SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  59
SISTEM
PENCERNAAN
MAKANAN
Tubuh membutuhkan suatu sistem yang dapat mengubah makanan
menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh sel2 tubuh. Sel2 tubuh hanya
dapat menggunakan bahan2 dalam batasan yang sangat sempit. Adalah
fungsi dari sistem pencernaan untuk mengurangi makanan2 menjadi
bahan2 tersebut dan memungkinkan bahan2 tersebut diserap kembali
ke dalam tubuh.
 Protein
 Lemak
 Karbohidrat
 Air
 Garam / Mineral
 Vitamin
Makanan terdiri atas:
MAKANAN
PROTEIN
Senyawaan yang mengandung
nitrogen sederhana berantai
panjang dan kompleks yang disebut
asam amino. Terdapat sekitar 20
asam amino yang sangat penting
untuk kehidupan
LEMAK
Senyawaan yang dibentuk dari asam
organik sederhana (asam lemak) dan
gliserol. Lemak yang paling umum
adalah trigliserida
MAKANAN
KARBOHIDRAT
Monosakarida: gula heksosa
sederhana seperti glukosa,
fruktosa, galaktosa
Polisakarida: kombinasi dari 2
molekul gula atau lebih seperti
karbohidrat, yang mengandung
molekul glukosa rantai panjang
AIR
Tubuh membutuhkan air yang cukup untuk memastikan aliran urine yang
adekuat, dan untuk menggantikan kehilangan air karena evaporasi dari
kulit dan ketika bernapas. Sekitar 2½ liter sehari biasanya mencukupi
untuk kondisi yang beriklim baik, tetapi sebenarnya kebutuhan tersebut
sangat bervariasi
MAKANAN
GARAM / MINERAL
Zat sederhana yang terdapat di dalam larutan yang mengeluarkan
muatan listrik yang disebut ION. Larutan garam, atau elektrolit selalu
merupakan keadaan muatan netral, tetapi terdiri atas campuran ion2
non logam yang bemuatan negatif (anion). Larutan garam dari cairan
tubuh dasar dimana terdapat kandungan tubuh yang lebih kompleks.
Pemeliharaan cairan tubuh dalam konsentrasi yang tepat adalah tugas
dari ginjal. Sistem pencernaan harus menyerap garam dalam jumlah
yang cukup untuk memungkinkan kehilangan terbentuk dengan memadai.
Garam biasanya diukur dengan ekuivalen aktivitas kimiawinya, seperti
miliequivalen (mEq).
VITAMIN
Zat yang penting untuk fungsi selular yang tidak dapat dibuat sendiri
oleh tubuh, dan yang hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan makanan terdiri atas
(1). Saluran Pencernaan (2). Organ2 yang berkaitan:
Suatu saluran yang panjang,
berkelanjutan yang menjalar
dari mulut sampai ke anus
yang mengandung bagian2
3 kelenjar saliva
PAROTID
SUBLINGUAL
SUBMANDIBULAR
HEPAR
KANDUNG EMPEDU
PANKREAS
MULUT
FARING
SFINGTER KARDIA
LAMBUNG memanjang
dari:
Ke SFINGTER PILORIK
USUS HALUS
yang terdiri atas
ESOFAGUS
- DUODENUM
- JEJUNUM
- ILEUM
KATUP ILEOSAEKUM
USUS BESAR
yang terdiri atas
- SAEKUM
- APPENDIX
- COLON
(ascendens, transversum,
descendens, pelvis)
REKTUM ANUS
1. Di dalam mulut makanan
dihancurkan menjadi
bagian2 yang lebih kecil
melalui pengunyahan, dan
dicampur dengan pelumas
saliva dari ketiga
KELENJAR SALIVA
2. Bolus makanan tersebut
kemudian dengan cepat
melewati ESOFAGUS
menuju lambung
3. LAMBUNG bertindak
sebagai reservoar
sementara untuk makanan,
sehingga makanan dapat
lewat dengan kecepatan
yang teratur. Makanan
sebagian dicerna oleh
enzim, dan sekresi asam
kuat membantu untuk
mensterilkan makanan
tersebut dari bakteri yang
membahayakan
4. Campuran makanan semi
cair (kimus) meninggalkan
lambung dalam dorongan
kecil melalui SFINGTER
PILORIK
5. Di dalam DUODENUM
makanan dicampur dengan
sekresi yang banyak
mengandung enzim dari
PANKREAS dan dinding
usus, dan dengan empedu
dari hepar
6. Pencernaan dan absorpsi
berlanjut sepanjang USUS
HALUS
7. Residu air kemudian
dikeringkan melalui
absorpsi air dan garam di
dalam USUS BESAR, dan
disimpan sampai suatu
ketika dikeluarkan
Senyawaan sederhana yang
dihasilkan oleh pencernaan
dibawa di dalam aliran darah,
melalui vena porta, ke
HEPAR, tempat sebagian
senyawaan tersebut
dimetabolisme
STRUKTUR SALURAN CERNA
Bagian yang berbeda dari saluran pencernaan, dari esogaus sampai anus
mempunyai struktur dasar yang sama:
(1) Mukosa Lapisan Dalam
(2) Submukosa
(3) 2 Lapis Otot Polos
(4) Serosa
yang dikhususkan untuk sekresi oleh kelenjar, dan
untuk absorpsi. Mukosa bagian dalam juga berfungsi
sebagai lapisan pelindung terhadap bakteri
yang membentuk jaringan kuat dari saluran.
Submukosa terdiri atas anyaman jaringan
fibrosa yang rapat dan kuat, mengandung
pembuluh darah besar, jaringan saraf (pleksus
Meissner’s), dan di dalam duodenum, kelenjar
penghasil alkali
otot sirkuler (bentuk spiral yang rapat) yang dapat mengkonstriksi saluran, dan
otot longitudinal (spiral panjang) yang dapat memendekkan saluran. Di dalam
lapisan otot ini terdapat jaringan saraf (pleksus Mesenterik atau pleksus
Auerbach’s)) di antara kedua lapisan otot ini
STRUKTUR SALURAN CERNA
(4) Serosa
adalah lapisan peritoneum yang melapisi
permukaan saluran dan juga dinding rongga
abdomen dimana saluran tersebut terletak.
Sebagian dari saluran (duodenum, bagian dari
kolon, rektum) melekat ke dinding posterior
rongga abdomen dan hanya sebagian yang
dilapisi. Bagian lainnya (lambung, sebagian
usus halus, kolon transversum) terletak
bebas di dalam rongga abdomen, dan diberi
suplai darah melalui lipatan ganda peritoneum
yang tebal yaitu MESENTERIKA. Kondisi ini
memungkinkan bagian saluran pencernaan ini
bergerak bebas di dalam rongga abdomen
MULUT
Mulut dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat untuk menjaga robekan
dan peluruhan
Rasa yang menonjol dari makanan dirasakan oleh reseptor2 pada lidah;
pengecapan kenikmatan yang lebih rinci melibatkan indera penghidu.
Konsistensi makanan dideteksi oleh reseptor2 raba yang sangat halus
pada lidah yang memberikan penjagaan terhadap kemungkinan menelan
bahan2 yang membahayakan. Makanan tertahan di antara geligi oleh
lidah dan otot2 pipi
Makanan dihancurkan oleh gigi. Terdapat 32 buah gigi
pada pertumbuhan geligi kedua. Pada setiap setengah
rahang terdapat:
◙ 2 buah gigi geraham kecil (premolar)
◙ 2 buah gigi seri yang tajam untuk memotong
◙ 1 buah gigi taring untuk merobek
◙ dan 3 buah gigi geraham besar (molar) untuk
menggerus
KELENJAR SALIVA
Penglihatan, penghiduan dan pengecapan makanan mencetuskan
sekresi saliva oleh refleks saraf. Saliva melumaskan makanan dan
memungkinkan makanan untuk diubah menjadi massa yang lunak, atau
bolus. Sebagian makanan dihancurkan dalam saliva dan bahan2 yang
telah dihancurkan kemudian dapat lebih menstimulasi reseptor2
pengecap. Selain fungsi ini, saliva juga mengandung enzim PTIALIN
yang memulai pemecahan karbohidrat menjadi gula sederhana.
Saliva disekresi oleh 3 kelenjar utama:
 Kelenjar PAROTIS yang menghasilkan saliva yang
mengandung banyak air
 Kelenjar SUBLINGUAL dan
 Kelenjar SUBMANDIBULAR, yang menghasilkan
saliva berair dan berlendir
dan oleh banyak kelenjar saliva kecil yang
menyebar di seluruh pipi dan langit2 mulut
Sekitar 1-1½ liter saliva dihasilkan setiap hari
PROSES MENELAN
Menelan dimulai sebagai kerja volunter yang kemudian bergabung
dengan perlahan menjadi refleks involunter.
Menelan terjadi dalam 3 tahapan: bukal, faringeal dan esofagus
1. Tahap BUKAL
Makanan dikumpulkan di permukaan atas lidah sebagai
bolus yang lembab
Lidah kemudian menekan ke langit2 keras
(PALATUM DURUM) mendorong bolus ke arah
belakang
Langit2 lunak (PALATUM MOLLE) terangkat untuk
mencegah makanan masuk ke dalam hidung, dan
bolus didorong ke dalam faring
PROSES MENELAN
LARING tertarik ke atas di bawah dasar lidah, inlet
laringeal berkonstriksi, dan EPIGLOTTIS melipat
menutupi laring untuk mencegah makanan memasuki
trakea
2. Tahap FARINGEAL
3. Tahap ESOFAGUS
SFINGTER KRIKOFARINGEAL antara faring dan
esofagus biasanya tertutup untuk mencegah udara
tertarik ke dalam esofagus selama pernapasan,
tetapi sfingter ini berelaksasi ketika bolus
mencapai sfingter
Otot2 faring kemudian mendorong bolus ke dalam
ESOFAGUS bagian atas
GELOMBANG PERISTALTIK membawa bolus makanan
terus ke bawah ke dalam lambung
OESOPHAGUS
Panjang ESOFAGUS sekitar 25cm, dan
menjalar melalui dada dekat dengan
kolumna vertebralis, di belakang TRAKEA
dan JANTUNG
Esofagus kemudian melengkung ke
depan, menembus DIAFRAGMA, dan
menghubungkan LAMBUNG
Jalan masuk esofagus ke dalam lambung
disebut CARDIA
OESOPHAGUS
Esofagus dilapisi oleh epitel skuamosa
bertingkat untuk menjaga agar tidak runtuh
dan robek oleh lewatnya makanan
Submukosa mengandung kelenjar musin untuk pelumasan
Lapisan otot dari ⅓ bagian atas esofagus
terdiri atas otot lurik (jenisnya volunter, tetapi
pada kenyataannya tidak di bawah kontrol
volunter). ⅓ bagian esofagus mengandung otot
polos, dan bagian tengahnya mengandung
campuran dari otot polos dan otot lurik
OESOPHAGUS
Saat makanan telah mencapai lambung, maka makanan dicegah dari regurgitasi (refluks)
kembali ke dalam esofagus oleh:
 lipatan mukosa pada esofagus bagian bawah
 kontraksi otot pada ujung bawah esofagus
(meskipun sesungguhnya tidak terdapat
sfingter di tempat tersebut)
 jepitan esofagus oleh diafragma
