang-kadang)

Keterampilan motorik

Prasyarat
Pendukung
Sikap
Strategi kognitif
Informasi lisan
Keterampilan
bahasa strategi
kognitif
sikap
Keterampilan
intelektual
Informasi lisan
sikap
Sikap lain-lain
Informasi lisan

sikap

DAFTAR RUJUKAN
Anglin, Gary J. 1995. Instructional Technology, Past, Present, and Future,
Second Edition. Englewood-Corolado: Libraries unlimited, INC.
Depdiknas, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Depdiknas.
Depdiknas. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2009-2012. Jakarta.
Finn, J. D. 1960. Technology and the instructional process, Audiovisual
Communication Review, 8(1), 9-10.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

34
Hackbarth, Steven, 1996. The Educational Technology Handbook, A
Comprehensive Guide: Process and Product for Learning. Englewood
Cliffs: Educational Technology Publications.
Kemp, J. E., & Smelline, D. C. 1994. Planning, Producing and Using
Instructional Technologies (7th ed.), (New York: Harper Collins).
Isjoni. (2005), ―Mendayagunakan Teknologi Pengajaran‖, (Pekanbaru:
Penerbit Unri Press).
Miarso, Yusufhadi. 2004. “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan”. (Jakarta:
Penerbit Prenada Media).
Purwanto, dkk. 2005. “Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di
Indonesia”. (Jakarta: Pustekkom-Depdiknas).
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., (2000), Instructional technology, The
definition and domains of the field, Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R.
Rahardjo, Yusufhadi Miarso Jakarta: Penerbit IPTPI & LPTK.
Smaldino, S.E., Russell, J., Heinich, R., & Molenda, M. 2004. Instructional
Technology and Media for Learning. (8th ed.). Englewood Cliffs, N.J.:
Prentice Hall.
Suparman, M. Atwi. 2004. “Desain Instruksional”. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Download dokumen:
portal/download/userfiles/file/dokumen%20web/Definisi%20Dan%20Kawasan%
20Teknologi%20pembelajaran.rtf.

Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D)

35

Contenu connexe

Tendances

PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatMichaelLee1007
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDElysa Nurhani
 
Implementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum pptImplementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum pptTohir Haliwaza
 
Alat pembelajaran
Alat pembelajaranAlat pembelajaran
Alat pembelajaranRomza Baher
 
IPA MODUL 2 KB 1.pptx
IPA MODUL 2 KB 1.pptxIPA MODUL 2 KB 1.pptx
IPA MODUL 2 KB 1.pptxharishmwddh
 
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksionalTeknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksionalDudi Ridwan
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumSuci Agustina
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran Naily Mulyono
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasDedy Wiranto
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]siti nur alifah
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES Andina Aulia Rachma
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanIndra Arrohman
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 

Tendances (20)

PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
Ringkasan paradigma tep 1977,1994,2008
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
 
Implementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum pptImplementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum ppt
 
Alat pembelajaran
Alat pembelajaranAlat pembelajaran
Alat pembelajaran
 
IPA MODUL 2 KB 1.pptx
IPA MODUL 2 KB 1.pptxIPA MODUL 2 KB 1.pptx
IPA MODUL 2 KB 1.pptx
 
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksionalTeknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
Teknologi kinerja sebagai suatu intervensi instruksional
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulum
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 

En vedette

PRINSIP DESAIN PESAN
PRINSIP DESAIN PESANPRINSIP DESAIN PESAN
PRINSIP DESAIN PESANnurilathaya
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDedi Yulianto
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranJesicaDinna
 
Desain pesan pembelajaran
Desain pesan pembelajaranDesain pesan pembelajaran
Desain pesan pembelajaranLatif Ihfani
 
Syarifudin, desain grafis
Syarifudin, desain grafisSyarifudin, desain grafis
Syarifudin, desain grafisSyarifudin Amq
 
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaranFungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaranDanny Danny
 
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)Hartikanirwana
 
Sejarah matematika eropa abad 13 16 (kel.4 kls 5 b)
Sejarah matematika eropa abad 13   16 (kel.4 kls 5 b)Sejarah matematika eropa abad 13   16 (kel.4 kls 5 b)
Sejarah matematika eropa abad 13 16 (kel.4 kls 5 b)Panggita Inoprasetyo
 
Makalah hakikat dan sejarah matematika
Makalah hakikat dan sejarah matematikaMakalah hakikat dan sejarah matematika
Makalah hakikat dan sejarah matematikaعاءدة مردكة
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Dedi Yulianto
 
kelompok 10 sejarah matematika
kelompok 10 sejarah matematika kelompok 10 sejarah matematika
kelompok 10 sejarah matematika Nining Suryani
 
Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai
Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai
Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai lindahbidan
 
Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp aseprosadi29
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 
Sejarah Perkembangan Matematika Sebelum Masehi
Sejarah Perkembangan Matematika Sebelum MasehiSejarah Perkembangan Matematika Sebelum Masehi
Sejarah Perkembangan Matematika Sebelum MasehiAna Safrida
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 

En vedette (20)

Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Desain pesan pembelajaran
Desain pesan pembelajaranDesain pesan pembelajaran
Desain pesan pembelajaran
 
PRINSIP DESAIN PESAN
PRINSIP DESAIN PESANPRINSIP DESAIN PESAN
PRINSIP DESAIN PESAN
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
 
Desain pesan pembelajaran
Desain pesan pembelajaranDesain pesan pembelajaran
Desain pesan pembelajaran
 
Syarifudin, desain grafis
Syarifudin, desain grafisSyarifudin, desain grafis
Syarifudin, desain grafis
 
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaranFungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
Fungsi pengorganisasian dalam pembelajaran
 
Tugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain PembelajaranTugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain Pembelajaran
 
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
+++Makalah lengkap sejarah kel 8 (1)
 
Sejarah matematika eropa abad 13 16 (kel.4 kls 5 b)
Sejarah matematika eropa abad 13   16 (kel.4 kls 5 b)Sejarah matematika eropa abad 13   16 (kel.4 kls 5 b)
Sejarah matematika eropa abad 13 16 (kel.4 kls 5 b)
 
Makalah hakikat dan sejarah matematika
Makalah hakikat dan sejarah matematikaMakalah hakikat dan sejarah matematika
Makalah hakikat dan sejarah matematika
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)
 
kelompok 10 sejarah matematika
kelompok 10 sejarah matematika kelompok 10 sejarah matematika
kelompok 10 sejarah matematika
 
Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai
Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai
Mendesain Tujuan Pembelajaran (SK,KD, Indikator) menentukan media yg sesuai
 
Grup
GrupGrup
Grup
 
Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
 
Sejarah Perkembangan Matematika Sebelum Masehi
Sejarah Perkembangan Matematika Sebelum MasehiSejarah Perkembangan Matematika Sebelum Masehi
Sejarah Perkembangan Matematika Sebelum Masehi
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 

Similaire à Jawaban desain pesan

Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 
Komponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppKomponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppbaringintinjak
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriHariyatunnisa Ahmad
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan rimalestariri
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahfatleo
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahRara Gndutzz
 
