SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
2.7 Uji Mutu Sediaan Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin ; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau
bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5)
sampai nomor paling besar (000), kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umunya ukuran
nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan pada pasien. Ada juga kapsul gelatin
keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE), yang memberikan
kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Kapsul gelatin keras terdiri atas 2
bagian, bagian tutup dan induk.
Kapsul harus memenuhi persyaratan uji. Serangkaian uji itu adalah keseragaman bobot,
keseragaman kandungan, uji waktu hancur, dan uji disolusi. (Anief, 1984) Laju disolusi atau
waktu yang diperlukan bagi obat untuk melarut dalam cairan pada tempat absorpsi,
merupakan tahap yang menentukan dalam proses absorpsi, untuk obat-obat yang diberikan
secara oral dalam bentuk padat seperti tablet atau kapsul. Akibatnya laju disolusi dapat
mempengaruhi efek terapi yang akan diberikan obat tersebut terhadap tubuh kita. (Ansel,
1989).
Keuntungan Kapsul :
• Dapat menutupi rasa obat yang tidak enak
• Bahan obat tunggal ataupun campuran dapat diberikan dalam satu kapsul
• Bagi beberapa penderita kapsul lebih mudah ditelan daripada tablet
• Kapsul dapat dilapisi dengan bahan tertentu sehingga tidak pecah atau larut dlm
lambung
• Selain serbuk, bahan obat lain yang kering dapat dimasukkan dalam kapsul, seperti
granul
Kerugian Kapsul :
• Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat
menahan penguapan
• Tidak bisa untuk zat-zat higroskopis (menyerap lembab)
• Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul
• Tidak bisa untuk balita
Uji Mutu Sediaan Kapsul
1. Keseragaman bobot
Uji yang digunakan menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
661/MENKES/SK/VII/1994 yaitu, Dari 20 tablet , tidak lebih dari 2 tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada
daftar berikut :
Bobot rata- rata isi
kapsul
Penyimpangan terhadap bobot isi rata- rata
A B
120 mg atau kurang
lebih dari 120 mg
± 10 % ± 20 %
± 7.5 % ± 15 %
Timbang satu kapsul, keluarkan isi kapsul, timbang bagian cangkangnya, hitung bobot
isi kapsul. Ulangi penetapan 19 kapsul dan hitung bobot rata- rata isi 20 kapsul.
Uji keseragaman bobot ini bertujuan untuk mengetahui besarnya penyimpangan bobot
per kapsul dan penyimpangan ini berhubungan dengan penyimpangan dosis per kapsul.
Perhitungan :
% penyimpangannya = (|
bobot isi per kapsul – bobot rata2
kapsul
bobot rata2 kapsul
| × 100%)
2. Waktu hancur (tidak lebih dari 15 menit)
Uji waktu hancur dilakukan untuk mengetahui seberapa lama sediaan obat tradisional
atau enyawa dapat diserap oleh tubuh, apabila senyawa tersebut dapat terdapat dalam
bentuk larutan, sehingga pada ssdiaan padat tertentu diperlukan waktu untuk
menjadikannya dalam bentuk partikel kecil yang larut atau dalam bentuk suspensi.
Pengujian waktu hancur dilakukan terhadap sediaan obat tradisional bentuk pil, kapsul,
dan tablet.
Prosedur pengujian (FI IV, p.1087)
Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan 1 cakram
pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37°C ± 2° sebagai media kecuali
dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas
waktu yang tertera pada monografi, angkat keranjang dan amati semua kapsul : semua
kapsul harus hancur sempurna. Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 kapsul lainnya : tidakkurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus
hancur sempurna.
3. Kadar air isi kapsul (tidak lebih dari 10%)
Uji kadar air bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang berlebihan pada bahan
obat tradisional akan mempercepat pertumbuhan mikroba, dan juga dapat mempermudah
terjadinya hidrolisa terhadap kandungab kimianya sehingga dapat mengakibatkan
penurunan mutu dari obat tradisional. Oleh karena itu batas kandungan air pada suatu
