SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  90
PENATAAN KAWASAN TAMBAK
      PANTURA JAWA
DALAM UPAYA REVITALISASINYA
OUTLINE

•   PENDAHULUAN
•   ANALISIS PERENCANAAN
•   RENCANA ZONASI RINCI
•   INDIKASI PROGRAM
LATAR BELAKANG
  Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) merupakan kawasan pertambakan yang
   terluas di Indonesia, pernah mengalami kejayaan dalam produksi udang
   pada era tahun 1990-an, dengan menerapkan teknologi ekstensif, semi-
   intensif dan intensif. Dengan timbulnya berbagai masalah, seperti
   penurunan daya dukung lingkungan, serangan penyakit udang, dan
   menurunnya mutu induk/benih udang, mengakibatkan kegagalan pada
   produksi udang di Pantura.
  Oleh karena itu, untuk membangkitkan kembali produksi udang di Pantura
   perlu dilakukan upaya-upaya khusus, antara lain melalui “Revitalisasi
   Tambak Udang di Pantura” terhadap tambak-tambak uang idle atau yang
   beroperasi tetapi tidak secara optimal.
  Secara ideal, kegiatan perikanan budidaya haruslah dikembangkan secara
   berkelanjutan. Dalam artian, kegiatan budidaya tersebut haruslah
   menghasilkan produktivitas yang sebanding dengan upaya, tidak
   menciptakan konflik sosial, serta selaras dengan daya dukung dan daya
   tampung lingkungannya.
  Rendahnya tingkat produktivitas perikanan budidaya di Kabupaten Gresik
   saat ini masih dapat ditingkatkan. Dengan melakukan revitalisasi melalui
   perencanaan zonasi kawasan pesisir, akan tercipta keseimbangan tata ruang
   kawasan perikanan yang mampu mendukung keberlanjutan perikanan
   budidaya
TUJUAN

 • Mengurangi Kemiskinan, (Pro Poor)
 • Mengurangi Pengangguran, (Pro Job)
 • Meningkatkan Daya Saing Kegiatan
   Dan Produk Perikanan (Pro Growth),
 • Membangun Ketahanan Pangan,
   Membangun Daerah Dan Mengurangi
   Ketimpangan Antar Wilayah,
 • Membangun Kesinambungan
   Kegiatan Perikanan, Serta
 • Melestarikan Lingkungan Hidup (Blue
   Carbon).
SASARAN

• Tersedianya seluruh data potensi, daya
  dukung dan kondisi existing baik teknis
  maupun non teknis sebagai bahan acuan
  rencana revilaisasi tambak udang di
  Pantura Jawa
• Terumuskannya rencana pengembangan
  revitalisasi tambak udang di Pantura
  jawa
• Terumuskannya      rekomendasi     pola
  pelaksanaan revilaisasi tambak udang di
  Pantura Jawa
POLA PIKIR

  Kondisi Eksisting
                      • Analisis Kesesuaial dan Daya Dukung Lingkungan
                      • Analisis Daya Tampung Lingkungan
                      • Analisis Skenario-skenario penerapan Teknologi
       Teori          • Analisis Kebutuhan Bibit dan Sarana Budidaya
                      • Analisis Kebutuhan Investasi



                                       Revitalisasi

                          Penataan Ruang yang seimbang

                                 Penerapan Teknologi

                             Dukungan Sarana Prasarana

                                                                         Rencana Zonasi
                                                  Strategi
                                                                         Indikasi Program
III. KAJIAN DAYA DUKUNG DAN POTENSI REVITALISASI


                                  TOLAK UKUR


  FAKTOR TEKNIS                                FAKTOR NON TEKNIS

   Aspek kesesuaian lokasi                    • Kelembagaan kelompok
    sesuai standar kelayakan                   • Aspek sosial budaya
    budidaya udang                             • Aspek kemudahan
   Aspek daya dukung                            (Aksesibilitas, sumber
    lingkungan                                   benih dan pasar)
   Kesesuaian lokasi                          • Kondisi sarana dan
    dengan penerapan                             prasarana penunjang
    teknologi yang akan                        • Komitmen pelaku dan
    dikembangkan                                 dukungan pemerintah
    (teknologi anjuran)                          daerah
PROFIL KABUPATEN GRESIK




                                      Kabupaten              Kabupaten
                                        Gresik               Bangkalan
       Kabupaten
       Lamongan




                                                    Kota
                                                  Surabaya

  • Luas wilayah 1.191,25km²
  • Jumlah penduduk: 1.072.190 jiwa (2009)
  • PDRB unggulan: Industri dan Perikanan.
KAWASAN PERENCANAAN ZONASI RINCI
                            Kawasan Perencanaan
                        •    Kabupaten Gresik terdiri dari 18 Kecamatan, dengan hanya 7
                             Kecamatan yang berada di kawasan pesisir, yaitu sepanjang
                             Kec. Kebonmas, Sebagian Kec. Gresik, Kec Manyar, Kec.
                             Bungah, dan Kec. Ujung Pangkah.
                        •    Memiliki akses perdagangan regional, nasional bahkan
                             internasional  sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau
                             penanaman modal.
                        •    RTRW Kab Gresik dan Kepmen KP No.41/2009 tentang
                             Penetapan Lokasi Minapolitan dengan merevitalisasi tambak
                             di Kab. Gresik, kawasan perikanan budidaya tambak di wilayah
                             utara. Kaw. Minapolitan dipusatkan di Kec. Sidayu dengan
                             kecamatan penyangga (hinterland)nya di Kec. Dukun, Bungah,
                             Ujung Pangkah dan Panceng. Dengan komoditas unggulan
                             Udang vaname dan bandeng.
                        •    Lahan budidaya perikanan tersebut sebagian besar
                             merupakan pertambakan yang bersalinitas (18,82-28,11 ppt),
                             namun dengan derajat keasaman yang tinggi (8.08-10.34).
                        •    Sumber air tambak berasal dari laut dengan tingkat kekeruhan
                             tinggi dan salinitas yang bervariasi. Pemasok utaman S.
                             Bengawan Solo, S. Lamong, yang bercabang ke sungai-sungai
                             kecil S. Ketode, Lengok, Kakus dan Celeng.. Saluran primer,
                             sekunder, tersier dan kuarter berasal dari sodetan S.
                             Bengawan Solo yaitu Bengawan Manyar (Anonim, 2011)
PERTIMBANGAN PEMILIHAN KECAMATAN PRIORITAS
                                                    Pertimbangan terpilihnya Kecamatan Ujung Pangkah:
                                                    1) Mayoritas penggunaan lahan adalah areal budidaya,
  Sedimentasi yang sangat tinggi                    2) Memiliki isu tingkat perubahan bentang alam yang sangat
                                                       tinggi. Karena perubahan bentang alam akan sangat
                                                       mempengaruhi tidak hanya kegiatan perikanan budidaya,
                                                       termasuk juga perubahan pada kawasan perairan lautnya.
                                                                Perubahan ini membawa dampak negatif:
                                                                1) Rusaknya jaringan irigasi/drainase,
                                                                2) Turunnya kualitas air (kekeruhan dll),
                                                                3) Meningkatnya tingkat kematian budidaya,
                                                                4) Menurunnya produktifitas perikanan,
                                                                5) Konflik sosial kepemilikan tanah tumbuh.




   Kecamatan Panceng               Kecamatan Ujung Pongkah




  Batas Kecamatan

                                                                    Peta Kecamatan          Peta Kecamatan
 Kecamatan Dukun                        Kecamatan Sedayu          sebelum Sedimentasi     sesudah Sedimentasi
ANALISIS

 • ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
 • ANALISIS KOMODITAS YANG SESUAI
 • ANALISIS DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
 • ANALISIS SKENARIO-SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI
 • ANALISIS KEBUTUHAN BIBIT DAN SARANA BUDIDAYA
 • ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI




                                                    (S1): 799,53 Ha
                                                    (S2): 31.140,21 Ha
                                                    Total: 31.939,74 Ha
KONDISI FISIK TAMBAK DI KAB. GRESIK




 Hasil Kajian BPPBAP Maros, 2011
ANALISIS KESESUAIAN
                                            • Di sepanjang kawasan pesisir Gresik, terdapat vegetasi
                                              mangrove yang semakin menipis, perlu tindakan
                                              merehabilitasi hutan mangrove, sebagai daerah penyangga
                                              dan green belt (sempadan sungai dan sempadan pantai)
                                              untuk melindungi pertambakan di sekitarnya
                                            • Kondisinya selalu tergenang atau tereduksi, bahan organik
                                              tanah dan N total tanah yang relatif rendah. Pada Kawasan
                                              Tambak yang terletak pada kawasan rawan bencana
                                              gelombang pasang, disarankan melakukan adaptasi dengan
                                              cara pendalaman tambak, pergentaian komoditi/spesies
                                              yang lebih tahan, dan penerapan teknologi
                                            • Kondisi jaringan irigasi tambak saat ini sangat dangkal
                                              sehingga memerlukan upaya pengerukan untuk
                                              memperlancar penyediaan air tambak yang cukup baik dan
                                              berkualitas
                                            • Pada Kawasan tambak yang mengandung unsur atau
                      (S1): 799,53 Ha
                      (S2): 31.140,21 Ha
                                              senyawa beracun, potensi kemasaman (pH) dan kandungan
                      Total: 31.939,74 Ha
                                              besinya tinggi, disarankan melakukan upaya perbaikan
                                              tanah berupa remediasi dengan tahapan pengeringan,
                                              peredaman, pencucian, atau pembilasan dan pengapuran
                                              yang dilakukan pada saat persiapan tambak sebelum
                                              pemupukan dan penebaran ikan atau udang.
                                            • Pengelolaan tambak tidak disarankan menggunakan air
                                              tanah sebagai sumber air untuk tambak, disamping banyak
                                              kandungan besi fero (Fe2+ ) juga dalam kurun waktu relatif
                                              lama dapat menurunkan permukaan tanah.
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
 NO.      TOLOK UKUR                       KATAGORI DAYA DUKUNG                    SKOR
  1. Tipe dasar pantai        Sangat Landai, tekstur tanahnya lempung berliat,       1
                              lempung liat berpasir hingga lempung berpasir
  2.   Tipe garis pantai      Konsistensi tanah stabil                              3
  3.   Arus perairan          Sedang                                                2
  4.   Amplitudo Pasut rataan 11-21 dm                                              2
  5.   Elevasi                Dapat diairi pada saat Pasang tinggi rataan, Dapat    3
                              dikeringkan total pada saat surut rendah rataan
  6.   Mutu tanah             Tekstur, sandy clay-loam, tidak bergambut,            2
                              kandungan pirit rendah
  7.   Air Tawar              Dekat sungai dengan mutu air dan jumlah               3
                              memadai
  8.   Permukaan air tanah    Di bawah LLWL                                         3
  9.   Jalur Hijau            Tipis/tanpa jalur hijau , didominasi Avicennia sp.    1
                              Dan Sonneratia sp.
 10.   Curah hujan            2000-2500 mm/tahun                                     2
                                      NILAI                                        22/30
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Berdasarkan hasil analisis kelas kesesuaian                                               KISARAN/
                                                           PARAMETER           SATUAN                  OPTIMUM
                                                                                        AMBANG BATAS
lahan       untuk      komoditas     udang,           Salinitas                 ppt          5-35       15-25
menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan              Kekeruhan                 NTU          150        20-30
di kawasan ini cukup beragam, yaitu, S1               Alkalinitas               ppm        75-200      100-150
(sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai               pH                                   7,5-8,7      8,0-8,5
marginal), dan N (tidak sesuai). Sementara            NH4+3(Total Amonium)      ppm           1.0         0.1
itu, faktor pembatas lahan yang ada adalah            NH3                       ppm          0,25          0
salinitas (Sal), kekeruhan (NTU), dan                 NO2                       ppm          0,25          0
                                                      H2 S                      ppm          0,25          0
keasaman (pH). Dari hasil analisis tanah
yang dilakukan, diperoleh data bahwa di               Logam Berat
beberapa tempat, tanah-tanahnya memiliki              Air Raksa/Merkuri (Hg)    ppm        0,0025
pH tanah berkisar dari 8 sampai 10. Selain            Tembaga (Cu)              ppm          0,1
itu, rata-rata pada kedalaman > 50 cm                 Besi (Fe)                 ppm         0,01
terdapat potensi pirit (FeS2).                        Timbal (Pb)               ppm         0,25
                                                      Cadmium (Cd)              ppm         0,15
                                      Luas
 No     Kelas Kesesuaian Lahan
                                 Ha          %        Jenis Pestisida
 1                S1                  67.8    54.63   Malathion                 ppb        0,0004
 2              S2_Sal                28.4    22.88   Parathion                 ppb        0,001
 3              S3_TSS                 9.1     7.33   Arzodine                  ppb         0,01
 4              S3_Sal                 7.6     6.12   Paraquat                  ppb         0,01
 5             S3_SalpH               11.2     9.02   Butachlor                 ppb        10,00
      Jumlah                      124.1      100.00
SEBARAN DAYA DUKUNG




                             Kelas Kesesuaian        Luas
                      No
                                   Lahan
                                                Ha      %
                      1               S1         67.8   54.63

                      2              S2sl        28.4   22.88
                      3              S3B          9.1       7.33
                      4              S3sl         7.6       6.12

                      5             S3sl.pH      11.2       9.02

                           Jumlah               124.1 100.00
ANALISIS DAYA TAMPUNG
Perhitungan daya tampung diturunkan dari Peta Kesesuaian Lahan (Daya Dukung). 52%
merupakan persentase penggunaan lahan dengan memperhitungkan keseimbangan
penggunaan ruang untuk produktivitas perikanan budidaya yang berkelanjutan.

           Kawasan Konservasi                    Kawasan Pemanfaatan Umum                   Alur

 1.    Zona Inti: Sempadan Sungai &         1.    Petak Tandon              1.   Saluran Masuk
       Sempadan Pantai                      2.    Petak Steril Air          2.   Saluran Keluar
 2.    Zona Penyangga Pantai                3.    Petak Tambak
                                            4.    Petak Pengendali Hama
                                            5.    Bangunan
                         20%                             52% (+12%)                         13%


 Dengan demikian perkiraan luas daya tampung bagi
 kegiatan budidaya udang adalah sebagai berikut.
                                              Luas (Ha)
 No Kelas Kesesuaian Lahan
                               Luas Daya Dukung     Daya Tampung (52%)
 1               S1                  67.8                 35.25
 2              S2sl                 28.4                 14.76
 3              S3B                   9.1                  4.73
 4              S3sl                  7.6                  3.95
 5             S3sl.pH               11.2                  5.82
      Jumlah                        124.1                 64.53
KOMPOSISI ALOKASI RUANG ZONASI




       KK                KPU                 Alur
                                                          Total
  Jalur Hijau   Tambak         Tandon   Saluran Irigasi
      20%         52%            15%         13%          100%
     13.56      35.256          10.17       8.814         67.8
     5.68       14.768           4.26       3.692         28.4
     5.58       14.508          4.185       3.627         27.9
     24.82      64.532         18.615       16.133        124.1
ANALISIS SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI

 Dengan menggunakan data daya tampung, dapat diperkirakan produktivitas
 perikanan budidaya dengan menggunakan berbagai macam skenario agar dapat
 diketahui bagaimana aplikasi teknologi terhadap kondisi eksisting saat ini:

 1) Skenario 1. Kondisi eksisting, yaitu pelaku budidaya menggunakan metode
    tradisional, dengan padat penebaran 80.000 ind/Ha/Thn dan survival rate
    sebesar 40%,

 2) Skenario 2. Perlakuan 1, yaitu penerapan teknologi semi intensif dengan
    dengan padat penebaran 240.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar
    50%,

 3) Skenario 3. Perlakuan 2, yaitu penerapan teknologi intensif dengan dengan
    padat penebaran 500.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 50%.
ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN SKENARIO
                          BUDIDAYA TAMBAK            BUDIDAYA TAMBAK          BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI
      URAIAN
                       TEKNOLOGI TRADISIONAL      TEKNOLOGI SEMI INTENSIF              INTENSIF

     Padat Tebar
                        80                         240                          500
  (1000xind/ha/th)               5,160,000.00               15,480,000.00                32,250,000.00

         SR             40%                        50%                          50%
                                 2,064,000.00               7,740,000.00                 16,125,000.00
        Size            30                         35                            40
                                61,920,000.00              270,900,000.00                645,000,000.00
  Estimasi Produksi
                        1.07                       3.43                         6.25
     (ton/ha/th)                    66.25                      929.19                       4,031.25
   Estimasi pakan
                        1.92                       6.86                         12.5
    (ton/ha/th)                     118.89                    1,858.37                      8,062.50
        FCR             1.8                         2                            2
                                    111.46                     541.80                       1,290.00
      Harga /Kg        54000                      54000                        54000
                               3,577,737,600.00           50,176,098,000.00            217,687,500,000.00
 Keterangan:
 • Luas merupakan lahan daya tampung yang sebesar 52% dari lahan daya dukung.
 • Produksi, merupakan hasil kali dari luas lahan dengan ton produksi per hektar
 • Harga, merupakan hasil kali dari produksi dengan harga udang windu size 30 senilai Rp 42.000 per
    kilogram.
ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA HATCHERY
 • Hatchery merupakan unit penyediaan benur dalam jumlah yang mencukupi dengan
   kualitas yang memadai.
 • Kegiatan perikanan budidaya udang di kawasan perencanaan saat ini masih
   mengandalkan pasokan benur dari luar Kabupaten Gresik.
 • Hal ini dikarenakan pada saat ini unit pembenihan yang ada masih belum mampu
   menyediakan benur sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
 • Dengan demikian diperlukan unit penyediaan benur yang berlokasi dekat dengan
   kawasan produksi.
 • Perhitungan kebutuhan benur disampaikan sebagai berikut.

