Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
Lipid dan Peran Pentingnya
1. LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
PERCOBAAN II
LIPID
NAMA : MARDIANA
NIM : K21110253
KELOMPOK :3
TANGGAL PRAKTIKUM : 9 APRIL 2011
ASISTEN : NUR RADHIYAH
LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
2. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak yang umum di kenal di dalam makanan, fosfolipida, sterol, dan ikatan
lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida
mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar, seperti etalol,
eter, kloroform, dan benzena (Almatsier,2001)
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal lemak berbentuk padat dan
minyak berbentuk cair pada suhu ruang. Contoh lemak ialah lemak kambing
yang digunakan pada pembuatan sate. Contoh minyak ialah minyak goreng.
Ditempat yang bersuhu dibawah 20o C, minyak beberntuk setengah padat pada
suhu ruang (Irianto, 2004).
Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk
diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol.
Kolesterol merupakan senyawa induk bagi sterid lain yang disintesis dalam
tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon
korteks adrenal serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu. Lemak dan
minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu
sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak
penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang
terkandung didalamnya (Sirajuddin, 2010).
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan
makanan. Lemak dapat diperoleh dari makanan berlemak, daging, susu, keju,
dan kacang-kacangan. Dalam sistem pencernaan, lemak terlebih dahulu
menagalami pemecahan (hidrolisis) sehingga dapat diserap (Purba, 2007)
Lipid dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber
energi yang lebih efisien dibandingkan dengan protein. Satu gram lemak atau
3. minyak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya
menghasilkan 4 kkal setiap gram (Sirajuddin, 2010).
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa lipid mempunyai peran yang sangat
penting bagi makhluk hidup dan sangat diperlukan dalam kehidupan.
Organisme heterotrof seperti manusia dan hewan umumnya memperoleh energi
dari lipid dalam zat makanan.
I. 2 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan, yaitu:
1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2. Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
3. mengetahui sifat asam dan basa minyak kelapa.
4. mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali
5. mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif.
6. menegetahui bentuk kristal dari kolesterol.
I. 3 PRINSIP PERCOBAAN
1. Uji Kelarutan Lipid
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena stabil
karena bila dibiarkan, maka cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang
stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan
soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam
cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk
emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut
4. emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi menurunkan tegangan
permukaan anatara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa
protein, gum, sabun, atau garam empedu.
3. Uji Keasaman Minyak
Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang
sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehid, keton dan asam-asam lemak
bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh
adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam
tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya zat-zat yang dapat
menghambat proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya tokoferol
(vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan
flavonoid.
4. Uji penyabunan Minyak
Lemak dan minyak dapat terhidrolisi menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Proses hidrolisi yang disengaja biasa dilakukan dengan
penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisi minyak oleh alkali
disebut reaksi penyabunan atau saponofikasi.
5. Uji Kolesterol
Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membrane semua sela hidup. Kolesterol
adalah sterol utama yang banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui
adanya sterol dan olesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan
reaksi warna. Salah satu diantaranya ialah reaksi Lieberman Burchad. Uji
ini positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah,
kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan
konsentrasi
6. Uji Kristal Kolesterol
Koleterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan manusia,
koleterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin bagian luar
5. (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Jika kadar kolesterol dalam darah
terlalu tinggi, maka akan mengendap membentuk kristal. Endapan
kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
(arteriosclerosis) karena didndingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastis
pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga alairan darah terganggu.
Koleterol dalam serum tidak terdapat bebas, melainkan berkonjugasi
sebagai lipoproteida, yaitu pembentuk protein yang terdiri atas 25%
kolesterol dan 75% ester asam lemak tidak jenuh.
I. 4 MANFAAT PERCOBAAN
Adapun manfaat dari percobaan ini, yaitu :
1. Praktikan dapat mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2. Praktikan dapat mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.
3. Praktikan dapat mengetahui sifat asam dan basa minyak kelapa.
4. Praktikan dapat mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali
5. Praktikan dapat mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan
secara kualitatif.
6. Praktikan dapat mengetahui bentuk kristal dari kolesterol.
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid (Yunani, Lipos berarti lemak) adalah sekelompok besar senyawa
alam yang tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar
seperti n-heksana, kloroform dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan
lipid dari karbohidrat, protein, asam nukleat dan kebanyakan molekul hayati
lainnya. Struktur molekul lipid sangat beragam. Senyawa yang termasuk
kelompok lipid adalah trigliserida, steroid, torpen dan prostaglandin (Tim
dosen kimia, 2009).
Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak yang umum di kenal di dalam makanan, fosfolipida, sterol, dan ikatan
lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida
mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar, seperti
etanol, eter, kloroform, dan benzena (Almatsier, 2010).
