Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perkembangan motorik, kognitif, dan emosional bayi pada berbagai bulan pertama kehidupannya.
2. Mulai dari kemampuan mengangkat kepala, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan.
3. Juga perkembangan daya penglihatan, pendengaran, penghisapan, dan penggerakan mulut serta jari.
4. Faktor lingkungan dan
1. Oleh :
Indah Mangistika 11144600049
Khulatun Muanisah 11144600059
Desy Wulandhary 11144600062
Ernani Yunita Sari 11144600072
2. Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi fundasi
kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Sejak hari-hari pertama sesudah kelahirannya,
bayi menampilkan kepegasan (veerkrachtigneid) dan gelora gairah untuk menggunakan segenap
kemampuannya.
Dalam menanggapi pengaruh lingkungan, pada umum reaksi bayi bersifat “positif”. Tingkah laku
bayi yang masih sangat muda itu lebih bersifat “positif” daripada “negatif’. Sikap positif itu berwujud
gerak menuju stimulas/perangsang, antara lain berupa: mendengarkan , meraih, menjangkau, memegang,
senyum, ketawa, mendekati orang dewasa (dengan menggulingkan tubuh atau merangkak), meracau
gembira, dan lain-lain.
Sedang reaksi yang “negatif”, yaitu berupa gerakan menjauhi/menghindari stimulus, antara lain
berupa: gerak menolak, mundur terkejut, tangis, sedu-sedan, memberengut, mengkerutkan dahi, merengek-
rengek, surut takut, menolak, dan menjauhi orang dewasa.
3. Pada umumnya kemampuan mental bayi itu lebih cepat berkembang daripada kemampuan fisik
(jasmaniah). Bayi mereaksi dengan senyum terhadap ibunya. Pada usia 3 minggu, bila ia ditelungkupkan,
bayi akan berusaha mengangkat kepala dan dagunya dari atas kasur. Dan beberapa bulan kemudian (kira-
kira sesudah minggu ke-8), ia sudah bisa mengembangkan kontrol postural. Yaitu kontrol terhadap sikap
badan dan kepalanya, dengan menegakkan badan dan menggerak-gerakkan kepala. Dan pada minggu ke-
12-16 ia mampu menegakkan kepalanya dalam posisi duduk.
4. Ada anak-anak yang lebih cepat perkembangan fungsinya, dan ada yang lebih lambat, sebab:
1) Tempo/kecepatan dan irama perkembangan tersebut berbeda-beda pada setiap fase dan setiap anak.
2) Perbedaan tadi juga disebabkan pula oleh bakat pembawaan, temperamen, dan kepribadian anak yang tidak sama pula.
Ciri yang sangat mencolok dalam fase pertumbuhan bayi ialah kemampuan mental dan daya akalnya pada umumnya
berkembang lebih cepat dari kemampuan fisiknya. Keaktifan jasmaniah anak bayi itu berkembang sebagai berikut:
Bulan pertama : melihat, mendengar, mencium/membau
Bulan kedua : merasakan dengan segenap inderanya.
Bulan ketiga : pada akhir bulan ini bayi menegakkan dan menggerak-gerakkan kepala.
Bulan kelima : telungkup dan menggeser-geserkan badan.
Dan keenam
Bulan ketujuh : duduk
Bulan kedelapan : merangkak
Bulan kesembilan : mengangkat badan dan bangkit berdiri
Dan kesepuluh
Bulan kesebelas : merambat, jalan dengan berpegangan
Bulan keduabelas : berdiri sendiri dan mulai berjalan
5. 1. PERKEMBANGAN MOTORIK DAN GERAK REFLEKS
Arti motorik ialah segala faktor yang bisa menimbulkan gerakan-gerakan pada seluruh bagian tubuh.
Biasanya orang membedakan 3 jenis motorik, yaitu:
a. motorik statis, seperti pada keseimbangan tubuh, sikap badan yang tegak lurus, dan gerakan-gerakan
lengan serta kaki.
b. Ketangkasan/ketrampilan tangan, jari-jari dan pergelangan tangan (manipulasi tangan, jari dan
pergelangan).
c. Penguasaan terhadap otot dan urat-urat pada wajah.
