SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
Télécharger pour lire hors ligne
STRUCTURE ACTIVITY
RELATIONSHIP

-- INDRI KUSUMA DEWI, M.Sc., Apt. --
PUSTAKA….
   Istyastono, Martono, 2003, Indonesian Journal of
    Chemistry, Quantitative Structure-activity Relationship
    Analysis Of Curcumin And Its Derivatives As Gst Inhibitors
    Based On Computational Chemistry Calculation, Gadjah
    Mada University, Yogyakarta
   http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/semnaskimfisikiii-
    2003-iqmal.pdf
   Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas
    (HKSA) bagian penting rancangan obat dalam
    usaha mendapatkan obat baru dengan :
    a. aktivitas lebih besar,
    b. lebih selektif,
    c. toksisitas atau efek samping lebih rendah,
    d. kenyamanan yang lebih besar,
    e. lebih ekonomis  faktor coba-coba ditekan
    sekecil mungkin  jalur sintesis menjadi lebih
    pendek.
   Sifat fisika kimia dapat mempengaruhi aktivitas biologis
    obat oleh karena dapat mempengaruhi distribusi obat
    dalam tubuh dan proses interaksi O-R

   Sifat fisika kimia tersebut adalah Ionisasi, pembentukan
    kelat, potensial redoks dan tegangan permukaan
IONISASI DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
   Ionisasi berhubungan dengan proses
    penembusan obat ke dalam membran biologis
    dan interaksi O-R

   Untuk menimbulkan aktivitas biologis, pada
    umumnya obat dalam bentuk tidak terionisasi,
    tetapi ada pula yang aktif adalah bentuk Ionnya
1.   Obat yang aktif dalam bentuk tidak terionisasi

         Sebagian bentuk Obat yang bersifat asam atau basa lemah, bentuk tidak
          terionisasinya dapat memberikan efek biologis.
          Contoh : Fenobarbital ,turunan asam barbiturat yang bersifat asam
          lemah, bentuk tidak terionisasi dapat menembus sawar darah otak dan
          menimbulkan efek penekanan fungsi sistem saraf pusat dan pernafasan.
      o   Hubungan antara pKa dengan fraksi obat terionisasi dan yang tidak
          terionisasi dari obat yang bersifat asam dan basa lemah, dinyatakan
          melalui persamaan Henderson-Hasselbach :
Persen perhitungan bentuk tak terionisasi dan terionisasi fenobarbital pada
    berbagai macam pH ( gambar di atas )


   Perubahan pH dapat berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan koefisien
    partisi obat
   Pada obat yang bersifat asam lemah, dengan meningkatnya pH, sifat ionisasi
    bertambah besar, bentuk tak terionisasi bertambah kecil, sehingga jumlah
    obat yang menembus membran biologis semakin kecil. Akibatnya ,
    kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor semakin rendah dan
    aktivitas biologisnya semakin menurun .
   Pada obat yang bersifat basa, dengan meningkatnya pH , sifat ionisasi
    bertambah kecil, bentuk tak terionisasinya semakin besar, sehingga jumlah
    obat yang menembus membaran biologis bertambah besar. Akibatnya
    kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor bertambah besar
    dan aktivitas biologisnya semakin meningkat.
   Gambar dibawah menunjukkan hubungan perubahan pH dan aktivitas
    biologis asam dan basa lemah
2.   Obat yang aktif dalam bentuk Ion

