SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
NEGARA DAN KONSTITUSI 
Dikdik Baehaqi Arif | dik2baehaqi@yahoo.com 
MORAL AND INTELLECTUAL INTEGRITY 
SUMATERA 
KALIMANTAN 
JAVA 
IRIAN JAYA
NEGARA 
Pegertian negara 
Pengertian menurut 
para ahli 
Unsur pembentuk 
negara 
Sifat-sifat negara 
Fungsi negara 
Tujuan negara 
SUMATERA 
KALIMANTAN 
JAVA 
IRIAN JAYA
Lahirnya Negara 
Makhluk 
Politik 
Makhluk 
Sosial 
Melindungi Individu, 
Kelompok, dan 
Masyarakat 
Hakikat Manusia
Pengertian Negara 
• Negara adalah suatu organisasi 
kekuasaan dari sekelompok atau 
beberapa kelompok manusia 
yang bersama-sama mendiami 
suatu wilayah tertentu dan 
mengakui adanya satu 
pemerintahan yang mengurus 
tata tertib serta keselamatan 
sekelompok atau beberapa 
kelompok manusia tersebut.
Pengertian menurut para ahli 
1. Aristoteles merumuskan negara sebagai negara polis, 
karena negara masih berada dalam suatu wilayah yang 
kecil sehingga warga negara dapat diikutsertakan dalam 
musyawarah (ecclesia). 
2. Agustinus, membedakan negara dalam dua pengertian, 
yaitu civitas dei yang artinya negara Tuhan, dan civitas 
terrena atau civitas diaboli yang artinya negara 
duniawi. 
3. Nicollo Machiavelli merumuskan negara sebagai negara 
kekuasaan. Ia terkenal karena ajarannya tentang tujuan 
yang dapat menghalalkan segala cara.
Pengertian menurut para ahli 
4. Georg Jellinek, negara adalah organisasi kekuasaan dari 
sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. 
5. Kranenburg, negara adalah organisasi yang timbul karena 
kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri. 
6. Roger F. Soultau, negara adalah alat (agency) atau wewenang 
(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan 
bersama atas nama masyarakat. 
7. Harold J. Lasky, negara adalah suatu masyarakat yang 
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat 
memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau 
kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu. 
8. George Wilhelm Frerdrich Hegel, negara merupakan organisasi 
kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan 
individual dan kemerdekaan universal.
Pengertian menurut para ahli 
9. John Locke dan Rousseau, negara adalah suatu badan atau 
organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat 
10. Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai 
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam 
suatu wilayah. 
11. Mc. Iver, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan 
penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah 
dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh 
suatu pemerintah yang demi maksud tersebut diberi kekuasaan 
memaksa. 
12. Jean Bodin, negara adalah persekutuan keluarga dengan segala 
kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang 
berdaulat.
Pengertian menurut para ahli 
12. Soenarko, negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang 
mempunyai daerah tertentu di mana kekuasaan negara berlaku 
sepenuhnya sebagai sovereign. 
13. R. Djokosoetono, negara ialah suatu organisasi masyarakat atau 
kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan 
yang sama. 
14. Miriam Budiardjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang 
rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan 
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan 
perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) 
monopolistis dan kekuasaan yang sah.
Unsur Pembentuk Negara 
• Wilayah 
• Rakyat 
• Pemerintahan 
yang berdaulat 
Konstitutif 
• Tujuan negara 
• Konstitusi 
• Pengakuan dari 
negara lain 
• Masuk dalam PBB 
Deklaratif 
(Konvensi Montevideo, Uruguay: 1993)
Sifat-sifat Negara 
Memaksa 
Sifat-sifat 
Negara 
Memonopoli 
Mencakup 
Semua 
 Agar peraturan 
perundang-undangan 
ditaati dan penertiban 
dalam masyarakat 
tercapai . 
 Sarana untuk itu adalah 
polisi, tentara, dsb 
menetapkan tujuan bersama 
masyarakat. – melarang 
sesuatu yang bertentangan 
dan menganjurkan sesuatu 
yang dibutuhkan masyarakat. 
