SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
PAPER PEREKONOMIAN INDONESIA

DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

Nama Anggota :
Riska Oktavia (8105110047)
Desta Dwi Putranto (8105112236)
Finsa Hardiyanti (8105110329)

FAKULTAS EKONOMI
PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI REGULER
2013
Distribusi Pendapatan Nasional & Kemiskinan
Masalah besar yang dihadapi Negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan)
distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan menicu
terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah
kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah
keadaan dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negative terhadap kondisi social
dan politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan rtidak hanya dihadapi oleh Negara sedang
berkembang namun Negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini.
Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka
kemiskinan yang terjadi serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas
wilayah dan jumlah penduduk suatu Negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin
tinggi pula tingkat kesulitan mangatasinya.
Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang
relative jecil dibandingkan Negara sedang berkembang dan untuk mengatasinya tidak terlalu
sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini
bukan hanya menjadi masalah internal suatu Negara namun telah menjadi permasalahan bagi
dunia internasional.
Berbagai upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh dunia internasional, baik berupa
bantuan maupun pinjaman pada dasarnya merupakan upaya sistematis untuk memperkecil
kesenjangan pendapatan dan tingkat kemiskinan yang terjadi di Negara-negara miskin dan
sedang berkembang. Beberapa lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia serta
lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya berperan dalam hal ini. Kesalahan
pengambilan kebijakan dalam pemanfaatan bantuan dan atau pinjaman tersebut, justru dapat
berdampak buruk bagi struktur social dan perekonomian Negara bersangkutan.
Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan
factor produksi terutama kepemilikan barang modal (capital stock). Pihak (kelompok
masyarakat) yang memiliki factor produksi yang lebih banyak akan memperoleh pendapatan
yang lebih banyak pula. Menurut teori neoklasik, perbedaan dapat dikurangi melalui proses
penyesuaian otomatis yaitu melalui proses “penetasan” hasil pembangunan ke bawah (trickle
down) dan kemudian menyebar sehingga menimbulkan keseimbangan baru. Apabila proses
otomatis tersebut masih belum mampu menurunkan tingkat perbedaan pendapatan yang
sangat timpang maka dapat dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi.
Penetapan pajak pendapatan/penghasilan akan mengurangi pendapatan penduduk yang
pendapayannya tinggi. Sebaliknya subsidi akan membantu penduduk yang pendapatannya
rendah. Asalkan tidsak salah saasaran dalam pengalikaasiannya. Pajak yang telah dipungut
apalagi menggunakan sistem tariff progresif (semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi
prosentase tarifnya) oleh pemerintah digunakan untuk membiayai roda pemerintahan, subsidi
dan proyek pembangunan. Dari sinilah terjadi [roses redistribusi pendapatan yang akan
mengurangi terjadinya ketimpangan.
Tinggi produk domestic bruto (PDB) suatu Negara belum tentu mencerminkan meratanya
terhadap distribusi pendapatan. Kenyataan menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat tidak
selalu merata, bahkan kecenderungan yang terjadi justru sebaliknya. Distribusi pendapatan
yang tidak merata akan mengakibatkan terjadinya disparitas. Semakin besar perbedaan
pembagian “kue” pembangunan, semakin besar pula disparitas distribusi pendapatan yang
terjadi. Indonesia yang tergolong dalam Negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari
permasalahan ini.

