Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
Kontan mingguan edisi 14 09-2015
1. Tabloid14 September - 20 September 2015
No. 50 - XIX, 2015
Kelas Atas Kena Imbas
Peritel premium kena dampak penguatan dollar
P
enguatan nilai tukar dol-
lar AS terhadap rupiah
membuat para peritel ke-
las premium sulit tersenyum.
Maklum, tak sedikit stok barang
mereka merupakan produk im-
por. Mereka mesti merogoh ko-
cek lebih dalam untuk menda-
tangkan barang-barang terse-
but. Padahal, di sini, konsumen
tampak mulai mengerem belan-
ja akibat daya beli yang mele-
mah. Menaikkan harga pun
menjadi terasa sulit.
Demi mempertahankan mar-
gin, para peritel premium me-
mutar otak agar usaha mereka
jadi lebih efisien. Beragam jurus
efisiensi yang dilakukan, misal-
nya mengurangi fasilitas untuk
karyawan di kantor hingga pe-
ngelolaan stok dan distribusi
yang lebih irit.
Meski begitu, kebanyakan
peritel premium tetap meng-
alami penurunan laba. Penda-
patan yang naik tipis, tergerus
oleh rugi selisih kurs dan beban
operasi yang meningkat.
Ekspansi memang masih ber-
jalan, namun kekhawatiran
mulai membayang.
8-9
■ Bisnis
Lebih Leluasa Patok Harga
Pemerintah longgarkan penen-
tuan tarif tiket pesawat. 10
■ Obligasi
Bersiap Sambut ORI012
ORI012 bisa menarik kalau ku-
pon capai 9%. 14–15
■ Keuangan
Rupiah Lemah, Bank Kuat
Hasil stress test menunjukkan
bank bisa bertahan. 32–33
Tancap Gas Mengerek Penetrasi Pasar sebelum Era Pasar Bebas Datang. 38-39
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan:
Yang Protes Pemilik Kapal-Kapal Besar 28–29
Di balik strategi PT KAI
menawarkan tiket dengan
harga cuma Rp 70.000. 25
Berharap Tampak
di Radar Pemodal
Sulitnya menggiring investasi ke sektor riil di Indonesia
B
anyak faktor mempenga-
ruhi minat pemodal untuk
berinvestasi. Ekonomi
makro, infrastruktur, tata kelo-
la kepemerintahan, situasi poli-
tik, serta kepastian hukum;
kerap disebut menentukan se-
lera membuka bisnis.
KononIndonesiamenjadisalah
satu negara paling menjanjikan
bagi penanaman modal di Asia
Tenggara atau bahkan Asia. Sa-
yang sekali, masih banyak aturan
yang menghambat dan proses
perizinan serta birokrasi korup.
Belum lagi kurangnya kompe-
tensi dan keseriusan para peja-
bat teknis untuk menerapkan
berbagai strategi yang sudah
ditetapkan. Paket kebijakan
ekonomi tak akan cukup untuk
menggiring modal asing berdu-
yun-duyun masuk Indonesia.
Tanpa implementasi di lapang-
an, semua kebijakan akan sia-
sia belaka.
Halaman 3–6, 36–37
Kendati punya
potensi menarik,
Indonesia belum
bebas dari himpitan
masalah klasik,
seperti perizinan
yang rumit.
www.kontan.co.id
Laba Kemah
Bintang
Lima. 20–21
Gemerlap
usaha glamo-
rous camping.
Rp 12.000KTNM150914
2. Paket untuk Menekan Dollar
KONTAN/Benny Rachmadi
Memanfaatkan
Amunisi
A
nda termasuk orang yang hanyut dalam
hiruk-pikuk konser Bon Jovi di Jakarta
belakangan ini? Konser band rock
legendaris asal New Jersey ini memang
terbilang heboh. Menjelang pelaksanaan konser,
toko-toko yang menjual kaus band di kawasan
Blok M, Jakarta, diserbu orang-orang berusia
paruh baya yang mencari kaos Bon Jovi.
Di media-media sosial dan group chat, ba-
nyak orang yang sibuk mencari tiket konser
band yang tenar dengan tembang Always dan
Livin’ On A Prayer ini. Bahkan, puluhan orang
sampai tertipu dan membeli tiket palsu. Keru-
gian pun mencapai ratusan juta.
Maklum saja, tiket konser ini memang laris
manis. Sampai sekitar sepekan sebelum konser,
tiket yang tersisa hanya tinggal tiket kelas fes-
tival bagian belakang. Tiket kelas ini pun ludes
tandas beberapa hari sebelum konser. Bahkan,
tiket kelas VIP, kelas paling mahal, yang har-
ganya mencapai Rp 3,5 juta selembar, sudah
ludes tidak sampai satu bulan sejak penjualan
tiket dibuka. Sekadar tahu saja, harga tersebut
belum termasuk pajak dan service charge, lo.
Dahsyat, bukan? Yang perlu dicatat, semua
ini terjadi di tengah perlambatan ekonomi
yang melanda Indonesia dan nilai tukar dollar
Amerika Serikat (AS) yang masih terus mele-
sat naik. Banyak pakar menyatakan, daya beli
masyarakat Indonesia saat ini turun. Bahkan,
penurunan daya beli ini konon juga mem-
pengaruhi kelas menengah. Ini terlihat dari
penjualan produk otomotif yang turun tajam
tahun ini.
Tapi nyatanya, tiket Bon Jovi kelas paling
mahal, yang kalau ditotal harganya bisa lebih
dari Rp 4 juta, ludes paling awal. Jadi, benar-
kah beli daya masyarakat melemah?
Seorang teman yang bekerja sebagai pialang
di sekuritas bertutur, pelemahan daya beli me-
mang terjadi di masyarakat kelas menengah ke
bawah. Tapi daya beli masyarakat kelas me-
nengah ke atas sebenarnya masih ada. Cuma,
segmen ini terpengaruh secara psikologis.
Lantaran mendengar perlambatan ekonomi
yang terjadi, plus melihat nilai tukar rupiah
serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
anjlok, segmen masyarakat ini menjadi panik.
Dus, mereka pun lebih berhati-hati dalam me-
lakukan konsumsi. Jadi, sebenarnya ekonomi
Indonesia masih punya amunisi dan harapan
untuk tumbuh.
Asal tahu saja, investor dan pebisnis
juga masih optimistis melihat Indonesia.
Tengok saja temuan perusahaan konsultasi
manajemen internasional Bain & Company,
yang diungkap dalam acara makan siang ber-
sama pelaku bisnis dalam negeri serta inves-
tor private equity di Hotel Shangri-la, Jakarta,
akhir Agustus lalu.
Saat itu, Head of APAC Financial Investors
Bain & Company Suvir Varma menyampai-
kan, sekitar 80% dari investor yang disurvei
perusahaan konsultan ini menyebut Indonesia
masih merupakan tempat menanamkan inves-
tasi paling atraktif di Asia Tenggara. Investor
juga masih meyakini mereka bisa memperoleh
return tinggi di Indonesia. Plus, menurut Var-
ma, Indonesia masih memiliki sektor bisnis
yang prospektif, seperti ritel dan konsumer.
Sekarang, yang penting adalah bagaimana
pemerintah memanfaatkan amunisi yang ada
ini. Masyarakat saat ini membutuhkan bukti
bahwa pemerintah memiliki kemampuan me-
mulihkan kembali kondisi ekonomi saat ini.
Rabu lalu (9/9), Presiden Joko Widodo sudah
mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap
pertama. Nama bekennya, paket September 1.
Cuma, banyak kalangan menganggap paket
kebijakan ini kurang praktis untuk mengatasi
kondisi saat ini. Paket kebijakan pemerintah
yang ada ini masih belum memberi solusi efek-
tif atas masalah yang dialami Indonesia.
Semoga pemerintah bisa segera mendapat
rumusan yang pas untuk mendorong ekonomi
Indonesia. Sementara itu, keep the faith! o
Harris Hadinata
Foto Cover: Baihaki
Grafis: Alri Kemas
Tajuk
2. Harris Hadinata: Memanfaatkan
Amunisi
Laporan Utama
3. Tahun depan, penanaman mo-
dal Rp 594,8 triliun terlampaui
4. Stimulus fiskal demi sektor riil
6. Iklim investasi di Indonesia ma-
sih bagus
Bisnis
8. Bisnis ritel premium keok karena
kurs dollar AS tinggi
10. Pemerintah longgarkan keten-
tuan harga tiket pesawat
Investasi
11. Hantu suku bunga The Fed
masih mengganggu rupiah
12. Rekomendasi: PGAS
13. Jasa Marga genjot ekspansi de-
mi perbaiki kinerja
14. Menelisik potensi untung dari
investasi ORI012
Studi di Luar Negeri
16. Memilih sekolah yang cocok di
luar negeri
Kocek
18. Memilih asuransi haji
Profil
19. Kisah Andre Surya membangun
bisnis animasi
Usaha
20. Usaha glamping masih punya
potensi besar
21. Konsultasi Usaha Wahyu Saidi:
Berdagang Keliling
22. Menjajaki peluang berbisnis
produk pomade
23. Kiat Agribisnis F. Rahardi: Belut
Sawah
Tokoh
24. Adi Suryatmini, Afdal Bahaudin,
Indriani Hadiwidjaja
Manajemen
25. KAI tawarkan tiket kereta se-
harga Rp 70.000
26. Indomaret pungut biaya isi
ulang Mandiri E-money
27. Refleksi Jennie M. Xue: Mem-
bangun Bisnis Virtual
CEO
28. Lily Salim, Dirut Tiphone: Men-
jadi Supermarket Produk Tele-
komunikasi
29. Refleksi Ekuslie Goestiandi: Kuat
dan Lentur
Dialog
30. Susi Pudjiastuti, Menteri Kelaut-
an dan Perikanan: Yang Protes
Itu Pemilik Kapal-Kapal Besar
31. Analisis Ekonomi Anton Hen-
dranata: Membalikkan Senti-
men
Keuangan
32. Menilik hasil stress test OJK dan
BI terhadap perbankan
34. Stimulus OJK untuk industri
keuangan nonbank
Surat & SMS
35. Surat dan SMS pembaca
35. Konsultasi Pajak Agus Susanto
Lihin dan Hendra Wijana: Harta
Warisan Belum Dibagi
Nasional
36. Menelisik paket kebijakan eko-
nomi dari pemerintah
Menyambut MEA
38. Industri asuransi masih punya
waktu untuk penetrasi pasar
Kedai
40. Menikmati nasi goreng hitam di
Legoh Jakarta
DAFTAR ISI
LILY SALIM
TABLOID KONTAN 14 September - 0 September 015 Tajuk
3. Tahun depan, penanam-
an modal Rp 594,8 trili-
un bisa terlampaui.
Andri Indradie, Tedy Gumilar,
Silvana Maya P.
P
emerintah, pengusaha,
bankir, dan ekonom, se-
pakat masih optimistis
dengan prospek investasi alias
penanaman modal di sektor riil.
Begitu kesimpulan yang muncul
pada pertemuan antara Presi-
den Joko Widodo (Jokowi) de-
ngan pebisnis, badan usaha mi-
lik negara (BUMN), serta para
bankir di Istana Bogor, akhir
Agustus lalu.
Hanya satu keluhan para
pengusaha, yaitu masih banyak-
nya aturan yang menghambat.
“Selama sembilan bulan (tahun
ini), banyak sekali regulasi. Un-
tuk sektor manufakturing saja,
saya catat terdapat 61 peratur-
an. Dari semua aturan itu, ada
yang baik dan menghambat,”
tutur Franciscus Welirang, Ke-
tua Asosiasi Emiten maupun
petinggi Grup Salim ke KON-
TAN setelah pertemuan.
Asmawi Syam, Direktur Uta-
ma Bank Rakyat Indonesia,
menambahkan, kondisi funda-
mental Indonesia masih bagus.
Ia mengibaratkan, hanya saja
Indonesia sedang berlayar di
cuaca yang buruk. Nakhoda,
layar, dan kapal sudah bagus.
“Tapi harus berlayar di cuaca
buruk,” cetusnya.
Badan Koordinasi Penanam-
an Modal (BKPM) berpendapat
senada. Deputi Bidang Perenca-
naan Penanaman Modal BKPM
Tamba Hutapea bilang, bukan
cuma aturan dari pusat saja
yang menghambat. Banyak per-
aturan di daerah juga masih jadi
sandungan.
Aturan-aturan yang masih
memerlukan penyempurnaan,
antara lain, di bidang kehutan-
an, mineral dan batubara, tata
ruang wilayah, pertanahan, ke-
tenagakerjaan. “Serta peraturan
daerah seperti izin mendirikan
bangunan, amdal, izin UUG, izin
lokasi, dan sebagainya,” kata
Tamba ke Tabloid KONTAN
Rabu (9/9).
Target optimistis
Namun memang, menurut
Tamba, selain aturan-aturan,
hambatan investasi di sektor
riil masih bejibun. Faktor eks-
ternal datang dari perlambatan
ekonomi global dan gonjang-
ganjing situasi politik di bebera-
pa negara di dunia.
Sedangkan faktor internal
yang tersebut antara lain soal
pengadaan lahan, masalah tena-
ga kerja dan produktivitas, serta
perizinan dan nonperizinan pe-
nanaman modal. Ada juga ham-
batan rencana tata ruang wila-
yah, keahlian tenaga kerja di
daerah, penyediaan energi lis-
trik, dan infrastruktur.
Penyediaan bahan baku gas
untuk industri dan pembangkit
listrik, insentif penanaman mo-
dal, serta pembiayaan mestinya
dibenahi kembali agar tidak
menjadi perintang investasi.
Satu lagi, jangan lupa, kualitas
sumber daya manusia (SDM)
pegawai pemerintahan.
Untuk menuntaskan pekerja-
an rumah tersebut, BKPM pu-
nya strategi Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP), debottle-
necking masalah eksekusi pro-
yek penanaman modal asing
(PMA) dan penanaman modal
dalam negeri (PMDN), dan pe-
ngembangan penanaman modal
berbasis wilayah.
BKPM juga membuat kantor
pemasaran investasi di luar ne-
geri, memperkuat sumber daya
manusia marketing officer, fo-
rum investasi daerah, serta
menggenjot kerjasama pemasa-
ran investasi (joint promotion)
dengan lembaga internasional.
Khusus tentang aturan-aturan
yang menghambat penanaman
modal, pemerintah sudah meng-
gelontorkan paket kebijakan
seri I dari tiga paket yang diren-
canakan (lihat halaman 36). Di
dalamnya, ada juga kebijakan
deregulasi atau revisi aturan,
serta paket kebijakan moneter.
Dengan sederet strategi
BKPM dan paket kebijakan itu,
Tamba optimistis target inves-
tasi ke sektor riil, baik PMA
maupun PMDN sebesar
Rp 519,5 triliun bisa direngkuh.
Bahkan, target 2016 pun bisa
terlampaui. Rencananya, BKPM
menargetkan mampu menyedot
investasi ke sektor riil hingga
Rp 594,8 triliun. Dari total nilai
ini, PMA Rp 386,4 triliun dan
PMDN Rp 208,4 triliun. Berda-
sarkan lokasi, sekitar Rp 302,6
triliun atau 50,9% mengalir di
Pulau Jawa, sedangkan
Rp 292,2 triliun alias 49,1% di
luar Pulau Jawa.
