SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
BAB VII
PENDEKATAN DIREKTIF DAN NON
DIREKTIF
Dalam aplikasinya di masyarakat untuk
melibatkan kelompok sasaran dihadapkan
pada kenyataan bahwa situasi dan kondisi
masyarakat yang berbeda-beda. Situasi
kondisi yang berbeda-beda ini dapat dilihat
sebagai suatu kendala dalam melibatkan
sasaran secara aktif atau sebagai suatu
kondisi yang memang harus diubah.
Pada pendekatan yang bersifat direktif,
diambil asumsi bahwa petugas tahu apa yang
dibutuhkan dan apa yang baik untuk
masyarakat. Dalam pendekatan ini maka
peranan petugas lebih bersifat dominan
karena prakarsa kegiatan dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk keperluan
pembangunan datang dari petugas. Interaksi
yang muncul lebih bersifat instruktif dan
masyarakat dilihat sebagai objek.
Pada pendekatan yang bersifat non-direktif,
maka diambil asumsi, bahwa masyarakat tahu
apa sebenarnya yang mereka butuhkan dan
apa yang baik untuk mereka. Pernan pokok
ada pada masyrakat, sedangkan petugas lebih
bersifat menggali dan mengembangkan
potensi masyarakat. Prakarsa kegiatan dan
sumber daya yang dibutuhkan berasal dari
masyarakat. Sifat interaksi adalah partisipatif
dan masyarakat dilihat sebagai subjek.
Kondisi Untuk Tumbuhnya Self Direction
Action
Dari berbagai pengalaman kegiatan masyarakat, sebagian
masyarakat memang berhasil berkembang dengan
pendekatan non direktif tetapi ada juga yang mengalami
kegiatan. Untuk tumbuhnya suatu self direction action
sebagai hasil dari pendekatan dibutuhkan beberapa kondisi,
yaitu :
a. Adanya sejumlah orang yang tidak puas terhadap keadaan
mereka dan sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi
kebutuhan khusus mereka.
b. Orang-orang ini menyadari bahwa kebutuhan tersebut,
hanya akan terpenuhi jika mereka sendiri berusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Mereka memiliki, atau dapat dihubungkan dengan sumber-
sumber yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
PERAN PETUGAS UNTUK MENDORONG TERJADINYA SELF
DIRECTION ACTION
Untuk terciptanya kondisi-kondisi seperti tersebut, maka
petugas dapat mengambil peran untuk :
a. Menumbuhkan keinginan untuk bertindak dengan
merangksang diskusi tentang apa yang menjadi masalah
dalam masyrakat.
b. Memberikan informasi, jika dibutuhkan tentang
pengalaman kelompok lain dalam mengorganisasi diri untuk
menghadapi hal yang serupa.
c. Membantu diperolehnya kemampuan masyarakat untuk
membuat analisa situasi secara sistematis tentang
hakikat dan penyebab dari masalah yang dihadapi
masyarakat.
d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang
dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah
yang sedang dihadapi mereka, sbg tambahan dari sumber-
sumber yang memang sudah dimiliki masyarakat.
Keuntugan Pendekatan Non Direktif
a. Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam
keterbatasan sumber yang ada Pada dasarnya memang
selalu ada keterbatan dana, tenga maupun teknologi yang
dimiliki oleh pemerintah atau lembaga swasta.
b. Membantu perkembangan masyarakat. Dengan
diperolehnya pengalaman belajar maka kemampuan
masyarakat akan berkembang dan diikuti dengan
tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuan mereka
untuk menagatasi masalah
c. Menumbuhkan rasa kebersamaan (we feeling)
d. Pengalaman bekerjasama di antara anggota masyarakat
untuk mengatasi masalah-masalah bersama akan
meningkatkan pengenalan diri di antara mereka, sehingga
dapat dirasakan tumbuhnya rasa kebersamaan.
Keterbatasan Pendekatan Non Direktif
a. Petugas tidak dapat sepenuhnya menetapkan isi
dan proses kegiatan serta tidak dapat menjamin
bahwa hasil akhirnya akan sesuai dengan
keinginannya.
b. Masyarakat yang sudag terbiasa dengan
pendektan direktif, cenderung tidak menyukai
pendekatan non dirketif karena dengan
pendekatan ini masyarakat “dipaksa” untuk
terlibat secara aktif dan ikut bertanggung jawab
sepenuhnya atas keputusan yang ditetapkan.
Konsep piring terbang
Mengingat keragaman dalam potensi masyarakat,
diperlukan peyusaian antara pendekatan yang
dipilih dikaitkan dengan potensi dari masyarakat
di mana kegiatan pembangunan itu dilaksanakan.
sesuai dengan hukum mekanika, maka suatu
piringan yang berputar akan bergerak naik jika
mengalami peningkatan dalam kecepatan
berputarnya dan akan bergerak turun jika
mengalami penurunan dalam kecepatan
berputarnya.
Dikaitkan dengan hukum mekanika dalam
piring terbang tersebut, maka posisi piring
terbang akan dapat ditingkatkan dengan
menambah kecepatan berputarnya.
secara sistematis-pragmatis, maka situasi
kondisi masyarakat yang berbeda-beda dalam
upaya melibatkan masyarakat secara aktif,
memang memerlukan pendekatan yang
berbeda-beda pula.