Semua peraturan dan 
kebijakan negara 
berlaku untuk semua 
orang tanpa kecuali
Fungsi Negara 
 Pertahanan dan Keamanan 
negara melindungi rakyat, wilayah dan pemerintahan dari 
ancaman, tantangan, hambatan, gangguan. 
 Pengaturan dan Ketertiban 
membuat undang-undang, peraturan pemerintah 
 Kesejahteraan dan Kemakmuran 
mengeksplorasi SDA dan SDM untuk kesejahteraan dan 
kemakmuran 
 Keadilan Menurut Hak dan Kewajiban 
menciptakan dan menegakan hukum dengan tegas dan tanpa pilih 
kasih.
Tujuan Negara 
TEORI KEKUASAAN 
•Shang Yang, memperoleh kekuasaan yang sebesar-besarnya dengan cara 
menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan bodoh. 
•Machiavelli, kekuasaan yang digunakan untuk mencapai kebesaran dan 
kehormatan negara, dibenarkan bertindak kejam dan licik. 
TEORI PERDAMAIAN DUNIA 
•Dante Allegieri, menciptakan perdamaian dunia, yang dapat dicapai apabila 
seluruh negara berada dalam suatu kerajaan dunia (imperium dengan undang-undang 
yang seragam bagi semua negara) 
TEORI JAMINAN HAK DAN KEBEBASAN 
•hak dan kebebasan warga negara terjamin, di dalam negara harus dibentuk 
peraturan atau undang-undang 
• Immanuel Kant, perlu dibentuk negara hukum klasik (negara sebagai penjaga 
malam). 
•Kranenberg, menghendaki dibentuknya negara hukum modern (welfare state).
Konstitusi
Perubahan Pertama UUD 1945 
• Ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999 dalam Sidang 
Umum MPR (berlangsung tanggal 14-21 Oktober 
1999). 
• Dalam perubahan pertama itu, MPR mengubah Pasal 
5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, 
Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 
21 UUD 1945.
Perubahan Kedua UUD 1945 
• Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 dalam Sidang 
Tahunan MPR tahun 2000 (tanggal 7-18 Agustus 
2000). 
• Pada sidang tahunan tersebut, MPR mengubah 
dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, 
Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, 
Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25A, bab X, Pasal 26 ayat 
(2) dan ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, 
Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, 
Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, 
Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C 
UUD 1945.
Perubahan Ketiga UUD 
1945 
• Ditetapkan tanggal 9 November 2001 dalam Sidang Tahunan 
MPR Tahun 2001 (tanggal 1-9 Nopember 2001). 
• Melalui Sidang Tahunan itu, MPR mengubah dan/atau 
menambah Pasal 1 ayat (2) dan (3); Pasal 3 ayat (1), (3), dan 
(4); Pasal 6 ayat (1) dan (2); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), dan (5); 
Pasal 7A; Pasal 7B ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 
7C; Pasal 8 ayat (1) dan (2); Pasal 11 ayat (2) dan (3); Pasal 17 
ayat (4); Bab VIIA, Pasal 22C ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 
22D ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E ayat (1), (2), 
(3), (4), (5), dan (6), Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23A; 
Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23E ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F 
ayat (1) dan (2); Pasal 23G ayat (1) dan (2); Pasal 24 ayat (1) 
dan (2); Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B ayat 
(1), (2), (3), dan (4); Pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) 
UUD 1945.
Perubahan Keempat UUD 1945 
• Ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2002 (tanggal 1-11 
Agustus 2002). 
• Dalam naskah perubahan keempat ini, MPR menetapkan: 
1. UUD Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, dan 
ketiga, dan perubahan keempat ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 
1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit 
Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh 
Dewan Perwakilan Rakyat; 
2. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 
Tahun 1945 dengan kalimat “Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis 
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-9 tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan Majelis 
