Laporan ini menyelidiki hubungan antara arus, tegangan, dan hambatan melalui percobaan hukum Ohm. Percobaan menggunakan power supply, meter dasar, hambatan tetap, dan papan rangkaian untuk mengukur arus dan tegangan pada berbagai hambatan. Hasilnya menunjukkan hubungan yang berbanding lurus antara tegangan dan arus, mendukung hukum Ohm.
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
1. Laporan Hasil Praktikum
“Hukum Ohm”
Disusun oleh :
1. Bima
2. Denson Siburian
3. Devita rufaidah
4. Dina Nur Ayu Febriyanti
5. Doni
6. Elsa Mintar
SMAN 1 KABUPATEN TANGERANG
Balaraja
2017
Instagram : @densonsiburian
ID line : deblonsib
2. Whatapps : 081280556165
I. Tujuan Praktikum
Menyelidiki hubungan arus dan tegangan pada kedua terminal hambatan dan
bola lampu.
II. Teori Dasar
Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal – terminal material
penghantar berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melaui material ini,
secara matematis hal ini dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana konstanta proporsionalitas atau kesebandingan R disebut sebagai
resistansi. Satuan untuk resistansi adalah ohm, yaitu I V/A dan biasa disingkat
huruf besar Ω .
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial.
Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George simon
ohm (1797-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam
sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung – ujungnya . Prinsip
Ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar
metal pada rangkain, Ohm menentukan sebuah persamaan yang simple
menjelaskan hubungan antara tegangan, arus dan hambatan yang saling hubungan.
Tetapi beberapa zat terutama semi-konduktor, tidak mengikuti hukum Ohm.
Sebuah grafik menunjukkan hubungan antara V dan I yang diberikan hukum Ohm
menghasilkan garis lurus. Hukum Ohm menggambarkan bagaimana arus,
tegangan, dan tahanan berhubungan. Hukum Ohm dapat diterapkan dalam
rangkaian tahanan seri. Yang dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah
tahanan dihubungkan ujung ke ujung atau dalam suatu rantai.
3. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih
dari satu , diperlukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. Hal ini dapat
dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan
hambatan bagi arus untuk mengalir.
III. Alat dan Bahan
1. Power auplay
2. Meter dasar
3. Hambatan tetap
4. Papanrangkaian
5. Saklar kabel konduktor
IV. Langkah Kegiatan
1. Siapkan semua peralatan sesuai daftar dan rangkaian semua speperti pada
gambar
2. Atur posisi hambatan geser (rheostat) model cincin pada hambatan
maksimum.
3. Nyalakan power suplai dan putar perlahan-lahan hambatan geser model
cincin rheostat hingga jarum bergerak.
4. Catat arus listrik yang mengalir melalui hambatan tetap dan catat pula
tegangan V di antara 2 terminal hambatan tersebut.
5. Ubah posisi hambatan geser model cincin (rheostat) untuk mengatur arus
listrik dan catat dalam tabel di bawah ini besar tegangan untuk setiap
pertambahan arus yang mengalir saat memutar hambatan geser model
cincin atau rheostat.
6. Dari data tabel 1 yang diperoleh, buat grafik hubungan tegangan V
terhadap arus listrik I dengan cara enarik garis lurus pada sekumpulan titik
dasar terbanyak jika ada.
V. Data hasil praktikum
Tabel data hasil pengamatan :
4. Percobaan
ke :
Tegangan di titik kedua ujung terminal
hambatan V (volt)
Arus listrik yang timbul (mA)
1 baterai 2 baterai 1 baterai 2 baterai
1. 1,6 V 3,2 V 16 32
2. 1,6 V 3,2 V 16 32
3. 1,6 V 3,2 V 16 31
4. 1,6 V 3,2 V 16 31
5. 1,6 V 3,2 V 16 31
6. 1,6 V 3,2 V 16 31
7. 1,6 V 3,2 V 16 31
8. 1,6 V 3,2 V 16 31
9. 1,6 V 3,2 V 16 31
10. 1,6 V 3,2 V 16 31
VI. Pengolahan Data
A. Menghitung Arus
• Percobaan pada 1 baterai :
1. Percobaan 1 sampai 10
I1-10 =
I1-10 =
I1-10 = 16 x 10-3
A
• Percobaan pada 2 baterai
1. Percobaan 1-2
I1,2 =
I1,2 =
I1,2 = 3,2 x 10-3
A
2. Percobaan 3-10
5. I1,2 =
I1,2 =
I1,2 = 3,1 x 10-3
A
B. Mengitung Hambatan
• Percobaan pada 1 baterai :
1. Percobaan 1 sampai 10
R1-10 =
R1-10 =
R1-10 = 16 x 10-3
• Percobaan pada 2 baterai :
1. Percobaan 1 sampai 2
R1-2 =
R1-2 =
R1-2 = 100
2. Percobaan 1 sampai 2
R3-10 =
R3-10 =
6. R3-10 = 103
VIII. PEMBAHASAN
1. Dari langkah percobaan 6,bagaimanakah hubungan antara I dan V,
apakah berbanding lurus, jika iya buat persamaan garisnya ?