 jalan masuk yang bertonjolan dari esofagus ke dalam
lambung
Jepitan esofagus oleh diafragma tidak selalu terjadi; mungkin terdapat ostium besar dalam
diafragma sehingga memungkinkan lambung dapat terselip ke atas. Hal ini disebut HERNIA
HIATUS. Refluks isi lambung terjadi hanya bila mekanisme pencegahan mengalami kegagalan
GASTER
Lambung adalah kantung mengandung otot. Bagian lambung yang berbeda
mempunyai fungsi yang spesifik
FUNDUS secara relatif mempunyai dinding yang tipis,
mempunyai sedikit kelenjar dan berfungsi sebagai
reservoar
CORPUS lambung adalah bagian berotot dan menyimpan
serta mencampur makanan
Korpus lambung mempunyai banyak kelenjar dan
hanya sebagai tempat sekesi asam oleh kelenjar
lambung
SFINGTER PILORIK menjaga pintu keluar dari
lambung - pilorus
ANTRUM PILORUS terdiri atas otot tebal dan
berfungsi sebagai pompa untuk mentranspor makanan
ke usus halus dengan kecepatan yang terkendali, juga
lebih mencampur makanan
PENCERNAAN GASTER
ABSORPSI
Absorpsi di dalam lambung sangat terbatas, tetapi glukosa dan
alkohol diabsorpsi sangat baik
SEKRESI
Di dalam lambung makanan diubah oleh berbagai bentuk sekresi dari kelenjar
lambung menjadi cairan seperti susu yang disebut kimus, yang cocok untuk
dapat melewati usus halus
Lambung menghasilkan faktor intrinsik yang diperlukan untuk penyerapan
vitamin B12
Sel2 mukosa di seluruh lambung menghasilkan lendir yang melindungi dinding
lambung dari pencernaan sendiri dinding lambung oleh asam yang dihasilkannya
PENCERNAAN GASTER
Fundus dan korpus lambung mempunyai kelenjar2
berduktus pendek
dan asini panjang
Kelenjar ini dilapisi oleh:
SEL2 PEPTIK
SEL2 OKSINTIK
Keasaman yang tinggi akan:
1. Mengubah pepsinogen menjadi pepsin
2. Mensterilkan makanan
3. Membuat kalsium dan zat besi cocok untuk diserap
yang mensekresi asam hidroklorik, dan menghasilkan asam
berkonsentrasi tinggi di dalam lambung
yang mensekresi pepsinogen, suatu enzim yang
diubah menjadi pepsin dan dengan demikian
dimulailah proses pemecahan protein
PENCERNAAN GASTER
Di dalam antrum lambung, kelenjar mempunyai
duktus yang panjang
dan asini pendek berpilin
Kelenjar ini menghasilkan mukus
bersifat basa dan GASTRIN, hormon
yang sangat berguna mengontrol
sekresi asam
Sekresi duodenum dari kelenjar mukosa dan dari
kelenjar submukosa BRUNNER’s, yang mengandung
bikarbonat dan bersifat basa, sehingga membantu
menetralkan kimus yang asam
Kimus memasuki duodenum melalui pilorus dicampur oleh:
DUODENUM
DUODENUM adalah 25cm pertama usus halus, dan dikelilingi oleh kapsul
PANKREAS
1. Sekresi dinding duodenum
2. Empedu
3. Getah pankreas
EMPEDU (600 ml/hari) disekresi oleh sel2 hepar, dan
disimpan dan dipekatkan (sekitar 10 kalinya) di dalam
kandung empedu
Adanya makanan (terutama lemak) dalam duodenum
menyebabkan kandung empedu berkontraksi dan
mengeluarkan empedu
ke duktus sistikus
dan duktus empedu
melalui ampulla
DUODENUM
Empedu terdiri atas:
(1) GARAM EMPEDU
Kombinasi dari asam mengandung kolsterol, seperti asam kolat, dengan asam amino
taurin dan glisin, membentuk sampai ⅔ berat bersih empedu. Senyawaan ini berfungsi
sebagai agen2 pembasah, dan mengemulsi lemak menjadi droplet2 yang sangat halus,
atau sangat kecil, membantu penyerapannya
(2) PIGMEN2 EMPEDU
Pigmen ini terdiri sebagian besar dari bilirubin, produk pemecahan hemoglobin
dari sumsum tulang, yang disekresikan oleh hepar dan memberikan warna feses
(3) KOLESTEROL, LESITIN, GARAM dan AIR
PANKREAS
Getah pankreas (700ml/hr) dihasilkan oleh sel2
serosa yang membentuk bulk dari pankreas. Sel2 ini
dikelompokkan ke dalam kelompok yang mengalir ke
dalam percabangan DUCTUS PANCREATICUS dan
dikeluarkan bersama dengan isi dari duktus empedu
melalui AMPULA DUODENAL
Pankreas juga mengandung sekelompok sel2
bening (PULAU LANGERHANS) yang mensekresi
HORMON GLUKAGON dan INSULIN secara
langsung ke dalam aliran darah
Sekresi pankreas mengontrol jumlah bikarbonat untuk menetralisasi kimus dan memberikan
lingkungan basa yang diperlukan oleh enzim
Enzim pankreas yang sangat kuat penting untuk pencernaan, dan penyakit pankreas dapat menyebabkan malabsorpsi dengan kehilangan
lemak dan protein di dalam feses, dengan diare dan penurunan berat badan
PANKREAS
Getah pankreas mengandung enzim2 yang kesemuanya mengubah makanan menajdi
bentuk yang lebih sederhana yang akhirnya dapat dicerna oleh usus halus
LIPASE
Yang mengubah lemak trigliserida menjadi campuran asam2 lemak mono dan digliserida serta
gliserol. Senyawaan ini membentuk kompleks yang dapat larut (miselium) dengan garam
empedu, yang dapat diserap oleh usus bersamaan dengan vitamin2 yang larut dalam lemak
ENZIM2 PROTEOLITIK
Yang terdiri atas TRIPSINOGEN, KIMOTRIPSINOGEN, PROKARBOKSIPEPTIDASE dan
PROELASTASE. Ini merupakan enzim yang sangat kuat yang dapat merusak pankreas jika
enzim2 tersebut disekresikan dalam bentuk aktifnya; sehingga enzim2 tersebut disekresikan
dalam bentuk inaktif dan diaktivasi di dalam usus oleh enzim ENTEROKINASE. Enzim2 ini
kemudian memisah sepanjang rantai protein kompleks menjadi asam2 amino dalam rantai yang
lebih pendek yang dapat diserap oleh sel2 usus halus
AMILASE
Yang memisahkan kompleks hidrat arang karbohidrat menjadi disakarida, maltosa sederhana
ENZIM ASAM NUKLEAT
Yang memecahkan DNA dan RNA dari sel nuklei dalam makanan menjadi ribosa, purin, pirimidin dan
seterusnya
PENCERNAAN USUS HALUS
Panjang usus halus sekitar 4-7 meter, panjangnya bervariasi sejalan dengan
kontraksi dan relaksasi dinding ototnya
Mukosa pada usus halus terselubung dengan vili
yang bentuknya seperti jari2, yang membuat usus
halus mempunyai permukaan yang luas (sekitar
10m²). Terdapat sekitar 25-40 vili/mm², setiap
vili panjangnya sekitar 1 mm
Pada duodenum dan jejunum, mukosa terbenam di
dalam lipatan2 dan vili panjang2 dan sangat rapat.
Mengarah ke ileum lapisan mukosanya lebih
sedikit lipatannya, dindingnya lebih tipis, dan
vilinya lebih pendek dan lebih jarang
Vili2 tersebut selalu bergerak konstan
PENCERNAAN USUS HALUS
Sel2 dari dinding2 vili secara konstan bermigrasi
ke arah atas, membutuhkan waktu 2-3 hari untuk
mencapai ke bagian ujung dari vili tempat sel2
tersebut terbenam. Sekitar 100g sel2 terbenam
setiap hari oleh usus
Sel2 dan vili tersebut tidak mensekresi enzim,
jauh dari enterokinase, tetapi beberapa enzim
dilepaskan pada sel2 yang terbenam
Pencernaan berlanjut dalam sel2 yang
melapisinya, terutama pada batas sikat dan
glikolaks yang sangat kental yang menutupi sel2
tersebut. Batas sikat dibentuk oleh mikrovili
yang lebih memperluas pemajanan area
permukaan usus
Semua pencernaan dan penyerapan yang penting terjadi di dalam usus halus. Baik lambung maupun usus besar
dapat diangkat seluruhnya tanpa menyebabkan dampak yang serius. Kira2 sampai ⅓ usus halus dapat diangkat
seluruhnya tanpa memberikan efek pada pencernaan, dan daya tahan hidup masih dapat dimungkinkan dengan
kira2 1 meter usus halus dalam keadaan utuh
PENCERNAAN USUS HALUS
Pada sel2 yang melapisi vili terjadi hal2 berikut:
Protease memecahkan peptida menjadi asam amino yang diserap melalui kapiler2 ke dalam aliran darah
Laktase, maltase, sukrase memecah disakarida menjadi monosakarida (terutama glukosa) yang diserap
melalui kapiler2 ke dalam aliran darah
 Lipase bekerja pada pemecahan lemak untuk membentuk:
 Vitamin2 larut dalam air diserap langsung ke dalam aliran darah
 asam2 lemak sederhana dan gliserol, yang diserap melalui kapiler2 ke dalam aliran
darah
 asam2 lemak rantai panjang da gliserol, yang bergabung kembali untuk
membentuk lemak trigliserida da melewati ke dalam lakteal limfatik sebagai
droplet yang sangat halus (kilomkron) bersamaan dengan vitamin A dan D yang
larut dalam lemak
 garam2 empedu, yang direabsorpsi dalam ileum bagian bawah
 Vitamin B12 (berikatan dengan faktor2 intrinsik) diserap pada ileum bagian bawah
 Zat besi diserap terutama dalam duodenum bagian atas
ABSORPSI COLON
Sekitar 8 liter air masuk ke dalam pencernaan setiap hari dari diet dan
sekresi. Sebagian besar jumlah ini diserap oleh usus halus
Sekitar 1 liter kimus cair memasuki kolon setiap
hari, melalui katup ILEO-SAEKAL
Mukosa yang melapisi usus besar banyak mengandung
sel2 goblet yang mensekresi mukus. Tidak ada enzim
yang disekresi oleh mukosa, dan protein serta lemak
tidak dapat diserap oleh usus besar
Air dan garam terutama garam kalium, diserap
sepanjang kolon. Oleh karenanya FESES menjadi lebih
keras dengan makin dekatnya ke arah rektum
Namun demikian, beberapa obat dalam bentuk
supositoria dapat diserap menembus mukosa REKTAL
Usus besar mengandung sekelompok bakteria saprofit dan non saprofit. Bakteri ini mencegah
pertumbuhan strain bakteri yang berbahaya, dan mungkin juga terlibat dalam sintesis vitamin B.
Perlindungan terhadap bakteri juga diberikan oleh nodulus limfoid dalam submukosa
ABSORPSI COLON
KOMPOSISI FESES
Normalnya hanya ¼ dari feses yang berbentuk bahan2 padat, ¾ sisanya adalah
air
Bahan2 pada tersebut terdiri atas:
Bakteri yang mati 30%
Bahan2 yang tidak dapat
dicerna misal selulosa
30%
Bahan2 anorganik misal
garam kalsium
10-20%
Sel2 mati 50-100 g/hr
Lekosit
Pigmen empedu
Feses dibentuk hampir dalam jumlah yang normal selama kelaparan
PERISTALTIK
Faktor terpenting yang dapat menjamin bergeraknya makanan di sepanjang
saluran pencernaan adalah kerja dari lapisan otot dinding saluran pencernaan
Terdapat 2 jenis gerakan dari dinding saluran pencernaan:
1. PERISTALTIK
Gerakan peristaltik terjadi di sepanjang saluran
pencernaan, tetapi yang paling kentara terlihat
adalah pada esofagus setelah menelan, pada
antrum pilorik dan usus halus bagian atas
selama proses pengosongan lambung, dan pada
rektum selama defekasi
Peristaltik adalah gerakan yang terdiri atas
GELOMBANG KONTRAKSI yang didahului
oleh GELOMBANG RELAKSASI, yang
mendorong isinya sepanjang lumen usus
2. SEGMENTASI
Ini merupakan gerakan non-propulsif yang
mencampur limus. Gerakan terjadi dalam usus
halus dan usus besar, dan lebih lemah, di dalam
lambung
KOORDINASI GERAKAN
Otot polos dinding usus mempunyai kecenderungan didapat untuk
berkontraksi secara berirama, bahkan saat dinding usus ini benar2
terisolasi dari persarafan saraf manapun
Pleksus saraf submukosal, PLEKSUS MEISSNER’S,
mengontrol aliran darah juga mendeteksi sensasi
seperti distensi pada mukosa
Aktivitas miogenik setempat dikoordinasikan oleh
jaringan saraf, yang disebut PLEKSUS MIENTERIK
(PLEKSUS AUERBACH’S) yang terletak di antara
lapisan otot sirkuler dan longitudinal
Pleksus ini memungkinkan koordinasi peristaltis dan
segmentasi
Meskipun penelitian menunjukkan bahwa impuls saraf simpatis menurunkan aktivitas motorik
usus, dan bahwa impuls saraf parasimpatis meningkatkan aktivitas motorik, kedua suplai
persarafan otonomik ini dapat dipotong pada manusia, tanpa menunjukkan adanya bukti2
pengaruh pada usus halus atau usus besar
Namun demikian, suplai vagal parasimpatik sangat penting dalam mengontrol sekresi dan mobilitas lambung
KONTROL GERAKAN DAN
SEKRESI
Kontrol gerakan dan sekresi selama proses makan diatur oleh saraf vagus parasimpatik
dan 4 hormon yang disekresikan oleh antrum dan usus halus bagian atas
SARAF VAGUS adalah saraf kranial X. Saraf ini berawal
dari batang otak, menjalar melalui dasar tulang tengkorak
dan turun menuju faring serta esofagus, untuk
mempersarafi lambung, hepar dan usus halus. Impuls pada
saraf vagus menyebabkan sekresi basal asam dan pepsin
konstan oleh kelenjar lambung
Penglihatan, penciuman, antisipasi atau pengecapan
makanan menyebabkan peningkatan refleks dalam
aktivitas saraf vagus, meningkatkan sekresi asam dan
pepsin serta meningkatkan gerakan dinding berotot
KONTROL GERAKAN DAN
SEKRESI
Cara lainnya, bagian pembentuk asam pada lambung dapat diangkat
Pada kebanyakan orang, sekresi basal rendah tetapi pada beberapa
orang berespons terhadap stress mental dengan sekresi asam basal
yang tinggi dan konstan. Peningkatan keasaman ini dapat mengganggu
pertahanan mukosa dan mengarah pada ulserasi duodenal
Sekresi asam dapat dihentikan dengan memotong saraf vagus. Prosedur
ini harus disertai dengan pelebaran pilorus, karena hal tersebut akan
menyebabkan lambung menjadi flaksid dan tidak mampu untuk
mengosongkan dengan tepat
HORMON PENCERNAAN
Hormon2 gastrointestinal semua adalah polipeptida. Hormon2 tersebut disekresi oleh
lambung dan usus halus ke dalam aliran darah, menembus sirkulasi untuk bekerja pada
organ targetnya. Organ2 targetnya semua dibuat lebih sensitif terhadap kerja hormon
dengan meningkatkan aktivitas saraf vagus
Terdapat 4 hormon gastrointestinal yang penting. Sifat2 hormon ini saling tumpang tindih untuk
meningkatkan kerjanya
GASTRIN
Makanan dalam antrum-pilorik, terutama daging,
menyebabkan sel2 G antral melepaskan gastrin ke
dalam darah. Gastrin mengalir melalui sirkulasi dan
menstimulasi sekresi asam lambung
Ketika isi antral menjadi sangat asam (pH 2,5) maka
sekresi gastrin dihambat. Gastrin meningkatkan
pembentukan empedu oleh hepar
HORMON PENCERNAAN
ENTEROGASTRON
Hormon ini disekresi oleh duodenum dalam
berespons terhadap makanan, dan menghambat
sekresi asam dan motilitas lambung, dengan
demikian mengatur kecepatan masukan kimus
ke dalam duodenum
KOLESISTOKININ-PANKREOZIMIN (CCKPZ)
Substansi ini sebelumnya diduga adalah 2
hormon. Substansi ini dilepaskan dari usus halus
bagian atas dalam berespons terhadap produk2
makanan. Substansi ini menyebabkan sekresi
pankreas, kontraksi kandung empedu dan
relaksasi sfingter ampula
HORMON PENCERNAAN
SEKRETIN
Sekretin dihasilkan dalam
berespons terhadap asam dalam
duodenum dan menstimulasi
pankreas untuk menghasilkan
cairan yang bersifat basa yang
encer, kelenjar Brunner’s untuk
menghasilkan basa, dan kelenjar
intestinal untuk menghasilkan
mukus dan enterokinase
COLON
Kimus bergerak dari ileum menuju saekum melalui
KATUP ILEO-SAEKAL, lipatan mukosa dalam
saekum yang cenderung mencegah aliran balik
kimus
5 cm terakhir ileum bekerja sebagai sfingter.
Sfingter ini biasanya berkontraksi. Pengisian
lambung membuat sfingter ini relaksasi dan isi
ileum masuk ke dalam saekum. Refleks
gastrokolik ini sering berkaitan dengan
gerakan massa
COLON
Gerakan massa adalah gerakan cepat
tiba2 dari peristaltik, dimulai dari
kolon tengah. Gerakan ini
menggerakkan isi usus besar ke dalam
kolon bawah atau bahkan ke rektum
Gerakan mencampur segmental juga
terjadi dalam usus besar. Gerakan ini
dikoordinasi oleh pleksus mienterik dan
membawa isi usus untuk berhubungan
dekat dengan mukosa, untuk
penyerapan air dan elektrolit
DEFEKASI
Rektum normalnya kosong dari feses, tetapi
ketika feses melewati rektum, akibat
distensi dari DINDING REKTUM
membangkitkan sensasi kesadaran
Keputusan volunteer kemudian dibuat, apakah
membiarkan refleks defekasi dengan
merelaksasi SFINGTER ANI EKSTERNAL.
(sfingter eksternal normalnya dalam keadaan
kontraksi tonik)
Defekasi disertai dengan kontraksi
peristaltik kuat dari kolon desenden dan
kolon pelvis dan rektum, dan kontraksi
volunteer otot abdomen meningkatkan
tekanan intra abdomen
SISTEM PORTAL
Semua darah dari usus, dari esofagus bawah
ke anus, mengalir ke dalam VENA PORTA
dan dibawa ke HEPAR
Darah porta (1½ liter/menit) membawa
semua produk2 pencernaan yang larut
dalam air (asam2 amino, asam2 lemak,
gliserol, glukosa dan vitamin yang larut
dalam air)
SISTEM PORTAL
Lemak, sebagai droplet kilomikron dalam
lakteal dinding usus, masuk ke dalam duktus
limfatik. Duktus ini bergabung untuk
membentuk DUKTUS TORAKAL yang
mengalirkan limfe (10-20 ml/mnt) ke dalam
vena subklavia kiri, dan dengan demikian ke
dalam sirkulasi
ANATOMI HEPAR
HEPAR menempati bagian atas
rongga peritoneum. Hepar dilindungi
oleh iga bawah dan terletak tepat di
bawah DIAFRAGMA. Bentuknya
menggelembung oleh organ di
sekitarnya. Hepar ditutupi oleh
peritoneum dan ditahan dalam
posisinya oleh vena cava inferior,
organ2 abdomen dan ligamentum
peritoneum
ANATOMI HEPAR
Darah dari sistem pencernaan memasuki hepar
melalui VENA PORTA
Hepar juga mendapat vaskularisasi, dengan darah
yang kaya oksigen, dari ARTERI HEPATIKA
Semua darah setelah melewati hepar keluar
melalui VENA HEPATIKA yang mengalir ke dalam
VENA CAVA INFERIOR
Empedu meninggalkan hepar melalui DUKTUS
HEPATIKUS dan keluar ke dalam duodenum melalui
DUKTUS EMPEDU
Kandung empedu merupakan lengan sisi dari sistem
ini dan berfungsi sebagai reservoar empedu
MIKROS HEPAR
Hepar mempunyai struktur yang sangat kompleks
Hepar dibentuk dari LOBULUS, yang terdiri
atas lembar sel2 hepar yang tersusun dalam
pola radiasi (melingkar) di sekitar vena
sentral. Lembar2 sel ini mempunyai spasium
darah yang disebut SINUSOID di antara
lembar2 tersebut
MIKROS HEPAR
Darah porta dan arteri mengalir ke lobulus
melalui percabangan SALURAN PORTA dan
mengalir keluar ke dalam sinusoid. Setelah
melewati sel2 hepar, darah mengalir ke dalam
VENA SENTRAL, yang bergabung untuk
membentuk VENA HEPATIKA
Di dalam lembar sel2 hepar terdapat
KANALIKULI EMPEDU yang sangat halus tempat
empedu disekresikan. Empedu ini dikeluarkan ke
dalam DUKTUS EMPEDU yang bergabung untuk
membentuk DUKTUS KOLEDUKUS. Duktus
empedu menjalar dari lobulus dalam traktus
porta sejalan dengan vena porta dan arteri
hepatik
FUNGSI HEPAR
1. Ketika produk dari pencernaan mencapai hepar, maka produk2 ini dipecah menjadi
bentuk2 senyawaan organik baru
2. Pembentukan empedu
3. Sintesis protein plasma dan substansi koagulasi darah
4. Menyimpan zat besi, vitamin, karbohidrat dan lemak dalam bentuk yang kelebihan dari
penggunaan mendesak
5. Detoksifikasi bahan2 kimiawi asing, obat2 dan racun
a) Asam amino dipisahkan. Bagian nitrogen diubah menjadi
urea yang diekskresi; bagian non nitrogen digunakan
untuk energi atau sintesa
b) Glukosa disimpan sebagai glikogen, untuk dilepaskan bila
diperlukan
c) Lemak disimpan, atau digunakan untuk energi atau
sintesis
Bahan2 ini
disirkulasi dalam
darah ke jaringan
lain untuk
digunakan