BKPM punya alasan mengapa
bersikap optimistis. Kata Tam-
ba, meski kondisi perekonomi-
an sedang melambat dan nilai
tukar rupiah melemah, BKPM
mencatat minat investor dalam
negeri dan asing berinvestasi di
Indonesia cukup kondusif.
Dari data minat investasi ali-
as izin prinsip selama semester
I–2015, tercatat Rp 721,94 trili-
un. Nilai ini tumbuh 39,6% dari
periode yang sama sebelumnya.
“Di beberapa sektor prioritas
seperti infrastruktur meningkat
enam kali lipat, pertanian lima
kali lipat, industri pariwisata
dan kawasan 1,5 lipat, serta in-
dustri padat karya meningkat
19,74%,” tegasnya.
Selain itu, Ketua BKPM Fran-
ky Sibarani menambahkan,
sampai semester I–2015, Indo-
nesia tercatat sebagai negara
tujuan utama arus investasi di
antara negara ASEAN. Nilainya
US$ 13,66 miliar alias 31% dari
total investasi yang masuk ke
ASEAN. Vietnam tercatat US$
7,53 miliar atau 17% dari total
investasi di ASEAN, sementara
Malaysia US$ 7,01 miliar atau
16%. “Ini menunjukkan, Indone-
sia masih menjadi tujuan inves-
tasi,” kata Franky.
Kita tunggu saja hasil kerja
BKPM ini. Terutama, pembukti-
an lewat SDM berkualitas. Mak-
lum, di wilayah teknis, tak ja-
rang penghambat investasi jus-
tru kemampuan petugas kita.
Aliran dana besar batal gara-
gara petugas tak tahu membuat
surat atau urusan teknis lain. Di
jajaran petinggi oke, eksekusi
di level bawah memble.
Tamba tak lugas mengonfir-
masinya. Namun dia bilang, pe-
ningkatan kemampuan pegawai
negeri selalu berjalan, baik pu-
sat maupun daerah. Pelatihan
terus jalan dan BKPM punya
tim pemantau yang selalu me-
monitor kinerja. “Hasil monitor
dilaporkan tiap bulan ke pe-
mimpin,” cetus Tamba. o
Menyiasati Cuaca Buruk
Indonesia
tercatat sebagai
negara tujuan
utama investasi
di antara negara-
negara ASEAN.
Laporan Utama
TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015
4. Stimulus fiskal meluncur
demi sektor riil.
Tedy Gumilar, Andri Indradie,
Silvana M.P., Merlinda
R
abu sore menjelang
malam, 9 September
2015, Istana Negara Ja-
karta kembali menjadi sorotan.
Setelah sempat beberapa kali
ditunda sejak Maret 2015, presi-
den Joko Widodo (Jokowi)
akhirnya mengumumkan paket
kebijakan penyelamatan eko-
nomi Indonesia.
Ada tiga pokok kebijakan
yang disampaikan Jokowi. Per-
tama, mendorong daya saing
industri nasional melalui dere-
gulasi, debirokratisasi, serta
penegakan hukum dan kepasti-
an usaha. Kedua, mempercepat
proyek strategi nasional, ketiga,
meningkatkan investasi di sek-
tor properti.
Namun yang paling disoroti
kalangan industri galangan ka-
pal justru pernyataan Menteri
Keuangan Bambang Brodjone-
goro. Saat mendapatkan giliran
bicara, Bambang menyampai-
kan keputusan soal pembebas-
an pajak pertambahan nilai
(PPN) industri galangan kapal.
“Peraturan Pemerintah sudah
tinggal di ujung, mengenai PPN
tidak dipungut untuk galangan
kapal,” kata Bambang.
Catatan Kontan, beleid yang
dimaksud adalah revisi PP no-
mor 38 tahun 2003 tentang im-
por dan atau penyerahan barang
kena pajak tertentu dan atau
penyerahan jasa kena pajak
tertentu yang dibebaskan dari
pengenaan PPN. Setelah per-
aturan pemerintah ini diteken,
menyusul peraturan menteri
keuangan (PMK) yang meng-
atur tidak dipungutnya PPN in-
dustri galangan kapal ditanda-
tangani.
Nyatanya, angin surga yang
bertiup dari istana ini tak mem-
buat pelaku industri galangan
kapal bersorak riang. Daripada
nanti kecewa, pelaku industri
memilih menunggu saja hingga
aturan yang dimaksud keluar.
Bukan apa-apa, sejak Novem-
ber tahun lalu Menteri Keuang-
an, Menko Kemaritiman, dan
Menteri Perindustrian sudah
mengobral janji. Pembebasan
PPN industri galangan kapal
bakal diberikan untuk mendu-
kung cita-cita Indonesia sebagai
poros maritim.
Tapi sampai sekarang, revisi
PP-nya saja belum dirilis.
“Menteri Keuangan cuma bi-
lang, aturan ini akan dikeluar-
kan di ujung. Asosiasi bertanya,
ujungnya, tuh di mana? Padahal
kan, industri butuh kepastian,”
keluh Eddy Kurniawan Logam,
Ketua Ikatan Perusahaan Indus-
tri Kapal dan Lepas Pantai Indo-
nesia (Iperindo).
Penghapusan PPN untuk in-
dustri galangan kapal bertujuan
agar harga kapal produksi da-
lam negeri lebih kompetitif di-
banding kapal impor. Pengena-
an PPN terhadap komponen
kapal, baik impor maupun buat-
an lokal membuat beban indus-
tri membengkak. Naas, nilai tu-
kar rupiah yang melemah terha-
dap dollar AS membuat harga
komponen yang diimpor
kian mahal.
Tekanan terhadap nilai tukar
rupiah juga membuat pengusa-
ha kian terjepit lantaran sekitar
60%–70% komponen berasal
dari impor yang dibayar meng-
gunakan dollar AS. Sementara
kapal dijual di dalam negeri da-
lam denominasi rupiah. “Im-
basnya harga produk kapal bu-
atan lokal justru lebih mahal
10%-20% dibandingkan dengan
kapal impor. Maka itu, kami
minta pemerintah untuk mem-
buat iklim industri galangan
kapal bisa menjadi kompetitif
dengan cara tidak dibebani pa-
jak PPN,” paparnya.
Sejatinya, selain pembebasan
PPN, asosiasi sebetulnya juga
meminta adanya penghapusan
bea masuk untuk komponen
impor. Selain itu, membantu
mendorong pihak perbankan
mau memberikan kredit yang
lebih murah. Di situasi yang te-
ngah lesu ini, menurutnya, tiga
insentif tersebut bisa menggai-
rahkan industri galangan kapal
dalam negeri. “Tapi kami minta
satu-satu dulu saja, tidak sekali-
gus. Satu saja yang penghapus-
an PPN tidak tahu kapan akan
terbitnya. Nanti kalau minta
banyak-banyak, pemerintah
malah pusing dan ujung-ujung-
nya yang keluar cuma janji-janji
tanpa implementasi,” tegasnya.
Stimulus fiskal
Di luar insentif pembebasan
PPN industri galangan kapal,
sejak beberapa tahun silam se-
jatinya pemerintah sudah me-
nawarkan dua insentif fiskal
lainnya, yakni berupa tax holi-
day dan tax allowance. Fasili-
tas tax holiday, atawa pengu-
rangan pajak penghasilan (PPh)
badan diberikan lewat PMK
Nomor 159/PMK.010/2015 ten-
tang Pemberian Fasilitas Pe-
ngurangan Pajak Penghasilan
Badan yang telah berlaku sejak
tanggal 16 Agustus 2015.
Pemerintah memberikan berbagai kemudahan pajak untuk industri nasional.
ANTARA/Irwansyah Putra
Pajak Dilonggarkan agar
Pebisnis Bisa Bernapas
S
ebuah pertemuan besar digelar Rabu
malam, 9 September 2015 silam di ball-
room hotel Dharmawangsa, Jakarta Sela-
tan. Lewat undangan yang disebar sehari sebe-
lum hari-H, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) mengumpulkan seluruh
perusahaan independent power producer
(IPP) di Indonesia.
Perhelatan itu bertajuk “Pertemuan koordi-
nasi percepatan pembangunan infrastruktur
kelistrikan 35.000 MW”. Namun pokok pembi-
caraan yang disampaikan tiga pembicara uta-
ma; Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Rini Soemarno, dan Direktur Utama PLN So-
fyan Basyir lebih soal penegasan sikap peme-
rintah terhadap proyek 35.000 MW. “Sebetul-
nya nggak perlu kalau tidak ada polemik yang
kemarin, ketika menko kemaritiman mengata-
kan proyek 35.000 MW ini tidak realistis,” kata
M Assegaf, Sekjen Asosiasi Pengembang Pem-
bangkit Listrik Tenaga Air (AP PLTA) yang
hadir malam itu.
Saat membuka pertemuan, Sudirman meng-
akui acara tersebut memang dibuat mendadak.
Polemik yang muncul akibat pernyataan Men-
ko Kemaritiman Rizal Ramli perlu diluruskan
agar investor tak kebingungan. Proyek yang
dijalankan tetap 35.000 MW, tak berubah dari
rencana yang sudah dicanangkan pemerintah.
“Kemarin saya bertemu presiden menyampai-
kan laporan dan beliau menyarankan undang
seluruh pengusaha yang sedang menggarap
proyek kelistrikan dan jelaskan arah dan sikap
pemerintah yang sesungguhnya,” katanya.
Meski tak punya hubungan langsung dengan
proyek ini, Rini menegaskan, ia sengaja datang
untuk mengonfirmasi kepada investor ketena-
galistrikan bahwa pemerintah tetap konsisten
dengan program 35.000 MW. “Sebenarnya saya
di sini sebagai pelengkap penderita, pemain
utamaadalahPLNdengankementerianESDM,”
kata Rini.
Bagi pemerintah, penegasan ini penting un-
tuk menjaga muka di mata investor. Maklum-
lah, pemerintah dan PLN sudah melangkah
cukup jauh dalam proyek ini. Hingga akhir ta-
hun ini, kontrak kerja pembangunan listrik
yang ditandatangani ditargetkan tak kurang
dari 15.000 MW. “Tahun 2016 kontrak-kontrak
PPA (power purchase agreement) sudah sele-
sai semua,” janji Sofyan.
Meski mendadak, pertemuan ini berlangsung
seiring dengan pengumuman paket kebijakan
ekonomi jilid I yang diumumkan presiden Jo-
kowi beberapa jam sebelumnya. Dalam paket
kebijakan yang diharapkan bisa menjadi ja-
waban atas tekanan ekonomi yang dihadapi
Indonesia, itu pemerintah mengumumkan tiga
pokok kebijakan. Satu diantaranya adalah
mempercepat proyek strategis nasional.
Nah, proyek 35.000 MW adalah salah satu
proyek strategis yang dimaksud. Tamba Huta-
pea, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman
Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) menyebut, ketenagalistrikan menjadi
satu di antara 7 fokus investasi sektor riil yang
didorong oleh pemerintah.
Nilai strategi proyek 35.000 MW bisa dilihat
dari penyerapan tenaga kerjanya. Hitung-hi-
tungan pemerintah, proyek 35.000 MW bisa
menyerap 600.000 tenaga kerja langsung dan
tiga juta tenaga kerja tidak langsung. Selain itu,
dengan penggunaan komponen dalam negeri
sekitar 40%, artinya Rp 440 triliun dari total in-
vestasi 35.000 MW yang mencapai Rp 1.100
triliun akan berputar di Indonesia.
Sebarannya paling banyak masih di Jawa-
Bali, yakni mencapai 23.000 MW. Sisanya terse-
bar di Sumatera 17.000 MW, Kalimantan 2.800
MW, Sulawesi 4.000 MW, dan Maluku-Papua
700 MW. Dampak yang diharapkan bukan cuma
sebatas penggunaan istilah byar pet yang ma-
kin jarang, juga pertumbuhan industri hilir
yang makin pesat seiring ketersediaan pasokan
listrik di berbagai daerah. o
Menepis Kebingungan Investor
dengan Pertemuan Dadakan
Pembebasan PPN
di industri
galangan kapal
dijanjikan
pemerintah sejak
tahun lalu.
TABLOID KONTAN 1 September - 20 September 2015 Laporan Utama
5. Kebijakan yang berlaku hing-
ga 16 Agustus 2018 ini berupa
pengurangan atas pajak peng-
hasilan badan yang terutang
selama 5 tahun hingga 20 tahun,
dengan besaran 10%-100%.
Ada 9 industri pionir yang
bisa mengajukan fasilitas ini,
antara lain industri logam hulu,
pengilangan minyak bumi, ki-
mia dasar organik yang bersum-
ber dari minyak bumi dan gas
alam, dan industri pengolahan
berbasis hasil pertanian, kehu-
tanan, dan perikanan.
Pada 7 September 2015 lalu,
Kepala Badan Koordinasi Pena-
naman Modal (BKPM) merilis
peraturan Nomor 13 Tahun
2015 tentang Tata Cara Permo-
honan Pemberian Fasilitas Pe-
ngurangan Pajak Penghasilan
Badan. Dalam tempo 65 hari
setelah klarifikasi dengan pe-
mohon, BKPM akan memutus-
kan untuk mengusulkan atau
tidak permohonan tersebut ke
kementerian keuangan.
Sementara soal tax allowan-
ce diatur melalui PP Nomor 18
Tahun 2015 yang berlaku sejak
6 Mei 2015. Yang menarik, Di-
rektur Penyuluhan, Pelayanan,
dan Hubungan Masyarakat Me-
kar Satria Utama menyebut,
jika keinginan mendapat tax
holiday ditolak, perusahaan
bisa mendapatkan fasilitas tax
allowance ini.
Ada 143 sektor usaha yang
bisa menikmati pengurangan
pajak penghasilan (PPh) 30%
dari jumlah penanaman modal
selama 6 tahun. Syaratnya,
penggunaan kandungan dalam
negeri sebesar 70%, serapan te-
naga kerja 500 sampai 100 tena-
ga kerja, serta orientasi ekspor
paling sedikit 30%.
Berdasarkan data BKPM dan
Kementerian Perindustrian, se-
jak 2007 hingga 2015 ada 98
perusahaan yang telah menda-
pat fasilitas tax allowance.
Khusus untuk tahun 2015,
ada 10 perusahaan yang menda-
pat fasilitas ini.
Tamba Hutapea, Deputi Bi-
dang Perencanaan Penanaman
Modal Badan Koordinasi Pena-
naman Modal (BKPM) menye-
but daftar perusahaan yang di-
maksud; PT Toyota Motor Ma-
nufacturing Indonesia, PGN
LNG, Wilmar Bioenergi, Fonter-
ra Brands, Hino Motor, Supre-
me Energy, Wilmar Nabati, dan
Suzuki Indomobil.
Delapan perusahaan tadi
mendapatkan tax allowance
berdasarkan aturan yang berla-
ku sebelumnya, yakni PP No 1
tahun 2007. “Perusahaan yang
dapat tax allowance berdasar-
kan PP 18/2015 Shell dan Han-
kook,” kata Tamba.
