SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  72
Surfiani
TRANSFORMASI
 Unsur tetap
 Kolineasi
 Identitas
 Isometri
 Involusi
KOLINEASI
ISOMETRI
1. Diketahui
  a. Selidiki apakah       suatu kolineasi
  b. Selidiki apakah       suatu involusi
  a.
   a.




        ambil persamaan garis
         ambil persamaan garis


        diperoleh
         diperoleh


        sehingga
         sehingga




        Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.
        Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.
a. (x,y)
 a. (x,y)        (x’,y’)
                  (x’,y’)        (x’’,y’’)
                                  (x’’,y’’)
            TT              TT
                  TT=T22
                   TT=T




   Jadi
    Jadi
Jika V transformasi dan W transformasi, berkenaan sifat V dan W sebagai fungsi,
maka dapat didefinisikan komposisi atau hasil kali dari V dan W. Seperti halnya
menyusun komposisi dua fungsi maka komposisi            , W dikerjakan dahulu
baru V. Jadi                     .

Kemudian untuk menyingkat, seringkali ditulis
Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi.
Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi.
Bukti ::
 Bukti
Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W
Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W
merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan
merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan
bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu.
 bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu.
Ambil sebarang titik Q’’
Ambil sebarang titik Q’’
Karena V transformasi
Karena V transformasi
Karena W transformasi
Karena W transformasi
Sehingga
 Sehingga




Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik
 Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik
dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan
 dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan
merupakan fungsi satu-satu.
merupakan fungsi satu-satu.
Terbukti bahwa V•W adalah transformasi.
 Terbukti bahwa V•W adalah transformasi.
1. Diketahui

  a. Carilah

  b. Kenakan   pada persamaan garis yang melalui (-4,-6) dan sejajar dengan


    Jawab:
    a. (x,y)            (x’,y’)               (x’’,y’’)
               T2                   T1
                         T1 T2




       Jadi
a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan
 a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan
  Karena sejajar maka
  Karena sejajar maka




   Jadi
    Jadi




  Jadi
   Jadi
1. Diketahui
  a. Selidiki apakah   suatu involusi
  b. Kenakan T pada




   a. (x,y)
    a. (x,y)           (x’,y’)
                        (x’,y’)         (x’’,y’’)
                                         (x’’,y’’)
                TT                TT
                        TT=T2 2
                         TT=T




      Jadi
       Jadi
a. T pada
 a. T pada
S merupakan geseran apabila terdapat suatu ruas garis berarah AB
sedemikian sehingga untuk setiap titik P pada bidang V berlaku S(P)=P’
dengan PQ=AB. Selanjutnya geseran dengan vektor geser AB dinyatakan
sebagai SAB


                   A                                 B




              P                                 P’
S AB = S CD ⇔ AB = CD

Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris,
S AB = S CD ⇔ CABD jajar genjang


Geseran adalah suatu isometri
S AB = S CD ⇔ AB = CD
Bukti :
   1) S AB = S CD ⇒ AB = CD
        Ambil titik P dan kenakan S dengan vektor geser AB.
        Berarti S AB ( P ) = P' berarti AB = PP ' .
        Karena S AB = S CD maka S CD ( P ) = P ' berarti CD = PP ' .

        Karena AB = PP '

                 CD = PP '
        Maka akibatnya AB = CD

   2)   AB = CD ⇒ S AB = S CD

        Ambil P dan kenakan S AB berarti S AB ( P) = P' ⇒ AB = PP' .

        Karena AB = CD maka CD = PP' .
        Sehingga S CD ( P ) = P '

                   S AB ( P) = P '
        Maka akibatnya S AB = S CD

  Dari (1) dan (2) terbukti bahwa S AB = S CD ⇔ AB = CD
Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris,
S AB = S CD ⇔ CABD jajar genjang

  Bukti :
     1) S AB = S CD ⇒ CABD jajar genjang
        Dengan dalil 2.1 diperoleh bahwa jika
         S AB = S CD ⇒ AB = CD

        Karena S AB = S CD ⇒ AB = CD berakibat AC = BD
        Jadi CABD jajar genjang.
     2) CABD jajar genjang ⇒ S AB = S CD

        CABD jajar genjang, berarti terdapat 2 pasang sisi yang sejajar dan
        sama panjang, yaitu AB = CD

                            AC = BD
        Karena AB = CD dengan dalil 2.1 (jika AB = CD ⇒ S AB = S CD )

        Jadi S AB = S CD

    Dari (1) dan (2) terbukti bahwa S AB = S CD ⇔ CABD jajar genjang.
Geseran adalah suatu isometri
 Bukti :

    1)                      A                       B

                        P                          P’


               Q                              Q’
           =
           S AB ( P ) = P ' ⇒ AB = PP'
           S AB (Q) = Q ' ⇒ AB = QQ '

           Akibatnya PP ' = QQ '

           Akan dibuktikan P ' Q' = PQ
           PP ' dan Q tidak segaris, dengan dalil 2.2 PQQ’P’ jajar genjang

           Berakibat P ' Q ' = PQ ⇒ P ' Q ' = PQ

    2)



                   P                     P’           Q            Q’
               PP ' dan Q segaris
               P ' Q ' = PQ ' − PP '
                       = PQ + QQ ' − PP ' karena PP ' = QQ '
               maka P ' Q ' = PQ
               akibat P ' Q' = PQ

            Jadi S isometri
Y
                                                 a
                                            OB =  
                                                 b
                                                  

                                                   x a
                                P’(x’,y’)   SOB =   +  
                                                   y b
                                                     
                                                   x + a
                                                = y + b
                                                         
            B(a,b)              b                       


                 b
                     P(x,y) a

                                              X
O       a
a
OB =   → vektor
     b
      
B(a, b) → titik koordinat


                   Q(c,d)




          P(a,b)




     c−a
PQ = 
     d − b
           
          
Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)
1)   Carilah rumus SAB dan SBA?
2)   Kena Apakah SBA kolineasi?
3)   kan SBA pada garis h di mana h melalui titik A dan
     tegak lurus dengan garis g : 8x-3y+10=9.
4)   Apakah SBA involusi?
5)   Apakah SBA isometri?
6)   Apakah hasil kali SAB dan SBA?
   Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)
    ◦ Apakah SBA kolineasi?