Beberapa senyawa obat menunjukkan aktivitas biologis yang semakin
   meningkat bila derajat ionisasinya meningkat. Seperti diketahui dalam
   bentuk ion senyawa obat umumnya sulit menembus membran biologis,
   sehingga diduga senyawa obat dengan tipe ini memberikan efek biologis
   nya di luar sel.
Bell dan Roblin ( 1942 ) memberi postulat mengenai hubungan aktivitas
     antibakteri terhadap E. coli pada pH 7 dan nilai pKa dari turunan
     sulfonamida .
Crowles ( 1942 ), sulfonamida
Menembus membran sel bakteri
Dalam bentuk tidak terionisasi, dan
Sesudah mencapai reseptor yang
Bekerja adalah bentuk ion
PEMBENTUKAN KELAT DAN AKTIVITAS
BIOLOGIS
   Kelat adalah senyawa yang dihasilkan oleh kombinasi senyawa yang
    mengandung gugus elektron donor dengan ion logam, membentuk suatu
    struktur cincin. Contoh gugus yang dapat membentuk kelat : gugus amin
    primer,sekunder, dan tersier, oksim, imin tersubstitusi dan lainnya.
   Ligan adalah senyawa yang dapat membentuk struktur cincin dengan logam
    karena mengandung atom yang bersifat elektron donor , seperti N, S, O.
    struktur cincin yang umum terdapat dan cukup stabil adalah cincin dengan
    jumlah 5 dan 6
   Contoh ligan dalam sistem biologis :
     1. Asam Amino : glisin, sistein, histamin dan As. Glutamat
     2. Vitamin : riboflavin dan asam folat
     3. Basa purin : hipoxantin dan guanosin
     4. Asam trikarboksilat : Asam laktat dan Asam sitrat
   Contoh kelat dalam sistem biologis :
     1. Kelat yang mengandung Fe :
       a. E. forfirin : katalese, peroksidase, sitokrom
       b. E. non forfirin : akonitase, aldolase, feritin
       c. molekul transfer oksigen : Hb dan mioglobin
     2. Kelat yang mengandung logam Cu :
        E. oksidase : asam askorbat oksidase, tirosine,
        polifenol oksidase, laktase dan sitokrom oksidase
     3. Kelat yang mengandung logam Mg :
        bbrapa E. proteolitik, fosfatase dan karboksilase
     4. Kelat yang mengandung lagam Mn :
        Oksaloasetat dekarboksilase, arginase, prolidase
     5. Kelat mengandung logam Zn :
        Insulin, karbonik anhidrase, laktat dehidrogenase
     6. Kelat yang mengandung logam Co :
        Vitamin B12 dan E. karboksi peptidase
   Ligan mempunyai afinitas yang besar terhadap logam, sehingga dapat menurunkan
    kadar logam yang toksis dalam jaringan dengan membentuk kelat yang mudah larut
    dan kemudian diekskresikan melalui ginjal.
   Penggunaan ligan dalam bidang Farmakologi:
    a. Membunuh M.O. parasit, dengan cara membentuk kelat dengan logam esensiel
    yang diperlukan untuk pertumbuhan sel ( aksi bakterisida, fungisida, virisida )
    b. Untuk menghilangkan logam yag tidak diinginkan atau membahayaka dalam
    organisme hidup ( antidotum )
    c. Untuk studi fungsi logam dan metaloenzim pada media biologis
         Contoh Ligan :
          1.  Dimerkapol ( BAL = british anti-lewisite )
          2.  ( + ) Penisilamin
          3.  Oksin ( 8-hidroksikuinolin )
          4.  Isoniazid, tiasetazon dan etambutol
          5.  Tetrasiklin
   Beberapa kelat yang digunakan untuk pengobatan
    peyakit tertentu :
     1. Sisplatin




     2. Kompleks tembaga
       contoh : kupralen, alkuprin dan dikuprin.
POTENSIAL REDOKS DAN AKTIVITAS BIOLOGIS

   Potensial Redoks adalah ukuran kuantitatif kecenderungan senyawa untuk
    memberi dan menerima elektron. Hubungan kadar oksidator da reduktor
    ditunjukkan oleh persamaan Nernst.
   Reaksi redoks adalah perpindahan elektron dari satu atom ke atom
    molekul yang lain.
   Pengaruh potensial redoks tidak dapat diamati secara langsung karena
    hanya berlaku untuk sistem keseimbangan ion tunggal yang bersifat
    reversibel.
   Pada sistem interaksi obat secara redoks, pengaruh sistem distribusi dan
    faktor sterik sangat kecil.
   Contoh : turunan Kuinon, Sb dan As, riboflavin
Penemuan Obat