Sementara minat perusahaan
mengajukan tax holiday masih
sedikit. Sejak 2015 hingga saat
ini, baru ada empat perusahaan
yang PPh badannya dikurangi.
Yang paling anyar, akhir bulan
lalu tax holiday diberikan ke-
pada perusahaan milik Grup
Sinarmas, PT Ogan Komering
Ilir Pulp and Paper Mills
(OPPM). Fasilitas keringanan
pajak PPh badan diberikan pe-
merintah selama 10 tahun.
Investasi yang dibenamkan
mencapai Rp 29,1 triliun dengan
produksi 2 juta ton bubuk ker-
tas per tahun. Sekitar 80% dari
hasil produksi rencananya akan
diekspor.
Tiga perusahaan yang lebih
dulu menikmati fasilitas ini ada-
lah PT Unilever Oleochemical
Indonesia, PT Petrokimia Bu-
tadine Indonesia, dan PT Energi
Sejahtera Emas. Total investasi
yang dikucurkan ketiganya se-
kitar Rp 5,5 triliun.
Di luar itu, Menteri Perindus-
trian Saleh Husin menyebut ada
lima perusahaan peminat yang
proposalnya sedang diverifikasi
di Kementerian Perindustrian.
Kelimanya, kata Saleh adalah
Indorama Polychem Indonesia,
Caterpillar Indonesia Batam,
Feni Halim, Well Harvest Win-
ning Alumina Refinery, dan
Synthetic Rubber Indonesia.
Fajar Budiyono, Sekretaris
Jenderal The Indonesian Olefin
Plastic Industry Association
(Inaplas) mengakui, perusaha-
an di industri petrokimia terma-
suk yang paling meminati kedua
insentif fiskal ini. Pasalnya, de-
ngan investasi besar yang harus
ditanamkan di awal, keuntung-
an baru bisa diraih pemodal
setelah mengoperasikan bisnis-
nya 10 tahun.
Insentif yang diberikan oleh
pemerintah ini diyakini bisa
memancing investasi baru di
industri petrokimia. Pasalnya,
pasar dalam negeri memang
masih sangat menggiurkan.
“Hingga 2025 fokus kami me-
menuhi pasar dalam negeri.
Baru setelah itu bisa ekspor,”
kata Fajar.
Di luar dua perusahaan yang
sudah mendapatkan tax holi-
day, perusahaan yang berminat
sejatinya masih cukup banyak.
Namun, kebanyakan terganjal
oleh aturan petunjuk teknis
(juknis) yang tidak bisa dipenu-
hi. “Di juknisnya, syaratnya ha-
rus minimal 200 tenaga kerja.
Sementara banyak industri pet-
rokimia, jumlah pekerjanya di
bawah itu,” kata Fajar.
Menurut dia, ini lantaran de-
ngan perkembangan teknologi,
tenaga kerja yang dibutuhkan
semakin sedikit. Sementara di
sisi lain, petunjuk teknis terse-
but dibuat lima tahun lalu dan
belum mengadaptasi teknologi
yang digunakan perusahaan
petrokimia di Indonesia terbaru
saat ini. ❏
KONTAN/Hendra Suhara
Target Realisasi Penanaman Modal
(PMA PMDN) 2015-2019
dalam triliun rupiah
Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019
PMA 343,7 386,4 429,0 494,7 569,9
PMDN 175,8 208,4 249,8 297,8 363,0
Total 519,5 594,8 678,8 792,5 933,0
Pertumbuhan 12,2% 14,5% 14,1% 16,8% 17,7%
Keterangan:
PMA (Penanaman Modal Asing)
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
Pertumbuhan rata-rata penanaman modal 2015–2019 15,1%
PMA rata-rata tumbuh 63,6%
PMDN rata-rata tumbuh 36,4%
Berdasarkan sektor :
Primer 15,7%
Sekunder 53,5%
Tersier 30,8%
Berdasarkan lokasi :
Jawa 46,5%
Luar Jawa 53,5%
■ Target total realisasi penanaman modal 2015–2019 PMA dan PMDN
mencapai Rp 3.518,6 triliun (naik 2,2 kali), atau tumbuh 15,1% per
tahun.
■ Peranan PMA dan PMDN terhadap PMTB ditargetkan menjadi 13,1%
atau Rp 933 triliun pada 2019
Beberapa Investasi Asing yang Batal Pada 2014-2015
Calon Investor Rencana Keterangan
Foxconn Technology Group Membangun pabrik
komponen elektronik
Setelah berwacana sejak Agustus 2012 dan berujung pada MoU antara Chairman Foxconn Terry Gou dengan Joko Widodo
(kala itu Gubernur DKI Jakarta), belum ada kejelasan lagi dari pihak Foxconn. Perusahaan yang berbasis di Taiwan itu sempat
meminta lahan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Cakung seluas 50 hektare secara gratis. Namun permintaan ini dito-
lak. Bulan lalu Foxconn malah menandatangani kesepakatan senilai US$ 5 miliar dengan Pemerintah India untuk penelitian
dan pengembangan serta fasilitas teknologi tinggi untuk pabrik yang akan dikembangkan di India barat dalam kurun waktu
lima tahun ke depan.
Fiat Chrysler Automobiles (FCA) Membangun pabrik
perakitan mobil
Fiat Chrysler menilai regulasi pemerintah Indonesia terus berubah-ubah sehingga menyulitkan mereka menyusun rencana
bisnis. Salah satunya perubahan aturan PPnBM (Pajak Penambahan nilai atas Barang Mewah) yang naik hingga 125%.
FCA sudah memutuskan mengembangkan perakitan Fiat di India dan menambah investasi Jeep di China untuk pasar asia.
Dua negara ini memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia lewat ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) dan
ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA).
Chevron dan Hitay Energy Pengembangan panas
bumi di Pasaman,
Sumatra Barat
Belum ada peraturan pemerintah (PP) terkait penetapan harga satuan energi panas bumi. Potensi energi panas bumi di Pasa-
man mencapai 750 MW yang tersebar di enam titik.
Samsung Membangun pabrik
ponsel
Pemerintah memberikan fasilitas tax holiday selama 10 tahun. Sementara Samsung meminta waktu yang lebih lama. Sam-
sung memilih membangun pabrik ponsel di Vietnam dengan nilai investasi US$ 2 miliar. Vietnam memberikan fasilitas tax
holiday selama 30 tahun. Selain itu, tenaga kerja Indonesia dinilai berupah lebih tinggi dari Vietnam, namun dengan produk-
tivitas yang lebih rendah. Baru belakangan pemerintah mengubah aturan dan menambah tax holiday hingga 20 tahun.
Drydocks World Bisnis perkapalan, ang-
kutan laut dan industri
pariwisata di Batam
Perusahaan yang berbasis di Dubai, itu tadinya akan mengucurkan investasi sebesar US$ 150 juta. Tidak diketahui pasti
alasan Drydocks membatalkan rencana ini. Namun pada 25 Mei 2015, Dwi Joko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Humas Badan Pengusahaan Kawasan Batam menyebut mereka masih menunggu situasi ekonomi pulih.
GS Engineering Construction
Corporation
Pengelolaan PDAM Tirta
Siak, Pekanbaru, Riau
Perusahaan asal Korea Selatan itu tadinya akan mengelola PDAM Tirta Siak yang dimiliki pemerintah kota Pekanbaru selama
30 tahun. Investasi yang dikucurkan senilai sekitar Rp 2 triliun untuk meningkatkan kualitas air yang disalurkan ke pelang-
gan. Investasi urung dikucurkan seiring pembatalan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air oleh
Mahkamah Konstitusi.
Diolah dari berbagai sumber
343,7175,8
386,4208,4
429,0249,8
494,7297,8
569,9363,0
Laporan Utama TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 5
6. Konsistensi menjadi syarat membuat Iklim investasi di Indonesia tetap menjanjikan meski kondisi global tengah digelayuti mendung.
KONTAN/Muradi
Iklim investasi di Indo-
nesia masih bagus.
Andri Indradie, Tedy Gumilar,
Silvana Maya P.
D
alam jangka pendek,
mata investor di dunia
selalu memperhatikan
detik-detik pengumuman Fede-
ral Open Market Committee
(FOMC) oleh The Federal Re-
serve System (The Fed) di Ame-
rika Serikat pada 16-17 Septem-
ber, minggu ini. Jarum jam terus
berdetak. Keputusan apakah
yang bakal diambil The Fed?
Sementara minggu lalu, Ka-
mis (10/9), bursa saham Jepang
tiba-tiba untuk kali pertama di
tahun ini bergerak ganas, lebih
liar dari bursa saham China ali-
as Shanghai Composite Index.
Indeks Topix di bursa saham
Jepang, anjlok 16% sejak medio
Agustus. Tingkat volatilitasnya
paling tinggi sejak 2011. “Para
investor dan trader sontak
menunggu, karena pasar terlalu
berbahaya. Dan mereka benar,
bahwa pasar Asia, terutama
China, Hong Kong, dan Jepang,
gelagatnya sudah bak kasino,”
tutur Andrew Clarke, Direktur
Trading Hong Kong Mirabaud
Asia Ltd. seperti dikutip Bloom-
berg.
Bursa saham Jepang tergelin-
cir 1,9%, sementara Shanghai
ditutup turun 0,9%, meneruskan
reli penurunan sejak bulan Juni
yang jatuh sedalam 38%. Yang
terjadi di Indonesia pun demiki-
an. Baik Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) maupun nilai
rupiah jatuh, tak ada embusan
kabar baik (lihat halaman 11)
Padahal Rabu (9/9) sore, Pre-
siden Joko Widodo alias Jokowi
baru saja melansir paket kebi-
jakan seri I dari tiga paket yang
direncanakan. Mengapa tak ada
dampak sama sekali ke pasar?
Para analis mensinyalir, pa-
ket kebijakan yang disampaikan
presiden tidak ada yang baru.
Meski begitu, dalam jangka
panjang, ketiga paket memang
bakal menjadi satu strategi pe-
merintah memikat investasi,
terutama penanaman modal di
sektor riil.
Implementasi penting
Menurut Tamba Hutapea,
Deputi Bidang Perencanaan
Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM), di atas kertas,
produk domestik bruto (PDB)
Indonesia menembus angka
US$ 870 miliar di 2014. Hasil
kajian The Economist menye-
but, Indonesia sebagai negara
dengan kondisi perekonomian
paling stabil selama lima tahun
terakhir dan menjadi negara
dengan ekonomi terbesar di
Asia Tenggara.
Rasio hutang terhadap PDB,
turun secara dari 77% di tahun
2001 menjadi kurang dari 28.7%
di akhir 2013. Rasio ini merupa-
kan yang terendah di antara
negara ASEAN, selain Singapu-
ra. Di tengah krisis keuangan
global, ekonomi Indonesia ma-
sih bisa tumbuh 5,02% di 2014,
meskipun terjadi perlambatan
di awal tahun ini.
Salah satu faktor kesuksesan
ekonomi Indonesia, lanjut Tam-
ba, dipicu oleh pertumbuhan
kelas menengah dan pertum-
buhan ekonomi makro yang
stabil. Indonesia masuk ke da-
lam kelompok negara MINT,
yaitu Meksiko, Indonesia, Nige-
ria, dan Turki. Negara-negara
ini merupakan negara berkem-
bang yang masih menarik bagi
investor jangka panjang. Salah
satunya, karena karakteristik
demografisnya.
Lantas, di dalam laporan ta-
hun 2015, The United Nations
Conference on Trade and Deve-
lopment (Unctad) menyebut,
pertumbuhan foreign direct
investment (FDI) alias pena-
naman modal asing (PMA) di
Indonesia yang tertinggi di an-
tara negara-negara Asia Tengga-
ra. The Economist juga masih
menyebut, Indonesia merupa-
kan negara prioritas investasi di
Asia, setelah China.
Meski begitu, Haris Mundan-
dar, Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
(Kemperin) mengingatkan, In-
donesia tak boleh lengah de-
ngan berbagai potensi besar itu.
Kata dia, masih banyak hal yang
harus diperbaiki untuk mendu-
kung iklim investasi. “Orang
tertarik bukan hanya sekadar
dikasih fasilitas,” ujar Haris.
Maksud dia, fasilitas-fasilitas
yang mendukung masuknya
aliran dana investasi ke sektor
riil memang sudah ada. Namun,
lebih penting lagi bagaimana
pelaksanaannya. Fasilitas-fasi-
litas itu contohnya, paket kebi-
jakan, termasuk deregulasi, ke-
bijakan moneter, serta tax holi-
day maupun tax allowance.
Dia berharap, tak ada lagi hal-
hal yang menyulitkan investor.
“Kadang-kadang, implementasi-
nya susah. Contoh, tax holiday
saja sudah lima tahun baru em-
pat perusahaan,” tegas Haris.
Faktor-faktor pendukung pun
harus bagus, seperti infrastruk-
tur memadai, pembebasan la-
han mudah, pemberian izin ce-
pat, semua daerah sudah punya
rencana tata ruang wilayah.
Selanjutnya, jika pelaksanaan
di lapangan dan implementasi
bisa lancar, Haris berharap bu-
kan hanya PMA yang tumbuh
tinggi, melainkan penanaman
modal dalam negeri juga ikut
tumbuh. Sebab, faktanya, tak
sedikit pengusaha dalam negeri
yang mampu investasi ke luar
negeri. “Ini kita dorong agar dia
mau investasi di dalam negeri
juga,” imbuh Haris.
Terakhir, soal konsistensi.
Sebisa mungkin semua pihak
yang terlibat dalam upaya me-
narik dan membuat Indonesia
jadi surganya investasi juga
konsisten. Jangan hanya pada
saat krisis semua mendadak
menjadi mudah, namun setelah
normal balik lagi semua urusan
jadi sulit. “Jangan hangat-ha-
ngat tai ayam,” tegas Haris.
Juda Agung, Direktur Ekse-
kutif Departemen Kebijakan
Ekonomi dan Moneter Bank
Indonesia memperkirakan, ma-
suk triwulan III 2015, berbagai
indikator ekonomi akan mem-
baik karena potensi meningkat-
nya investasi, terutama infra-
struktur dan penyerapan belan-
ja daerah.
Sampai akhir tahun, inflasi di
berbagai daerah masih sejalan
dengan sasaran inflasi nasional
sebesar 4%±1%. Sebab, didu-
kung surplus produksi pangan
dan perbaikan infrastruktur.
