SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
Pertolongan Pertama pada Keracunan, Luka
Bakar , Tersiram Air panas , Kecelakaan Lalu
Lintas, Tenggelam, Kemasukan benda Asing
        dan Gigitan Binatang Berbisa




             Oleh : Dr.Dessy Adeliana
Pertolongan Pertama pada Keracunan
• Prinsip penanganan keracunan pada anak :
  1. Jenis racun?
  2. Bersihkan saluran nafas dari kotoran dan lendir atau
     muntahan.
  3. Beri bantuan nafas bila terjadi henti nafas. Gunakan
     sapu tangan, jangan dari mulut langsung ke mulut.
     Hindari aspirasi gas racun dari korban.
  4. Cegah / hentikan penyerapan racun.
  5. Keluarkan racun yang diserap.
  6. Penanganan simptomatik
  7. Penanganan spesifik dan antidotum.
Mencegah / menghentikan
         Penyerapan Racun

Bila racun ditelan :
1. Encerkan racun di lambung dan menghalangi
   penyerapannya
   • Air biasa/matang
   • Susu dan/putih telur
   • Air matang 200 cc + Norit
   • Sehelai roti tawar bakar hangus + 1 bagian
     teh pekat.
2. Kosongkan lambung:
    a. Emesis dilakukan dengan:
       • mekanik : merangsang dinding farings
         dengan jari.
       • Obat – obatan, al: larutan garam pekat.
       Kontraindikasi :
       • Keracunan zat korosif : asam/basa kuat.
       • Keracunan senyawa hidrokarbon : minyak
         tanah, bensin.
       • Penurunan kesadaran
       • Kejang
b . Bilas lambung dengan:
    • Pasien telungkup dengan kepala dan
      bahu lebih rendah.
    • Pasang NGT/guedel jka terjadi
      penurunan kesadaran.
    • Cairan yang aman : air
    • Bilas dengan pembilas yang hangat ±250
      cc setiap kali, sampai kurang lebih 20
      kali. Bilasan yang terakhir ditinggalkan
      dalam lambung.
Kontraindikasi :
       • Keracunan zat korosif : asam/basa kuat.
       • Kejang



Bila racun melalui kulit atau mata:

• Pakaian yang terkontaminasi dilepas.
• Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan air dan
sabun. Jika terkontaminasi asam kuat dapat dibilas
dengan larutan Natrium Bicnat encer, jika basa kuat
dengan asam cuka encer.
Bila racun melalui Inhalasi :
• Pindahkan passien ke tempat yang aman
  ( terbuka )
• Lakukan pernafasan buatan untuk
  mengeluarkan racun yang terhirup, jangan
  lakukan dari mulut ke mulut.
Mengeluarkan racun yang telah diserap:
• Tindakan yang biasa dilakukan oleh medis
  antara lain dengan diuresis, dialisa , atau
  exchange transfusion.
Penanganan Simptomatik :
1. Fungsi pernafasan dan sirkulasi : resusitasi
   pernafasan, jika terjadi edema larings
   ( dengan terapi epinefrin atau trakeostomi
   ), dan jika terjadi edema paru ( dengan
   oksigen).
2. Fungsi susunan saraf
3. Nyeri : dengan anti nyeri ( analgetik ).
Penanganan pertama luka bakar
             pada Anak
      AIRWAY (JALAN NAFAS) :bebaskan jalan nafas,awasi
A        edema laring akibat menghirup udara panas



B    BREATHING (PERNAFASAN): pantau laju nafas (RR :
     Respiratory rate )

      CIRCULATION (SIRKULASI) : pantau Nadi , Tensi, jika
C     Syok (N:cepat,lemah,T: rendah) atasi dg cairan intra
      vena Ringer Laktat 10cc/kgbb,tetesan cepat)
      DAMAGE (KERUSAKAN/LUKA) : bersihkan dg
      NaCL, buang jaringan mati dg alat steril (pinset dan
D     gunting ) + krim burnazin/bioplacenton gel +
      antibiotik oral.
NUTRISI : makanan kalori tinggi, bergizi tinggi (
N   protein, vitamin) untuk penyembuhan luka.