Contextual learning (indonesian version) copy
Contextual learning (indonesian version)   copyContextual learning (indonesian version)   copy
Contextual learning (indonesian version) copyEniphh Abah Muniph
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Hariyatunnisa Ahmad
 
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...SaftuniSaf
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu KomputerPertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu KomputerRiza Rachmelia
 
Tugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajaranTugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajarandhianhariani
 
Teknologi pendidikan posting
Teknologi pendidikan postingTeknologi pendidikan posting
Teknologi pendidikan postinglindaayuw
 

Similaire à Jawaban desain pesan (20)

Tugas Otin
Tugas OtinTugas Otin
Tugas Otin
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Komponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppKomponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi pp
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
 
Contextual learning (indonesian version) copy
Contextual learning (indonesian version)   copyContextual learning (indonesian version)   copy
Contextual learning (indonesian version) copy
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
 
Bab 2 skripsi
Bab 2 skripsiBab 2 skripsi
Bab 2 skripsi
 
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
 
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu KomputerPertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
Pertemuan 1 Desain Pembelajaran Berbantu Komputer
 
Tugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajaranTugas individu media pembelajaran
Tugas individu media pembelajaran
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Teknologi pendidikan posting
Teknologi pendidikan postingTeknologi pendidikan posting
Teknologi pendidikan posting
 

Plus de Dedi Yulianto

Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimediaDedi Yulianto
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraDedi Yulianto
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisDedi Yulianto
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiDedi Yulianto
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksionalDedi Yulianto
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistemDedi Yulianto
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran Dedi Yulianto
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualDedi Yulianto
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlDedi Yulianto
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoDedi Yulianto
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatDedi Yulianto
 
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaPerkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaDedi Yulianto
 
Pendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaPendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaDedi Yulianto
 

Plus de Dedi Yulianto (20)

Sk tim perencana
Sk tim perencanaSk tim perencana
Sk tim perencana
 
Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimedia
 
Media pembelajaran
Media  pembelajaranMedia  pembelajaran
Media pembelajaran
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancara
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisis
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasi
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksional
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitian
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistem
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctl
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
 
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaPerkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
Pendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaPendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan loka
 