                                           Kebutuhan Benur                   Kebutuhan Hatchery Lengkap
         Lahan        Luas
                             Tradisional   Semi-Intensif      Intensif    Tradisional Semi-Intensif Intensif
 Padat Tebar
                                 80            240              500
 (1000xind/ha/th)
 Sesuai (S1)           35.3 2,824,000        8,472,000       17,650,000
 Cukup Sesuai (S2)     14.8 1,184,000        3,552,000       7,400,000
                                                                              1            2           3
 Kurang Sesuai (S3)    14.5 1,160,000        3,480,000       7,250,000
 Total                 64.5 5,160,000       15,480,000       32,250,000
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI TAMBAK UDANG
    LAHAN YANG DIPERLUKAN 70 HA, TERDIRI DARI 65 HA
          LAHAN TAMBAK DAN 5 HA BANGUNAN
Teknik Produksi

                         65 Ha untuk lahan tambak, 5 Ha untuk infrastruktrur dan
Skala Usaha          :
                         emplassemen
Status Usaha         :   Kemitraan
Sifat Usaha          :   Semi Intensif
Jenis Udang          :   Udang vaname (Penaeus vannamei)
Kepadatan Bibit      :   15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha
Target Panen         :   4 Bulan atau satu tahun 2 kali panen
Kapasitas Produksi   :   929.19 Ton/Tahun atau 464.59 Ton per panen
Volume Panen         :   30 gram per ekor udang
Mortalitas Udang     :   50%
KEBUTUHAN SARANA PRODUKSI
               PER TAHUN/ DUA KALI PANEN


Bibit/Benur   :   15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha
Pakan         :   1.858,37 Ton/tahun atau 929.19 Ton/panen
Pupuk Urea    :   20 Ton
Pupuk TSP     :   20 Ton
Saponin       :   10 Ton
Kapur         :   100 Ton
KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA



    Gedung Kantor          :   100 M2
    Gudang                 :   100 M2
    Pos Keamanan           :   4 Unit (16 M 2 )
    Aerator/Kincir         :   650 Unit atau 10 Unit/Ha
    Kendaran Operasional   :   Unit Jenis Box
    Motor                  :   5 Unit
    Mobil Angkutan         :   1 Unit pick up
    Perahu motor tempel    :   5 unit
    Kebutuhan Listrik      :   5 Unit
TABEL JUMLAH DAN GAJI TENAGA KERJA PER TAHUN

                                                  Gaji Per Bulan     Jumlah Per Tahun
No.               Jabatan            Jumlah
                                                       (Rp)                  (Rp)
1     Teknisi Kepala                    1             7,500,000.00          7,500,000.00
2     Teknisi                           8             5,000,000.00         40,000,000.00
3     Operator                         128            3,000,000.00     384,000,000.00
4     Staf Administrasi Keuangan        1             3,500,000.00          3,500,000.00

5     Straf HRD                         1             3,500,000.00          3,500,000.00
6     Satpam                           10             2,500,000.00         25,000,000.00

      Jumlah                           149                             463,500,000.00
 Keterangan :
 • 2 orang teknisi mengelola 16 ha, dengan operator 32 orang (2 org/Ha).
 • Upah belum termasuk lembur, intensif dan bonus.
 • Gaji disesuaikan dengan UMR setempat
ANALISIS BIAYA PRODUKSI
                                                            Harga/Unit
 No.                    Uraian          Volume       Unit                  Total (Rp)
                                                            (Rp 1.000)
 A     Modal Tetap
       1. Pembebasan Lahan                55         Ha         250.000 1.375.000.000
       2. Konstruksi Lahan Tambak         50         Ha         250.000      2.500.000
       3. Bangunan Emplasemen             200        M2            500.        100.000
       4. Genset (Merk Perkins)     2 Unit 500 KVA           US$ 57.950        956.175
       5. Aerator                         300        Unit       1.856,25       556.875
       6. Kendaraan Operasional            1         Unit        80.000         80.000
       7. Motor                            1         Unit        12.000         12.000
       8. Instalasi Listrik                                                    153.375
       Jumlah A                                                              6.858.425
 B     Modal Kerja
       1. Bibit (Benur)               14.000.000     Ekor         0,045        630.000
       2. Pakan                         420.000      Kg              7,5     3.150.000
       3. Obat-obatan
Analisis Biaya Produksi
                                           Harga/Unit
No.      Uraian         Volume      Unit                 Total (Rp)
                                              (Rp)
B Modal Kerja
  1. Bibit (Benur)     14.000.000   Ekor        0,045       630.000
  2. Pakan              420.000      Kg            7,5    3.150.000
  3. Obat-obatan
  - Urea                20.000      Kg            1,5        30.000
  - TSP                 20.000      Kg            1,5        30.000
  - Saponin             10.000      Kg              7        70.000
  - Kapur               100.000     Kg              1       100.000
  4. Gaji Karyawan                                          438.000
  5. Biaya Panen                                            150.000
  6. Transportasi                                            50.000
  7. Wareng Setrimin      600        M            7,5         4.500
  8. Wareng Hijau        2.000       M              4         8.000
ANALISIS BIAYA PRODUKSI

                                                            Harga/Unit
 No.            Uraian          Volume           Unit                       Total (Rp)
                                                               (Rp)
  C    9. Bahan bakar           96.000          Liter             4.500         192.000
       10. Rehabilitasi            50            Ha                5.000.       250.000
       Jumlah B                                                               5.002.500
       Modal Investasi (A+B)                                                 11.860.925

  Catatan :
  • Modal Kerja satu tahun dihitung untuk dua kali panen, modal kerja untuk satu kali
    panen 50% dari modal kerja selama satu tahun
  • Harga Genset atas dasar harga pasaran Surabaya, Juli 2011, dengan nilai dolar
  • Harga tanah lahan tambak Rp. 250.000,-/m2 atas dasar Nilai Jual Objek Pajak di
    daerah pantai Gresik
MULTIPLAYER EFECT



  •   Manfaat langsung: menambah petani tambak dan
      menyerap tenaga kerja lokal
  •   Manfaat tidak langsung: perbaikan transportasi
      seperti jalan, jembatan, angkutan; perbaikan sarana
      perekonomian seperti pasar, warung, dan Tempat
      Pelelangan Ikan (TPI); dan sarana keamanan seperti
      pos polisi
  •   Manfaat yang diterima oleh pemerintah daerah lebih
      bersifat intang
ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA BUDIDAYA
           Fasilitas                                Fungsi                                        Kebutuhan
Hatchery                      Menyediakan bibit dalam jumlah yang mencukupi       1 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario
                              dengan kualitas yang memadai                        Tradisional, 2 Hatchery Lengkap (HL) untuk
                                                                                  skenario Semi-Intensif, dan 3 Hatchery
                                                                                  Lengkap (HL) untuk skenario Intensif
Tanggul, Pintu Air, Pompa,    Meningkatkan produktivitas budidaya                 Sesuai masing-masing skenario
dan Aerasi
Kios Minasaprodi              Menyediakan dan menyalurkan sarana produksi          1 Kios Minasaprodi setara Lini 3
                              perikanan seperti bibit ikan, pupuk, obat-obatan dan
                              sarana perikanan budidaya lainnya untuk
                              mendukung peningkatan produksi dalam upaya
                              penyediaan pangan dan pengembangan minabisnis
Unit Pelayanan Jasa Alat      Menyediakan sarana mekanisasi pra-panen yang         • 1 Depo peralatan pra panen
dan Mesin                     mampu melayani seluruh kawasan                       • 1 Pusat Perbengkelan dan Gudang Suku
perikanan/Alsintan (UPJA)                                                            Cadang Alsintan (tranktor, kincir)
Saluran Irigasi Tersier dan   Menjaga ketersedian dan kualitas air untuk          • Normalisasi saluran irigasi
Tandon                        keberlangsungan budidaya perikanan                  • Pembuatan tandon sebagia inlet air laut
                                                                                    dan air tawar
Sentra Pengolahan Hasil       Menyediakan peralatan untuk pengolahan dan          3 Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan                     pemasaran hasil perikanan.                          Perikanan, berupa: pembangunan rumah
                                                                                  pengolahan beserta pengadaan alat-alat
                                                                                  pengolahan
Balai Latihan dan             Memberikan pendidikan dan pelatihan budidaya        1 Balai Latihan dan Keterampilan
Keterampilan (BLK)            (pra, proses dan pasca budidaya; hama & penyakit;
                              penyediaan pakan alami, pembuatan pakan
                              buatan), pengolahan hasil perikanan
ANALISIS SWOT STRATEGIS
                                                        Kekuatan (Strength-S)                 Kelemahan (Weakness-W)
                                          1) Lahan masih sangat luas.              1) Masih bersifat tradisional dalam upaya
                                          2) Daya dukung lahan sangat baik.           pembenihan dan pembesaran.
                                                                                   2) Jaringan irigasi teknis untuk pembudidayaan
               Teknologi pembenihan dan                                               tambak masih tidak merata.
                                                                           Belum mantapnya tata ruang lahan




                                                                          Permasalahan eksternal
     Permasalahan internal

               pembesaran untuk beberapa                                   utnuk perikanan budidaya. dan produktivitas
                                                                                   3) Mutu sarana produksi
               komoditas belum sepenuhnya                                             usaha budidaya masih relatif rendah.
                                                                           Lemahnya dukungan perbankan
                                                                                   4) Lemahnya          kelembagaan      kelompok
               dikuasai.                                                   bagi usaha budidaya.
                                                                                      pembudidaya.
               Jaringan irigasi teknis untuk STRATEGI S-O
    Peluang (Opportunity-O)                                                                         STRATEGI W-O
                                                                           Mekanisme penyuluhan berjalan
               pembudidayaan tambakpasar dan keberadaan industri perikanan 1) Potensi pasar dan keberadaan industri dapat
1) Faktor kedekatan lokasi dengan 1) Potensi   masih                       secara baik serta kurangnya tenaga
               belum merata. di Gresik dan Surabaya dapat dijadikanpenyuluhdi Gresik dan Surabaya menjadi modal untuk
   Pelabuhan Tanjung Perak,                                                 modal
                                                                                       perikanan.
2) Industri perikanan budidaya       untuk mencari investor yang dapat mendukung      menarik investor untuk meningkatkan
               Mutu sarana produksi dan
   membutuhkan udang dalam           aplikasi teknologi untuk memanfaatkan Infrastruktur pendukung seperti
                                                                           potensi    teknologi, kapasitas sumberdaya manusia,
               produktivitas usaha budidaya                                telekomunikasi, dukungan belum
                                                                                               listrik dll kelembagaan yang
   jumlah besar.                     lahan yang masih sangat luas.                    dan
               masih relatif rendah.                                       memadai.   dibutuhkan..
                             Pengelolaan kesehatan ikan dan                                        Keamanan, terutama pada
                             lingkungan belum terintegrasi.                                        kawasan pertambakan dan
             Ancaman
                 Lemahnya kelembagaan kelompok S-T     STRATEGI
                                                                                                   budidaya mutiara. STRATEGI W-T
             (Threat-T)
                 pembudidaya. 1) Pemerintah Daerah harus berkoordinasi Hambatan tarif dan non tarif pada
                                                                           dengan 1) Lingkungan harus menjadi perhatian penting
1) Keberadaan Sungai Bengawan         .Pemerintah Pusat dalam mengupayakan           agar dampak dari pencemaran dan
   Solo, Sodetan dan Curah Hujan      penanggulangan sedimentasi dan limpasan perikanan Indonesia.
                                                                           produk sedimentasi dapat diminimalkan pengaruhnya
   yang cukup tinggi, dapat           limbah dari Sungai Bengawan Solo, dan          pada kualitas air.
                                                                           Belum mantapnya tata ruang lahan
   membawa limpasan limbah            Sodetannya.
                                                                           untuk perikanan budidaya
   industri berbahaya              2) Pemerintah Daerah dapat membuat sistem
2) Keamanan kawasan masih             perijinan satu atap untuk mempercepat proses
   rendah,                            perizinan lahan budidaya
3) Perizinan untuk lahan dirasakan
   sulit.
PERTIMBANGAN DALAM REVITALISASI

 Revitalisasi mengacu pada konsep tata ruang wilayah setempat dan
 kebijakan pemerintah serta daerah



       Revitalisasi bertitik tolak pada daya dukung dan kesesuaian lahan dan
       perairan setempat serta dampak yang akan ditimbulkan;


             Revitalisasi memperhatikan faktor aksesibilitas dan akseptabiltas dari
             sosial masyarakat setempat agar tercipta suatu kondusifitas yang
             terjamin;


                    Revitalisasi memperhatikan nilai manfaat bagi masyarakat sekitar dan
                    pemerintah daerah;


                          Revitalisasi mengunakan pola kemitraan yang mengacu pada
                          peningkatan kesejahteraan petambak baik jangka pendek maupun
                          jangka panjang ;
STRATEGI REVITALISASI


 Mempertahankan jalur hijau sesuai ketentuan                                                                   Sungai/Laut
                                                                                       PT                      (Air Payau)
 yang berlaku, ditambah dengan lahan
 penyangga.
                                                                                 PAS

 Mengembangkan Saluran Pengairan, petak
 steril/Inlet dan petak pengolahan limbah/Outlet.
 Kualitas air buang tambak harus relatif sama                                               PU
                                                                  PU          PU                              UPL
 dengan kualitas air pasok
                                                                                                           SPN
 Membangun tandon (petak karantina, petak
 pengendapan, petak biofilter) dan menerapkan
 biosecurity
                                                                        SS

 Menghindari penggunaan pestisida dan atau
 obat-obatan berbahaya atau bila terpaksa           PT = Petak Treatment
 peggunaannya seselektif mungkin.                   PAS = Petak air siap pakai berisi ikan omnivora- herbivora (bandeng-
                                                         mujair jantan/nila jantan - belanak)
                                                    U    = Petak pembesaran udang
 Meningkatkan keseimbangan lingkungan/habitat       SS = Saluran sedimentasi
 budidaya    dengan     penggunaan  probiotik       SPN = Saluran penyerapan nutrient terlarut (rumput laut)
 (terutama budidaya intensif).                      UPL = Petak pengolahan limbah (oksidasi dan pohon bakau)
REALISASI REVITALISASI TAMBAK UDANG

 Manajemen Kesehatan Budidaya Udang (SCHM), melalui:
 a. Perbaikan Persiapan Petak Tambak dan Kawasan Tambak  Persiapan Tambak,
    Persiapan kawasan tambak, Penyiapan Air Tawar Siap Tebar)
 b. Pencegahan Pengelolaan Kualitas Air -> Pencegahan Masuk Kembali Patogen
    (Pengadaan benur ”Bebas Patogen” dan Pencegahan masuknya kembali patogen
    melalui air)
 c. Peningkatan Pengelolaan Pemberian Pakan
 d. Pencegahan Penyebaran Penyakit
 e. Rekayasa Sosial
1. PERBAIKAN PERSIAPAN PETAK TAMBAK DAN KAWASAN TAMBAK
                                     TATA LETAK TAMBAK
TATA LETAK TAMBAK HARUS MEMENUHI:
• Menjamin kelancaran mobilitas operasional
• Menjamin kelancaran dan         keamanan pasok air dan
    pembuangannya.
• Menekan biaya kontruksi tanpa mengurangi fungsi teknis dari
    unit tambak yang dibangun dan mempertahankan kelestarian
    lingkungan.
ASPEK TATA LETAK TAMBAK:
 Konstruksi petakan dan pintu air tergantung teknologi
 Sistem Irigasi, Saluran pemasukan & pembuangan terpisah
 Tandon air sumber dan air buangan (limbah) Sistem pararel bukan seri
  (perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah
  patogen & cerrier, serta menetralisir ekses racun)
 Daerah penyangga, sempadan pantai (lebarnya min 130 x nilai rata2
  perbedaan pasang tertinggi dan terendah) & sempadan sungai (min
  100 dari kanan kiri sungai besar dan 50 m kanan kiri sungai kecil)
 Areal sarana penunjang (gudang pakan, gudang kapur, gudang pestisida,
  gudang peralatan, bengkel, rumah genset, rumah jaga, rumah pompa),
 Pematang yang mampu dilalui kendaran roda empat
RENCANA ZONASI RINCI




                              Kelas Kesesuaian        Luas
                       No
                                    Lahan
                                                 Ha      %
                       1               S1         67.8   54.63

                       2              S2sl        28.4   22.88
                       3              S3B          9.1       7.33
                       4              S3sl         7.6       6.12

                       5             S3sl.pH      11.2       9.02

                            Jumlah               124.1 100.00
RENCANA ZONASI RINCI
4. PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT
                     Konsepsi Aksi Dan Pelaku Serta Persyaratan Operasi
                          Manajemen Kesehatan Budidaya Udang
             Konsepsi                       Aksi                     Pelaku          Syarat Operasi
   1. Eradikasi Patogen     a. Desinfektan petak               a. Petani (P)    Diperlukan bahan dari
   a. Di petak              b. Desinfektan saluran +           b. Kelompok     SOP (standard operation
   b. Di hamparan           peralatan                          Tani (KT)            procedure) yang
   2. Eradikasi Patogen     a. Gunakan “Patogen                a. P/KT          semuanya harus dapat
   a. Di petak              Free Seed”                         b. P               dilaksanakan dalam
   b. Di hamparan           b1. Desinfeksi air masuk           a. P            kerjasama kelompok tani
                            b2. Gunakan karnivora              b. P              tambak yang Kompak
                            sebagai filter ”carrier”
   3. Eradikasi Patogen     a. Gunakan teknologi resirkulasi   a. KT
   a. Di petak              b. Probiotik/Bioremediasi          b. P
   b. Di hamparan
   4. Eradikasi Patogen     a. Kontrol kualitas + jumlah petak P
   a. Di petak                 >> FCR kecil
   b. Di hamparan           b. Pemupukan untuk pakan alami
                               >> peningkatan daya tahan
   5. Eradikasi Patogen
   a. Di petak
   b. Di hamparan
5. REKAYASA SOSIAL
               Kemandirian Agribisnis Budidaya Udang
               “integrated bisnis” dari mulai hulu sampai hilir
PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU
No.                        Program                          Stakeholder                                   Tahun
                                                                                              2013   2014 2015    2016 2017
1     Rehabilitasi iriigasi                                 Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak
2     Rehabilitasi Green belt (Sempadan pantai dan          Pemda, Dis-KP, Dis-Hut, Dis-PU,
      sempadan sungai)                                      Petambak
3     Rehabilitasi tambak                                   Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak
4     Rehabilitasi balai-balai benih udang                  Dis-KP, Petambak
5     Menarik investor untuk
      a. membangun “cold storage”                           Pemda, BKPMD,
      a. membangun pabrik es                                Dis-KP, Dis-Perindag
      a. membangun pabrik pakan
6     Rehabilitasi LBAP                                     Dis-KP
7     Operasionalisasi LBAP                                 Dis-KP
8     Menjadikan LBAP Ujung Batee sebagai                   Dis-KP
      “broodstock center” udang vannamei
9     Memberikan pelatihan cara-cara                        Dis-KP, Petambak, Pakar
      budidaya di wilayah endemik penyakit viral (SCHM)
10    Menghidupkan/membentuk kelompok – kelompok            Dis-KP, Petambak, Pengusaha
      tani agar memiliki pola tanam yang teratur sehingga
      ada kontinuitas sarana dan hasil panen
11    Operasionalisasi budidaya udang vannamei intensif     Dis-KP, Petambak, Pengusaha
12    Operasionalisasi budidaya udang windu ekstensif       Dis-KP, Petambak, Pengusaha
12    Operasionalisasi budidaya udang windu, Mangrove       Dis-KP, Petambak, Pengusaha
      dan Wisata (Minawisata)
TERIMA KASIH
DESAIN & KONTRUKSI TAMBAK
          UDANG
KONTRUKSI TAMBAK
Syarat konstruksi tambak:
1. Tahan terhadap damparan ombak besar, angin
   kencang dan banjir. Jarak minimum pertambakan
   dari pantai adalah 50 meter atau minimum 50
   meter dari bantara sungai.
2. Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup
   baik untuk kehidupan udang sehingga dapat
   tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen.
3. Tanggul harus padat dan kuat tidak bocor atau
   merembes serta tahan terhadap erosi air.
4. Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk
   operasi sehari-hari, sehingga menghemat tenaga.
5. Sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia.
6. Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil
   produksinya.
7. Saluran    pemasuk       air   terpisah  dengan
   pembuangan air.
DESAIN TAMBAK SISTEM RESIRKULASI/SEMI TERTUTUP