    REHABILITASI : mengurangi / menghindari kecacatan
R   thd kontraktur sehingga dpt beraktivitas seperti
    semula.
Tersiram Air Panas
• Siram luka segera dengan air dingin / biasa
  ,jangan dg air es untuk cegah hipotermi.
• Prinsip penanganan luka sama dengan luka
  bakar.
Kecelakaan Lalu Lintas
    AIRWAY          (JALAN NAFAS) :bebaskan jalan
    nafas, cairan / darah(miringkan dg pastikan kepala
A   dan badan miring bersamaan, isap cairan dg sedotan)


    BREATHING (PERNAFASAN): pantau laju nafas (RR :
B   Respiratory rate ), jika henti nafas: nafas buatan
    (diberi jika nadi msh teraba)

    CIRCULATION (SIRKULASI) : pantau Nadi ( raba
C   a.Radialis / a.Carotis)


         Call : 118 emergency call. Ambulance  IGD
TENGGELAM
    AIRWAY (JALAN NAFAS) :bebaskan jalan nafas dari
    air (telungkupkan;miringkan kepala,bersihkan jalan
A   nafas dan mulut; beri ganjalan            dibawah
    perut:bantal,kayu,dll)


B   BREATHING (PERNAFASAN): pantau laju nafas (RR :
    Respiratory rate ),sesak? jika henti nafas: nafas buatan


    CIRCULATION (SIRKULASI) : pantau Nadi ( raba
C   a.Radialis / a.Carotis)


         Call : 118 emergency call. Ambulance  IGD
Kemasukan Benda Asing
• Benda – benda yang beresiko masuk ke dalam
  mulut / telinga/hidung bayi dan anak:
  a. Koin
  b. Mainan kecil : kelereng, bola kecil
  c. Perhiasan (anting , cincin )
  d. Staples, peniti, jarum, paku payung
  e. Tutup pena, kapas , kertas
   f. Serangga
Pertolongan Pertama Kemasukan
      Benda Asing ke dalam Mulut
a. Cek !!!
   - Benda APA yang sudah tertelan?
   - Sejak KAPAN sudah tertelan?
   - Jumlah ?
   - Kondisi anak? Pucat? Merah – merah?
b. Pastikan ke dalam mulut :
   - Jepit kedua pipi anak dengan jari
   - Periksa dengan tenang benda apa yang masuk
     ≠berbahaya  biarkan keluar saat BAB (
     koin, kertas, benda tumpul).
      berbahaya benda tajam: peniti, jarum, staples  IGD /
      RS/ PUSKESMAS.
c. Apabila telah tertelan :
     - keluarkan perlahan dengan jari jika masih ada di mulut.
     - jika sulit dijangkau bawa ke IGD/RS/Puskesmas agar
       diambil dengan menggunakan alat medis.
d. Apabila menyumbat saluran nafas
   Anak pucat, muka merah, sulit bernafas
   Lakukan tata laksana anak tersedak dengan segera...
Tata laksana Anak Tersedak
Kemasukan Benda Asing ke Hidung
1. Periksa lubang hidung dengan senter
2. Tekan lubang hidung anak yang tidak tersumbat, lalu anak
   disuruh menghembus kuat-kuat.
3. Bila benda masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa
   terlihat, maka bisa diambil dengan pinset.
4. Jika terlalu dalam atau sulit dijangkau  IGD/RS/Puskesmas.
Kemasukan Benda Asing ke Telinga
1. Jangan mengeluarkan benda dengan cotton buds atau korek.
2. Cukup teteskan air bersih atau air matang ke dalam telinga
   sedikit demi sedikit sehingga benda asing / serangga hanyut
   dalam air atau keluar.
3. Jika tidak berhasil segera IGD/RS/Puskesmas, jangan
   mencoba mengorek – ngorek telinga, krn dapat
   mengakibatkan luka dan gendang telinga bisa pecah.
DIGIGIT ULAR BERBISA
• Segera pasang ikatan saputangan, tali, karet tapi
  jangan terlalukeras diatas bagian gigitan, agar
  bisa/racun tidak segera menyebar,
• Sambil membawa pasien ke IGD/puskesmas,
  kendorkan setiap 15 menit sekali selama 1 menit
  agar bagian bawah gigitan tidak kekurangan
  darah / mati.
• Jangan digerakkan bagian gigitan.
• Di puskesmas/IGD : anti tetanus
• Jika bisa ular kuat bisa henti nafas : NAFAS
  BUATAN...
PENTING !!! Dari semua penanganan yang pertama
dilakukan adalah Call for HELP : MINTA
TOLONG, jangan sendiri jika menolong.




                Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
Joni Iswanto
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
Joni Iswanto
 
Bayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptBayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal ppt
Aze Palupi
 

Tendances (20)

Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
Partus lama
Partus lamaPartus lama
Partus lama
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
 
Pengenalan Bantuan Hidup Dasar
Pengenalan Bantuan Hidup DasarPengenalan Bantuan Hidup Dasar
Pengenalan Bantuan Hidup Dasar
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apn
 
Personal hygiene
Personal hygienePersonal hygiene
Personal hygiene
 
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & KematianAsuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
PHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASARPHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASAR
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
 
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bblJob sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratanTata cara pertolongan kegawatdaruratan
Tata cara pertolongan kegawatdaruratan
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
 
Bayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptBayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal ppt
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 

En vedette

8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran
Winarso Arso
 

En vedette (20)

14. hazop
14. hazop14. hazop
14. hazop
 
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
 
8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran
 
MANUAL HANDLING COURSE
MANUAL HANDLING COURSEMANUAL HANDLING COURSE
MANUAL HANDLING COURSE
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
 
Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scba
 
Luka tusuk
Luka tusukLuka tusuk
Luka tusuk
 
Penanganan pertama pada kecelakaan
Penanganan pertama pada kecelakaanPenanganan pertama pada kecelakaan
Penanganan pertama pada kecelakaan
 
4. gas detektor
4. gas detektor4. gas detektor
4. gas detektor
 
10. teknik inspeksi k3
10. teknik inspeksi k310. teknik inspeksi k3
10. teknik inspeksi k3
 
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerjaUu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
 
12. penyelidikan kecelakaan
12. penyelidikan kecelakaan12. penyelidikan kecelakaan
12. penyelidikan kecelakaan
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran
 
13. smk 3 & p2 k3
13. smk 3 & p2 k313. smk 3 & p2 k3
13. smk 3 & p2 k3
 
Cedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunakCedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunak
 
Portable fire extinguisher
Portable fire extinguisherPortable fire extinguisher
Portable fire extinguisher
 
3. hygiene industri
3. hygiene industri3. hygiene industri
3. hygiene industri
 
9. dasar dasar inspeksi k3
9. dasar dasar inspeksi k39. dasar dasar inspeksi k3
9. dasar dasar inspeksi k3
 
Luka gigitan
Luka gigitanLuka gigitan
Luka gigitan
 
Keracunan
KeracunanKeracunan
Keracunan
 

Similaire à Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan

Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan bls
conesti08com
 
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
mokhtar
 
PPT KIMIA GARAM
PPT KIMIA GARAMPPT KIMIA GARAM
PPT KIMIA GARAM
EfaMuniar
 

Similaire à Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan (20)

PPT P3K UKS (1).pptx
PPT P3K UKS (1).pptxPPT P3K UKS (1).pptx
PPT P3K UKS (1).pptx
 
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.pptxPERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN.pptx
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
Initial assesment
Initial assesmentInitial assesment
Initial assesment
 
Pertolongan Pertama pada Keadaan Darurat.pptx
Pertolongan Pertama pada Keadaan Darurat.pptxPertolongan Pertama pada Keadaan Darurat.pptx
Pertolongan Pertama pada Keadaan Darurat.pptx
 
Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat Konsep dan prinsip gawat darurat
Konsep dan prinsip gawat darurat
 
P3K Pesantren.pptx
P3K Pesantren.pptxP3K Pesantren.pptx
P3K Pesantren.pptx
 
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptxMateri Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
Materi Pelatihan P3K dr Maryan Suhadi.pptx
 
pelatihan p3k dokcil.pptx
pelatihan p3k dokcil.pptxpelatihan p3k dokcil.pptx
pelatihan p3k dokcil.pptx
 
Keselamatan kerja di laboratorium,
Keselamatan kerja di laboratorium,Keselamatan kerja di laboratorium,
Keselamatan kerja di laboratorium,
 
Nota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan CemasNota Pertolongan Cemas
Nota Pertolongan Cemas
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan bls
 
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
AR101 -POLIBRIGED ( PERTOLONGAN CEMAS)
 
P3K.ppt
P3K.pptP3K.ppt
P3K.ppt
 
Pertolongan cemas dan
Pertolongan cemas danPertolongan cemas dan
Pertolongan cemas dan
 
P3 k
P3 kP3 k
P3 k
 
Keracunan
KeracunanKeracunan
Keracunan
 
PPT KIMIA GARAM
PPT KIMIA GARAMPPT KIMIA GARAM
PPT KIMIA GARAM
 
Keracunan
KeracunanKeracunan
Keracunan
 
9.keracunan seliuh cpr
9.keracunan seliuh cpr9.keracunan seliuh cpr
9.keracunan seliuh cpr
 

Plus de Dessy Adeliana (8)

Chemotherapy induced nausea and vomiting
Chemotherapy induced nausea and vomitingChemotherapy induced nausea and vomiting
Chemotherapy induced nausea and vomiting
 
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anakBuku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
Buku pedoman tatalaksana_gizi_buruk_anak
 
