SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  45
Kumpulan tulisan yang berkaitan dengan Ramadhan, Puasa dan Lebaran

                                 Dikompilasi oleh: Diyah Perwitosari
Pandangan Sosiolog UGM: Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi
(Kedaulatan Rakyat, 28 Juli 2012)

Fakta yang terjadi adalah: Barang yang sehari-hari tidak dibeli, tapi
saat bulan puasa di beli

-   Setelah menahan lapar dan dahaga menjadi alasan untuk
    mengonsumsi makanan yang istimewa
-   Peningkatan konsumsi karena (1) adanya pengaruh iklan, (2) tawaran
    barang dengan harga murah merangsang orang menjadi konsumtif,
    (3) sejak liberalisasi ekonomi masuk dalam tata ekonomi Indonesia,
    masyarakat didorong untuk menjadi konsumtif. Budaya konsumtif
    sengaja didorong oleh pasar lewat iklan dsb.
-   Masyarakat belum paham betul apa makna puasa (puasa sebagai
    ritual semata)
    Peningkatan konsumsi ini dinilai juga sebagai peningkatan
     konsumtif positif

1.   Dilakukannya buka bersama
2.   Dilakukannya sedekah yang menandakan sangat bagusnya
     ekonomi dan terjadinya transfer material dari yang kaya
     kepada yang miskin
Sumber: KR, 29 Juli 2012, Hal. 6
Judul: Beli yang Dibutuhkan bukan yang Diinginkan
Penulis: Rini Suryati

-   Deputi Pengarus Utamaan Gender (PUG) Bidang Ekonomi
    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
    – Dr Ir Sulikanti Agusni MSc – “jangan konsumtif di bulan
    Ramadan dengan alasan untuk menyambut lebaran. Cukup beli
    yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan”

-   Pengeluaran keuangan (kaum menengah ke atas) untuk bulan
    Ramadan berkisar pada
    zakat, sedekah, anak, orangtua, pembantu, satpam, dan mereka
    yang membutuhkan bantuan
-   Jika ingin pulang kampung dahulukan membeli tiket pulang-
    pergi, alokasikan THR untuk membiayai perbagai
    kepentingan yang lebih penting dahulu, baru kebutuhan
    lebaran, sisihkan sejumlah uang untuk membayar zakat dan
    sedekah – maka akan merasakan kepuasan lahir dan
    bathin, prioritaskan membayar hutang

-   Investasi, yang diutamakan, asuransi pendidikan anak-
    anak, asuransi kesehatan, atau asuransi jaminan hari tua
Sumber: KR, Sabtu Legi 6 Agustus 2012, Hal. 15
Judul Artikel: Renungan Ramadan – Beribadah dengan „Budaya
Pikir‟ ditulis oleh Slamet Sutrisno, Pengajar Kebudayaan Indonesia
di Fakultas Filsafat UGM

-   Terlalu sering pengajian – pengajian terisi oleh nada dan diksi
    perburuan pahala, ibadah jadi berpamrih dan menjauh dari
    pertimbangan pengetahuan aktual

-   Konservatisme keberagamaan ini ikut menghasilkan kelompok ekstrim
    (berperan teroris)

-   Guru – guru PAUD tertentu, guru Pendidikan Agama sering mengajar
    dan mengajari murid – muridnya untuk berpikir tertutup – usia balita
    sudah membangun “benteng stelsel” antar-agama
-   Keberagamaan bukanlah (hanya) soal “penanda” melainkan –
    lebih dari itu – adalah soal “petanda” – kupluk tak sinonim dengan
    ketakwaan – selaku muslimah dan berjilbab pula … layak baginya
    selaku muslimah bersikap “ing ngarsa sing tuladha,” berakhlak
    dan bernalar baik

-   Quran memerintahkan manusia berpikir. Sayangnya, budaya pikir
    di negeri ini – dengan 88 persen umat muslim – lemah benar
    budaya pikirnya, jauh lebih kental budaya omong, jika perlu sambil
    tak berpikir

-   Ferdinand de Saussure menjelaskan bahasa tercipta melalui
    penanda berwujud fakta bunyi dan (secara demikian)
    mengungkapkan petandanya, yakni kebermaknaan dari apa yang
    disampaikannya lewat fakta bunyi
Contoh kemiskinan petanda dan maraknya penanda dalam
 peribadatan islami.