 Konstruksi dan pengelolaan tambak
 dengan sistem resirkulasi tertutup adalah
                                                                                                  SPE
 sebagai berikut :
 • Memiliki tandon pasok dan tandon               PB
    buang yang masing-masing terdiri dari
    3 – 4 petak (pengendapan/karantina,
    biofilter, aklimatisasi).
 • Menerapkan biosecurity secara umum                                        PP          PP


    selama operasional pemeliharaan.
 • Penggunaan ikan-ikan bioscreening
    multi species sebagai pemangsa inang                                                PAS

    dan sebagai biofilter.
                                                                 PK
 • Bila didalam petak tandon aklimatisasi                                                                    UPL

    kondisi plankton belum memadai
    perlu          dilakukan       inokulasi
    phytoplankton pada air media               Keterangan :
    pemeliharaan.                              PK : Petak karantina
 • Daerah penyangga dan jalur hijau di         PAS : Saluran air pasok
                                               SPE : Saluran air buang
    sekeliling      unit    tambak    harus    PB   : Petak (pengendapan/ karantina, biofilter, aklimatisasi)
    dipertahankan.                             UPL : Tempat penyaringan limbah tambak

                                               Desain tambak sistem resirkulasi tertutup (semi tertutup) (Sumber :
                                                                     BBPBAP Jepara, 2003)
DISAIN PEMATANG

Ada dua macam pematang, yaitu pematang utama dan
pematang antara.
• Pematang utama merupakan pematang keliling
    unit, yang melindungi unit yang bersangkutan dari
    pengaruh luar. Tingginya 0,5 m di atas permukaan
    air pasang tertinggi. Lebar bagian atasnya sekitar 2
    m. Sisi luar dibuat miring dengan kemiringan 1:1,5.
    Sedangkan untuk sisi pematang bagian dalam
    kemiringannya 1:1.
• Pematang antara merupakan pematang yang
    membatasi petakan yang satu dengan yang lain
    dalam satu unit.
Ukurannya tergantung keadaan setempat, misalnya:
tinggi 1-2 m, lebar bagian atas 0,5-1,5. Sisi-sisinya
dibuat miring dengan kemiringan 1:1.
Pematang dibuat dengan menggali saluran keliling yang
jaraknya dari pematang 1 m. Jarak tersebut biasa
disebut berm.
DISAIN PEMATANG
DISAIN SALURAN
•   Saluran air harus cukup lebar dan dalam, tergantung
    keadaan setempat, lebarnya berkisar antara 3-10 m dan
    dalamnya kalau memungkinkan sejajar dengan permukaan
    air surut terrendah. Sepanjang tepiannya ditanami pohon
    bakau sebagai pelindung.
•   Ada dua macam pintu air, yaitu pintu air utama (laban) dan
    pintu air sekunder (tokoan/pintu air petakan).
•   Pintu air berfungsi sebagai saluran keluar masuknya air dari
    dan ke dalam tambak yang termasuk dalam satu unit.
•   Lebar mulut pintu utama antara 0,8-1,2 m, tinggi dan
    panjang disesuaikan dengan tinggi dan lebar pematang.
    Dasarnya lebih rendah dari dasar saluran keliling,serta
    sejajar dengan dasar saluran pemasukan air.
•   Bahan pembuatannya antara lain: pasangan semen, atau
    bahan kayu (kayu besi, kayu jati, kayu kelapa, kayu siwalan,
    dll)
•   Setiap pintu dilengkapi dengan dua deretan papan penutup
    dan di antaranya diisi tanah yang disebut lemahan.
•   Pintu air dilengkapi dengan saringan, yaitu saringan luar
    yang menghadap ke saluran air dan saringan dalam yang
    menghadap ke petakan tambak. Saringan terbuat dari kere
    bambu, dan untuk saringan dalam dilapisi plastik atau ijuk.
DISAIN SALURAN

•   Saluran tambak pada umumnya termasuk tipe
    terbuka dengan penampang berbentuk trapesium
    terbalik dan airnya mengalir secara gravitasi. Tipe
    tertutup biasanya dipakai untuk menyalurkan air
    yang dipompa dari laut
•   Disain saluran meliputi: penentuan kemiringan
    saluran, lebar dan dalam dasar saluran serta
    kemiringan dinding saluran.
2. PENGELOLAAN KUALITAS AIR
            REHABILITASI PERTAMBAKAN DI WILAYAH ENDEMIK
                           MBV, WSV DAN TSV

•   Saluran pembawa (supply) harus terpisah dari saluran pembuang (drainase).
•   Dua sampai tiga bulan pertama tidak dilakukan pergantian air dan bulan ke empat
    pergantian air hanya untuk mengganti evapotranspirasi. Pergantian air yang besar
    dapat bermakna memasukkan lebih banyak “carrier” penyakit.
•   Sebagai konsekuensi dari butir ke dua adalah dimensi saluran pembawa tidak
    terlalu besar. Dengan kisaran pasang setinggi 1,10 m maka dimensi saluran selebar
    10 m dan kedalaman 1,5 m cukup untuk mengairi tambak seluas 125 ha.
PENGELOLAAN KUALITAS AIR

 •   Penggantian air dilakukan secara
     teratur, misalnya 5% setiap hari dan
     hindari penggantian air secara
     total/sampai habis kecuali ada
     masalah-masalah tertentu. Untuk
     tambak-tambak tertentu biasanya
     dilengkapi 2 pintu air pembuangan
     yaitu pipa atas dan pipa bawah.
 •   Untuk pipa atas diperlukan untuk
     membuang air pada saat sehabis hujan
     deras sehingga timbul dua lapisan yang
     berbeda yaitu lapisan air berkadar
     garam dan air hujan. Oleh karena itu,
     karena air hujan tidak cocok dengan
     kondisi lingkungan udang maka perlu
     dibuang
PEMASANGAN KINCIR

  •   Kincir biasanya dipasang setelah
      pemeliharaan 1,5-2 bulan, karena
      udang sudah cukup kuat terhadap
      pengadukan air.
  •   Kincir dipasang 3-4 unit/ha. Daya
      kelarutan O2 ke dalam air dengan
      pemutaran kincir itu mencapai 75-
      90%.




                                          A.   Desain Tambak ukuran 4000 m2 lingkaran dan bujur
                                               sangkar danpengaturan Kincir 1.5 HP
                                          B.   Disain tambak dengan luas > 5000 m2
PROFIL TAMBAK UDANG DI JAWA TIMUR
2.1. Pemanfaatan Lahan Tambak

 Total pemanfaatan lahan tambak untuk                                          Luas Tambak (ha)
  kegiatan budidaya di Pantura Jawa            No    Kabupaten
                                                                  Total       Tradisional     Semi       Intensif
  mencapai sebesar 180.844,96 hektar.          1    Tuban
                                                                   3.158,63       2.807,73     126,13       224,77
  Berdasarkan tingkat teknologi dari nilai
  tersebut masing-masing untuk budidaya        2    Lamongan
                                                                  20.842,05      19.771,70     983,75        86,60
  sistem tradisional sebesar 146.757,36        3    Gresik
  hektar; semi intensif sebesar 29.992,11                         32.464,17      32.402,17      43,00        19,00

  hektar, dan sistem intensif sebesar 4.095,   4    Sidoarjo
                                                                  15.530,41      15.530,41           -              -
  49 hektar.                                   5    Pasuruan
                                                                   3.952,90       3.941,90       7,00         4,00
 Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan
                                               6    Probolinggo
  yang memiliki lahan pertambakan terluas                          1.999,10       1.118,60       2,10       878,40
  yaitu mencapai 79.816,46 hektar, diikuti     7    Situbondo
                                                                    488,20           80,00      65,50       342,70
  berturut-turut Provinsi Jawa Barat
  50.340,64 hektar, Jawa Tengah 41.198,86      8    Banyuwangi                     447,00
                                                                   1.381,00                    161,00       773,00
  hektar, dan Banten sebesar 9.489,00
                                                                  79.816,46      76.099,51   1.388,48     2.328,47
  hektar. Kawasan tambak Pantura di atas
  meliputi 22 Kabupaten/Kota yang tersebar
  di 4 (empat) Provinsi.
2.2 GAMBARAN PRODUKSI BUDIDAYA

•   Total produksi budidaya tambak Pantura                      REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI
    mencapai 395.143,71 ton. Angka tersebut                  PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK DI PANTURA
    didominasi oleh 3 (tiga) komoditas budidaya
    yakni berturut-turut udang (windu dan vaname)                                             Produksi (ton)
    sebanyak 86.500,07 ton , bandeng sebanyak         No   Kabupaten/Pr
    180.268,77 ton, Gracilaria sebanyak 66.603,99             ovinsi
                                                                           Total      Udang      Bandeng Gracilaria Lainnya
    ton dan lainnya sebanyak 61.770,87 ton.
                                                      1    Tuban
•   Produksi Provinsi Jawa Timur Komoditas udang                           6.548,32   2.176,14    3.381,29         2,00    988,89
    sebanyak 29.637,92 ton, Bandeng sebesar           2    Lamongan
                                                                           4.411,00   2.406,00    1.405,00            -    600,00
    70.732,17 ton, Sedangkan Gracilaria 3.911,5 ton
                                                      3    Gresik
                                                                          45.224,63   7.877,18 37.347,45              -          -
                                                      4    Sidoarjo
                                                                          56.376,80   5.459,10 23.295,00       2.725,80 24.896,90
                                                      5    Pasuruan
                                                                           9.191,62   1.091,62    4.071,13     1.001,99   3.026,88
                                                      6    Probolinggo
                                                                           3.720,16   1.542,88     932,50       168,30    1.076,48
                                                      7    Situbondo
                                                                           2.321,20   2.041,20     266,50        13,50           -
                                                      8    Banyuwangi
                                                                           7.373,10   7.043,80      33,30             -    296,00

                                                                          135.166,8
                                                                                  3 29.637,92 70.732,17 3.911,59 30.885,15
2.3 JUMLAH RUMAH TANGGA PELAKU BUDIDAYA
                                                    REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI
                                                   JUMLAH RUMAH TANGGA PERIKANAN

  Aktivitas budidaya tambak telah
   secara    nyata     mempengaruhi                                         Jumlah RTP
   terhadap serapan tenaga kerja bagi     No Kabupaten/Prov
   masyarakat di Pantura Jawa. Dengan             insi
                                                               Total      Trad       Semi        Intensif
   total pemanfaatan lahan budidaya            JAWA TIMUR
   sebesar 180.844,96 hektar, jumlah                          25.523,00 25.032,00     180,00        311,00
   rumah tangga perikanan yang aktif      1   Tuban
                                                               1.117,00   1.117,00           -              -
   melakukan kegiatan usaha budidaya
                                          2   Lamongan
   di tambak mencapai 69.937 RTP,                               851,00     703,00     117,00         31,00
   dengan rincian masing-masing           3   Gresik
                                                              17.743,00 17.727,00        11,00        5,00
   pelaku     budidaya      tradisional
   sebanyak 53.134 RTP, semi intensif     4   Sidoarjo
                                                               3.257,00   3.257,00           -              -
   sebanyak 13.757 RTP, dan intensif      5   Pasuruan
   sebanyak 358 RTP. Data jumlah RTP                           1.438,00   1.438,00           -              -
   pelaku budidaya di tambak pantura      6   Probolinggo
                                                                549,00     525,00         9,00       15,00
   Jawa
                                          7   Situbondo
                                                                212,00      94,00         9,00      109,00
                                          8   Banyuwangi
                                                                356,00     171,00        34,00      151,00
2.4. KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PELAKU PEMBINA
   Dari sisi kelembagaan Pokdakan secara umum masih didominasi oleh Pokdakan kategori pemula, yang mencapai
    sebanyak 1.331 buah, sedangkan kategori lainnya berturut-turut pokdakan kategori lanjut sebanyak 27 buah, madya
    sebanyak 84 buah dan kategori utama sebanyak 11 buah.
   Kualitas pokdakan dari sisi kelembagaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pelaku pembina, total petugas lapang
    yang secara langsung berperan dalam pembinaan dan pendampingan Pokdakan, masing-masing untuk Jumlah Petugas
    Penyuluh Lapangan (PPL PNS) sebanyak 124 orang, Petugas Penyuluh Perikanan Kontrak (PPTK) sebanyak 60 orang,
    Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 39 orang dan Technical Service (TS) Swasta sebanyak 15 orang. Data sebaran
    jumlah Pokdakan dan ketersediaan petugas lapang di masing-masing Kabupaten/Kota

                     REKAPITULASI KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PETUGAS LAPANG
                                               DI JAWA TIMUR

                                         POKDAKAN (Buah)                              Petugas Lapang
    No      Kabupaten
                         Jumlah   Pemula     Lanjut   Madya    Utama   Jumlah   PPL     PTL/PPTK       UPT   TS Swasta
    2    Tuban             24       23          0          0     1       7      3           2           2       0
    3    Lamongan           0       -           -          -     -       -       -          -           -        -
    4    Gresik            188     188          0          0     0      25      9           7           9       0
    5    Sidoarjo          65       47         10          7     1      13      9           4           0       0
    6    Pasuruan          34       0           0          0     0       4      4           0           0       0
    7    Probolinggo       15       15          0          0     0       7      7           0           0       0
    8    Situbondo          1       1                                   30      15         12           3       0
         Banyuwangi        177     167          8          2     0      22      10          8           4       0
         Total             504     441         18          9     2      108     57         33          18       0
3.1. TARGET REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMUR
   Hasil identifikasi bahwa luas lahan tambak DI Jawa Timur yang berpotensi untuk
   direvitalisasi mencapai 20.879,66 hektar, dengan rincian :



                                                                             Potensi Luas Revitalisasi (ha)
                                                 No     KABUPATEN
 -Tambak Tradisional seluas     : 16.661,33 ha
                                                                    Jumlah       Ekstensif       Semi         Intensif
 -Tambak Semi intensif seluas   : 1.838,23 ha
 -Tambak intensif seluas        : 2.380,10
 - ha                                            1    Tuban           484,16        319,73        126,13          38,30

                                                 2    Lamongan               -               -          -                -

                                                 3    Gresik         3.240,00                -   1.675,00      1.565,00

                                                 4    Sidoarjo      15.381,51                           -                -
                                                                                 15.381,51
                                                 5    Pasuruan        394,19        394,19              -                -

                                                 6    Probolinggo     351,00        346,00           5,00                -

                                                 7    Situbondo       798,60        175,40         32,10         591,10

                                                 8    Banyuwangi      230,20          44,50             -        185,70

                                                                    20.879,66    16.661,33       1.838,23      2.380,10
3.2. RENCANA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMUR


   Data sementara yang dihimpun (data sekunder) bahwa kebutuhan untuk rencana
    pengembangan revitalisasi tambak pantura, sebagai berikut :
    - Rehab Saluran          : Rp. 280.885.850,-
    - Jalan Produksi         : Rp. 16.550.000,-
    - Kebutuhan PTL          : 33 orang
                                                      Perkiraan Kebutuhan Pengembangan
      KABUPATEN/PRO          Rehab Saluran*                 Jaringan PLN               Jalan Produksi**              Petugas
 No
          VINSI                           Jumlah                          Jumlah                       Jumlah        Lapang
                         Vol     Sat     (Rp.000)     Vol        Sat     (Rp.000)
                                        REKAPITULASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN        Vol        Sat     (Rp.000)        (org)
                                        REVITALISASI TAMBAK UDANG DI PANTURA
  1       Tuban                                                                                     -                       8
                       16.700           3.290.000      -         -         -          -                     -
  2     Lamongan                                                                                    -                          -
                          -       -         -          -         -         -          -                     -

  3       Gresik                                                                                    -
                      1.288.065        193.464.600     -         -         -          -                     -

  4      Sidoarjo                                                                              km                              -
                       10.000           75.000.000     -         -         -         3,5                15.750.000
  5      Pasuruan                                                                                   -
                       5.500                           -         -         -          -                     -
  6     Probolinggo                                                                                 -                       7
                       27.325           6.831.250      -         -         -          -                     -
  7     Situbondo                                                                                   -                          -
                          -                 -          -         -         -          -                     -
  8     Banyuwangi                                                                             m                            18
                       2.300            2.300.000      -         -         -       4.000                 800.000

                      1.349.890   -    280.885.850     -         -         -       4.003,5          - 16.550.000       33
3.3. RENCANA CALON LOKASI DEMFARM
 Hasil identifikasi dan kajian teknis maupun non teknis untuk menentukan calon lokasi
 demfarm, didapatkan calon lokasi demfarm masing-masing sebagai berikut :

    1.   Kabupaten Tuban :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
    2.   Kabupaten Lamongan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
    3.   Kabupaten Gresik :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
    4.   Kabupten Sidoarjo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
    5.   Kabupaten Pasuruan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
    6.   Kabupaten Probolinggo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
    7.   Kabupaten Situbondo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
    8.   Kabupaten Banyuwangi :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM

                                                                               Potensi Pengembangan Demfarm
       Kabupaten
 No                 Nama Pokdakan
                                    Luas Tambak untuk     Teknologi dapat                          Kondisi/                                     Perkiraan biaya
                                                                            Jenis Komoditas                      Kondisi Perlu Perbaikan
                                      Demfarm (ha)         dikembangkan                       persyaratan teknis                                   perbakan

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
  1   Tuban        Mina Lestari            8            Semi intensif       Vaname            Kurang baik        tandon, jaringan listrik dan
                                                                                                                 BBM

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
                                                                                              Kurang baik (air
                   Barokah                 2            Semi intensif       Vaname                               tandon, jaringan listrik dan
                                                                                              tawar tidak ada)
                                                                                                                 BBM

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
                   Tirto Makmur            3            Intensif            Vaname            Baik               tandon, jaringan listrik dan
                                                                                                                 BBM

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
                   Udang Perkasa           15           Intensif            Vaname            Kurang baik        tandon, jaringan listrik dan
                                                                                                                 BBM

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
                   Tani mandiri            10           Semi intensif       Vaname            Baik               tandon, jaringan listrik dan
                                                                                                                 BBM

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
                   Udang Sari              1,2          Semi intensif       Vaname            Kurang baik        tandon, jaringan listrik dan
                                                                                                                 BBM

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
                   Bina Mulya              3            Semi intensif       Vaname            Kurang baik        tandon, jaringan listrik dan
                                                                                                                 BBM

                                                                                                                 Saluran, petak budidaya,
                   Tambak Waru             4            Semi intensif       Vaname            Baik               tandon, jaringan listrik dan
                                                                                                                 BBM
REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM

                                                                              Potensi Pengembangan Demfarm
        Kabupaten
 No                  Nama Pokdakan Luas Tambak untuk     Teknologi dapat                          Kondisi/                                Perkiraan biaya
                                                                           Jenis Komoditas                      Kondisi Perlu Perbaikan
                                     Demfarm (ha)         dikembangkan                       persyaratan teknis                              perbakan
                                                                           Udang Vaname      cukup baik
  2   Lamongan      Langgeng Harjo        20           Tradisional plus

                                                                                             cukup baik
                    Mitra Sejati          20           Tradisional plus
                                                                           Udang Vaname
                                                                           Udang Vaname      cukup baik
                    Mina Abadi            20           Tradisional plus

                                                                           Udang Vaname & cukup baik
                    Mina Makmur                                            Windu
                                          20           Tradisional plus
                    Abadi I dan II
                                                                           Udang Vaname cukup baik
                    Bakti Usaha           20           Tradisional plus


                                                                           Vanname+Bande                       Saluran, petak budidaya,
  3   Gresik        Podho Rukun           112          Semi-intensif                     Cukup
                                                                           ng                                 sarana penunjang

                    Tani Pangka                                            Vanname+Bande                       Saluran, petak budidaya,
                                         3150          Semi-intensif                     Cukup
                    Wetan                                                  ng                                 sarana penunjang

                                                                           Vanname+Bande                       Saluran, petak budidaya,
                    Mina Sari Asih        100          Tradisional Plus                  Kurang
                                                                           ng+Tawes                           sarana penunjang

                                                                                                               Saluran, petak budidaya,
                    Vanname Makmur        20           Tradisional Plus    Bandeng+Tawes Kurang
                                                                                                              sarana penunjang

                    Kampung                                                                                    Saluran, petak budidaya,
                                           4           Intensif            Vanname           Baik
                    Vanname                                                                                   sarana penunjang
LANJUTAN,..

                                                                                         Saluran, petak budidaya,
 3 Gresik     Podho Rukun         112   Semi-intensif      Vanname+Bandeng Cukup
                                                                                        sarana penunjang
                                                                                         Saluran, petak budidaya,
              Tani Pangka Wetan   3150 Semi-intensif       Vanname+Bandeng Cukup
                                                                                        sarana penunjang
                                                           Vanname+Bandeng+              Saluran, petak budidaya,
              Mina Sari Asih      100   Tradisional Plus                    Kurang
                                                           Tawes                        sarana penunjang
                                                                                         Saluran, petak budidaya,
              Vanname Makmur       20   Tradisional Plus   Bandeng+Tawes    Kurang
                                                                                        sarana penunjang

                                                                                         Saluran, petak budidaya,
              Kampung Vanname      4    Intensif           Vanname          Baik
                                                                                        sarana penunjang

                                                                                         Saluran, petak budidaya,
 4 Sidoarjo   Sumber Mina 1       300   Ekstensif Plus     Windu            Baik
                                                                                        sarana penunjang
                                                                                         Saluran, petak budidaya,
              Eco Shrimp          950   Ekstensif Plus     Windu            Baik
                                                                                        sarana penunjang
                                                                                         Saluran, petak budidaya,
              Karya Makmur        152   Ekstensif Plus     Windu            Kurang Baik
                                                                                        sarana penunjang
                                                                                         Saluran, petak budidaya,
              Mina Alam Lestari   475   Ekstensif Plus     Windu            Kurang Baik
                                                                                        sarana penunjang
                                        Ekstensif Plus dan                               Saluran, petak budidaya,
              Sumber Urip         152                      Windu            Kurang Baik
                                        Semi I                                          sarana penunjang
 5 Pasuruan
Lanjutan,..
                      Sumber              Tradisional plus dan     Vaname dan                 Saluran, petak budidaya, tandon,
      Probolinggo                    9
  6                   Vaname                 Semi intensif          Bandeng                               jalan akses
                                                                                              Saluran, petak budidaya, tandon,
                     Sido Agung     47         Ekstensif             Vaname
                                                                                                          jalan akses
                                             Ekstennsi dg                                     Saluran, petak budidaya, tandon,
                    Sumber Hidup    130                          Vaname, bandeng
                                              polikultur                                                  jalan akses
                                             Ekstennsi dg                                     Saluran, petak budidaya, tandon,
                     Mina Bakau     47                           Vaname, bandeng
                                              polikultur                                                  jalan akses
                                                                                              Saluran, petak budidaya, tandon,
                     Pesisir Asri   12         Ekstensif             Vaname
                                                                                                          jalan akses
                                             Ekstensif dg                                     Saluran, petak budidaya, tandon,
                     Mina Mas       11                           Vaname, bandeng
                                              polikultur                                                  jalan akses
  7   Situbondo           -          -             -                    -                                      -
                          -          -             -                    -                                      -
                          -          -             -                    -                                      -
                          -          -             -                    -                                      -
                          -          -             -                    -                                      -
                                                                                            Salluran. Petak budidaya, tandon dan
      Banyuwangi Sido Rukun          5       Semi-intensif          Vanname         Baik
  8                                                                                                   sarana penunjang
                                           Semi-intensif dan                                Salluran. Petak budidaya, tandon dan
                     Sabuk Hijau    10                              Vanname         Baik
                                               intensif                                               sarana penunjang
                     Sinar Mina                                                             Salluran. Petak budidaya, tandon dan
                                     3       Semi-intensif          Vanname         Baik
                      Kencana                                                                         sarana penunjang
                                                                                            Salluran. Petak budidaya, tandon dan
                    Sukses Abadi     2       Semi-intensif          Vanname         Baik
                                                                                                      sarana penunjang
                    Mina Bangkit                                                   Kurang   Salluran. Petak budidaya, tandon dan
                                    15       Semi-intensif          Vanname
                     Bersama                                                        baik              sarana penunjang
                                                                                   Kurang   Salluran. Petak budidaya, tandon dan
                    Tambak Asri      5       Semi-intensif          Vanname
                                                                                    baik              sarana penunjang
                                                                                            Salluran. Petak budidaya, tandon dan
                    Tirta Kencana    2       Semi-intensif          Vanname         Baik
                                                                                                      sarana penunjang
                                                                                            Salluran. Petak budidaya, tandon dan
                    Raja Vaname      2       Semi-intensif          Vanname         Baik
                                                                                                      sarana penunjang
DUKUNGAN SEKTOR YANG DIPERLUKAN



        Dep. PU : Pengembangan jaringan irigasi tambak
         dan jalan produksi
        Dep. Keuangan : Dukungan pembiayaan untuk
         pembangunan insfratuktur tambak
        Dep. Dalam Negeri : Mendorong PEMDA untuk
         penetapan & penegakan tata ruang
        BAPEDAL dan PEMDA : Pengelolaan lingkungan
         perairan tambak.
        Koperasi dan UKM : Pemberdayaan Kelompok
         melalui Koperasi
        Perbankan : Penyediaan kredit program KUR, KKPE
        PT. PLN : Penyediaan jaringan listrik bagi tambak
         udang semi/intensif dan hatchery udang
PROFILE KONDISI CALON LOKASI
 REVITAISASI TAMBAK UDANG
PROVINSI BANTEN

  1. Kabupaten Serang


      Kelompok : Mina Gracillaria Insani
      Ketua : Bp. Haris
      Anggota : 10 orang
      Luas lahan : 72 ha
      Komoditi : Bandeng, udang dan Gracilaria
2. KABUPATEN TANGERANG




   Kelompok : Bina Marepat
   Lokasi : Kecamatan Kronjo, Kemeri dan Mekar baru
   Komoditi : Udang windu, Bandeng dan Gracilaria
   Anggota : 10 orang
   Luas lahan 30 ha
PROVINSI JAWA BARAT

1. Kabupaten Karawang

 Pokdakan : Mina Karya
 Alamat : Desa karya Bakti, Batu jaya
 Jumlah Anggota : 28 orang
 Luas potensi demfarm : 54
 Komoditas saat ini : Windu dan bandeng
 Teknologi : tradisional, dapat dikembangkan : semi
 intensif
2. Kabupaten Subang

   Pokdakan : Cipta Bahari
   Alamat : Patimban, Pusaka Nagara
   Jumlah Anggota : 15
   Luas potensi demfarm : 20 ha
   Komoditas saat ini : udang Vaname
   Teknologi : Intensif
3. Kabupaten Indramayu

   Pokdakan : Datuk Jaya Mina
   Alamat : Desa Pranggon, Kec. Arahan
   Jumlah Anggota : 42 orang
   Luas potensi demfarm : 44
   Komoditas saat ini : Windu, vaname dan bandeng
   Teknologi : tradisional, dapat ditingkatkan menjadi semi
   intensif
4. Kabupaten Cirebon

   Pokdakan : Mina Jaya Bakti
   Alamat : Desa Bungko, Kec. Kapetakan
   Jumlah Anggota : 10 orang
   Luas potensi demfarm : 5 ha
   Komoditas saat ini : Vaname
   Teknologi dapat dikembangkan: semi intensif
PROVINSI JAWA TENGAH


   1. Kabupaten Brebes

   Pokdakan : Harapan Jaya

   Alamat : Desa Limbangan
   Jumlah Anggota : 30 orang
   Luas tambak : 30 ha
   Komoditas : Udang
   Teknologi “ Tradisional
2. Kabupaten Pemalang

    Pokdakan : Mina Tulus
    Jumlah Anggota : 20 0rang
    Luas tambak : 40 ha
    Komoditas : udang
    Teknologi : Semi /intensif
3. Kabupaten Pekalongan
Pokdakan Sunter Mas III
Lokasi : Desa Depok, Kec. Siwalan                                                                Kondisi Teknis :

                                                                                                 •   Teknologi budidaya ekstensif
                                                                                                 •   Luas lahan 40 Ha
                                                                                                 •   Secara umum sesuai standar kelayakan
                                                                                                     teknis budidaya yang dpersaratkan
                                                                                                 •    Komoditas dikembangkan saat ini Bandeng
                                                                                                     dan gracilaria (sebagai pelengkap)
                                                                                                 •    Udang Windu mengalami kegagalan sejak
                                                                                                     tahun 3keterbatasan info teknologi
                                                                                                 •   Masih ada budidaya udang windu tp relatif
                                                                                                     sangat sedikit




                                                                                          Kondisi Non Teknis :

                                                                                          •   Kelembagaan baik, dan menunjukkan adanya animo
                                                                                              dan komitmen yang tinggi dalam menerapkan
                                                                                              teknologi anjuran
                                                                                          •   Jumlah anggota 45 orang
                                                                                          •   Lahan cukup luas dengan status hak milik maupun
  Potensi Pengembangan Demfarm :                                                              sewa
                                                                                          •   Aksesibilitas mudah
   Luas tambak 20,5 dengan total 24 petak (tandon dan petak budidaya)                    •   Jalan akses baik (beraspal) dan memungkinkan masuk
   Teknologi tradisional dan dapat dikembangkan menjadi semi intensif                        roda 4
   Komoditas udang windu/vaname dengan polikultur Bandeng dan Nila                       •   Jaringan listrik (PLN) belum ada
   Teknologi diterapkan dengan sistem cluster                                            •   Lahan tambak masih bisa diperluas (banyak lahan idle
   Persyaratan teknis baik                                                                   dan potensi alih fungsi menjadi lahan tambak)
   Kondisi perlu perbaikan : Saluran 0,9 km; Petak Tandon 4 ha; petak budidaya 20,5 ha
    dan sarana penunjang
4. Kabupaten Kendal

   Pokdakan : Ngudi Makaryo
   Alamat : Desa Kartikajaya, Kec. Patebon
   Jumlah Anggota : 40 orang
   Luas tambak : 505 ha
   Komoditas saat ini : Bandeng
   Teknologi Tradisional
5. Kabupaten Demak

   Pokdakan : Windu Jaya I
   Alamat : Desa Sidarejo Kecamatan Sayung
   Jumlah Anggota : 20 orang
   Luas potensi demfarm : 50 ha
   Komoditas saat ini : udang dan bandeng
   Rekomendasi Teknologi : Polikultur udang dan bandeng
6. Kabupaten Jepara

   Pokdakan : Mina Barokah
   Alamat : Desa Surodadi, Kec. Kedung
   Jumlah Anggota : 40 orang
   Luas potensi demfarm : 10 ha
   Komoditas saat ini : udang dan bandeng
   Teknologi : Tradisional plus
7. Kabupaten Pati

   Pokdakan : Murya
   Alamat : Desa Tunggul Sari, Tayu
   Jumlah Anggota : 122 orang
   Luas tambak: 98 ha
   Komoditas saat ini : udang dan bandeng
   Teknologi : tradisional
8. Kabupaten Rembang

Pokdakan : Sidodadi Maju III
Alamat : Desa Dasun, Kec. Lasem
Jumlah Anggota : 30 orang
Luas potensi demfarm : 20 ha
Komoditas saat ini : udang vaname
Teknologi yang dapat dikembangkan: semi intensif
9. Kota Pekalongan
  Pokdakan : Mina Barokah
  Alamat : Kel. Degayu, Kec. Pekalongan Utara
  Jumlah Anggota : 15 orang
  Luas potensi demfarm : 1,7 ha
  Komoditas : udang vaname
  Teknologi yang dapat dikembangkan: Tradisional
A. KAWASAN KONSERVASI




  Sempadan        Sempadan   Zona
  Pantai          Sungai     Penyangga
KAWASAN PEMANFAATAN UMUM
Petak Tandon
 • Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei,
   Scucullata), kerang bakau (G. coacan); rak bambu > 10 cm dari
   dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar
   cangkang 5-7 cm
Petak Steril Air
 • Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air
   keruh dan 3 ppm unutk air jernih), dengan proses netralisasi ± 3
   jam. Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50
   kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm sebesar 18-25 kg/ha.
Petak pengendali hama penyakit
 • Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap
   putih, dll. Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan
   seluruhnya
Petak Biofilter
 • Organisme : kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau
   Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan kepadatan 6-8
   ekor/m²
   Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan kepadatan 0.75 kg/m²
   (28 ekor/ m²), ditempatkan dalam rak bambu pada kedalaman
   10 cm
Petak Pembesaran
KAWASAN PEMANFAATAN UMUM
                           •Fungsi: perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah patogen & cerrier,
                            serta menetralisir ekses racun
       Petak Tandon        •Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei, Scucullata), kerang bakau (G.
                            coacan); rak bambu > 10 cm dari dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar
                            cangkang 5-7 cm


                           •Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air keruh dan 3 ppm unutk air jernih),
                            dengan proses netralisasi ± 3 jam.
       Petak Steril Air    •Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50 kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm
                            sebesar 18-25 kg/ha.




   Petak pengendali hama   •Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap putih, dll
          penyakit         •Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan seluruhnya



                           •Kedalaman tambak 0.75-1.2 meter, Luas petakan sekitar 0.25 hektar
                           •Hapa 15 m³ (5x3x1 m) , Padat tebar 3000 ekor/m³ (PL 11-17), Sanitasi air 25-30 ppm
     Petak Pentokolan      •Masa pemeliharaan 45 hari, Pemberian pakan 15-30 %/BB/hari
                           •Pada musim kemarau sebaiknya pentokolan sistem hapa sedangkan pada musim penghujan
                            sebaiknya sistem bak.




     Petak Pembesaran
PERSYARATAN DISAIN & KONTRUKSI TAMBAK UDANG
DISAIN TAMBAK
 Tujuan:
 Mempermudah pengelolaan air dan pemanenan udang, serta mengefektifkan
 pengelolaan limbah

 •   Disain Petakan merupakan perencanaan bentuk tambak yang meliputi: ukuran
     panjang dan lebar petakan, kedalaman, ukuran pematang, ukuran berm, ukuran
     saluran keliling serta ukuran dan letak pintu air.
 •   Luas petakan tambak tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan.
     Semakin kecil ukuran semakin mudah dalam pengelolaanny, tetapi akan lebih
     mahal dalam kontruksi maupun operasionalnya
 •   Sebaiknya dibuat dalam bentuk unit. Setiap satu unit tambak pengairannya
     berasal dari satu pintu besar, yaitu pintu air utama atau laban. Satu unit tambak
     terdiri dari tiga macam petakan: petak pendederan, petak glondongan (buyaran)
     dan petak pembesaran dengan perbandingan luas 1:9:90.
 •   Petakan pembagi air, yang merupakan bagian yang terdalam. Dari petak
     pembagi, masing-masing petakan menerima bagian air untuk pengisiannya.
     Setiap petakan harus mempunyai pintu air sendiri, yang dinamakan pintu
     petakan, pintu sekunder, atau tokoan. Petakan yang berbentuk seperti saluran
     disebut juga saluran pembagi air.
 •   Setiap petakan terdiri dari caren dan pelataran.
DISAIN KONTRUKSI TAMBAK

 (i) petak Tandon/bio filter

 •   Organisme : kerang bakau, tiram, dan
     vegetasi bakau
 •   Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan
     kepadatan 6-8 ekor/m²
 •   Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan
     kepadatan 0.75 kg/m² (28 ekor/ m²),
     ditempatkan dalam rak bambu pada
     kedalaman 10 cm
KAWASAN PEMANFAATAN UMUM
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

  BERDASARKAN CARA PENGATURAN, PENGUKURAN
  DAN KELENGKAPAN FASILITAS DIBAGI DALAM 3 TIPE :




                     1. Jaringan Irigasi sederhana
                     2. Jaringan irigasi semi Teknis
                     3. Jaringan Irigasi Teknis
MACAM MACAM SISTEM IRIGASI


             Menurut sumber airnya:
                1. Air permukaan :
                   ( sungai, danau, waduk )
                2. Air tanah : akuifer
             Menurut cara pengambilan
             airnya:
                1. gravitasi
                2. Pompa
                3. Pasang Surut
LANJUTAN……..