Penemuan obat adalah sebuah usaha yang
diarahkan pada suatu target biologis, yang
telah diketahui berperan penting dalam
perkembangan penyakit atau dimulai dari
suatu molekul dengan aktivitas biologi
yang menarik.
•Lead discovery : Identifikasi suatu senyawa yang
mempunyai aktivitas biologis spesifik.
•Lead optimization : Aktivitas dan sifat suatu
senyawa diuji, kemudian molekul baru dirancang
dan disintesis untuk mendapatkan aktivitas atau
sifat yang diinginkan
Penemuan Obat
Pendekatan untuk lead discovery:
  •Serendipity (luck)
  •Screening
  •Chemical Modification
  •Rational
1. Serendipity / ketidaksengajaan

 1928 Fleming mempelajari Staphylococcus, tapi
 terjadi kontaminasi di plate oleh jamur. Diamati
 bahwa di area yang terkontaminasi jamur
 mengalami lisis. Jamur memproduksi senyawa
 yang menghambat pertumbuhan bakteri :
 penicillin
2. Screening

Pengujian acak aktivitas biologi sejumlah besar
senyawa menghasilkan lead. Saat ini sudah
berkembang inovasi untuk sintesis banyak
senyawa sekaligus (combinatorial synthesis)
dan pengujian terhadap banyak target (high-
throughput screening).
Contoh : Prontosil berasal dari zat warna yang
menunjukkan aktivitas antibakteri.
3. Chemical Modification
 Metode tradisional. Suatu senyawa analog dari senyawa aktif yang sudah
 diketahui, disintesis dengan modifikasi minor, menghasilkan peningkatan
 aktivitas biologi.




 Keuntungan dan keterbatasan :
 Mendapatkan senyawa yang sangat
 mirip dengan senyawa asal.
4. Rational Drug Design; Ex. - Cimetidine (Tagamet)


Dimulai dari target biologis yang sudah valid, dan berakhir dengan obat
yang secara optimal berinteraksi dengan target dan memicu aktivitas
biologis yang diinginkan.


Masalah: histamin memicu sekresi asam lambung. Diinginkan suatu
antagonis histamin untuk mencegah sekresi asam lambung.




Analog Histamin disintesis dengan variasi struktur (modifikasi kimiawi) dan
diuji. N-guanyl-histamine menunjukkan aktivitas antagonis = LEAD compound.
a. Modifikasi kimiawi dilakukan terhadap lead = LEAD OPTIMIZATION:
b. Lebih poten dan aktif oral, namun thiourea ditemukan toksik di
uji klinik.
c. Penggantian gugus menghasilkan produk yang efektif dan
ditoleransi baik
d. Dimodifikasi lagi oleh Zantac menghasilkan senyawa yang lebih
aman
4. Rational Drug Design -

Memastikan hubungan struktural antara aktivitas biologis dan struktur kul.



Dasar interaksi obat-target adalah molecular recognition: tarik-menarik
spesifik antara gugus kimia dalam target biologis (biasanya protein besar)
dengan obat (biasanya molekul kecil).




   Suatu molekul yang dapat berinteraksi secara optimal dengan target
   biologis dapat dirancang untuk menghambat atau memicu aktivitas
   biologis spesifik.
4. Rational Drug Design -


Dimulai dengan merancang senyawa yang memenuhi persyaratan spesifik.
Senyawa kemudian disintesis dan diuji. Selanjutnya molekul dirancang
kembali, disintesis & diuji .....