Jawaban desain pesan

  • 1. 1. Jelaskan pengertian desain pesan dan berikan contohnya? Penjelasan: Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969 dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning Resource and Development Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, selaku Direktur dari Learning Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai inti dari Teknologi Pendidikan. Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup. Kata desain menunjukkan adanya suatu proses dan suatu hasil. Sebagai suatu proses, desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis masalah pembelajaran hingga pemecahan masalah yang diasumsikan dalam bentuk produk. Produk yang dihasilkan dapat dalam bentuk prototipe, naskah atau story board, dan sebagainya. Sedangkan Herbert Simon (Dick dan Ceray, 2006) mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 1
  • 2. mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat lineal yang diawali dengan penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rencana untuk merespon kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun. Kawasan Desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktik, yaitu : (1) Desain Sistem Pembelajaran; (2) Desain Pesan; (3) Strategi Pembelajaran; (4) Karakteristik Pembelajar. Mengenai desain pesan, desain pesan dapat diartikan sebagai sebuah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi. Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau informasi, agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (dalam Seel & Richie, 1994) membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. Contoh Desain Pesan Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 2
  • 3. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran Berdasarkan teori belajar kognitif dan teori pemrosesan informasi serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran. Ada lima prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu: 1) Prinsip kesiapan dan motivasi Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belajar memilki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik. Kesiapan mental diartikan sebagai kesiapan kemampuan awal, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dalam belajar yang dapat dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu, dalam menyusun desain pesan, pengajar harus lebih dahulu mengetahui kesiapan peserta didik melalui tes penjajagan atau tes prasayarat belajar yang diberikan pada peserta didik. Jika diketahui pengetahuan awal peserta didik belum mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan/matrikulasi. Sedangkan kesiapan fisik, berarti bahwa peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Misalnya untuk belajar musik peserta didik tidak boleh terganggu pendengarannya. Sedangkan motivasi adalah merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi peserta didik untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya pengajar (guru) berupaya mendorong motivasi peserta didik dengan menunjukkan pentingnya mempelajari pesan pembelajaran yang sedang dipelajari. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 3
  • 4. 2) Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian peserta didik belajar terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin baik. Perhatian memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik perhatian peserta didik, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula. Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian peserta didik antara lain: - Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan peserta didik - Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media-media pembelajaran visual lainnya. - Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topiktopik yang sudah dipelajari. - Menggunakan musik penyeling - Mencipatakan suasana riang - Teknik penyajian yang bervariasi - Mengurangi bahan/materi yang tidak relevan 3) Prinsip partisipasi aktif peserta didik Meliputi aktivitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Contoh aktivitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktivitas emosional misalnya semangat, sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain. Contoh aktivitas fisik misalnya melakukan gerak badan seperti kaki, tangan untuk melakukan keterampilan tertentu. Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan peserta didik adalah: - Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung. - Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan. - Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 4
  • 5. - Membentuk kelompok belajar. - Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif. 4) Prinsip Umpan Balik Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik diantaranya dengan memberikan soal atau pertanyaan kepada peserta didik, kemudian memberitahunya dengan benar. Memberikan tugas, kemudian memberitahukan tugas apakah tugas yang dikerjakan sudah benar. Kembalikan pekerjaan peserta didik yang telah dikoreksi, dinilai, atau diberi komentar/catatan oleh guru. 5) Prinsip Perulangan Mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Proses penguasaan materi pembelajaran memerlukan perulangan, tidak atau keterampilan tertentu adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam ingatan, dan informasi tersebut mudah dilupakan. Upaya mengulang informasi dapat dilakukan dengan cara yang sama dan dengan media yang sama. Misalnya media kaset diputar berulang-ulang, membaca buku dua atau tiga kali. Perulangan dapat juga dengan cara dan media yang berbeda pula. Misalnya setelah mendengar metode ceramah, siswa diminta untuk membaca buku dengan topik yang sama. Penggunaan epitome, advance organizer, rangkuman, atau kesimpulan. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 5
  • 6. 2. Bagaimanakah hubungan desain pesan dengan desain intructional. Jelaskan! Penjelasan: Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu: pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar. Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar (Briggs, 1979 : 20). Selanjutnya Briggs mengungkapkan desain instruksional sebagai sebuah praktik menciptakan alat-alat pembelajaran dan konten untuk membantu memfasilitasi belajar yang paling efektif. Proses tersebut terdiri dari luas menentukan negara dan kebutuhan pelajaran saat ini, mendefinisikan tujuan akhir instruksi, dan menciptakan yang sama ‖intervensi‖ untuk membantu transisi idealnya proses dalam informet oleh pedagogis menguji teori pembelajaran dan dapat terjadi pada siswa-saja, dibimbing guru atau communty-pengaturan berbasis. Hasilnya instruksi ini saya secara langsung diamati dan diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan di asumsikan. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 6
  • 7. Kaitan antara Desain Pesan dalam Konteks Keseluruhan Komponenkomponen Desain Instructional Desain merupakan suatu proses pemecahan masalah dengan tujuan untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Desain pesan merupakan perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya tangkap. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti :bahan visual, urutan, dan halam secara terpisah yang bersifat spesifik,baik tentang media maupun tugas belajarnya. Tujuan setiap Desain Pesan adalah untuk mengoptimalkan metode pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam hal meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Jadi, hubungan Desain Pesan dengan Desain Instruksional adalah Desain Pesan dirancang sebagai jawaban dan cara yang efektif untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran serta mengaitkan antara teori pembelajaran dan praktik pendidikan. Hal ini didasari oleh hal yang tidak seharusnya terjadi di banyak sekolah negeri. Banyak peserta didik ternyata tidak dapat mengembangkan kapasitas belajar mandiri karena gagal dalam mempelajari apa yang terjadi. Peserta didik cenderung menghentikan proses belajarnya ketika sudah keluar dari lembaga pendidikan dan lambat dalam menyesuaikan diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan cepat. Desain Instruksional disusun untuk kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya yakni bagaimana proses merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar peserta didik, dengan demikian perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 7