           Menurut cara pengaliran airnya:
               1. Saluran terbuka (open channel)
               2. Jaringan pipa (pipe network)
          Menurut cara distribusi airnya ke
          lahan:
               1. Irigasi permukaan
               2. Irigasi curah
               3. Irigasi tetes

Contenu connexe

Tendances

Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveArah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveCIFOR-ICRAF
 
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptxPPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptxmulilhaq
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganBadiuzzaman
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganRiska_21
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Syawalina Soerbakti
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanAji Sanjaya
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananPT. SASA
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCAdaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCCIFOR-ICRAF
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Register Undip
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementCIFOR-ICRAF
 

Tendances (20)

Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveArah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
 
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptxPPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Potensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidayaPotensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidaya
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Review pesisir dan laut
Review pesisir dan lautReview pesisir dan laut
Review pesisir dan laut
 
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
 
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur IkanBiologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
Biologi Perikanan - Penentuan Umur Ikan
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Pengelolaan das
Pengelolaan dasPengelolaan das
Pengelolaan das
 
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCAdaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove Management
 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
 

En vedette

Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang peleanAnalisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang peleanHan Hanif
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiInNo JustforYou
 
Manajemen pemberian pakan ikan bandeng
Manajemen pemberian pakan ikan bandengManajemen pemberian pakan ikan bandeng
Manajemen pemberian pakan ikan bandengLaelatun Nadifah
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiHanapi Suteja
 
Draft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft final
Draft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft finalDraft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft final
Draft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft finalAndon Setyo Wibowo
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBBAP takalar
 
Proposal ukm peternak udang hias cikaret
Proposal ukm peternak udang hias cikaretProposal ukm peternak udang hias cikaret
Proposal ukm peternak udang hias cikaretypaal
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
 
Perda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journal
Perda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journalPerda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journal
Perda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journalIdnJournal
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 
Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)
Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)
Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)Didi Sadili
 
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...Didi Sadili
 
Dugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus DilindungiDugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus DilindungiDidi Sadili
 

En vedette (20)

Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang peleanAnalisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
 
Manajemen pemberian pakan ikan bandeng
Manajemen pemberian pakan ikan bandengManajemen pemberian pakan ikan bandeng
Manajemen pemberian pakan ikan bandeng
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannamei
 
Tambak windu
Tambak winduTambak windu
Tambak windu
 
Draft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft final
Draft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft finalDraft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft final
Draft Master Plan RTH P2KH Gresik 2012- agustus 2012_draft final
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
 
Proposal ukm peternak udang hias cikaret
Proposal ukm peternak udang hias cikaretProposal ukm peternak udang hias cikaret
Proposal ukm peternak udang hias cikaret
 
Pasca Panen Udang
Pasca Panen UdangPasca Panen Udang
Pasca Panen Udang
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
 
Perda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journal
Perda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journalPerda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journal
Perda kab. gresik no. 22 tahun 2004 idn journal
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)
Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)
Bahan: Rencana Aksi Konservasi Sidat (Anguilla spp.)
 
Udangvaname
UdangvanameUdangvaname
Udangvaname
 
Budidaya Ikan Nila
Budidaya Ikan NilaBudidaya Ikan Nila
Budidaya Ikan Nila
 
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...
 
Dugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus DilindungiDugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus Dilindungi
 

Similaire à REVITALISASI TAMBAK PANTURA

Rencana pengembangan selat karimata
Rencana pengembangan selat karimataRencana pengembangan selat karimata
Rencana pengembangan selat karimataDidi Sadili
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswilDidik Purwiyanto Vay
 
FGD_Demak_23 Nov 22.pptx
FGD_Demak_23 Nov 22.pptxFGD_Demak_23 Nov 22.pptx
FGD_Demak_23 Nov 22.pptxJarwo Darmanto
 
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)ridwantobukublogspot
 
Tugas map upload
Tugas map uploadTugas map upload
Tugas map uploadBadiuzzaman
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayasuningterusberkarya
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahannandradr
 
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDianora Didi
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...Repository Ipb
 
Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaKevin Niro
 
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...CIFOR-ICRAF
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...Analyst of Water Resources Management
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
 
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH NganjukMateri konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjukkphnganjuk
 

Similaire à REVITALISASI TAMBAK PANTURA (20)

Rencana pengembangan selat karimata
Rencana pengembangan selat karimataRencana pengembangan selat karimata
Rencana pengembangan selat karimata
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
 
FGD_Demak_23 Nov 22.pptx
FGD_Demak_23 Nov 22.pptxFGD_Demak_23 Nov 22.pptx
FGD_Demak_23 Nov 22.pptx
 
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
 
Tugas map upload
Tugas map uploadTugas map upload
Tugas map upload
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
Gapura pencanangan
Gapura pencananganGapura pencanangan
Gapura pencanangan
 
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahan
 
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
 
Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawa
 
Sosialisasi pi indramayu 1
Sosialisasi pi indramayu 1Sosialisasi pi indramayu 1
Sosialisasi pi indramayu 1
 
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
Strengthening capacity and policies for the protection and management of mang...
 
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingk...
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
 
Kelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunanKelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunan
 
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH NganjukMateri konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
Materi konsultasi publik hcvf KPH Nganjuk
 

Plus de Didi Sadili

Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
 
Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019
Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019
Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019Didi Sadili
 
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk JakartaPaparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk JakartaDidi Sadili
 
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Didi Sadili
 
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau KecilKebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau KecilDidi Sadili
 
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...Didi Sadili
 
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan Ekspornya
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan EkspornyaMekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan Ekspornya
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan EkspornyaDidi Sadili
 
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...Didi Sadili
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
 
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Didi Sadili
 
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat PesisirMengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat PesisirDidi Sadili
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Didi Sadili
 
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi Perairan
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi PerairanPenerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi Perairan
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi PerairanDidi Sadili
 
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...Didi Sadili
 
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...Didi Sadili
 
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata Bahari
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata BahariPenerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata Bahari
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata BahariDidi Sadili
 
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat Lokal
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat LokalImplementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat Lokal
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat LokalDidi Sadili
 
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
 
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...Didi Sadili
 
Ancaman dan pemanfaatan dugong di indonesia
Ancaman dan pemanfaatan dugong di indonesiaAncaman dan pemanfaatan dugong di indonesia
Ancaman dan pemanfaatan dugong di indonesiaDidi Sadili
 

Plus de Didi Sadili (20)

Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
 
Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019
Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019
Hasil Diskusi Reklamasi Nasional. Jakarta 16 September 2019
 
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk JakartaPaparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
 
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
 
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau KecilKebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
 
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...
 
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan Ekspornya
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan EkspornyaMekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan Ekspornya
Mekanismr Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Perdagangan Ekspornya
 
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...
Prosedur Pengajuan dan Pembayaran Kegiatan Lanjutan APBN sesuai PMK no. 243 t...
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
 
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
 
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat PesisirMengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
 
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi Perairan
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi PerairanPenerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi Perairan
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP di Kawasan Konservasi Perairan
 
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...
Rencana Pengembangan Ekowisata Berbasis Pendidikan di Pulau Cemara Besar di K...
 
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP dari Kegian Ekonomi di Kawasan Konservasi...
 
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata Bahari
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata BahariPenerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata Bahari
Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP Dari Wisata Bahari
 
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat Lokal
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat LokalImplementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat Lokal
Implementasi Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Untuk Masyarakat Lokal
 
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
 
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...
Medic conservation in indonesian dugongs. a physiologycal and pathological pe...
 
Ancaman dan pemanfaatan dugong di indonesia
Ancaman dan pemanfaatan dugong di indonesiaAncaman dan pemanfaatan dugong di indonesia
Ancaman dan pemanfaatan dugong di indonesia
 

Dernier

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Dernier (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