 Dari mana persyaratan spesifik diperoleh? Dua sumber:.
 1. Struktur 3Dimensi target biologis (receptor-based drug design)
 2. Struktur molekul kecil yang sudah terbukti aktif (pharmacophore-
     based drug design)
Rational Drug Design - Pharmacophore-based Drug Design
   • Pengujian sifat/fitur molekul2 (ligan) kecil inaktif dan fitur molekul2
   kecil yang aktif.
   • Menyusun hipotesis tentang gugus fungsi apa pada ligan yang
   dibutuhkan untuk aktivitas biologis, dan gugus fungsi apa yang menekan
   aktivitas biologis.
   • Menyusun ligan baru dengan gugus fungsi/kimiawi yang diperlukan
   dengan profil 3D/lokasi yang sama dengan ligan aktif. (“Mimic” the active
   groups)




 Keuntungan: Tidak perlu mengetahui struktur target biologis
Rational Drug Design - Typical Pharmacophore-based Project



 • Struktur satu seri senyawa dengan
 aktivitas biologi tertentu sudah diketahui.
 Kemudian dirancang struktur senyawa baru
 dengan aktivitas biologis yang lebih tinggi.




  • Struktur umum dan khas dari semua
  senyawa aktif dikumpulkan sebagai gugus
  “pharmacophophore.”
  • Sebuah molekul dirancang untuk
  menyerupai / mimic pharmacophore.
Rational Drug Design - Receptor-based Drug Design

• Diuji struktur 3D dari target biologis (biasanya berupa struktur kristal
sinar-ray); kalau bisa target yang sudah membentuk kompleks dengan
molekul kecil (ligan) aktif.
• Dicari gugus kimia spesifik yang berperan dalam interaksi antara
protein target dan obat.
• Merancang kandidat obat baru yang mempunyai pola interaksi yang
sama terhadap target biologis.




                                         Keuntungan : Visualisasi
                                         memungkinkan rancangan
                                         langsung molekul
Rational Drug Design - Typical Receptor-based Project



•Struktur protein yang berhubungan dengan
kanker dalam kompleks dengan ligan
inhibitor non selektif telah diketahui. Ini
merupakan langkah awal untuk merancang
inhibitor yang lebih selektif.




•Suatu molekul dapat dirancang
mempunyai interaksi yang lebih optimal
terhadap protein target dibanding inhibitor
asli.

Contenu connexe

Tendances

High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)muhlisun_azim
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 

Tendances (20)

High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Gel
GelGel
Gel
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 

En vedette

Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...Rhiza Amalia
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologisnisha althaf
 
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...Rhiza Amalia
 
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimed
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimedHubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimed
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimedaufia w
 
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitas
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitasHubungan kualitatif-struktur-aktivitas
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitasvivin marscella
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidHealth
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananEster Muki
 
Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloidmocktar
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoiddharma281276
 
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkMetabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkNisa Azzahra
 
Was sind eigentlich semantische Technologien
Was sind eigentlich semantische TechnologienWas sind eigentlich semantische Technologien
Was sind eigentlich semantische TechnologienValentin Zacharias
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretiknisha althaf
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 

En vedette (20)

Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-dan-aktivitas-biologi-vitamin c-kimia med...
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
 
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
Hubungan struktur-aspek stereokimia-kimia-dan-aktivitas-biologi obat-kimia me...
 
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimed
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimedHubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimed
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimed
 
Kimia medisinal
Kimia medisinal Kimia medisinal
Kimia medisinal
 
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitas
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitasHubungan kualitatif-struktur-aktivitas
Hubungan kualitatif-struktur-aktivitas
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroid
 
Vitamin c
Vitamin cVitamin c
Vitamin c
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Hksa.docx agus
Hksa.docx agusHksa.docx agus
Hksa.docx agus
 
Vitamin a
Vitamin aVitamin a
Vitamin a
 
Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloid
 
4.vitamin
4.vitamin4.vitamin
4.vitamin
 
Mencit (mus musculus) sebagai hewan coba
Mencit (mus musculus) sebagai hewan cobaMencit (mus musculus) sebagai hewan coba
Mencit (mus musculus) sebagai hewan coba
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
 