simplisia/ obat tradisional sebaiknya dicantumkan dalam suatu urauan yang menyangkut
persyaratan dari suatu simplisa/ obat tradisional.
Prosedur pengujian (FI IV, p. 1036)
Masukkan ± 10 g zat, yang disiapkan seperti tertera pada pengambilan contoh dan
metode analisis simplisia dan timbang seksama dalam wadah yang telah ditara. Keringkan
pada suhu 105°C selama 5 jam, dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang pada
jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
0,25%. Perhitungan besarnya penyimpangan yakni =
bobot akhir −bobot awal
bobot awal
× 100% .
Untuk mengetahui kadar air, perhitungannya adalah =
bobot penimbangan (akhir – awal)
massa zat
×
100%.
4. Angka lempeng total . Tldak lebih dari 104 .
Penetapan dilakukan menurut cara yang tedera pada ltletode Analisis Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Deparlemen Kesehatan Republik lndonesia.
5. Angka kapang dan khamir . Tidak lebih dari 103.
Penetapan dilakukan menurul cara yang tertera pada Metode Analisis Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia
6. Mikroba Patogen 'Negatif .
Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis Direktorat
Jenderal Pengawasan obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia.
7. Aflatokin . Tidak lebih dai 30 bPi .
Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera patda Metode Analisis Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia.
8. Bahan tambahan .
Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan sesuai dengan persyaratan
pengawet yang tertera pada persyaratan pil dalam lampiran keputusan.
9. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar ditempat kering dan terlindung
dari sinar matahari.
10. Uji Bahan Kimia Obat
Identitas Sampel
Nama Produk : Kapsul Binahong Amanah Herbal
Produksi : UD. Cipta Mandiri Abadi
Indikasi : Mengobati asma urat, reumatik, flu tulang dan pegal linu
Komposisi : Ekstrak Binahong 100%
Kegunaan :
- Mengobati asam urat dan rematik
-Mempercepat pemulihan patah tulang
-Melancarkan dan menormalkan tekanan darah
-Mencegah stroke
-Ambeien
-Disentri
-Typus
-Paru-paru Berlubang
-Sesak Napas
-Gegar otak
-Jerawat
-Mengobati radang usus dan ginjal
-Melancarkan Haid bagi wanita
-Mempercepat penyembuhan luka pasca operasi, melahirkan, khitan,
dan segala luka dalam/ luar.
Dosis : Untuk Pencegahan 2 x 2 kapsul/hari
Untuk Pengobatan 3 x 2 kapsul/hari
Berikut ini adalah klasifikasi tanaman binahong (A. cordifolia) :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Sub kingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera
Species : Anredera cordifolia (Tenore) Steenis Mus, 2008 (dalam Octavia, 2009).
 Khasiat dan kandungan kimia
Manfaat tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan,secara empiris binahong
dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.Seluruh bagian tanaman menjalar ini
berkhasiat mulai dari akar, batang dan daunnya (Sulistyani dkk, 2012).Dalam pengobatan,
bagian tanaman yang digunakan dapat berasal dari akar, batang, daun, dan bunga maupun
umbi yang menempel pada ketiak daun. Tanaman ini dikenal dengan sebutan Madeira
Vinedipercaya memiliki kandungan antioksidan tinggi dan antivirus.
Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman ini adalah:
kerusakan ginjal, diabetes, pembengkakan jantung, muntah darah, tifus, stroke, wasir,
rhematik, pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca melahirkan, menyembuhkan segala luka
dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan
darah, sembelit, sesak napas, sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut, menurunkan panas
tinggi, menyuburkan kandungan, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan hati,
meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh (Manoi, 2009 dalam Khunaifi, 2010).
Ekstrak metanol daun binahong dapat menurunkan kadar glukosa darah (Sukandar,
2011., Makalalag, 2013). Salep ekstrak daun binahong memiliki efektivitas pada
penyembuhan luka yang terinfeksi bakteri Staphilococcus aureus (Paju, 2013).Hasil uji
fitokimia ekstrak daun binahong ditemukan senyawa polifenol, alkaloid dan flavonoid. Pada