    ◦ Kenakan SBA pada garis h di mana h melalui titik A

     dan tegak lurus dengan garis g : 8x-3y+10=0.

    ◦ Apakah SBA involusi?

    ◦ Apakah SBA isometri?

    ◦ Apakah hasil kali SAB dan SBA ?
Teorema
Hasil kali dua geseran SAB dan SCD akan merupakan
 geseran lagi dengan = AB + CD
                   PQ

                                                 Q


  A               B       D


                                           T’’
                              P




            C


                      T           T’
Y


                          B

        A

                                      D
            Q(x2,y2)




                       P(x1,y1)   C

O                                     X
Setengah putaran terhadap titik P
        A’
             (dengan pusat P) dilambangkan
             dengan Hp, adalah pemetaan yang
             memenuhi untuk sebarang titik A
             di bidang V :
    P
             1.Jika
                  A ≠ P maka titik P titik
             tengah AA’
                      Hp(A)=A’
A
             2.Jika   A = P maka Hp(A)=P=A
Bukti :
Akan ditunjukkan Hp2=I
Ambil A, kenakan Hp sehingga Hp(A)=A’
Kenakan A’ dengan Hp, maka         Hp
   Hp(A’)=A
   Hp(Hp(A))=A’=A
   Hp2(A)=A               A        P    A’
   Hp2=I
Jadi Hp involusi                   Hp
TEOREMA
Setengah putaran adalah isometri

Bukti :
Ambil titik P, A dan B yang tidak segaris.
P sebagai pusat putar.
                                     Kenakan   A dengan Hp,
          B

                                     sehingga Hp(A)=A’ dengan
                               A’
                                     AP=PA’.
               P                     Kenakan   B dengan Hp,
 A
                                     sehingga Hp(B)=B’ dengan
                      B’
                                     BP=PB’.
Lanjutan


Perhatikan ∆APB dan ∆A’PB’
Karena      AP=PA’
     ∠APB = ∠A' PB ' (bertolak belakang)
      BP=PB’
Maka ∆APB dan ∆A’PB’ kongruen (s, sd, s)
Akibat : AB=A’B’
Jadi setengah putaran adalah isometri
Y




                          A’(x’,y’)
                                       Ambil   P(a,b) sebagai
                                       pusat putar.

                 P(a,b)                Hp   memetakan
                                       A(x,y) ke A’(x’,y’).

        A(x,y)
                               X
O
Diperoleh hubungan bahwa :

      x + x'
   a=        → 2a = x + x ' → x ' = 2a − x
        2
      y + y'
   b=        → 2b = y + y ' → y ' = 2b − y
        2

Jadi jika P(a,b) maka :
Hp = (x,y)→(x’,y’) dengan      x '   2a − x 
                               =
                               y '   2b − y 
                                               
                                            
LATIHAN
Diketahui A(-3,-5) dan B(-2,3)

1. Carilah   HA•HB

2. Apakah    HA•HB involusi?

3. HB   memetakan ∆KLM ke∆K’L’M’ dengan K(3,5),
  L(-5,-4) dan M(5,6). Carilah koordinat K’, L’ dan M’

4. Carilah   Q s.d.s HA•HB(Q)=P dengan P(-4,7)
1.   Diketahui A(4,4), B(2,-5) dan P(6,4), tentukan HA•HB(P)

     dan HB•HA(P).

2.   Diketahui P(3,2). Tentukan Hp((1,3)) dan Hp-1 ((2,4)).

3.   Misalkan L={(x,y)│x2+y2=25}.Tentukan L’=HB•HA(L) jika

     A(2,1) dan B(-3,5).

4.   Misalkan g={(x,y)│y=5x+3} dan A(2,3), B(-1,-2) dan
     C(3,5). Tentukan SAB•Hc(g).
TEOREMA
Hasil kali dua setengah putaran merupakan geseran
Bukti :
              P                                     P’’




                       A                   B              C




                                  P
                                  ’
Ambil titik P, A dan B tidak segaris, kenakan P dengan HA
sehingga :
      HA(P)=P’ berlaku PA=AP’
      HB(P)=P’ berlaku P’B=BP’’
Berarti :
      HB(P’)=P’’
      HB(HA(P))=P’’
      HB•HA(P)=P’’

Karena PA=AP’ dan P’B=BP’’
Maka AB merupakan garis tengah sejajar alas PP’ dalam
∆PP’P’’ sehingga PP’’=2AB
Berarti HA•HB merupakan geseran atau
      HA•HB=SAC dengan AC=2AB
Hasil kali geseran dan setengah
           putaran ???
   Diketahui koordinat P(-2,8) dan R(0,10) serta ∆A’B’C’

    dengan A’(5,1) B’(-3,-4) dan C’(1,-5). Carilah ∆ABC

    sehingga :

    HR•HP(A)=A’

    HR•HP(B)=B’

    HR•HP(C)=C’

    Jawab :

    A(1,-3) B(-7,-8) C(-3,-9)
    Diketahui koordinat E(-5,-1) F(1,4) G(-2,-8)

1.       Apakah hasil dari HF•HG

         Jawab : (6-x, 22-y)

1.   Jika HF•HG=SED carilah koordinat D

     Jawab : (1, 21)