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkMetabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
 
Was sind eigentlich semantische Technologien
Was sind eigentlich semantische TechnologienWas sind eigentlich semantische Technologien
Was sind eigentlich semantische Technologien
 
1. vitamin
1. vitamin1. vitamin
1. vitamin
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 

Similaire à Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis

4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx
4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx
4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptxKelinciNgunut1
 
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxRiyanUge
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxDINDASTIFANYSAKINAH
 
6108825 metabolisme
6108825 metabolisme6108825 metabolisme
6108825 metabolismeJuliar Bio
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptmarwatiiechuby
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptsitimarfuah36
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim katase
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim kataseLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim katase
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim kataseanggundiantriana
 
Rpp metabolisme zin
Rpp metabolisme zinRpp metabolisme zin
Rpp metabolisme zinFaiz Pgr
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarsacchan95
 
Keracunan Logam Berat.pptx
Keracunan Logam Berat.pptxKeracunan Logam Berat.pptx
Keracunan Logam Berat.pptxWahyuYogatama
 

Similaire à Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis (20)

4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx
4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx
4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
 
Fase kerja toksikan
Fase kerja toksikanFase kerja toksikan
Fase kerja toksikan
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)
 
6108825 metabolisme
6108825 metabolisme6108825 metabolisme
6108825 metabolisme
 
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.pptMEKANISME KERJA OBAT.ppt
MEKANISME KERJA OBAT.ppt
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim katase
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim kataseLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim katase
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI-kerja enzim katase
 
Farmakodinamika
FarmakodinamikaFarmakodinamika
Farmakodinamika
 
metabolisme.pptx
metabolisme.pptxmetabolisme.pptx
metabolisme.pptx
 
Rpp metabolisme zin
Rpp metabolisme zinRpp metabolisme zin
Rpp metabolisme zin
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Keracunan Logam Berat.pptx
Keracunan Logam Berat.pptxKeracunan Logam Berat.pptx
Keracunan Logam Berat.pptx
 