Acute kidney injury due to multiple bee stings in a 3 years old girl
Acute kidney injury due to multiple bee stings in a 3 years old girl  Acute kidney injury due to multiple bee stings in a 3 years old girl
Acute kidney injury due to multiple bee stings in a 3 years old girl
 
Terapi inhalasi pada anak
Terapi inhalasi pada anakTerapi inhalasi pada anak
Terapi inhalasi pada anak
 
Drug allergy
Drug allergy Drug allergy
Drug allergy
 
Tetanus Neonatorum
Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
 
malnutrition / undernutrition
malnutrition / undernutritionmalnutrition / undernutrition
malnutrition / undernutrition
 
Sesak nafas pd anak
Sesak nafas pd anakSesak nafas pd anak
Sesak nafas pd anak
 

Dernier

KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 

Dernier (20)

KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 

Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan

  • 1. Pertolongan Pertama pada Keracunan, Luka Bakar , Tersiram Air panas , Kecelakaan Lalu Lintas, Tenggelam, Kemasukan benda Asing dan Gigitan Binatang Berbisa Oleh : Dr.Dessy Adeliana
  • 2. Pertolongan Pertama pada Keracunan • Prinsip penanganan keracunan pada anak : 1. Jenis racun? 2. Bersihkan saluran nafas dari kotoran dan lendir atau muntahan. 3. Beri bantuan nafas bila terjadi henti nafas. Gunakan sapu tangan, jangan dari mulut langsung ke mulut. Hindari aspirasi gas racun dari korban. 4. Cegah / hentikan penyerapan racun. 5. Keluarkan racun yang diserap. 6. Penanganan simptomatik 7. Penanganan spesifik dan antidotum.
  • 3. Mencegah / menghentikan Penyerapan Racun Bila racun ditelan : 1. Encerkan racun di lambung dan menghalangi penyerapannya • Air biasa/matang • Susu dan/putih telur • Air matang 200 cc + Norit • Sehelai roti tawar bakar hangus + 1 bagian teh pekat.
  • 4. 2. Kosongkan lambung: a. Emesis dilakukan dengan: • mekanik : merangsang dinding farings dengan jari. • Obat – obatan, al: larutan garam pekat. Kontraindikasi : • Keracunan zat korosif : asam/basa kuat. • Keracunan senyawa hidrokarbon : minyak tanah, bensin. • Penurunan kesadaran • Kejang
  • 5. b . Bilas lambung dengan: • Pasien telungkup dengan kepala dan bahu lebih rendah. • Pasang NGT/guedel jka terjadi penurunan kesadaran. • Cairan yang aman : air • Bilas dengan pembilas yang hangat ±250 cc setiap kali, sampai kurang lebih 20 kali. Bilasan yang terakhir ditinggalkan dalam lambung.
  • 6. Kontraindikasi : • Keracunan zat korosif : asam/basa kuat. • Kejang Bila racun melalui kulit atau mata: • Pakaian yang terkontaminasi dilepas. • Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun. Jika terkontaminasi asam kuat dapat dibilas dengan larutan Natrium Bicnat encer, jika basa kuat dengan asam cuka encer.
  • 7. Bila racun melalui Inhalasi : • Pindahkan passien ke tempat yang aman ( terbuka ) • Lakukan pernafasan buatan untuk mengeluarkan racun yang terhirup, jangan lakukan dari mulut ke mulut.
  • 8. Mengeluarkan racun yang telah diserap: • Tindakan yang biasa dilakukan oleh medis antara lain dengan diuresis, dialisa , atau exchange transfusion.
  • 9. Penanganan Simptomatik : 1. Fungsi pernafasan dan sirkulasi : resusitasi pernafasan, jika terjadi edema larings ( dengan terapi epinefrin atau trakeostomi ), dan jika terjadi edema paru ( dengan oksigen). 2. Fungsi susunan saraf 3. Nyeri : dengan anti nyeri ( analgetik ).
  • 10. Penanganan pertama luka bakar pada Anak AIRWAY (JALAN NAFAS) :bebaskan jalan nafas,awasi A edema laring akibat menghirup udara panas B BREATHING (PERNAFASAN): pantau laju nafas (RR : Respiratory rate ) CIRCULATION (SIRKULASI) : pantau Nadi , Tensi, jika C Syok (N:cepat,lemah,T: rendah) atasi dg cairan intra vena Ringer Laktat 10cc/kgbb,tetesan cepat) DAMAGE (KERUSAKAN/LUKA) : bersihkan dg NaCL, buang jaringan mati dg alat steril (pinset dan D gunting ) + krim burnazin/bioplacenton gel + antibiotik oral.