REVITALISASI TAMBAK PANTURA

  • 1. PENATAAN KAWASAN TAMBAK PANTURA JAWA DALAM UPAYA REVITALISASINYA
  • 2. OUTLINE • PENDAHULUAN • ANALISIS PERENCANAAN • RENCANA ZONASI RINCI • INDIKASI PROGRAM
  • 3. LATAR BELAKANG  Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) merupakan kawasan pertambakan yang terluas di Indonesia, pernah mengalami kejayaan dalam produksi udang pada era tahun 1990-an, dengan menerapkan teknologi ekstensif, semi- intensif dan intensif. Dengan timbulnya berbagai masalah, seperti penurunan daya dukung lingkungan, serangan penyakit udang, dan menurunnya mutu induk/benih udang, mengakibatkan kegagalan pada produksi udang di Pantura.  Oleh karena itu, untuk membangkitkan kembali produksi udang di Pantura perlu dilakukan upaya-upaya khusus, antara lain melalui “Revitalisasi Tambak Udang di Pantura” terhadap tambak-tambak uang idle atau yang beroperasi tetapi tidak secara optimal.  Secara ideal, kegiatan perikanan budidaya haruslah dikembangkan secara berkelanjutan. Dalam artian, kegiatan budidaya tersebut haruslah menghasilkan produktivitas yang sebanding dengan upaya, tidak menciptakan konflik sosial, serta selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungannya.  Rendahnya tingkat produktivitas perikanan budidaya di Kabupaten Gresik saat ini masih dapat ditingkatkan. Dengan melakukan revitalisasi melalui perencanaan zonasi kawasan pesisir, akan tercipta keseimbangan tata ruang kawasan perikanan yang mampu mendukung keberlanjutan perikanan budidaya
  • 4. TUJUAN • Mengurangi Kemiskinan, (Pro Poor) • Mengurangi Pengangguran, (Pro Job) • Meningkatkan Daya Saing Kegiatan Dan Produk Perikanan (Pro Growth), • Membangun Ketahanan Pangan, Membangun Daerah Dan Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah, • Membangun Kesinambungan Kegiatan Perikanan, Serta • Melestarikan Lingkungan Hidup (Blue Carbon).
  • 5. SASARAN • Tersedianya seluruh data potensi, daya dukung dan kondisi existing baik teknis maupun non teknis sebagai bahan acuan rencana revilaisasi tambak udang di Pantura Jawa • Terumuskannya rencana pengembangan revitalisasi tambak udang di Pantura jawa • Terumuskannya rekomendasi pola pelaksanaan revilaisasi tambak udang di Pantura Jawa
  • 6. POLA PIKIR Kondisi Eksisting • Analisis Kesesuaial dan Daya Dukung Lingkungan • Analisis Daya Tampung Lingkungan • Analisis Skenario-skenario penerapan Teknologi Teori • Analisis Kebutuhan Bibit dan Sarana Budidaya • Analisis Kebutuhan Investasi Revitalisasi Penataan Ruang yang seimbang Penerapan Teknologi Dukungan Sarana Prasarana Rencana Zonasi Strategi Indikasi Program
  • 7. III. KAJIAN DAYA DUKUNG DAN POTENSI REVITALISASI TOLAK UKUR FAKTOR TEKNIS FAKTOR NON TEKNIS  Aspek kesesuaian lokasi • Kelembagaan kelompok sesuai standar kelayakan • Aspek sosial budaya budidaya udang • Aspek kemudahan  Aspek daya dukung (Aksesibilitas, sumber lingkungan benih dan pasar)  Kesesuaian lokasi • Kondisi sarana dan dengan penerapan prasarana penunjang teknologi yang akan • Komitmen pelaku dan dikembangkan dukungan pemerintah (teknologi anjuran) daerah
  • 8. PROFIL KABUPATEN GRESIK Kabupaten Kabupaten Gresik Bangkalan Kabupaten Lamongan Kota Surabaya • Luas wilayah 1.191,25km² • Jumlah penduduk: 1.072.190 jiwa (2009) • PDRB unggulan: Industri dan Perikanan.
  • 9. KAWASAN PERENCANAAN ZONASI RINCI Kawasan Perencanaan • Kabupaten Gresik terdiri dari 18 Kecamatan, dengan hanya 7 Kecamatan yang berada di kawasan pesisir, yaitu sepanjang Kec. Kebonmas, Sebagian Kec. Gresik, Kec Manyar, Kec. Bungah, dan Kec. Ujung Pangkah. • Memiliki akses perdagangan regional, nasional bahkan internasional  sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal. • RTRW Kab Gresik dan Kepmen KP No.41/2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan dengan merevitalisasi tambak di Kab. Gresik, kawasan perikanan budidaya tambak di wilayah utara. Kaw. Minapolitan dipusatkan di Kec. Sidayu dengan kecamatan penyangga (hinterland)nya di Kec. Dukun, Bungah, Ujung Pangkah dan Panceng. Dengan komoditas unggulan Udang vaname dan bandeng. • Lahan budidaya perikanan tersebut sebagian besar merupakan pertambakan yang bersalinitas (18,82-28,11 ppt), namun dengan derajat keasaman yang tinggi (8.08-10.34). • Sumber air tambak berasal dari laut dengan tingkat kekeruhan tinggi dan salinitas yang bervariasi. Pemasok utaman S. Bengawan Solo, S. Lamong, yang bercabang ke sungai-sungai kecil S. Ketode, Lengok, Kakus dan Celeng.. Saluran primer, sekunder, tersier dan kuarter berasal dari sodetan S. Bengawan Solo yaitu Bengawan Manyar (Anonim, 2011)
  • 10. PERTIMBANGAN PEMILIHAN KECAMATAN PRIORITAS Pertimbangan terpilihnya Kecamatan Ujung Pangkah: 1) Mayoritas penggunaan lahan adalah areal budidaya, Sedimentasi yang sangat tinggi 2) Memiliki isu tingkat perubahan bentang alam yang sangat tinggi. Karena perubahan bentang alam akan sangat mempengaruhi tidak hanya kegiatan perikanan budidaya, termasuk juga perubahan pada kawasan perairan lautnya. Perubahan ini membawa dampak negatif: 1) Rusaknya jaringan irigasi/drainase, 2) Turunnya kualitas air (kekeruhan dll), 3) Meningkatnya tingkat kematian budidaya, 4) Menurunnya produktifitas perikanan, 5) Konflik sosial kepemilikan tanah tumbuh. Kecamatan Panceng Kecamatan Ujung Pongkah Batas Kecamatan Peta Kecamatan Peta Kecamatan Kecamatan Dukun Kecamatan Sedayu sebelum Sedimentasi sesudah Sedimentasi
  • 11. ANALISIS • ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN • ANALISIS KOMODITAS YANG SESUAI • ANALISIS DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN • ANALISIS SKENARIO-SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI • ANALISIS KEBUTUHAN BIBIT DAN SARANA BUDIDAYA • ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI (S1): 799,53 Ha (S2): 31.140,21 Ha Total: 31.939,74 Ha
  • 12. KONDISI FISIK TAMBAK DI KAB. GRESIK Hasil Kajian BPPBAP Maros, 2011
  • 13. ANALISIS KESESUAIAN • Di sepanjang kawasan pesisir Gresik, terdapat vegetasi mangrove yang semakin menipis, perlu tindakan merehabilitasi hutan mangrove, sebagai daerah penyangga dan green belt (sempadan sungai dan sempadan pantai) untuk melindungi pertambakan di sekitarnya • Kondisinya selalu tergenang atau tereduksi, bahan organik tanah dan N total tanah yang relatif rendah. Pada Kawasan Tambak yang terletak pada kawasan rawan bencana gelombang pasang, disarankan melakukan adaptasi dengan cara pendalaman tambak, pergentaian komoditi/spesies yang lebih tahan, dan penerapan teknologi • Kondisi jaringan irigasi tambak saat ini sangat dangkal sehingga memerlukan upaya pengerukan untuk memperlancar penyediaan air tambak yang cukup baik dan berkualitas • Pada Kawasan tambak yang mengandung unsur atau (S1): 799,53 Ha (S2): 31.140,21 Ha senyawa beracun, potensi kemasaman (pH) dan kandungan Total: 31.939,74 Ha besinya tinggi, disarankan melakukan upaya perbaikan tanah berupa remediasi dengan tahapan pengeringan, peredaman, pencucian, atau pembilasan dan pengapuran yang dilakukan pada saat persiapan tambak sebelum pemupukan dan penebaran ikan atau udang. • Pengelolaan tambak tidak disarankan menggunakan air tanah sebagai sumber air untuk tambak, disamping banyak kandungan besi fero (Fe2+ ) juga dalam kurun waktu relatif lama dapat menurunkan permukaan tanah.
  • 14. ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN NO. TOLOK UKUR KATAGORI DAYA DUKUNG SKOR 1. Tipe dasar pantai Sangat Landai, tekstur tanahnya lempung berliat, 1 lempung liat berpasir hingga lempung berpasir 2. Tipe garis pantai Konsistensi tanah stabil 3 3. Arus perairan Sedang 2 4. Amplitudo Pasut rataan 11-21 dm 2 5. Elevasi Dapat diairi pada saat Pasang tinggi rataan, Dapat 3 dikeringkan total pada saat surut rendah rataan 6. Mutu tanah Tekstur, sandy clay-loam, tidak bergambut, 2 kandungan pirit rendah 7. Air Tawar Dekat sungai dengan mutu air dan jumlah 3 memadai 8. Permukaan air tanah Di bawah LLWL 3 9. Jalur Hijau Tipis/tanpa jalur hijau , didominasi Avicennia sp. 1 Dan Sonneratia sp. 10. Curah hujan 2000-2500 mm/tahun 2 NILAI 22/30
  • 15. ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN Berdasarkan hasil analisis kelas kesesuaian KISARAN/ PARAMETER SATUAN OPTIMUM AMBANG BATAS lahan untuk komoditas udang, Salinitas ppt 5-35 15-25 menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan Kekeruhan NTU 150 20-30 di kawasan ini cukup beragam, yaitu, S1 Alkalinitas ppm 75-200 100-150 (sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai pH 7,5-8,7 8,0-8,5 marginal), dan N (tidak sesuai). Sementara NH4+3(Total Amonium) ppm 1.0 0.1 itu, faktor pembatas lahan yang ada adalah NH3 ppm 0,25 0 salinitas (Sal), kekeruhan (NTU), dan NO2 ppm 0,25 0 H2 S ppm 0,25 0 keasaman (pH). Dari hasil analisis tanah yang dilakukan, diperoleh data bahwa di Logam Berat beberapa tempat, tanah-tanahnya memiliki Air Raksa/Merkuri (Hg) ppm 0,0025 pH tanah berkisar dari 8 sampai 10. Selain Tembaga (Cu) ppm 0,1 itu, rata-rata pada kedalaman > 50 cm Besi (Fe) ppm 0,01 terdapat potensi pirit (FeS2). Timbal (Pb) ppm 0,25 Cadmium (Cd) ppm 0,15 Luas No Kelas Kesesuaian Lahan Ha % Jenis Pestisida 1 S1 67.8 54.63 Malathion ppb 0,0004 2 S2_Sal 28.4 22.88 Parathion ppb 0,001 3 S3_TSS 9.1 7.33 Arzodine ppb 0,01 4 S3_Sal 7.6 6.12 Paraquat ppb 0,01 5 S3_SalpH 11.2 9.02 Butachlor ppb 10,00 Jumlah 124.1 100.00
  • 16. SEBARAN DAYA DUKUNG Kelas Kesesuaian Luas No Lahan Ha % 1 S1 67.8 54.63 2 S2sl 28.4 22.88 3 S3B 9.1 7.33 4 S3sl 7.6 6.12 5 S3sl.pH 11.2 9.02 Jumlah 124.1 100.00
  • 17. ANALISIS DAYA TAMPUNG Perhitungan daya tampung diturunkan dari Peta Kesesuaian Lahan (Daya Dukung). 52% merupakan persentase penggunaan lahan dengan memperhitungkan keseimbangan penggunaan ruang untuk produktivitas perikanan budidaya yang berkelanjutan. Kawasan Konservasi Kawasan Pemanfaatan Umum Alur 1. Zona Inti: Sempadan Sungai & 1. Petak Tandon 1. Saluran Masuk Sempadan Pantai 2. Petak Steril Air 2. Saluran Keluar 2. Zona Penyangga Pantai 3. Petak Tambak 4. Petak Pengendali Hama 5. Bangunan 20% 52% (+12%) 13% Dengan demikian perkiraan luas daya tampung bagi kegiatan budidaya udang adalah sebagai berikut. Luas (Ha) No Kelas Kesesuaian Lahan Luas Daya Dukung Daya Tampung (52%) 1 S1 67.8 35.25 2 S2sl 28.4 14.76 3 S3B 9.1 4.73 4 S3sl 7.6 3.95 5 S3sl.pH 11.2 5.82 Jumlah 124.1 64.53
  • 18. KOMPOSISI ALOKASI RUANG ZONASI KK KPU Alur Total Jalur Hijau Tambak Tandon Saluran Irigasi 20% 52% 15% 13% 100% 13.56 35.256 10.17 8.814 67.8 5.68 14.768 4.26 3.692 28.4 5.58 14.508 4.185 3.627 27.9 24.82 64.532 18.615 16.133 124.1
  • 19. ANALISIS SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI Dengan menggunakan data daya tampung, dapat diperkirakan produktivitas perikanan budidaya dengan menggunakan berbagai macam skenario agar dapat diketahui bagaimana aplikasi teknologi terhadap kondisi eksisting saat ini: 1) Skenario 1. Kondisi eksisting, yaitu pelaku budidaya menggunakan metode tradisional, dengan padat penebaran 80.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 40%, 2) Skenario 2. Perlakuan 1, yaitu penerapan teknologi semi intensif dengan dengan padat penebaran 240.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 50%, 3) Skenario 3. Perlakuan 2, yaitu penerapan teknologi intensif dengan dengan padat penebaran 500.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 50%.
  • 20. ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN SKENARIO BUDIDAYA TAMBAK BUDIDAYA TAMBAK BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI URAIAN TEKNOLOGI TRADISIONAL TEKNOLOGI SEMI INTENSIF INTENSIF Padat Tebar 80 240 500 (1000xind/ha/th) 5,160,000.00 15,480,000.00 32,250,000.00 SR 40% 50% 50% 2,064,000.00 7,740,000.00 16,125,000.00 Size 30 35 40 61,920,000.00 270,900,000.00 645,000,000.00 Estimasi Produksi 1.07 3.43 6.25 (ton/ha/th) 66.25 929.19 4,031.25 Estimasi pakan 1.92 6.86 12.5 (ton/ha/th) 118.89 1,858.37 8,062.50 FCR 1.8 2 2 111.46 541.80 1,290.00 Harga /Kg 54000 54000 54000 3,577,737,600.00 50,176,098,000.00 217,687,500,000.00 Keterangan: • Luas merupakan lahan daya tampung yang sebesar 52% dari lahan daya dukung. • Produksi, merupakan hasil kali dari luas lahan dengan ton produksi per hektar • Harga, merupakan hasil kali dari produksi dengan harga udang windu size 30 senilai Rp 42.000 per kilogram.
  • 21. ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA HATCHERY • Hatchery merupakan unit penyediaan benur dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas yang memadai. • Kegiatan perikanan budidaya udang di kawasan perencanaan saat ini masih mengandalkan pasokan benur dari luar Kabupaten Gresik. • Hal ini dikarenakan pada saat ini unit pembenihan yang ada masih belum mampu menyediakan benur sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. • Dengan demikian diperlukan unit penyediaan benur yang berlokasi dekat dengan kawasan produksi. • Perhitungan kebutuhan benur disampaikan sebagai berikut. Kebutuhan Benur Kebutuhan Hatchery Lengkap Lahan Luas Tradisional Semi-Intensif Intensif Tradisional Semi-Intensif Intensif Padat Tebar 80 240 500 (1000xind/ha/th) Sesuai (S1) 35.3 2,824,000 8,472,000 17,650,000 Cukup Sesuai (S2) 14.8 1,184,000 3,552,000 7,400,000 1 2 3 Kurang Sesuai (S3) 14.5 1,160,000 3,480,000 7,250,000 Total 64.5 5,160,000 15,480,000 32,250,000
  • 22. ANALISA KELAYAKAN INVESTASI TAMBAK UDANG LAHAN YANG DIPERLUKAN 70 HA, TERDIRI DARI 65 HA LAHAN TAMBAK DAN 5 HA BANGUNAN Teknik Produksi 65 Ha untuk lahan tambak, 5 Ha untuk infrastruktrur dan Skala Usaha : emplassemen Status Usaha : Kemitraan Sifat Usaha : Semi Intensif Jenis Udang : Udang vaname (Penaeus vannamei) Kepadatan Bibit : 15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha Target Panen : 4 Bulan atau satu tahun 2 kali panen Kapasitas Produksi : 929.19 Ton/Tahun atau 464.59 Ton per panen Volume Panen : 30 gram per ekor udang Mortalitas Udang : 50%
  • 23. KEBUTUHAN SARANA PRODUKSI PER TAHUN/ DUA KALI PANEN Bibit/Benur : 15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha Pakan : 1.858,37 Ton/tahun atau 929.19 Ton/panen Pupuk Urea : 20 Ton Pupuk TSP : 20 Ton Saponin : 10 Ton Kapur : 100 Ton
  • 24. KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA Gedung Kantor : 100 M2 Gudang : 100 M2 Pos Keamanan : 4 Unit (16 M 2 ) Aerator/Kincir : 650 Unit atau 10 Unit/Ha Kendaran Operasional : Unit Jenis Box Motor : 5 Unit Mobil Angkutan : 1 Unit pick up Perahu motor tempel : 5 unit Kebutuhan Listrik : 5 Unit
  • 25. TABEL JUMLAH DAN GAJI TENAGA KERJA PER TAHUN Gaji Per Bulan Jumlah Per Tahun No. Jabatan Jumlah (Rp) (Rp) 1 Teknisi Kepala 1 7,500,000.00 7,500,000.00 2 Teknisi 8 5,000,000.00 40,000,000.00 3 Operator 128 3,000,000.00 384,000,000.00 4 Staf Administrasi Keuangan 1 3,500,000.00 3,500,000.00 5 Straf HRD 1 3,500,000.00 3,500,000.00 6 Satpam 10 2,500,000.00 25,000,000.00 Jumlah 149 463,500,000.00 Keterangan : • 2 orang teknisi mengelola 16 ha, dengan operator 32 orang (2 org/Ha). • Upah belum termasuk lembur, intensif dan bonus. • Gaji disesuaikan dengan UMR setempat
  • 26. ANALISIS BIAYA PRODUKSI Harga/Unit No. Uraian Volume Unit Total (Rp) (Rp 1.000) A Modal Tetap 1. Pembebasan Lahan 55 Ha 250.000 1.375.000.000 2. Konstruksi Lahan Tambak 50 Ha 250.000 2.500.000 3. Bangunan Emplasemen 200 M2 500. 100.000 4. Genset (Merk Perkins) 2 Unit 500 KVA US$ 57.950 956.175 5. Aerator 300 Unit 1.856,25 556.875 6. Kendaraan Operasional 1 Unit 80.000 80.000 7. Motor 1 Unit 12.000 12.000 8. Instalasi Listrik 153.375 Jumlah A 6.858.425 B Modal Kerja 1. Bibit (Benur) 14.000.000 Ekor 0,045 630.000 2. Pakan 420.000 Kg 7,5 3.150.000 3. Obat-obatan
  • 27. Analisis Biaya Produksi Harga/Unit No. Uraian Volume Unit Total (Rp) (Rp) B Modal Kerja 1. Bibit (Benur) 14.000.000 Ekor 0,045 630.000 2. Pakan 420.000 Kg 7,5 3.150.000 3. Obat-obatan - Urea 20.000 Kg 1,5 30.000 - TSP 20.000 Kg 1,5 30.000 - Saponin 10.000 Kg 7 70.000 - Kapur 100.000 Kg 1 100.000 4. Gaji Karyawan 438.000 5. Biaya Panen 150.000 6. Transportasi 50.000 7. Wareng Setrimin 600 M 7,5 4.500 8. Wareng Hijau 2.000 M 4 8.000
  • 28. ANALISIS BIAYA PRODUKSI Harga/Unit No. Uraian Volume Unit Total (Rp) (Rp) C 9. Bahan bakar 96.000 Liter 4.500 192.000 10. Rehabilitasi 50 Ha 5.000. 250.000 Jumlah B 5.002.500 Modal Investasi (A+B) 11.860.925 Catatan : • Modal Kerja satu tahun dihitung untuk dua kali panen, modal kerja untuk satu kali panen 50% dari modal kerja selama satu tahun • Harga Genset atas dasar harga pasaran Surabaya, Juli 2011, dengan nilai dolar • Harga tanah lahan tambak Rp. 250.000,-/m2 atas dasar Nilai Jual Objek Pajak di daerah pantai Gresik
  • 29. MULTIPLAYER EFECT • Manfaat langsung: menambah petani tambak dan menyerap tenaga kerja lokal • Manfaat tidak langsung: perbaikan transportasi seperti jalan, jembatan, angkutan; perbaikan sarana perekonomian seperti pasar, warung, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI); dan sarana keamanan seperti pos polisi • Manfaat yang diterima oleh pemerintah daerah lebih bersifat intang
  • 30. ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA BUDIDAYA Fasilitas Fungsi Kebutuhan Hatchery Menyediakan bibit dalam jumlah yang mencukupi 1 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario dengan kualitas yang memadai Tradisional, 2 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Semi-Intensif, dan 3 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Intensif Tanggul, Pintu Air, Pompa, Meningkatkan produktivitas budidaya Sesuai masing-masing skenario dan Aerasi Kios Minasaprodi Menyediakan dan menyalurkan sarana produksi 1 Kios Minasaprodi setara Lini 3 perikanan seperti bibit ikan, pupuk, obat-obatan dan sarana perikanan budidaya lainnya untuk mendukung peningkatan produksi dalam upaya penyediaan pangan dan pengembangan minabisnis Unit Pelayanan Jasa Alat Menyediakan sarana mekanisasi pra-panen yang • 1 Depo peralatan pra panen dan Mesin mampu melayani seluruh kawasan • 1 Pusat Perbengkelan dan Gudang Suku perikanan/Alsintan (UPJA) Cadang Alsintan (tranktor, kincir) Saluran Irigasi Tersier dan Menjaga ketersedian dan kualitas air untuk • Normalisasi saluran irigasi Tandon keberlangsungan budidaya perikanan • Pembuatan tandon sebagia inlet air laut dan air tawar Sentra Pengolahan Hasil Menyediakan peralatan untuk pengolahan dan 3 Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan pemasaran hasil perikanan. Perikanan, berupa: pembangunan rumah pengolahan beserta pengadaan alat-alat pengolahan Balai Latihan dan Memberikan pendidikan dan pelatihan budidaya 1 Balai Latihan dan Keterampilan Keterampilan (BLK) (pra, proses dan pasca budidaya; hama & penyakit; penyediaan pakan alami, pembuatan pakan buatan), pengolahan hasil perikanan