Metabolisme
Metabolisme Metabolisme
Metabolisme
 

Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis

  • 1. STRUCTURE ACTIVITY RELATIONSHIP -- INDRI KUSUMA DEWI, M.Sc., Apt. --
  • 2. PUSTAKA….  Istyastono, Martono, 2003, Indonesian Journal of Chemistry, Quantitative Structure-activity Relationship Analysis Of Curcumin And Its Derivatives As Gst Inhibitors Based On Computational Chemistry Calculation, Gadjah Mada University, Yogyakarta  http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/semnaskimfisikiii- 2003-iqmal.pdf
  • 3.
  • 4. Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) bagian penting rancangan obat dalam usaha mendapatkan obat baru dengan : a. aktivitas lebih besar, b. lebih selektif, c. toksisitas atau efek samping lebih rendah, d. kenyamanan yang lebih besar, e. lebih ekonomis  faktor coba-coba ditekan sekecil mungkin  jalur sintesis menjadi lebih pendek.
  • 5. Sifat fisika kimia dapat mempengaruhi aktivitas biologis obat oleh karena dapat mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh dan proses interaksi O-R  Sifat fisika kimia tersebut adalah Ionisasi, pembentukan kelat, potensial redoks dan tegangan permukaan
  • 6. IONISASI DAN AKTIVITAS BIOLOGIS  Ionisasi berhubungan dengan proses penembusan obat ke dalam membran biologis dan interaksi O-R  Untuk menimbulkan aktivitas biologis, pada umumnya obat dalam bentuk tidak terionisasi, tetapi ada pula yang aktif adalah bentuk Ionnya
  • 7. 1. Obat yang aktif dalam bentuk tidak terionisasi  Sebagian bentuk Obat yang bersifat asam atau basa lemah, bentuk tidak terionisasinya dapat memberikan efek biologis. Contoh : Fenobarbital ,turunan asam barbiturat yang bersifat asam lemah, bentuk tidak terionisasi dapat menembus sawar darah otak dan menimbulkan efek penekanan fungsi sistem saraf pusat dan pernafasan. o Hubungan antara pKa dengan fraksi obat terionisasi dan yang tidak terionisasi dari obat yang bersifat asam dan basa lemah, dinyatakan melalui persamaan Henderson-Hasselbach :
  • 8. Persen perhitungan bentuk tak terionisasi dan terionisasi fenobarbital pada berbagai macam pH ( gambar di atas )  Perubahan pH dapat berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan koefisien partisi obat  Pada obat yang bersifat asam lemah, dengan meningkatnya pH, sifat ionisasi bertambah besar, bentuk tak terionisasi bertambah kecil, sehingga jumlah obat yang menembus membran biologis semakin kecil. Akibatnya , kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor semakin rendah dan aktivitas biologisnya semakin menurun .
  • 9. Pada obat yang bersifat basa, dengan meningkatnya pH , sifat ionisasi bertambah kecil, bentuk tak terionisasinya semakin besar, sehingga jumlah obat yang menembus membaran biologis bertambah besar. Akibatnya kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor bertambah besar dan aktivitas biologisnya semakin meningkat.  Gambar dibawah menunjukkan hubungan perubahan pH dan aktivitas biologis asam dan basa lemah
  • 10. 2. Obat yang aktif dalam bentuk Ion Beberapa senyawa obat menunjukkan aktivitas biologis yang semakin meningkat bila derajat ionisasinya meningkat. Seperti diketahui dalam bentuk ion senyawa obat umumnya sulit menembus membran biologis, sehingga diduga senyawa obat dengan tipe ini memberikan efek biologis nya di luar sel. Bell dan Roblin ( 1942 ) memberi postulat mengenai hubungan aktivitas antibakteri terhadap E. coli pada pH 7 dan nilai pKa dari turunan sulfonamida . Crowles ( 1942 ), sulfonamida Menembus membran sel bakteri Dalam bentuk tidak terionisasi, dan Sesudah mencapai reseptor yang Bekerja adalah bentuk ion