Gangguan motorik antara lain disebabkan oleh: kerusakan pada pusat syaraf, cerebral palsy, poliomyelitis
yang menyebabkan kelumpuhan karena ada kerusakan pada sumsum tulang belakang; ataupun karena anak
tidak pernah diberikan kesempatan sedikitpun untuk bermain-main dan melatih otot-ototnya dengan
melakukan gerakan-gerakan, sehingga terjadi peristiwa atrofi (melisut, melemah lumpuh).
2. KEMAMPUAN MERANGKAK
Kemampuan merangkak diartikan sebagai ketrampilan bergerak maju dengan tangan dan kaki, sambil
mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup. Kira-kira pada minggu ke 12-16, ia mulai bisa
telungkup sambil mengangkat kepala; sedang tubuh masih melekat pada dasar, sambil bertelekan pada
kedua lengan dan siku-sikunya. Pada minggu ke 24-28, dia tidak memakai tumpuan kedua lengannya lagi,
akan tetapi sekarang bertumpu pada kedua telapak tangan dan jari-jarinya; sedang kepala dan tubuh
seluruhnya bisa ditegakkan.
6. 3. KEMAMPUAN DUDUK
Kemampuan duduk itu bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala, tubuh dan kedua
belah lengan.
4. KEMAMPUAN BERDIRI DAN BERJALAN
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan ketrampilan khas manusiawi. Pada usia 6-7 bulan,
bayi mulai mereaksi aktif lagi bila kakinya disentuhkan pada satu alas. Ia akan berusaha meluruskan kaki,
dan mengangkat tubuhnya untuk beberapa saat. Pada akhir bulan ke-9 dan permulaan ke-10, ia dapat
berdiri tegak pada kedua telapak kakinya sambil berpegangan dengan kedua belah tangannya.
5. KETRAMPILAN MEMANIPULASI TANGAN DAN JARI-JARI
Gerak-gerak tangan itu mulanya berupa refleks Umklammerung, yaitu gerak merangkul dan
mencengkeram yang tidak terkoordinasi; akan tetapi lambat laun bisa dikuasai dan dikontrol lebih baik.
Pada kira-kira usia 4 bulan dia bisa memanipulasikan pergelangan tangan dan jari-jarinya. Dan baru pada
usia 6 bulan ia mampu menindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, atau memegangnya dengan
kedua belah tangannya. Dan kira-kira pada usia 12 bulan, bayi tidak lagi mencengkeram benda-benda yang
bisa dijangkaunya, akan tetapi memegangnya dengan ibu jari dan telunjuknya; jadi ada penghalusan dan
penyederhanaan gerak jari-jari.
7. Perkembangan kehidupan emosional bayi itu sudah terbina sejak ia masih berupa janin dalam
kandungan ibunya. Yaitu berlangsung melalui unitas kehidupan psikis di antara ibu dan janinnya.
Sarjana Harry Stack Sullivan (1953) menyebut kaitan emosional ini sebagai empati (empathy),
yang berkembang sejak janin ada dalam rahim ibunya; dan empati tersebut akan mewarnai segenap
kehidupan emosional bayi sepanjang perkembangannya. Jika ibu itu menyesali dan membenci sekali
bayinya, biasanya akan muncul banyak kesulitan; antara lain berupa: kesukaran menyusu (bayi sulit sekali
mengisap), ada gangguan pencernaan, bayi menderita kolik, dan ia tidak mau lagi hidup.
Dengan berlalunya waktu, kontak penuh kasih sayang dengan orang tua itu bukan hanya
merupakan:
1) Sumber kepuasan dan kebahagiaan saja, akan tetapi juga bisa
2) Memperkuat kepribadian anak dalam menanggung semua bentuk duka derita, luka dan kememaran,
sebagai akibat dari macam-macam deraan hidup
3) Juga penting sekali perkembangan karakter/watak dan kehidupan emosionalnya, yang akan mewarnai
sikap hidup serta relasinya dengan individu lain.