Dalam ilmu kimia lipida tergolong senyawa organik yang terdiri atas
unsur karbon , hidrogen, dan oksigen. Beberapa lipida mengandung zat lain
seperti fosfor, nitrogen, karbohidrat atau protein. Menurut struktur kimianya
lemak terdiri atas gliserol dan asam lemak. Asam lemak merupakan bagian
terbesar dari lipida. Lipida alami umumnya mengandung tiga asam lemak
yang berbeda (Irianto, 2009).
Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah trigliserida yang merupakan
ester dari glikerol dan asam lemak rantai panjang. Senyawa terbentuk dari
hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
R1, R2, dan R3 adalah rantai hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya 3-23
7. tetapi yang paling umum dijumpai adalah 15 atau 17. Bila R1= R2 = R3, maka
trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida campuran (Sirajuddin, 2010).
Vitamin larut lemak secara kimiawi sebetulnya termasuk golongan lipida.
Klasifikasi lipida menurut fungsi biologiknya dalam tubuh, yaitu (Almatsier,
2010) :
1. lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida dan disimapan
dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Lemak ini merupakan simpanan energi paling utama didalam tubuh, dan
didalam hewan disamping itu merupakan sumber zat gizi esensial.
Komposisi asam lemak trigliserida simpanan lemak ini bergantung pada
susunan makanan.
2. lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida dan kolesterol. Di
dalam jaringan lunaklemak struktural ini, sesudah protein, merupakan
ikatan struktural paling penting didalam tubuh. Di dalam otak lemak
struktural terdapat dalam konsentrasi tinggi.
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung
karbon seperi asam asetat, asetldehida dan etanol yang merupakan hasil
respirasi tanaman. Asam lemak dalam tanaman disintesis dalam keadaan
anaerob dengan bantuan bakteri tertantu seperti clostiridium kluyveri
(Sirajuddin, 2010).
Reaksi-reaksi lemak dan minyak, yaitu (Purba, 2007) :
1. Hidrolisis, lemak dan minyak dapat mengalami hidrolisis karena pengaruh
asam kuat atau enzim lipase membentuk gliserol dan asam lemak.
Misalnya, hidrolisis gliseil tristearat akan menghasilakn gliserol dan asam
stearat. Hasil hidrolisis akan memisah karena gliserol larut dalam air,
sedangkan asam lemak tidak larut.
2. Penyabunan, reaksi lemak atau minyak dengan suatu basa kuat seperti
NaOH atau KOH mengahasilakan sabun. Oleh karena itu, reaksinya
disebut reaksi penyabunan (saponifikasi). Reaksi penyabunan
menghasilkan gliserol sebagai hasil sampingan.
3. hidrogenasi minyak, minyak dapat dipadatkan melalui hidrogenasi (adisi
hidrogen). Reaksi ini dapat dikatalisis oleh serbuk nikel. Sebagaimana
8. telah disebutkan, minyak mempunyai titik lelh relatif rendah karena
mengandungasam-asam lemak tak jenuh. Dengan menjenuhkan ikatan
rangkapnya, yaitu dengan hidrogenasi, maka titik leleh minyak akan
meningkat dan menjadi padat. Reaksi seperti ini digunakan dalam
pembuatan margarin dari minyak sawit.
Lipid dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan besar, yaitu
(Sirajuddin, 2010) :
1. lipid sederhana adalah senyawa ester asam lemak dan berbagai alkohol.
Contohnya lemak atau minyak dan lilin (wax)
2. lipid kompleks (gabungan) adalah senyawa ester asam lemak yang
memepunyai gugus lain disamping alkohol dan asam lemak, misalnya
karbohidrat dan protein. Contohnya fosfolipid, glikolipid dan
lipoproptein.
3. derivad lipid adalah senyawa yang dihasilakan oleh proses hidrolisis
lipid. Contohnya asam lemak, gliserol, aldehida lemak, keton,
hidrokarbon, sterol, vitamin larut lemak, dan beberapa hormon.
Lilin atau malam adalah sebagian dari kelompok lipid. Secara kimiawi,
lilin merupakan ester dari alkohol berantai panjang dengan asam lemak beratai
panjang. Bedanya dengan trigliserida adalah alkohol lilin ialah alkohol
monohidrat. Lilin bertitik leleh rendah dapat ditemui pada tumbuhan dan
hewan. Lilin berguna untuk melindungi permukaan daun dari penguapan air
dan serangan mikroba. Lilin juga melapisi kulit, rambut dan bulu unggas,
sehingga tetap lentur dan kedap air. Banyak lilin alami yang diganikan oleh
bahan tiruan terutama dari golongan polimer. Lilin tiruan ini digunakan dalam
kosmetik dan bahan bahan baku industri (Tim dosen kimia, 2009)
Trigliserida adalahester gliserol, suatu alkohol trihidrat dan asam lemak
yang tepatnya disebut triasilgliserol. Bila ketiga asam lemak didalam
trigliserida adalah asam lemak yang sama maka dinamakan trigliserida
sederhana, bila berbeda dinamakan trigliserida campuran. Sifat fisik trigliserida
ditentukan oleh proporsi dan struktur kimia asam lemak yang membentuknya.