  • 11. PEMBENTUKAN KELAT DAN AKTIVITAS BIOLOGIS  Kelat adalah senyawa yang dihasilkan oleh kombinasi senyawa yang mengandung gugus elektron donor dengan ion logam, membentuk suatu struktur cincin. Contoh gugus yang dapat membentuk kelat : gugus amin primer,sekunder, dan tersier, oksim, imin tersubstitusi dan lainnya.  Ligan adalah senyawa yang dapat membentuk struktur cincin dengan logam karena mengandung atom yang bersifat elektron donor , seperti N, S, O. struktur cincin yang umum terdapat dan cukup stabil adalah cincin dengan jumlah 5 dan 6  Contoh ligan dalam sistem biologis : 1. Asam Amino : glisin, sistein, histamin dan As. Glutamat 2. Vitamin : riboflavin dan asam folat 3. Basa purin : hipoxantin dan guanosin 4. Asam trikarboksilat : Asam laktat dan Asam sitrat
  • 12. Contoh kelat dalam sistem biologis : 1. Kelat yang mengandung Fe : a. E. forfirin : katalese, peroksidase, sitokrom b. E. non forfirin : akonitase, aldolase, feritin c. molekul transfer oksigen : Hb dan mioglobin 2. Kelat yang mengandung logam Cu : E. oksidase : asam askorbat oksidase, tirosine, polifenol oksidase, laktase dan sitokrom oksidase 3. Kelat yang mengandung logam Mg : bbrapa E. proteolitik, fosfatase dan karboksilase 4. Kelat yang mengandung lagam Mn : Oksaloasetat dekarboksilase, arginase, prolidase 5. Kelat mengandung logam Zn : Insulin, karbonik anhidrase, laktat dehidrogenase 6. Kelat yang mengandung logam Co : Vitamin B12 dan E. karboksi peptidase
  • 13. Ligan mempunyai afinitas yang besar terhadap logam, sehingga dapat menurunkan kadar logam yang toksis dalam jaringan dengan membentuk kelat yang mudah larut dan kemudian diekskresikan melalui ginjal.  Penggunaan ligan dalam bidang Farmakologi: a. Membunuh M.O. parasit, dengan cara membentuk kelat dengan logam esensiel yang diperlukan untuk pertumbuhan sel ( aksi bakterisida, fungisida, virisida ) b. Untuk menghilangkan logam yag tidak diinginkan atau membahayaka dalam organisme hidup ( antidotum ) c. Untuk studi fungsi logam dan metaloenzim pada media biologis  Contoh Ligan : 1. Dimerkapol ( BAL = british anti-lewisite ) 2. ( + ) Penisilamin 3. Oksin ( 8-hidroksikuinolin ) 4. Isoniazid, tiasetazon dan etambutol 5. Tetrasiklin
  • 14. Beberapa kelat yang digunakan untuk pengobatan peyakit tertentu : 1. Sisplatin 2. Kompleks tembaga contoh : kupralen, alkuprin dan dikuprin.
  • 15. POTENSIAL REDOKS DAN AKTIVITAS BIOLOGIS  Potensial Redoks adalah ukuran kuantitatif kecenderungan senyawa untuk memberi dan menerima elektron. Hubungan kadar oksidator da reduktor ditunjukkan oleh persamaan Nernst.  Reaksi redoks adalah perpindahan elektron dari satu atom ke atom molekul yang lain.  Pengaruh potensial redoks tidak dapat diamati secara langsung karena hanya berlaku untuk sistem keseimbangan ion tunggal yang bersifat reversibel.  Pada sistem interaksi obat secara redoks, pengaruh sistem distribusi dan faktor sterik sangat kecil.  Contoh : turunan Kuinon, Sb dan As, riboflavin
  • 16. Penemuan Obat Penemuan obat adalah sebuah usaha yang diarahkan pada suatu target biologis, yang telah diketahui berperan penting dalam perkembangan penyakit atau dimulai dari suatu molekul dengan aktivitas biologi yang menarik.
  • 17. •Lead discovery : Identifikasi suatu senyawa yang mempunyai aktivitas biologis spesifik. •Lead optimization : Aktivitas dan sifat suatu senyawa diuji, kemudian molekul baru dirancang dan disintesis untuk mendapatkan aktivitas atau sifat yang diinginkan
  • 18. Penemuan Obat Pendekatan untuk lead discovery: •Serendipity (luck) •Screening •Chemical Modification •Rational
  • 19. 1. Serendipity / ketidaksengajaan 1928 Fleming mempelajari Staphylococcus, tapi terjadi kontaminasi di plate oleh jamur. Diamati bahwa di area yang terkontaminasi jamur mengalami lisis. Jamur memproduksi senyawa yang menghambat pertumbuhan bakteri : penicillin
  • 20. 2. Screening Pengujian acak aktivitas biologi sejumlah besar senyawa menghasilkan lead. Saat ini sudah berkembang inovasi untuk sintesis banyak senyawa sekaligus (combinatorial synthesis) dan pengujian terhadap banyak target (high- throughput screening). Contoh : Prontosil berasal dari zat warna yang menunjukkan aktivitas antibakteri.