1.   Bunyi dari pengeras suara tempat ibadah sering begitu keras
     memenuhi awang-awang pada hal ruang udara itu adalah
     ruang publik

2.   Walaupun negara ini secara alamiah sudah sudah melewati
     sekian puluh tahun bulan Ramadan yang senantiasa terisi
     ibadah yang sering menggelora; rasionalitas ibadah masih
     lembek dan terbukti budipekerti kebangsaan kita cenderung
     remeh
Ditulis oleh: Achmad M Akung, Dosen Fakultas Psikologi UNDIP Semarang,
Sumber: Seputar Indonesia, 11 Agustus 2012, Hal. 4

Atmosfer dan gempita Ramadan begitu kental terasa, bahkan mungkin
“mengalahkan” suasana Ramadan di negeri asal Islam sendiri.

Namun, …, sekian tahun umat muslim negeri ini berpuasa ternyata tidak serta
merta menjadikan negeri yang mayoritas penduduknya muslim semakin baik.
Banalisasi : membela dan mengagungkan Ramadan, tetapi sejatinya justru
  sebaliknya, menjebak kita.

(1)   Korupsi tetap saja meraja

(2)   Meningkatnya angka konsumsi kita selama bulan puasa – kita menjadi semakin
      boros dan konsumtif

(3)   Luruhnya etos kerja atas nama puasa – mengurangi jam kerja – tidur sebagai
      “ibadah”

(4)   Televisi menjadi sangat alim – semua kompak untuk memetaforsis diri menjadi
      televisi religius dengan tayangan – tayangan yang bernuansa agama – ruh
      kapitalisme lah yang sesungguhnya tengah berpesta

(5)   Persiapan yang berlebihan dalam menyambut Ramadan (bekal mudik, baju
      baru, dll)
Sumber: KR, Selasa Pon 23 Agustus 2012, Hal 15
Setting Lokasi: Karanganyar
Judul Artikel: „Mendekati Lebaran, Gepeng Serbu Karanganyar‟

-   Gepeng merupakan singkatan dari gelandangan dan pengemis

-   Mereka banyak berada di ruas jalan dan pusat perbelanjaan

-   Dengan style gembel, mereka membawa anak balita untuk mengamen
    dan mengemis

-   Gepeng yang tertangkap rata – rata bukan warga Karanganyar

-   Tempat mangkal: jalan utama Palur – Karanganyar Kota

-   Mulai beroperasi menjelang magrib
Sumber; KR, Sabtu Legi 8 Agustus 2012
Setting Lokasi: Pesantren Sunan Giri, Dusun Krasak, Kota Salatiga
Judul Berita: Ramadan di Pesantren Sunan Giri – Santri Mukim
Pelajari Dua Kitab

-   Setiap sore usai salat Asar puluhan santri dan santriwati mukim (musim
    dan bertempat tinggal di tempat itu sementara) berdatangan dari berbagai
    daerah sekitar Kota Salatiga

-   Datang setiap bulan puasa untuk mempelajari beberapa kitab dan belajar
    bersama

-   Mereka datang untuk belajar dua kitab; Kitab Abul Faraj (tasawuf dan soal
    hadist) dan Kitab Nurul Hikayah (sejarah atau latar belakang turunnya
    hadist)

-   Santri dan santriwati mukim tinggal bersama penduduk dan ikut
    membantu pekerjaan sehari-hari di rumah tersebut
Sumber: KR, Jumat Kliwon 5 Agustus 2012, Hal. 18
Setting Lokasi: Kaliwungu, Semarang
Judul Artikel: Santri Pasaran Ramaikan Ramadan – Terjemahkan
   Alquran dengan
Bahasa Jawa Kuno ditulis oleh Unggul Priambodo