A. Analisis Distribusi Pendapatan
Distribusi Ukuran (Personal Distribution Of Income) :
Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau distribusi
ukuran pendapatan (size distribution of income) merupakan indicator yang paling sering
digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah pernghasilan
yang diterima oelh setiap individu atau rumah tangga.
Yang diperhatikan disini adalah seberapa banyak pendapatan yang diterima seseorang, tidak
peduli dari mana sumbernya, entah itu bunga simpanan atau tabungan, laba usaha, utang,
hadiah ataupun warisan.
Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun sektor atau bidang kegiatan yang
menjadi sumber penghasilan (pertanian, industri, perdagangan dan jasa) juga diabaikan.
Kurva Lorenz
Sumbu horinzontal menyatakan jumlah penerimaan pendapatan dalam persentase
kumulatif. Misalnya, pada titik 20 kita mendapati populasi atau kelompok terendah
(penduduk yang paling miskin) yang jumlahnya meliputi 20 persen dari jumlah total
penduduk. Pada titik 60 terdapat 60 persen kelompok bawah, demikian seterusnya sampai
pada sumbu yang paling ujung yang meliputi 100 persen atau seluruh populasi atau jumlah
penduduk.
Sumbu vertical menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing
persentase jumlah (kelompok) penduduk tersebut. Sumbu tersebut juga berakhir pada titik
100 persen sehingga kedua sumbu (vertical dan horizontal) sama panjangnya.
Setiap titik yang terdapat pada garis diagonal melambangkan persentase jumlah penerimanya
(persentase penduduk yang menerima pendapatan itu terdapat total penduduk atau populasi).
Sebagai contoh, titik tengah garis diagonal melambangkan 50 persen pendapatan yang tepat
didistribusikan untuk 50 persen dari jumlah penduduk.
Titik yang terletak pada posisi tiga perempat garis diagonal melambnagkan 75 persen dari
jumlah penduduk.
Garis diagonal merupakan garis “pemerataan sempurna” (perfect equality) dalam distribusi
ukuran pendapatan.
Koefisen Gini Dan Ukuran Ketimpangan
Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relative
sangat sederhana pada suatu Negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang
terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang dimana
kurva Lorenz itu berada.
Koefisien gini dan ukuran ketimpangan agregat
Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relative
sanagt sederhana pada suatu Negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang
terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang dimana
kurva Lorenz itu berada.
Koefisien gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan (pendapatan/kesejahteraan)
agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna)
hingga satu (ketimpangan yang sempurna).
Angka ketimpangan untuk Negara-negara yang ketimpangan pendapatan dikalangan
penduduknya dikenal tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70.
Untuk Negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relative paling baik (paling
merata) berkisar antara 0,20 sampai 0,35
a. Pertumbuhan Dan Pemerataan Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia
Selama Ini
Simon kurnets (1955) membuat hipotesis adanya kurva U terbalik (inverted U curve) bahwa
mula-mula ketika pembangunan dimulai, distribusi pendapatan akan makin tidak merata,
anmun setelah mencapai suatu tingkat pembangunan tertantu, distribusi pendapatan makin
merata.

Kemiskinan
menurut sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan
dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi,
psikologi dan social.
Menurut esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan
sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena
kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang layak.
Menurut basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keaadaan serba
kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papa, pekerjaan,
pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Menurut badan pusat statistic (2000) kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi
yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedasaan dan 480 kg/kapita/tahun didaerah
perkotaan.
Bepenas dalam dokumen strategi nasional penanggulangan kemiskinan juga
mendefinikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah
kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan
untuk menjadi miskin.
Poli

(1993)

menggambarkan

kemiskinan

sebagai

keadaan

ketidakterjaminan

pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan assetaset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan
ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisocial (anti-social behavior), kurangnya dukungan
jaringan untuk mendaoatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan
serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
1.

SPECKER (1993) menggatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :

a. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
b. gangguan dan tingginya risiko kesehatan
c. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan social ekonomi dan lingkungannya
d. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak dan
e. kekurangan dalam kehidupan social yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan social,
ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah.
Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan bermartabat. Pemecahan masalah
kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin dan adanya
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka yaitu hak social, budaya,
ekonomi dan politik.
2.

Ukuran kemiskinan

1.

Kemiskinan Absolute

konsep kemiskinan pada umumnya sekaku dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan,
kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar (basic need).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a.

kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

b.

Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

2.

Kemiskinan Relative

menurut kincad (1975) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin
maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
Faktor-faktor penyebab kemiskinan :
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik secara langsung maupun
tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
1.

tingkat kemiskinan cukup banyak

2.

mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (produktivitas tenaga kerja)

3.

tingkat inflasi

4.

tingkat infestasi

5.

alokasi serta kualitas sumber daya alam

6.

tingkat dan jenis pendidikan

7.

etos kerja dan motovitas pekerja

3.