  • 8. 3. Jelaskan perbedaan teori deskriptif dan teori preskriptif! Penjelasan: Teori deskriptif, dipengaruhi latar belakang dan pengalaman praktis guru merupakan sumber pengetahuan dalam program dan proses pembelajaran. Jika salah satu melakukan beberapa tindakan instruksional dalam kondisi tertentu, maka pengalaman ini mengarah pada penemuan koneksi dari jenis: jika suatu tindakan instruksional A diterapkan pada kondisi yang, maka hasil yang muncul, dimana A mungkin merupakan aksi gabungan yang terdiri dari sejumlah tindakan konstituen. Teori pembelajaran melandasi proposisi menjadi laporan 'deskriptif bentuk "jika dan A, maka". …..Sistem verifikasi mengatur proposisi membentuk teori pembelajaran deskriptif. Pada prinsipnya, secara logika deskripsi teori pembelajaran sama dengan teori deskriptif dalam matematika, fisika, biologi, kedokteran, dan banyak lainnya disiplin, yaitu mewakili proposisi tentang fenomena, atribut, hubungan mereka, dan sebagainya. apa yang akan terjadi dengan beberapa objek, atau jika ada kondisi seperti itu dan / atau pengaruh pada obyek di bawah . Sebuah preposisi fisika dapat berfungsi sebagai contoh : Jika ada air dalam Surat "Normal" keadaan cair (kondisi) dan air ini dipanaskan sampai 100 ° C (tindakan A), maka air akan mengubah dirinya menjadi uap (hasil a). Dalam notasi logika simbolis: a & A α →, dimana simbol & singkatan dari ikat logis dan dan → simbol singkatan dari ikat logis "jika ... , Kemudian ". Teori preskriptif adalah sebuah rangkaian dari teori-teori deskriptif yang mewakili ratusan proposisi yang terorganisir dan memungkinkan kita untuk memprediksi fenomena- fenomena yang terjadi, sehingga menimbulkan beberapa tindakan tertentu. Teori deskriptif harus memiliki seperangkat proposisi yang berbeda untuk menunjukkan prediksi terhadap berbagai fenomena yang terjadi dalam Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 8
  • 9. kondisi tertentu agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Yaitu melakukan langkah-langkah dari dua jenis teori yang berbeda, antara lain : 1) proposisi-deskriptif Memiliki "jika .. . , Maka "struktur logis (jika & A, maka a), proposisi teori preskriptif memiliki" dalam rangka. . . , Melakukan hal ini struktur "(dalam rangka untuk mendapatkan kondisi, lakukan A).untuk melihat kepasifannya; "itu ... , Kemudian "proposisi teori deskriptif mengubah diri menjadi aktif" dalam rangka ..., melakukan hal ini "agar memperoleh hasil yang diinginkan. 2) proposisi- preskriptif Teori preskriptif lebih menyederhanakan instruksi dari satu deskriptif, yaitu dengan cukup sekali penataan ulang, Bahwa preposisi menghafal bagi siswa bukan berarti lebih baik 100 persen benar. Misal; proposisi deskriptif: "Jika seorang siswa berulang kali mengulang pernyataan, Kemudian diubah menjadi proposisi preskriptif: "Dalam rangka untuk menghafal pernyataan yang lebih baik, kita harus mengulang berkali-kali." Maka proposisi ini bukan berarti tidak benar sebagai cara menghafal. Beberapa faktor yang perlu dipahami selain sekedar mekanisme menghafal, disebabkan dalam memaknai karakteristik memori, makna pribadi proposisi, dan beberapa faktor lain, kemampuan konsep pemahaman akan akan lebih penting dalam penyajian kembali. Misalnya: kurangnya pengetahuan tentang arti beberapa kata salah atau tidak lengkapnya konsep diaktifkan oleh persepsi katakata. kegagalan struktur sintaksis dari pernyataan gersang atau miskin bahasa). Dalam kasus kegagalan siswa untuk memahami sebuah pernyataan, guru harus melakukan diagnosa analisa secara psikologis. Dengan demikian konversi sederhana dari sebuah proposisi deskriptif yang benar menjadi satu preskriptif tidak dapat menyebabkan proposisi preskriptif Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 9
  • 10. yang benar. Bahkan teori deskriptif koheren yang lengkap instruksi pun, tidak bisa secara otomatis mengubahnya ke teori preskriptif instruksi. Program Instruksional Kelanjutan sebuah program pembelajaran tidak hanya cukup menggunakan satu teori preskriptif koheren (lengkap instruksi) melainkan harus di imbangi dengan teori komprehensif instruksi, agar guru sebagai agen transformator mampu memecahkan masalah-masalah instruksional khusus hanya dengan mengetahui satu set proposisi teori. (Proses pembelajaran dapat dilihat sebagai pemecahan serangkaian masalah instruksional tertentu). Dalam melaksanakan kegiatan mengajar secara efektif, guru bisa memilih salah satu proposisi program pembelajaran pemecahan masalah dengan metode pengembangan diri, yaitu: program instruksional (algoritmik atau non algoritmik) atas dasar dikenal teori pembelajaran deskriptif dan preskriptif. Perbedaan teori instruksional deskriptif, teori pembelajaran preskriptif, dan program instruksional. Hal yang membedakan adalah "objek" yang menyiratkan adanya penciptaan metode dan teori lain yang mendasari metode tersebut. Teori tentang mendesain teori instruksional adalah teori meta instruksional. Teori tentang merancang program pembelajaran adalah teori desain pembelajaran. Sebab teori tentang bagaimana merancang program pembelajaran tidak menentukan program program pembelajaran, melainkan merancang, program-program instruksional-yaitu, meta program atau program pesanan yang lebih tinggi. Pelatihan tentang teori-teori meta dan meta program sangat penting bagi guru dan dosen dalam meningkatkan efisiensi pendidikan. Persepsi awal terkesan bahwa teori pembelajaran preskriptif dapat dikembangkan hanya berdasarkan teori pembelajaran deskriptif (walaupun tidak bisa hanya disimpulkan dari itu), dan bahwa program instruksional dapat dikembangkan hanya pada dasar preskriptif teori pembelajaran (meskipun juga tidak bisa hanya disimpulkan dari itu). Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 10
  • 11. Contoh Preskriptif Agar mengetahui bagian-bagian telur ayam kampung dan ayam ras, lakukan kegiatan berikut! 1. Bukalah cangkang telur ayam kampung yang belum direbus. 2. Amati bagian-bagiannya 3. Bandingkan dengan bagian telur ayam yang telah disediakan 4. Lakukan pula pada telur ayam ras dengan cara di atas. 5. Perhatikan bintik kecil pada kuning telur yang warnanya berbeda dengan warna kuning telur 6. Goyangkan ke kanan dan ke kiri secara pelan-pelan. 7. Perhatikan letak bintik kecil yang terdapat pada kuning telur 8. Catatlah hasil pengamatanmu, dan masukkan ke dalam tabel pengamatan! No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bagian-bagian telur Cangkang Membram telur Membram dalam Rongga udara Putih telur Kuning telur Tali kuning telur Sel embrio Ayam Kampung ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… ………………………… Ayam Ras …………………… ……. …………………… ……. …………………… ……. …………………… ……. Berilah tanda (V) apabila ada, dan tanda (-) apabila tidak ada. Contoh Deskriptif 1. Jika guru meminta pebelajar menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup, maka siswa menjawab minimal enam ciri-ciri makhluk hidup. 2. Jika guru meminta siswa mengamati tumbuhan lumut dan tumbuhan paku, maka siswa membandingkan minimal tiga hal-hal yang diamati. 3. Jika (A) pebelajar diminta/disuruh membaca puisi/prosa, maka terjadi interaksi. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 11
  • 12. Tabel Perbedaan Teori Deskriptif dan Preskriptif ASPEK TEORI BELAJAR (TEACHING) TEORI PEMBELAJARAN (INSTRUCTION) Konsep Deskriptif Preskrptif Interaksi Guru-Siswa Mutlak Tidak Mutlak Fungsi Teori Tujuan utama teori belajar menjelaskan proses belajar Tujuan utama menetapkan metode pembelajaran yang optimal Menaruh perhatian pada Mengutamakan pada hubungan antara variabel bagaimana seseorang yang menentukan hasil belajar mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar Tujuan Hubungan pebelajar dengan psikologi Goal free (tergantung interaksi) Mengungkapkan hubungan antara pengalaman guru dengan proses psiklologis dalam diri siswa Goal oriented (matery learning) Hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan proses psikologis siswa Kedudukan Metode Pembelajaran Tidak berurusan dengan metode pembelajaran. Harus memasukkan variabel metode pembelajaran Teori Formulasi Jika……maka Agar……(tujuan) lakukan Fungsi Media Fungsi media memudahkan guru Fungsi media sebagai sumber belajar. Fungsi Guru Fungsi guru sebagai sumber belajar Guru penguasa kelas) Fungsi guru sebagai fasilitator Kedudukan Evaluasi Evaluasi terpisah dari proses Evaluasi bagian dari integral proses belajar Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) … 12