  • 31. ANALISIS SWOT STRATEGIS Kekuatan (Strength-S) Kelemahan (Weakness-W) 1) Lahan masih sangat luas. 1) Masih bersifat tradisional dalam upaya 2) Daya dukung lahan sangat baik. pembenihan dan pembesaran. 2) Jaringan irigasi teknis untuk pembudidayaan Teknologi pembenihan dan tambak masih tidak merata. Belum mantapnya tata ruang lahan Permasalahan eksternal Permasalahan internal pembesaran untuk beberapa utnuk perikanan budidaya. dan produktivitas 3) Mutu sarana produksi komoditas belum sepenuhnya usaha budidaya masih relatif rendah. Lemahnya dukungan perbankan 4) Lemahnya kelembagaan kelompok dikuasai. bagi usaha budidaya. pembudidaya. Jaringan irigasi teknis untuk STRATEGI S-O Peluang (Opportunity-O) STRATEGI W-O Mekanisme penyuluhan berjalan pembudidayaan tambakpasar dan keberadaan industri perikanan 1) Potensi pasar dan keberadaan industri dapat 1) Faktor kedekatan lokasi dengan 1) Potensi masih secara baik serta kurangnya tenaga belum merata. di Gresik dan Surabaya dapat dijadikanpenyuluhdi Gresik dan Surabaya menjadi modal untuk Pelabuhan Tanjung Perak, modal perikanan. 2) Industri perikanan budidaya untuk mencari investor yang dapat mendukung menarik investor untuk meningkatkan Mutu sarana produksi dan membutuhkan udang dalam aplikasi teknologi untuk memanfaatkan Infrastruktur pendukung seperti potensi teknologi, kapasitas sumberdaya manusia, produktivitas usaha budidaya telekomunikasi, dukungan belum listrik dll kelembagaan yang jumlah besar. lahan yang masih sangat luas. dan masih relatif rendah. memadai. dibutuhkan.. Pengelolaan kesehatan ikan dan Keamanan, terutama pada lingkungan belum terintegrasi. kawasan pertambakan dan Ancaman Lemahnya kelembagaan kelompok S-T STRATEGI budidaya mutiara. STRATEGI W-T (Threat-T) pembudidaya. 1) Pemerintah Daerah harus berkoordinasi Hambatan tarif dan non tarif pada dengan 1) Lingkungan harus menjadi perhatian penting 1) Keberadaan Sungai Bengawan .Pemerintah Pusat dalam mengupayakan agar dampak dari pencemaran dan Solo, Sodetan dan Curah Hujan penanggulangan sedimentasi dan limpasan perikanan Indonesia. produk sedimentasi dapat diminimalkan pengaruhnya yang cukup tinggi, dapat limbah dari Sungai Bengawan Solo, dan pada kualitas air. Belum mantapnya tata ruang lahan membawa limpasan limbah Sodetannya. untuk perikanan budidaya industri berbahaya 2) Pemerintah Daerah dapat membuat sistem 2) Keamanan kawasan masih perijinan satu atap untuk mempercepat proses rendah, perizinan lahan budidaya 3) Perizinan untuk lahan dirasakan sulit.
  • 32. PERTIMBANGAN DALAM REVITALISASI Revitalisasi mengacu pada konsep tata ruang wilayah setempat dan kebijakan pemerintah serta daerah Revitalisasi bertitik tolak pada daya dukung dan kesesuaian lahan dan perairan setempat serta dampak yang akan ditimbulkan; Revitalisasi memperhatikan faktor aksesibilitas dan akseptabiltas dari sosial masyarakat setempat agar tercipta suatu kondusifitas yang terjamin; Revitalisasi memperhatikan nilai manfaat bagi masyarakat sekitar dan pemerintah daerah; Revitalisasi mengunakan pola kemitraan yang mengacu pada peningkatan kesejahteraan petambak baik jangka pendek maupun jangka panjang ;
  • 33. STRATEGI REVITALISASI Mempertahankan jalur hijau sesuai ketentuan Sungai/Laut PT (Air Payau) yang berlaku, ditambah dengan lahan penyangga. PAS Mengembangkan Saluran Pengairan, petak steril/Inlet dan petak pengolahan limbah/Outlet. Kualitas air buang tambak harus relatif sama PU PU PU UPL dengan kualitas air pasok SPN Membangun tandon (petak karantina, petak pengendapan, petak biofilter) dan menerapkan biosecurity SS Menghindari penggunaan pestisida dan atau obat-obatan berbahaya atau bila terpaksa PT = Petak Treatment peggunaannya seselektif mungkin. PAS = Petak air siap pakai berisi ikan omnivora- herbivora (bandeng- mujair jantan/nila jantan - belanak) U = Petak pembesaran udang Meningkatkan keseimbangan lingkungan/habitat SS = Saluran sedimentasi budidaya dengan penggunaan probiotik SPN = Saluran penyerapan nutrient terlarut (rumput laut) (terutama budidaya intensif). UPL = Petak pengolahan limbah (oksidasi dan pohon bakau)
  • 34. REALISASI REVITALISASI TAMBAK UDANG Manajemen Kesehatan Budidaya Udang (SCHM), melalui: a. Perbaikan Persiapan Petak Tambak dan Kawasan Tambak  Persiapan Tambak, Persiapan kawasan tambak, Penyiapan Air Tawar Siap Tebar) b. Pencegahan Pengelolaan Kualitas Air -> Pencegahan Masuk Kembali Patogen (Pengadaan benur ”Bebas Patogen” dan Pencegahan masuknya kembali patogen melalui air) c. Peningkatan Pengelolaan Pemberian Pakan d. Pencegahan Penyebaran Penyakit e. Rekayasa Sosial
  • 35. 1. PERBAIKAN PERSIAPAN PETAK TAMBAK DAN KAWASAN TAMBAK TATA LETAK TAMBAK TATA LETAK TAMBAK HARUS MEMENUHI: • Menjamin kelancaran mobilitas operasional • Menjamin kelancaran dan keamanan pasok air dan pembuangannya. • Menekan biaya kontruksi tanpa mengurangi fungsi teknis dari unit tambak yang dibangun dan mempertahankan kelestarian lingkungan. ASPEK TATA LETAK TAMBAK:  Konstruksi petakan dan pintu air tergantung teknologi  Sistem Irigasi, Saluran pemasukan & pembuangan terpisah  Tandon air sumber dan air buangan (limbah) Sistem pararel bukan seri (perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah patogen & cerrier, serta menetralisir ekses racun)  Daerah penyangga, sempadan pantai (lebarnya min 130 x nilai rata2 perbedaan pasang tertinggi dan terendah) & sempadan sungai (min 100 dari kanan kiri sungai besar dan 50 m kanan kiri sungai kecil)  Areal sarana penunjang (gudang pakan, gudang kapur, gudang pestisida, gudang peralatan, bengkel, rumah genset, rumah jaga, rumah pompa),  Pematang yang mampu dilalui kendaran roda empat
  • 36. RENCANA ZONASI RINCI Kelas Kesesuaian Luas No Lahan Ha % 1 S1 67.8 54.63 2 S2sl 28.4 22.88 3 S3B 9.1 7.33 4 S3sl 7.6 6.12 5 S3sl.pH 11.2 9.02 Jumlah 124.1 100.00
  • 38. 4. PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT Konsepsi Aksi Dan Pelaku Serta Persyaratan Operasi Manajemen Kesehatan Budidaya Udang Konsepsi Aksi Pelaku Syarat Operasi 1. Eradikasi Patogen a. Desinfektan petak a. Petani (P) Diperlukan bahan dari a. Di petak b. Desinfektan saluran + b. Kelompok SOP (standard operation b. Di hamparan peralatan Tani (KT) procedure) yang 2. Eradikasi Patogen a. Gunakan “Patogen a. P/KT semuanya harus dapat a. Di petak Free Seed” b. P dilaksanakan dalam b. Di hamparan b1. Desinfeksi air masuk a. P kerjasama kelompok tani b2. Gunakan karnivora b. P tambak yang Kompak sebagai filter ”carrier” 3. Eradikasi Patogen a. Gunakan teknologi resirkulasi a. KT a. Di petak b. Probiotik/Bioremediasi b. P b. Di hamparan 4. Eradikasi Patogen a. Kontrol kualitas + jumlah petak P a. Di petak >> FCR kecil b. Di hamparan b. Pemupukan untuk pakan alami >> peningkatan daya tahan 5. Eradikasi Patogen a. Di petak b. Di hamparan
  • 39. 5. REKAYASA SOSIAL Kemandirian Agribisnis Budidaya Udang “integrated bisnis” dari mulai hulu sampai hilir
  • 40. PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU No. Program Stakeholder Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 1 Rehabilitasi iriigasi Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak 2 Rehabilitasi Green belt (Sempadan pantai dan Pemda, Dis-KP, Dis-Hut, Dis-PU, sempadan sungai) Petambak 3 Rehabilitasi tambak Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak 4 Rehabilitasi balai-balai benih udang Dis-KP, Petambak 5 Menarik investor untuk a. membangun “cold storage” Pemda, BKPMD, a. membangun pabrik es Dis-KP, Dis-Perindag a. membangun pabrik pakan 6 Rehabilitasi LBAP Dis-KP 7 Operasionalisasi LBAP Dis-KP 8 Menjadikan LBAP Ujung Batee sebagai Dis-KP “broodstock center” udang vannamei 9 Memberikan pelatihan cara-cara Dis-KP, Petambak, Pakar budidaya di wilayah endemik penyakit viral (SCHM) 10 Menghidupkan/membentuk kelompok – kelompok Dis-KP, Petambak, Pengusaha tani agar memiliki pola tanam yang teratur sehingga ada kontinuitas sarana dan hasil panen 11 Operasionalisasi budidaya udang vannamei intensif Dis-KP, Petambak, Pengusaha 12 Operasionalisasi budidaya udang windu ekstensif Dis-KP, Petambak, Pengusaha 12 Operasionalisasi budidaya udang windu, Mangrove Dis-KP, Petambak, Pengusaha dan Wisata (Minawisata)
  • 42. DESAIN & KONTRUKSI TAMBAK UDANG
  • 43. KONTRUKSI TAMBAK Syarat konstruksi tambak: 1. Tahan terhadap damparan ombak besar, angin kencang dan banjir. Jarak minimum pertambakan dari pantai adalah 50 meter atau minimum 50 meter dari bantara sungai. 2. Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen. 3. Tanggul harus padat dan kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi air. 4. Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari, sehingga menghemat tenaga. 5. Sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia. 6. Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil produksinya. 7. Saluran pemasuk air terpisah dengan pembuangan air.
  • 44. DESAIN TAMBAK SISTEM RESIRKULASI/SEMI TERTUTUP Konstruksi dan pengelolaan tambak dengan sistem resirkulasi tertutup adalah SPE sebagai berikut : • Memiliki tandon pasok dan tandon PB buang yang masing-masing terdiri dari 3 – 4 petak (pengendapan/karantina, biofilter, aklimatisasi). • Menerapkan biosecurity secara umum PP PP selama operasional pemeliharaan. • Penggunaan ikan-ikan bioscreening multi species sebagai pemangsa inang PAS dan sebagai biofilter. PK • Bila didalam petak tandon aklimatisasi UPL kondisi plankton belum memadai perlu dilakukan inokulasi phytoplankton pada air media Keterangan : pemeliharaan. PK : Petak karantina • Daerah penyangga dan jalur hijau di PAS : Saluran air pasok SPE : Saluran air buang sekeliling unit tambak harus PB : Petak (pengendapan/ karantina, biofilter, aklimatisasi) dipertahankan. UPL : Tempat penyaringan limbah tambak Desain tambak sistem resirkulasi tertutup (semi tertutup) (Sumber : BBPBAP Jepara, 2003)
  • 45. DISAIN PEMATANG Ada dua macam pematang, yaitu pematang utama dan pematang antara. • Pematang utama merupakan pematang keliling unit, yang melindungi unit yang bersangkutan dari pengaruh luar. Tingginya 0,5 m di atas permukaan air pasang tertinggi. Lebar bagian atasnya sekitar 2 m. Sisi luar dibuat miring dengan kemiringan 1:1,5. Sedangkan untuk sisi pematang bagian dalam kemiringannya 1:1. • Pematang antara merupakan pematang yang membatasi petakan yang satu dengan yang lain dalam satu unit. Ukurannya tergantung keadaan setempat, misalnya: tinggi 1-2 m, lebar bagian atas 0,5-1,5. Sisi-sisinya dibuat miring dengan kemiringan 1:1. Pematang dibuat dengan menggali saluran keliling yang jaraknya dari pematang 1 m. Jarak tersebut biasa disebut berm.
  • 47. DISAIN SALURAN • Saluran air harus cukup lebar dan dalam, tergantung keadaan setempat, lebarnya berkisar antara 3-10 m dan dalamnya kalau memungkinkan sejajar dengan permukaan air surut terrendah. Sepanjang tepiannya ditanami pohon bakau sebagai pelindung. • Ada dua macam pintu air, yaitu pintu air utama (laban) dan pintu air sekunder (tokoan/pintu air petakan). • Pintu air berfungsi sebagai saluran keluar masuknya air dari dan ke dalam tambak yang termasuk dalam satu unit. • Lebar mulut pintu utama antara 0,8-1,2 m, tinggi dan panjang disesuaikan dengan tinggi dan lebar pematang. Dasarnya lebih rendah dari dasar saluran keliling,serta sejajar dengan dasar saluran pemasukan air. • Bahan pembuatannya antara lain: pasangan semen, atau bahan kayu (kayu besi, kayu jati, kayu kelapa, kayu siwalan, dll) • Setiap pintu dilengkapi dengan dua deretan papan penutup dan di antaranya diisi tanah yang disebut lemahan. • Pintu air dilengkapi dengan saringan, yaitu saringan luar yang menghadap ke saluran air dan saringan dalam yang menghadap ke petakan tambak. Saringan terbuat dari kere bambu, dan untuk saringan dalam dilapisi plastik atau ijuk.
  • 48. DISAIN SALURAN • Saluran tambak pada umumnya termasuk tipe terbuka dengan penampang berbentuk trapesium terbalik dan airnya mengalir secara gravitasi. Tipe tertutup biasanya dipakai untuk menyalurkan air yang dipompa dari laut • Disain saluran meliputi: penentuan kemiringan saluran, lebar dan dalam dasar saluran serta kemiringan dinding saluran.
  • 49. 2. PENGELOLAAN KUALITAS AIR REHABILITASI PERTAMBAKAN DI WILAYAH ENDEMIK MBV, WSV DAN TSV • Saluran pembawa (supply) harus terpisah dari saluran pembuang (drainase). • Dua sampai tiga bulan pertama tidak dilakukan pergantian air dan bulan ke empat pergantian air hanya untuk mengganti evapotranspirasi. Pergantian air yang besar dapat bermakna memasukkan lebih banyak “carrier” penyakit. • Sebagai konsekuensi dari butir ke dua adalah dimensi saluran pembawa tidak terlalu besar. Dengan kisaran pasang setinggi 1,10 m maka dimensi saluran selebar 10 m dan kedalaman 1,5 m cukup untuk mengairi tambak seluas 125 ha.
  • 50. PENGELOLAAN KUALITAS AIR • Penggantian air dilakukan secara teratur, misalnya 5% setiap hari dan hindari penggantian air secara total/sampai habis kecuali ada masalah-masalah tertentu. Untuk tambak-tambak tertentu biasanya dilengkapi 2 pintu air pembuangan yaitu pipa atas dan pipa bawah. • Untuk pipa atas diperlukan untuk membuang air pada saat sehabis hujan deras sehingga timbul dua lapisan yang berbeda yaitu lapisan air berkadar garam dan air hujan. Oleh karena itu, karena air hujan tidak cocok dengan kondisi lingkungan udang maka perlu dibuang
  • 51. PEMASANGAN KINCIR • Kincir biasanya dipasang setelah pemeliharaan 1,5-2 bulan, karena udang sudah cukup kuat terhadap pengadukan air. • Kincir dipasang 3-4 unit/ha. Daya kelarutan O2 ke dalam air dengan pemutaran kincir itu mencapai 75- 90%. A. Desain Tambak ukuran 4000 m2 lingkaran dan bujur sangkar danpengaturan Kincir 1.5 HP B. Disain tambak dengan luas > 5000 m2
  • 52. PROFIL TAMBAK UDANG DI JAWA TIMUR 2.1. Pemanfaatan Lahan Tambak  Total pemanfaatan lahan tambak untuk Luas Tambak (ha) kegiatan budidaya di Pantura Jawa No Kabupaten Total Tradisional Semi Intensif mencapai sebesar 180.844,96 hektar. 1 Tuban 3.158,63 2.807,73 126,13 224,77 Berdasarkan tingkat teknologi dari nilai tersebut masing-masing untuk budidaya 2 Lamongan 20.842,05 19.771,70 983,75 86,60 sistem tradisional sebesar 146.757,36 3 Gresik hektar; semi intensif sebesar 29.992,11 32.464,17 32.402,17 43,00 19,00 hektar, dan sistem intensif sebesar 4.095, 4 Sidoarjo 15.530,41 15.530,41 - - 49 hektar. 5 Pasuruan 3.952,90 3.941,90 7,00 4,00  Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan 6 Probolinggo yang memiliki lahan pertambakan terluas 1.999,10 1.118,60 2,10 878,40 yaitu mencapai 79.816,46 hektar, diikuti 7 Situbondo 488,20 80,00 65,50 342,70 berturut-turut Provinsi Jawa Barat 50.340,64 hektar, Jawa Tengah 41.198,86 8 Banyuwangi 447,00 1.381,00 161,00 773,00 hektar, dan Banten sebesar 9.489,00 79.816,46 76.099,51 1.388,48 2.328,47 hektar. Kawasan tambak Pantura di atas meliputi 22 Kabupaten/Kota yang tersebar di 4 (empat) Provinsi.
  • 53. 2.2 GAMBARAN PRODUKSI BUDIDAYA • Total produksi budidaya tambak Pantura REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI mencapai 395.143,71 ton. Angka tersebut PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK DI PANTURA didominasi oleh 3 (tiga) komoditas budidaya yakni berturut-turut udang (windu dan vaname) Produksi (ton) sebanyak 86.500,07 ton , bandeng sebanyak No Kabupaten/Pr 180.268,77 ton, Gracilaria sebanyak 66.603,99 ovinsi Total Udang Bandeng Gracilaria Lainnya ton dan lainnya sebanyak 61.770,87 ton. 1 Tuban • Produksi Provinsi Jawa Timur Komoditas udang 6.548,32 2.176,14 3.381,29 2,00 988,89 sebanyak 29.637,92 ton, Bandeng sebesar 2 Lamongan 4.411,00 2.406,00 1.405,00 - 600,00 70.732,17 ton, Sedangkan Gracilaria 3.911,5 ton 3 Gresik 45.224,63 7.877,18 37.347,45 - - 4 Sidoarjo 56.376,80 5.459,10 23.295,00 2.725,80 24.896,90 5 Pasuruan 9.191,62 1.091,62 4.071,13 1.001,99 3.026,88 6 Probolinggo 3.720,16 1.542,88 932,50 168,30 1.076,48 7 Situbondo 2.321,20 2.041,20 266,50 13,50 - 8 Banyuwangi 7.373,10 7.043,80 33,30 - 296,00 135.166,8 3 29.637,92 70.732,17 3.911,59 30.885,15
  • 54. 2.3 JUMLAH RUMAH TANGGA PELAKU BUDIDAYA REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI JUMLAH RUMAH TANGGA PERIKANAN  Aktivitas budidaya tambak telah secara nyata mempengaruhi Jumlah RTP terhadap serapan tenaga kerja bagi No Kabupaten/Prov masyarakat di Pantura Jawa. Dengan insi Total Trad Semi Intensif total pemanfaatan lahan budidaya JAWA TIMUR sebesar 180.844,96 hektar, jumlah 25.523,00 25.032,00 180,00 311,00 rumah tangga perikanan yang aktif 1 Tuban 1.117,00 1.117,00 - - melakukan kegiatan usaha budidaya 2 Lamongan di tambak mencapai 69.937 RTP, 851,00 703,00 117,00 31,00 dengan rincian masing-masing 3 Gresik 17.743,00 17.727,00 11,00 5,00 pelaku budidaya tradisional sebanyak 53.134 RTP, semi intensif 4 Sidoarjo 3.257,00 3.257,00 - - sebanyak 13.757 RTP, dan intensif 5 Pasuruan sebanyak 358 RTP. Data jumlah RTP 1.438,00 1.438,00 - - pelaku budidaya di tambak pantura 6 Probolinggo 549,00 525,00 9,00 15,00 Jawa 7 Situbondo 212,00 94,00 9,00 109,00 8 Banyuwangi 356,00 171,00 34,00 151,00