Strategi Dalam Mengurangi Kemiskinan :

1.

pembangunan sektor pertanian

sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sektor tersebut
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat dipedesaan berarti
akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
2.

pembangunan sumber daya manusia

sumber daya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup besar,
diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan, dan gizi merupakan langka
yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah.
3.

peranan lembaga swadaya masyarakat

mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat sehingga mampu
memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan
kemiskinan.
KESIMPULAN

Kami menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara struktur produksi, pendapatan nasional,
distribusi pendapatan nasional dan kemiskinan. Bila diperhatikan, setiap manusia pendapatan
nasionalnya berbeda begitu pula dengan struktur produksinya, bila pendapatan nasional yang
didapat semakin meningkat, akan diikutinya dengan struktur produksi yang semakin
meningkat. Lalu dalam distribusi pendapatan nasional yang cukup berkembang didalam
Negara-negara berkembang seperti Indonesia salah satu contohnya, yang dimana
pertumbuhan ekonomi yang tinggi diikutinya pula dengan kemiskinan yang cukup tinggi pula
di Indonesia, tetapi semakin kesini, banyaknya pembangunan ekonomi diindonesia yang
akhirnya hasil dari pembangunan ekonomi tersebut dapat mengurangi tingkat kesenjangan
ekonomi dan jumlah kemiskinan yang tinggi diindonesia walaupun masih banyak
permasalahan kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya kebutuhan fisik dan
pendidikan yang tinggi.

Contenu connexe

Tendances

Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
audi15Ar
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
Cikoyen
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
nurulllah
 

Tendances (20)

Kapital dalam pembangunan ekonomi
Kapital dalam pembangunan ekonomiKapital dalam pembangunan ekonomi
Kapital dalam pembangunan ekonomi
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Keseimbangan ekonomi tiga sektor
Keseimbangan ekonomi tiga sektorKeseimbangan ekonomi tiga sektor
Keseimbangan ekonomi tiga sektor
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barang
 
Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
 
Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 

Similaire à Distribusi pendapatan nasional

Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Arief Anzarullah
 
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATANBab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
xNet8
 
Presentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 okPresentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 ok
Irawan Willy
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
Andi Sutandi
 

Similaire à Distribusi pendapatan nasional (20)

Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan PendapatanKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
 
Pertemuan 11 - Pak Kartika
Pertemuan 11 - Pak KartikaPertemuan 11 - Pak Kartika
Pertemuan 11 - Pak Kartika
 
Kemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan PendapatanKemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan Pendapatan
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
Tugas 6 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 6 restu antika 11140107 (5 v ma)Tugas 6 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 6 restu antika 11140107 (5 v ma)
 
PPT_KRISMANTO WARUWU_KETERKAITAN KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DENGAN TEORI-TEOR...
PPT_KRISMANTO WARUWU_KETERKAITAN KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DENGAN TEORI-TEOR...PPT_KRISMANTO WARUWU_KETERKAITAN KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DENGAN TEORI-TEOR...
PPT_KRISMANTO WARUWU_KETERKAITAN KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DENGAN TEORI-TEOR...
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
 
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATANBab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
Bab 4 kemiskinan dan KESENJANGAN PENDAPATAN
 
Presentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 okPresentasi bab 5 ok
Presentasi bab 5 ok
 
Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatanDistribusi pendapatan
Distribusi pendapatan
 
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
6. kemisikinan dan kesenjangan pendapatan
 
KELOMPOK ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN INDONESIA.pptx
KELOMPOK ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN INDONESIA.pptxKELOMPOK ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN INDONESIA.pptx
KELOMPOK ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN INDONESIA.pptx
 
TEORI PEMBANGUNAN RAHMADINA.A
TEORI PEMBANGUNAN RAHMADINA.ATEORI PEMBANGUNAN RAHMADINA.A
TEORI PEMBANGUNAN RAHMADINA.A
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)
Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)
Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)
 
Kemiskinan Kawasan Timur Indonesia
Kemiskinan Kawasan Timur IndonesiaKemiskinan Kawasan Timur Indonesia
Kemiskinan Kawasan Timur Indonesia
 
Makalah raskin
Makalah raskinMakalah raskin
Makalah raskin
 

Plus de destaputranto (7)

Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisulaManop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
 
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
Makalah Analisis Bisnis dan Kinerja Keuangan PT Indosat Tbk dan PT Telkom Tbk...
 