  • 13. 4. Jelaskan perbedaan teori algorithmic dan heuristic! Penjelasan: Teori Instruksional Algorithmic-Heuristic oleh Lev. N. Landa Teori Pembelajaran Landa Algo-Heuristic yang kemudian dirujuk sebagai Teori Landamatics (Metode Berpikir Umum) adalah teori pembelajaran yang berbasis proses kognitif yang paling awal muncul. Fokusnya lebih kepada prosedur yang tidak bisa diamati (proses kognitif) dibandingkan dengan prosedur yang bisa diamati (perubahan perilaku). Penekanan metode Landa adalah pada ―operasi motorik‖. Teori Algo-heuristic merupakan salah satu bagian dari teori belajar Sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar, namun dalam teori sibernetik, yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda. Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Contoh proses algoritmis adalah: kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, dll. Sedangkan cara berpikir heuristic adalah cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 13
  • 14. cara berpikir heuristic. Contoh proses berpikir heuristic adalah: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dll. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan (dalam istilah teori sibernetik adalah sistem informasi yang hendak dipelajari) diketahui ciricirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat bila disajikan dalam bentuk ―terbuka‖ dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami suatu rumus matematika, akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus tersebut disajikan secara algoritmik. Alasannya, karena suatu rumus matematika biasanya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk memahami makna suatu konsep yang lebih luas dan banyak mengandung interpretasi, misalnya konsep keadilan atau demokrasi, akan lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing ke arah ―menyebar‖ atau berpikir heuristic, dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatik atau linier. Berdasarkan uraian di atas, Algorithmic dapat dijelaskan sebagai suatu mekanikal set dari aturan-aturan, suatu perencanaan operasi yang telah diset sebelumnya untuk pemecahan suatu masalah, pengambilan keputusan, dan penyelesaian suatu konflik. Contohnya, melempar satu koin mata uang adalah suatu algorithmic karena jumlah sisi dari koin dan indikator dari kepala atau ekor telah ditetapkan dengan jelas sehingga hasilnya dapat diperkirakan jika koin tersebut dilemparkan. Sedangkan Heuristic adalah sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Heuristic bagaikan suatu map (peta buta) yang belum jelas dimana kita dan kemana kita akan berjalan. Heuristic menstimulasi seseorang untuk belajar lebih dalam untuk dirinya, seperti bagaimana menuju kota B dari kota A dengan petunjuk map yang kurang jelas tersebut. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 14
  • 15. Konsep Dasar Teori Pembelajaran Algo-Heuristic Pembelajaran memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Mengajarkan pengetahuan tentang fenomena tertentu. 2. Mengembangkan keterampilan untuk menangani fenomena. 3. Membentuk kemampuan dan keterampilan siswa. 4. Melatih kepribadian (disiplin, ketekunan, kontrol diri, dll). Proses pembelajaran mungkin ingin mencapai beberapa tujuan tetapi pada kenyataannya lebih diarahkan pada pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan tertentu. Proses Algoritmik adalah memecah proses kognitif yang kompleks ke operasi mendasar yang umum untuk menyelesaikan semua masalah. Proses Heuristic , adalah proses yang terdiri atas operasi yang tidak mendasar atau operasi mendasar yang tidak umum dalam kondisi yang sama. 5. Jelaskan perbedaan desain pesan dan strategi pembelajaran serta berikan contohnya! Penjelasan: Desain Pesan; yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap. Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 15
  • 16. Strategi Pembelajaran; yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki. Secara khas, strategi pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar. Situasi-situasi belajar ini sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran. Model pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang diinginkan (Joyce dan Weil, 1972; Merrill, Tennyson, dan Posey, 1992; Reigeluth, 1978a). Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat mateteri, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Kesimpulan: Desain pesan dan strategi pembelajaran merupakan satu kawasan dalam teknologi pembelajaran. Yaitu termasuk ke dalam kawasan desain: (1) Desain sistem pembelajaran, (2) Desain pesan, (3) Strategi pembelajaran (4) Karakteristik pebelajar. Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh guru, pada tahapan awal mendesain pesan dimulai dengan menganalisa pebelajar ( pretest), merumuskan tujuan, menentukan tugas /bahan ajar dan mendeskripsikan materi dan kerangka konseptual, hal ini agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Dengan mendesain materi belajar terlebih dahulu, akan memudahkan pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 16
  • 17. mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju. Sedangkan, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. 6. Kontribusi Gagne dan Brigg telah berjasa menentukan model pembelajaran salah satu diantaranya adalah model pembelajaran keterampilan intelektual. Jelaskan yang Anda ketahui tentang hal tersebut dan berikan contohnya! Penjelasan: Variasi Pembelajaran Lima kategori atau domain: informasi verbal, sikap, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan strategi kognitif. Kinerja Kemampuan Capaian Belajar Keterampilan Intelektual Keterampilan Motorik Menggunakan konsep dan aturan untuk memecahkan masalah; menanggapi rangsangan sebagai kelas yang berbeda dari mengingat contoh-contoh khusus Permulaan pergerakan tubuh yang lembut dan di (dalam) urutan yang sesuai Informasi verbal Menyatakan informasi Strategi kognitif Memulai solusi baru untuk masalah; memanfaatkan berbagai cara untuk mengendalikan seseorang berpikir / proses pembelajaran Memilih untuk berperilaku dengan cara tertentu Sikap Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 17
  • 18. Subkategori Keterampilan Intelektual : - Aturan lebih tinggi - Aturan - Konsep - Diskriminasi - Bentuk dasar pelajaran Dalam domain keterampilan intelektual, Gagne telah menunjukkan bahwa prasyarat penting, dan hubungannya satu sama lain dapat digambarkan dalam bentuk hirarki belajar. Dua hal tentang hirarki pembelajaran yang harus ditekankan: 1) Membangun sebuah hirarki pembelajaran yang relevan hanya di dalam domain keterampilan intelektual 2) Sebuah hirarki belajar menunjukkan kemampuan intelektual yang harus dipelajari, tetapi tidak menunjukkan urutan keterampilan yang dapat dilakukan setelah dipelajari. Hirarki belajar menyediakan panduan untuk merencanakan urutan di mana tujuan harus dicapai. Meskipun hasil analisis dalam membangun hasil hirarki belajar dari atas ke bawah, dan pelajaran diurutkan dari bawah ke atas. Meskipun hirarki belajar dapat berfungsi sebagai panduan untuk apa yang harus dipelajari, ini tidak berarti bahwa urutan pembelajaran tertentu harus mencakup setiap kompetensi dalam hirarki. Hirarki pembelajaran memberikan suatu basis untuk menentukan apakah seorang pebelajar telah tercapai. Sisi lain penggunaan hirarki belajar adalah untuk menunjukkan tingkat di bagian bawah dari hirarki sebagai tingkat awal untuk diberikan pebelajar. Ketika belajar melibatkan dominasi hasil keterampilan intelektual, perancang biasanya disarankan untuk membuat urutan dasar pembelajaran prasyarat bagi keterampilan intelektualnya (Gagne & Briggs. 1979). Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 18