-   Kaliwungu memiliki predikat sebagai kota santri

-   Banyak santri dari luar daerah datang untuk mengaji

-   Santri pasaran adalah santri yang hanya datang saat Ramadan

-   Menurut santri, mereka menuntut ilmu di pondok pesantren
    untuk menambah pengetahuan dan mendapatkan keberkahan
-   Beberapa santri tidak menginap di pesantren, namun ada juga
    yang bergabung dengan santri mukim tinggal di pesantren

-   Yang dipelajari: Tafsir Jalalain (beripa pembacaan alquran beserta
    terjemahannya dalam bahasa Jawa kuno
    (Sansekerta), HIkam., Durrotunaas ihi, aliqna, Bulughul marom, al
    adzkar linnawawi, idzotunnasyiin, tajridussorikh, bidayatul
    hidayah, tajul ‘arus, kitab Risalatul Ahlussunah Wal Jamaah
    (kumpulan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah), kitab Tanbihul
    Ghofilin (ajaran peringatan bagi orang yang lupa), Jawahirul
    Bukhori (Hadis Imam Bukhori).

-   Lama belajar: 11 – 25 hari

-   Santri bisa memilih apa yang ingin dipelajari
Sumber: KR, 21 Juli 2012, Hal. 19
Judul: Semarak Padusan di „Belik‟ Hingga Pemandian

-   Ribuan warga menyerbu tempat pemandian, sungai dan
    sumber air (belik) untuk menggelar ritual padusan

-   Salah satu tempat favorit: Pemandian Taman Wisata Pikatan
    Water Park, Mudal Temanggung

-   Padusan – (1) persiapan memasuki ramadan, (2) sarana
    berlibur dengan anak dan istri

-   Persiapan memasuki ramadan lainnya – (1) nyekar di makam
    leluhur, (2) bersilaturahmi kepada famili saling bermaaf-maafan
-   Padusan dilaksanakan selama dua hari – (1) Hari pertama
    pengunjung sejumlah 7.000, (2) Hari kedua pengunjung sejumlah
    10.000

-   Warga dusun Wonolelo Desa Bandongan Magelang menggelar ritual
    padusan di belik

-   Mengenakan lembaran kain putih dan keramas menggunakan abu
    merang

-   Perjalanan menuju belik diiringi musik tradisional

-   Pemimpin ritual – Nanik Rohmiyati – padusan mengandung makna
    untuk membersihkan diri secara lahir maupun bathin

-   Padusan mulai ditinggalkan karena sulit menemukan kedung (bagian
    sungai yang dalam)
Sumber: KR, 19 Juli 2012, Halaman 18
Judul: Padusan, Ajang Bersihkan Diri

-   Ribuan pengunjung memadati Objek mata Air Cokro
    (OMAC), Tulung Klaten untuk mengikuti tradisi padusan

-   Puncak padusan dibuka dengan kirab budaya seperti reog dan
    kesenian tradisional lainnya

-   Bupati Klaten – Sunarno SE Mhum – padusan sudah menjadi
    tradisi masyarakat Klaten

-   Padusan – (1) ajang membersihkan diri, (2)sarana silaturahmi
-   Water Park Galuh Tirtonirmolo Prambanan, Klaten – “Seger
    Awake, Seger Atine”

-   Boyolali – konsentrasi padusan di objek wisata Umbul Tlatar
    dan Umbul Pengging, Umbul Lengse (pemandian milik
    pemerintah desa Nepen, Teras)

-   Di Umbul Lengse – pemandian biasanya gratis, saat padusan
    pengunjung dipungut biaya masuk @Rp 2.000
Sumber: KR, 22 Juli 2012, Hal. 11
Judul: Menyambut Bulan Suci (berita foto dalam rubrik Shot)
Setting Lokasi: Kelurahan Umbulharjo, Kelurahan Kepuharjo dan
Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman

- Melakukan acara buka bersama di Masjid Gede Kauman Yogya
Sumber: KR, 22 Juli 2012, Hal. 2
Judul: Buka Bersama di Masjid Syuhada – Kak Bimo: Kejujuran
Ditanamkan Sejak Dini

-   Kejujuran dalam anak harus ditanamkan sejak usia dini – (1)
    pembentukan karakter anak, (2) mendekatkan mereka
    mendalami ilmu agama

-   Kejujuran harus dikedepankan – jika ditinggalkan bisa
    menimbulkan persoalan dalam masyarakat

-   Dapat dilakukan melalui ilmu agama, pendidikan di sekolah
    formal, dongeng – ada kecenderungan anak untuk meniru
    tokoh yang diidolakan
-   Tema buka puasa – „Berbagi Ceria di Ufuk Senja‟

-   Ketua Panitia Ramadan Masjid Syuhada 1433 H – Fikiri Arief
    Husein – melalui kegiatan buka bersama (1) berbagi
    kebahagiaan dengan sesama, (2) ukhuwah yang terjalin jadi
    semakin erat, (3) anggota masyarakat bisa saling
    menguatkan dan mengisi Ramadan dengan kegiatan yang
    bermanfaat
Sumber: KR, 23 Juli 2012, Hal. 6
Judul Berita Foto: Buka Bersama di Huntara

“Anak-anak korban erupsi Merapi mengikuti buka bersama di
sebuah musala huntara Gondang 2 Wukirsari Cangkringan
Sleman. Mereka menyambut bulan Ramadan dalam kondisi
penuh keprihatinan karena hingga kini masih harus tinggal di
huntara dalam suasana serba terbatas”
Sumber: KR, 22 Juli 2012, Hal. 4
Judul: Warga Ikuti Tradisi „Majmuan‟

-   Lokasi: Masjid Nurul Huda Dusun Krajan Desa Wadas
    kecamatan bener Kabupaten Purworejo

-   Tradisi majmuan dilaksanakan – (1) membacakan doa dan
    tahlil, (2) menyantap hidangan dalam ambeng yang disediakan
    warga

-   Berlangsung setiap tahun pada Jumat terakhir menjelang
    pelaksanaan puasa Ramadan
-   Tradisi majmuan – (1) bentuk rasa syukur warga desa atas
    rezeki dalam setahun terakhir (berbentuk materi dan datangnya
    bulan Ramadan), (2) makanan merupakan sarana sedekah
    masyarakat mampu kepada tetangga yang kekurangan, (3)
    mendoakan arwah leluhur

-   Setiap jemaah masjid membawa makanan untuk diberikan
    kepada keluarga mereka di rumah

-   Dulu, jemaah mengikuti majmuan hingga selesai, sekarang
    setelah berdoa dan menyantap sedikit, mereka sudah pulang
    membawa makanan – Lurah Wadas, Fahri Setianto
Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 15
Judul: Bubur Samin Masjid Darussalam – Ciri Khas Kebersamaan
Warga Banjar

-   Lima pria bergantian mengaduk bubur samin di dalam panci besar
    berdiameter 1 (satu) meter, tinggi 0.5 (setengah) meter di halaman
    Masjid Darussalam, Kampung Jayengan, Serengan, Solo.

-   Sejumlah jemaah masjid menuangkan racikan rempah –
    rempah, potongan daging sapi, aneka sayuran seperti wrtel dan daun
    bawang serta susu

-   Setelah matang, jemaah antri dengan membawa piring yang
    kemudian diisi dengan bubur dan dua buah kurma untuk menu
    berbuka puasa
-   Tradisi makan bubur samin Banjar telah berjalan puluhan tahun
    setiap kali Ramadan.