Sifat trigliserida juga ditentukan oleh posisi omega dan posisi asam lemak pada
molekul gliserol (Almatsier, 2010).
9. Trigliserida dapat menjadi tengik bila bersentuhan dengan udara untuk
jangka waktu yang lama. Oksigen akan terikat pada ikatan rangkap dan
membentuk peroksida aktif. Senyawa ini sangat reaktif dan dapat membentuk
ikatan rangkap dan membentuk hidroperoksida yang bersifat tidak stabil dan
mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek berupa
asam lemak aldehida dan keton yang bersifatvolatil mudah menguap,
menimbulkan bau tengik pada lemak dan potensial toksik. Reaksi ini bisa
terjadi perlahan pada suhu menggoreng normal dan dipercepat oleh adanya
sedikit besi dan tembaga yang biasa ada didalam makanan. Minyak yang
digunakan untuk menggoreng berulangkali pada suhu tinggi akan menjadi
hitam dan produk oksidasi menumpuk. Asam lemak akan pecah membentuk
akrolein dari gliserol. Aklorein mengeluarkan asap tajam yang merangsang
tenggorokan (Almatsier, 2010).
Vitamin E yang banyak terdapat dalam minyak nabati bila dipanaskan
akan dioksidasi. Hal ini mencegah terjadinya peroksida dengan demikian
mencegah prosesketengikan. Vitamin E dalam hal ini bertindak sebagai
antioksidan. Penambahan antioksidan seperti Butylated Hydroxy Anisole
(BHA) dan Butylated Hydroxy Toluene (BHT) akan memperpanjang masa
simpan lemak/ minyak atau makan berlemak/berminyak (Almatsier, 2010).
Fosfolipid adalah lipid berupa ester asam fosfat. Dalam membran sel
terdapat dua jenis fosfolipid, yaitu fosfogliserida dan sfingomyelin. Molekul
fosfogliserida terbentuk dari asam lemak berantai panjang gliserol dan asam
fosfat. Pada umumnya bagian ester fosfat tidak terdapat dalam keadaan bebas,
melainkan membentuk senyawa yang lebih komleks dengan fungsi fisiologis
tertentu. Contohnya ikatan ester fosfat denga kolin menghasilkan
fosfotidilkolin yang lebih dikenal sebagai lesitin yang berfungsi sebagai bahan
pelumas sel syaraf dan otak (Tim dosen kimia, 2009).
Fosfolipid berfungsi sebagai sabun, yaitu mampu membentuk emulsi
(memecah lemak dalam tetesan halus yang mengambang dalam air) sehingga
membantu lemak lain berada dalam keadaan mengambang didalam darah dan
cairan tubuh lain. Didalam darah fosfolipida berfungsi sebagai alat angkut
lipida (Almatsier, 2010).
10. Glikolipid ialah molekul lipid yang mengandung unit gula (karbohidrat)
biasanya dari gula sederhana seperti glukosa atau galaktosa. Serebrosida adalah
salah satu dari glikolipid yang tersusun atas satu sfingosin, asam lemak, dan
gula. Serebrosida terdapat melimpah dalam jaringan otak (Tim dosen kimia,
2009).
Steroid adalah kelompok lipida yang banyak dijumpai dalam tumbuhan
dan hewan. Steroid tak tersabunkan karena tak dapat dihidrolisis dalam media
basa. Beberapa senyawa steroid yang penting bagi kelangsunagn hidup
makhluk hidup yaitu hormon, garam empedu, kolesterol dan sejenisnya.
Steroid yang banyak terdapat dalam pangan adalah kolesterol dalam jaringan
hewani, ergosterol dalam khamir dan beta-sitosterol dalam makanan nabati
(Tim dosen kimia, 2009).
Kolesterol adalah komponen esensial membran strutural semua sel dan
merupakan komponen utama sel otak dan saraf. kolesterol terdapat dalam
konsentrasi tinggi dalam jarinagn kelenjar dan didalam hati dimana kolesterol
disitesis dan disimpan. Koleterol merupakan bahan antara pembentukan
sejumlah steroid seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal
korteks, estrogen, androgen dan progesteron (Almatsier, 2009).
Sebaliknya kolesterol dapat membahayakan tubuh. Kolesterol bila
terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk endapan
pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan yang
dinamakan aterosklerosis. Bila penyempitan terjadi pada pembuluh darah
jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan bila pada pembuluh
darah otak mengakibatkan penyakit serebrovaskular (Almatsier, 2009).
Lipoprotein merupakan gabungan molekul lipida dan protein yang
disintesis di dalam hati. Seperempat bagian dari lipoprotein adalah protei dan
selebihnay adalah lipida. Lipoprotein mempunyai fungsi mengangkut lipida
didalam plasma ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya sebagai sumber
energi, sebagai komponen membran sel atau sebagai prekursor metabolit aktif.