  • 19. Jenis keterampilan Pencapaian intelektual Pesanan lebih tinggi dari aturan Menghasilkan aturan aturan baru untuk memecahkan masalah Peraturan Menunjukkan penerapan aturan Konsep yang digambarkan menggolongkan tujuan, peristiwa, atau keadaan dengan menggunakan definisi atau uraian lisan Mengidentifikasi kejadian dari konsep dengan menunjukkan contoh Mewujudkan konsep Diskriminasi Membedakan antara rangsangan yang berbeda sepanjang satu atau lebih ukuran fisik Menunjukkan temuan ratarata dari satu rangkaian 2 sampai 9 bilangan bulat dalam dua digit Menunjukkan pembagian dua orang dan tiga digit bilangan bulat oleh bilangan tunggal bulat Menunjukkan perkalian tunggal bilangan bulat Menunjukkan hitungan dari 1 sampai 9 Menunjukkan penambahan 2 sampai 9 dua digit bilangan bulat Menunjukkan pengurangan dua digit bilangan bulat Gambar. Sebuah hirarki belajar parsial untuk keterampilan intelektual Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 19
  • 20. Dalam gambar tersebut, tujuan terminal "menunjukkan menemukan rata-rata dari dua sampai sembilan dua digit bilangan bulat." Prasyarat untuk dapat menambah, menghitung, dan membagi tercantum di bawah tujuan terminal. Kompetensi, "membagi bilangan bulat dua dan tiga digit bulangan bulat untuk satu digit bilangan bulat." Memiliki prasyarat "dua-digit bilangan bulat mengurangi" dan "mengalikan satu digit bilangan bulat. 7. Jelaskan konsep-konsep kunci belajar dengan pendekatan perilaku! Penjelasan: Konsep Pembelajaran; menggambarkan cara-cara untuk mengubah perilaku dengan parameter yang dapat diidentifikasi seperti: satu unit perilaku yang dianalisis, kondisi yang diperlukan untuk mengubahnya, serta perubahan sementara/permanen yang akan dihasilkan. Asosiasi S-R; unit analisis yang berbasis perilaku adalah asosiasi Stimulus dan Respon. Contoh: - Dalam situasi mengemudi, lampu lalu lintas yang berwarna merah adalah stimulus, sedangkan pengemudi mobil yang menghentikan laju kendaraannya, pejalan kaki yang tidak jadi menyeberang jalan adalah contoh respon. - Ketika situasi membaca, kata-kata adalah stimulus sementara membaca adalah respon. - Dalam aritmatika, suatu kolom angka dengan tanda tambah adalah stimulus sementara menambahkan angka adalah respon. Kontrol Stimulus: sesungguhnya adanya stimulus tidak serta merta memunculkan respon. Untuk itu dibutuhkan praktik dan penguatan terhadap stimulus yang beragam. Kontrol stimulus ini membutuhkan empat prasyarat kemampuan. 1) Pemilahan: mampu memilah antara stimulus yang satu dengan yang lain. Misalnya apa maksud lampu merah dan lampu hijau pada lampu lalu Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 20
  • 21. lintas; atau membedakan objek khusus yang berbentuk cair, padat, atau gas. 2) Generalisasi: respon yang sama mungkin diberikan pada stimulus yang hampir mirip. Misalnya, benda padat seperti: kayu, besi, baja, adalah sakit bila dipukulkan ke tubuh. 3) Asosiasi: kemampuan mengenali suatu stimulus dalam bentuk yang berbeda, sama, atau hampir sama—belumlah cukup. Untuk memudahkan dapat digunakan asosiasi. Misalnya; ketika mengajar membaca huruf b dan d mesti diperjelas. Huruf B diasosiasikan dengan Burung dan Huruf D diasosiasikan dengan Danau. 4) Rangkaian: sebagai unit analisis perubahan perilaku, tiga kemampuan dasar tersebut mutlak dimiliki dan merupakan satu rangkaian yang menyatu dan tidak terpisah. Dalam kasus mengemudi, pengemudi harus dapat memilah warna merah dan hijau, menggeneralisasi kedua warna tersebut, dan mengasosiasikan lampu merah dengan berhenti dan lampu hijau diasosiasikan dengan jalan. • Konsep Pembelajaran; tidak fokus pada bagaimana terjadinya perubahan perilaku namun fokusnya adalah teknik apa yang dapat diaplikasikan untuk menghasilkan perubahan perilaku yang spesifik. Berikut ini adalah pola perubahan perilaku yang dapat dilakukan. • Stimulus Standar (kata-kata, lambang, simbol, gambar); lampu merah, huruf yang tercetak di kertas, kolom dengan angka, atau objek fisik adalah penggambaran yang tepat untuk menghentikan mobil, membaca, menambahkan, atau mengklasifikasikan sesuatu sebagai benda padat. Stimulus ini baru bisa direspon setelah seseorang mendapatkan pembelajaran mengenai hal tersebut. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 21
  • 22. Memberi Isyarat; teknik pembelajaran terdiri atas: (1) mencari petunjuk yang bukan stimulus standar;(2) menggunakan petunjuk ini untuk memberikan respon yang relevan; (3) mentransfer langsung pada stimulus standar. Contoh: petunjuk oral kepada pengemudi pemula untuk berhenti saat lampu merah adalah sebuah petunjuk. Sebagai respon, ia menghentikan kendaraan saat lampu merah (stimulus standar). Kemudian tanpa siapapun mengingatkan, dimanapun ia tetap berhenti ketika lampu merah. Lampu merah kini mengontrol perilakunya. • Inkremental; perubahan perilaku dilakukan melalui tahapan demi tahapan yang kemudian dipraktikkan bersamaan di akhir. • Pembentukan; perubahan perilaku seringkali dimulai secara parsial atau tidak lengkap maka diperlukan pembentukan terus-menerus. • Penghilangan; perubahan perilaku yang baru membutuhkan penghilangan perilaku tertentu. Pebelajar juga mesti bisa tetap berperilaku sama meski stimulus standar tidak tersedia. • Model Pembelajaran; prinsip umum pengajaran meskipun banyak berguna tapi tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan pada prinsip umum pembelajaran. Pengajar membutuhkan panduan yang lebih spesifik dibandingkan prinsipprinsip umum. Mereka membutuhkan preskripsi konkrit yang dapat diaplikasikan secara langsung untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya: mengajat siswa tentang penambahan angka dua digit, membuat kalimat, dan lainnya. Untuk itu diperlukan teori pembelajaran berbasis perilaku yang dimulai dengan penyebutan karakteristik subyek permasalahan dan menganalisis tujuan. Kemudian penyebutan metode pembelajaran yang tersedia untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 22
  • 23. Komponen Kemampuan; 1. Pemilahan Stimulus (warna merah dan warna hijau) 2. Generalisasi Stimulus (kedua warna pada lampu lalu lintas) 3. Diferensiasi Respons (merah—mengerem pedal gas, hijau—menekan pedal gas) 4. Generalisasi Respons (keduanya harus dipatuhi) 5. Asosiasi (merah harus berhenti, hijau boleh jalan) 6. Merangkaikan/Menyatukan (naik mobil, melintas di perempatan, ada lampu merah, berhenti, meskipun tidak ada polisi atau orang yang memberitahu) Kemampuan Mengingat dan Mentransfer: (dimanapun, kapanpun, tanpa ada siapapun, setiap kali lampu lalu lintas berwarna merah kendaraan dihentikan). Tujuan yang hendak dicapai 1. Mengingat fakta 2. Mendefinisikan dan mengilustrasikan konsep 3. Memberikan dan mengaplikasikan penjelasan 4. Mengikuti aturan 5. Memecahkan masalah/menyelesaikan persoalan Perlakuan Rutin 1. Petunjuk 2. Contoh 3. Prinsip/Aturan 4. Frekuensi dan Variasi Praktik Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 23
  • 24. 8. Menurut Gagne bahwa untuk mengkasifikasikan hasil belajar berdasarkan tipe kemampuan pebelajar hendaknya lebih jelas, coba Anda uraikan apa yang dimaksudkan dengan hal tersebut dan berikan contoh! Penjelasan: Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa merupakan perwujudan output suatu proses yang tidak bisa terlepas dari input proses tersebut (Santyasa, 1999: 48). Kualitas proses belajar merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap hasil belajar, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar juga diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman dari proses belajar mengajar (Sudjana, 2006: 22). Dalam menjalani kehidupannya, manusia pasti selalu berusaha hidup kearah yang lebih baik. Untuk menuju kearah yang lebih baik manusia harus belajar. Belajar dari berbagai hal yang terjadi dalam kehidupannya. Belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relative konstan. Sedangkan pengertian belajar menurut R.Gagne adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Dalam suatu proses belajar manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan yang berbeda dengan manusia yang lainnya. Maka dari itu tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia pun menjadi beragam. Berikut merupakan tipe-tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar, yaitu: 1) Belajar Isyarat (signal learning). Ternyata tidak semua reaksi spontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respons. Dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 24