Contenu connexe

Tendances

Sistem pencernaan kebidanan
Sistem pencernaan kebidananSistem pencernaan kebidanan
Sistem pencernaan kebidananSinggih Singgih
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanIka Ariyunita
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanCahya
 
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaArdy Super
 
Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Dedi Kun
 
Sistem pencernaan (ade welni, naning)
Sistem pencernaan (ade welni, naning)Sistem pencernaan (ade welni, naning)
Sistem pencernaan (ade welni, naning)stikesby kebidanan
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaannurdinz
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanShiAddung
 
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiahanissa mutiarani
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiasitanjung
 
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaSistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaMuhammad Fitra Saputra
 
Sistem pencernaan makanan pada manusia bio genetika
Sistem pencernaan makanan pada manusia bio genetikaSistem pencernaan makanan pada manusia bio genetika
Sistem pencernaan makanan pada manusia bio genetikathaniadevianitha
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalOperator Warnet Vast Raha
 

Tendances (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Sistem pencernaan kebidanan
Sistem pencernaan kebidananSistem pencernaan kebidanan
Sistem pencernaan kebidanan
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
ANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaanANFIS sistem pencernaan
ANFIS sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
 
Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3
 
Sistem pencernaan (ade welni, naning)
Sistem pencernaan (ade welni, naning)Sistem pencernaan (ade welni, naning)
Sistem pencernaan (ade welni, naning)
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
 
Bab ii1 ican
Bab ii1 icanBab ii1 ican
Bab ii1 ican
 
Absorpsi
AbsorpsiAbsorpsi
Absorpsi
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusia
 
Absorpsi Karbohidrat
Absorpsi KarbohidratAbsorpsi Karbohidrat
Absorpsi Karbohidrat
 
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaSistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
 
Gastrointestinal
GastrointestinalGastrointestinal
Gastrointestinal
 
Sistem pencernaan makanan pada manusia bio genetika
Sistem pencernaan makanan pada manusia bio genetikaSistem pencernaan makanan pada manusia bio genetika
Sistem pencernaan makanan pada manusia bio genetika
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
 

Similaire à SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxnovimahartikasari
 
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptxAgusSriSugiyarti
 
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.pptAnatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.pptNauratulIslamiyah
 
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxSistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxMutmainna28
 