3.   Kenakan HE•HF pada garis g di mana g melalui E dan tegak lurus

     garis yang melalui F dan G

4.   Apakah hasil dari HF•HE•HG

5.   Selidiki apakah HG•SEF involusi



Find the answers by yourself, pasti bisa!!!
   Transformasi pencerminan /refleksi
    menghasilkan bayangan yang tergantung pada
    acuannya.
   Refleksi terhadap sumbu x
                      Refleksi titik A (a, c) terhadap
                      sumbu x menghasilkan bayangan
                      yaitu A’(a’, c’), demikian juga untuk
                      titik B dan titik C.
                             Diperoleh persamaan bahwa : a’
                             = a, b’ = b, c’= -c dan seterusnya
                             sehingga persamaan matrik
                             transformasinya adalah :
                                           1 0 
                                      Tx =     
                                           0 -1
                           Refleksi ditulis dengan notasI :
                                    sumbu x
                           A(a,c)                   A’(a, -c)

                             x′          x  1 0  x 
      Dengan notasi           y ′ = Tx    y  = 0 -1  y 
      matrik :                                      
Sama seperti refleksi terhadap
                sumbu x menghasilkan
                persamaan a’= - a, b’ = - b dan c’
                = c dan seterusnya. sehingga
                persamaan matrik
                transformasinya-1 0
                              
                                adalah :
                             Ty =     
                                   0 1

                  Refleksi ditulis dengan notasI :
                           sumbu y
                  A(a,c)               A’(-a, c)

                  x′          x  -1 0  x 
Dengan notasi      y ′ = Ty    y  =  0 1  y 
                                         
matrik :
   Refleksi terhadap titik asal (0,0)
    Menghasilkan persamaan
    :
    a’= - a, dan c’ = -c,
    b’= - b, dan c’ = -c,
    d’= - d, dan c’ = -c,
    sehingga persamaan
    matrik transformasinya
               -1 0 
    adalah := 
        T(0,0)
                0 -1
                     
    Refleksi ditulis dengan notasI :
             titik(0,0)
    A(a,c)                A’(-a,-c)
                                       x′           x  -1 0   x 
         Dengan notasi                 y′ = T(0,0)  y  =  0 -1  y 
         matrik :                                              
   Refleksi terhadap garis y = x
    Menghasilkan persamaan :
    a’= c, dan c’ = a,
    b’= c, dan c’’ = b,
    d’= e, dan e’ = d dan
    seterusnya
    sehingga persamaan matrik
    transformasinya adalah :
                 0 1
        Ty = x = 
                 1 0
                     
     Refleksi ditulis dengan
     notasI :
            y=x

     A(a,c)         A’(c,a)      x′            x  0 1  x 
          Dengan notasi          y ′ = Ty = x  y  = 1 0   y 
          matrik :                                       
   Refleksi terhadap garis y = - x
    Menghasilkan persamaan :
    a’= -c, dan c’ = -a,
    b’= -c, dan c’’ = -b,
    d’= -e, dan e’ = -d dan
    seterusnya, sehingga
    persamaan matrik
    transformasinya adalah :
                 0 -1
       Ty =− x = 
                  -1 0 
                        
     Refleksi ditulis dengan
     notasI :
             y =- x

     A(a,c)         A’(-c,-a)    x′            x  0 -1   x 
          Dengan notasi          y′ = Ty =− x  y  = -1 0   y 
          matrik :                                        
   Refleksi terhadap garis y = h
    Sumbu x digeser sejauh h,
    menghasilkan persamaan :
    a’= a, dan c’ = 2h-c,
    b’= b, dan c’ = 2h-c,
    d’= d, dan e’ = 2h-e,
    sehingga notasi persamaan
    matrik transformasinya adalah :
        x′  1 0   x  0 
        y′ = 0 -1  y  + 2h 
                    
Bukti :
Sumbu-x dipindahkan sejauh h sehingga sumbu-x yang
 baru adalah y = h. Maka koefisien setiap titik berubah
        ′ x’,  x 0 
 menjadix( = y’)dengan : x 
           y′   −     =
                   y  h     y − h
                               
Kemudian titik tersebut direfleksikan pada sumbu-x yang
        x′′  1 0   x   x 
 baru menjadi :
        y ′′ = 0 -1  y − h  = − y + h 
                                      

Tahap terakhir, menggeser sumbu-x yang baru ke sumbu-
 x semula dengan memakai translasi diperoleh:
        x′′′   x  0   x 
        y′′′ = − y + h  + h  = − y + 2h 
                                         
                  x  0  1 0   x  0 
               = +  =               y  +  2h 
                 - y  2h  0 -1    
   Refleksi terhadap garis x = k
                        Sekarang yang digeser adalah
                        sumbu y sejauh k,
                        menghasilkan persamaan :
                        a’= 2k-a, dan c’ = c,
                        b’= 2k-b, dan c’ = c,
                        d’= 2k-d, dan e’ = e,
                        sehingga notasinya adalah :
                                  x=k
                         A(a,c)              A’(2k-
                         a,c)


                           x′  -1 0   x  2k 
        Dengan notasi      y ′ =  0 1   y  +  0 
        matrik :                         
Contoh Soal :
Tentukan bayangan jajaran-genjang ABCD dengan
 titik sudut A(-2,4), B(0,-5) C(3,2) dan D(1,11) jika
 direfleksikan terhadap sumbu-x, kemudian
 dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu-y.
Jawab :
Penyelesaian soal tersebut dilakukan dengan dua
 tahap yaitu mencari bayangan jajaran-genjang
 ABCD dari refleksi terhadap sumbu-x, kemudian
 bayangan yang terjadi direfleksikan terhadap
 sumbu-y.
Refleksi terhadap sumbu-x adalah sebagai berikut
 :
Selanjutnya titik A’, B’, C’ dan D’ direfleksikan
 pada sb-y
Hasil akhir diperoleh jajaran-genjang A’’B’’C’’D’’

 dengan

titik sudut A’’(2,-4), B’’(0,5), C’’(-3,-2) dan D’’(-1,-

 11).
   Telah dibahas bahwa :
    ◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu sejajar
     adalah berupa geseran.
    ◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu yang
     saling tegak lurus adalah berupa setengah putaran.