  • 25. memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan. 2) Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respons yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk prilaku tertentushaping. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah factor pengutan(reinforcement). Kemampuan tidak diperoleh dengan tiba-tiba, akan tetapi melalui latihan-latihan, respon dapat diatur dan dikuasai, respon diperkuat dengan imbalan atau reword. Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru memberi pertanyaan kemudian murid menjawab. 3) Belajar merantaikan (chaining) . Tipe belajar ini merupakan cara belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik, sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya. 4) Belajar asosiasi verbal (verbal association). Tipe belajar verbal association merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaiakn sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu. 5) Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar discrimination memberikan reaksi yang berbeda-beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 25
  • 26. 6) Belajar konsep (cocept learning). Belajar mengklasifikasikan stimulus, atau menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik. 7) Belajar dalil (rule learning) tipe belajar learning merupakan tipe belajar untuk menghasilakan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan bebrapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya. 8) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe belajar prolem solving merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbenuk kaedah yang lebih tinggi. Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut. Selain mengemukakan 8 tipe belajar diatas Gagne telah mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai cirri-ciri sama dalam satu kategori. Yaitu: 1) Keterampilan intelektual: kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar. 2) Informasi verbal: seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu pristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar. 3) Strategi kognitif: kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 26
  • 27. 4) Keterampilan motorik: seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu. Cirri khasnya adalah otomatisme, yaitu gerakan berlangsung secara teratur dalam berjalan dengan lancar dan luwes. 5) Sikap: keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran 1) Mengontrol perhatian siswa. 2) Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru. 3) Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa. 4) Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar. 5) Memberikan bimbingan belajar. 6) Memberikan umpan balik. 7) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya. 8) Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning. 9) Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktik dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan. Contoh Aplikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran Matematika Karakteristik materi memerlukan cara belajar matematika yang berjenjang (hirarkis) yang berjenjang pula. Untuk memahami suatu konsep dan/atau rumus matematika yang lebih tinggi, diperlukan pemahaman yang memadai terhadap konsep dan/atau rumus yang ada di bawahnya. Gagne menegaskan perbedaan hasil kemampuan belajar yang dituliskan pada perbedaan hasil belajar. Apabila hasil belajar ini diharapkan dan direncanakan, semuanya di jelaskan pada tujuan pelajaran. Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat memperoleh dan menguasai kelima kategori kemampuan belajar tersebut di atas, ada sejumlah Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 27
  • 28. kondisi yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Ada kondisi belajar internal yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk membelajarkan, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan sumber belajar. Berdasarkan kondisi internal dan eksternal tersebut, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan informasi , yaitu sebagai berikut: 1) Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan dikenal sebagai informasi. 2) Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibunag, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang. 3) Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan. Didasarkan atas teori pemrosesan infromasi tersebut, Gane mengemukakan bahwa suati tindakan belajar meliputi delapan kejadiankejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa dan guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa. Tipe-tipe Belajar menurut Robert M. Gagne Gagne menyusun tipe-tipe belajar berdasarkan hasil belajar yang diperoleh dan bukan proses belajar yang dilalui peserta didik untuk mencapai hasil itu. Selain itu, Gagne mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu berada dalam suatu urutan hirakis, yaitu tipe belajar yang satu menajdi dasar atau landasan tipe belajar berikutnya. Dengan demikian, peserta didik yang tidak menguasai tipe belajar yang terdahulu, akan mengalami kesulitan dalam mengusai tipe belajar selanjutnya. Selanjutnya Gagne menambahkan bahwa Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 28
  • 29. empat tipe belajar pertama (nomor 1 s/d 4) kurang relevan untuk belajar di sekolah, sedangkan empat tipe kedua (nomor 5 s/d 8) lebih menonjolkan pada belajar kognitif yang memang ditonjolkan di sekolah. Untuk lebih jelasnya, kedelapan tipe belajar ini disajikan dalam tabel berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 Tipe Belajar Belajar sinyal(signal learning) Hasil Belajar Memberikan reaksi pada perangsang (SR) Belajar stimulus respon(stimulus response learning) Belajar merangkai tingkah laku (behaviour chaining learning) Memberikan reaksipada perangsang (S-R) Menghubungkan gerakan yang satu dengan yang lain Belajar asosiasi verbal( verbal chaining learning) Belajar diskriminasi(discr imination learning) Memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang Memberikan reaksi yang berbeda pada stimulus-stimulus yang mempunyai kesamaan Belajar konsep(concept learning) Belajar kaidah(rule learning) Belajar memecahkan masalah(problem Menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu Menghubungkan beberapa konsep Manusia, ikan paus, kera, anjing, adalah makhluk menyusui Benda bulat berguling pada alas yang miring Mengembangkan beberapa kaidah menjadi prinsip Menemukan cara memperoleh energi dari tenaga atom, tanpa Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) Contoh Prestasi Guru sejarah yang galak dikuti oleh siswa – Siswa tidak suka sejarah Gurumemuji tindakan siswa – Siswa cenderung mengulang Membuka pintu mobil – duduk – kotrol persneling – menghidupkan mesin – menekan kopling – pesang persneling 1 – menginjak gas Nomor teleponmu? (021) 617812 Menyebutkan merek mobil-mobil yang lewat di jalan 29
  • 30. solving) pemecahan masalah mencemarkan lingkungan hidup Dengan demikian, ada beberapa prinsip pembelajaran dari teori Gagne, yaitu antara lain berkaitan dengan: 1) perhatian dan motivasi belajar peserta didik, 2) keaktifan belajar dan keterlibatan langsung/pengalaman dalam belajar, 3) pengulangan belajar, 4) tantangan semangat belajar, 5) pemberian umpan balik dan penguatan belajar, Adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar Selain itu Gagne juga mementingkan akan adanya penciptaan kondisi beljaar, termasuk lingkungan belajar, khususnya kondisi yang berbasis media, yaitu meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada peserta didik dengan penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasian. 9. Jelaskan model preskriptif dari instruksi Gagne dan Brigg! Penjelasan: Karya Robert Gagne dan Leslie Briggs telah memberikan kontribusi yang besar dalam menjawab tiga pertanyaan: 1) Apa yang diketahui tentang proses belajar manusia yang relevan untuk pelajaran? 2) Bagaimana bisa bahwa tubuh pengetahuan diselenggarakan untuk aplikasi oleh desainer dari pelajaran? 3) Apa prosedur harus diikuti dalam menerapkan pengetahuan tentang manusia belajar desain pelajaran? Salah satu kontribusi yang paling penting dari Gagne untuk model preskriptif pelajaran adalah spesifikasi dari apa yang akan diajarkan dalam rangka untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berbagai keterampilan diidentifikasi sebagai prasyarat Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) harus dipilih sebagai tujuan yang 30