-   Tradisi dibawa oleh sejumlah saudagar intan berlian dari
    Banjarmasin Kalimatan yang menetap dan berkeluarga dengan
    warga setempat

-   Warga di luar Jayengan ikut membawa rantang atau piring ikut
    antri

-   Puluhan tahun lalu, banyak masyarakat dari Kota Banjar yang
    merantau ke Solo menjadikan Masjid Darussalam sebagai
    tempat berkumpul – Masjid Darussalam didirikan para perantau
    dari Banjar, Kalimantan Selatan
-   Para perantau membuat menu berbuka seperti layaknya di
    tempat asal mereka

-   Warga maupun donatur menyumbang tidah harus uang sesuai
    kemampuannya – ada yang menyumbang beras, minyak
    goreng, gas LPG

-   Setelah uang dan barang-barang terkumpul maka dibentuklah
    panitia yang mengurusi masak bubur serta pembagiannya
Sumber: KR, 23 Juli 2012, Hal. 11
Judul Foto: Pasar Ramadan

“Ramadan memberikan banyak berkah bagi kalangan. Termasuk
menggerakkan ekonomi rakyat, bahkan menjadi agenda
pariwisata tahunan dengan terbentuknya pasar – pasar sore
menjelang berbuka puasa di berbagai wilayah. Seperti yang
terlihat di Pasar Sore Kampoeng Ramadan 1433 H Jogokaryan
Yogyakarta ini”
Sumber: KR, 24 juli 2012, Hal. 6
Judul Berita: Pasar Tiban Ramadan – Tradisi Masjib Jatisarono
Peninggalan Kraton
Setting Lokasi: Nanggulan

-   Tiap sore di kjiri dan kanan jalan menuju Masjid
    Jami, Kauman, Jatisarono, Nanggulan, dipadati pedagang
    aneka makanan.

-   Sudah berlangsung bertahun-tahun, setiap bulan puasa

-   Pedagang dan pembeli tidak hanya muslim, tapi non muslim
    juga
Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 15
Judul Berita: Kampung Ramadan Masjid Mlinjon – Hadirkan
variasi Menu Buka Puasa
Setting Lokasi: Desa Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah,
Klaten.

-   40 stand berjajar di sepanjang Jalan Melati dan Jalan
    Bhayangkara

-   Kampung Ramadan buka sejak pukul 1400 hingga setelah
    Magrib atau sekitar pukul 1830

-   Kampung Ramadan telah belangsung sekitar 3 (tiga) tahun
-   Penjaja stand diprioritaskan jamaah masjid dan warga
    sekitar

-   Trotoar yang ada di sekitar masjid, rencananya, akan
    dijadikan lokaso pemasangan stand

-   Seorang pembeli merasa diuntungkan dengan keberadaan
    Kampung Ramadan karena dia dan istri sama-sama sibuk
    dan sering pulang sore
Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 8
Berita Foto

“KHAS RAMADAN: Setiap bulan Ramadan bermunculan jenis
makanan dan lauk pauk tradisional yang digelar di berbagai
tempat yang mewarnai bulan Ramadan, Rabu (25/7), salah
satunya pasar tiban Ramadan di Masjid Jogokariyan
Yogyakarta”
Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 16
Judul: Pasar „ Mremo‟ Lebaran Mulai Ditata
Setting Lokasi: Salatiga

-   Kawasan yang digunakan untuk para pedagang mremo (dadakan)
    ini di kawasan Jalan Jenderal Sudirman (Jensud) dan Jalan
    Taman Makam Pahlawan Kota Salatiga

-   Pembicaraan persiapan penyiapan tempat untuk Pasar „Mremo‟
    melibatkan paguyuban pedagang pasar, tukang parkir, dan
    lingkungan setempat (tokoh di Dukuh Pancuran Salatiga) agat
    tidak terjadi gesekan sosial menjelang lebaran

-   Pedagang berjualan dari H-7 hingga H+7 – diprioritaskan
    pedagang Salatiga
Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 2
Berita Foto