   Apakah hasil kali 2 pencerminan jika kedua
    sumbu sebarang???
   Ambil sebarang sumbu s dan t yang berpotongan di P.
    Sebuah titik A sebarang dikenai Ms dan Mt , berarti :

    Ms(A) = A’

    Mt(A’) = A’’

    Jadi,          Mt(A’) = A’’

              Mt(Ms(A)) = A’’

            (Mt•Ms)(A) =A’’
   Ambil Q titik tengah AA’
   Ambil R titik tengah A’A’’
Akibat pencerminan :
   1.




   2. PA = PA’
        PA’ = PA’’
        Jadi PA = PA’’
Sehingga Mt•Ms menghasilkan :
   1. PA = PA’’
   2.
   Putaran terhadap P dengan sudut θ sebagai sudut
    putar dilambangkan dengan RP,θ adalah pemetaan
    yang memenuhi :
    ◦ RP,θ (P) = P

    ◦ Rp,θ (A) =A’ di mana PA=PA’ dan

    P = pusat putar
    θ = sudut putar
   Jika θ = 0o maka RP,θ = I

   Jika θ = 180o maka RP,θ = HP

   Jika α = β maka α = β + k•360o, dengan k anggota

    B+
   Sudut θ positif jika arah berlawanan jarum jam
   Sebarang putaran RP,θ selalu dapat dianggap sebagai
    hasil kali 2 pencerminan, satu terhadap sumbu s dan
    satu terhadap sumbu t.
   P = titik (s,t)
   Jadi, hasil kali 2 pencerminan Mt•Ms :
    ◦ Jika s//t maka Mt•Ms = SAB dengan AB = 2 jarak (s,t)

    ◦ Jika s tidak sejajar t maka Mt•Ms = Rp,θ dengan P = titik (s,t) dan

    ◦ Jika s tegak lurus t maka Mt•Ms = RP,θ = HP
    Dengan pusat putar (0,0)

    Ambil sumbu cermin s dan t di mana s berimpit dengan sumbu x dan t garis melalui (0,0)

    dengan


    RP,θ dinyatakan sebagai hasil kali pencerminan :
       •     Sumbu s, y = 0


             Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan
•   Sumbu t,               , maka




    Mt : (x’,y’) → (x’’,y’’) dengan
•   Mt•Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan




Jadi, jika P(0,0) maka :

RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan
    Dengan pusat putar P(a,b)


    Ambil suatu koordinat dengan pangkal P(a,b) dari suatu sumbu   .

    Terhadap sumbu         koordinat C(x,y) dan C’(x,y).
    RP,θ : (x,y) →(x’,y’) dengan




    Bila terhadap sumbu XOY, koordinat C(x,y) dan C’(x’,y’)
Jadi




Jadi jika pusat putar P(a,b) maka
RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan




dengan




Suatu transformasi yang dipenuhi    merupakan putaran.
1. Kesebangunan mempertahankan besar sudut
     Misalkan diberikan sebarang sudut < ABC dan T(<ABC) =
<A’B’C’.
Diperoleh |A’B’| = k|AB|, |B’C’| = k|BC|, dan |A’C’| = k|A’C’|.
Sehingga segitiga A’B’C’ sebangun dengan segitiga ABC. Diperoleh
besar sudut A’B’C’ sama dengan besar sudut ABC.
Jadi terbukti bahwa kesebangunan mempertahankan besar sudut.
Akibat     langsung   dari   bukti   ini   adalah   kesebangunan   juga
mempertahankan ketegaklurusan.
Definisi
      Misal P suatu titik tertentu dan k ≠0. Transformasi DP,k
disebut suatu dilatasi terhadap P dengan faktor k jika
a. DP,k (P)=P.
b. Untuk sebarang titik Q≠P, DP,k(Q) = Q’ dengan PQ’=kPQ dan
   Q’ pada PQ untuk k>0 kemudian Q’ pada P/Q untuk k<0.

  Teorema
       Untuk sebarang garis g dan g’=DP,k(g) berlaku :
  a. g’=g jika P terletak pada g.
  b. g’//g jika P tidak terletak pada g.
Teorema
        Hasil kali suatu dilatasi dan suatu isometri adalah suatu
    similaritas. Sebaliknya, suatu similaritas selalu dapat dinyatakan
    sebagai hasilkali suatu dilatasi dan suatu isometri.
        Teorema
    Untuk sepasang segitiga yang sebangun ABC dan A’B’C’ terdapat
tepat satu similaritas L yang membawa A ke A’, B ke B’ , dan C ke C’
1.   Rumus Dilatasi
 Misalkan       titik   P(x,y) suatu   titik   tertentu.   T(a,b)   sebarang   titik
 dengan T’(a’,b’) sedemikian hingga T’=D P,k(T).
 Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari
 T’(a’,b’) dan t vektor posisi dari T(a,b)




            T’(a’,b’)
                    P(x,y)
       t’
            x                T(a,b)
                        t



Sehingga dengan menggunakan aturan vektor dan matriks
diperoleh:
PT’ = k(PT)
t’-x = k(t-x)
atau




sehingga

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
1.transformasi
1.transformasi1.transformasi
1.transformasi
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
geometri terurut
geometri terurutgeometri terurut
geometri terurut
 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 

Similaire à Materi ajar-geometri-transformasi

Bab 1 transformasi
Bab 1   transformasiBab 1   transformasi
Bab 1 transformasiDwiAndri2
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanNia Matus
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11HelvyEffendi
 