“Meski ada risiko yang bisa me-
ngerek inflasi yaitu kendala ke-
sinambungan produksi pangan
karena El Nino dan pelemahan
nilai tukar,” kata Juda. o
Fasilitas Berlimpah,
Penerapan yang Payah
Proyek-proyek Infrastruktur Tahun 2015
Ground-
breaking
Proyek Lokasi Estimasi biaya
28 Januari Pelabuhan Kuala Tanjung Sumatra Utara Rp 4,99 triliun
Jalan raya Medan-Binjay Sumatra Utara Rp 1,60 triliun
Smelter Aluminium Sumatra Utara US$ 2 miliar
9 Februari Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Jawa Barat Rp 7,7 triliun
28 Februari Jalan Tol Serang-Panimbang Jawa Barat US$ 385 juta
9 Maret Storage Arun LNG Nangroe Aceh Darussalam US$ 750 juta
Dam Krueng Keureuto Nangroe Aceh Darussalam Rp 1,70 triliun
30 April Jalan Tol Trans Sumatra Sumatra Rp 300 triliun
Jalan Tol Solo-Ngawi Ngawi-Kertosono Jawa Rp 625 miliar
4 Mei Pembangkit Listrik Jatigede 2x55 Megawatt Jawa Barat Rp 2,18 triliun
Pembangkit Listrik Takalar 2x100 Megawatt Sulawesi Selatan Rp 3,20 triliun
Pembangkit Listrik Pangkalan Susu 2x220
Megawatt
Sumatra Utara Rp 4,70 triliun
19 Mei Sistem Broadband Fiber Optic Sulawesi Maluku Sulawesi, Maluku, Papua Rp 3,60 triliun
22 Mei Terminal Multifungsi Jawa Timur Rp 23,40 triliun
28 Mei Proyek Smelter di Morowali Sulawesi Tengah US$ 2,5 miliar
12 Juni Jalan Tol Gempol-Pandaan Jawa Timur Rp 1,47 triliun
20 Juni Pelabuhan Cikopo-Palimanan Highway
Tanjung Batu
Jawa Barat Rp 13,70 triliun
19 Juli Jembatan Holtekamp Papua Rp 857 miliar
2 Agustus Central Processing Plant Sulawesi Tengah US$ 1,2 miliar
Pabrik Amonia Sulawesi Tengah US$ 830 juta
28 Agustus Pembangkit Batang Power Jawa Tengah US$ 4 miliar
Sumber: BKPM dan pemberitaan KONTAN
TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Laporan Utama
8. Pelemahan nilai tukar
rupiah menekan bisnis
ritel premium yang
banyak menjual produk
impor.
Oginawa R. Prayogo, Dadan
M. Ramdan
B
aru kali ini, Putra, nama
samaran, tak bisa meng-
isi ulang botol minuman
air mineral di tempatnya beker-
ja. Selama ini tak pernah ada
larangan dari manajemen bagi
karyawan yang mengisi air mi-
num untuk dibawa pulang.
Sampai-sampai, memfotoko-
pi dokumen pun harus dilaku-
kan di kantor pusat. “Sekarang
ada larangan seperti itu. Per-
usahaan memang lebih pelit ta-
hun ini,” keluh Putra yang me-
rupakan Assistant Store Mana-
ger di sebuah gerai milik
PT Mitra Adi Perkasa (MAP)
Tbk, perusahaan ritel premium
yang menjual merek-merek ke-
las menengah atas.
Tidak hanya Putra, tapi ba-
nyak karyawan lainnya yang
langsung merasakan efek kebi-
jakan efisiensi oleh perusahaan
akibat perlambatan ekonomi,
tahun ini. Kondisi semakin pa-
rah ketika nilai tukar rupiah se-
makin loyo dan sudah menyen-
tuh level Rp 14.000 per dollar
Amerika Serikat (AS).
Dampak kemerosotan daya
beli ini membuat peritel MAP
melakukan efisiensi di berbagai
lini, sampai urusan terkecil se-
kali pun. Lagipula, angka penju-
alan babak belur akibat tidak
mencapai target. “Biasanya
penjualan Januari masih ramai
karena menempel euforia Natal,
tapi penjualan tetap tidak men-
capai target,” paparnya.
Lantaran penjualan masih
seret, Putra menjelaskan, per-
usahaan terpaksa banyak me-
nahan harga barang. Hanya
saja, tak sedikit produk yang
harganya jatuh akibat perminta-
an berkurang.
Ambil contoh, harga blouse
wanita yang paling mahal tahun
lalu senilai Rp 999.000. Kini,
harganya hanya Rp 900.000. Se-
lain penurunan harga, pemberi-
an diskon dilakukan setiap
akhir musim.
Dalam keadaan sulit seperti
ini, sudah pasti menjadi tekan-
an tersendiri bagi ujung tombak
penjualan gerai ritel tersebut.
Putra bilang, bersama timnya
harus pintar mengelola toko
dan mempercantik tampilan
etalase. “Usaha kami di toko
bagaimana soal manajemen
stok dan display produk. Kalau
sudah trafik yang turun, mau
diapakan?” tuturnya.
Ya, bisa dimaklumi jika peri-
tel di bawah bendera MAP ha-
rus menempuh cara efisiensi
untuk menekan biaya operasio-
nal yang membengkak. Ini bisa
terpotret dari kinerja keuangan
perusahaan di semester I 2015
yang tidak menggembirakan.
Meski pendapatan naik 11%
menjadi Rp 6,1 triliun, laba ber-
sih MAP anjlok 75% menjadi Rp
26 miliar dari sebelumnya di
semester awal tahun lalu sebe-
sar Rp 103,6 miliar. Laba bersih
perusahaan terpukul karena
beban pokok penjualan yang
naik 17,2%.
Selain itu, perusahaan harus
menanggung kerugian kurs
mata uang asing sebesar Rp
23,8 miliar. Padahal, setahun
lalu, MAP mampu mencetak
keuntungan dari selisih kurs
mata uang asing sebesar Rp
12,3 miliar.
Penurunan kinerja keuangan
MAP sudah terlihat di peng-
ujung tahun lalu. Saat itu, laba
bersih perusahaan ini turun 78%
menjadi Rp 73 miliar meski
pendapatannya naik 21% men-
jadi Rp 11,8 triliun.
Sekretaris Perusahaan MAP
Fetty Kwartati menyatakan,
pelemahan pertumbuhan pen-
jualan disebabkan faktor eko-
nomi makro dan melemahnya
nilai tukar mata uang rupiah.
Pada kondisi sulit, manaje-
men melakukan antisipasi be-
berapa hal. “Seperti melalui
manajemen rantai pasokan,
kami mengurangi tingkat perse-
diaan, menurunkan inventory
days, dan mendongkrak arus
kas,” bebernya.
Fetty mengungkapkan, wa-
laupun terkena dampak perlam-
batan ekonomi, pihaknya masih
mampu memperbaiki keuangan
lewat pengurangan biaya bunga
perusahaan. Hal itu terjadi sete-
lah MAP menerbitkan obligasi
tanpa bunga sebesar Rp 1,5 tri-
liun, yang diserap oleh CVC
Capital Partners, Juni lalu.
Dengan dana segar dari pe-
nerbitan obligasi tersebut, per-
usahaan ini mampu mengurangi
net gearing. Berkat jurus ini,
korporasi ini mampu mengha-
silkan penghematan biaya bu-
nga senilai Rp 150 miliar per
tahun.
Tereduksi
Memang, akibat keperkasaan
dollar AS, ritel premium yang
banyak menjual produk-produk
impor berkelas ikut terpukul
juga. Yang paling kentara ada-
lah anjloknya penjualan sehing-
ga banyak ritel yang memang-
kas volume impor agar kerugian
bisa ditekan.
Hal tersebut dialami perusa-
haan ritel modern Transmart
Carrefour, yang menyebutkan
jumlah barang-barang impor
tereduksi seiring menguatkan
mata uang Negeri Paman Sam
itu. “Jika dibandingkan dengan
tahun lalu, volume barang im-
por sudah tereduksi sampai
10%,” ungkap Satria Hamid,
Corporate Communications
General Manager Transmart
Carrefour.
Dari jenis barang, impor yang
mengalami penurunan volume,
antara lain produk rumahtang-
ga, elektronik, furnitur. Jenis
makanan dan minuman serta
pakaian juga mengalami pengu-
rangan jumlah yang cukup
signifikan.
Berdasarkan asal negara,
produk asal China dan AS yang
paling banyak terjadi pemang-
kasan volume impor. Tapi Sat-
ria tidak bisa menyebutkan se-
cara terperinci karena itemnya
cukup banyak dan perlu rekapi-
tulasi data terlebih dahulu.
Pengurangan pengadaan ba-
rang impor tersebut terjadi se-
jak kurs rupiah merangkak naik
ke Rp 13.000-Rp 14.000 per dol-
lar AS. Akibat pelemahan nilai
tukar rupiah plus daya beli ma-
syarakat yang rontok, Satria
menyebutkan, cacatan penjual-
an semakin merah saja.
Tentu saja, hal itu akan ber-
dampak pada kinerja perusaha-
an secara umum apabila kondisi
tidak baik ini berlangsung lama.
Untuk sementara, Transmart
Carrefour masih pada mengop-
timalkan pengurangan biaya-
biaya operasional. Misalnya,
penguragan frekuensi pengirim-
an logistik ke gerai-gerai. Pengi-
riman logistik juga dilakukan
pada malam hari sehinga tidak
terkendala macet yang bisa
berpengaruh pada ongkos ba-
han bakar. “Kami berupaya, efi-
siensi tidak dengan pemutusan
hubungan kerja (PHK),” aku
Satria, yang juga Sekjen Asosia-
si Peritel Indonesia (Aprindo).
Opsi PHK sebisa mungkin di-
hindari karena dampaknya
akan luas. Apalagi, ritel meru-
pakan sektor industri padat
karya yang banyak menyerap
tenaga kerja.
Lebih lanjut, Satria menjelas-
kan, perusahaannya menyikapi
kelesuan ini dengan memberi-
kan harga kompetitif dan men-
jalin kerjasama dengan pema-
sok untuk mendapatkan harga
yang terjangkau. Pasalnya, se-
bagian produk lokal tetap saja
naik harga karena bahan baku-
nya diimpor.
Satria berharap, lewat berba-
gai pendekatan tersebut, per-
usahaannya masih optimistis
Demi mempertahankan kinerja, banyak peritel rela memangkas marginnya agar pembeli datang.
KONTAN/Baihaki
Tak Kebal dari Hantaman
Keperkasaan Dollar
BisnisBisnis
TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015
9. target tercapai. “Kami juga ber-
harap, paket kebijakan yang
baru dikeluarkan pemerintah
bisa ditanggapi positif oleh pa-
sar dalam waktu cepat sehingga
rupiah tidak terus fluktuatif,”
harapnya.
Di sektor ritel lain, kinerja
keuangan PT Supra Boga Lesta-
ri Tbk, yang mengelola super-
market Farmers Market dan
Ranch Market juga terpuruk.
Kendati pada semester I 2015
berhasil mencetak kenaikan
pendapatan sebesar 19% menja-
di Rp 933 miliar, laba bersih
perusahaan ini anjlok 61% men-
jadi Rp 2,3 miliar.
Laba bersih perusahaan ini
terpukul karena beban pokok
pendapatan yang naik 19,3%
menjadi Rp 691,5 miliar dan
beban penjualan naik 30% men-
jadi Rp 143,4 miliar, dibanding
periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Supra Boga
Lestari Nugroho Setiadharma
membeberkan, dalam keadaan
perekonomian sulit seperti se-
karang ini, manajemen rela
menyangga (absorb) kenaikan
harga barang dengan risiko
marjin berkurang. “Semua pe-
ngeluaran naik, tapi kami tidak
bisa membebankan ke harga
terlalu tinggi. Harga sudah ting-
gi karena dollar naik,”
ungkap dia.
Daripada memilih menaikkan
harga jual, perusahaan-perusa-
haan ritel mengambil pilihan
lain, yakni melakukan penghe-
matan supaya marjin tetap se-
hat. Tahun ini, Supra Boga me-
nargetkan margin kotornya di
kisaran 25%-26%.
Adapun Supra Boga melaku-
kan penghematan dengan cara
mengelola produk-produk segar
secara tepat, termasuk di anta-
ranya pengelolaan sisa (waste)
dari produk tersebut. “Kami
perketat tim perishable atau
produk yang cepat busuk kare-
na kontribusi penjualan kami,
kan, 50% dari produk ini,” sebut
Nugroho.
Ambil contoh, sejatinya un-
tuk pengelolaan daging segar,
banyak faktor yang mempenga-
ruhi produk tersebut menjadi
sisa alias tidak digunakan. Se-
lain cara memotong daging
berserta lemaknya, efek suhu
pun mempengaruhi usia da-
ging.
Selain itu, manajemen dan
perputaran stok produk antara
satu toko dan toko lain harus
baik agar produk terjual bukan
menjadi sampah. Nugroho me-
yakini dengan mengelola pro-
duk segar secara seksama,
maka tingkat produk sisa atau
sampah bisa ditekan sebesar
1%. “Hemat 1% itu dapat setara
angka Rp 10 miliar dari total
pendapatan Rp 1 triliun,” terang
Nugroho.
Direktur Komunikasi Korpo-
rasi PT Matahari Putra Prima
(MPPA) Danny Kojongian juga
mengakui, perekonomian na-
sional yang sedang melambat
berdampak pada seluruh bidang
industri, termasuk ritel modern.
“Daya beli masyarakat yang
juga menurun sehingga membe-
rikan dampak bagi kinerja para
pelaku pasar,” ujarnya.
Seperti diketahui, MPPA me-
miliki gerai Hypermart dan
Foodmart. Dari kedua gerai ini,
mana yang terkena efek per-
lambatan ekonomi? Menurut
Danny, Hypermart dan Food-
mart memiliki segmen yang
sama, yaitu kelas menengah
dan menengah atas.
Tapi yang membedakan ada-
lah strategi bisnisnya. Hyper-
mart menekankan pada volume
yang besar, barang lengkap de-
ngan harga yang sangat kompe-
titif. Sedangkan Foodmart ber-
fokus pada konsumen yang
mementingkan kenyamanan
berbelanja dan produk yang
berkualitas tinggi.
Atas dasar itu, di tengah per-
lambatan pasar, kinerja MPPA
masih memberikan kontribusi
peningkatan pada penjualan
yang positif. Tak ayal, hal ini
menempatkan MPPA sebagai
salah satu perusahaan ritel mo-
dern yang masih memiliki ki-
nerja positif.
Namun demikian, ancaman
ketidakpastian ekonomi tidak
bisa dikesampingkan. Sebab
itu, MPPA terus mengutamakan
fokusnya pada kontrol biaya
yang ketat, yang telah dijalan-
kan sejak tahun lalu, serta pada
peningkatan produktivitas ki-
nerja gerai-gerai yang telah
beroperasi. “Kami terus mem-
pertahankan comparable store
sales growth bisa tetap positif.
Ekspansi gerai baru juga dila-
kukan hati-hati tapi tetap agre-
sif,” papar Danny.
Tetap ekspansi
Ibarat pepatah anjing meng-
gonggong kafilah berlalu, maka
para peritel-peritel premium ini
tetap melakukan ekspansi se-
panjang tahun meski dalam si-
tuasi berat. Danny menuturkan,
sampai saat ini, MPPA masih
terus menjalankan langkah eks-
pansi dan tetap monitor per-
kembangan. “Kami juga beker-
jasama dengan para pengem-
bang agar lokasi shopping mall
di mana gerai baru tersebut
berada dapat diresmikan tepat
waktu sesuai jadwal,” akunya.