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxsistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxMutmainna28
 
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxDIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxAgusSuryaman9
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanYepi Addianto
 
Sistem Gastrointestinal
Sistem GastrointestinalSistem Gastrointestinal
Sistem GastrointestinalSindianisa24
 
B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetya
B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetyaB 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetya
B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetyaSeptian Prasetya
 
Sistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaSistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaHrdnt
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptSinarLombokJava
 
Pencernaan Daninurriyadi
Pencernaan DaninurriyadiPencernaan Daninurriyadi
Pencernaan Daninurriyadiguest8ced8a
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnisaYuni20
 

Similaire à SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (20)

PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
 
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
6. PPT_SISTEM_PENCERNAAN.pptx
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.pptAnatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
Anatomi dan fisiologi pencernaan naura.ppt
 
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxSistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
 
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxsistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
 
Sist Pencernaan.ppt
Sist Pencernaan.pptSist Pencernaan.ppt
Sist Pencernaan.ppt
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
4 pencernaan
4 pencernaan4 pencernaan
4 pencernaan
 
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptxDIGESTIVESYSTEM fix.pptx
DIGESTIVESYSTEM fix.pptx
 
SISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdf
SISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdfSISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdf
SISTEM PENCERNAAN XI IPA.pdf
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaan
 
Sistem Gastrointestinal
Sistem GastrointestinalSistem Gastrointestinal
Sistem Gastrointestinal
 
B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetya
B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetyaB 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetya
B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetya
 
Sistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaSistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusia
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
 
Pencernaan Daninurriyadi
Pencernaan DaninurriyadiPencernaan Daninurriyadi
Pencernaan Daninurriyadi
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-6.ppt
 

Plus de Dimas Erda Widyamarta

Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di AnatomiSensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Endoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di Anatomi
Endoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di AnatomiEndoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di Anatomi
Endoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di AnatomiBreath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi JantungAnatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi JantungDimas Erda Widyamarta
 
Reproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di Anatomi
Reproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di AnatomiReproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di Anatomi
Reproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...Dimas Erda Widyamarta
 
Tubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in Anatomy
Tubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in AnatomyTubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in Anatomy
Tubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in AnatomyDimas Erda Widyamarta
 
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiNeurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Heart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di Anatomi
Heart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di AnatomiHeart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di Anatomi
Heart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 

Plus de Dimas Erda Widyamarta (11)

Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di AnatomiSensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
Sensory Sistem in Anatomy/ Sistem Indera di Anatomi
 
Endoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di Anatomi
Endoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di AnatomiEndoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di Anatomi
Endoktrin System in Anatomy/ Sistem Endoktrin di Anatomi
 
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di AnatomiBreath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
Breath System in Anatomy/ Sistem Pernapasan di Anatomi
 
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi JantungAnatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
Anatomy and Physiology Heart/ Anatomi Fisiologi Jantung
 
Reproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di Anatomi
Reproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di AnatomiReproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di Anatomi
Reproduction System in Anatomy/ Sistem Reproduksi di Anatomi
 
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
 
Tubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in Anatomy
Tubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in AnatomyTubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in Anatomy
Tubuh Manusia di Anatomi/ Human Boddy in Anatomy
 
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiNeurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
 
Heart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di Anatomi
Heart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di AnatomiHeart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di Anatomi
Heart of System in Anatomy/ Sistem Jantung di Anatomi
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Askep ca kulit
Askep ca kulitAskep ca kulit
Askep ca kulit
 