Pencerminann
PencerminannPencerminann
Pencerminannfici_yuri
 
Geometri (Transformasi)
Geometri (Transformasi)Geometri (Transformasi)
Geometri (Transformasi)Desy Aryanti
 
Tugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformausTugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformausRusmaini Mini
 
Bab 3 Transformasi Geometri 1.pptx
Bab 3 Transformasi Geometri 1.pptxBab 3 Transformasi Geometri 1.pptx
Bab 3 Transformasi Geometri 1.pptxaulia486903
 
Transformasi geometri SMA
Transformasi geometri SMATransformasi geometri SMA
Transformasi geometri SMAIrhuel_Abal2
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksiputrihanifah
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksihanifah_putri
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksihanifah_putri
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksiputrihanifah
 
TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)
TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)
TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)Linda
 
Transformasi geometri
Transformasi geometriTransformasi geometri
Transformasi geometrifici_yuri
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1taofikzikri
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1taofikzikri
 
Transformasi geometri smk
Transformasi geometri smkTransformasi geometri smk
Transformasi geometri smkBrillian Brilli
 
tranformas.pptx
tranformas.pptxtranformas.pptx
tranformas.pptxFianLaw
 

Similaire à Materi ajar-geometri-transformasi (20)

Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
Bab 1 transformasi
Bab 1   transformasiBab 1   transformasi
Bab 1 transformasi
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
 
Pencerminann
PencerminannPencerminann
Pencerminann
 
Geometri (Transformasi)
Geometri (Transformasi)Geometri (Transformasi)
Geometri (Transformasi)
 
vektor.pptx
vektor.pptxvektor.pptx
vektor.pptx
 
Tugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformausTugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformaus
 
Bab 3 Transformasi Geometri 1.pptx
Bab 3 Transformasi Geometri 1.pptxBab 3 Transformasi Geometri 1.pptx
Bab 3 Transformasi Geometri 1.pptx
 
Transformasi geometri SMA
Transformasi geometri SMATransformasi geometri SMA
Transformasi geometri SMA
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksi
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksi
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksi
 
Transformasi refleksi
Transformasi refleksiTransformasi refleksi
Transformasi refleksi
 
TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)
TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)
TRANSFORMASI (TRANSLASI-REFLEKSI-ROTASI-DILATASI)
 
Transformasi geometri
Transformasi geometriTransformasi geometri
Transformasi geometri
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1
 
Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1Ringkasan pencerminan1
Ringkasan pencerminan1
 
Transformasi geometri smk
Transformasi geometri smkTransformasi geometri smk
Transformasi geometri smk
 
