2. PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
1. Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui terhadap
tujuan suatu kegiatan pendidikan/ kursus.
2. Peserta didik hendaknya mau untuk belajar.
3. Menciptakan situasi yang bersahabt dan tidak formal.
4. Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta.
5. Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai
tanggungjawab terhadap jalannya proses belajar.
6. Belajar itu hendaknya erat hubungannya dengan pengalaman
peserta didik.
7. Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi
pembelajarannya.
3. PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (Lanjutan)
8. Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam mengajar.
9. Peserta didik hendaknya dapat belajar sesuai dengan
kecepatan dan kemampuannya.
10.Peserta didik hendaknya sadar akan kemajuan drinya dan
memiliki rasa kepuasan.
11.Gunakan metode belajar yang bervariasi.
12.Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses
belajar mengajar.
13.Pendidikan hendaknya memiliki rencana yang
fleksibel dalam proses belajar mengajar.
4. STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
PRINSIP- PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam
kegiatan-kegiatan.
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut apa yang terbaik bagi dia
dan ada kaitan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang dia pelajari bermanfaat
dan praktis.
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus.
5. Mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya,
kemampuannya, dan keterampilannya, dalam waktu yang cukup.
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu.
7. Saling pengertian yang baik sesuai dengan ciri orang dewasa membantu
pencapaian tujuan dalam belajar.
5. Prinsip-prinsip dalam menerapkan Pembelajaran
Orang Dewasa (Sunhaji, 2013) :
1. Recency; hukum ini menunjukkan bahwa sesuatu yang dipelajari atau
diterima pada saat terakhir adalah yang paling banyak diingat pembelajar,
maka berkaitan dengsn msteri perlu adanya ringkasan/ kata kunci dan
memberikan review di akhir sesi di hari.
2. Appropriatenes (kesesuaian); prinsip ini menunjukkan perlunya materi-
materi yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar, termasuk materi-materi
baru harus ada keterkaitannya dengan materi/ pengalaman pembelajar.
3. Motivation; pembelajar hendaknya memiliki keinginan yang dalam.
4. Primacy (menarik perhatian di awal sesi); hal-hal yang pertama bagi
pembelajar biasanya dipelajari dengan baik, demikian juga dengan kesan
pertama atau serangkaian informasi yang diperoleh dari pelatih betul-betul
sangat penting.
5. Two Way Communication (komunikasi dua arah); proses belajar yang
timbal balik, sehingga pembelajaran bukan otoritas fasilitator.
6. Prinsip-prinsip dalam menerapkan Pembelajaran
Orang Dewasa (Sunhaji, 2013) : (lanjutan)
6. Feedback; fasilitator perlu mengetahui bahwa pembelajar
mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang
disampaikan, dan juga sebaliknya pembelajar juga membutuhkan
umpan balik sesuai dengan penampilan/ kinerja mereka.
7.Active Learning (belajar aktif); prinsip ini menghendaki pembelajar
akan giat belajar jika mereka secara aktif terlibat dalam proses
pelatihan, sebagaimana kata John Dewey Learning by doing.
8.Muliple – Sense Learning; prinsip ini mengatakan bahwa belajar
akan jauh lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari
kelima indranya.
9.Exercise (latihan); prinsip ini menghendaki perlunya di ulang-ulang
(repetisi) dalam pelatihan.
7. ETIKA DALAM PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Etika pembelajaran dilandasi oleh 3 ranah: RANAH KOGNITIF, RANAH AFEKTIF,
RANAH PSIKOMOTORIK.
Unsur-unsur Kognitif yang mendasari etika dan moral dalam
pembelajaran, yaitu:
1.Yakin bahwa pembelajar adalah makhluk sosial yang etika dan
moralnya selalu berkembang.
2.Memahami bahwa pembelajar dapat belajar etika dan moral dari
berbagai sumber.
3.Memahami bahwa pembelajaran dari pelatih/ fasilitator akan lebih
bermanfaat bagi pembelajar bila didasarkan pada etika dan moral.
4.Sikap dan pikiran yang jernih, cemat, teliti, dan tanggungjawab yang
dilandasi etika dan moral mampu membelajarkan pembelajar mencapai
tujuannya.
8. ETIKA DALAM PEMBELAJARAN ORANG
DEWASA (LANJUTAN (1))
Unsur-unsur Afektif yang mendasari etika dan moral dalam
pembelajaran, yaitu:
1.Penghormatan dan penghargaan tinggi terhadap kehidupan
manusia yang penuh muatan etika dan moral.