konsentrasi 25 % dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, pada
konsentrasi 50 % dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa
(Khunaifi, 2010), juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri
(Ainurrochmah dkk, 2013).
Suseno (2013) menjelaskan bahwa dalam daun binahong terdapat aktivitas antioksidan,
asam askorbat, dan total fenol yang sangat tinggi. Dalam daun binahong terdapat kadungan
antibakterial dan sitotoksik, juga mengandung asam oleanolik yang memiliki khasiat sebagai
antiinflamasi dan untuk mengurangi rasa nyeri pada luka bakar.Asam oleanolik tersebut
merupakan golongan triterpenoid (antioksidan pada tanaman).
Berdasarkan dengan pengujian Obat Tradisional sediaan kapsul Binahong yang tertera
pada etiket bahwa sediaan kapsul tersebut mengandung 100% ekstrak binahong. Jadi dapat
disimpulkan bahwa khasiat dari ekstrak binahong memiliki efektivitas pada penyembuhan
luka yang terinfeksi bakteri Staphilococcus aureus. Ekstrak daun binahong ditemukan
senyawa polifenol, alkaloid dan flavonoid. Beberapa flavonoid mempunyai sifat anti-
inflamasi, Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri.
Sehingga untuk BKO (Bahan Kimia Obat) yang dicurigai ditambahkan pada sediaan
kapsul binahong sebagai anti inflamasi adalah dexamethason.
Identitas BKO  Dexamethason
Dexamethasonum
C22H29FO3 BM : 392,47
Dexametason mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%
C22H29FO3 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk hablur, putih sampai praktis putih, tidak berbau, stabil di udara,
melebur pada suhu kurang 250⁰ disertai peruraian.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol,
dalam dioksan dan dalam methanol, sukar larut dalam kloroform sanagt sukar larut
dalam eter.
3.5 Metodologi Kerja
A. Prosedur uji waktu hancur kapsul
1. Siapkan kapsul tidak bersalut
2. Masukkan pada masing- masing tabung dari keranjang
3. Masukkan 1 cakram pada tiap tabung
4. Dan jalankan alat.
5. Gunakan air bersuhu 37˚C, kurang lebih 2º C sebagai media kecuali
dinyatakan cairan lain dalam masing- masing monografi.
6. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, angkat ranjang
dan amati semua kapsul harus hancur sempurna.
7. Bila satu kapsul atau dua kapsul tidak hancur semua, ulangi pengujian dengan
12 kapsul lainnya tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur semua.
B. Prosedur uji kadar air pada kapsul
1. Masukkan ± 2 g zat.
2. Timbang seksama dalam kurs porselen yang telah ditara.
3. Keringkan pada suhu 105oC selama 1 jam, dan timbang.
4. Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1/2 jam sampai perbedaan
antara 2 penimbangan berturut – turut tidak lebih dari 0.25 %.
C. Prosedur uji keseragaman bobot pada kapsul
1. Timbang 20 kapsul
2. Timbang satu kapsul
3. Keluarkan isi kapsul,
4. Timbang bagian cangkangnya,
5. Hitung bobot isi kapsul.
6. Ulangi penetapan terhadap 19 kapsul
7. Hitung bobot rata-rata isi 20 kapsul.
D. Uji Bahan Kimia Obat (BKO)
Uji Dexametazon
1. Larutan Uji
Satu dosis cuplikan yang telah diserbuk halus, dimasukkan kedalam labu erlenmeyer
125 mL, ditambah 50 mL air dan beberapa tetes larutan amonium hidroksida hingga
pH 7, kemudian dikocok selama lebih kurang 30 menit. Disaring kedalam corong
pisah dan diasamkan dengan asam klorida 1N hingga pH 3, diekstraksi 3 kali setiap
kali dengan 20 mL etil asetat. Kumpulkan ekstrak etil asetat diuapkan hingga kering,
sisa penguapan dilarutkan dengan 5 mL etanol (A).
Dengan cara yang sama diekstraksi cuplikan yang telah ditambah 5 mg Dexametazon
BPFI (B).
2. Larutan baku
Dibuat larutan Dexametazon BPFI 0,1 % b/v dalam etanol (C)
3. Identifikasi KLT
Larutan A,B,C ditotolkan secara terpisah dan dilakukan KLT sebagai berikut:
Fase diam : Silica gel GF 254
Fase gerak : dikloroetan : methanol : air (95 : 5 : 0,2)
Penjenuhan : dengan kertas saring
Volume penotolan : larutan A,B,C masing-masing 15 uL
Jarak rambat : 15 cm
4.5 Hasil dan Pembahasan
 Uji Organoleptis
Bau : khas jamu