Peta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaranPeta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaran
 
Lingkaran masalah metlit
Lingkaran masalah metlitLingkaran masalah metlit
Lingkaran masalah metlit
 
Manusia dan kebudayaan ii
Manusia dan kebudayaan iiManusia dan kebudayaan ii
Manusia dan kebudayaan ii
 
Makalah isbd
Makalah isbdMakalah isbd
Makalah isbd
 
oligopoli lanjutan
oligopoli lanjutanoligopoli lanjutan
oligopoli lanjutan
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Distribusi pendapatan nasional

  • 1. PAPER PEREKONOMIAN INDONESIA DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN Nama Anggota : Riska Oktavia (8105110047) Desta Dwi Putranto (8105112236) Finsa Hardiyanti (8105110329) FAKULTAS EKONOMI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI REGULER 2013
  • 2. Distribusi Pendapatan Nasional & Kemiskinan Masalah besar yang dihadapi Negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan menicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negative terhadap kondisi social dan politik. Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan rtidak hanya dihadapi oleh Negara sedang berkembang namun Negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu Negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mangatasinya. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relative jecil dibandingkan Negara sedang berkembang dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu Negara namun telah menjadi permasalahan bagi dunia internasional. Berbagai upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh dunia internasional, baik berupa bantuan maupun pinjaman pada dasarnya merupakan upaya sistematis untuk memperkecil kesenjangan pendapatan dan tingkat kemiskinan yang terjadi di Negara-negara miskin dan sedang berkembang. Beberapa lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia serta lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya berperan dalam hal ini. Kesalahan pengambilan kebijakan dalam pemanfaatan bantuan dan atau pinjaman tersebut, justru dapat berdampak buruk bagi struktur social dan perekonomian Negara bersangkutan. Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan factor produksi terutama kepemilikan barang modal (capital stock). Pihak (kelompok masyarakat) yang memiliki factor produksi yang lebih banyak akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak pula. Menurut teori neoklasik, perbedaan dapat dikurangi melalui proses penyesuaian otomatis yaitu melalui proses “penetasan” hasil pembangunan ke bawah (trickle down) dan kemudian menyebar sehingga menimbulkan keseimbangan baru. Apabila proses
  • 3. otomatis tersebut masih belum mampu menurunkan tingkat perbedaan pendapatan yang sangat timpang maka dapat dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi. Penetapan pajak pendapatan/penghasilan akan mengurangi pendapatan penduduk yang pendapayannya tinggi. Sebaliknya subsidi akan membantu penduduk yang pendapatannya rendah. Asalkan tidsak salah saasaran dalam pengalikaasiannya. Pajak yang telah dipungut apalagi menggunakan sistem tariff progresif (semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi prosentase tarifnya) oleh pemerintah digunakan untuk membiayai roda pemerintahan, subsidi dan proyek pembangunan. Dari sinilah terjadi [roses redistribusi pendapatan yang akan mengurangi terjadinya ketimpangan. Tinggi produk domestic bruto (PDB) suatu Negara belum tentu mencerminkan meratanya terhadap distribusi pendapatan. Kenyataan menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat tidak selalu merata, bahkan kecenderungan yang terjadi justru sebaliknya. Distribusi pendapatan yang tidak merata akan mengakibatkan terjadinya disparitas. Semakin besar perbedaan pembagian “kue” pembangunan, semakin besar pula disparitas distribusi pendapatan yang terjadi. Indonesia yang tergolong dalam Negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari permasalahan ini. A. Analisis Distribusi Pendapatan Distribusi Ukuran (Personal Distribution Of Income) : Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau distribusi ukuran pendapatan (size distribution of income) merupakan indicator yang paling sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah pernghasilan yang diterima oelh setiap individu atau rumah tangga. Yang diperhatikan disini adalah seberapa banyak pendapatan yang diterima seseorang, tidak peduli dari mana sumbernya, entah itu bunga simpanan atau tabungan, laba usaha, utang, hadiah ataupun warisan. Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun sektor atau bidang kegiatan yang menjadi sumber penghasilan (pertanian, industri, perdagangan dan jasa) juga diabaikan.