8. Tangis bayi dan anak-anak yang masih amat muda itu mempunyai fungsi dan arti yang kompleks.
Melalui tangisnya bayi menampilkan keinginan, kebutuhan, rasa tidak senang, kesakitan, kemarahan,
ketidaksabaran, kekhawatiran, dan semua bentuk duka-cita atau rasa-rasa negatif.
Tangis dijadikan alat pengekspresi perasaan dan kemauan bayi; juga sebagai pengganti bahasa yang
belum berkembang. Oleh karena itu bisa difahami, mengapa bayi dan anak kecil itu suka menangis dalam
mengungkapkan perasaan dan kemauannya.
Jika bayi merasa lapar, ia akan jadi gelisah, yang tampak pada gerakan-gerakannya penuh
keresahan. Akhirnya dia akan menangis minta disusui ibunya atau diberi susu botol. Jika bayi itu sudah
disusui, ia akan menjadi tenang kembali. Pada umumnya, bayi-bayi sehat membutuhkan minum air susu
setiap 3 jam sekali. Kebiasaan menyusu dan makan itu hendaknya lebih ditandaskan pada kebutuhan
kodrati anak; jangan dititik-beratkan pada kepatuhan terhadap aturan-aturan ketat, foemula-formula menu,
dan tata cara makan tertentu.
9. Ada bayi yang mempunyai kebiasaan mengisap ibu jari, tangan atau jari-jarinya; khususnya pada saat tumbuhnya
gigi-gigi. Seorang bayi mungkin untuk sementara waktu menghentikan kebiasaan mengisap ibu jari dan tangannya, untuk
kemudian melakukan hal yang sama selama beberapa tahun.
Kesulitan menyusu bisa berbentuk (1) penolakan terhadap air susu, (2) agresi oral dengan jalan sering menggigit
putting payudara ibunya, (3) keengganan menyusu, (4) kecenderungan untuk tidur lelap jika disusui, (5) kegelisahan diwaktu
tidur karena kurang kenyang, (6) rewel khronis, dan (7) tangis bayi yang terus-menerus; terutama sekali disebabkan oleh:
faktor psiko genis. Yang disebabkan oleh kondisi psikis/kejiwaan ibunya yang kurang mapan. Sebab, gangguan psikis ibu itu
pasti mengait kondisi anak bayinya.
Memang ada juga ibu-ibu yang tidak mau atau enggan menyusui bayinya dengan air susu sendiri; walaupun air
susunya keluar dengan berlimpah-limpah. Hal ini disebabkan oleh sikap hidupnya yang tidak mapan. Umpama saja:
1) Dia merasa sebagai “seekor sapi perahan” yang dieksploiter oleh bayinya,
2) Bayinya dianggap sebagai parasit yang “membahayakan” sekuritas dirinya,
3) Ia merasa takut kehilangan kemontokan bentuk payudaranya kalau menyusui anaknya,
4) Wanita yang bersangkutan cenderung mengingkari fungsi keibuannya
5) Fungsi keibuannya dikalahkan oleh ambisi-ambisi profesional yang ekstrim, sehingga dia tidak mau atau todak sempat
menyusui bayinya.
Dengan munculnya keseganan untuk menyusui sendiri bayinya itu mulailah timbul sederetan keulitan pada periode
menyusui. Kesulitan lingkaran vicious itu berupa:
a) Bayinya menjadi sering rewel, suka menangis,
b) Tidak mau menyusui;
c) Tidak bisa tidur nyenyak dan mudah terkejut karena tidak puas menyusu ibuny, atau karena masih merasa lapar,
d) Bayi tersebut suka menggigit putting ibunya,
e) Bayi menderita kolic, dan lain-lain. Sedang ibunya menjadi semakin agresif, makin tidak sabaran, semakin membenci
anaknya; lalu enggan atau tidak mau sama sekali menyusui anak bayinya.