Warna : hijau gelap (lumut)
Rasa : pahit
 Uji Waktu Hancur
Waktu hancur kapsul binahong adalah 30 menit, dalam waktu 30 menit semua kapsul
dapat hancur sempurna dalam air.
 Uji Kadar Air
Cawan porselen kosong : 21,1503 g
Cawan + zat : 23,4446 g
Zat : 2,2943 g
1. Setelah pemanasan 1 jam  23,6096 – 21,0056 = 2,604 g
2. Setelah pemanasan 30 menit selanjutnya 23,4021 – 21,1503 = 2.2518 g
3. Setelah pemanasan 30 menit selanjutnya 23,3965 – 21,1503 = 2,2462 g
4. Setelah pemanasan 30 menit selanjutnya 23,3887 – 21,1503 = 2,2384 g
Kadar air (%) = bobot akhir – bobot awal X 100%
Bobot awal
= 2,2384 – 2,2943 x 100 %
2,2943
= 2,43 %
 Uji Keseragaman Bobot
No Berat kapsul (g) Berat cangkang (g) Berat isi (g) % penyimpangan
1 0,5895 0,0986 0,4909 15
2 0.5728 0,0996 0,4732 18
3 0,5851 0,0952 0,4899 15
4 0,6234 0,0983 0,5251 9
5 0,6190 0,0988 0,5202 10
6 0,6223 0,0976 0,5247 9
7 0,5901 0,0983 0,4918 15
8 0,5685 0,0983 0,4702 19
9 0,6024 0,0943 0,5081 13
10 0,6264 0,0901 0,5363 7
11 0,6466 0,0944 0,5522 5
12 0,6373 0,0965 0,5408 7
13 0,6143 0,0966 0,5177 11
14 0,5843 0,0963 0,488 16
15 0,6069 0,0982 0,5087 12
16 0,5564 0,0985 0,4579 21
17 0,5846 0,0972 0,4874 16
18 0,5850 0,0963 0,4887 16
19 0,5690 0,0984 0,4692 19
20 0,5742 0,0982 0,476 18
Bobot 20 kapsul 11,5917
Bobot rata-rata 0,5796
1. % penyimpangan = (|
0,4909 – 0,5796
0,5796
| × 100%)
= 15,3 %
2. % penyimpangan = (|
0,4732 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 18,3 %
3. % penyimpangan = (|
0,4899 – 0,5796
0,5796
| × 100%)
= 15,4 %
4. % penyimpangan = (|
0,5251 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 9,4 %
5. % penyimpangan = (|
0,5202 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 10,2 %
6. % penyimpangan = (|
0,5247 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 9,4 %
7. % penyimpangan = (|
0,4918 – 0,5796
0,5796
| × 100%)
= 15,1 %
8. % penyimpangan = (|
0,4702 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 18,8 %
9. % penyimpangan = (|
0,5081 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 12,3 %
10. % penyimpangan = (|
0,5363 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 7,4 %
11. % penyimpangan = (|
0,5522 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 4,7 %
12. % penyimpangan = (|
0,5402 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 6,7 %
13. % penyimpangan = (|
0,5177 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 10,6 %
14. % penyimpangan = (|
0,488– 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 15,8 %
15. % penyimpangan = (|
0,5087 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 12,2 %
16. % penyimpangan = (|
0,4579 – 0,5796
0,5796
| × 100%)
= 20,9 %
17. % penyimpangan = (|
0,4874 – 0,5796
0,5796
|× 100%)
= 15,9 %
18. % penyimpangan = (|
0,4887 – 0,5796
0,5796
| × 100%)
= 15,6 %
19. % penyimpangan = (|
0,4693– 0,5796
0,5796
| × 100%)
= 19,0 %
20. % penyimpangan = (|
0,476 – 0,5796
0,5796
| × 100%)
= 17,8 %
 Uji BKO
- Tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan waktu
 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini melakukan uji analisa terhadap obat tradisional jenis
sediaan kapsul. Obat jenis ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan sediaan obat
jenis lain. Keuntungan tersebut antara lain, lebih mudah untuk ditelan, rasa pahit
tersamarkan, lebih mudah dikonsumsi. salah satu obat tradisionla dengan sediaan
kapsul ini adalah kapsul asam urat binahong. Pengujian yang dilakukan antara lain uji
organoleptis, uji waktu hancur, uji kadar air dan uji keseragaman bobot.
Uji organoleptis didapatkan hasil dari obat memiliki bau khas jamu dengan
warna hijau gelap (lumut) dan rasa yang cenderung pahit. Uji waktu hancur kapsul
adalah 30 menit sesuai dengan standart dari waktu hancur kapsul sendiri. Uji BKO
pada jamu ini tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan dari waktu sehingga
praktikum uji BKO ini tidak dilakukan. Uji keseragaman bobot memiliki rata-rata
bobot 0,5796 gram dan % penyimpanagan yang tidak melebihi standart sehingga
kapsul dinyatakan layak untuk dikonsumsi.

