2. Variabel berasal dari kata “vary” dan
“able” yang berarti “berubah” dan
“dapat”. Jadi, secara harfiah variabel
berarti dapat berubah, sehingga setiap
variabel dapat diberi nilai dan nilai itu VARIABEL
berubah-ubah. Nilai tersebut bisa
kuntitatif (terukur dan atau terhitung,
dapat dinyatakan dengan angka) juga
bisa kualitatif (jumlah dan derajat
atributnya yang dinyatakan dengan nilai
mutu).
3. variable diartikan sebagai segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian.
Secara teoritis variabel dapat didefiisikan
sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan
yang lain atau satu objek dengan objek yang lain
(Hatch dan Farhady,1981). Dinamakan variabel
karena ada variasinya.
Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud
menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian.
4. VARIABEL
VARIABLE pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (KUMPULAN
KONSEP YANG AKAN DI TELITI).
Variabel merupakan element penting dalam masalah
penelitian. Dalam statistik, variabel didefinisikan
sebagai konsep, kualitas, karakteristik, atribut, atau
sifat-sifat dari suatu objek (orang, benda, tempat, dll)
yang nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan
objek lainnya dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
5. Contoh:
Apabila Anda sedang mempelajari sekelompok anak-
anak, anak-anak di sana baru sebuah konsep, bukan
variabel. Untuk kepentingan penelitian, sebuah konsep
bisa diubah menjadi satu atau beberapa variabel.
Misalnya saja tentang konsep anak-anak tadi, di antara
sekian karakteristik yang bisa diukur, Anda lebih tertarik
untuk menimbang beratnya, maka:
Konsep: adalah properti/karakteristik dari Anak-anak
Karakteristik: karakteristik yang sedang Anda amati
adalah berat anak.
Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka
berat merupakan variabel.
Satuan pengamatan: satuan pengamatannya adalah
masing-masing Anak (setiap individu), dan
Nilai (variate/data): berat yang terukur dari setiap anak
dinamakan variate (nilai).
6. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang
memberikan informasi atau petunjuk kepada kita
tentang bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam
definisi operasional sangat membantu peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel yang sama, karena
berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui
bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap
variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang
sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan
apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran
yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
7. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari
variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Logikanya,
boleh jadi, antara peneliti yang satu dengan yang
lain bisa beda definisi operasional dalam 1 judul
skripsi yang sama. DO (Definisi Operasional) boleh
merujuk pada kepustakaan. Misalnya :
Variabel Definisi operasional
Umur Umur responden yang dihitung sejak tanggal lahir
sampai dengan waktu penelitian yang dinyatakan
dalam tahun
Stres Respon dari kondisi yang terjadi ketika individu
merasa tertekan karena ketidakmampuannya
menyesuaikan diri dengan tuntutan yang diberikan
kepadanya (Mahbubah, 2008)
8. Variable operasional adalah
pengertian variabel (yang diungkap
dalam definisi konsep) tersebut,
secara operasional, secara praktik,
secara riil, secara nyata dalam
lingkup obyek penelitian/obyek
yang diteliti.
9. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Definisi Konseptual Definisi Operasional
Variabel Variabel
adalah penarikan batasan yang
adalah penarikan
lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik
batasan yang
yang lebih substantive dari suatu
menjelaskan suatu
konsep. Tujuannya: agar peneliti
konsep secara
singkat, jelas, dan dapat mencapai suatu alat ukur
yang yang sesuai dengan hakikat
tegas.
variabel yang sudah di definisikan
konsepnya, maka peneliti harus
memasukkan proses atau
operasionalnya alat ukur yang akan
digunakan untuk kuantifikasi gejala
atau variabel yang ditelitinya.
10. Variabel Operasional
Kalau variabel penelitiannya adalah tinggi
badan atau berat badan maka sifat kedua
variabel tersebut relatif konkret. Namun
jika variabel penelitiannya bersifat
abstrak, misalnya motivasi atau kepuasan
kerja , maka peneliti perlu menetapkan
cara pengukuran variabel tersebut agar
dapat memperoleh nilai yang tepat bagi
kedua variabel tersebut. Proses
penentuan ukuran suatu variabel
tersebut dikenal dengan nama
operasionalisasi variabel.
11. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengembalikan variabel penelitian ke bentuk
awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus
mendefinisikan konsep penelitian sesuai dengan
definisi-definisi yang telah diberikan oleh para
akhli yang relevan dengan konsep penelitiannya.
Beberapa penulis menamakan langkah pertama ini
dengan nama definisi konseptual
Langkah berikutnya adalah menemukan cara
mengetahui besaran (ukuran) dari variabel
penelitian berdasarkan definisi konseptual, atau
dengan kata lain mulai mengoperasionali -sasikan
variabel penelitian
12. contoh penelitian tentang motivasi yang
menggunakan konsep Victor Vroom seperti di bawah
ini:
Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual Dimensi Skor Motivasi Skala
Pengkuran
a.Ekspektancy dan
Motivasi “Motivation is a product of 1.Expectancy: Instrumentality Interval
the individual’s expectancy Keyakinan seseorang bahwa Keyakinan sangat tinggi, skor 1
that a certain effort will lead dia mampu mengerjakan tugas Keyakinan tinggi skor 0,75
to the intended performance, yang dibebankan kepadanya Keyakinan cukup, skor 0.50
the instrumentality of this 2.Instrumentality: Keyakinan rendah 0,25
performance to achieving a Keyakinan seseorang bahwa Keyakinan sangat rendah skor
certain result, and the jika dia berhasil mengerjakan 0.00
desirability of this result for tugas maka dia akan b. Valence
the individual, known as memperoleh imbalan Nilai imbalan sangat tinggi, skor
valence”. 3.Valence 1
M=ExIxV Nilai imbalan bagi seseorang Nilai imbalan tinggi, skor 0,75
Victor Vroom ketika imbalan tersebut Nilai imbalan cukup, skor 0,50
diperoleh Nilai imbalan rendah, skor 0,25
Nilai imbalan sangat rendah, skor
0,00
13. Contoh berikutnya: Variabel penelitiannya adalah “kepuasan kerja”. Contoh
berikutnya: Variabel penelitiannya adalah “kepuasan kerja”. Definisi
konseptual kepuasan kerja adalah berdasarkan konsep JDI (Job Descriptive
Index) adalah“sikap pekerja terhadap dimensi-demensi pekerjaan
(gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, atasan dan promosi}.”