2.Berkomitmen tinggi untuk menerapkan etika dan moral dalam
pembelajaran.
3.Berusaha mengembangkan etika dan moral dalam
pembelajaran pada bidang ilmunya.
4.Berusaha mengembangkan keahlian yang dimiliki untuk
pembelajaran pembelajar yang dilandasi etika dan moral yang
tepat dan akurat.
9. ETIKA DALAM PEMBELAJARAN ORANG
DEWASA (LANJUTAN (2))
Unsur-unsur Psikomotorik yang mendasari etika dan moral dalam
pembelajaran, yaitu:
1.Membelajarkan pembelajar dengan penuh rasa tanggungjawab
yang dilandasi etika dan moral.
2.Berperilaku yang sesuai dengan pengembangan wawasan
etika dan moral dalam pembelajaran.
3.Mengembangkan dan menerapkan strategi dan teknik
pembelajaran yang tepat dan dilandasi etika dan moral untuk
mengatasi masalah pembelajar.
4.Melaksanakan penelitian tindakan dalam upaya pelaksanaan
pembelajaran yang dilandasi oleh etika dan moral.
10. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian atau
penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain,
baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis,
lisan maupun bahasa nonverbal. Orang yang melakukan
komunikasi disebut komunikator. Orang yang diajak
berkomunikasi disebut komunikan. Orang yang mampu
berkomunikasi secara efektif disebut komunikatif.
11. UNSUR-UNSUR PROSES KOMUNIKASI
Unsur-unsur dalam proses komunikasi antara lain:
1.Pengirim pesan (sender) atau komunikator danmateri
(isi) pesan.
2.Bahasa pesan (coding).
3.Media.
4.Mengartikan pesan (decoding).
5.Penerima pesan (komunikan).
6.Balikan (respons si penerima pesan).
7.Gangguan yang menghambat komunikasi.
13. PROSES KOMUNIKASI DUA ARAH
PENGIRIM
PENERIMA
PENERIMA
PENGIRIM
PESAN
UMPAN
BALIK
GANGGUAN
SALURAN
14. PROSES KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
GANGGUAN
KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKAN
1. KNOWLEDGE
2. COM. SKILL
3. SOCIAL SYSTEM
4. CULTURAL
5. REGULATORY
6. TIME
1. KNOWLEDGE
2. COM. SKILL
3. SOCIAL SYSTEM
4. CULTURAL
5. REGULATORY
6. TIME
BALIKAN
15. INTERAKSI PENGIRIM DAN PENERIMA PESAN
Kualitas
Penerimaan
Pengetahuan
Anggapan
Rumusan
Materi pesan
1.Pertanyaan
2.Ajakan
3.Uraian
4.Rencana
kerja
5.Lain-lain
Kualitas media
1.Tetap
2.Menambah
3.Mengurangi
4.Menghilangkan
isi yang
penting
5.Lain-lain
Kualitas
1.Tetap
2.Menambah
3.Mengurangi
4.Menghilangkan
isi yang
penting
5.Lain-lain
Materi tanggapan
1.Jawaban
2.Peran serta
3.Komentar
4.Pelaksanaan
5.Laporan
6.Saran
7.Lain-lain
Kualitas
Penerimaan
Pengolahan
Perumusan
Tanggapan
Penerima
pesan
Pengirim
pesan
16. Bottle Neck Komunikasi
Manajemen
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengawasan
Komunikasi
Terlalu banyak atau
terlalu sedikit nformasi
Cemburu
Sejumlah
hubungan
Waktu Tertutup dan curang (dalam
tugas dan persahabatan)
Persaingan pesan
Semantik
Hasil yang
diinginkan
Tujuan
organisasi
Penyaringan
Kosa kata
Persepsi dan
personitas
Pengetahuan apa yang ingin Anda
katakan (terlalu banyak atau terlalu
sedikit) seharusnya KISS (Keep It Simple
Short) atau sederhana, singkat)
Perbedaan
budaya
Mendengar hanya yang
Anda harapkan untuk
didengar
Fokus manajemen 7M
17. CARA MENJADI PENDENGAR YANG BAIK
1.Attention (penuh perhatian)
2.Concern (tertarik)
3.Timing (pilih waktu yang tepat)
4.Involvement (merasa turut terlibat)
5.Vocal tones (irama suara)
6.Eyes contact (adakan kontak mata)
Cara menjadi pendengar yang Baik adalah
jadilah ACTIVE LISTEN, yaitu:
18. CARA MENJADI PENDENGAR YANG BAIK
(LANJUTAN)
Cara menjadi pendengar yang Baik adalah jadilah
ACTIVE LISTEN, yaitu:
7. Look (lihat bahasa tubuh)
8. Interest (tunjukkan minat)
9. Summarize (singkat/ intisari pesan)
10.Territory (batasi hal-hal penting)
11.Empathy (penuh perasaan)
12.Nod (mengangguklah tanda Anda sudah
memahami atau setuju)
19. Komunikasi Teori X
Asumsi teori X tampaknya diturunkan dari
pendapat mengenai manusia sebagai suara mesin,
yang amat memerlukan pengendalian dari luar.