Lipoprotein yang mengangkut lipida dari saluran cerna kedalam tubuh
dinamakan kilomikron (Almatsier, 2010).
Lipid berfungsi sebagai sumber energi , yang menaghasilkan 9 kkalori
11. Untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali besar energi yang dihasilkan oleh
karbohidratdan protein dalam jumlah yang sama. Sebagai simpanan lemak,
lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar. Simpanan ini berasal
dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat- zat energi:
karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagi
berikut: 50% dijaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam
perut, dan 5% di jaringan intramuskular (Almatsier, 2010).
Lipid berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial asm linoleat dan
linolenat. Lemak mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak susu dan
minyak ikan laut tertentumengandung vitamin A dan D dalam jumlah berarti.
Hampir semua minyak nabati merupakan sumber vitamin E. Minyak kelapa
sawit mengandung banyak karotenoid (provitamin A). Lemak membatu
transportasi dan absorbsi vitamin lemak yaitu A, D, E, dan K (Almatsier,
2010).
Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis, sehingga protein
tidak digunakan sebagai sumber energi. Lemak memperlambat sekresi asam
lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga lemak memberi
rasa kenyang lebih lama. Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai
dan memberi kelezatan khusus pada makanan (Almatsier, 2010).
Lemak merupaka pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
Lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan
panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam
memelihara suhu tubuh. Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh,
seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ-organ tersebut tetap
ditempatnya dan melinduginya terhadap benturan dan bahaya lain (Almatsier,
2010).
12. BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
1. Uji Kelarutan Lipid
Alat yang digunakan dalam percobaan uji kelarutan lipid ini adalah tabung
reaksi, penjepit tabung, pipet ukur, pipet tetes dan rak tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak kelapa, alkohol
96%, kloroform, eter, air suling, dan larutan Na2CO3 0,5 %.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet ukur,
rak tabung reaksi dan pipet tetes.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air suling, minyak
kelapa, larutan Na2CO3 0,5%, larutan empedu encer dan larutan sabun.
3.Uji Keasaman Minyak
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,
dan porselin tetes.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak kelapa, minyak
kelapa tengik, dan kertas lakmus merah atau biru.
4.Uji Penyabunan Minyak
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet ukur,
alat pemanas, neraca analitis, rak tabung reaksi dan erlenmayer.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak kelapa, alkohol
95%, NaOH, larutan deterjen, asam asetat encer (5 M), larutan sabun, larutan
CaCl2 5%, larutan MgSO4 5%, dan larutan Pb-asetat 5%.
5. Uji Kolesterol
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet ukur,
rak tabung reaksi dan pipet tetes.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak kelapa, minyak
ikan, asam asetat anhidrid, kloroform, H2SO4 pekat.
13. 6. Uji Kristal Kolesterol
Adapun alat yang digunakan dalam uji kristal kolesterol adalah mikroskop,
gelas objek, gelas preparat, dan pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan, yaitu kolesterol dan alkohol.
III. 2 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Uji Kelarutan Lipid
1. disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut diisi dengan
air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak
1 ml.
2. pada setiap tabung ditambahkan 2 tetes minyak kelapa.
3. dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.
4. sifat kelarutannya dimati.
2. Uji Pembentukan Emulsi
1. 5 tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan.
Tabung 1 diisi dengan 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa.
Tabung 2 diisi dengan 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes larutan
Na2CO3 0,5 %.
Tabung 3 diisi dengan 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes larutn
sabun.
Tabung 4 diisi dengan 2 ml larutan protin 2% dan 2 tetes minya kelapa.
Tabung 5 diisi dengan 2 ml larutan empedu encer dan ditambahkan 2 tetes
minyak kelapa.
2. tiap tabung dikocok dengan kuat lalu dibiarkan beberapa saat.
3. diamati terjadinya pembentukan emulsi.
3. Uji Keasaman Minyak
1. diteteskan sedikit minyak kelapa, minyak sawit dan minyak tengik pada
porselen tetes.
2. diuji dengan kertas lakmus merah dan biru
3. perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus diamati.
14. 4. Uji Penyabunan Minyak
4.1 Hidrolisis Minyak Kelapa
1. dimasukkan 2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi.
2. ditambahkan 1,5 g NaOH dan 25 ml alkohol 95%.
3. dipanaskan sampai mendidih selama 15 menit
4. untuk diketahui apakah reaksi penybunan telah sempurna, diambil 3 tetes
larutan, kemudian larutkan kedalam air. Bila larut, maka ditnjukkan reaksi
telah sempurna.
5. setelah sempurna, diuapkan alkohol yang tersisa sampai habis.
6. dinginkan, lalu ditambahkan sekitar 75 ml air dan dipanaskan sampai semua
sabun larut.
4.2 Uji sifat-sifat sabun
1. diambil 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu dinetralkan dengan asam
asetat encer.
2. larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing
dimasukkan kedalam tabung reaksi.
3. kedalam tabung 1,2,dan 3 berturut-turut ditambahkan CaCl2, MgSO4, dan Pb-
asetat sebanyak 5 ml. Dikocok dengan kaut.
4. diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
5. diulangi percobaan menguunakan deterjen, lalu dibandingkan hasilnya.
5. Uji Kolesterol
1. disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung pertama diisi
dengan 1 ml minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak ikan, dan
tabung 3 dengan 5 tetes kolesterol 0,5%.
2. pada setiap tabung, ditambahkan kloroform sebanyak 2 ml.
3. ditambahkan pula 10 tetes asam asetat anihidrid.
4. melalui didnding tabung, ditambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat.
5. dikocok hati-hati dan didiamkan beberapa detik.
6. diamati perubahan yang terjadi.
6. Uji Kristal Kolesterol
1. dilarutkan sedikit kolesterol dalam alkohol panas pada gelas objek.
15. 2. diambil setets larutan kolesterol dan diteteskan pada gelas preparat.
3. dibiarkan sampai semua alkoholnya menguap
4. periksa krital kolesterol dibawah mikroskop.
16. BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 HASIL PENGAMATAN
IV.1.1 TABEL
1. Uji Kelarutan Lipid
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5
Air suling 1ml
Alkohol 1ml
Eter 1ml
Kloroform 1ml
Na2CO3 1ml
Minyak tidak Sedikit Larut Larut Sedikit
sawit larut larut sempurna sempurna larut
Hasil Minyak tidak Sedikit Larut Larut Emulsi
curah larut larut sempurna sempurna Putih
keruh
2. Uji Pembentukan Emulsi
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5
Air suling 2 ml 2 ml 2 ml
Minyak kelapa 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes
Na2CO3 2 tetes
Larutan sabun 2 tetes
Larutan protein 2 ml
Larutan empedu 2 ml
Minyak Tidak Emulsi Emulsi Emulsi Emulsi
sawit ada Tidak stabil Stabil Stabil Stabil
emulsi
Hasil
Minyak Tidak Emulsi Emulsi Emulsi Emulsi
curah ada Tidak stabil Stabil Stabil Stabil
emulsi
3. Uji Keasaman Minyak
Perubahan warna Sifat
No Zat Uji
Lakmus merah Lakmus biru asam/ basa
1. Minyak kelapa curah Merah Biru Netral
2 Minyak kelapa sawit Merah Biru Netral
3 Minyak kelapa tengik Merah Merah Asam
17. 4. Uji Penyabunan Minyak
4.1 Larutan Sabun
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Larutan sabun 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan CaCl2 5 ml - -
Larutan MgSO4 - 5 ml -
Larutan Pb-asetat - - 5 ml
Hasil Sedikit endapan Tidak ada Banyak endapan
endapan
4.2 Larutan Deterjen
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Larutan sabun 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan CaCl2 5 ml - -
Larutan MgSO4 - 5 ml -
Larutan Pb-asetat - - 5 ml
Hasil Sedikit endapan Tidak ada Banyak endapan
endapan
5. Uji Koleterol
Bahan Tabung 1 Tabung 2
Minyak kelapa 2 ml
Minyak ikan 2 ml
Asam asetat 10 tetes 10 tetes
Asam sulfat 2-3 tetes 2-3 tetes
Kloroform 2 ml 2 ml
(-) (+)
Hasil
merah Hijau
6. Uji Kristal Kolesterol
Zat Uji Hasil Molekul
Kolesterol dalam alkohol
IV.1.2 REAKSI
1. Uji Penyabunan Minyak
2 CH3(CH2)16COONa + Ca2+ [CH3(CH2)16COO]2Ca(s) + 2 Na
+
Natrium stearat kalsium Ca stearat (endapan)
dari air sadah
18. 2CH3(CH2)16COONa + Mg2+ [CH3(CH2)16COO]2 Mg
2+
(s) + 2Na+
Natrium stearat magnesim Mg stearat
dari air sadah
IV.1.3 GAMBAR
1. Uji Kelarutan Lipid 2. Uji Pembentukan Emulsi
3. Uji Keasaman Minyak 4. Uji Penyabunan Minyak
5. Uji Koleterol 6. Uji Kristal Kolesterol
19. IV. 2 PEMBAHASAN
1. Uji Kelarutan Lipid
Dalam uji ini dapat diketahui bahwa hampir semua jenis lipid, yaitu
lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut
dalam pelarut non polar seperti kloroform, aseton, benzena, eter dan
pelarut nonpolar lainnya. Hal tersebut dapat kita lihat pada hasil
pencampuran antara eter dan kloroform dengan minyak kelapa, hasil
yang didapatkan adalah kedua-duanya larut dalam minyak dan tidak
terbentuk emulsi. Hal ini disebabkan minyak merupakan pelarut non
polar yang larut pada pelarut non polar (eter dan kloroform).