  • 31. memungkinkan (dan karenanya sebagai bagian dari isi) untuk unit, kursus, atau pelajaran, kecuali jika peserta didik telah menguasai keterampilan prasyarat. Yang penting prasyarat juga membantu mencegah perancang dari tujuan yang tidak penting untuk urutan pembelajaran yang diberikan. Urutan Pelajaran Kontribusi lain penting Gagne untuk model preskriptif pelajaran adalah bahwa selain menunjukkan apa yang harus diajarkan, hirarki belajar menyediakan panduan untuk merencanakan urutan di mana tujuan harus dicapai. Meskipun hasil analisis dalam membangun hasil belajar hirarki dari atas ke bawah, pelajaran diurutkan dari bawah ke atas. Dalam hirarki dikembangkan sepenuhnya, pada setiap tingkat, mungkin ada dua atau lebih kompetensi yang merupakan prasyarat untuk suatu keterampilan tunggal pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi. Urutan untuk belajar seperti sekelompok prasyarat (dan dengan demikian urutan untuk mengajar mereka) tidak mungkin penting asalkan semua prasyarat dikuasai sebelum pindah ke keterampilan pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, prasyarat untuk belajar aturan menulis suatu tujuan pembelajaran menggunakan sistem Gagne dan Briggs (Gagne & Briggs 1979 Bab 7) adalah konsep berikut: situasi, kemampuan belajar, benda, tindakan, dan alat-alat atau kendala. Urutan di mana masing-masing konsep yang dipelajari tidak penting, tetapi semua harus dipelajari agar menulis bertujuan untuk mewujudkan konsep. Hal lain adalah bahwa kadang-kadang prasyarat bisa diajarkan pada saat yang sama. Sebagai contoh, konsep-konsep dapat disajikan sebagai contoh dan bukan contoh satu sama lain (misalnya lintang dan bujur, utara dan selatan, atas dan bawah, subyek dan predikat). Meskipun hirarki belajar dapat berfungsi sebagai panduan untuk apa yang harus dipelajari, ini tidak berarti bahwa urutan pembelajaran tertentu harus mencakup setiap kompetensi dalam hirarki. Alasannya adalah bahwa beberapa pelajar mungkin sudah belajar kompetensi dan tidak, hanya ke depan, memerlukan pelajaran sebelum pindah Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 31
  • 32. ke keterampilan lebih rumit yang belum dikuasai. Jadi, hirarki pembelajaran memberikan suatu basis untuk menentukan apakah seorang pelajar telah tercapai dan untuk mendiagnosis apakah kompetensi khusus belum dikuasai maka kekurangan harus diatasi sebelum melanjutkan ke pembelajaran berikutnya. Tingkat awal Sisi lain penggunaan hirarki belajar adalah untuk menunjuk tingkat di bagian bawah dari hirarki sebagai tingkat pemula untuk diberikan pelajar. Ini berarti bahwa semua kemampuan di bawah tingkat yang telah dikuasai sebelum pembelajar dapat memulai urutan pembelajaran tertentu yang mengajarkan kompetensi di atas tingkat awal. Sebagai contoh, hirarki belajar untuk memecahkan persamaan aljabar dengan dua cara diketahui akan menunjukkan, rendah dalam hirarki, bahwa mahasiswa harus sudah menguasai fakta matematika dasar dan operasi. Kompetensi tersebut akan dianggap sebagai perilaku tingkat awal untuk pelajaran dalam aljabar. Walaupun perancang dapat menggunakan beberapa pertimbangan profesional dalam menentukan tingkat awal pemula seharusnya. Pengujian harus dilakukan untuk memverifikasi apakah tingkat pemula yang ditunjukkan sudah benar Jika tidak, perancang mungkin akan menaikkan atau menurunkan persyaratan tingkat awal. Deretan pelajaran dalam domain Lain Ketika belajar melibatkan dominasi hasil keterampilan intelektual, perancang biasanya disarankan untuk membuat urutan dasar pembelajaran prasyarat bagi keterampilan intelektual mereka (Gagne & Briggs. 1979). Walaupun prasyarat penting dapat membentuk dasar bagi banyak urutan pembelajaran; mendukung prasyarat juga dipertimbangkan. Misalnya, hasil belajar bahwa seseorang akan memilih naik sepeda daripada mengendarai mobil untuk menjalankan tugas di lingkungan harus memiliki prasyarat yang mendukung bahwa orang tersebut tahu bagaimana harus bersepeda. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 32
  • 33. Untuk mempelajari keterampilan motorik, kadang-kadang disarankan pertama untuk mengajar aturan bahwa urutan yang diikuti dalam melaksanakan keterampilan adalah bagian yang membentuk keterampilan total. Kemudian ketrampilan ini sering diajar terbaik secara terpisah di depan mereka yang dilatih/dipraktikkan bersama-sama. Seorang pelatih dapat membelajarkan seorang pemula dalam cara menembak dengan belajar bagian keterampilan seperti bagaimana dan di mana untuk berdiri, bagaimana langkah, bagaimana mengenggam ditembakan, di mana untuk menahannya dalam hubungan dengan kepala, dan bagaimana mengikuti setelah menempatkan tembakan. Ketika masing-masing bagian keterampilan telah dikuasai, orang bisa berlatih bersama-sama untuk mempelajari waktu dan irama yang diperlukan untuk kelancaran keterampilan total. Untuk belajar informasi verbal, prasyarat yang penting adalah bahwa orang tersebut memiliki cara untuk berhubungan sebelum informasi belajar yang baru. Urutan belajar informasi verbal tidak kritis, meskipun mungkin ada fakta historis dalam urutan kronologis atau sekarang diorganisir sekitar topik seperti transportasi, pemerintah, dan ekonomi. Poin penting adalah bahwa pelajar mampu mengintegrasikan fakta-fakta ke dalam kerangka yang memiliki arti baginya. Tidak peduli apakah kerangkanya adalah garis waktu atau garis besar topik. Strategi kognitif mungkin sudah sebagai prasyarat keterampilan berbagai intelektual. Oleh karena itu, urutan pelajaran yang mengarah ke hasil strategi kognitif harus mencakup salah satu keterampilan yang sebelumnya belum pernah diperoleh. Selain itu, mungkin ada informasi mengenai solusi masalah yang akan memiliki ketegasan Informasi strategi kognitif tertentu yang harus diperoleh sebelum strategi kognitif bisa dipelajari (Gagne & Briggs, 1979). Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 33
  • 34. Esensial dan Prasyarat Pendukung untuk Lima Jenis Hasil Belajar Jenis Hasil Belajar Prasyarat Penting Keterampilan intelektual Komponen lebih sederhana Keterampilan intelektual (aturan, konsep, diskriminasi) maksud/arti secara penuh di/terorganisir dalam satuan informasi Informasi lisan Strategi kognitif Keterampilan intelektual tertentu (?) Sikap Keterampilan intelektual (kadang-kadang) Informasi lisan (kadang-kadang) Bagian keterampilan (kadang-kadang) Aturan prosedural (kadang-kadang) Keterampilan motorik Prasyarat Pendukung Sikap Strategi kognitif Informasi lisan Keterampilan bahasa strategi kognitif sikap Keterampilan intelektual Informasi lisan sikap Sikap lain-lain Informasi lisan sikap DAFTAR RUJUKAN Anglin, Gary J. 1995. Instructional Technology, Past, Present, and Future, Second Edition. Englewood-Corolado: Libraries unlimited, INC. Depdiknas, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas. Depdiknas. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009-2012. Jakarta. Finn, J. D. 1960. Technology and the instructional process, Audiovisual Communication Review, 8(1), 9-10. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 34
  • 35. Hackbarth, Steven, 1996. The Educational Technology Handbook, A Comprehensive Guide: Process and Product for Learning. Englewood Cliffs: Educational Technology Publications. Kemp, J. E., & Smelline, D. C. 1994. Planning, Producing and Using Instructional Technologies (7th ed.), (New York: Harper Collins). Isjoni. (2005), ―Mendayagunakan Teknologi Pengajaran‖, (Pekanbaru: Penerbit Unri Press). Miarso, Yusufhadi. 2004. “Menyemai Benih Teknologi Pendidikan”. (Jakarta: Penerbit Prenada Media). Purwanto, dkk. 2005. “Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia”. (Jakarta: Pustekkom-Depdiknas). Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., (2000), Instructional technology, The definition and domains of the field, Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi Miarso Jakarta: Penerbit IPTPI & LPTK. Smaldino, S.E., Russell, J., Heinich, R., & Molenda, M. 2004. Instructional Technology and Media for Learning. (8th ed.). Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Suparman, M. Atwi. 2004. “Desain Instruksional”. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Download dokumen: portal/download/userfiles/file/dokumen%20web/Definisi%20Dan%20Kawasan% 20Teknologi%20pembelajaran.rtf. Dedi Yulianto (NIM. F25112032 Kelas D) 35