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan; 
3. Perubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 3 ayat (2) dan (3), Pasal 25E Perubahan Kedua 
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 25A; 
4. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan pengubahan substansi Pasal 16 
serta penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan negara; 
5. Pengubahan dan/atau penambahan Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A ayat (4); Pasal 8 ayat (3); Pasal 11 ayat 
(1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 ayat (3); Bab XIII; Pasal 31 ayat (1), ayat (2), ayat (3), 
ayat (4), dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2); Bab XIV, Pasal 33 ayat (4) dan ayat (5); Pasal 34 
ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4); Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); 
Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; Aturan Tambahan Pasal I dan II Undang-Undang Dasar Negara 
Republik Indonesia Tahun 1945.
PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA 
TAHUN 1945 
Tuntutan Reformasi 
Antara lain: 
• Amandemen UUD 1945 
• Penghapusan doktrin Dwi 
Fungsi ABRI 
• Penegakan hukum, HAM, dan 
pemberantasan KKN 
• Otonomi Daerah 
• Kebebasan Pers 
• Mewujudkan kehidupan 
demokrasi 
Sebelum Perubahan 
• Pembukaan 
• Batang Tubuh 
- 16 bab 
- 37 pasal 
- 49 ayat 
- 4 pasal Aturan Peralihan 
- 2 ayat Aturan Tambahan 
• Penjelasan 
Latar Belakang 
Perubahan 
• Kekuasaan tertinggi di tangan 
MPR 
• Kekuasaan yang sangat besar 
pada Presiden 
• Pasal-pasal yang terlalu 
“luwes” sehingga dapat 
menimbulkan multitafsir 
• Kewenangan pada Presiden 
untuk mengatur hal-hal 
penting dengan undang-undang 
• Rumusan UUD 1945 tentang 
semangat penyelenggara 
negara belum cukup 
didukung ketentuan 
konstitusi 
Tujuan Perubahan 
Menyempurnakan aturan 
dasar, mengenai: 
• Tatanan negara 
• Kedaulatan Rakyat 
• HAM 
• Pembagian kekuasaan 
• Kesejahteraan Sosial 
• Eksistensi negara demokrasi 
dan negara hukum 
• Hal-hal lain sesuai dengan 
perkembangan aspirasi dan 
kebutuhan bangsa 
Dasar Yuridis 
• Pasal 3 UUD 1945 
• Pasal 37 UUD 1945 
• TAP MPR No.IX/MPR/1999 
• TAP MPR No.IX/MPR/2000 
• TAP MPR No.XI/MPR/2001 
Kesepakatan Dasar 
• Tidak mengubah Pembukaan 
UUD 1945 
• Tetap mempertahankan 
Negara Kesatuan Republik 
Indonesia 
• Mempertegas sistem 
presidensiil 
• Penjelasan UUD 1945 yang 
memuat hal-hal normatif 
akan dimasukan ke dalam 
pasal-pasal 
• Perubahan dilakukan dengan 
cara “adendum” 
Sidang MPR 
• Sidang Umum MPR 1999 
Tanggal 14-21 Okt 1999 
• Sidang Tahunan MPR 2000 
Tanggal 7-18 Agt 2000 
• Sidang Tahunan MPR 2001 
Tanggal 1-9 Nov 2001 
• Sidang Tahunan MPR 2002 
Tanggal 1-11 Agt 2002 
Hasil Perubahan 
• Pembukaan 
• Pasal-pasal: 
- 21 bab 
- 73 pasal 
- 170 ayat 
- 3 pasal Aturan Peralihan 
- 2 pasal Aturan Tambahan
NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA 
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 
Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 
1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan 
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 
1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 
1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum 
dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959) 
Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik 
Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999) 
Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik 
Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000) 
Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik 
Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001) 
Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik 
Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002) 
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam 
Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 
2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Contenu connexe