Contenu connexe

Tendances

Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
Trie Marcory
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 

Tendances (20)

Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Pill
PillPill
Pill
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 

Similaire à Uji mutu sediaan kapsul

Penggunaan unit dosis obat
Penggunaan unit dosis obatPenggunaan unit dosis obat
Penggunaan unit dosis obat
Hendro Prasetyo
 

Similaire à Uji mutu sediaan kapsul (20)

Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
 
Pengobatan diabetes ampuh
Pengobatan diabetes ampuh Pengobatan diabetes ampuh
Pengobatan diabetes ampuh
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
 
Ppt 16 mei
Ppt 16 meiPpt 16 mei
Ppt 16 mei
 
Produk greenworld supplement tanpa efek samping
Produk greenworld  supplement tanpa efek sampingProduk greenworld  supplement tanpa efek samping
Produk greenworld supplement tanpa efek samping
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
PPT efek ekstrak pare dan jahe terhadap kadar glukosa darah
PPT efek ekstrak pare dan jahe terhadap kadar glukosa darahPPT efek ekstrak pare dan jahe terhadap kadar glukosa darah
PPT efek ekstrak pare dan jahe terhadap kadar glukosa darah
 
Farmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkpFarmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkp
 
Khasiat dari buah mengkudu
Khasiat dari buah mengkuduKhasiat dari buah mengkudu
Khasiat dari buah mengkudu
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
2. Steril- Ruang Lingkup Sed. Steril-S1 2020.pdf
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
Penggunaan unit dosis obat
Penggunaan unit dosis obatPenggunaan unit dosis obat
Penggunaan unit dosis obat
 
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.pptCARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
 
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxPEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
 
Kelompok annona muricata
Kelompok annona muricataKelompok annona muricata
Kelompok annona muricata
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
 

Dernier

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 

Dernier (20)