Contenu connexe

Tendances

Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Aulia Nofrianti
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
Agus Candra
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
Agus Candra
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Muhammad Muqouwis. AT
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatan
Zulfikar Muhammad
 
Pencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporanPencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporan
Fahlevi Qalbi
 

Tendances (20)

Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiMateri pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
 
Power Point PHBS
Power Point PHBSPower Point PHBS
Power Point PHBS
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan
 
Advokasi Kesehatan
Advokasi KesehatanAdvokasi Kesehatan
Advokasi Kesehatan
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatan
 
Pencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporanPencatatan&pelaporan
Pencatatan&pelaporan
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Manfaat Advokasi Kesehatan
Manfaat Advokasi KesehatanManfaat Advokasi Kesehatan
Manfaat Advokasi Kesehatan
 
Homecare lansia
Homecare lansiaHomecare lansia
Homecare lansia
 
Komunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayiKomunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayi
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
manajemen kesehatan
manajemen kesehatanmanajemen kesehatan
manajemen kesehatan
 
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanManajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 

Similaire à Tugas ppm bab vii

Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
primahendra
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Alexandrya Hening
 
Pendampingan dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Pendampingan dalam Proses Pemberdayaan MasyarakatPendampingan dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Pendampingan dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Joy Irman
 
Modul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdf
Modul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdfModul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdf
Modul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdf
DinaSoro2
 
Tot Community Development
Tot Community DevelopmentTot Community Development
Tot Community Development
Ari Raharjo
 

Similaire à Tugas ppm bab vii (20)

Peran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peldPeran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peld
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
 
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatUraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Pendampingan dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Pendampingan dalam Proses Pemberdayaan MasyarakatPendampingan dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Pendampingan dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
 
Modul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdf
Modul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdfModul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdf
Modul Training Pengorganisiran Masyarakat.pdf
 
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosialMetode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
Metode Bimbingan Sosial dalam Pekerjaan sosial
 
Model Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan MasyarakatModel Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan Masyarakat
 
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah SosialSolusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
Solusi Penyalahgunaan Obat Sebagai Masalah Sosial
 
Pengorganisasian
PengorganisasianPengorganisasian
Pengorganisasian
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
 
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PARKarakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
 
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian DaerahMencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
 
pengemas
pengemaspengemas
pengemas
 
Tot Community Development
Tot Community DevelopmentTot Community Development
Tot Community Development
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
 
Pekerjaan sosial
Pekerjaan sosialPekerjaan sosial
Pekerjaan sosial
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 4
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 4Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 4
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 4
 