“REZEKI RAMADAN: Es pisang ijo menjadi salah satu menu
yang ditawarkan untuk berbuka puasa dan banyak dijual sejak
awal Ramadan di Jalan Prof Notonagoro, sebelah timur
kampus UGM. Diantaranya Ny Sri Wahyu Riyanti (52), warga
Sagan GK 5/992, Yogya, yang sehari-hari berjualan pecel lele,
memburu rezeki dengan berjualan makanan sekaligus
minuman tersebut dengan harga Rp. 4.000 dan setiap sore
laku 80 gelas, seperti diambil gambarnya Rabu (25/7) sore.”
Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 3
Judul Berita: Wanita Bank Beri Bantuan Panti Asuhan
Setting Lokasi: Bantul

-   Ikatan Wanita Bank (Iwaba) memberikan bantuan kepada
    anak asuh Pondok Yatim Umar bin
    Khatab, Senggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul

-   Bantuan yang diberikan merupakan hasil dari kumpulan
    jemaah pengajian Iwaba.
Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 16
Judul Berita: TKW-TKI Kendal Mudik – Diperkirakan Bawa Rp
100M
Setting Lokasi: Kendal

-   Ribuan TKW dan TKI asal Kendal bakal mudik Lebaran dan
    diperkirakan membawa pulang uang sebesar RP 100 miliar.

-   Sebagian besar yang pulang dari Hongkong dan Singapura
    – dua negara ini paling besar peminatnya karena gajinya
    menjanjikan dan keamanan terjamin [Kepala Dinas Tenaga
    Kerja dan Trasmigrasi, Sutiyono]
-   Uang digunakan untuk membangun rumah, merenocasi
    rumah, membel motor dan mobil

-   Hanya sebagian kecil yang digunakan untuk usaha produktif
    (modal usaha)

-   Sutiyono – jika hasil kerja di luar negeri hanya digunakan untuk
    konsumtif, maka pengiriman ribuan TKW dan TKI ke luar negeri
    dianggap gagal

-   Idealnya mereka cukup pergi ke luar negeri maksimal tiga kali

-   TKW dan TKI Kendal mampu mengirim uang sebesar Rp 280
    miliar pertahun.

Contenu connexe

Similaire à Ramadhan puasa lebaran

New proposal safari ramadhan 1442 h
New   proposal safari ramadhan 1442 hNew   proposal safari ramadhan 1442 h
New proposal safari ramadhan 1442 hSMK BABUSSALAM
 
9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantara9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantarasalamahumi16
 
9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantara9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantaranajikha
 
9213tradisiislamnusantara 161201081124
9213tradisiislamnusantara 1612010811249213tradisiislamnusantara 161201081124
9213tradisiislamnusantara 161201081124Mamaz-AJi
 
ppt tradisi islam nusantara
ppt tradisi islam nusantarappt tradisi islam nusantara
ppt tradisi islam nusantaraUsmawatidewi
 
Kisi kisi um ips 2020
Kisi kisi um ips 2020Kisi kisi um ips 2020
Kisi kisi um ips 2020elyannara
 
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptxTITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptxTITINASNITAPOHANSPD
 
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesiaAri susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesiaarisusilaningtyas03
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten munaSeptian Muna Barakati
 
Tradisi islam nusantara
Tradisi islam nusantaraTradisi islam nusantara
Tradisi islam nusantarazuhrotunnisa95
 
Materi kelas 9
Materi kelas 9Materi kelas 9
Materi kelas 9Risqi19
 
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptxKULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptxFaizahNurAtika2
 
Sejarat Tradisi Islam Jawa
Sejarat Tradisi Islam JawaSejarat Tradisi Islam Jawa
Sejarat Tradisi Islam JawaMuhammad Ghofur
 

Similaire à Ramadhan puasa lebaran (20)

New proposal safari ramadhan 1442 h
New   proposal safari ramadhan 1442 hNew   proposal safari ramadhan 1442 h
New proposal safari ramadhan 1442 h
 