  • 21. 3. Chemical Modification Metode tradisional. Suatu senyawa analog dari senyawa aktif yang sudah diketahui, disintesis dengan modifikasi minor, menghasilkan peningkatan aktivitas biologi. Keuntungan dan keterbatasan : Mendapatkan senyawa yang sangat mirip dengan senyawa asal.
  • 22. 4. Rational Drug Design; Ex. - Cimetidine (Tagamet) Dimulai dari target biologis yang sudah valid, dan berakhir dengan obat yang secara optimal berinteraksi dengan target dan memicu aktivitas biologis yang diinginkan. Masalah: histamin memicu sekresi asam lambung. Diinginkan suatu antagonis histamin untuk mencegah sekresi asam lambung. Analog Histamin disintesis dengan variasi struktur (modifikasi kimiawi) dan diuji. N-guanyl-histamine menunjukkan aktivitas antagonis = LEAD compound.
  • 23. a. Modifikasi kimiawi dilakukan terhadap lead = LEAD OPTIMIZATION:
  • 24. b. Lebih poten dan aktif oral, namun thiourea ditemukan toksik di uji klinik.
  • 25. c. Penggantian gugus menghasilkan produk yang efektif dan ditoleransi baik
  • 26. d. Dimodifikasi lagi oleh Zantac menghasilkan senyawa yang lebih aman
  • 27. 4. Rational Drug Design - Memastikan hubungan struktural antara aktivitas biologis dan struktur kul. Dasar interaksi obat-target adalah molecular recognition: tarik-menarik spesifik antara gugus kimia dalam target biologis (biasanya protein besar) dengan obat (biasanya molekul kecil). Suatu molekul yang dapat berinteraksi secara optimal dengan target biologis dapat dirancang untuk menghambat atau memicu aktivitas biologis spesifik.
  • 28. 4. Rational Drug Design - Dimulai dengan merancang senyawa yang memenuhi persyaratan spesifik. Senyawa kemudian disintesis dan diuji. Selanjutnya molekul dirancang kembali, disintesis & diuji ..... Dari mana persyaratan spesifik diperoleh? Dua sumber:. 1. Struktur 3Dimensi target biologis (receptor-based drug design) 2. Struktur molekul kecil yang sudah terbukti aktif (pharmacophore- based drug design)
  • 29. Rational Drug Design - Pharmacophore-based Drug Design • Pengujian sifat/fitur molekul2 (ligan) kecil inaktif dan fitur molekul2 kecil yang aktif. • Menyusun hipotesis tentang gugus fungsi apa pada ligan yang dibutuhkan untuk aktivitas biologis, dan gugus fungsi apa yang menekan aktivitas biologis. • Menyusun ligan baru dengan gugus fungsi/kimiawi yang diperlukan dengan profil 3D/lokasi yang sama dengan ligan aktif. (“Mimic” the active groups) Keuntungan: Tidak perlu mengetahui struktur target biologis
  • 30. Rational Drug Design - Typical Pharmacophore-based Project • Struktur satu seri senyawa dengan aktivitas biologi tertentu sudah diketahui. Kemudian dirancang struktur senyawa baru dengan aktivitas biologis yang lebih tinggi. • Struktur umum dan khas dari semua senyawa aktif dikumpulkan sebagai gugus “pharmacophophore.” • Sebuah molekul dirancang untuk menyerupai / mimic pharmacophore.
  • 31. Rational Drug Design - Receptor-based Drug Design • Diuji struktur 3D dari target biologis (biasanya berupa struktur kristal sinar-ray); kalau bisa target yang sudah membentuk kompleks dengan molekul kecil (ligan) aktif. • Dicari gugus kimia spesifik yang berperan dalam interaksi antara protein target dan obat. • Merancang kandidat obat baru yang mempunyai pola interaksi yang sama terhadap target biologis. Keuntungan : Visualisasi memungkinkan rancangan langsung molekul
  • 32. Rational Drug Design - Typical Receptor-based Project •Struktur protein yang berhubungan dengan kanker dalam kompleks dengan ligan inhibitor non selektif telah diketahui. Ini merupakan langkah awal untuk merancang inhibitor yang lebih selektif. •Suatu molekul dapat dirancang mempunyai interaksi yang lebih optimal terhadap protein target dibanding inhibitor asli.