2. Berapa nilai kemiringan garis persamaan yang didapatkan ? samakah
hasilnya disekitar nilai resistor yang telah dicoba ?
3. Berapakah persenkah selisih antara kemiringan yang anda dapatkan
dengan nilai resistor pada percobaan yang telah dilakukan?
4. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi adalah persen selisih, jika ada
selisih persentase.
5. Apabila resistor 10 ohm mempunyai 10% dipasang pada tegangan 12
volt, berapa nilai minimum arus yang dapat dilaluinya?
JAWABAN
1. Dari grafik tersebut, dapat diambil hubungan antara V dengan I adalah
berbanding lurus. Dari grafik tersebut bahwa dengan tegangan 1,6 volt
7. atau satu baterai dan menggunakan resistor sebesar 100Ω dapat
menghasilkan arus sebesar 16 mA. Dan jika di tingkatkan menjadi 3,2
volt atau 2 baterai dan menggunakan resistor yang sama yaitu sebesar
100Ω. Dapat menghasilkan 31,2 mA. Jadi semakin besar tegangan (V),
maka semakin besar arus listriknya (I) tetapi dengan menggunakan
resistor (R) yang konstan sehingga dapat disimpulka bahwa tegangan (V)
berbanding lurus dengan arus listrik (I).
2. Dik : V2 = 3,2 V I2 = 31,2 mA
V1 = 1,6 V I1 = 16 mA
Dit : Tan = .....?
Jawab :
Nilai kemiringan
Tan = Hambatan (R)
Tan =
Tan = , = = = 2,4 V dan I bar = = = 23,6 mA
Tan =
Tan =
Tan = 0,1016949153
= 5,8 o
8. Untuk Hambatan R, R =
R =
R = 101,69 Ω
Dari hasil percobaan kami dapatkan R= 101,69 Ω dengan kata lain tidak
sama dengan nilai resistor yang kami coba yaitu 100 Ω. Menurut kami hal
ini disebabkan pada perbedaan tegangan pada percobaan dengan 2 baterai
dan arusnya. Disaat percobaan dengan 2 baterai mungkin tegangan baterai
berkurang saat kami mencoba percobaan pertama dan kedua. Sehingga
tegangan berkurang dipercobaan ketiga sampai kesepuluh. Tapi bisa saja
ada kesalahan disaat kelompok mengukur tegangan dan arusnya. Dan bisa
juga kesalahan pada alat yang kelompok kami gunakan saat mengukur
misalnya Volmeter dan Ampermeter digital yang baterainya sudah habis
atau yang sudah tidak lama diganti. Sehingga tegangan berkurang
dipercobaan ketiga sampai kesepuluh.
3. Dik : Rpraktek = 101 Ω
Rteor i= 100 Ω
Dit : Berapa persenkah selisih antara kemiringan yang didapatkan
dengan nilai resistor pada percobaan yang telah dilakuan ?
Jawab :
Error%= x 100%
= x 100%
= x 100%
= 0,01 x 100%
9. = 1 %
Jadi selisih presentase sebesar 1 %
4. Kelompok kami selisih persentase yaitu sebesar 1 %. Menurut kelompok
kami faktor yang mempengaruhi selisih persentase adalah tegangan, kuat
listrik, dan hambatan. Sebab tegangan berbanding lurus dengan arus
listrik walaupun kelompok kami tidak melakukan percobaan hubungan
antara tegangan dengan hambatan. Tetapi, menurut literatur yang kami
baca, bahwa tegangan berbanding lurus dengan hambatan. Dan hambatan
berbanding terbalik dengan arus listrik. Jadi faktor yang mempengaruhi
adalah tegangan, hambatan, dan arus listrik.
5. Dik : R = 10 Ω
V = 12 V
Dit : Nilai minimum arus ( I ) = ...... ?
Jawab :
R =
I =
I =
I = 1,2 A
R1= 10% dari 10 Ω = 1 Ω
V = 12 V
I 1=
10. I1 =
I1 = 12 A
Nilai minimum arus = I1- I
= 12 – 1,2
= 10,8 A
IX. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapatkan dari percobaan hukum ohm adalah Arus
listrik dan hambatan berbanding lurus dengan tegangan. Artinya semakin besar
arus listrik atau hambatan semakin besar pula tegangannya dan sebaliknya. Tetapi
arus listrik berbanding terbalik dengan hambatannya. Artinya semakin besar arus
maka semakin kecil nilai hambatannya. Sehingga didapatkan rumus : V = I.R
X. DAFTAR PUSAKA
http://ayuafridah.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-fisika-dasar-2-
hukum.html