9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantara9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantara
 
9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantara9213 tradisi islam nusantara
9213 tradisi islam nusantara
 
9213tradisiislamnusantara 161201081124
9213tradisiislamnusantara 1612010811249213tradisiislamnusantara 161201081124
9213tradisiislamnusantara 161201081124
 
ppt tradisi islam nusantara
ppt tradisi islam nusantarappt tradisi islam nusantara
ppt tradisi islam nusantara
 
KOnteks Sosio Kultural
KOnteks Sosio KulturalKOnteks Sosio Kultural
KOnteks Sosio Kultural
 
Kisi kisi um ips 2020
Kisi kisi um ips 2020Kisi kisi um ips 2020
Kisi kisi um ips 2020
 
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptxTITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
TITIN ASNITA POHAN,S.Pd_TUGAS RUANG KOLABORASI_MODUL1.1 (1).pptx
 
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesiaAri susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
Ari susilaningtyas (21314002) makalah bahasa indonesia
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Perayaan_Di_Malaysia.docx
Perayaan_Di_Malaysia.docxPerayaan_Di_Malaysia.docx
Perayaan_Di_Malaysia.docx
 
Tradisi islam-nusantara
Tradisi islam-nusantaraTradisi islam-nusantara
Tradisi islam-nusantara
 
Tradisi islam nusantara
Tradisi islam nusantaraTradisi islam nusantara
Tradisi islam nusantara
 
Materi kelas 9
Materi kelas 9Materi kelas 9
Materi kelas 9
 
Materi kelas 9
Materi kelas 9Materi kelas 9
Materi kelas 9
 
Materi kelas 9
Materi kelas 9Materi kelas 9
Materi kelas 9
 
Materi kelas-9
Materi kelas-9Materi kelas-9
Materi kelas-9
 
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptxKULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
KULIAH SKI DAN LOKAL.pptx
 
Sejarat Tradisi Islam Jawa
Sejarat Tradisi Islam JawaSejarat Tradisi Islam Jawa
Sejarat Tradisi Islam Jawa
 

Plus de Diyah Perwitosari

Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)Diyah Perwitosari
 
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi straussSeklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi straussDiyah Perwitosari
 
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...Diyah Perwitosari
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Diyah Perwitosari
 
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...Diyah Perwitosari
 
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'Diyah Perwitosari
 

Plus de Diyah Perwitosari (12)

Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
 
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi straussSeklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
 
Siapa yang sesat
Siapa yang sesatSiapa yang sesat
Siapa yang sesat
 
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
 
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
 
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
 
Alokasi Waktu dan Uang
Alokasi Waktu dan UangAlokasi Waktu dan Uang
Alokasi Waktu dan Uang
 
Perempuan
PerempuanPerempuan
Perempuan
 
Pasar
PasarPasar
Pasar
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
Reog dan Jathilan
Reog dan JathilanReog dan Jathilan
Reog dan Jathilan
 