Dernier

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 

Dernier (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

  • 2. MAKANAN Tubuh membutuhkan suatu sistem yang dapat mengubah makanan menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh sel2 tubuh. Sel2 tubuh hanya dapat menggunakan bahan2 dalam batasan yang sangat sempit. Adalah fungsi dari sistem pencernaan untuk mengurangi makanan2 menjadi bahan2 tersebut dan memungkinkan bahan2 tersebut diserap kembali ke dalam tubuh.  Protein  Lemak  Karbohidrat  Air  Garam / Mineral  Vitamin Makanan terdiri atas:
  • 3. MAKANAN PROTEIN Senyawaan yang mengandung nitrogen sederhana berantai panjang dan kompleks yang disebut asam amino. Terdapat sekitar 20 asam amino yang sangat penting untuk kehidupan LEMAK Senyawaan yang dibentuk dari asam organik sederhana (asam lemak) dan gliserol. Lemak yang paling umum adalah trigliserida
  • 4. MAKANAN KARBOHIDRAT Monosakarida: gula heksosa sederhana seperti glukosa, fruktosa, galaktosa Polisakarida: kombinasi dari 2 molekul gula atau lebih seperti karbohidrat, yang mengandung molekul glukosa rantai panjang AIR Tubuh membutuhkan air yang cukup untuk memastikan aliran urine yang adekuat, dan untuk menggantikan kehilangan air karena evaporasi dari kulit dan ketika bernapas. Sekitar 2½ liter sehari biasanya mencukupi untuk kondisi yang beriklim baik, tetapi sebenarnya kebutuhan tersebut sangat bervariasi
  • 5. MAKANAN GARAM / MINERAL Zat sederhana yang terdapat di dalam larutan yang mengeluarkan muatan listrik yang disebut ION. Larutan garam, atau elektrolit selalu merupakan keadaan muatan netral, tetapi terdiri atas campuran ion2 non logam yang bemuatan negatif (anion). Larutan garam dari cairan tubuh dasar dimana terdapat kandungan tubuh yang lebih kompleks. Pemeliharaan cairan tubuh dalam konsentrasi yang tepat adalah tugas dari ginjal. Sistem pencernaan harus menyerap garam dalam jumlah yang cukup untuk memungkinkan kehilangan terbentuk dengan memadai. Garam biasanya diukur dengan ekuivalen aktivitas kimiawinya, seperti miliequivalen (mEq). VITAMIN Zat yang penting untuk fungsi selular yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, dan yang hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 10. Sistem pencernaan makanan terdiri atas (1). Saluran Pencernaan (2). Organ2 yang berkaitan: Suatu saluran yang panjang, berkelanjutan yang menjalar dari mulut sampai ke anus yang mengandung bagian2 3 kelenjar saliva PAROTID SUBLINGUAL SUBMANDIBULAR HEPAR KANDUNG EMPEDU PANKREAS MULUT FARING SFINGTER KARDIA LAMBUNG memanjang dari: Ke SFINGTER PILORIK USUS HALUS yang terdiri atas ESOFAGUS - DUODENUM - JEJUNUM - ILEUM KATUP ILEOSAEKUM USUS BESAR yang terdiri atas - SAEKUM - APPENDIX - COLON (ascendens, transversum, descendens, pelvis) REKTUM ANUS
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. 1. Di dalam mulut makanan dihancurkan menjadi bagian2 yang lebih kecil melalui pengunyahan, dan dicampur dengan pelumas saliva dari ketiga KELENJAR SALIVA 2. Bolus makanan tersebut kemudian dengan cepat melewati ESOFAGUS menuju lambung 3. LAMBUNG bertindak sebagai reservoar sementara untuk makanan, sehingga makanan dapat lewat dengan kecepatan yang teratur. Makanan sebagian dicerna oleh enzim, dan sekresi asam kuat membantu untuk mensterilkan makanan tersebut dari bakteri yang membahayakan 4. Campuran makanan semi cair (kimus) meninggalkan lambung dalam dorongan kecil melalui SFINGTER PILORIK 5. Di dalam DUODENUM makanan dicampur dengan sekresi yang banyak mengandung enzim dari PANKREAS dan dinding usus, dan dengan empedu dari hepar 6. Pencernaan dan absorpsi berlanjut sepanjang USUS HALUS 7. Residu air kemudian dikeringkan melalui absorpsi air dan garam di dalam USUS BESAR, dan disimpan sampai suatu ketika dikeluarkan Senyawaan sederhana yang dihasilkan oleh pencernaan dibawa di dalam aliran darah, melalui vena porta, ke HEPAR, tempat sebagian senyawaan tersebut dimetabolisme
  • 17. STRUKTUR SALURAN CERNA Bagian yang berbeda dari saluran pencernaan, dari esogaus sampai anus mempunyai struktur dasar yang sama: (1) Mukosa Lapisan Dalam (2) Submukosa (3) 2 Lapis Otot Polos (4) Serosa yang dikhususkan untuk sekresi oleh kelenjar, dan untuk absorpsi. Mukosa bagian dalam juga berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap bakteri yang membentuk jaringan kuat dari saluran. Submukosa terdiri atas anyaman jaringan fibrosa yang rapat dan kuat, mengandung pembuluh darah besar, jaringan saraf (pleksus Meissner’s), dan di dalam duodenum, kelenjar penghasil alkali otot sirkuler (bentuk spiral yang rapat) yang dapat mengkonstriksi saluran, dan otot longitudinal (spiral panjang) yang dapat memendekkan saluran. Di dalam lapisan otot ini terdapat jaringan saraf (pleksus Mesenterik atau pleksus Auerbach’s)) di antara kedua lapisan otot ini
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. STRUKTUR SALURAN CERNA (4) Serosa adalah lapisan peritoneum yang melapisi permukaan saluran dan juga dinding rongga abdomen dimana saluran tersebut terletak. Sebagian dari saluran (duodenum, bagian dari kolon, rektum) melekat ke dinding posterior rongga abdomen dan hanya sebagian yang dilapisi. Bagian lainnya (lambung, sebagian usus halus, kolon transversum) terletak bebas di dalam rongga abdomen, dan diberi suplai darah melalui lipatan ganda peritoneum yang tebal yaitu MESENTERIKA. Kondisi ini memungkinkan bagian saluran pencernaan ini bergerak bebas di dalam rongga abdomen
  • 22. MULUT Mulut dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat untuk menjaga robekan dan peluruhan Rasa yang menonjol dari makanan dirasakan oleh reseptor2 pada lidah; pengecapan kenikmatan yang lebih rinci melibatkan indera penghidu. Konsistensi makanan dideteksi oleh reseptor2 raba yang sangat halus pada lidah yang memberikan penjagaan terhadap kemungkinan menelan bahan2 yang membahayakan. Makanan tertahan di antara geligi oleh lidah dan otot2 pipi Makanan dihancurkan oleh gigi. Terdapat 32 buah gigi pada pertumbuhan geligi kedua. Pada setiap setengah rahang terdapat: ◙ 2 buah gigi geraham kecil (premolar) ◙ 2 buah gigi seri yang tajam untuk memotong ◙ 1 buah gigi taring untuk merobek ◙ dan 3 buah gigi geraham besar (molar) untuk menggerus
  • 23.
  • 24. KELENJAR SALIVA Penglihatan, penghiduan dan pengecapan makanan mencetuskan sekresi saliva oleh refleks saraf. Saliva melumaskan makanan dan memungkinkan makanan untuk diubah menjadi massa yang lunak, atau bolus. Sebagian makanan dihancurkan dalam saliva dan bahan2 yang telah dihancurkan kemudian dapat lebih menstimulasi reseptor2 pengecap. Selain fungsi ini, saliva juga mengandung enzim PTIALIN yang memulai pemecahan karbohidrat menjadi gula sederhana. Saliva disekresi oleh 3 kelenjar utama:  Kelenjar PAROTIS yang menghasilkan saliva yang mengandung banyak air  Kelenjar SUBLINGUAL dan  Kelenjar SUBMANDIBULAR, yang menghasilkan saliva berair dan berlendir dan oleh banyak kelenjar saliva kecil yang menyebar di seluruh pipi dan langit2 mulut Sekitar 1-1½ liter saliva dihasilkan setiap hari
  • 25. PROSES MENELAN Menelan dimulai sebagai kerja volunter yang kemudian bergabung dengan perlahan menjadi refleks involunter. Menelan terjadi dalam 3 tahapan: bukal, faringeal dan esofagus 1. Tahap BUKAL Makanan dikumpulkan di permukaan atas lidah sebagai bolus yang lembab Lidah kemudian menekan ke langit2 keras (PALATUM DURUM) mendorong bolus ke arah belakang Langit2 lunak (PALATUM MOLLE) terangkat untuk mencegah makanan masuk ke dalam hidung, dan bolus didorong ke dalam faring
  • 26. PROSES MENELAN LARING tertarik ke atas di bawah dasar lidah, inlet laringeal berkonstriksi, dan EPIGLOTTIS melipat menutupi laring untuk mencegah makanan memasuki trakea 2. Tahap FARINGEAL 3. Tahap ESOFAGUS SFINGTER KRIKOFARINGEAL antara faring dan esofagus biasanya tertutup untuk mencegah udara tertarik ke dalam esofagus selama pernapasan, tetapi sfingter ini berelaksasi ketika bolus mencapai sfingter Otot2 faring kemudian mendorong bolus ke dalam ESOFAGUS bagian atas GELOMBANG PERISTALTIK membawa bolus makanan terus ke bawah ke dalam lambung
  • 27. OESOPHAGUS Panjang ESOFAGUS sekitar 25cm, dan menjalar melalui dada dekat dengan kolumna vertebralis, di belakang TRAKEA dan JANTUNG Esofagus kemudian melengkung ke depan, menembus DIAFRAGMA, dan menghubungkan LAMBUNG Jalan masuk esofagus ke dalam lambung disebut CARDIA
  • 28. OESOPHAGUS Esofagus dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat untuk menjaga agar tidak runtuh dan robek oleh lewatnya makanan Submukosa mengandung kelenjar musin untuk pelumasan Lapisan otot dari ⅓ bagian atas esofagus terdiri atas otot lurik (jenisnya volunter, tetapi pada kenyataannya tidak di bawah kontrol volunter). ⅓ bagian esofagus mengandung otot polos, dan bagian tengahnya mengandung campuran dari otot polos dan otot lurik