Dernier

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 

Dernier (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 

Tugas ppm bab vii

  • 1. BAB VII PENDEKATAN DIREKTIF DAN NON DIREKTIF Dalam aplikasinya di masyarakat untuk melibatkan kelompok sasaran dihadapkan pada kenyataan bahwa situasi dan kondisi masyarakat yang berbeda-beda. Situasi kondisi yang berbeda-beda ini dapat dilihat sebagai suatu kendala dalam melibatkan sasaran secara aktif atau sebagai suatu kondisi yang memang harus diubah.
  • 2. Pada pendekatan yang bersifat direktif, diambil asumsi bahwa petugas tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini maka peranan petugas lebih bersifat dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk keperluan pembangunan datang dari petugas. Interaksi yang muncul lebih bersifat instruktif dan masyarakat dilihat sebagai objek.
  • 3. Pada pendekatan yang bersifat non-direktif, maka diambil asumsi, bahwa masyarakat tahu apa sebenarnya yang mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pernan pokok ada pada masyrakat, sedangkan petugas lebih bersifat menggali dan mengembangkan potensi masyarakat. Prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan berasal dari masyarakat. Sifat interaksi adalah partisipatif dan masyarakat dilihat sebagai subjek.
  • 4. Kondisi Untuk Tumbuhnya Self Direction Action Dari berbagai pengalaman kegiatan masyarakat, sebagian masyarakat memang berhasil berkembang dengan pendekatan non direktif tetapi ada juga yang mengalami kegiatan. Untuk tumbuhnya suatu self direction action sebagai hasil dari pendekatan dibutuhkan beberapa kondisi, yaitu : a. Adanya sejumlah orang yang tidak puas terhadap keadaan mereka dan sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan khusus mereka. b. Orang-orang ini menyadari bahwa kebutuhan tersebut, hanya akan terpenuhi jika mereka sendiri berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. c. Mereka memiliki, atau dapat dihubungkan dengan sumber- sumber yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
  • 5. PERAN PETUGAS UNTUK MENDORONG TERJADINYA SELF DIRECTION ACTION Untuk terciptanya kondisi-kondisi seperti tersebut, maka petugas dapat mengambil peran untuk : a. Menumbuhkan keinginan untuk bertindak dengan merangksang diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam masyrakat. b. Memberikan informasi, jika dibutuhkan tentang pengalaman kelompok lain dalam mengorganisasi diri untuk menghadapi hal yang serupa. c. Membantu diperolehnya kemampuan masyarakat untuk membuat analisa situasi secara sistematis tentang hakikat dan penyebab dari masalah yang dihadapi masyarakat. d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi mereka, sbg tambahan dari sumber- sumber yang memang sudah dimiliki masyarakat.
  • 6. Keuntugan Pendekatan Non Direktif a. Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam keterbatasan sumber yang ada Pada dasarnya memang selalu ada keterbatan dana, tenga maupun teknologi yang dimiliki oleh pemerintah atau lembaga swasta. b. Membantu perkembangan masyarakat. Dengan diperolehnya pengalaman belajar maka kemampuan masyarakat akan berkembang dan diikuti dengan tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuan mereka untuk menagatasi masalah c. Menumbuhkan rasa kebersamaan (we feeling) d. Pengalaman bekerjasama di antara anggota masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah bersama akan meningkatkan pengenalan diri di antara mereka, sehingga dapat dirasakan tumbuhnya rasa kebersamaan.
  • 7. Keterbatasan Pendekatan Non Direktif a. Petugas tidak dapat sepenuhnya menetapkan isi dan proses kegiatan serta tidak dapat menjamin bahwa hasil akhirnya akan sesuai dengan keinginannya. b. Masyarakat yang sudag terbiasa dengan pendektan direktif, cenderung tidak menyukai pendekatan non dirketif karena dengan pendekatan ini masyarakat “dipaksa” untuk terlibat secara aktif dan ikut bertanggung jawab sepenuhnya atas keputusan yang ditetapkan.
  • 8. Konsep piring terbang Mengingat keragaman dalam potensi masyarakat, diperlukan peyusaian antara pendekatan yang dipilih dikaitkan dengan potensi dari masyarakat di mana kegiatan pembangunan itu dilaksanakan. sesuai dengan hukum mekanika, maka suatu piringan yang berputar akan bergerak naik jika mengalami peningkatan dalam kecepatan berputarnya dan akan bergerak turun jika mengalami penurunan dalam kecepatan berputarnya.
  • 9. Dikaitkan dengan hukum mekanika dalam piring terbang tersebut, maka posisi piring terbang akan dapat ditingkatkan dengan menambah kecepatan berputarnya. secara sistematis-pragmatis, maka situasi kondisi masyarakat yang berbeda-beda dalam upaya melibatkan masyarakat secara aktif, memang memerlukan pendekatan yang berbeda-beda pula.