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 

Uji mutu sediaan kapsul

  • 1. 2.7 Uji Mutu Sediaan Kapsul Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin ; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000), kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umunya ukuran nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan pada pasien. Ada juga kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE), yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Kapsul gelatin keras terdiri atas 2 bagian, bagian tutup dan induk. Kapsul harus memenuhi persyaratan uji. Serangkaian uji itu adalah keseragaman bobot, keseragaman kandungan, uji waktu hancur, dan uji disolusi. (Anief, 1984) Laju disolusi atau waktu yang diperlukan bagi obat untuk melarut dalam cairan pada tempat absorpsi, merupakan tahap yang menentukan dalam proses absorpsi, untuk obat-obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet atau kapsul. Akibatnya laju disolusi dapat mempengaruhi efek terapi yang akan diberikan obat tersebut terhadap tubuh kita. (Ansel, 1989). Keuntungan Kapsul : • Dapat menutupi rasa obat yang tidak enak • Bahan obat tunggal ataupun campuran dapat diberikan dalam satu kapsul • Bagi beberapa penderita kapsul lebih mudah ditelan daripada tablet • Kapsul dapat dilapisi dengan bahan tertentu sehingga tidak pecah atau larut dlm lambung • Selain serbuk, bahan obat lain yang kering dapat dimasukkan dalam kapsul, seperti granul Kerugian Kapsul : • Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan • Tidak bisa untuk zat-zat higroskopis (menyerap lembab) • Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul • Tidak bisa untuk balita Uji Mutu Sediaan Kapsul
  • 2. 1. Keseragaman bobot Uji yang digunakan menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994 yaitu, Dari 20 tablet , tidak lebih dari 2 tablet yang masing- masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada daftar berikut : Bobot rata- rata isi kapsul Penyimpangan terhadap bobot isi rata- rata A B 120 mg atau kurang lebih dari 120 mg ± 10 % ± 20 % ± 7.5 % ± 15 % Timbang satu kapsul, keluarkan isi kapsul, timbang bagian cangkangnya, hitung bobot isi kapsul. Ulangi penetapan 19 kapsul dan hitung bobot rata- rata isi 20 kapsul. Uji keseragaman bobot ini bertujuan untuk mengetahui besarnya penyimpangan bobot per kapsul dan penyimpangan ini berhubungan dengan penyimpangan dosis per kapsul. Perhitungan : % penyimpangannya = (| bobot isi per kapsul – bobot rata2 kapsul bobot rata2 kapsul | × 100%) 2. Waktu hancur (tidak lebih dari 15 menit) Uji waktu hancur dilakukan untuk mengetahui seberapa lama sediaan obat tradisional atau enyawa dapat diserap oleh tubuh, apabila senyawa tersebut dapat terdapat dalam bentuk larutan, sehingga pada ssdiaan padat tertentu diperlukan waktu untuk menjadikannya dalam bentuk partikel kecil yang larut atau dalam bentuk suspensi. Pengujian waktu hancur dilakukan terhadap sediaan obat tradisional bentuk pil, kapsul, dan tablet. Prosedur pengujian (FI IV, p.1087) Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37°C ± 2° sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, angkat keranjang dan amati semua kapsul : semua kapsul harus hancur sempurna. Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya : tidakkurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
  • 3. 3. Kadar air isi kapsul (tidak lebih dari 10%) Uji kadar air bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang berlebihan pada bahan obat tradisional akan mempercepat pertumbuhan mikroba, dan juga dapat mempermudah terjadinya hidrolisa terhadap kandungab kimianya sehingga dapat mengakibatkan penurunan mutu dari obat tradisional. Oleh karena itu batas kandungan air pada suatu simplisia/ obat tradisional sebaiknya dicantumkan dalam suatu urauan yang menyangkut persyaratan dari suatu simplisa/ obat tradisional. Prosedur pengujian (FI IV, p. 1036) Masukkan ± 10 g zat, yang disiapkan seperti tertera pada pengambilan contoh dan metode analisis simplisia dan timbang seksama dalam wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 105°C selama 5 jam, dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25%. Perhitungan besarnya penyimpangan yakni = bobot akhir −bobot awal bobot awal × 100% . Untuk mengetahui kadar air, perhitungannya adalah = bobot penimbangan (akhir – awal) massa zat × 100%. 4. Angka lempeng total . Tldak lebih dari 104 . Penetapan dilakukan menurut cara yang tedera pada ltletode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Deparlemen Kesehatan Republik lndonesia. 5. Angka kapang dan khamir . Tidak lebih dari 103. Penetapan dilakukan menurul cara yang tertera pada Metode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia 6. Mikroba Patogen 'Negatif . Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia. 7. Aflatokin . Tidak lebih dai 30 bPi . Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera patda Metode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia. 8. Bahan tambahan . Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan sesuai dengan persyaratan pengawet yang tertera pada persyaratan pil dalam lampiran keputusan. 9. Wadah dan penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari.