Sementara pada air suling dan alkohol 96% yang dengan minyak
kelapa, kedua larutan tersebut tidak larut dan tidak terbentuk emulsi. Hal
ini disebabkan kedua jenis pelarut tersebut merupakan jenis pelarut polar.
Semua pelarut polar tidak akan larut pada pelarut non polar. Kecuali pada
pelarut yang sama. Sehingga pada kedua percobaan ini hanya
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan kedua cairan
akan memisah menjadi dua lapisan atau dua fase. Sebaliknya, minyak
kelapa dalam soda Na2CO3 membentuk emulsi yang stabil jika
dipanaskan karena asam lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun.
Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak
tersebar seluruhnya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Uji pembentukan Emulsi ini digunakan untuk mengetahui adanya
pembentukan emulsi. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa air
suling dan minyak tidak membentuk emulsi dan tidak stabil, sebab antara
minyak dan air suling tak ada yang berperan sebagai emulsifier yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Hasil percobaan air suling, minyak kelapa, dan Na2CO3 (soda)
membentuk emulsi yang tidak stabil, ini karena ada soda berfungsi
sebagai emulsifier yang menurunkan tegangan permukaan antara air dan
minyak. Soda akan membentuk lapisan disekeliling minyak sabagai
20. akibat menurunnya tegangan permukaan dan diabsorbsi mikaelapisi
butir-butir minyak sehingga mengurangi bersatunya butir-butir minyak
satu sama lain.
Pencampuran air, minyak dan larutan sabun membentuk emulsi yang
stabil hal ini terjadi karena larutan sabun merupakan emulsifier dipa yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase kontinu
(air) dan fase dispersi (minyak) sebagai akibat menurunnya tegangan per-
mukaan dan diabsorbsi melapisi butir minyak sehingga buti-butir minyak
tak dapat menyatu kembali.
Pada pencampuran larutan empedu dan larutan protein dengan
minyak menghasilkan larutan homogen yang berati terbentuknya emulsi
yang stabil, hal ini pun dikarenakan larutan protein dan larutan empedu
memiliki bentuk molekul yang dapat terikat pada minyak sehingga
larutan empedu dan larutan protein diktegorikan sebagai emulsifier yang
melarutkan minyak secara sempurna.
3. Uji Keasaman Minyak
Uji keasaman minyak dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa
minyak kelapa. Pada percobaan ini digunakan 3 jenis minyak yang
berbeda. Kertas lakmus merah dan biru yang dicelupkan pada minyak
kelapa biasa tidak menunjukkan perubahan warna, hal ini membuktikan
bahwa minyak kelap bersifat netral. Begitupula dengan kertas lakmus
yang dicelupkan pada minyak curah tidak menunjukkan perubahan
warna.
Lain halnya dengan kertas lakmus biru yang dicelupkan pada minyak
tengik berubah menjadi merah, ini menunjukkan bahwa minyak tengik
bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis dan
oksidasi menghasilkan aldehida, keton atau asam-asam lemak bebas.
Proses ketengikan pada minyak dapat dipercepat oleh adanya cahaya,
kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu seperti
FE, Ni, atau Mn. Seabaliknya zat-zat yang dapat menghambat ketengikan
21. disebut antioksidan, misalnya vitamin E, asam askorbat (vitamin C),
polifenol, hidroquinon dan flavonoid.
4. Uji Penyabunan Minyak
Uji penyabunan minyak untuk mengetahui terjadinya hidrolisis pada
minyak oleh alkali. Penambahan basa kuat pada minyak yaitu NaOH kemudian
dipanaskan menghasilkan gliserol dan sabun, melalui proses hidrolisis.
Selanjutnya larutan tersebut ditambah dengan air 75 ml dan dipanaskan
sampai semua sabunnya larut, dan hasilnya terbentuk larutan berwarna
putih kekuning-kuningan dan pada permukaan larutan terdapat busa
sabun, hal ini disebabkan karena trigliserida (bahan penyusun lemak)
bereaksi dengan alkali membentuk sabun. Proses hidrolisis minyak oleh
alkali ini disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
Larutan sabun yang telah terbentuk kemudian duji sifat
kesadahannya dengan penambahan MgSO4, CaCl2, dan Pb-asetat. Larutan
sabun dengan MgSO4 tidak menghasilakn endapan dan tetap jernih hal ini
dikarenakan adanya penambahan ion Mg2+ yang dapat bereaksi dengan
sabun sehingga tidak mengasilkan buih. Begitupula dengan CaCl2 dengan
larutan sabun membentuk sedikit endapan, endapan ini terbentuk akibat
adanya penambahan ion Ca2+ yang dapat larut dalam air menyebabkan
buih pada sabun berkurang dan akhirnya membentuk endapan dan
menyebabkan air menjadi keruh.