  • 29. OESOPHAGUS Saat makanan telah mencapai lambung, maka makanan dicegah dari regurgitasi (refluks) kembali ke dalam esofagus oleh:  lipatan mukosa pada esofagus bagian bawah  kontraksi otot pada ujung bawah esofagus (meskipun sesungguhnya tidak terdapat sfingter di tempat tersebut)  jepitan esofagus oleh diafragma  jalan masuk yang bertonjolan dari esofagus ke dalam lambung Jepitan esofagus oleh diafragma tidak selalu terjadi; mungkin terdapat ostium besar dalam diafragma sehingga memungkinkan lambung dapat terselip ke atas. Hal ini disebut HERNIA HIATUS. Refluks isi lambung terjadi hanya bila mekanisme pencegahan mengalami kegagalan
  • 30. GASTER Lambung adalah kantung mengandung otot. Bagian lambung yang berbeda mempunyai fungsi yang spesifik FUNDUS secara relatif mempunyai dinding yang tipis, mempunyai sedikit kelenjar dan berfungsi sebagai reservoar CORPUS lambung adalah bagian berotot dan menyimpan serta mencampur makanan Korpus lambung mempunyai banyak kelenjar dan hanya sebagai tempat sekesi asam oleh kelenjar lambung SFINGTER PILORIK menjaga pintu keluar dari lambung - pilorus ANTRUM PILORUS terdiri atas otot tebal dan berfungsi sebagai pompa untuk mentranspor makanan ke usus halus dengan kecepatan yang terkendali, juga lebih mencampur makanan
  • 31. PENCERNAAN GASTER ABSORPSI Absorpsi di dalam lambung sangat terbatas, tetapi glukosa dan alkohol diabsorpsi sangat baik SEKRESI Di dalam lambung makanan diubah oleh berbagai bentuk sekresi dari kelenjar lambung menjadi cairan seperti susu yang disebut kimus, yang cocok untuk dapat melewati usus halus Lambung menghasilkan faktor intrinsik yang diperlukan untuk penyerapan vitamin B12 Sel2 mukosa di seluruh lambung menghasilkan lendir yang melindungi dinding lambung dari pencernaan sendiri dinding lambung oleh asam yang dihasilkannya
  • 32. PENCERNAAN GASTER Fundus dan korpus lambung mempunyai kelenjar2 berduktus pendek dan asini panjang Kelenjar ini dilapisi oleh: SEL2 PEPTIK SEL2 OKSINTIK Keasaman yang tinggi akan: 1. Mengubah pepsinogen menjadi pepsin 2. Mensterilkan makanan 3. Membuat kalsium dan zat besi cocok untuk diserap yang mensekresi asam hidroklorik, dan menghasilkan asam berkonsentrasi tinggi di dalam lambung yang mensekresi pepsinogen, suatu enzim yang diubah menjadi pepsin dan dengan demikian dimulailah proses pemecahan protein
  • 33. PENCERNAAN GASTER Di dalam antrum lambung, kelenjar mempunyai duktus yang panjang dan asini pendek berpilin Kelenjar ini menghasilkan mukus bersifat basa dan GASTRIN, hormon yang sangat berguna mengontrol sekresi asam
  • 34. Sekresi duodenum dari kelenjar mukosa dan dari kelenjar submukosa BRUNNER’s, yang mengandung bikarbonat dan bersifat basa, sehingga membantu menetralkan kimus yang asam Kimus memasuki duodenum melalui pilorus dicampur oleh: DUODENUM DUODENUM adalah 25cm pertama usus halus, dan dikelilingi oleh kapsul PANKREAS 1. Sekresi dinding duodenum 2. Empedu 3. Getah pankreas EMPEDU (600 ml/hari) disekresi oleh sel2 hepar, dan disimpan dan dipekatkan (sekitar 10 kalinya) di dalam kandung empedu Adanya makanan (terutama lemak) dalam duodenum menyebabkan kandung empedu berkontraksi dan mengeluarkan empedu ke duktus sistikus dan duktus empedu melalui ampulla
  • 35. DUODENUM Empedu terdiri atas: (1) GARAM EMPEDU Kombinasi dari asam mengandung kolsterol, seperti asam kolat, dengan asam amino taurin dan glisin, membentuk sampai ⅔ berat bersih empedu. Senyawaan ini berfungsi sebagai agen2 pembasah, dan mengemulsi lemak menjadi droplet2 yang sangat halus, atau sangat kecil, membantu penyerapannya (2) PIGMEN2 EMPEDU Pigmen ini terdiri sebagian besar dari bilirubin, produk pemecahan hemoglobin dari sumsum tulang, yang disekresikan oleh hepar dan memberikan warna feses (3) KOLESTEROL, LESITIN, GARAM dan AIR
  • 36. PANKREAS Getah pankreas (700ml/hr) dihasilkan oleh sel2 serosa yang membentuk bulk dari pankreas. Sel2 ini dikelompokkan ke dalam kelompok yang mengalir ke dalam percabangan DUCTUS PANCREATICUS dan dikeluarkan bersama dengan isi dari duktus empedu melalui AMPULA DUODENAL Pankreas juga mengandung sekelompok sel2 bening (PULAU LANGERHANS) yang mensekresi HORMON GLUKAGON dan INSULIN secara langsung ke dalam aliran darah Sekresi pankreas mengontrol jumlah bikarbonat untuk menetralisasi kimus dan memberikan lingkungan basa yang diperlukan oleh enzim Enzim pankreas yang sangat kuat penting untuk pencernaan, dan penyakit pankreas dapat menyebabkan malabsorpsi dengan kehilangan lemak dan protein di dalam feses, dengan diare dan penurunan berat badan
  • 37. PANKREAS Getah pankreas mengandung enzim2 yang kesemuanya mengubah makanan menajdi bentuk yang lebih sederhana yang akhirnya dapat dicerna oleh usus halus LIPASE Yang mengubah lemak trigliserida menjadi campuran asam2 lemak mono dan digliserida serta gliserol. Senyawaan ini membentuk kompleks yang dapat larut (miselium) dengan garam empedu, yang dapat diserap oleh usus bersamaan dengan vitamin2 yang larut dalam lemak ENZIM2 PROTEOLITIK Yang terdiri atas TRIPSINOGEN, KIMOTRIPSINOGEN, PROKARBOKSIPEPTIDASE dan PROELASTASE. Ini merupakan enzim yang sangat kuat yang dapat merusak pankreas jika enzim2 tersebut disekresikan dalam bentuk aktifnya; sehingga enzim2 tersebut disekresikan dalam bentuk inaktif dan diaktivasi di dalam usus oleh enzim ENTEROKINASE. Enzim2 ini kemudian memisah sepanjang rantai protein kompleks menjadi asam2 amino dalam rantai yang lebih pendek yang dapat diserap oleh sel2 usus halus AMILASE Yang memisahkan kompleks hidrat arang karbohidrat menjadi disakarida, maltosa sederhana ENZIM ASAM NUKLEAT Yang memecahkan DNA dan RNA dari sel nuklei dalam makanan menjadi ribosa, purin, pirimidin dan seterusnya
  • 38. PENCERNAAN USUS HALUS Panjang usus halus sekitar 4-7 meter, panjangnya bervariasi sejalan dengan kontraksi dan relaksasi dinding ototnya Mukosa pada usus halus terselubung dengan vili yang bentuknya seperti jari2, yang membuat usus halus mempunyai permukaan yang luas (sekitar 10m²). Terdapat sekitar 25-40 vili/mm², setiap vili panjangnya sekitar 1 mm Pada duodenum dan jejunum, mukosa terbenam di dalam lipatan2 dan vili panjang2 dan sangat rapat. Mengarah ke ileum lapisan mukosanya lebih sedikit lipatannya, dindingnya lebih tipis, dan vilinya lebih pendek dan lebih jarang Vili2 tersebut selalu bergerak konstan
  • 39. PENCERNAAN USUS HALUS Sel2 dari dinding2 vili secara konstan bermigrasi ke arah atas, membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mencapai ke bagian ujung dari vili tempat sel2 tersebut terbenam. Sekitar 100g sel2 terbenam setiap hari oleh usus Sel2 dan vili tersebut tidak mensekresi enzim, jauh dari enterokinase, tetapi beberapa enzim dilepaskan pada sel2 yang terbenam Pencernaan berlanjut dalam sel2 yang melapisinya, terutama pada batas sikat dan glikolaks yang sangat kental yang menutupi sel2 tersebut. Batas sikat dibentuk oleh mikrovili yang lebih memperluas pemajanan area permukaan usus Semua pencernaan dan penyerapan yang penting terjadi di dalam usus halus. Baik lambung maupun usus besar dapat diangkat seluruhnya tanpa menyebabkan dampak yang serius. Kira2 sampai ⅓ usus halus dapat diangkat seluruhnya tanpa memberikan efek pada pencernaan, dan daya tahan hidup masih dapat dimungkinkan dengan kira2 1 meter usus halus dalam keadaan utuh
  • 40. PENCERNAAN USUS HALUS Pada sel2 yang melapisi vili terjadi hal2 berikut: Protease memecahkan peptida menjadi asam amino yang diserap melalui kapiler2 ke dalam aliran darah Laktase, maltase, sukrase memecah disakarida menjadi monosakarida (terutama glukosa) yang diserap melalui kapiler2 ke dalam aliran darah  Lipase bekerja pada pemecahan lemak untuk membentuk:  Vitamin2 larut dalam air diserap langsung ke dalam aliran darah  asam2 lemak sederhana dan gliserol, yang diserap melalui kapiler2 ke dalam aliran darah  asam2 lemak rantai panjang da gliserol, yang bergabung kembali untuk membentuk lemak trigliserida da melewati ke dalam lakteal limfatik sebagai droplet yang sangat halus (kilomkron) bersamaan dengan vitamin A dan D yang larut dalam lemak  garam2 empedu, yang direabsorpsi dalam ileum bagian bawah  Vitamin B12 (berikatan dengan faktor2 intrinsik) diserap pada ileum bagian bawah  Zat besi diserap terutama dalam duodenum bagian atas
  • 41. ABSORPSI COLON Sekitar 8 liter air masuk ke dalam pencernaan setiap hari dari diet dan sekresi. Sebagian besar jumlah ini diserap oleh usus halus Sekitar 1 liter kimus cair memasuki kolon setiap hari, melalui katup ILEO-SAEKAL Mukosa yang melapisi usus besar banyak mengandung sel2 goblet yang mensekresi mukus. Tidak ada enzim yang disekresi oleh mukosa, dan protein serta lemak tidak dapat diserap oleh usus besar Air dan garam terutama garam kalium, diserap sepanjang kolon. Oleh karenanya FESES menjadi lebih keras dengan makin dekatnya ke arah rektum Namun demikian, beberapa obat dalam bentuk supositoria dapat diserap menembus mukosa REKTAL Usus besar mengandung sekelompok bakteria saprofit dan non saprofit. Bakteri ini mencegah pertumbuhan strain bakteri yang berbahaya, dan mungkin juga terlibat dalam sintesis vitamin B. Perlindungan terhadap bakteri juga diberikan oleh nodulus limfoid dalam submukosa