Asumsi Teori X secara ringkas sebagai berikut:
1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa
pekerjaan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan dan berusaha menghindarinya.
2. Kebanyakan orang lebih suka diperintah dan
seringkali harus dipaksa untuk melakukan
pekerjaan mereka.
20. Komunikasi Teori X (lanjutan)
3. Kebanyakan orang tidak ambisius, tidak ingin
maju dan tidak menginginkan tanggung jawab.
4. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh
keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan
pokok dan kebutuhan yang rasa aman.
5. Kebanyakan orang harus dikendalikan dengan
ketat dan tidak mampu menyelesaikan masalah
dalam organisasi.
21. KOMUNIKASI TEORI Y
Asumsi Teori Y cenderung berasal dari pendapat
mengenai manusia sebagai organisme biologis yang
tumbuh, berkembang, dan melakukan pengendalian
terhadap diri mereka sendiri. Asumsi Teori Y secara
ringkas sebagai berikut:
1.Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah
sesuatu yang alamiah seperti bermain.
2.Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri
sendiri amat diperlukan supaya pekerjaan dilakukan
dengan baik.
22. KOMUNIKASI TEORI Y (LANJUTAN)
3. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan
mereka untuk diterima lingkungan, mendapat pengakuan,
dan merasa berprestasi, seperti juga oleh kebutuhan
mereka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan
rasa aman.
4. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan
menginginkan suatu tanggung jawab bila mereka
memperoleh bimbingan, pengelolaan dan kepemimpinan
yang tepat.
5. Kebanyakan orang mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi.
23. Komunikasi Lebih Efektif
1. Eksekutif
Tugas berat, hubungan kuat, muncul sebagai motivator
yang baik, yang memperlakukan setiap orang dengan cara
tersendiri dan lebih suka melakukan manajemen tim.
2. Otokrat Lunak (Benevolent Autocrat)
Tugas berat, hubungan lemah, tampaknya mengetahui apa
yang diinginkannya dan tahu cara memperolehnya tanpa
menimbulkan ketidaksenangan.
3. Pengembang (Developer)
Tugas ringan, hubungan kuat; tampaknya mempercayai
orang lain secara terselubung dan menaruh perhatian
utama pada pengembangan hubungan yang selaras.
24. Komunikasi Lebih Efektif (LANJUTAN)
4. Birokrat
Tugas ringan, hubungan lemah; tampaknya menaruh
perhatian pada aturan-aturan dan prosedur demi
kepentingan mereka sendiri, dan karena ingin menjaga
serta mengawasi situasi dengan menggunakan aturan dan
prosedur itu, mereka sering terlihat amat berhati-hati.
25. Komunikasi Kurang Efektif
1. Pencari Kompromi (Compromiser)
Tugas berat, hubungan kuat, meskipun hanya satu atau
mungkin tidak ada satupun yang sesuai; muncul sebagai
pembuat keputusan yang buruk dan membiarkan tekanan
amat mempengaruhinya; tampaknya lebih suka
meminimalkan tekanan dan masalah dari pada
memaksimalkan produksi jangka-Panjang.
2. Otokrat
Tugas berat, hubungan lemah ketiks perilaku seperti ini
tidak sesuai; tampaknya tidak mempunyai kepercayaan
kepada orang lain, hanya tertarik pada tugas-tugas
langsung.
26. Komunikasi Kurang Efektif (LANJUTAN)
3. Pembawa Misi (Missionary)
Tugas ringan, hubungan kuat ketika perilaku seperti ini
tidak sesuai; tampaknya lebih tertarik kepada manusia
sebagai pribadi.
4. Penyendiri (Deserter)
Tugas ringan, hubungan lemah ketika perilaku seperti ini
tidak sesuai; tampak seperti tidak terlibat dan pasif.