  • 11. NUTRISI : makanan kalori tinggi, bergizi tinggi ( N protein, vitamin) untuk penyembuhan luka. REHABILITASI : mengurangi / menghindari kecacatan R thd kontraktur sehingga dpt beraktivitas seperti semula.
  • 12. Tersiram Air Panas • Siram luka segera dengan air dingin / biasa ,jangan dg air es untuk cegah hipotermi. • Prinsip penanganan luka sama dengan luka bakar.
  • 13. Kecelakaan Lalu Lintas AIRWAY (JALAN NAFAS) :bebaskan jalan nafas, cairan / darah(miringkan dg pastikan kepala A dan badan miring bersamaan, isap cairan dg sedotan) BREATHING (PERNAFASAN): pantau laju nafas (RR : B Respiratory rate ), jika henti nafas: nafas buatan (diberi jika nadi msh teraba) CIRCULATION (SIRKULASI) : pantau Nadi ( raba C a.Radialis / a.Carotis) Call : 118 emergency call. Ambulance  IGD
  • 14. TENGGELAM AIRWAY (JALAN NAFAS) :bebaskan jalan nafas dari air (telungkupkan;miringkan kepala,bersihkan jalan A nafas dan mulut; beri ganjalan dibawah perut:bantal,kayu,dll) B BREATHING (PERNAFASAN): pantau laju nafas (RR : Respiratory rate ),sesak? jika henti nafas: nafas buatan CIRCULATION (SIRKULASI) : pantau Nadi ( raba C a.Radialis / a.Carotis) Call : 118 emergency call. Ambulance  IGD
  • 15. Kemasukan Benda Asing • Benda – benda yang beresiko masuk ke dalam mulut / telinga/hidung bayi dan anak: a. Koin b. Mainan kecil : kelereng, bola kecil c. Perhiasan (anting , cincin ) d. Staples, peniti, jarum, paku payung e. Tutup pena, kapas , kertas f. Serangga
  • 16. Pertolongan Pertama Kemasukan Benda Asing ke dalam Mulut a. Cek !!! - Benda APA yang sudah tertelan? - Sejak KAPAN sudah tertelan? - Jumlah ? - Kondisi anak? Pucat? Merah – merah? b. Pastikan ke dalam mulut : - Jepit kedua pipi anak dengan jari - Periksa dengan tenang benda apa yang masuk ≠berbahaya  biarkan keluar saat BAB ( koin, kertas, benda tumpul). berbahaya benda tajam: peniti, jarum, staples  IGD / RS/ PUSKESMAS.
  • 17. c. Apabila telah tertelan : - keluarkan perlahan dengan jari jika masih ada di mulut. - jika sulit dijangkau bawa ke IGD/RS/Puskesmas agar diambil dengan menggunakan alat medis. d. Apabila menyumbat saluran nafas Anak pucat, muka merah, sulit bernafas Lakukan tata laksana anak tersedak dengan segera...
  • 18. Tata laksana Anak Tersedak
  • 19.
  • 20. Kemasukan Benda Asing ke Hidung 1. Periksa lubang hidung dengan senter 2. Tekan lubang hidung anak yang tidak tersumbat, lalu anak disuruh menghembus kuat-kuat. 3. Bila benda masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa terlihat, maka bisa diambil dengan pinset. 4. Jika terlalu dalam atau sulit dijangkau  IGD/RS/Puskesmas.
  • 21. Kemasukan Benda Asing ke Telinga 1. Jangan mengeluarkan benda dengan cotton buds atau korek. 2. Cukup teteskan air bersih atau air matang ke dalam telinga sedikit demi sedikit sehingga benda asing / serangga hanyut dalam air atau keluar. 3. Jika tidak berhasil segera IGD/RS/Puskesmas, jangan mencoba mengorek – ngorek telinga, krn dapat mengakibatkan luka dan gendang telinga bisa pecah.
  • 22. DIGIGIT ULAR BERBISA • Segera pasang ikatan saputangan, tali, karet tapi jangan terlalukeras diatas bagian gigitan, agar bisa/racun tidak segera menyebar, • Sambil membawa pasien ke IGD/puskesmas, kendorkan setiap 15 menit sekali selama 1 menit agar bagian bawah gigitan tidak kekurangan darah / mati. • Jangan digerakkan bagian gigitan. • Di puskesmas/IGD : anti tetanus • Jika bisa ular kuat bisa henti nafas : NAFAS BUATAN...
  • 23. PENTING !!! Dari semua penanganan yang pertama dilakukan adalah Call for HELP : MINTA TOLONG, jangan sendiri jika menolong. Terima Kasih