Senada diutarakan Nugroho,
yang mengungkapkan bahwa di
tahun ini, Supra Boga akan me-
nambah tiga gerai baru. Dua
gerai sudah dibuka, yakni di
Surabaya, Jawa Timur dan di
Serpong, Tangerang Selatan.
Adapun satu gerai lainnya
segera beroperasi pada akhir
tahun ini juga di kawasan Fat-
mawati, Jakarta Selatan. “Inves-
tasi pembukaan tiap gerainya
berkisar Rp 7 miliar–Rp 12 mili-
ar,” ungkap Nugroho.
Selain membuka tiga gerai
baru, Supra Boga melakukan
renovasi dan perluasan toko di
tiga gerai. Gerai yang direnovasi
berada di Kelapa Gading, Jakar-
ta Utara. Sedangkan gerai yang
direnovasi dan diperluas adalah
gerai di Epicentrum Mall, Jakar-
ta Selatan dan yang berada di
pusat perbelanjaan Grand Indo-
nesia, Jakarta Pusat. Investasi
untuk renovasi tiap gerai ini
berkisar Rp 1 miliar – Rp 2 mili-
ar. “Kami melakukan renovasi
dan perluasan gerai karena me-
lihat permintaan pasar yang
tinggi agar sales di gerai itu bisa
tumbuh 20%-30%,” tambah Nu-
groho.
Langkah serupa ditempuh
Mitra Adi Perkasa yang telah
menyiapkan rencana ekspansi
tahun ini juga. Wakil Presiden
Direktur MAP V.P. Sharma me-
ngatakan, visi perusahaan ini ke
depan adalah ingin menjadi pe-
ritel omni-channel yang terke-
muka di Indonesia.
Atas dasar itu, rencananya
MAP akan merilis toko penjual-
an online (e-commerce) dengan
nama MAPeMALL.com pada
tahun ini juga. Sharma meyaki-
ni, perusahaannya memiliki
modal kuat karena memiliki
merek-merek global terbaik
plus kemampuan distribusi ser-
ta basis pelanggan. “Kami me-
miliki lebih dari satu juta data
pelanggan dengan total 1.879
gerai yang hadir di 65 kota di
Indonesia,” klaimnya.
Kelak, pengembangan e-com-
merce MAP ini bertahap hingga
membuat aplikasi mobile untuk
gawai dan akan terintegrasikan
dalam program loyalitas pelang-
gan. Targetnya, di awal tahun
depan, e-commerce ini dapat
melayani pemesanan online
dan menyediakan fasilitas onli-
ne to offline alias mampu mela-
kukan pengambilan dan pe-
ngembalian barang di gerai fisik
MAP yang hadir di banyak kota
di Indonesia.
Sumber KONTAN yang be-
kerja di MAP menyatakan, saat
ini proses e-commerce MAP
baru dapat diakses oleh internal
perusahaan karena masih da-
lam tahap trial and error.
Lantas bagaimana dengan
Transmart Carrefour? “State-
ment kami tetap mencari dae-
rah-daerah baru untuk gerai se-
lanjutnya,” terang Satria tentang
ekspansi usaha yang masih
akan dijalankan tahun ini.
Tak cuma itu, Transmart Car-
refour bakal mengembangkan
gerai wholesale. Jumlahnya ka-
tak kurang dari 10 gerai, yang
akan dibuka baik Transmart
maupun wholesale baru sesuai
target perusahaan. “Kalau saat
ini, jumlah gerai kami ada 88
Transmart Carefour dan satu di
antaranya wholesale,” imbuh
Satria.
Kendati masih berani ekspan-
si, harapan utama sejatinya
daya beli kembali menguat agar
penjualan kembali meriah. o
Sejumlah ritel
tetap melakukan
ekspansi meski
dalam situasi
ekonomi yang
berat
Melemahnya nilai tukar rupiah ikut memukul pengusaha buah
impor. Para importir buah merugi sehingga memangkas volume
pengadaan buah impor. Imbasnya, harga buah impor menanjak
akibat pasokan menipis.
Saat ini, tiga negara yang mengekspor buah ke Indonesia
adalah Thailand, China, dan Amerika Serikat. Buah yang datang
dari Thailand ke Indonesia adalah lengkeng dan durian.
Sementara buah asal China yang mendominasi adalah jeruk dan
pir. Sedangkan, buah asal Amerika Serikat adalah anggur
dan apel.
Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran
Segar Indonesia (Aseibssindo) Khaid Sirotuddin menyebutkan,
anggotanya mengurangi volume impor buah dan sayuran sekitar
30%-40%. “Penurunan volume impor mulai terjadi ketika
kurs rupiah terus merangkak naik di atas Rp 13.000 per dollar
AS,” katanya.
Pasalnya, importir harus menanggung kerugian sebesar Rp
2,5 juta-Rp 3 juta per ton setiap kali terjadi penguatan dollar ter-
hadap rupiah sebesar Rp 100. Pemangkasan impor juga akibat
permintaan buah asal luar di dalam negeri yang menurun me-
nyusul anjloknya daya beli masyarakat.
Selama ini, ada banyak buah impor yang merajai pasar buah
Indonesia, seperti apel, kelengkeng, pisang, lemon, dan anggur.
Khaid bilang, pelemahan rupiah terhadap dollar AS membuat
harga buah-buahan impor menjadi sangat mahal. Alhasil, para
importir buah memilih membatasi impor buah untuk meminimali-
sir kerugian.
Selain importir buah, importir kedelai pun tengah pusing kare-
na nilai kurs rupiah yang anjlok. Direktur Eksekutif Asosiasi
Kedelai Indonesia (Akindo) Yus’an mengatakan, depresiasi rupi-
ah terhadap dollar AS memang mengerek harga jual kedelai,
namun nilainya tidak signiikan. Saat ini, harga kedelai impor
naik menjadi Rp 6.750 - Rp 6.800 per kilogram (kg) dibandingkan
harga sebelumnya Rp 6.200 per kg. o
Importir Pangkas
Pembelian Buah
KONTAN/Baihaki
TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015
10. Tekanan dollar AS me-
ningkat, pemerintah
melonggarkan ketentu-
an penerapan harga
untuk tiket pesawat.
Dadan M. Ramdan
M
ulai 26 September 2015
nanti, tarif pesawat
terbang kelas ekonomi
naik sebesar 10% dari tarif ba-
tas atas. Penyesuaian tarif kare-
na dipicu kenaikan biaya opera-
sional dalam waktu tiga bulan
terakhir ini.
Pasalnya, pelemahan nilai tu-
kar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat (AS) dan kena-
ikan harga suku cadang pesa-
wat berdampak pada pembeng-
kakan biaya operasional mas-
kapai. Untuk menyelamatkan
bisnis maskapai dari kebang-
krutan, 26 Agustus lalu, Kemen-
terian Perhubungan mengeluar-
kan Peraturan Kementerian
Perhubungan (Permenhub)
Nomor 126 Tahun 2015.
Beleid anyar yang merupakan
revisi Permenhub No. 51/2014
itu mengatur tentang mekanis-
me formulasi perhitungan dan
penetapan tarif batas atas dan
batas bawah penumpang pela-
yanan kelas ekonomi angkutan
udara niaga berjadwal
dalam negeri.
Seperti kebijakan sebelum-
nya, batas atas untuk tiap jenis
maskapai saat ini tetap 100%
dari tarif maksimal untuk mas-
kapai full services, maksimal
90% dari tarif maksimal untuk
maskapai dengan layanan stan-
dar atau medium services,
maksimal 85% untuk maskapai
dengan standar minimal atau
no frills services.
Namun, pemerintah akan
mengubah hitungan tarif maksi-
mum jika harga avtur telah me-
nembus Rp 12.000 per liter atau
biaya operasional maskapai
naik minimal 10% selama tiga
bulan berturut-turut. “Tarif pe-
numpang pesawat kelas ekono-
mi saat peak season disesuaikan
naik minimal 10%, ” kata Direk-
tur Jenderal Perhubungan Uda-
ra Kementerian Perhubungan
Suprasetyo.
Selain itu, pemerintah meng-
ubah batas bawah, dari semula
40% menjadi 30% dari batas har-
ga atas. Katakanlah, setelah di-
hitung, batas harga atas Rp 1
juta. Berdasarkan ketentuan
lama, batas harga bawah sebe-
sar Rp 400.000. Dengan keten-
tuan baru, kini batas harga ba-
wah menjadi Rp 300.000. Meski
tarif batas bawah turun, peme-
rintah menjamin maskapai pe-
nerbangan tetap memenuhi
persyaratan peraturan kesela-
matan melalui fungsi pengawas-
an dan kontrol pada laporan
keuangan airline.
Maskapai memang punya ke-
butuhan untuk menjaga kelang-
sungan operasional perusaha-
an. Tapi, pelemahan daya beli
akibat kelesuan ekonomi bisa
berujung pada penurunan ting-
kat penggunaan sarana trans-
portasi udara. Dengan penuru-
nan batas harga bawah tadi,
maskapai lebih leluasa mena-
warkan harga rendah ketika
low season. Alhasil, dengan ru-
ang penurunan harga yang lebih
lega, tak cuma tiket ekonomi
yang jadi buruan, tapi juga tiket
kelas bisnis dan atas. Dengan
demikian, tingkat keterisian
pesawat lebih baik.
Tak bisa dipungkiri, tingkat
keterisian pesawat sangat pen-
ting bagi maskapai. Sebab, tidak
terpenuhinya kapasitas angkut
(load factor) akan menyebab-
kan kerugian bagi maskapai.
Dengan batas harga atas, saat
peak season, maskapai tidak
bisa seenaknya saja mendulang
untung sebesar-besarnya. Ma-
salahnya, saat ini penguatan
dollar AS ikut mengerek harga
avtur. Dengan perubahan atur-
an tadi, pemerintah punya pa-
tokan lebih pasti dalam menaik-
kan tarif maksimum agar mas-
kapai tidak merugi.
Agar maskapai tidak merugi,
maka pemerintah pun bisa
mengubah harga maksimum.
Kenaikan wajar
Direktur Utama Garuda Indo-
nesia M. Arif Wibowo menga-
presiasi langkah pemerintah
yang telah meninjau ulang batas
atas dan batas bawah tarif pesa-
wat tersebut. Dengan demikian,
kerugian akibat penguatan dol-
lar AS bisa diminimalisasi.
Ketentuan baru tadi membuat
pemerintah bisa lebih responsif
terhadap perubahan kondisi
bisnis maskapai. Dengan kata
lain, pemerintah bisa rutin
mengevaluasi tarif tiket pesa-
wat dengan melihat kondisi ni-
lai tukar rupiah. “Kenaikan ba-
tas atas secara normatif wajar,
karena mengikuti perkembang-
an pasar,” kata Arif, yang juga
Ketua Indonesia National Air
Carrier Association (Inaca).
Meski ada keleluasaan dalam
menentukan tarif, Arif menga-
takan, dalam pelaksanaannya
tetap harus selektif sesuai seg-
men pasarnya. Kenaikan tarif
minimal sebesar 10% dari batas
atas untuk kelas ekonomi berla-
ku pada saat peak season saja.
Ambil contoh tarif tiket eko-
nomi rute Jakarta–Surabaya
yang seharga Rp 1,2 juta. Ketika
permintaan tinggi, otomatis
menaikkan harga jual tiket.
Nah, pendapatan dari kenaikan
harga ini semacam subsidi si-
lang ketika low season. Dengan
begitu, neraca pendapatan dan
pengeluaran maskapai akan
terjaga.
Hal senada diutarakan Head
of Corporate Secretary and
Communications Air Asia In-
donesia Audrey Progastama
Petriny. Ia menyebutkan bahwa
pada umumnya maskapai me-
nerapkan tarif batas atas pada
saat high season. “Tapi sejauh
mana pengaruhnya dari kenaik-
an tarif ini, tentu belum terasa
sekarang,” ujarnya.
Audrey belum bisa berkome-
tar lebih jauh tentang dampak
kebijakan batas atas dan batas
bawah untuk tarif tiket pesawat
kelas ekonomi yang teranyar
terhadap bisnis perusahaan.
Pasalnya, ketentuan tersebut
baru berlaku efektif per 26 Sep-
tember nanti.
Menurut Arif, formula tarif
batas atas dan batas bawah
pada peraturan sebelumnya
masih memakai asumsi kurs
rupiah Rp 13.000. Kini, rupiah
telah menyentuh level Rp 14.000
per dollar AS. Artinya, nilai ru-
piah yang jeblok sangat ber-
dampak pada keuangan industri
penerbangan di tanah air.
Memang, industri penerbang-
an menjadi salah satu sektor
yang paling terpukul atas ke-
perkasaan mata uang Negeri
Paman Sam itu. Ikhwalnya,
hampir 70% biaya operasional
maskapai seperti harga bahan
bakar avtur, asuransi, onderdil,
pelatihan, dan biaya lainnya
mengacu pada kurs dollar AS.
Kenaikan tarif tiket pesawat
sebesar 10%, Arif mengatakan,
lumayan membantu perusaha-
annya dalam menekan ongkos
operasional. “Belum sanggup
sepenuhnya menutup biaya
operasional. Tapi jauh lebih
baiklah dari sebelumnya,” aku
Arif.
Namun, pada saat yang sama,
pelonggaran aturan penetapan
tarif penerbangan berjadwal ini
akan menimbulkan perang tarif
antar-maskapai. Pasalnya, pada
saat kondisi ekonomi yang lesu
seperti sekarang, maskapai
akan lebih cenderung mena-
warkan harga di batas terendah
untuk menarik minat konsu-
men. “Jika terjadi, hal itu akan
menimbulkan kerugian bagi se-
mua maskapai,” ungkap Presi-
den Direktur PT Citilink Indo-
nesia Albert Burhan.
Tapi Chief Executive Officer
Lion Group Edward Sirait me-
nampik, harga tiket yang murah
belum tentu berujung pada pe-
rang tarif.
Yang jelas, konsumen tentu
saja senang jika tiket murah. o
Dengan batas bawah yang lebih rendah, maskapai bisa mendongkrak tingkat keterisian pesawat saat low season.
KONTAN/Baihaki
Ruang Lebih Lega
untuk Menentukan Harga
Pelemahan nilai
tukar rupiah
mengerek biaya
operasional
maskapai.
Per 1 Oktober nanti, sebanyak
delapan badan usaha angkutan
udara izin operasionalnya ter-
ancam dibekukan karena belum
memenuhi persyaratan minimal
kepemilikan dan penguasaan
pesawat.
Sesuai pasal 118 ayat (1)
butir b, Undang Undang (UU)
Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan, maskapai pener-
bangan komersial harus memi-
liki paling sedikit lima pesawat
dan menguasai lima pesawat
(sewaan).
Kedelapan maskapai terse-
but adalah PT Indonesia AirAsia
Extra, PT Transnusa Aviation
Mandiri, PT Mylindo Airlines,
PT Jayawijaya Dirgantara,
PT Aviastar Mandiri, PT Tri MG
Inter Asia, PT Asian One Air,
serta PT Matthew Air
Nusantara.
Sebelumnya, pada 1 Agustus
lalu, Kementerian Perhubungan
(Kemhub) telah membekukan
izin enam maskapai dengan
mencabut Air Operator
Certificate (AOC). Keenam
perusahaan angkutan udara
berjadwal tersebut adalah Asco
Nusa Air, Air Maleo Manunggal
Air Service, Nusantara Buana
Air, Survai Udara Penas,
dan Jatayu Air.