tranformas.pptx
tranformas.pptxtranformas.pptx
tranformas.pptx
 

Materi ajar-geometri-transformasi

  • 3.
  • 4.  Unsur tetap  Kolineasi  Identitas  Isometri  Involusi
  • 7.
  • 8. 1. Diketahui a. Selidiki apakah suatu kolineasi b. Selidiki apakah suatu involusi a. a. ambil persamaan garis ambil persamaan garis diperoleh diperoleh sehingga sehingga Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi. Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.
  • 9. a. (x,y) a. (x,y) (x’,y’) (x’,y’) (x’’,y’’) (x’’,y’’) TT TT TT=T22 TT=T Jadi Jadi
  • 10. Jika V transformasi dan W transformasi, berkenaan sifat V dan W sebagai fungsi, maka dapat didefinisikan komposisi atau hasil kali dari V dan W. Seperti halnya menyusun komposisi dua fungsi maka komposisi , W dikerjakan dahulu baru V. Jadi . Kemudian untuk menyingkat, seringkali ditulis
  • 11. Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi. Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi. Bukti :: Bukti Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu. bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu. Ambil sebarang titik Q’’ Ambil sebarang titik Q’’ Karena V transformasi Karena V transformasi Karena W transformasi Karena W transformasi Sehingga Sehingga Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan merupakan fungsi satu-satu. merupakan fungsi satu-satu. Terbukti bahwa V•W adalah transformasi. Terbukti bahwa V•W adalah transformasi.
  • 12. 1. Diketahui a. Carilah b. Kenakan pada persamaan garis yang melalui (-4,-6) dan sejajar dengan Jawab: a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’) T2 T1 T1 T2 Jadi
  • 13. a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan Karena sejajar maka Karena sejajar maka Jadi Jadi Jadi Jadi
  • 14. 1. Diketahui a. Selidiki apakah suatu involusi b. Kenakan T pada a. (x,y) a. (x,y) (x’,y’) (x’,y’) (x’’,y’’) (x’’,y’’) TT TT TT=T2 2 TT=T Jadi Jadi
  • 15. a. T pada a. T pada
  • 16.
  • 17. S merupakan geseran apabila terdapat suatu ruas garis berarah AB sedemikian sehingga untuk setiap titik P pada bidang V berlaku S(P)=P’ dengan PQ=AB. Selanjutnya geseran dengan vektor geser AB dinyatakan sebagai SAB A B P P’
  • 18. S AB = S CD ⇔ AB = CD Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris, S AB = S CD ⇔ CABD jajar genjang Geseran adalah suatu isometri
  • 19. S AB = S CD ⇔ AB = CD Bukti : 1) S AB = S CD ⇒ AB = CD Ambil titik P dan kenakan S dengan vektor geser AB. Berarti S AB ( P ) = P' berarti AB = PP ' . Karena S AB = S CD maka S CD ( P ) = P ' berarti CD = PP ' . Karena AB = PP ' CD = PP ' Maka akibatnya AB = CD 2) AB = CD ⇒ S AB = S CD Ambil P dan kenakan S AB berarti S AB ( P) = P' ⇒ AB = PP' . Karena AB = CD maka CD = PP' . Sehingga S CD ( P ) = P ' S AB ( P) = P ' Maka akibatnya S AB = S CD Dari (1) dan (2) terbukti bahwa S AB = S CD ⇔ AB = CD
  • 20. Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris, S AB = S CD ⇔ CABD jajar genjang Bukti : 1) S AB = S CD ⇒ CABD jajar genjang Dengan dalil 2.1 diperoleh bahwa jika S AB = S CD ⇒ AB = CD Karena S AB = S CD ⇒ AB = CD berakibat AC = BD Jadi CABD jajar genjang. 2) CABD jajar genjang ⇒ S AB = S CD CABD jajar genjang, berarti terdapat 2 pasang sisi yang sejajar dan sama panjang, yaitu AB = CD AC = BD Karena AB = CD dengan dalil 2.1 (jika AB = CD ⇒ S AB = S CD ) Jadi S AB = S CD Dari (1) dan (2) terbukti bahwa S AB = S CD ⇔ CABD jajar genjang.
  • 21. Geseran adalah suatu isometri Bukti : 1) A B P P’ Q Q’ = S AB ( P ) = P ' ⇒ AB = PP' S AB (Q) = Q ' ⇒ AB = QQ ' Akibatnya PP ' = QQ ' Akan dibuktikan P ' Q' = PQ PP ' dan Q tidak segaris, dengan dalil 2.2 PQQ’P’ jajar genjang Berakibat P ' Q ' = PQ ⇒ P ' Q ' = PQ 2) P P’ Q Q’ PP ' dan Q segaris P ' Q ' = PQ ' − PP ' = PQ + QQ ' − PP ' karena PP ' = QQ ' maka P ' Q ' = PQ akibat P ' Q' = PQ Jadi S isometri
  • 22. Y a OB =   b    x a P’(x’,y’) SOB =   +    y b      x + a = y + b  B(a,b) b   b P(x,y) a X O a
  • 23. a OB =   → vektor b   B(a, b) → titik koordinat Q(c,d) P(a,b) c−a PQ =  d − b   
  • 24. Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1) 1) Carilah rumus SAB dan SBA? 2) Kena Apakah SBA kolineasi? 3) kan SBA pada garis h di mana h melalui titik A dan tegak lurus dengan garis g : 8x-3y+10=9. 4) Apakah SBA involusi? 5) Apakah SBA isometri? 6) Apakah hasil kali SAB dan SBA?
  • 25. Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1) ◦ Apakah SBA kolineasi? ◦ Kenakan SBA pada garis h di mana h melalui titik A dan tegak lurus dengan garis g : 8x-3y+10=0. ◦ Apakah SBA involusi? ◦ Apakah SBA isometri? ◦ Apakah hasil kali SAB dan SBA ?
  • 26. Teorema Hasil kali dua geseran SAB dan SCD akan merupakan geseran lagi dengan = AB + CD PQ Q A B D T’’ P C T T’
  • 27. Y B A D Q(x2,y2) P(x1,y1) C O X
  • 28.
  • 29. Setengah putaran terhadap titik P A’ (dengan pusat P) dilambangkan dengan Hp, adalah pemetaan yang memenuhi untuk sebarang titik A di bidang V : P 1.Jika A ≠ P maka titik P titik tengah AA’ Hp(A)=A’ A 2.Jika A = P maka Hp(A)=P=A
