4. 1. Masyarakat Arab Jahiliah dalam
Bidang Agama
Di bidang agama, umumnya masyarakat Arab
sudah sangat menyimpang dari ajaran agama
Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul
terdahulu. Mereka umumnya beragama
watsani, dimana umatnya menyembah berhala.
Berhala-berhala tersebut diletakkan di Ka’bah dan
berjumlah lebih dari 300 berhala. Di antara
berhala-berhala yang termahsyur bernama
Maabi, Khuzaah, Hubai, Latta, Uzza dan Manat.
5. 2. Masyarakat Arab Jahiliah dalam
Bidang Moral
Di bidang moral, masyarakat Arab jahiliah telah
menempuh cara-cara yang sesat, seperti:
Masyarakat Arab menjadikan kabilah yang kalah
perang menjadi budak
Menempatkan perempuan di kedudukan yang
rendah
Memiliki kebiasaan buruk, seperti
berjudi, bermabuk-
mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan
membunuh.
6. 3. Masyarakat Arab Jahiliah dalam
Bidang Hukum
Di bidang hukum, masyarakat Arab jahiliah
menganggap perilaku buruk yang biasa mereka
lakukan, contohnya seperti berjudi, mabuk-
mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan
membunuh bukan merupakan perbuatan yang
salah untuk dilakukan.
7. Allah SWT tentu tidak akan membiarkan masyarakat
Arab berada dalam kejahiliahan (kebodohan)
sepanjang zaman. Maka Dia mengutus seorang nabi
dan rasul-Nya yang terakhir yaitu Nabi Muhammad
SAW. Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau
rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan
610 M tatkala beliau sedang bertanahannus di Gua
Hira, dan berusia 40 tahun. Saat itu juga, turun wahyu
yang pertama, yakni Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 yang juga
disebut sebagai Nuzulul Quran.
8. 1. Dakwah Sembunyi-sembunyi
2. Dakwah Terang-terangan
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy
terhadap Dakwah Rasulluah
SAW
9. 1. Dakwah secara Sembunyi-
sembunyi
Dalam Surah Al Muddassir ayat 1-7 dijelaskan
bahwa Allah Swt. memberikan petunjuk tentang
cara menyampaikan agama Islam kepada umat
manusia yaitu:
a. Dengan cara sembunyi-sembunyi, sebab
orang kafir Quraisy tak akan senang terhadap
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad
saw.
b. Menyampaikan dengan lemah lembut jangan
sampai menyakiti orang.
10. 2. Dakwah secara Terang-
terangan
Dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian
yakni setelah turunnya wahyu yang berisi
Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan yang terkandung
dalam Surah Al-Hijr ayat 94.
Rasulullah SAW juga memiliki beberapa
tahap dalam menjalankan dakwahnya secara
teran-terangan.
11. Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara
terang-terangan antara lain sebagai berikut:
a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani
Hasyim untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak mereka masuk ke Islam. Walaupun
mereka belum mau menerima Islam sebagai
agama mereka, tapi ada 3 orang kerabat
kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah
masuk Islam, hanya saja dirahasikan. Mereka
adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu
Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
12. b. Rasulullah SAW mengumpulkan penduduk kota
Mekkah untuk berkumpul di Bukit Shafa. Beliau
memberi peringatan agar mereka meninggalkan
penyembahan berhala dan hanya menghambakan
diri pada Allah SWT, dan jika peringatan itu
diabaikan akan mendapat murka dari Allah
SWT, sengsara di dunia maupun akhirat.
Menanggapi dakwah tersebut, sebagian orang
diam saja, langsung pulang, mengejeknya, bahkan
Abu Lahab berteriak bahwa Muhammad orang gila.
Tetapi, 2 orang kuat dari kaum kafir Quraisy
menyatakan diri masuk Islam yakni Hamzah bin
Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab.
13. c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya
kepada penduduk di luar kota Mekkah. Penduduk
luar kota Mekkah yang masuk Islam antara lain:
Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh kaum Giffar
menyatakan dirinya masuk Islam di hadapan
Rasulullah SAW. Keislamannya itu pun diikuti oleh
kaumnya.
Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair
terpandang dari kaum Daus yang bertempat tinggal
di wilayah barat kota Mekkah menyatakan masuk
Islam.
Para penduduk Yatsrib (Madinah) pun secara
bergelombang telah masuk Islam di hadapan
Rasulullah SAW.
14. 3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy
terhadap Dakwah Rasulullah SAW
a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya
persamaan hak dan kedudukan antara semua
orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung
pada ketakwaannya pada Allah SWT. Kaum
Kafir Quraisy terutama para bangsawan
keberatan dengan ajaran ini. Mereka ingin
mempertahankan perbudakan, sedangkan
ajaran Islam melarangnya.
15. b. Islam mengajarkan adanya kehidupan
sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan
akhirat. Manusia yang bertakwa akan
memperoleh kenimatan di alam akhiratnya
dan masuk surga. Sementara manusia yang
selalu berbuat jahat akan disiksa di alam
kuburnya dan masuk neraka. Akan
tetapi, kaum kafir Quraisy menolak keras
ajaran tersebut karena mereka merasa ngeri
dengan siksa kubur dan azab neraka.
16. c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam
karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidup bermasyarakat
warisan leluhur mereka.
d. Islam melarang menyembah berhala, memuja
berhala, dan memperjualbelikan berhala-
berhala, padahal itu mendatangkan
keuntungan di bidang ekonomi terhadap
kaum kafir Quraisy. Oleh karena itu, kaum
kafir Quraisy selalu berusaha menghentikan
dan menolak dakwah Rasulullah SAW.
17. Misi dakwah Rasulullah SAW ialah untuk
menyampaikan Islam kepada seluruh umat manusia.
Dalam Surah Saba ayat 28, menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad SAW diutus untuk semua bangsa tidak
mengenal warna kulit, suku atau keturunan. Semua
umat Rasulullah SAW harus taat & patuh terhadap
ajarannya. Bagi yang patuh akan mendapat balasan
baik dan bagi yang tidak patuh akan mendapat
ganjaran di akhirat, berupa siksa.