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Konseptual Dimensi Skor Sikap Skala
Pengukuran
Kepuasan Sikap pekerja 1. Upah/gaji Sangat Tidak Suka: 1 Interval
Kerja terhadap Tidak Suka: 2
2. Pekerjaan itu sendiri
dimensi- Cukup: 3
dimensi 3. Rekan kerja Suka: 4
pekerjaan 4. Atasan Sangat Suka: 5
5. Promosi
Catatan: Peneliti boleh membagi sikap dalam beberapa jenjang. Umumnya
variabel sikap dibagi menjadi tiga atau lima jenjang.
14. Contoh lain: Variabel penelitian adalah “Kepuasan Konsumen terhadap
kualitas pelayanan”. Definisi kepuasan menurut Kottler , 1997 : “Kepuasan
adalah perasaan suka atau kecewa yang dihasilkan dari proses
perbandingan kinerja sesuatu hal dengan harapan seseorang”.
Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual Dimensi Skor Kepuasan Skala
Pengukura
n
Perasaan suka atau
Kepuasan Konsumen kecewa konsumen 1. Reliability Kinerja lebih buruk Interval
Terhadap Mutu terhadap dimensi- daripada harapan skor 1
2. Responsivene
Pelayanan dimensi peyananan (tidak Puas)
ss
(Reliability, Kinerja sama dengan
Responsiveness, 3. Assurance harapan skor 2 (puas)
Assurance , Empathy, 4. Empathy Kinerja lebih baik
dan Tangible) yang daripada harapan skor 3
dihasilkan dari proses 5. Tangible (sangat puas)
perbandingan kinerja
mutu pelayanan dengan
harapan”
15. Contoh lainnya: Variabel penelitian “ Motivasi Berprestasi” menurut konsep
David McClelland. Definisi konseptualnya adalah: Achievement
motivation is identified as the drive to excel (stand out beyond others),
to achieve in relation to a set of standards, to strive (to try very hard) to
succeed.
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Indikator Skor Motivasi Skala
Berprestasi Pengukuran
Motivasi “Motivasi berprestasi 1. Senantiasa tekun Sangat Tinggi: 5 Interval
Berprestasi diindentifikasi sebagai bekerja Tinggi 4
dorongan untuk Cukup 3
2. Sulit untuk santai
mengerjakan sesuatu Rendah 2
lebih baik daripada 3. Tidak sabar pada Sangat Rendah 1
orang lain, guna ketidakefektifan
menggapai 4. Menyukai tantangan
seperangkat standar, tingkat menengah
mencoba dengan
sangat keras agar 5. Ingin segera
berhasil” memperoleh umpan
balik atas hasil kerjanya
16. Dalam beberapa kasus, peneliti sulit menemukan definisi
konseptual yang “pas” dengan tujuan penelitiannya. Misalnya, judul
penelitiannya “Hubungan antara tingkat pendidikan dengan
kinerja”. Dengan demikian variabelnya ada dua yaitu “tingkat
pendidikan” dan “kinerja”. Penyusunan definisi operasional
variabel kedua variabel tersebut dapat dilakukan seperti tabel di
bawah ini.
Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual Tingkat Pendidikan Peringkat Pendidikan Skala Pengukuran
SD SD = 1
Tingkat Pendidikan Tingkat pendidian adalah SLTP SLTP = 2 Ordinal
urutan pendidikan formal SLTA SLTA = 3
mulai dari pendidikan S1 S1 = 4
dasar sampai dengan S2 S2 = 5
pendidikan tinggi S3 S3 = 6
Dimensi/aspek penilaian
kinerja Skor Kinerja Pegawai
Kehadiran
Kinerja Pegawai Kinerja pegawai adalah Loyalitas Sangat Baik = 5 Interval
hasil penilaian organisasi Kualitas Kerja Baik = 4
atas apa-apa yang telah Kuantitas Kerja Cukup = 3
dilakukan pegawai Kerjasama Kurang Baik = 2
selama bekerja Inisiatif Sangat Kurang Baik =
Kepempinan 1
17. Jenis-Jenis Variabel Operasional
Kuantifikasi Data: Berdasarkan Fungsi:
(a). Variabel Nominal, Variabel Tergantung
Variabel Bebas
(b). Variabel Ordinal,
Variabel Intervening
(c). Variabel Interval,
Variabel Moderator
(d). Variabel Ratio Variabel Kendali
Variabel Rambang
18. Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah
mencari hubungan antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar
adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat
( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan
simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok
hubungan simetris :
1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep
yang sama.
2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor
yang sama.
3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional,
dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
19. b. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana
suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari
variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan
timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat
ditentukan variabel yang menjadi sebab dan
variabel yang menjadi akibat.
20. c. Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya.
Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1). Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang
demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang
lazim dipergunakan oleh para ahli.
2). Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah
kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam
situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar
dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3). Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah
laku. Artinya ciri di sini adalah sifat individu yag relatif tidak
berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4). Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat
tertentu.
5). Hubungan Imanen antara dua variabel.
6). Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)