  • 30. Bukti : Akan ditunjukkan Hp2=I Ambil A, kenakan Hp sehingga Hp(A)=A’ Kenakan A’ dengan Hp, maka Hp Hp(A’)=A Hp(Hp(A))=A’=A Hp2(A)=A A P A’ Hp2=I Jadi Hp involusi Hp
  • 31. TEOREMA Setengah putaran adalah isometri Bukti : Ambil titik P, A dan B yang tidak segaris. P sebagai pusat putar.  Kenakan A dengan Hp, B sehingga Hp(A)=A’ dengan A’ AP=PA’. P  Kenakan B dengan Hp, A sehingga Hp(B)=B’ dengan B’ BP=PB’.
  • 32. Lanjutan Perhatikan ∆APB dan ∆A’PB’ Karena AP=PA’ ∠APB = ∠A' PB ' (bertolak belakang) BP=PB’ Maka ∆APB dan ∆A’PB’ kongruen (s, sd, s) Akibat : AB=A’B’ Jadi setengah putaran adalah isometri
  • 33. Y A’(x’,y’)  Ambil P(a,b) sebagai pusat putar. P(a,b)  Hp memetakan A(x,y) ke A’(x’,y’). A(x,y) X O
  • 34. Diperoleh hubungan bahwa : x + x' a= → 2a = x + x ' → x ' = 2a − x 2 y + y' b= → 2b = y + y ' → y ' = 2b − y 2 Jadi jika P(a,b) maka : Hp = (x,y)→(x’,y’) dengan  x '   2a − x   =  y '   2b − y      
  • 35. LATIHAN Diketahui A(-3,-5) dan B(-2,3) 1. Carilah HA•HB 2. Apakah HA•HB involusi? 3. HB memetakan ∆KLM ke∆K’L’M’ dengan K(3,5), L(-5,-4) dan M(5,6). Carilah koordinat K’, L’ dan M’ 4. Carilah Q s.d.s HA•HB(Q)=P dengan P(-4,7)
  • 36. 1. Diketahui A(4,4), B(2,-5) dan P(6,4), tentukan HA•HB(P) dan HB•HA(P). 2. Diketahui P(3,2). Tentukan Hp((1,3)) dan Hp-1 ((2,4)). 3. Misalkan L={(x,y)│x2+y2=25}.Tentukan L’=HB•HA(L) jika A(2,1) dan B(-3,5). 4. Misalkan g={(x,y)│y=5x+3} dan A(2,3), B(-1,-2) dan C(3,5). Tentukan SAB•Hc(g).
  • 37. TEOREMA Hasil kali dua setengah putaran merupakan geseran Bukti : P P’’ A B C P ’
  • 38. Ambil titik P, A dan B tidak segaris, kenakan P dengan HA sehingga : HA(P)=P’ berlaku PA=AP’ HB(P)=P’ berlaku P’B=BP’’ Berarti : HB(P’)=P’’ HB(HA(P))=P’’ HB•HA(P)=P’’ Karena PA=AP’ dan P’B=BP’’ Maka AB merupakan garis tengah sejajar alas PP’ dalam ∆PP’P’’ sehingga PP’’=2AB Berarti HA•HB merupakan geseran atau HA•HB=SAC dengan AC=2AB
  • 39. Hasil kali geseran dan setengah putaran ???
  • 40. Diketahui koordinat P(-2,8) dan R(0,10) serta ∆A’B’C’ dengan A’(5,1) B’(-3,-4) dan C’(1,-5). Carilah ∆ABC sehingga : HR•HP(A)=A’ HR•HP(B)=B’ HR•HP(C)=C’ Jawab : A(1,-3) B(-7,-8) C(-3,-9)
  • 41. Diketahui koordinat E(-5,-1) F(1,4) G(-2,-8) 1. Apakah hasil dari HF•HG Jawab : (6-x, 22-y) 1. Jika HF•HG=SED carilah koordinat D Jawab : (1, 21) 3. Kenakan HE•HF pada garis g di mana g melalui E dan tegak lurus garis yang melalui F dan G 4. Apakah hasil dari HF•HE•HG 5. Selidiki apakah HG•SEF involusi Find the answers by yourself, pasti bisa!!!
  • 42.
  • 43. Transformasi pencerminan /refleksi menghasilkan bayangan yang tergantung pada acuannya.
  • 44. Refleksi terhadap sumbu x Refleksi titik A (a, c) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan yaitu A’(a’, c’), demikian juga untuk titik B dan titik C. Diperoleh persamaan bahwa : a’ = a, b’ = b, c’= -c dan seterusnya sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 1 0  Tx =   0 -1 Refleksi ditulis dengan notasI : sumbu x A(a,c) A’(a, -c) x′  x  1 0  x  Dengan notasi  y ′ = Tx  y  = 0 -1  y  matrik :       
  • 45. Sama seperti refleksi terhadap sumbu x menghasilkan persamaan a’= - a, b’ = - b dan c’ = c dan seterusnya. sehingga persamaan matrik transformasinya-1 0  adalah : Ty =    0 1 Refleksi ditulis dengan notasI : sumbu y A(a,c) A’(-a, c) x′  x  -1 0  x  Dengan notasi  y ′ = Ty  y  =  0 1  y         matrik :
  • 46. Refleksi terhadap titik asal (0,0) Menghasilkan persamaan : a’= - a, dan c’ = -c, b’= - b, dan c’ = -c, d’= - d, dan c’ = -c, sehingga persamaan matrik transformasinya -1 0  adalah :=  T(0,0)  0 -1  Refleksi ditulis dengan notasI : titik(0,0) A(a,c) A’(-a,-c)  x′   x  -1 0   x  Dengan notasi  y′ = T(0,0)  y  =  0 -1  y  matrik :       
  • 47. Refleksi terhadap garis y = x Menghasilkan persamaan : a’= c, dan c’ = a, b’= c, dan c’’ = b, d’= e, dan e’ = d dan seterusnya sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 0 1 Ty = x =  1 0  Refleksi ditulis dengan notasI : y=x A(a,c) A’(c,a)  x′   x  0 1  x  Dengan notasi  y ′ = Ty = x  y  = 1 0   y  matrik :       
  • 48. Refleksi terhadap garis y = - x Menghasilkan persamaan : a’= -c, dan c’ = -a, b’= -c, dan c’’ = -b, d’= -e, dan e’ = -d dan seterusnya, sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 0 -1 Ty =− x =   -1 0   Refleksi ditulis dengan notasI : y =- x A(a,c) A’(-c,-a)  x′   x  0 -1   x  Dengan notasi  y′ = Ty =− x  y  = -1 0   y  matrik :       
  • 49. Refleksi terhadap garis y = h Sumbu x digeser sejauh h, menghasilkan persamaan : a’= a, dan c’ = 2h-c, b’= b, dan c’ = 2h-c, d’= d, dan e’ = 2h-e, sehingga notasi persamaan matrik transformasinya adalah :  x′  1 0   x  0   y′ = 0 -1  y  + 2h        
  • 50. Bukti : Sumbu-x dipindahkan sejauh h sehingga sumbu-x yang baru adalah y = h. Maka koefisien setiap titik berubah  ′ x’,  x 0  menjadix( = y’)dengan : x   y′ − =  y  h   y − h         Kemudian titik tersebut direfleksikan pada sumbu-x yang  x′′  1 0   x   x  baru menjadi :  y ′′ = 0 -1  y − h  = − y + h         Tahap terakhir, menggeser sumbu-x yang baru ke sumbu- x semula dengan memakai translasi diperoleh:  x′′′   x  0   x   y′′′ = − y + h  + h  = − y + 2h           x  0  1 0   x  0  = +  =   y  +  2h  - y  2h  0 -1    