  • 42. ABSORPSI COLON KOMPOSISI FESES Normalnya hanya ¼ dari feses yang berbentuk bahan2 padat, ¾ sisanya adalah air Bahan2 pada tersebut terdiri atas: Bakteri yang mati 30% Bahan2 yang tidak dapat dicerna misal selulosa 30% Bahan2 anorganik misal garam kalsium 10-20% Sel2 mati 50-100 g/hr Lekosit Pigmen empedu Feses dibentuk hampir dalam jumlah yang normal selama kelaparan
  • 43. PERISTALTIK Faktor terpenting yang dapat menjamin bergeraknya makanan di sepanjang saluran pencernaan adalah kerja dari lapisan otot dinding saluran pencernaan Terdapat 2 jenis gerakan dari dinding saluran pencernaan: 1. PERISTALTIK Gerakan peristaltik terjadi di sepanjang saluran pencernaan, tetapi yang paling kentara terlihat adalah pada esofagus setelah menelan, pada antrum pilorik dan usus halus bagian atas selama proses pengosongan lambung, dan pada rektum selama defekasi Peristaltik adalah gerakan yang terdiri atas GELOMBANG KONTRAKSI yang didahului oleh GELOMBANG RELAKSASI, yang mendorong isinya sepanjang lumen usus 2. SEGMENTASI Ini merupakan gerakan non-propulsif yang mencampur limus. Gerakan terjadi dalam usus halus dan usus besar, dan lebih lemah, di dalam lambung
  • 44. KOORDINASI GERAKAN Otot polos dinding usus mempunyai kecenderungan didapat untuk berkontraksi secara berirama, bahkan saat dinding usus ini benar2 terisolasi dari persarafan saraf manapun Pleksus saraf submukosal, PLEKSUS MEISSNER’S, mengontrol aliran darah juga mendeteksi sensasi seperti distensi pada mukosa Aktivitas miogenik setempat dikoordinasikan oleh jaringan saraf, yang disebut PLEKSUS MIENTERIK (PLEKSUS AUERBACH’S) yang terletak di antara lapisan otot sirkuler dan longitudinal Pleksus ini memungkinkan koordinasi peristaltis dan segmentasi Meskipun penelitian menunjukkan bahwa impuls saraf simpatis menurunkan aktivitas motorik usus, dan bahwa impuls saraf parasimpatis meningkatkan aktivitas motorik, kedua suplai persarafan otonomik ini dapat dipotong pada manusia, tanpa menunjukkan adanya bukti2 pengaruh pada usus halus atau usus besar Namun demikian, suplai vagal parasimpatik sangat penting dalam mengontrol sekresi dan mobilitas lambung
  • 45. KONTROL GERAKAN DAN SEKRESI Kontrol gerakan dan sekresi selama proses makan diatur oleh saraf vagus parasimpatik dan 4 hormon yang disekresikan oleh antrum dan usus halus bagian atas SARAF VAGUS adalah saraf kranial X. Saraf ini berawal dari batang otak, menjalar melalui dasar tulang tengkorak dan turun menuju faring serta esofagus, untuk mempersarafi lambung, hepar dan usus halus. Impuls pada saraf vagus menyebabkan sekresi basal asam dan pepsin konstan oleh kelenjar lambung Penglihatan, penciuman, antisipasi atau pengecapan makanan menyebabkan peningkatan refleks dalam aktivitas saraf vagus, meningkatkan sekresi asam dan pepsin serta meningkatkan gerakan dinding berotot
  • 46. KONTROL GERAKAN DAN SEKRESI Cara lainnya, bagian pembentuk asam pada lambung dapat diangkat Pada kebanyakan orang, sekresi basal rendah tetapi pada beberapa orang berespons terhadap stress mental dengan sekresi asam basal yang tinggi dan konstan. Peningkatan keasaman ini dapat mengganggu pertahanan mukosa dan mengarah pada ulserasi duodenal Sekresi asam dapat dihentikan dengan memotong saraf vagus. Prosedur ini harus disertai dengan pelebaran pilorus, karena hal tersebut akan menyebabkan lambung menjadi flaksid dan tidak mampu untuk mengosongkan dengan tepat
  • 47. HORMON PENCERNAAN Hormon2 gastrointestinal semua adalah polipeptida. Hormon2 tersebut disekresi oleh lambung dan usus halus ke dalam aliran darah, menembus sirkulasi untuk bekerja pada organ targetnya. Organ2 targetnya semua dibuat lebih sensitif terhadap kerja hormon dengan meningkatkan aktivitas saraf vagus Terdapat 4 hormon gastrointestinal yang penting. Sifat2 hormon ini saling tumpang tindih untuk meningkatkan kerjanya GASTRIN Makanan dalam antrum-pilorik, terutama daging, menyebabkan sel2 G antral melepaskan gastrin ke dalam darah. Gastrin mengalir melalui sirkulasi dan menstimulasi sekresi asam lambung Ketika isi antral menjadi sangat asam (pH 2,5) maka sekresi gastrin dihambat. Gastrin meningkatkan pembentukan empedu oleh hepar
  • 48. HORMON PENCERNAAN ENTEROGASTRON Hormon ini disekresi oleh duodenum dalam berespons terhadap makanan, dan menghambat sekresi asam dan motilitas lambung, dengan demikian mengatur kecepatan masukan kimus ke dalam duodenum KOLESISTOKININ-PANKREOZIMIN (CCKPZ) Substansi ini sebelumnya diduga adalah 2 hormon. Substansi ini dilepaskan dari usus halus bagian atas dalam berespons terhadap produk2 makanan. Substansi ini menyebabkan sekresi pankreas, kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter ampula
  • 49. HORMON PENCERNAAN SEKRETIN Sekretin dihasilkan dalam berespons terhadap asam dalam duodenum dan menstimulasi pankreas untuk menghasilkan cairan yang bersifat basa yang encer, kelenjar Brunner’s untuk menghasilkan basa, dan kelenjar intestinal untuk menghasilkan mukus dan enterokinase
  • 50. COLON Kimus bergerak dari ileum menuju saekum melalui KATUP ILEO-SAEKAL, lipatan mukosa dalam saekum yang cenderung mencegah aliran balik kimus 5 cm terakhir ileum bekerja sebagai sfingter. Sfingter ini biasanya berkontraksi. Pengisian lambung membuat sfingter ini relaksasi dan isi ileum masuk ke dalam saekum. Refleks gastrokolik ini sering berkaitan dengan gerakan massa
  • 51. COLON Gerakan massa adalah gerakan cepat tiba2 dari peristaltik, dimulai dari kolon tengah. Gerakan ini menggerakkan isi usus besar ke dalam kolon bawah atau bahkan ke rektum Gerakan mencampur segmental juga terjadi dalam usus besar. Gerakan ini dikoordinasi oleh pleksus mienterik dan membawa isi usus untuk berhubungan dekat dengan mukosa, untuk penyerapan air dan elektrolit
  • 52. DEFEKASI Rektum normalnya kosong dari feses, tetapi ketika feses melewati rektum, akibat distensi dari DINDING REKTUM membangkitkan sensasi kesadaran Keputusan volunteer kemudian dibuat, apakah membiarkan refleks defekasi dengan merelaksasi SFINGTER ANI EKSTERNAL. (sfingter eksternal normalnya dalam keadaan kontraksi tonik) Defekasi disertai dengan kontraksi peristaltik kuat dari kolon desenden dan kolon pelvis dan rektum, dan kontraksi volunteer otot abdomen meningkatkan tekanan intra abdomen
  • 53. SISTEM PORTAL Semua darah dari usus, dari esofagus bawah ke anus, mengalir ke dalam VENA PORTA dan dibawa ke HEPAR Darah porta (1½ liter/menit) membawa semua produk2 pencernaan yang larut dalam air (asam2 amino, asam2 lemak, gliserol, glukosa dan vitamin yang larut dalam air)
  • 54. SISTEM PORTAL Lemak, sebagai droplet kilomikron dalam lakteal dinding usus, masuk ke dalam duktus limfatik. Duktus ini bergabung untuk membentuk DUKTUS TORAKAL yang mengalirkan limfe (10-20 ml/mnt) ke dalam vena subklavia kiri, dan dengan demikian ke dalam sirkulasi
  • 55. ANATOMI HEPAR HEPAR menempati bagian atas rongga peritoneum. Hepar dilindungi oleh iga bawah dan terletak tepat di bawah DIAFRAGMA. Bentuknya menggelembung oleh organ di sekitarnya. Hepar ditutupi oleh peritoneum dan ditahan dalam posisinya oleh vena cava inferior, organ2 abdomen dan ligamentum peritoneum
  • 56. ANATOMI HEPAR Darah dari sistem pencernaan memasuki hepar melalui VENA PORTA Hepar juga mendapat vaskularisasi, dengan darah yang kaya oksigen, dari ARTERI HEPATIKA Semua darah setelah melewati hepar keluar melalui VENA HEPATIKA yang mengalir ke dalam VENA CAVA INFERIOR Empedu meninggalkan hepar melalui DUKTUS HEPATIKUS dan keluar ke dalam duodenum melalui DUKTUS EMPEDU Kandung empedu merupakan lengan sisi dari sistem ini dan berfungsi sebagai reservoar empedu
  • 57. MIKROS HEPAR Hepar mempunyai struktur yang sangat kompleks Hepar dibentuk dari LOBULUS, yang terdiri atas lembar sel2 hepar yang tersusun dalam pola radiasi (melingkar) di sekitar vena sentral. Lembar2 sel ini mempunyai spasium darah yang disebut SINUSOID di antara lembar2 tersebut
  • 58. MIKROS HEPAR Darah porta dan arteri mengalir ke lobulus melalui percabangan SALURAN PORTA dan mengalir keluar ke dalam sinusoid. Setelah melewati sel2 hepar, darah mengalir ke dalam VENA SENTRAL, yang bergabung untuk membentuk VENA HEPATIKA Di dalam lembar sel2 hepar terdapat KANALIKULI EMPEDU yang sangat halus tempat empedu disekresikan. Empedu ini dikeluarkan ke dalam DUKTUS EMPEDU yang bergabung untuk membentuk DUKTUS KOLEDUKUS. Duktus empedu menjalar dari lobulus dalam traktus porta sejalan dengan vena porta dan arteri hepatik
  • 59. FUNGSI HEPAR 1. Ketika produk dari pencernaan mencapai hepar, maka produk2 ini dipecah menjadi bentuk2 senyawaan organik baru 2. Pembentukan empedu 3. Sintesis protein plasma dan substansi koagulasi darah 4. Menyimpan zat besi, vitamin, karbohidrat dan lemak dalam bentuk yang kelebihan dari penggunaan mendesak 5. Detoksifikasi bahan2 kimiawi asing, obat2 dan racun a) Asam amino dipisahkan. Bagian nitrogen diubah menjadi urea yang diekskresi; bagian non nitrogen digunakan untuk energi atau sintesa b) Glukosa disimpan sebagai glikogen, untuk dilepaskan bila diperlukan c) Lemak disimpan, atau digunakan untuk energi atau sintesis Bahan2 ini disirkulasi dalam darah ke jaringan lain untuk digunakan