  • 4. Kurva Lorenz Sumbu horinzontal menyatakan jumlah penerimaan pendapatan dalam persentase kumulatif. Misalnya, pada titik 20 kita mendapati populasi atau kelompok terendah (penduduk yang paling miskin) yang jumlahnya meliputi 20 persen dari jumlah total penduduk. Pada titik 60 terdapat 60 persen kelompok bawah, demikian seterusnya sampai pada sumbu yang paling ujung yang meliputi 100 persen atau seluruh populasi atau jumlah penduduk. Sumbu vertical menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah (kelompok) penduduk tersebut. Sumbu tersebut juga berakhir pada titik 100 persen sehingga kedua sumbu (vertical dan horizontal) sama panjangnya. Setiap titik yang terdapat pada garis diagonal melambangkan persentase jumlah penerimanya (persentase penduduk yang menerima pendapatan itu terdapat total penduduk atau populasi). Sebagai contoh, titik tengah garis diagonal melambangkan 50 persen pendapatan yang tepat didistribusikan untuk 50 persen dari jumlah penduduk. Titik yang terletak pada posisi tiga perempat garis diagonal melambnagkan 75 persen dari jumlah penduduk. Garis diagonal merupakan garis “pemerataan sempurna” (perfect equality) dalam distribusi ukuran pendapatan. Koefisen Gini Dan Ukuran Ketimpangan Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relative sangat sederhana pada suatu Negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang dimana kurva Lorenz itu berada. Koefisien gini dan ukuran ketimpangan agregat Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relative sanagt sederhana pada suatu Negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang dimana kurva Lorenz itu berada. Koefisien gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan (pendapatan/kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna).
  • 5. Angka ketimpangan untuk Negara-negara yang ketimpangan pendapatan dikalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70. Untuk Negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relative paling baik (paling merata) berkisar antara 0,20 sampai 0,35 a. Pertumbuhan Dan Pemerataan Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia Selama Ini Simon kurnets (1955) membuat hipotesis adanya kurva U terbalik (inverted U curve) bahwa mula-mula ketika pembangunan dimulai, distribusi pendapatan akan makin tidak merata, anmun setelah mencapai suatu tingkat pembangunan tertantu, distribusi pendapatan makin merata. Kemiskinan menurut sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan social. Menurut esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Menurut basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keaadaan serba kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papa, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya. Menurut badan pusat statistic (2000) kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedasaan dan 480 kg/kapita/tahun didaerah perkotaan. Bepenas dalam dokumen strategi nasional penanggulangan kemiskinan juga mendefinikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin.
  • 6. Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan assetaset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisocial (anti-social behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendaoatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan serta ketidakmampuan dan keterpisahan. 1. SPECKER (1993) menggatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu : a. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal b. gangguan dan tingginya risiko kesehatan c. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan social ekonomi dan lingkungannya d. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak dan e. kekurangan dalam kehidupan social yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan social, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah. Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan bermartabat. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka yaitu hak social, budaya, ekonomi dan politik. 2. Ukuran kemiskinan 1. Kemiskinan Absolute konsep kemiskinan pada umumnya sekaku dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar (basic need). Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu : a. kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan dasar. b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. 2. Kemiskinan Relative menurut kincad (1975) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
  • 7. Faktor-faktor penyebab kemiskinan : Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut : 1. tingkat kemiskinan cukup banyak 2. mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (produktivitas tenaga kerja) 3. tingkat inflasi 4. tingkat infestasi 5. alokasi serta kualitas sumber daya alam 6. tingkat dan jenis pendidikan 7. etos kerja dan motovitas pekerja 3. Strategi Dalam Mengurangi Kemiskinan : 1. pembangunan sektor pertanian sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat dipedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin. 2. pembangunan sumber daya manusia sumber daya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan, dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah. 3. peranan lembaga swadaya masyarakat mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.
  • 8. KESIMPULAN Kami menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara struktur produksi, pendapatan nasional, distribusi pendapatan nasional dan kemiskinan. Bila diperhatikan, setiap manusia pendapatan nasionalnya berbeda begitu pula dengan struktur produksinya, bila pendapatan nasional yang didapat semakin meningkat, akan diikutinya dengan struktur produksi yang semakin meningkat. Lalu dalam distribusi pendapatan nasional yang cukup berkembang didalam Negara-negara berkembang seperti Indonesia salah satu contohnya, yang dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi diikutinya pula dengan kemiskinan yang cukup tinggi pula di Indonesia, tetapi semakin kesini, banyaknya pembangunan ekonomi diindonesia yang akhirnya hasil dari pembangunan ekonomi tersebut dapat mengurangi tingkat kesenjangan ekonomi dan jumlah kemiskinan yang tinggi diindonesia walaupun masih banyak permasalahan kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya kebutuhan fisik dan pendidikan yang tinggi.