Tendances

Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Mochammad Ridwan
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Aisyah Turidho
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Ahmad Dahlan University
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
Rika Mouri
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
HIMA KS FISIP UNPAD
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
Fenti Anita Sari
 

Tendances (20)

Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Identitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional IndonesiaIdentitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional Indonesia
 
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Makalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomiMakalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomi
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.pptPancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.ppt
 
Sejarah Korupsi di Indonesia
Sejarah Korupsi di IndonesiaSejarah Korupsi di Indonesia
Sejarah Korupsi di Indonesia
 

En vedette

UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Rizza Magfira
 
3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi
Mardiah Ahmad
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
byunbella
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesia
Ahmad Thoriq
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
Jawa Timur
 

En vedette (20)

Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Konstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesiaKonstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesia
 
Konstitusi Indonesia
Konstitusi IndonesiaKonstitusi Indonesia
Konstitusi Indonesia
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesia
 
Amandemen negara_dan_konstitusi
Amandemen  negara_dan_konstitusiAmandemen  negara_dan_konstitusi
Amandemen negara_dan_konstitusi
 
Pentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi NegaraPentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi Negara
 
Jurnal konstitusi
Jurnal konstitusiJurnal konstitusi
Jurnal konstitusi
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusiperdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan Nasional IndonesiaKetahanan Nasional Indonesia
Ketahanan Nasional Indonesia
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 

Similaire à Negara dan Konstitusi

Sistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uudSistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uud
Yudi Prasetya
 
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumKonstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
Hamdi Se-Abad
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Betha Taiyou
 
Jati diri negara indonesia
Jati diri negara indonesiaJati diri negara indonesia
Jati diri negara indonesia
sasanera
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
NurulyDybala1
 
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRIFungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
VebrianusNatun
 

Similaire à Negara dan Konstitusi (20)

Sistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uudSistem politik indonesia amandemen uud
Sistem politik indonesia amandemen uud
 
04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia
 
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumKonstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
 
konstitusi nkri
konstitusi nkrikonstitusi nkri
konstitusi nkri
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
 
ham.pptx
ham.pptxham.pptx
ham.pptx
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
 
materi_92_PRESENTASI-JR JAMINAN HAK KONSTITUSIONAL.ppt
materi_92_PRESENTASI-JR JAMINAN HAK KONSTITUSIONAL.pptmateri_92_PRESENTASI-JR JAMINAN HAK KONSTITUSIONAL.ppt
materi_92_PRESENTASI-JR JAMINAN HAK KONSTITUSIONAL.ppt
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Jati diri negara indonesia
Jati diri negara indonesiaJati diri negara indonesia
Jati diri negara indonesia
 
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxdinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRIFungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 

Plus de Ahmad Dahlan University

1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt
1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt
1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt
Ahmad Dahlan University
 
kedudukan pancasila dan praktik pengamalannya
kedudukan pancasila dan praktik pengamalannyakedudukan pancasila dan praktik pengamalannya
kedudukan pancasila dan praktik pengamalannya
Ahmad Dahlan University
 
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraanMateri ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Ahmad Dahlan University
 
keragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negara
keragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negarakeragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negara
keragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negara
Ahmad Dahlan University
 
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasiPeran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Ahmad Dahlan University
 
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaHak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
Ahmad Dahlan University
 

Plus de Ahmad Dahlan University (17)

3 Materi dan Pembelajaran Individu
3 Materi dan Pembelajaran Individu3 Materi dan Pembelajaran Individu
3 Materi dan Pembelajaran Individu
 
2 Esensi dan Perkembangan PKn Persekolahan
2 Esensi dan Perkembangan PKn Persekolahan2 Esensi dan Perkembangan PKn Persekolahan
2 Esensi dan Perkembangan PKn Persekolahan
 
Pancasila Dasar Negara
Pancasila Dasar NegaraPancasila Dasar Negara
Pancasila Dasar Negara
 
Pancasila ideologi nasional
Pancasila ideologi nasionalPancasila ideologi nasional
Pancasila ideologi nasional
 
4 5 pancasila dasar negara
4 5 pancasila dasar negara4 5 pancasila dasar negara
4 5 pancasila dasar negara
 
2 3 pancasila dalam kajian sejarah
2 3 pancasila dalam kajian sejarah2 3 pancasila dalam kajian sejarah
2 3 pancasila dalam kajian sejarah
 
1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt
1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt
1 pendahuluan pendidikan pancasila di pt
 
kedudukan pancasila dan praktik pengamalannya
kedudukan pancasila dan praktik pengamalannyakedudukan pancasila dan praktik pengamalannya
kedudukan pancasila dan praktik pengamalannya
 
hukum
hukumhukum
hukum
 
globalisasi
globalisasiglobalisasi
globalisasi
 
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraanMateri ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
Materi ke 8 warga negara dan kewarganegaraan
 
ham
hamham
ham
 
kekuasaan dan politik
kekuasaan dan politikkekuasaan dan politik
kekuasaan dan politik
 
keragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negara
keragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negarakeragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negara
keragaman sosial budaya, semangat kebangsaan, bela negara
 
memahami mata pelajaran pkn sd
memahami mata pelajaran pkn sdmemahami mata pelajaran pkn sd
memahami mata pelajaran pkn sd
 