10. Kegiatan terpenting dari bayi dan kanak-kanak yang sangat muda ialah: penggunaan lidah, bibir
dan mulutnya untuk menyusu serta menelan makanan. Menurut sarjana Freud bermanipulasi dengan mulut
dan kegiatan mengisap (sebagai usaha mengurangi rasa lapar) itu merupakan kegiatan yang mengasikkan,
dan memberikan kepuasan pada anak dan bayi.
Kepuasan oral (oral = didalam mulut) yang ditimbulkan oleh stimulasi dalam daerah-mulut anak itu
menurut Freud merupakan tanda seksualitas. Kepuasan oral ini desebutkan pula sebagai erotisisme oral;
dan periode dimana anak banyak menghayati pengalaman tersebut dinamakan fase oral atau stdium
perkembangan seksual.
11. Perumbuhan dan perkembangan bayi yang amat muda itu berlangsung dalam kondisi tidur. Sebab
bayi yang baru lahir menggunakan sebagian besar dari waktunya untuk tidur. Pada usia 0-5 bulan, 2/3
bagian dari hari (kurang lebih 16 jam, bahkan sering lebih) dipakai oleh bayi untuk tidur. Akan tetapi pada
usia 2-3 tahun, waktu tidur tinggal kurang lebih ½ hari atau 12 jam saja. Sedang manusia dewasa
menggunakan waktu kurang lebih 8 jam atau Cuma 1/3 hari untuk beristirahat dan tidur.
Tidur itu bagi seorang bayi berarti cara paling nyaman untuk beristirahat dan memperbaharui
segenap energinya guna melakukan kegiatan-kegiatan di waktu jaga. Kesulitan-kesulitan melakukan
regulasi-kodrati untuk tidur yaitu sulit sekali tidur, dan tidurnya tidak nyenyak pada umumnya disebabkan
oleh faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik umpamanya berupa:
1) Karena malnutrisia/kurang gizi bayi jadi rewel dan banyak menangis, lalu tidak bisa tidur nyenyak
2) Gangguan disebabkan oleh macam-macam penyakit
3) Ada gangguan pada alat pencernaan
4) Oleh luka-luka atau terdapat gangguan jasmaniah lainnya
Sedang penyebab psikologis antara lain adalah:
1) Bayi/anak mengalami ketegangan batin
2) Hatinya sangat terangsang dan “gempar bergolak”/excited
3) Ia merasa gelisah resah, gundah gulana, cemas dan takut.
12. Daya penglihatan bayi itu mula-mula juga belum berfungsi dengan baik dan belum terkoordinasi.
Pada umumnya perkembangan penglihatan itu berlangsung sebagai berikut:
1) Usia 5 hari : bayi mampu mengikuti gerak seberkas cahaya
2) Usia 3 minggu : mampu mengikuti sejenak gerak suatu benda
3) Usia 5 minggu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara horisontal
4) Usia 9 minngu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara vertikal
5) Usia 2 tahun : anak mampu menggunakan matanya sama trampilnya dengan kemampuan orang dewasa.
Dengan sendirinya anak baru mampu melihat dengan “sudut pandangan sendiri”, dan dengan
pengertian yang masih sederhana.
Bayi berusia 9-11 minggu yang mampu mengenal ayah dan bundanya. Dan pada usia kurang lebih
14-15 minggu, bayi tersebut sudah bisa membedakan anggota keluarga sendiri dari orang-orang asing.
13. Perkembangan mental lainnya pada bayi ialah kemampuan menggunakan kata-kata permulaan; ada
pengembangan bahasa. Ia mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya pada orang dewasa dan
ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan menggunakan suara dan lafal tertentu sebagai alat berkomunikasi
dengan orang dewasa.
Pada usia 9-10 bulan bayi mulai menggunakan suku kata yang diulang, seperti “ma-ma, pa-pa,
mam-mam, wawa, ik-ik, uk-uk” sebagai usaha pertama untuk menunjukkan benda. Jadi perkembangan
bahasanya berjalan searah dengan perkembangan inteligensinya.