Memang, sejak Oktober 2014
Kemhub intensif mengingatkan
dan mengundang pemilik dan
manajemen maskapai untuk
melakukan pemenuhan wajib
kepemilikan sebagaimana ke-
tentuan yang berlaku.
Hemi Pramurahajo, Kepala
Bagian Hukum dan Humas
D i r e k t o r a t J e n d e r a l
Perhubungan Udara Kemhub,
menjelaskan, dengan syarat
minimal kepemilikan pesawat,
pemerintah menginginkan jum-
lah kapal terbang di Indonesia
banyak, tapi maskapainya sedi-
kit. “Dengan begitu, pengawas-
an bisa lebih efektif,” katanya.
Pertimbangan lainnya ada-
lah, banyak maskapai yang
gulung tikar akibat modal cekak.
Pastinya, aspek keselamatan
dan keamanan penerbangan
tetap menjadi prioritas. o
Pencabutan Izin Maskapai
10 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Penerbangan
11. P
aket kebijakan ekonomi jilid I yang dirilis peme-
rintah pertengahan pekan lalu nyatanya tak
mampu membikin otot rupiah menguat. Sebalik-
nya, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
(AS) kembali terjerembab ke titik terendah sejak Juli
1997 silam.
Sehari setelah pemerintah mengumumkan paket
kebijakan ekonomi, nilai tukar rupiah di pasar spot,
Kamis lalu (10/9), justru anjlok ke Rp 14.333 per dollar
AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot
Dollar Rate (JISDOR) di hari yang sama, rupiah terpe-
rosok ke Rp 14.322 per dollar AS.
Paket kebijakan ekonomi merupakan formula untuk
mendorong pertumbuhan industri dan menjaga daya
beli masyarakat. Dalam paket tersebut, pemerintah
berjanji memangkas aturan penghambat investasi dan
berbagai aturan yang tumpang-tindih.
Pengumuman paket ini sedianya akan menjadi angin
segar untuk menenangkan pasar keuangan dan dunia
usaha. Namun, apa daya, pelaku pasar tidak merespon
positif pengumuman paket ekonomi tersebut.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede, menilai, rilis
paket kebijakan pekan lalu baru sebatas pengumuman.
Pelaku pasar masih menanti implementasi kebijak-
an tersebut. Alhasil, pengumuman tersebut tidak
mampu membendung sentimen negatif dari ke-
tidakpastian terkait kenaikan suku bunga The
Federal Reserve.
Ariston Tjendra, Senior Research and
Analyst Monex Investindo Futures, jus-
tru menilai, pengumuman paket kebi-
jakan tersebut menjadi sentimen nega-
tif yang membikin rupiah makin keok.
Sebab, pelaku pasar menilai berbagai
kebijakan di dalam paket tahap I baru
berdampak dalam jangka panjang.
Tak cuma tidak memilik dampak
dalam jangka pendek, pelaku pasar
juga menilai tidak ada hal baru da-
lam berbagai kebijakan tersebut.
Research and Analyst Divisi Tresuri
BNI Trian Fathria, mengatakan, pe-
merintah maupun Bank Indonesia
(BI) serta Otoritas Jasa Ke-
uangan (OJK) sudah per-
nah mewacanakan berbagai kebijakan tersebut sebe-
lum merilis dalam paket ekonomi.
Selain karena tidak ada yang baru, pelaku pasar juga
kecewa lantaran tidak ada kebijakan terkait perpajak-
an. Kekecewaan pelaku pasar ini berimbas ke pele-
mahan rupiah. “Paket ekonomi tidak mampu menahan
spekulasi kenaikan suku bunga The Fed,” ujar Trian.
Pertemuan FOMC
Pekan ini, perhatian para pelaku pasar akan terpusat
pada pertemuan Federal Open Market Committee
(FOMC) yang digelar pada 16–17 September 2015. Di-
bandingkan sebelumnya, rapat Dewan Gubernur bank
sentral AS kali ini sudah ditunggu-tunggu pelaku pasar.
Pada rapat kali ini, The Fed akan memberikan gambaran
lebih konkret terkait rencana kenaikan suku bunga.
Keputusan The Fed, apakah akan mengerek suku
bu-
nga acuan atau menunda, menurut Trian, sama-sama
berdampak negatif bagi rupiah. Jika The Fed memutus-
kan menaikkan suku bunga, potensi arus modal keluar
alias capital outflow akan lebih nyata. Namun, jika The
Fed menunda kenaikan suku bunga, ketidakpastian
akan berlanjut sehingga spekulasi akan semakin liar.
Menurut Trian, dari dua skenario tersebut, kenaikan
suku bunga The Fed lebih bagus buat rupiah. Dengan
adanya kepastian, pemerintah maupun BI bisa membe-
rikan respon yang tepat. Namun, jika tidak ada kepas-
tian, nilai tukar rupiah maupun mata uang di negara
berkembang bakal semakin tidak menentu.
Josua mengamini, kepastian kenaikan suku bunga
akan membikin tekanan terhadap rupiah cenderung
mereda. Sehingga, pelemahan rupiah lebih minim. Na-
mun, Ariston mengingatkan, rupiah bisa kembali ke
dalam tren pelemahan jika setelah memastikan kenaik-
an suku bunga, The Fed berencana menaikkan lagi.
Selain kenaikan suku bunga The Fed, Trian mengata-
kan, faktor global masih akan membayangi rupiah.
Perlambatan ekonomi China masih akan memberi te-
kanan terhadap rupiah.
Dari dalam negeri, tampaknya tidak ada sentimen
yang bisa membuat rupiah mampu menahan
tekanan dari hasil pertemuan FOMC. Pe-
kan ini, BI juga akan menggelar rapat de-
wan gubernur (RDG). Analis memper-
kirakan, BI masih akan memperta-
hankan suku bunga acuan sebesar
7,5%. Sedang rilis data neraca perda-
gangan bulan Agustus diperkirakan ma-
sih surplus akibat penurunan laju im-
por.
Tekanan besar terhadap rupiah akan mem-
bikin rupiah cenderung melemah pekan ini. Jo-
sua menebak, rupiah akan bergerak di rentang
Rp 14.200–Rp 14.350 per dollar AS. Sedang Aris-
ton menduga, rupiah akan naik turun di rentang
Rp 14.150–Rp 14.400 per dollar AS. Memper-
timbangkan dua skenario kenaikan suku bunga
The Fed, Trian menebak, rupiah bisa bergerak di
rentang Rp 14.300–14.500 per dollar AS.
Jadi, siap-siap jika nilai tukar rupiah makin
keok. ❏
Herry Prasetyo, Fransisca Bertha Vistika
Bayang-Bayang The Fed
Pelaku pasar tidak merespon positif paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah.
Akibatnya, nilai tukar rupiah kembali terjerembab ke titik terendah. Pekan ini, hasil pertemuan
Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat akan menghantui pergerakan rupiah.
Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) melemah di-
bandingkan pekan sebelumnya. Pada
perdagangan Kamis lalu (10/9), IHSG
ditutup di level 4.343,26. Jika dihitung
sejak akhir tahun, imbal hasil alias return
IHSG minus 16,9%.
Meski pekan lalu pemerintah merilis
paket kebijakan ekonomi tahap I, berba-
gai sentimen negatif mendera bursa sa-
ham. Analis Bahana Securities
Muhammad Wafi, mengatakan, penuru-
nan indeks Dow Jones dan indeks bursa
regional, serta penurunan harga minyak,
menekan pergerakan IHSG pekan lalu.
“Tekanan paling besar berasal dari pele-
mahan rupiah,” kata Wafi.
Kepala Riset Universal Broker Satrio
Utomo menilai, pelemahan IHSG pekan
lalu terjadi lantaran ketidakpastian kena-
ikan suku bunga The Fed. Menurut dia,
jika The Fed pekan ini mengerek suku
bunga, IHSG justru akan membaik.
Tapi Wafi punya pendapat beda.
Menurut dia, jika The Fed menaikkan
bunga, IHSG akan terkena imbas negatif.
Sedang jika The Fed menunda kenaikan
suku bunga, IHSG akan bergerak datar
dengan kecenderungan melemah.
Wafi mengatakan, ada dua skenario
pergerakan indeks pekan ini. Jika suku
bunga The Fed naik sedangkan data
neraca perdagangan Indonesia jelek,
IHSG bisa anjlok ke 4.160. Jika sebalik-
nya yang terjadi, IHSG berpeluang me-
nguat ke 4.510.
Satrio menebak, IHSG akan naik turun
di rentang 4.110–4.450. Ia menyarankan
investor mencermati saham emiten sek-
tor infrastruktur dan pendukungnya. ❏
Dua Skenario Pergerakan Indeks
KONTAN/stvgott
Investasi
14 September - 20 September 2015 11
Investasi
Tabloid
IHSG
4.450
4.350
4.250
Sumber: BEI
USD/IDR
14.350
14.250
14.150
Sumber: BI
4.433,11
3 Sep ’15
4.343,26
10 Sep ’14
14.170
3 Sep ‘15
14.333
10 Sep ‘15
12. P
erlambatan ekonomi yang
terjadi di Indonesia tahun
ini membuat kinerja
PGAS di semester satu tidak
terlalu bagus. Selain itu ganggu-
an teknis yang dialami juga
menyumbang penurunan penju-
alan PGAS. Pendapatan PGAS
pada semester satu tahun ini
hanya Rp 1,42 triliun. Sedang-
kan pada periode yang sama
tahun sebelumnya pendapatan
mereka Rp 1,62 triliun.
Gangguan teknis yang saya
maksud adalah belum berope-
rasinya FSRU Lampung milik
PGAS secara maksimal. Karena
tidak beroperasi, sementara
ada biaya yang terus dibayar-
kan, ini memberikan beban ke-
uangan bagi perusahaan ini.
Jadi kontribusi laba dari bis-
nis gas alam cair (LNG) yang
diprediksi bisa mulai dirasakan
pada semester satu tahun ini,
ternyata malah nihil angkanya.
Ini lantaran beberapa proyek di
Lampung dan sekitarnya urung
menyerap LNG PGAS. Semen-
tara, mereka harus tetap meng-
gelontorkan biaya sewa kapal
hingga US$ 15.000 setiap hari,
meskipun tidak ada laba yang
dihasilkan.
Kalau dilihat, di semester
satu lalu operating margin ter-
gerus dari 29% di semester satu
tahun lalu, menjadi cuma 20,5%
pada periode yang sama di ta-
hun ini.
Masih ada harapan
Tapi masih ada optimisme
untuk saham PGAS. Perekono-
mian seharusnya bisa lebih baik
di semester dua ini. Selain itu,
realisasi anggaran belanja un-
tuk infrastruktur seharusnya
sudah mengalir lancar. Ini bisa
menjadi katalis positif PGAS.
Apalagi, elemen gas juga menja-
di kebutuhan penting dalam
pembangunan infrastruktur.
Rencana pemerintah mem-
perluas wilayah konversi mi-
nyak tanah ke tiga provinsi ta-
hun depan juga bisa menyum-
bang keuntungan bagi PGAS,
meskipun dampaknya tidak
akan signifikan. Sebab, gas ru-
mah tangga belum menjadi bis-
nis utama PGAS. Pemerintah
berencana memperluas wilayah
konversi ke tiga wilayah, yakni
Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur dan Maluku..
Harga saham PGAS saat ini
memang sedang sangat volatile.
Tapi kalau menghitung di kisar-
an harga Rp 2.400-an seperti
saat ini, maka berarti price to
earning ratio (PER) PGAS
akan turun menjadi 7,3 kali.
Artinya, harga PGAS saat ini
sudah cukup murah.
Target harga PGAS saat ini di
Rp 3.000 per saham, jadi masih
ada potensi kenaikan cukup
besar. Karena itu, investor bisa
beli saham PGAS.
Kalau melihat dari sisi teknik-
al, investor bisa membeli saham
PGAS bila harga saham ini su-
dah turun hingga Rp 2.200 per
saham. Jadi dalam hal ini strate-
gi buy on weakness bisa jadi
pilihan. Tapi hati-hati bila harga
mulai naik. o
Harga saham PT Perusahaan Gas Negara
Tbk (PGN) turun tajam tahun ini. Rabu lalu
(9/9), harga saham emiten yang memakai
kode PGAS ini merosot sampai Rp 2.455 per
saham. Ini adalah harga PGAS terendah dalam
waktu hampir empat tahun terakhir. Kamis lalu
(10/9), harga PGAS membaik sedikit dan ditu-
tup di Rp 2.485 per saham.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat (AS) dituding menjadi salah
satu penyebab anjloknya harga saham perusa-
haan pelat merah ini. Bagaimana tidak? Selama
ini PGN membeli pasokan gas dalam dollar AS,
namun dijual dalam rupiah di dalam negeri.
Margin pun terpangkas. Selama semester satu
lalu, laba bersih PGN merosot 38,56% jadi
US$ 227,33 juta.
Perusahaan pemeringkat Fitch Ratings bah-
kan mengindikasikan akan mengkaji ulang
peringkat utang PGN bila rasio utang perusa-
haan ini naik menjadi lebih dari 4 kali. Maklum,
Fitch melihat rasio utang terhadap aliran dana
operasional bisa naik dari 1,8 kali tahun lalu
jadi 3,6 kali tahun ini. Jika volume penjualan
terus merosot. Saat ini, Fitch Ratings membe-
rikan peringkat BBB pada surat utang PGN.
Lalu, apa sahamnya layak dikoleksi? Simak
rekomendasi dari analis berikut ini.
Melati Amaya Dori
A
da beberapa faktor yang
menyebabkan kinerja
PGAS tidak terlalu baik
tahun ini. Ada pemangkasan
yang tajam pada laba operasio-
nal. Hal ini terutama terjadi ka-
rena nilai biaya jaminan yang
tinggi pada bisnis LNG mereka,
padahal bisnis ini belum me-
nunjukkan hasil selama kuartal
dua 2015 lalu.
PGAS juga menghadapi risiko
dari intervensi pemerintah ter-
hadap harga jual gas. Kalau ini
terjadi, maka kinerja keuangan
PGAS akan semakin turun.
Saat ini saham PGAS diperda-
gangkan dengan harga diskon
sebesar 28% dari data historis
price to earning ratio (PER)
mereka selama lima tahun ter-
akhir. Penurunan valuasi ini
sebelumnya juga sudah pernah
terjadi.
Di kuartal tiga 2011, tekanan
pada valuasi PGAS muncul ka-
rena spekulasi atas potensi pe-
nurunan margin akibat permo-
honan ConocoPhillips dan Per-
tamina, yang mengajukan
kenaikan harga gas masing-ma-
sing sebesar 194% dan 142%.
Kenaikan harga gas diusulkan
dalam dua tahap.
Namun saat itu, PGAS bisa
mengalihkan kenaikan biaya
gas ke harga jual gasnya. Kare-
na itu, valuasi PGAS pulih de-
ngan cepat dan finansial per-
usahaan ini tidak terpengaruh.