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasiPeran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
Peran dan fungsi lembaga negara pasca reformasi
 
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaHak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
 

Dernier

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 

Dernier (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

Negara dan Konstitusi

  • 1. NEGARA DAN KONSTITUSI Dikdik Baehaqi Arif | dik2baehaqi@yahoo.com MORAL AND INTELLECTUAL INTEGRITY SUMATERA KALIMANTAN JAVA IRIAN JAYA
  • 2. NEGARA Pegertian negara Pengertian menurut para ahli Unsur pembentuk negara Sifat-sifat negara Fungsi negara Tujuan negara SUMATERA KALIMANTAN JAVA IRIAN JAYA
  • 3. Lahirnya Negara Makhluk Politik Makhluk Sosial Melindungi Individu, Kelompok, dan Masyarakat Hakikat Manusia
  • 4. Pengertian Negara • Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.
  • 5. Pengertian menurut para ahli 1. Aristoteles merumuskan negara sebagai negara polis, karena negara masih berada dalam suatu wilayah yang kecil sehingga warga negara dapat diikutsertakan dalam musyawarah (ecclesia). 2. Agustinus, membedakan negara dalam dua pengertian, yaitu civitas dei yang artinya negara Tuhan, dan civitas terrena atau civitas diaboli yang artinya negara duniawi. 3. Nicollo Machiavelli merumuskan negara sebagai negara kekuasaan. Ia terkenal karena ajarannya tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara.
  • 6. Pengertian menurut para ahli 4. Georg Jellinek, negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. 5. Kranenburg, negara adalah organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri. 6. Roger F. Soultau, negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat. 7. Harold J. Lasky, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu. 8. George Wilhelm Frerdrich Hegel, negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
  • 7. Pengertian menurut para ahli 9. John Locke dan Rousseau, negara adalah suatu badan atau organisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat 10. Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah. 11. Mc. Iver, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa. 12. Jean Bodin, negara adalah persekutuan keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.
  • 8. Pengertian menurut para ahli 12. Soenarko, negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sovereign. 13. R. Djokosoetono, negara ialah suatu organisasi masyarakat atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama. 14. Miriam Budiardjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dan kekuasaan yang sah.
  • 9. Unsur Pembentuk Negara • Wilayah • Rakyat • Pemerintahan yang berdaulat Konstitutif • Tujuan negara • Konstitusi • Pengakuan dari negara lain • Masuk dalam PBB Deklaratif (Konvensi Montevideo, Uruguay: 1993)
  • 10. Sifat-sifat Negara Memaksa Sifat-sifat Negara Memonopoli Mencakup Semua  Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan penertiban dalam masyarakat tercapai .  Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dsb menetapkan tujuan bersama masyarakat. – melarang sesuatu yang bertentangan dan menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. Semua peraturan dan kebijakan negara berlaku untuk semua orang tanpa kecuali
  • 11. Fungsi Negara  Pertahanan dan Keamanan negara melindungi rakyat, wilayah dan pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan, gangguan.  Pengaturan dan Ketertiban membuat undang-undang, peraturan pemerintah  Kesejahteraan dan Kemakmuran mengeksplorasi SDA dan SDM untuk kesejahteraan dan kemakmuran  Keadilan Menurut Hak dan Kewajiban menciptakan dan menegakan hukum dengan tegas dan tanpa pilih kasih.
  • 12. Tujuan Negara TEORI KEKUASAAN •Shang Yang, memperoleh kekuasaan yang sebesar-besarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan bodoh. •Machiavelli, kekuasaan yang digunakan untuk mencapai kebesaran dan kehormatan negara, dibenarkan bertindak kejam dan licik. TEORI PERDAMAIAN DUNIA •Dante Allegieri, menciptakan perdamaian dunia, yang dapat dicapai apabila seluruh negara berada dalam suatu kerajaan dunia (imperium dengan undang-undang yang seragam bagi semua negara) TEORI JAMINAN HAK DAN KEBEBASAN •hak dan kebebasan warga negara terjamin, di dalam negara harus dibentuk peraturan atau undang-undang • Immanuel Kant, perlu dibentuk negara hukum klasik (negara sebagai penjaga malam). •Kranenberg, menghendaki dibentuknya negara hukum modern (welfare state).
  • 14. Perubahan Pertama UUD 1945 • Ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999 dalam Sidang Umum MPR (berlangsung tanggal 14-21 Oktober 1999). • Dalam perubahan pertama itu, MPR mengubah Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 UUD 1945.