  • 4. 10. Uji Bahan Kimia Obat Identitas Sampel Nama Produk : Kapsul Binahong Amanah Herbal Produksi : UD. Cipta Mandiri Abadi Indikasi : Mengobati asma urat, reumatik, flu tulang dan pegal linu Komposisi : Ekstrak Binahong 100% Kegunaan : - Mengobati asam urat dan rematik -Mempercepat pemulihan patah tulang -Melancarkan dan menormalkan tekanan darah -Mencegah stroke -Ambeien -Disentri -Typus -Paru-paru Berlubang -Sesak Napas -Gegar otak -Jerawat -Mengobati radang usus dan ginjal -Melancarkan Haid bagi wanita -Mempercepat penyembuhan luka pasca operasi, melahirkan, khitan, dan segala luka dalam/ luar. Dosis : Untuk Pencegahan 2 x 2 kapsul/hari Untuk Pengobatan 3 x 2 kapsul/hari Berikut ini adalah klasifikasi tanaman binahong (A. cordifolia) : Kingdom : Plantae (tumbuhan) Sub kingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisio : Magnoliophyta (berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Subkelas : Hamamelidae Ordo : Caryophyllales Familia : Basellaceae
  • 5. Genus : Anredera Species : Anredera cordifolia (Tenore) Steenis Mus, 2008 (dalam Octavia, 2009).  Khasiat dan kandungan kimia Manfaat tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan,secara empiris binahong dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.Seluruh bagian tanaman menjalar ini berkhasiat mulai dari akar, batang dan daunnya (Sulistyani dkk, 2012).Dalam pengobatan, bagian tanaman yang digunakan dapat berasal dari akar, batang, daun, dan bunga maupun umbi yang menempel pada ketiak daun. Tanaman ini dikenal dengan sebutan Madeira Vinedipercaya memiliki kandungan antioksidan tinggi dan antivirus. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman ini adalah: kerusakan ginjal, diabetes, pembengkakan jantung, muntah darah, tifus, stroke, wasir, rhematik, pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca melahirkan, menyembuhkan segala luka dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, sembelit, sesak napas, sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut, menurunkan panas tinggi, menyuburkan kandungan, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh (Manoi, 2009 dalam Khunaifi, 2010). Ekstrak metanol daun binahong dapat menurunkan kadar glukosa darah (Sukandar, 2011., Makalalag, 2013). Salep ekstrak daun binahong memiliki efektivitas pada penyembuhan luka yang terinfeksi bakteri Staphilococcus aureus (Paju, 2013).Hasil uji fitokimia ekstrak daun binahong ditemukan senyawa polifenol, alkaloid dan flavonoid. Pada konsentrasi 25 % dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, pada konsentrasi 50 % dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa (Khunaifi, 2010), juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri (Ainurrochmah dkk, 2013). Suseno (2013) menjelaskan bahwa dalam daun binahong terdapat aktivitas antioksidan, asam askorbat, dan total fenol yang sangat tinggi. Dalam daun binahong terdapat kadungan antibakterial dan sitotoksik, juga mengandung asam oleanolik yang memiliki khasiat sebagai antiinflamasi dan untuk mengurangi rasa nyeri pada luka bakar.Asam oleanolik tersebut merupakan golongan triterpenoid (antioksidan pada tanaman). Berdasarkan dengan pengujian Obat Tradisional sediaan kapsul Binahong yang tertera pada etiket bahwa sediaan kapsul tersebut mengandung 100% ekstrak binahong. Jadi dapat disimpulkan bahwa khasiat dari ekstrak binahong memiliki efektivitas pada penyembuhan luka yang terinfeksi bakteri Staphilococcus aureus. Ekstrak daun binahong ditemukan
  • 6. senyawa polifenol, alkaloid dan flavonoid. Beberapa flavonoid mempunyai sifat anti- inflamasi, Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Sehingga untuk BKO (Bahan Kimia Obat) yang dicurigai ditambahkan pada sediaan kapsul binahong sebagai anti inflamasi adalah dexamethason. Identitas BKO  Dexamethason Dexamethasonum C22H29FO3 BM : 392,47 Dexametason mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C22H29FO3 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : serbuk hablur, putih sampai praktis putih, tidak berbau, stabil di udara, melebur pada suhu kurang 250⁰ disertai peruraian. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan dalam methanol, sukar larut dalam kloroform sanagt sukar larut dalam eter.
  • 7. 3.5 Metodologi Kerja A. Prosedur uji waktu hancur kapsul 1. Siapkan kapsul tidak bersalut 2. Masukkan pada masing- masing tabung dari keranjang 3. Masukkan 1 cakram pada tiap tabung 4. Dan jalankan alat. 5. Gunakan air bersuhu 37˚C, kurang lebih 2º C sebagai media kecuali dinyatakan cairan lain dalam masing- masing monografi. 6. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, angkat ranjang dan amati semua kapsul harus hancur sempurna. 7. Bila satu kapsul atau dua kapsul tidak hancur semua, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur semua. B. Prosedur uji kadar air pada kapsul 1. Masukkan ± 2 g zat. 2. Timbang seksama dalam kurs porselen yang telah ditara. 3. Keringkan pada suhu 105oC selama 1 jam, dan timbang. 4. Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1/2 jam sampai perbedaan antara 2 penimbangan berturut – turut tidak lebih dari 0.25 %. C. Prosedur uji keseragaman bobot pada kapsul 1. Timbang 20 kapsul 2. Timbang satu kapsul 3. Keluarkan isi kapsul, 4. Timbang bagian cangkangnya, 5. Hitung bobot isi kapsul. 6. Ulangi penetapan terhadap 19 kapsul 7. Hitung bobot rata-rata isi 20 kapsul. D. Uji Bahan Kimia Obat (BKO) Uji Dexametazon 1. Larutan Uji