Pada larutan sabun yang ditambahkan Pb-asetat menghasilkan
banyak buih dan endapan sehingga larutan berwarna putih. Hal ini karena
timbal bukan unsur yang medukung kesadahan air. Dari uji ini maka
diperoleh bahwa sifat kesadahan larutan disebabkan oleh Ca2+ dan Mg2+
yang bereaksi dengan air sehingga mengurangi jumlah buih pada sabun.
6. Uji Kolesterol
Uji koleterol ini dilakukan untuk mengetahui adanya koleterol dalam
minyak kelapa dan minyak ikan, uji dilakukan dengan menggunakan
reaksi warna yaitu reaksi lieberman burchad. Minyak kelapa yang
ditambahkan dengan larutan sabun, larutan MgSO4, dan asam sulfat
sebagai katalis menghasilkan larutan berwarna merah, ini berarti minyak
22. kelapa tidak mengandung kolesterol, sedangkan pada minyak ikan
menghasilkan warna hijau, ini berarti minyak ikan mengandung
kolesterol. Warna hijau yang terbentuk merupakan hasil reaksi dari
kolestrol pada minyak ikan dengan larutan sabun,dan ion Mg2+ .
7. Uji Kristal Kolesterol
Uji ini dilakuakan untuk mengetahui bentuk kristal kolesterol.
Dengan menggunakan kolesterol yang dicampurkan dengan alkohol
panas yang kemudian diuapkan. Kristal kolesterol yang dihasilakn pada
percobaan ini sangat sedikit hal ini dikarenakan oleh kolesterol yang
digunakan merupakan kolesterol yang telah lama disimpan di
laboratorium sehingga kolesterol tersebut telah mengalami penguraian.
23. BAB V
PENUTUP
V. I KESIMPULAN
1. Air suling tidak larut dalam minyak, alkohol sedikit larut pada minyak, eter
dan kloroform larut sempurna pada minyak, NaCO3 atau soda sedikit larut
pada minyak sawit dan membentuk emulsi pada minyak curah.
2. Pada minyak dan air suling tidak membentuk emulsi, emulsi tidak stabil
dibentuk oleh larutan soda, minyak dan air suling, emulsi stabil dibentuk
oleh air suling, minyak kelapa dengan larutan sabun, minyak kelapa
dengan larutan protein, minyak kelapa dan larutan empedu.
3. minyak kelapa curah dan sawit bersifat netral, sedangkan minyak tengik
bersifat asam.
4. Larutan sabun tidak membentuk endapan dengan larutan MgSO4,
membentuk sedikit endapan dengan larutan CaCl2, dan membentuk banyak
endapan denngan larutan Pb-asetat. Semakin sedikit endapan maka
semakin tinggi tingkat kesadahannya.
5. minyak kelapa tidak mengandung kolesterol sedangkan minyak ikan
mengandung kolesterol
6. Kristal kolesterol yang terbentuk sangat kecil dan sedikit karena kolesterol
yang digunakan adalah kolesterol yang telah disimpan lama.
V.2 SARAN
1. Perlunya dilengkapi dan diperbaiki sarana dan prasarana laboratorium
2. Diharapkan pada asisten agar memberi penjelasan yang lebih jelas
mengenai praktikum yang akan dilakukan.
24. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Yrama
Widya: Jakarta.
Purba, Michael. 2007. Kimia jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Sirajuddin, Saifuddin dan Ulfa Najamuddin.2010. Penuntun Praktikum Biokimia.
Makassar.
Tim Dosen Kimia. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU Universitas Hasanuddin:
Makassar
25. LAMPIRAN
1. Uji Kelarutan Lipid
Air Ditambahkan Hasil akhir
suling+alkohol+ eter+M. kelapa
kloroform+Na2
CO3
2. Uji Pembentukan Emulsi
Air+minyak Ditambahkan Ditambahkan
kelapa larutan sabun protein
Ditambahkan Hasil akhir
larutan empedu
26. 3. Uji Keasaman Minyak
Diteteskan sedikit Di uji dengan Hasil akhir
minyak kelapa kertas lakmus
4. Uji Penyabunan Minyak
1. Hidrolisis Minyak
5 ml minyak Ditambahkan Dipanaskan 15
kelapa NaOH dan alkohol menit
Larutan Hasil akhir
dilarutkan dalam
air
27. 2. Uji Sifat-Sifat Sabun
Dinetralkan Ditambahkan Ditambahkan
larutan sabun CaCl2 MgSO4 dan Pb
Asetat
Hasil akhir uji sifat-
sifat sabun
5. Uji Kolesterol
M. kelapa, M. ikan, Ditambahkan Ditambahkan
M. curah,M. tengik kloroform asam asetat
anhidrid
28. Ditambahkan Hasil akhir uji
asam sulfat pekat kolesterol
6. Uji Kristal Kolesterol
Kolesterol dalam Alkohol+Kolesterol Biarkan
alcohol panas pada alkoholnya
gelas objek menguap
Amati Kristal di Hasil Akhir
bawah mikroskop
29. LAMPIRAN 4
I. Jawaban pertanyaan
1. Uji Kelaruan Lipid
1. Dalam ilmu kimia, untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut
tertentu, dikenal istilah like dissolves like. Jelaskan maksud istilah
tersebut !