  • 15. Perubahan Kedua UUD 1945 • Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 (tanggal 7-18 Agustus 2000). • Pada sidang tahunan tersebut, MPR mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25A, bab X, Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C UUD 1945.
  • 16. Perubahan Ketiga UUD 1945 • Ditetapkan tanggal 9 November 2001 dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2001 (tanggal 1-9 Nopember 2001). • Melalui Sidang Tahunan itu, MPR mengubah dan/atau menambah Pasal 1 ayat (2) dan (3); Pasal 3 ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6 ayat (1) dan (2); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), dan (5); Pasal 7A; Pasal 7B ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C; Pasal 8 ayat (1) dan (2); Pasal 11 ayat (2) dan (3); Pasal 17 ayat (4); Bab VIIA, Pasal 22C ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 22D ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6), Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23A; Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23E ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F ayat (1) dan (2); Pasal 23G ayat (1) dan (2); Pasal 24 ayat (1) dan (2); Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UUD 1945.
  • 17. Perubahan Keempat UUD 1945 • Ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2002 (tanggal 1-11 Agustus 2002). • Dalam naskah perubahan keempat ini, MPR menetapkan: 1. UUD Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, dan ketiga, dan perubahan keempat ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat; 2. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan kalimat “Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-9 tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan; 3. Perubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 3 ayat (2) dan (3), Pasal 25E Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 25A; 4. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan pengubahan substansi Pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan negara; 5. Pengubahan dan/atau penambahan Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A ayat (4); Pasal 8 ayat (3); Pasal 11 ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 ayat (3); Bab XIII; Pasal 31 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2); Bab XIV, Pasal 33 ayat (4) dan ayat (5); Pasal 34 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4); Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; Aturan Tambahan Pasal I dan II Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • 18. PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Tuntutan Reformasi Antara lain: • Amandemen UUD 1945 • Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI • Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN • Otonomi Daerah • Kebebasan Pers • Mewujudkan kehidupan demokrasi Sebelum Perubahan • Pembukaan • Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan Peralihan - 2 ayat Aturan Tambahan • Penjelasan Latar Belakang Perubahan • Kekuasaan tertinggi di tangan MPR • Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden • Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir • Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang • Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi Tujuan Perubahan Menyempurnakan aturan dasar, mengenai: • Tatanan negara • Kedaulatan Rakyat • HAM • Pembagian kekuasaan • Kesejahteraan Sosial • Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum • Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa Dasar Yuridis • Pasal 3 UUD 1945 • Pasal 37 UUD 1945 • TAP MPR No.IX/MPR/1999 • TAP MPR No.IX/MPR/2000 • TAP MPR No.XI/MPR/2001 Kesepakatan Dasar • Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 • Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia • Mempertegas sistem presidensiil • Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal • Perubahan dilakukan dengan cara “adendum” Sidang MPR • Sidang Umum MPR 1999 Tanggal 14-21 Okt 1999 • Sidang Tahunan MPR 2000 Tanggal 7-18 Agt 2000 • Sidang Tahunan MPR 2001 Tanggal 1-9 Nov 2001 • Sidang Tahunan MPR 2002 Tanggal 1-11 Agt 2002 Hasil Perubahan • Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan Peralihan - 2 pasal Aturan Tambahan
  • 19. NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959) Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999) Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000) Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001) Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Notes de l'éditeur

  1. Inilah yang dinamakandengan