Saat ini, bisa dikatakan situa-
si yang dialami PGAS sangat
problematik. Selain karena ada
masalah ekspansi di waktu yang
tidak tepat dan meningkatnya
profil risiko perseroan, ternyata
permintaan saat ini juga lebih
rendah ketimbang ekspektasi
sebelumnya, sebagai akibat dari
melemahnya ekonomi. Ini bisa
dilihat dari penurunan volume
distribusi di semester satu yang
turun 8,8% year on year (yoy)
menjadi 790 million standard
cubic feet per day (mmscfd).
Risiko utang tinggi
Volume transmisi di semester
satu juga turun menjadi 762
mmscfd. Di semester satu 2014,
volume transmisi gas mencapai
860 mmscfd. Karena itu, kami
melihat kinerja PGAS masih di
bawah ekspektasi
Tekanan pada neraca keuang-
an PGAS juga masih cukup
kuat. Di semester satu, rasio
utang bersih (net gearing) su-
dah mencapai sebesar 48,5%.
Ini mengindikasikan adanya
kenaikan biaya bunga dan me-
rupakan level tertinggi sejak
2009 lalu.
Proyeksi pendapatan PGAS
terbaru kami di 2015 adalah se-
besar US$ 2,89 miliar, turun
dari sebelumnya sebesar US$
3,14 miliar. Sementara prediksi
laba bersih kami turunkan dari
US$ 619 juta menjadi sebesar
US$ 480 juta tahun ini.
Kami menurunkan target har-
ga kami menjadi Rp 3.050 per
saham dari sebelumnya Rp
4.700 per saham, seiring penu-
runan prediksi kinerja. Kami
masih mempertahankan reko-
mendasi netral. o
David Nathanael Sutyanto
Analis Saham
First Asia Capital
Willinoy Sitorus
Analis Saham
Trimegah Securities
Beli Netral
Kinerja PT. Perusahaan Gas
Negara Tbk (PGAS)
(dalam juta dollar AS)
30/06/2014 30/06/2015
Total Aset 5.601,84 5.767,37
Total Kewajiban 3.001,80 2.929,17
Total Ekuitas 2.600,05 2.838,20
Pendapatan 1.625,90 1.415,88
Laba Kotor 647,97 478,82
Laba Usaha 470,72 289,88
Laba Bersih 370,05 227,34
Laba Bersih Per Saham
(dalam rupiah)
0,02 0,01
Margin Laba Kotor (%) 45,29 38,62
Margin Laba Usaha (%) 30,23 24,16
Margin EBITDA (%) 32,41 24,07
Margin Laba Bersih (%) 25,71 18,93
ROA (%) 14,46 10,25
ROE (%) 31,14 20,83
DER (kali) 0,82 0,78
Sumber: RTI
R E K O M E N D A S I ✔
12 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Saham
13. Kiat Jasa Marga agar
proyek jalan terus.
Lamgiat Siringoringo
S
ekali layar terkembang,
surut kita berpantang. Pe-
patah lawas itu bisa meng-
gambarkan PT Jasa Marga Tbk
dalam mengarungi bisnisnya di
tengah kelesuan kondisi ekono-
mi dalam negeri.
Proyek jalan tol gawean Jasa
Marga yang sudah direncana-
kan tahun ini harus tetap berja-
lan, apapun yang terjadi. Di te-
ngah turbulensi pasar modal,
perusahaan yang menjajakan
sahamnya di bursa dengan kode
JSMR ini harus menghentikan
Penerbitan Umum Berkelanjut-
an (PUB) obligasi berkelanjut-
an I senilai Rp 2,85 triliun.
Padahal obligasi ini sebenar-
nya akan dipakai mengongkosi
proyek 13 ruas jalan tol. Total
investasi untuk seluruh proyek
tersebut Rp 40,35 triliun “Ren-
cana itu tetap berjalan, tidak
terganggu, cuma memang sum-
ber pendanaannya diganti
menggunakan alternatif lain,”
ujar Reynaldi Hermansyah, Di-
rektur Keuangan Jasa Marga.
Nah, manajemen Jasa Marga
memilih membiayai investasi-
nya lewat ekuitas yang juga di-
kombinasikan dengan pinjaman
perbankan. Komposisinya 30%
untuk ekuitas dan 70% untuk
pinjaman. “Komposisinya 30:70,
waktunya cukup, bisa dicairkan
di sisa semester kedua ini,” im-
buh Reynaldi.
Sekadar mengingatkan, tadi-
nya Jasa Marga berniat mener-
bitkan obligasi berkelanjutan
senilai Rp 5,95 triliun, dan dike-
nakan tingkat bunga tetap. Ob-
ligasi berkelanjutan ini telah
mendapatkan pernyataan efek-
tif sejak 20 September 2013 dan
akan berakhir dua tahun sejak
penyataan efektif tersebut.
Obligasi berkelanjutan tahap
I seri S telah diterbitkan pada
tahun 2013 lalu. Nilainya sebe-
sar Rp 2,1 triliun. Lalu, Jasa
Marga menerbitkan obligasi
berkelanjutan tahap II tahun
2014 seri T sebesar Rp 1 triliun.
Dengan demikian, masih ada
sisa yang belum diterbitkan se-
nilai Rp 2,85 triliun.
Beberapa proyek tol yang
mesti berjalan di antaranya ada-
lah ruas Gempol-Pasuruan sek-
si Gempol-Rembang sepanjang
13,90 kilometer (km) dan ruas
Surabaya-Mojokerto seksi Kri-
an-Mojokerto sepanjang 18,47
km. Seluruh ruas tol tersebut
ditargetkan bisa beroperasi
akhir tahun ini.
Saat ini, kemajuan fisik pem-
bangunan ruas Krian-Mojokerto
sudah mencapai 75%. Sedang-
kan kemajuan fisik ruas Gem-
pol-Rembang mencapai 84%.
Jika proyek ini bisa sukses
bergulir, maka akan semakin
menguatkan fundamental Jasa
Marga. Tahun ini, kinerja Jasa
Marga memang tak secemer-
lang tahun lalu. Di semester
pertama tahun ini, JSMR men-
cetak laba bersih Rp 670,03 mi-
liar, turun 17,44% dari peroleh-
an periode yang sama tahun
lalu senilai Rp 811,59 miliar.
Kinerja JSMR juga akan ma-
kin kinclong jika permohonan
mendapatkan Penyertaan Mo-
dal Nasional (PMN) dikabulkan
oleh DPR. Sebelumnya memang
emiten pengelola tol ini meng-
ajukan PMN sebesar Rp 1,25
triliun untuk tahun 2016.
Dalam proposal kegiatan ren-
cana bisnis yang dibuatnya,
Jasa Marga berencana memba-
ngun sebanyak 13 ruas jalan tol,
di mana sebagian besar untuk
pengembangan Tol Trans Jawa
dan Jalan Tol Lingkar Luar Ja-
karta bagian Timur (Jakarta
Outer Ring Road/JORR II). Se-
luruh proyek tersebut diperki-
rakan akan memakan dana in-
vestasi Rp 40 triliun.
Nah jika memang perusahaan
jalan tol pelat merah ini menda-
patkan dana tersebut maka ki-
nerja keuangannya akan sema-
kin ciamik.
Ekuitas aman
Analis menilai batalnya pe-
nerbitan obligasi tak berdam-
pak negatif buat Jasa Marga.
Malah, menurut analis Recapi-
tal Securities Liga Maradona,
pembatalan ini menunjukkan
keseriusan Jasa Marga untuk
melanjutkan proyek jalan tol.
“Kalau 30% pendanaan dari eku-
itas itu masih aman,” ujar dia.
Berdasarkan laporan keuang-
an di semester pertama tahun
ini, ekuitas Jasa Marga menca-
pai Rp 11,3 triliun. Liga menye-
but, jika Jasa Marga memak-
sakan penerbitan obligasi terse-
but, maka serapan pasar akan
buruk.
Yang harus diperhatikan saat
ini adalah seberapa cepat Jasa
Marga bisa menyelesaikan pro-
yek-proyek ini. Liga bilang, ja-
ngan sampai masalah klasik se-
perti pembebasan lahan masih
menghalangi penyelesaian pro-
yek jalan tol.
Rencana Jasa Marga menda-
patkan PMN juga bakal mem-
perkuat kinerja perusahaan pe-
lat merah ini. Liga mengatakan,
Jasa Marga memang perlu dana
segar untuk terus ekspansi di
2016. Apalagi, tahun ini Jasa
Marga cukup ekspansif.
Jasa Marga mengambil alih
konsesi jalan Tol Cinere–Ser-
pong dari PT Thiess Contrac-
tors Indonesia. Transaksi seni-
lai Rp110 miliar tersebut menja-
dikan Jasa Marha sebagai
pemegang saham mayoritas
pada konsesi tol tersebut, de-
ngan kepemilikan sebesar 55%.
Selain itu, pada bulan Juni
2015 lalu, Jasa Marga juga
mengambil alih konsesi Solo-
Mantingan dan Ngawi-Kertoso-
no dari PT Thiess Contractor
Indonesia dan PT Ferino Putra.
Menurut Liga, aksi korporasi
tersebut akan menambah pan-
jang jalan tol yang dikelola per-
seroan ini menjadi 987 km, dari
sebelumnya 800 km. Tentu saja
ini akan memberikan kontribusi
positif buat Jasa Marga.
Besar tarif jalan tol juga akan
mempengaruhi kinerja Jasa
Marga. Memang, tarif tol biasa-
nya naik saban dua tahun. Na-
mun, pengalaman pada saat le-
baran kemarin menunjukkkan,
ada potensi bahwa tarif tol akan
turun karena pemerintah mem-
beri diskon. Bila kebijakan ini
berlanjut, ada potensi penda-
patan JSMR yang hilang.
Meski begitu, dampak kepada
kinerja tidak akan signifikan.
Analis PT Sinarmas Sekuritas
Bryan Sjahputra menyebut,
diskon tarif tol tersebut juga
diikuti dengan pertumbuhan
volume lalu lintas di jalan tol.
Volume lalu lintas di jalan tol
selama hari raya lebaran kema-
rin tumbuh 8,5% secara year on
year (yoy). Jumlah ini di atas
rata-rata pertumbuhan saat
Ramadan, sekitar 5,7%.
Hal ini menunjukkan pertum-
buhan volume lalu lintas cukup
besar selama libur lebaran. Dis-
kon tarif tol tampaknya juga
merangsang volume pertum-
buhan lalu lintas itu. Bryan me-
nuturkan, Jasa Marga masih
memiliki potensi besar ke de-
pan. Tol baru perseroan akan
mengangkat kinerja perseroan.
Potensi tol baru ini terlihat
terutama di luar Jabodetabek.
Kontribusi tol baru antara lain
akan datang dari tol Semarang-
Solo, Surabaya-Mojokerto, dan
Bali-Mandara. “Jika Jasa Marga
dapat meningkatkan pertum-
buhan tol baru di luar Jabodeta-
bek, maka perseroan ini akan
menikmati pertumbuhan lalu
lintas jalan tol signifikan ke de-
pan,” ujar Bryan.
Tapi, Bryan masih mereko-
mendasikan tahan JSMR, sem-
bari menunggu kontribusi pro-
yek baru. Ia mematok target
harga di Rp 5.500 per saham.
Sementara Liga merekomen-
dasikan beli JSMR dengan tar-
get harga Rp 5.825 per saham.
Kamis lalu (10/9), harga JSMR
masih Rp 5.000 per saham. o
Diskon tarif tol
pada saat
lebaran bisa
meningkatkan
volume lalu lintas
jalan tol.
Biar Proyek Jalan Bebas
Hambatan Tak Terhambat
KONTAN/Baihaki
Saham TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 13
14. Menakar untung obliga-
si negara seri ORI012.
Herry Prasetyo,
Melati Amaya Dori
G
ejolak di bursa saham
memaksa Mulyono men-
cari instrumen alternatif
untuk membiakkan uang. Nah,
Direktur Utama PT Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) IV ini te-
ngah bersiap menambah porto-
folio Obligasi Negara Ritel, yang
lebih ngetop disebut ORI, ke
dalam keranjang investasinya.
Investasi ORI memang bukan
barang baru bagi pria kelahiran
Klaten, 2 Desember 1956 ini.
Tahun 2007 silam, ia pernah
membeli obligasi negara seri
ORI002. Enam bulan kemudian,
ia menjualnya di pasar sekun-
der dengan mendulang capital
gain sebesar 1%. Kini, Mulyono
masih mendekap dua seri ORI,
yakni ORI010 dan ORI012. Ren-
cananya, dua seri ORI ini akan
ia pegang hingga jatuh tempo.
Sebetulnya, alokasi investasi
Mulyono di surat utang terbi-
lang kecil. Sebagian besar por-
tofolio investasinya ia tempat-
kan di instrumen saham. Gara-
gara harga saham banyak yang
rontok, Mulyono pun berenca-
na memperbesar portofolio in-
vestasi yang mampu memberi-
kan imbal hasil tetap.
Nah, pilihan Mulyono jatuh
pada instrumen ORI. Kebetulan,
pemerintah akan merilis obliga-
si negara ritel seri ORI012 pada
21 Oktober mendatang. Direk-
torat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko
(DJPPR) Kementerian Keuang-
an akan menawarkan ORI012
pada 21 September–15 Oktober
2015. Surat utang dengan tenor
tiga tahun ini akan jatuh tempo
pada 15 Oktober 2018 (lihat
tabel). Investor bisa membeli
ORI012 melalui 21 agen penjual
(lihat boks).
Diperkirakan, pemerintah
akan menerbitkan ORI012 de-
ngan nilai emisi Rp 20 triliun.
Namun, Direktur Surat Utang
Negara DJPPR Loto Srinaita
Ginting mengatakan, target nilai
emisi untuk ORI012 masih me-
nunggu masukan dari agen pen-
jual. Tahun lalu, volume peme-
sanan ORI011 mencapai
Rp 21,34 triliun. Dari jumlah
pemesanan tersebut, pemerin-
tah menetapkan hasil penjualan
dan penjatahan ORI011 sebesar
Rp 21,22 triliun.
Loto mengatakan, berinves-
tasi di ORI akan memberikan
keuntungan bagi investor. Se-
bab, kupon ORI di atas rata-rata
tingkat bunga deposito bank
BUMN. Selain itu, investor bisa
memperoleh kupon dengan
tingkat bunga tetap yang diba-
yarkan saban bulan.
Dua poin itu memang menja-
di daya tarik ORI yang memikat
investor seperti Mulyono. Na-
mun, tingkat kupon di atas rata-
rata bunga deposito saja tak
lantas membikin Mulyono
membeli ORI012. Meski bermi-
nat menambah portofolio ORI,
Mulyono memasang target ku-
pon ORI012 sebesar 9,5%.
Jika sesuai target, Mulyono
tak akan berpikir panjang untuk
membeli ORI012. Namun, jika
ternyata pemerintah menetap-
kan kupon di bawah 9,5%, Mu-
lyono bilang akan menimbang-
nimbang terlebih dahulu untuk
masuk ke ORI012. “Saya akan
lihat dulu benchmark instrumen
investasi lain dan melihat apa-
kan penurunan harga saham
sudah sampai ke titik terbawah
atau belum,” kata Mulyono.