  • 8. Satu dosis cuplikan yang telah diserbuk halus, dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 125 mL, ditambah 50 mL air dan beberapa tetes larutan amonium hidroksida hingga pH 7, kemudian dikocok selama lebih kurang 30 menit. Disaring kedalam corong pisah dan diasamkan dengan asam klorida 1N hingga pH 3, diekstraksi 3 kali setiap kali dengan 20 mL etil asetat. Kumpulkan ekstrak etil asetat diuapkan hingga kering, sisa penguapan dilarutkan dengan 5 mL etanol (A). Dengan cara yang sama diekstraksi cuplikan yang telah ditambah 5 mg Dexametazon BPFI (B). 2. Larutan baku Dibuat larutan Dexametazon BPFI 0,1 % b/v dalam etanol (C) 3. Identifikasi KLT Larutan A,B,C ditotolkan secara terpisah dan dilakukan KLT sebagai berikut: Fase diam : Silica gel GF 254 Fase gerak : dikloroetan : methanol : air (95 : 5 : 0,2) Penjenuhan : dengan kertas saring Volume penotolan : larutan A,B,C masing-masing 15 uL Jarak rambat : 15 cm
  • 9. 4.5 Hasil dan Pembahasan  Uji Organoleptis Bau : khas jamu Warna : hijau gelap (lumut) Rasa : pahit  Uji Waktu Hancur Waktu hancur kapsul binahong adalah 30 menit, dalam waktu 30 menit semua kapsul dapat hancur sempurna dalam air.  Uji Kadar Air Cawan porselen kosong : 21,1503 g Cawan + zat : 23,4446 g Zat : 2,2943 g 1. Setelah pemanasan 1 jam  23,6096 – 21,0056 = 2,604 g 2. Setelah pemanasan 30 menit selanjutnya 23,4021 – 21,1503 = 2.2518 g 3. Setelah pemanasan 30 menit selanjutnya 23,3965 – 21,1503 = 2,2462 g 4. Setelah pemanasan 30 menit selanjutnya 23,3887 – 21,1503 = 2,2384 g Kadar air (%) = bobot akhir – bobot awal X 100% Bobot awal = 2,2384 – 2,2943 x 100 % 2,2943 = 2,43 %  Uji Keseragaman Bobot No Berat kapsul (g) Berat cangkang (g) Berat isi (g) % penyimpangan 1 0,5895 0,0986 0,4909 15
  • 10. 2 0.5728 0,0996 0,4732 18 3 0,5851 0,0952 0,4899 15 4 0,6234 0,0983 0,5251 9 5 0,6190 0,0988 0,5202 10 6 0,6223 0,0976 0,5247 9 7 0,5901 0,0983 0,4918 15 8 0,5685 0,0983 0,4702 19 9 0,6024 0,0943 0,5081 13 10 0,6264 0,0901 0,5363 7 11 0,6466 0,0944 0,5522 5 12 0,6373 0,0965 0,5408 7 13 0,6143 0,0966 0,5177 11 14 0,5843 0,0963 0,488 16 15 0,6069 0,0982 0,5087 12 16 0,5564 0,0985 0,4579 21 17 0,5846 0,0972 0,4874 16 18 0,5850 0,0963 0,4887 16 19 0,5690 0,0984 0,4692 19 20 0,5742 0,0982 0,476 18 Bobot 20 kapsul 11,5917 Bobot rata-rata 0,5796
  • 11. 1. % penyimpangan = (| 0,4909 – 0,5796 0,5796 | × 100%) = 15,3 % 2. % penyimpangan = (| 0,4732 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 18,3 % 3. % penyimpangan = (| 0,4899 – 0,5796 0,5796 | × 100%) = 15,4 % 4. % penyimpangan = (| 0,5251 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 9,4 % 5. % penyimpangan = (| 0,5202 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 10,2 % 6. % penyimpangan = (| 0,5247 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 9,4 % 7. % penyimpangan = (| 0,4918 – 0,5796 0,5796 | × 100%) = 15,1 % 8. % penyimpangan = (| 0,4702 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 18,8 % 9. % penyimpangan = (| 0,5081 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 12,3 % 10. % penyimpangan = (| 0,5363 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 7,4 % 11. % penyimpangan = (| 0,5522 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 4,7 % 12. % penyimpangan = (| 0,5402 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 6,7 % 13. % penyimpangan = (| 0,5177 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 10,6 % 14. % penyimpangan = (| 0,488– 0,5796 0,5796 |× 100%)
  • 12. = 15,8 % 15. % penyimpangan = (| 0,5087 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 12,2 % 16. % penyimpangan = (| 0,4579 – 0,5796 0,5796 | × 100%) = 20,9 % 17. % penyimpangan = (| 0,4874 – 0,5796 0,5796 |× 100%) = 15,9 % 18. % penyimpangan = (| 0,4887 – 0,5796 0,5796 | × 100%) = 15,6 % 19. % penyimpangan = (| 0,4693– 0,5796 0,5796 | × 100%) = 19,0 % 20. % penyimpangan = (| 0,476 – 0,5796 0,5796 | × 100%) = 17,8 %  Uji BKO - Tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan waktu  Pembahasan Dalam praktikum kali ini melakukan uji analisa terhadap obat tradisional jenis sediaan kapsul. Obat jenis ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan sediaan obat jenis lain. Keuntungan tersebut antara lain, lebih mudah untuk ditelan, rasa pahit tersamarkan, lebih mudah dikonsumsi. salah satu obat tradisionla dengan sediaan kapsul ini adalah kapsul asam urat binahong. Pengujian yang dilakukan antara lain uji organoleptis, uji waktu hancur, uji kadar air dan uji keseragaman bobot. Uji organoleptis didapatkan hasil dari obat memiliki bau khas jamu dengan warna hijau gelap (lumut) dan rasa yang cenderung pahit. Uji waktu hancur kapsul adalah 30 menit sesuai dengan standart dari waktu hancur kapsul sendiri. Uji BKO pada jamu ini tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan dari waktu sehingga praktikum uji BKO ini tidak dilakukan. Uji keseragaman bobot memiliki rata-rata
  • 13. bobot 0,5796 gram dan % penyimpanagan yang tidak melebihi standart sehingga kapsul dinyatakan layak untuk dikonsumsi.