  • 51. Refleksi terhadap garis x = k Sekarang yang digeser adalah sumbu y sejauh k, menghasilkan persamaan : a’= 2k-a, dan c’ = c, b’= 2k-b, dan c’ = c, d’= 2k-d, dan e’ = e, sehingga notasinya adalah : x=k A(a,c) A’(2k- a,c)  x′  -1 0   x  2k  Dengan notasi  y ′ =  0 1   y  +  0  matrik :       
  • 52. Contoh Soal : Tentukan bayangan jajaran-genjang ABCD dengan titik sudut A(-2,4), B(0,-5) C(3,2) dan D(1,11) jika direfleksikan terhadap sumbu-x, kemudian dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu-y. Jawab : Penyelesaian soal tersebut dilakukan dengan dua tahap yaitu mencari bayangan jajaran-genjang ABCD dari refleksi terhadap sumbu-x, kemudian bayangan yang terjadi direfleksikan terhadap sumbu-y.
  • 53. Refleksi terhadap sumbu-x adalah sebagai berikut :
  • 54. Selanjutnya titik A’, B’, C’ dan D’ direfleksikan pada sb-y
  • 55. Hasil akhir diperoleh jajaran-genjang A’’B’’C’’D’’ dengan titik sudut A’’(2,-4), B’’(0,5), C’’(-3,-2) dan D’’(-1,- 11).
  • 56.
  • 57. Telah dibahas bahwa : ◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu sejajar adalah berupa geseran. ◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu yang saling tegak lurus adalah berupa setengah putaran.  Apakah hasil kali 2 pencerminan jika kedua sumbu sebarang???
  • 58. Ambil sebarang sumbu s dan t yang berpotongan di P. Sebuah titik A sebarang dikenai Ms dan Mt , berarti : Ms(A) = A’ Mt(A’) = A’’ Jadi, Mt(A’) = A’’ Mt(Ms(A)) = A’’ (Mt•Ms)(A) =A’’  Ambil Q titik tengah AA’  Ambil R titik tengah A’A’’
  • 59. Akibat pencerminan : 1. 2. PA = PA’ PA’ = PA’’ Jadi PA = PA’’ Sehingga Mt•Ms menghasilkan : 1. PA = PA’’ 2.
  • 60. Putaran terhadap P dengan sudut θ sebagai sudut putar dilambangkan dengan RP,θ adalah pemetaan yang memenuhi : ◦ RP,θ (P) = P ◦ Rp,θ (A) =A’ di mana PA=PA’ dan P = pusat putar θ = sudut putar
  • 61. Jika θ = 0o maka RP,θ = I  Jika θ = 180o maka RP,θ = HP  Jika α = β maka α = β + k•360o, dengan k anggota B+  Sudut θ positif jika arah berlawanan jarum jam
  • 62. Sebarang putaran RP,θ selalu dapat dianggap sebagai hasil kali 2 pencerminan, satu terhadap sumbu s dan satu terhadap sumbu t.  P = titik (s,t)  Jadi, hasil kali 2 pencerminan Mt•Ms : ◦ Jika s//t maka Mt•Ms = SAB dengan AB = 2 jarak (s,t) ◦ Jika s tidak sejajar t maka Mt•Ms = Rp,θ dengan P = titik (s,t) dan ◦ Jika s tegak lurus t maka Mt•Ms = RP,θ = HP
  • 63. Dengan pusat putar (0,0) Ambil sumbu cermin s dan t di mana s berimpit dengan sumbu x dan t garis melalui (0,0) dengan RP,θ dinyatakan sebagai hasil kali pencerminan : • Sumbu s, y = 0 Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan
  • 64. Sumbu t, , maka Mt : (x’,y’) → (x’’,y’’) dengan
  • 65. Mt•Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan Jadi, jika P(0,0) maka : RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan
  • 66. Dengan pusat putar P(a,b) Ambil suatu koordinat dengan pangkal P(a,b) dari suatu sumbu . Terhadap sumbu koordinat C(x,y) dan C’(x,y). RP,θ : (x,y) →(x’,y’) dengan Bila terhadap sumbu XOY, koordinat C(x,y) dan C’(x’,y’)
  • 67. Jadi Jadi jika pusat putar P(a,b) maka RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan dengan Suatu transformasi yang dipenuhi merupakan putaran.
  • 68. 1. Kesebangunan mempertahankan besar sudut Misalkan diberikan sebarang sudut < ABC dan T(<ABC) = <A’B’C’. Diperoleh |A’B’| = k|AB|, |B’C’| = k|BC|, dan |A’C’| = k|A’C’|. Sehingga segitiga A’B’C’ sebangun dengan segitiga ABC. Diperoleh besar sudut A’B’C’ sama dengan besar sudut ABC. Jadi terbukti bahwa kesebangunan mempertahankan besar sudut. Akibat langsung dari bukti ini adalah kesebangunan juga mempertahankan ketegaklurusan.
  • 69. Definisi Misal P suatu titik tertentu dan k ≠0. Transformasi DP,k disebut suatu dilatasi terhadap P dengan faktor k jika a. DP,k (P)=P. b. Untuk sebarang titik Q≠P, DP,k(Q) = Q’ dengan PQ’=kPQ dan Q’ pada PQ untuk k>0 kemudian Q’ pada P/Q untuk k<0. Teorema Untuk sebarang garis g dan g’=DP,k(g) berlaku : a. g’=g jika P terletak pada g. b. g’//g jika P tidak terletak pada g.
  • 70. Teorema Hasil kali suatu dilatasi dan suatu isometri adalah suatu similaritas. Sebaliknya, suatu similaritas selalu dapat dinyatakan sebagai hasilkali suatu dilatasi dan suatu isometri. Teorema Untuk sepasang segitiga yang sebangun ABC dan A’B’C’ terdapat tepat satu similaritas L yang membawa A ke A’, B ke B’ , dan C ke C’
  • 71. 1. Rumus Dilatasi Misalkan titik P(x,y) suatu titik tertentu. T(a,b) sebarang titik dengan T’(a’,b’) sedemikian hingga T’=D P,k(T). Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari T’(a’,b’) dan t vektor posisi dari T(a,b) T’(a’,b’) P(x,y) t’ x T(a,b) t Sehingga dengan menggunakan aturan vektor dan matriks diperoleh: PT’ = k(PT) t’-x = k(t-x)