Jawab : Istilah like dissolves like dari bahasa Inggris yang berarti
mudah larut pada suatu larutan. Istilah ini sering digunakan
untuk pelarut yang dapat melarutkan suatu larutan tertentu.
2. Jelaskan mengapa minyak sedikit larut dalam alcohol, tetapi larut
sempurna dalam pelarut sepeti eter dan kloroform !
Jawab : hal ini disebabkan karena alcohol mempunyai struktur yang
serupa dengan air dimana satu hydrogen air digantikan
dengan gugus alkil, sementara kita tahu bersama bahwa
minyak tidak dapat larut dengan air, jadi wajarlah bila
minyak sedikit larut dengan alcohol. Sedangkan minyak larut
sempurna dengan eter dan kloroform disebabkan karena
minyak dan kedua larutan ini sama-sama larutan nonpolar
sehingga muda larut bila larutan ini saling dicampurkan.
2. Uji Pembentukan Emulsi
1. Pada nomor tabung berapa diperoleh bentuk emulsi yang stabil?
Mengapa?
Jawab : Pada tabung 3. Hal ini disebabkan karena larutan sabun
merupakan emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan pada larutan yang
menimbulkan emulsi. Larutan sabun membentuk lapisan di
sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan
permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak,
sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir
minyak satu sama lain
30. 2. Berdasarkan jenisnya, emulsi dapat dibedakan menjadi dua. Sebutkan
apa saja dan bagaimana cara membedakannya?
Jawab :jenis minyak-air(O/W), dan jenis air-minyak(W/O). cara
membedakannya yakni dengan melihat apa yang menjadi
pendispersi dan apa yang terdispersi
3. Sebutkan salah satu kegunaan emulsi!
Jawab :menghasilkan produk baru yang dapat digunakan oleh
masyarakat seperti sabun mandi
3. Uji Keasaman Minyak
1. Apa pengaruhnya bagi kesehatan, bila sering mengonsumsi makanan
dari hasil penggorengan minyak yang sudah tengik atau berulang-
ulang digunakan?
Jawab : Penggunaan minyak secara berulang (minyak bekas/jelantah)
yang sudah tengik dapat memicu kanker.
4. Uji Penyabunan Minyak
1. Salah satu sifat sabun adalah mempunyai kemampuan untuk
mengemulsikan kotoran berminyak. Mengapa ?
Jawab : sebab sabun bersifat amfipatik, yaitu zat yang mempunyai
kedua gugus hidrofobik dan hidrofilik. Artinya di sisi lain
sabun memiliki gugus polar yang dapat larut dalam air dan
di sisi lain terdapat gugus non polar yang dapat mengikat
minyak.
2. Jelaskan apa yang dimaksud air sadah dan sebutkan macamnya!
Jawab : Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar
mineral yang tinggi yang mengandung ion kalsium (Ca)
dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Terdapat dua jenis air sadah, yakni
1. Air sadah sementara, dan
2. Air sadah tetap
31. 3. Bagaimana pengaruh penambahan air sadah terhadap larutan sabun
dan deterjen. Jelaskan !
Jawab :. Air sadah bila digunakan untuk mencuci tidak dapat
bersih karena lemak/kotoran dalam pakaian belum
seluruhnya lepas, ini disebabkan karena air sadah dapat
menggumpalkan sabun atau deterjen (sabun cuci) dimana
sabun cuci seharusnya bertugas menggumpalkan
lemak/kotoran. Hal ini terjadi karena ion Ca dan Mg
dapat menggantikan ion Na, didalam molekul sabun cuci
sehingga sabun akan mengendap didalam air
4. Tuliskan reaksi penambahan air sadah dengan larutan sabun.
Jawab :
2 CH3(CH2)16COONa + Ca2+ [CH3(CH2)16COO]2Ca(s) + 2 Na+
Natrium stearat kalsium Ca stearat (endapan)
dari air sadah
5. Uji Kolesterol
1. Apakah reaksi Liebermann-Burchard dapat digunakan untuk
menentukan kolesterol secara kuantitatif? Jelaskan pendapat anda?
Jawab : Ya dapat, karena dengan reaksi tersebut kita dapat mengukur
kadar kolesterol secara kalorimetri.
2. Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya kolesterol ?
Jawab : Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan
untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol.
6. Uji Kristal Kolesterol
1. Sebutkan sumber makan yang banyak mengandung kolesterol !
Jawab : makanan yang bersumber dari hewan, seperti daging hewani
dll.
2. mengapa tingginya koleterol dalam darah sangat berpengaruh terhadap
kesehatan ?