  • 55. 2.4. KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PELAKU PEMBINA  Dari sisi kelembagaan Pokdakan secara umum masih didominasi oleh Pokdakan kategori pemula, yang mencapai sebanyak 1.331 buah, sedangkan kategori lainnya berturut-turut pokdakan kategori lanjut sebanyak 27 buah, madya sebanyak 84 buah dan kategori utama sebanyak 11 buah.  Kualitas pokdakan dari sisi kelembagaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pelaku pembina, total petugas lapang yang secara langsung berperan dalam pembinaan dan pendampingan Pokdakan, masing-masing untuk Jumlah Petugas Penyuluh Lapangan (PPL PNS) sebanyak 124 orang, Petugas Penyuluh Perikanan Kontrak (PPTK) sebanyak 60 orang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 39 orang dan Technical Service (TS) Swasta sebanyak 15 orang. Data sebaran jumlah Pokdakan dan ketersediaan petugas lapang di masing-masing Kabupaten/Kota REKAPITULASI KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PETUGAS LAPANG DI JAWA TIMUR POKDAKAN (Buah) Petugas Lapang No Kabupaten Jumlah Pemula Lanjut Madya Utama Jumlah PPL PTL/PPTK UPT TS Swasta 2 Tuban 24 23 0 0 1 7 3 2 2 0 3 Lamongan 0 - - - - - - - - - 4 Gresik 188 188 0 0 0 25 9 7 9 0 5 Sidoarjo 65 47 10 7 1 13 9 4 0 0 6 Pasuruan 34 0 0 0 0 4 4 0 0 0 7 Probolinggo 15 15 0 0 0 7 7 0 0 0 8 Situbondo 1 1 30 15 12 3 0 Banyuwangi 177 167 8 2 0 22 10 8 4 0 Total 504 441 18 9 2 108 57 33 18 0
  • 56. 3.1. TARGET REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMUR Hasil identifikasi bahwa luas lahan tambak DI Jawa Timur yang berpotensi untuk direvitalisasi mencapai 20.879,66 hektar, dengan rincian : Potensi Luas Revitalisasi (ha) No KABUPATEN -Tambak Tradisional seluas : 16.661,33 ha Jumlah Ekstensif Semi Intensif -Tambak Semi intensif seluas : 1.838,23 ha -Tambak intensif seluas : 2.380,10 - ha 1 Tuban 484,16 319,73 126,13 38,30 2 Lamongan - - - - 3 Gresik 3.240,00 - 1.675,00 1.565,00 4 Sidoarjo 15.381,51 - - 15.381,51 5 Pasuruan 394,19 394,19 - - 6 Probolinggo 351,00 346,00 5,00 - 7 Situbondo 798,60 175,40 32,10 591,10 8 Banyuwangi 230,20 44,50 - 185,70 20.879,66 16.661,33 1.838,23 2.380,10
  • 57. 3.2. RENCANA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMUR  Data sementara yang dihimpun (data sekunder) bahwa kebutuhan untuk rencana pengembangan revitalisasi tambak pantura, sebagai berikut : - Rehab Saluran : Rp. 280.885.850,- - Jalan Produksi : Rp. 16.550.000,- - Kebutuhan PTL : 33 orang Perkiraan Kebutuhan Pengembangan KABUPATEN/PRO Rehab Saluran* Jaringan PLN Jalan Produksi** Petugas No VINSI Jumlah Jumlah Jumlah Lapang Vol Sat (Rp.000) Vol Sat (Rp.000) REKAPITULASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN Vol Sat (Rp.000) (org) REVITALISASI TAMBAK UDANG DI PANTURA 1 Tuban - 8 16.700 3.290.000 - - - - - 2 Lamongan - - - - - - - - - - 3 Gresik - 1.288.065 193.464.600 - - - - - 4 Sidoarjo km - 10.000 75.000.000 - - - 3,5 15.750.000 5 Pasuruan - 5.500 - - - - - 6 Probolinggo - 7 27.325 6.831.250 - - - - - 7 Situbondo - - - - - - - - - 8 Banyuwangi m 18 2.300 2.300.000 - - - 4.000 800.000 1.349.890 - 280.885.850 - - - 4.003,5 - 16.550.000 33
  • 58. 3.3. RENCANA CALON LOKASI DEMFARM Hasil identifikasi dan kajian teknis maupun non teknis untuk menentukan calon lokasi demfarm, didapatkan calon lokasi demfarm masing-masing sebagai berikut : 1. Kabupaten Tuban :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha 2. Kabupaten Lamongan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha 3. Kabupaten Gresik :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha 4. Kabupten Sidoarjo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha 5. Kabupaten Pasuruan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha 6. Kabupaten Probolinggo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha 7. Kabupaten Situbondo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha 8. Kabupaten Banyuwangi :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
  • 59. REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM Potensi Pengembangan Demfarm Kabupaten No Nama Pokdakan Luas Tambak untuk Teknologi dapat Kondisi/ Perkiraan biaya Jenis Komoditas Kondisi Perlu Perbaikan Demfarm (ha) dikembangkan persyaratan teknis perbakan Saluran, petak budidaya, 1 Tuban Mina Lestari 8 Semi intensif Vaname Kurang baik tandon, jaringan listrik dan BBM Saluran, petak budidaya, Kurang baik (air Barokah 2 Semi intensif Vaname tandon, jaringan listrik dan tawar tidak ada) BBM Saluran, petak budidaya, Tirto Makmur 3 Intensif Vaname Baik tandon, jaringan listrik dan BBM Saluran, petak budidaya, Udang Perkasa 15 Intensif Vaname Kurang baik tandon, jaringan listrik dan BBM Saluran, petak budidaya, Tani mandiri 10 Semi intensif Vaname Baik tandon, jaringan listrik dan BBM Saluran, petak budidaya, Udang Sari 1,2 Semi intensif Vaname Kurang baik tandon, jaringan listrik dan BBM Saluran, petak budidaya, Bina Mulya 3 Semi intensif Vaname Kurang baik tandon, jaringan listrik dan BBM Saluran, petak budidaya, Tambak Waru 4 Semi intensif Vaname Baik tandon, jaringan listrik dan BBM
  • 60. REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM Potensi Pengembangan Demfarm Kabupaten No Nama Pokdakan Luas Tambak untuk Teknologi dapat Kondisi/ Perkiraan biaya Jenis Komoditas Kondisi Perlu Perbaikan Demfarm (ha) dikembangkan persyaratan teknis perbakan Udang Vaname cukup baik 2 Lamongan Langgeng Harjo 20 Tradisional plus cukup baik Mitra Sejati 20 Tradisional plus Udang Vaname Udang Vaname cukup baik Mina Abadi 20 Tradisional plus Udang Vaname & cukup baik Mina Makmur Windu 20 Tradisional plus Abadi I dan II Udang Vaname cukup baik Bakti Usaha 20 Tradisional plus Vanname+Bande Saluran, petak budidaya, 3 Gresik Podho Rukun 112 Semi-intensif Cukup ng sarana penunjang Tani Pangka Vanname+Bande Saluran, petak budidaya, 3150 Semi-intensif Cukup Wetan ng sarana penunjang Vanname+Bande Saluran, petak budidaya, Mina Sari Asih 100 Tradisional Plus Kurang ng+Tawes sarana penunjang Saluran, petak budidaya, Vanname Makmur 20 Tradisional Plus Bandeng+Tawes Kurang sarana penunjang Kampung Saluran, petak budidaya, 4 Intensif Vanname Baik Vanname sarana penunjang
  • 61. LANJUTAN,.. Saluran, petak budidaya, 3 Gresik Podho Rukun 112 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup sarana penunjang Saluran, petak budidaya, Tani Pangka Wetan 3150 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup sarana penunjang Vanname+Bandeng+ Saluran, petak budidaya, Mina Sari Asih 100 Tradisional Plus Kurang Tawes sarana penunjang Saluran, petak budidaya, Vanname Makmur 20 Tradisional Plus Bandeng+Tawes Kurang sarana penunjang Saluran, petak budidaya, Kampung Vanname 4 Intensif Vanname Baik sarana penunjang Saluran, petak budidaya, 4 Sidoarjo Sumber Mina 1 300 Ekstensif Plus Windu Baik sarana penunjang Saluran, petak budidaya, Eco Shrimp 950 Ekstensif Plus Windu Baik sarana penunjang Saluran, petak budidaya, Karya Makmur 152 Ekstensif Plus Windu Kurang Baik sarana penunjang Saluran, petak budidaya, Mina Alam Lestari 475 Ekstensif Plus Windu Kurang Baik sarana penunjang Ekstensif Plus dan Saluran, petak budidaya, Sumber Urip 152 Windu Kurang Baik Semi I sarana penunjang 5 Pasuruan
  • 62. Lanjutan,.. Sumber Tradisional plus dan Vaname dan Saluran, petak budidaya, tandon, Probolinggo 9 6 Vaname Semi intensif Bandeng jalan akses Saluran, petak budidaya, tandon, Sido Agung 47 Ekstensif Vaname jalan akses Ekstennsi dg Saluran, petak budidaya, tandon, Sumber Hidup 130 Vaname, bandeng polikultur jalan akses Ekstennsi dg Saluran, petak budidaya, tandon, Mina Bakau 47 Vaname, bandeng polikultur jalan akses Saluran, petak budidaya, tandon, Pesisir Asri 12 Ekstensif Vaname jalan akses Ekstensif dg Saluran, petak budidaya, tandon, Mina Mas 11 Vaname, bandeng polikultur jalan akses 7 Situbondo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Salluran. Petak budidaya, tandon dan Banyuwangi Sido Rukun 5 Semi-intensif Vanname Baik 8 sarana penunjang Semi-intensif dan Salluran. Petak budidaya, tandon dan Sabuk Hijau 10 Vanname Baik intensif sarana penunjang Sinar Mina Salluran. Petak budidaya, tandon dan 3 Semi-intensif Vanname Baik Kencana sarana penunjang Salluran. Petak budidaya, tandon dan Sukses Abadi 2 Semi-intensif Vanname Baik sarana penunjang Mina Bangkit Kurang Salluran. Petak budidaya, tandon dan 15 Semi-intensif Vanname Bersama baik sarana penunjang Kurang Salluran. Petak budidaya, tandon dan Tambak Asri 5 Semi-intensif Vanname baik sarana penunjang Salluran. Petak budidaya, tandon dan Tirta Kencana 2 Semi-intensif Vanname Baik sarana penunjang Salluran. Petak budidaya, tandon dan Raja Vaname 2 Semi-intensif Vanname Baik sarana penunjang
  • 63. DUKUNGAN SEKTOR YANG DIPERLUKAN  Dep. PU : Pengembangan jaringan irigasi tambak dan jalan produksi  Dep. Keuangan : Dukungan pembiayaan untuk pembangunan insfratuktur tambak  Dep. Dalam Negeri : Mendorong PEMDA untuk penetapan & penegakan tata ruang  BAPEDAL dan PEMDA : Pengelolaan lingkungan perairan tambak.  Koperasi dan UKM : Pemberdayaan Kelompok melalui Koperasi  Perbankan : Penyediaan kredit program KUR, KKPE  PT. PLN : Penyediaan jaringan listrik bagi tambak udang semi/intensif dan hatchery udang
  • 64. PROFILE KONDISI CALON LOKASI REVITAISASI TAMBAK UDANG
  • 65. PROVINSI BANTEN 1. Kabupaten Serang Kelompok : Mina Gracillaria Insani Ketua : Bp. Haris Anggota : 10 orang Luas lahan : 72 ha Komoditi : Bandeng, udang dan Gracilaria
  • 66. 2. KABUPATEN TANGERANG Kelompok : Bina Marepat Lokasi : Kecamatan Kronjo, Kemeri dan Mekar baru Komoditi : Udang windu, Bandeng dan Gracilaria Anggota : 10 orang Luas lahan 30 ha
  • 67. PROVINSI JAWA BARAT 1. Kabupaten Karawang Pokdakan : Mina Karya Alamat : Desa karya Bakti, Batu jaya Jumlah Anggota : 28 orang Luas potensi demfarm : 54 Komoditas saat ini : Windu dan bandeng Teknologi : tradisional, dapat dikembangkan : semi intensif
  • 68. 2. Kabupaten Subang Pokdakan : Cipta Bahari Alamat : Patimban, Pusaka Nagara Jumlah Anggota : 15 Luas potensi demfarm : 20 ha Komoditas saat ini : udang Vaname Teknologi : Intensif
  • 69. 3. Kabupaten Indramayu Pokdakan : Datuk Jaya Mina Alamat : Desa Pranggon, Kec. Arahan Jumlah Anggota : 42 orang Luas potensi demfarm : 44 Komoditas saat ini : Windu, vaname dan bandeng Teknologi : tradisional, dapat ditingkatkan menjadi semi intensif
  • 70. 4. Kabupaten Cirebon Pokdakan : Mina Jaya Bakti Alamat : Desa Bungko, Kec. Kapetakan Jumlah Anggota : 10 orang Luas potensi demfarm : 5 ha Komoditas saat ini : Vaname Teknologi dapat dikembangkan: semi intensif
  • 71. PROVINSI JAWA TENGAH 1. Kabupaten Brebes Pokdakan : Harapan Jaya Alamat : Desa Limbangan Jumlah Anggota : 30 orang Luas tambak : 30 ha Komoditas : Udang Teknologi “ Tradisional
  • 72. 2. Kabupaten Pemalang Pokdakan : Mina Tulus Jumlah Anggota : 20 0rang Luas tambak : 40 ha Komoditas : udang Teknologi : Semi /intensif
  • 73. 3. Kabupaten Pekalongan Pokdakan Sunter Mas III Lokasi : Desa Depok, Kec. Siwalan Kondisi Teknis : • Teknologi budidaya ekstensif • Luas lahan 40 Ha • Secara umum sesuai standar kelayakan teknis budidaya yang dpersaratkan • Komoditas dikembangkan saat ini Bandeng dan gracilaria (sebagai pelengkap) • Udang Windu mengalami kegagalan sejak tahun 3keterbatasan info teknologi • Masih ada budidaya udang windu tp relatif sangat sedikit Kondisi Non Teknis : • Kelembagaan baik, dan menunjukkan adanya animo dan komitmen yang tinggi dalam menerapkan teknologi anjuran • Jumlah anggota 45 orang • Lahan cukup luas dengan status hak milik maupun Potensi Pengembangan Demfarm : sewa • Aksesibilitas mudah  Luas tambak 20,5 dengan total 24 petak (tandon dan petak budidaya) • Jalan akses baik (beraspal) dan memungkinkan masuk  Teknologi tradisional dan dapat dikembangkan menjadi semi intensif roda 4  Komoditas udang windu/vaname dengan polikultur Bandeng dan Nila • Jaringan listrik (PLN) belum ada  Teknologi diterapkan dengan sistem cluster • Lahan tambak masih bisa diperluas (banyak lahan idle  Persyaratan teknis baik dan potensi alih fungsi menjadi lahan tambak)  Kondisi perlu perbaikan : Saluran 0,9 km; Petak Tandon 4 ha; petak budidaya 20,5 ha dan sarana penunjang
  • 74. 4. Kabupaten Kendal Pokdakan : Ngudi Makaryo Alamat : Desa Kartikajaya, Kec. Patebon Jumlah Anggota : 40 orang Luas tambak : 505 ha Komoditas saat ini : Bandeng Teknologi Tradisional
  • 75. 5. Kabupaten Demak Pokdakan : Windu Jaya I Alamat : Desa Sidarejo Kecamatan Sayung Jumlah Anggota : 20 orang Luas potensi demfarm : 50 ha Komoditas saat ini : udang dan bandeng Rekomendasi Teknologi : Polikultur udang dan bandeng
  • 76. 6. Kabupaten Jepara Pokdakan : Mina Barokah Alamat : Desa Surodadi, Kec. Kedung Jumlah Anggota : 40 orang Luas potensi demfarm : 10 ha Komoditas saat ini : udang dan bandeng Teknologi : Tradisional plus
  • 77. 7. Kabupaten Pati Pokdakan : Murya Alamat : Desa Tunggul Sari, Tayu Jumlah Anggota : 122 orang Luas tambak: 98 ha Komoditas saat ini : udang dan bandeng Teknologi : tradisional
  • 78. 8. Kabupaten Rembang Pokdakan : Sidodadi Maju III Alamat : Desa Dasun, Kec. Lasem Jumlah Anggota : 30 orang Luas potensi demfarm : 20 ha Komoditas saat ini : udang vaname Teknologi yang dapat dikembangkan: semi intensif
  • 79. 9. Kota Pekalongan Pokdakan : Mina Barokah Alamat : Kel. Degayu, Kec. Pekalongan Utara Jumlah Anggota : 15 orang Luas potensi demfarm : 1,7 ha Komoditas : udang vaname Teknologi yang dapat dikembangkan: Tradisional
  • 80. A. KAWASAN KONSERVASI Sempadan Sempadan Zona Pantai Sungai Penyangga
  • 81. KAWASAN PEMANFAATAN UMUM Petak Tandon • Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei, Scucullata), kerang bakau (G. coacan); rak bambu > 10 cm dari dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar cangkang 5-7 cm Petak Steril Air • Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air keruh dan 3 ppm unutk air jernih), dengan proses netralisasi ± 3 jam. Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50 kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm sebesar 18-25 kg/ha. Petak pengendali hama penyakit • Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap putih, dll. Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan seluruhnya Petak Biofilter • Organisme : kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan kepadatan 6-8 ekor/m² Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan kepadatan 0.75 kg/m² (28 ekor/ m²), ditempatkan dalam rak bambu pada kedalaman 10 cm Petak Pembesaran
  • 82. KAWASAN PEMANFAATAN UMUM •Fungsi: perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah patogen & cerrier, serta menetralisir ekses racun Petak Tandon •Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei, Scucullata), kerang bakau (G. coacan); rak bambu > 10 cm dari dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar cangkang 5-7 cm •Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air keruh dan 3 ppm unutk air jernih), dengan proses netralisasi ± 3 jam. Petak Steril Air •Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50 kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm sebesar 18-25 kg/ha. Petak pengendali hama •Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap putih, dll penyakit •Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan seluruhnya •Kedalaman tambak 0.75-1.2 meter, Luas petakan sekitar 0.25 hektar •Hapa 15 m³ (5x3x1 m) , Padat tebar 3000 ekor/m³ (PL 11-17), Sanitasi air 25-30 ppm Petak Pentokolan •Masa pemeliharaan 45 hari, Pemberian pakan 15-30 %/BB/hari •Pada musim kemarau sebaiknya pentokolan sistem hapa sedangkan pada musim penghujan sebaiknya sistem bak. Petak Pembesaran
  • 83. PERSYARATAN DISAIN & KONTRUKSI TAMBAK UDANG
  • 84. DISAIN TAMBAK Tujuan: Mempermudah pengelolaan air dan pemanenan udang, serta mengefektifkan pengelolaan limbah • Disain Petakan merupakan perencanaan bentuk tambak yang meliputi: ukuran panjang dan lebar petakan, kedalaman, ukuran pematang, ukuran berm, ukuran saluran keliling serta ukuran dan letak pintu air. • Luas petakan tambak tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan. Semakin kecil ukuran semakin mudah dalam pengelolaanny, tetapi akan lebih mahal dalam kontruksi maupun operasionalnya • Sebaiknya dibuat dalam bentuk unit. Setiap satu unit tambak pengairannya berasal dari satu pintu besar, yaitu pintu air utama atau laban. Satu unit tambak terdiri dari tiga macam petakan: petak pendederan, petak glondongan (buyaran) dan petak pembesaran dengan perbandingan luas 1:9:90. • Petakan pembagi air, yang merupakan bagian yang terdalam. Dari petak pembagi, masing-masing petakan menerima bagian air untuk pengisiannya. Setiap petakan harus mempunyai pintu air sendiri, yang dinamakan pintu petakan, pintu sekunder, atau tokoan. Petakan yang berbentuk seperti saluran disebut juga saluran pembagi air. • Setiap petakan terdiri dari caren dan pelataran.
  • 85. DISAIN KONTRUKSI TAMBAK (i) petak Tandon/bio filter • Organisme : kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau • Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan kepadatan 6-8 ekor/m² • Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan kepadatan 0.75 kg/m² (28 ekor/ m²), ditempatkan dalam rak bambu pada kedalaman 10 cm
  • 87.
  • 88. KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN CARA PENGATURAN, PENGUKURAN DAN KELENGKAPAN FASILITAS DIBAGI DALAM 3 TIPE : 1. Jaringan Irigasi sederhana 2. Jaringan irigasi semi Teknis 3. Jaringan Irigasi Teknis
  • 89. MACAM MACAM SISTEM IRIGASI Menurut sumber airnya: 1. Air permukaan : ( sungai, danau, waduk ) 2. Air tanah : akuifer Menurut cara pengambilan airnya: 1. gravitasi 2. Pompa 3. Pasang Surut
  • 90. LANJUTAN…….. Menurut cara pengaliran airnya: 1. Saluran terbuka (open channel) 2. Jaringan pipa (pipe network) Menurut cara distribusi airnya ke lahan: 1. Irigasi permukaan 2. Irigasi curah 3. Irigasi tetes