Eve Chrissie Angeliqa, AVP
Fixed Income Sales PT Sucor-
invest Central Gani, mengata-
kan, banyak nasabahnya yang
tertarik untuk membeli ORI012.
Pertanyaan yang jamak diaju-
kan nasabah adalah mengenai
tingkat kupon ORI012. “Sebagi-
an besar nasabah meminta ku-
pon di atas 9%,” kata Eve.
Hingga artikel ini naik cetak,
pemerintah belum menetapkan
kupon ORI012. Loto pun masih
menutup rapat kisaran kupon
surat utang tersebut. “Kami
akan menetapkan kupon
ORI012 pada 17 September,”
kata Loto.
Kupon menarik
Di tengah tekanan terhadap
pasar surat utang, para analis
menilai, investor membutuhkan
pemanis berupa kupon yang
cukup tinggi. Maklum, nilai tu-
kar rupiah yang terus loyo
membikin harga surat utang
negara (SUN) terus melandai.
Koreksi harga obligasi peme-
rintah tercermin pada indeks
surat utang negara yang dihim-
pun Himdasun. Kamis lalu
(10/9), indeks SUN jatuh ke titik
terendah di 92,89. Jika dihitung
sejak akhir tahun, indeks SUN
sudah merosot 7,3%.
Lantaran ditujukan bagi in-
vestor ritel, yang menjadi pem-
banding kupon ORI adalah suku
bunga deposito. Analis obligasi
Sucorinvest Central Gani Aria-
wan mengatakan, secara histo-
Teorinya, sih, bagi Mereka
yang Bermodal Cekak
Pemerintah akan menerbitkan Obligasi Negara Ritel seri ORI012 pada Oktober mendatang.
KONTAN/Baihaki
Agen Penjual ORI 012
- PT Bank ANZ Indonesia
- PT Bank Bukopin Tbk
- PT Bank Central Asia TbkPT Bank Central Asia Tbk
- PT Bank CIMB Niaga TbkPT Bank CIMB Niaga Tbk
- Citibank, N.A.Citibank, N.A.
- PT Bank Danamon Indone-PT Bank Danamon Indone-
sia Tbk
- PT Bank DBS IndonesiaPT Bank DBS Indonesia
- The Hongkong and Shang-The Hongkong and Shang-
hai Banking Corporation
Ltd.
- PT Bank Internasional Indo-PT Bank Internasional Indo-
nesia Tbk
- PT Bank Mandiri TbkPT Bank Mandiri Tbk
- PT Bank Negara IndonesiaPT Bank Negara Indonesia
Tbk.
- PT Bank OCBC NISP Tbk.PT Bank OCBC NISP Tbk.
- PT Bank Panin Tbk.PT Bank Panin Tbk.
- PT Bank Permata Tbk.PT Bank Permata Tbk.
- PT Bank Rakyat IndonesiaPT Bank Rakyat Indonesia
Tbk.
- Standard Chartered BankStandard Chartered Bank
- PT Bank Tabungan NegaraPT Bank Tabungan Negara
Tbk.
- PT Danareksa SekuritasPT Danareksa Sekuritas
- PT Reliance Securities Tbk.PT Reliance Securities Tbk.
- PT Sucorinvest Central GaniPT Sucorinvest Central Gani
- PT Trimegah Securities Tbk.PT Trimegah Securities Tbk.
Sumber: DJPPR
Jadwal Penerbitan ORI012
Penetapan Tingkat Kupon 17 Sept ‘15
Masa Penawaran 21 Sept ’15 Okt ‘15
Penjatahan 19 Okt ‘15
Penerbitan/Setelmen 21 Okt ‘15
Pembayaran Kupon
Pertama Kali
15 Nov ‘15
Minimum Holding Period Hingga 15 Des ‘15
Jatuh Tempo 15 Okt ‘18
Sumber: DJPPR
14 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Obligasi
15. ris, kupon ORI selalu berada di
atas tingkat suku bunga penja-
minan Lembaga Penjamin Sim-
panan (LPS). Saat ini, LPS me-
netapkan tingkat bunga penja-
minan simpanan rupiah di bank
umum sebesar 7,75%. Rata-rata,
Ariawan bilang, selisih atau
spread kupon ORI dengan LPS
rate sebesar 100 basis poin.
Selain di atas LPS rate, kupon
ORI biasanya juga lebih gede
dibandingkan yield SUN seri
acuan alias benchmark. Analis
obligasi BNI Securities I Made
Adi Saputra bilang, kupon ORI
biasanya ditetapkan 60 basis
poin lebih tinggi ketimbang yi-
eld SUN acuan.
Nah, lantaran ORI012 jatuh
tempo pada 15 Oktober 2018,
obligasi pemerintah yang men-
jadi acuan adalah SUN seri
FR0048 yang jatuh tempo pada
15 September 2018. Kamis lalu
(10/9), yield seri FR0048 sebe-
sar 8,7%. Dengan selisih 60 basis
point di atas SUN acuan, kupon
ORI012 bisa lebih dari 9%.
Namun, Made mengatakan,
kupon sebesar itu akan terlalu
mahal bagi pemerintah lantaran
lebih tinggi dibandingkan de-
ngan SUN yang bertenor lebih
panjang. Di tengah tekanan pa-
sar obligasi, Made menduga,
kupon ORI012 sebesar 8,75%-
9%. “Kupon sebesar ini masih
menarik bagi investor ritel,”
ujar Made.
Namun, besaran kupon
ORI012 masih bergantung pada
yield SUN acuan pada saat pe-
netapan. Apalagi, pasar obligasi
berpotensi terus tertekan akibat
rencana The Federal Reserve
mengerek suku bunga acuan.
Federal Open Market Commit-
tee (FOMC) yang digelar pekan
ini bakal berpengaruh terhadap
harga obligasi pemerintah. Jika
harga makin turun, otomatis
yield obligasi akan naik.
Di tengah kondisi seperti itu,
menurut Made, ORI012 justru
semakin menarik. Dengan dana
minimal Rp 5 juta, investor bisa
memperoleh instrumen investa-
si aman dengan imbal hasil
tinggi di atas bunga deposito
yang dijamin LPS.
Berbagai keuntungan
Instrumen ORI memang me-
miliki karakteristik yang mirip
dengan deposito. Selain mem-
berikan imbal hasil tetap setiap
bulan, ORI juga dijamin penuh
oleh negara. Bahkan, simpanan
di bank yang dijamin LPS mak-
simal hanya Rp 2 miliar. Se-
dangkan, investor bisa membeli
ORI di pasar primer maksimal
Rp 3 miliar. Di pasar sekunder,
investor bisa menambah kepe-
milikan ORI lebih dari Rp 3 mi-
liar. “Berapa pun kepemilikan
ORI investor tetap akan dijamin
oleh negara,” kata Ariawan.
Meski karakteristik hampir
serupa, ORI memiliki kelebihan
dibandingkan deposito. Selain
imbal hasil lebih tinggi, pajak
bunga ORI lebih murah diban-
dingkan pajak bunga deposito.
Seperti diketahui, tarif pajak
bunga deposito sebesar 20%.
Sedangkan tarif pajak bunga
ORI sebesar 15%.
Kelebihan lainnya, kepemi-
likan ORI bisa diperdagangkan
di pasar sekunder. Yang mena-
rik, saat harga ORI naik di atas
nilai pari atau lebih dari 100,
investor berpotensi meraup ca-
pital gain.
Namun, kelebihan ini pula
yang menjadi risiko berinvesta-
si di ORI. Memang, instrumen
ORI bebas risiko gagal bayar.
Namun, ada risiko pasar berupa
capital loss lantaran harga jual
di pasar sekunder lebih rendah
dibandingkan harga beli. Ini
bisa terjadi saat harga ORI di
bawah par alias nilai pari atau
di bawah 100.
Made menilai, masih ada te-
kanan di pasar surat utang da-
lam jangka pendek. Dalam jang-
ka panjang, harga obligasi cen-
derung naik. Ariawan
mengamini, ORI012 baru bisa
diperdagangkan di pasar sekun-
der setelah 15 Desember 2015.
Pada saat itu, ia menduga, te-
kanan terhadap pasar surat
utang akibat rencana kenaikan
suku bunga The Fed dan per-
lambatan ekonomi China sudah
berkurang. “Pasar surat utang
di akhir tahun akan stabil dan
volatilitas jauh berkurang,” ujar
Ariawan.
Toh, jika enggan terkena risi-
ko pasar akibat penurunan har-
ga di pasar sekunder, investor
bisa mendekap ORI sampai
pada saat jatuh tempo. Sebab,
pada saat jatuh tempo, harga-
nya akan kembali ke nilai pari.
Investor juga tidak perlu kha-
watir harga ORI akan benar-be-
nar anjlok di pasar sekunder.
Harga ORI011, misalnya, me-
mang terus turun lantaran te-
kanan di pasar obligasi semakin
kencang. Namun, Kamis lalu
(10/9), harga ORI011 masih se-
besar 100,77. Ini memang harga
terendah sepanjang tahun ini.
Namun, setidaknya harga
ORI011 masih di atas nilai pari
meski volatilitas di bursa surat
utang semakin kencang.
Investor juga tidak perlu ke-
sulitan saat ingin menjual ORI.
Sebab, menurut Made, perda-
gangan ORI cukup likuid. Selain
itu, agen penjual biasanya juga
bertindak sebagai pembeli siaga
ORI investor.
Ariawan mengatakan, perda-
gangan ORI biasanya cukup
tinggi pada masa-masa awal se-
telah ORI bisa diperdagangkan
di pasar sekunder. Saat itu, har-
ganya akan naik. Investor bisa
meraup capital gain cukup be-
sar saat harga naik tinggi.
Bagi yang ingin memegang
hingga jatuh tempo, investor
bisa mengonversi kepemilikan
ORI menjadi reksadana. Made
bilang, ada agen penjual yang
bekerjasama dengan manajer
investasi. Mereka menawarkan
konversi dari ORI menjadi rek-
sadana. Dengan mendekap unit
reksadana, investor akan mem-
bayar pajak lebih murah, yakni
5%. Sayang, Made enggan me-
nyebutkan agen penjual yang ia
maksud.
Nah, tunggu apa lagi? o
Penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI)
Seri Penerbitan Jatuh Tempo
Outstanding
(Rp juta)
Kupon
LPS Rate Saat
Penerbitan ORI
ORI001 9 Agustus 2006 9 Agustus 2009 3.283,65 12,05% 12%
ORI002 28 Maret 2007 28 Maret 2010 6.233,20 9,28% 9,25%
ORI003 12 September 2007 12 September 2011September 20112011 9.367,70 9,40% 8,25%
ORI004 12 Maret 2008 12 Maret 2012 13.455,77 9,50% 8%
ORI005 15 September 2008September 20082008 15 September 2013September 20132013 2.715 11,45% 9,25%
ORI006 15 Agustus 2009 15 Agustus 2012 8.536,73 9,35% 7%
ORI007 15 Agustus 2010 15 Agustus 2013 8.000,00 7,95% 7%
ORI008 15 Oktober 2011 15 Oktober 2014 11.000,00 7,30% 7%
ORI009 15 Oktober 2012 15 Oktober 2015 12.676,00 6,25% 5,50%
ORI010 15 Oktober 2013 15 Oktober 2016 20.205,26 8,50% 7%
ORI011 15 Oktober 2014 15 Oktober 2017 21.215,91 8,50% 7,75%
Sumber: Riset KONTAN
Para agen penjual tampaknya sudah bersiap memasarkan Ob-
ligasi Negara Ritel seri ORI012 yang akan ditawarkan mulai 21
September mendatang. Demi mencapai target penjualan,
agen penjual menggelar roadshow hingga promosi.
Bank Rakyat Indonesia (BRI), contohnya, mengajukan kuota
penjualan ORI012 sebesar Rp 1,5 triliun. Untuk memenuhi kuota
penjualan tersebut, Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria,
mengatakan, BRI akan memberikan cashback sebesar 0,5%
bagi 100 nasabah pertama yang melakukan pembelian.
Pembelian ORI012 di BRI bisa dilakukan di kantor cabang utama,
kantor cabang pembantu, maupun di 16 unit Sentra Layanan BRI
Prioritas (SLP). “Untuk 32 nasabah pertama yang bertransaksi
di SLP akan mendapat hadiah langsung Rp 5 juta,” ujar Budi.
Sedangkan Bank Mandiri mematok target penjualan ORI012
di kisaran Rp 3 triliun-Rp 3,75 triliun. Direktur Bank Mandiri Hery
Gunardi, mengatakan, Bank Mandiri akan fokus menyasar nasa-
bah di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang potensi-
nya masih besar namun belum mengenal ORI.
Hery mengatakan, investor bisa membeli ORI012 di semua
kantor cabang maupun kantor cabang pembantu Bank Mandiri.
Untuk menggenjot penjualan, Bank Mandiri juga tengah mem-
persiapkan program promosi untuk nasabah. “Promosi dan be-
neit bagi nasabah tergantung kuota yang kami peroleh dan be-
saran kupon yang ditetapkan,” ujar Hery.
Trimegah Securities juga akan menggelar roadshow ke bebe-
rapa daerah untuk memasarkan ORI012. Selain penyuluhan,
Direktur Utama Trimegah Stefanus Turangan, mengatakan,
Trimegah menggandeng bank sebagai sub agen penjual untuk
membantu penjualan ORI012. Trimegah mematok target penju-
alan ORI012 sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar.
Sucorinvest Central Gani juga menggelar langkah serupa.
Selain menggandeng kerjasama dengan bank, Sucorinvest akan
menggelar roadshow ke Surabaya, Makassar, dan Bandung.
Eve Chrissie Angeliqa, AVP Fixed Income Sales Sucorinvest,
mengatakan, target penjualan ORI012 Rp 400-Rp 500 miliar.
Para agen penjual memastikan, pembelian minmal ORI012
sebesar Rp 5 juta dan maksimal Rp 3 miliar. o
Agen Penjual Menggelar
Promo dan Roadshow
Ilustrasi Hasil Investasi ORI
Investor membeli ORI di pasar perdana senilai Rp 10 juta
dengan kupon 8,5%
Investor A memegang hingga jatuh tempo
Kupon
8,5%xRp 10 jutax1/12
Rp 70.833,33 per bulan hingga
jatuh tempo
Pokok saat jatuh tempo Rp 10 juta
Investor B menjual di pasar sekunder dengan harga 105
Kupon
8,5%xRp 10 jutax1/12
Rp 70.833,33 setiap bulan hingga
saat dijual
Capital Gain
Rp 10 juta x (105-100)%
Rp 500.000
Pokok yang diterima saat dijual Rp 10,5 juta
Investor C menjual di pasar sekunder dengan harga 95
Kupon
8,5%xRp 10 jutax1/12
Rp 70.833,33 setiap bulan hingga
saat dijual
Capital Loss
Rp 10 juta x (95-100)%
Minus Rp 500.000
Pokok yang diterima saat dijual Rp 9,5 juta
Sumber: Riset KONTAN
Obligasi TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 15