Bab tujuh membahas pendekatan direktif dan non-direktif dalam melibatkan kelompok sasaran. Pendekatan direktif mengasumsikan petugas tahu apa yang dibutuhkan masyarakat, sementara pendekatan non-direktif mengasumsikan masyarakat tahu kebutuhan mereka sendiri. Kedua pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Tugas ppm bab vii
1. BAB VII
PENDEKATAN DIREKTIF DAN NON
DIREKTIF
Dalam aplikasinya di masyarakat untuk
melibatkan kelompok sasaran dihadapkan
pada kenyataan bahwa situasi dan kondisi
masyarakat yang berbeda-beda. Situasi
kondisi yang berbeda-beda ini dapat dilihat
sebagai suatu kendala dalam melibatkan
sasaran secara aktif atau sebagai suatu
kondisi yang memang harus diubah.
2. Pada pendekatan yang bersifat direktif,
diambil asumsi bahwa petugas tahu apa yang
dibutuhkan dan apa yang baik untuk
masyarakat. Dalam pendekatan ini maka
peranan petugas lebih bersifat dominan
karena prakarsa kegiatan dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk keperluan
pembangunan datang dari petugas. Interaksi
yang muncul lebih bersifat instruktif dan
masyarakat dilihat sebagai objek.
3. Pada pendekatan yang bersifat non-direktif,
maka diambil asumsi, bahwa masyarakat tahu
apa sebenarnya yang mereka butuhkan dan
apa yang baik untuk mereka. Pernan pokok
ada pada masyrakat, sedangkan petugas lebih
bersifat menggali dan mengembangkan
potensi masyarakat. Prakarsa kegiatan dan
sumber daya yang dibutuhkan berasal dari
masyarakat. Sifat interaksi adalah partisipatif
dan masyarakat dilihat sebagai subjek.
4. Kondisi Untuk Tumbuhnya Self Direction
Action
Dari berbagai pengalaman kegiatan masyarakat, sebagian
masyarakat memang berhasil berkembang dengan
pendekatan non direktif tetapi ada juga yang mengalami
kegiatan. Untuk tumbuhnya suatu self direction action
sebagai hasil dari pendekatan dibutuhkan beberapa kondisi,
yaitu :
a. Adanya sejumlah orang yang tidak puas terhadap keadaan
mereka dan sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi
kebutuhan khusus mereka.
b. Orang-orang ini menyadari bahwa kebutuhan tersebut,
hanya akan terpenuhi jika mereka sendiri berusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Mereka memiliki, atau dapat dihubungkan dengan sumber-
sumber yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
5. PERAN PETUGAS UNTUK MENDORONG TERJADINYA SELF
DIRECTION ACTION
Untuk terciptanya kondisi-kondisi seperti tersebut, maka
petugas dapat mengambil peran untuk :
a. Menumbuhkan keinginan untuk bertindak dengan
merangksang diskusi tentang apa yang menjadi masalah
dalam masyrakat.
b. Memberikan informasi, jika dibutuhkan tentang
pengalaman kelompok lain dalam mengorganisasi diri untuk
menghadapi hal yang serupa.
c. Membantu diperolehnya kemampuan masyarakat untuk
membuat analisa situasi secara sistematis tentang
hakikat dan penyebab dari masalah yang dihadapi
masyarakat.
d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang
dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah
yang sedang dihadapi mereka, sbg tambahan dari sumber-
sumber yang memang sudah dimiliki masyarakat.
6. Keuntugan Pendekatan Non Direktif
a. Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam
keterbatasan sumber yang ada Pada dasarnya memang
selalu ada keterbatan dana, tenga maupun teknologi yang
dimiliki oleh pemerintah atau lembaga swasta.
b. Membantu perkembangan masyarakat. Dengan
diperolehnya pengalaman belajar maka kemampuan
masyarakat akan berkembang dan diikuti dengan
tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuan mereka
untuk menagatasi masalah
c. Menumbuhkan rasa kebersamaan (we feeling)
d. Pengalaman bekerjasama di antara anggota masyarakat
untuk mengatasi masalah-masalah bersama akan
meningkatkan pengenalan diri di antara mereka, sehingga
dapat dirasakan tumbuhnya rasa kebersamaan.
7. Keterbatasan Pendekatan Non Direktif
a. Petugas tidak dapat sepenuhnya menetapkan isi
dan proses kegiatan serta tidak dapat menjamin
bahwa hasil akhirnya akan sesuai dengan
keinginannya.
b. Masyarakat yang sudag terbiasa dengan
pendektan direktif, cenderung tidak menyukai
pendekatan non dirketif karena dengan
pendekatan ini masyarakat “dipaksa” untuk
terlibat secara aktif dan ikut bertanggung jawab
sepenuhnya atas keputusan yang ditetapkan.
8. Konsep piring terbang
Mengingat keragaman dalam potensi masyarakat,
diperlukan peyusaian antara pendekatan yang
dipilih dikaitkan dengan potensi dari masyarakat
di mana kegiatan pembangunan itu dilaksanakan.
sesuai dengan hukum mekanika, maka suatu
piringan yang berputar akan bergerak naik jika
mengalami peningkatan dalam kecepatan
berputarnya dan akan bergerak turun jika
mengalami penurunan dalam kecepatan
berputarnya.
9. Dikaitkan dengan hukum mekanika dalam
piring terbang tersebut, maka posisi piring
terbang akan dapat ditingkatkan dengan
menambah kecepatan berputarnya.
secara sistematis-pragmatis, maka situasi
kondisi masyarakat yang berbeda-beda dalam
upaya melibatkan masyarakat secara aktif,
memang memerlukan pendekatan yang
berbeda-beda pula.