Ramadhan puasa lebaran

  • 1. Kumpulan tulisan yang berkaitan dengan Ramadhan, Puasa dan Lebaran Dikompilasi oleh: Diyah Perwitosari
  • 2.
  • 3. Pandangan Sosiolog UGM: Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi (Kedaulatan Rakyat, 28 Juli 2012) Fakta yang terjadi adalah: Barang yang sehari-hari tidak dibeli, tapi saat bulan puasa di beli - Setelah menahan lapar dan dahaga menjadi alasan untuk mengonsumsi makanan yang istimewa - Peningkatan konsumsi karena (1) adanya pengaruh iklan, (2) tawaran barang dengan harga murah merangsang orang menjadi konsumtif, (3) sejak liberalisasi ekonomi masuk dalam tata ekonomi Indonesia, masyarakat didorong untuk menjadi konsumtif. Budaya konsumtif sengaja didorong oleh pasar lewat iklan dsb. - Masyarakat belum paham betul apa makna puasa (puasa sebagai ritual semata)
  • 4. Peningkatan konsumsi ini dinilai juga sebagai peningkatan konsumtif positif 1. Dilakukannya buka bersama 2. Dilakukannya sedekah yang menandakan sangat bagusnya ekonomi dan terjadinya transfer material dari yang kaya kepada yang miskin
  • 5. Sumber: KR, 29 Juli 2012, Hal. 6 Judul: Beli yang Dibutuhkan bukan yang Diinginkan Penulis: Rini Suryati - Deputi Pengarus Utamaan Gender (PUG) Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak – Dr Ir Sulikanti Agusni MSc – “jangan konsumtif di bulan Ramadan dengan alasan untuk menyambut lebaran. Cukup beli yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan” - Pengeluaran keuangan (kaum menengah ke atas) untuk bulan Ramadan berkisar pada zakat, sedekah, anak, orangtua, pembantu, satpam, dan mereka yang membutuhkan bantuan
  • 6. - Jika ingin pulang kampung dahulukan membeli tiket pulang- pergi, alokasikan THR untuk membiayai perbagai kepentingan yang lebih penting dahulu, baru kebutuhan lebaran, sisihkan sejumlah uang untuk membayar zakat dan sedekah – maka akan merasakan kepuasan lahir dan bathin, prioritaskan membayar hutang - Investasi, yang diutamakan, asuransi pendidikan anak- anak, asuransi kesehatan, atau asuransi jaminan hari tua
  • 7. Sumber: KR, Sabtu Legi 6 Agustus 2012, Hal. 15 Judul Artikel: Renungan Ramadan – Beribadah dengan „Budaya Pikir‟ ditulis oleh Slamet Sutrisno, Pengajar Kebudayaan Indonesia di Fakultas Filsafat UGM - Terlalu sering pengajian – pengajian terisi oleh nada dan diksi perburuan pahala, ibadah jadi berpamrih dan menjauh dari pertimbangan pengetahuan aktual - Konservatisme keberagamaan ini ikut menghasilkan kelompok ekstrim (berperan teroris) - Guru – guru PAUD tertentu, guru Pendidikan Agama sering mengajar dan mengajari murid – muridnya untuk berpikir tertutup – usia balita sudah membangun “benteng stelsel” antar-agama
  • 8. - Keberagamaan bukanlah (hanya) soal “penanda” melainkan – lebih dari itu – adalah soal “petanda” – kupluk tak sinonim dengan ketakwaan – selaku muslimah dan berjilbab pula … layak baginya selaku muslimah bersikap “ing ngarsa sing tuladha,” berakhlak dan bernalar baik - Quran memerintahkan manusia berpikir. Sayangnya, budaya pikir di negeri ini – dengan 88 persen umat muslim – lemah benar budaya pikirnya, jauh lebih kental budaya omong, jika perlu sambil tak berpikir - Ferdinand de Saussure menjelaskan bahasa tercipta melalui penanda berwujud fakta bunyi dan (secara demikian) mengungkapkan petandanya, yakni kebermaknaan dari apa yang disampaikannya lewat fakta bunyi
  • 9. Contoh kemiskinan petanda dan maraknya penanda dalam peribadatan islami. 1. Bunyi dari pengeras suara tempat ibadah sering begitu keras memenuhi awang-awang pada hal ruang udara itu adalah ruang publik 2. Walaupun negara ini secara alamiah sudah sudah melewati sekian puluh tahun bulan Ramadan yang senantiasa terisi ibadah yang sering menggelora; rasionalitas ibadah masih lembek dan terbukti budipekerti kebangsaan kita cenderung remeh
  • 10. Ditulis oleh: Achmad M Akung, Dosen Fakultas Psikologi UNDIP Semarang, Sumber: Seputar Indonesia, 11 Agustus 2012, Hal. 4 Atmosfer dan gempita Ramadan begitu kental terasa, bahkan mungkin “mengalahkan” suasana Ramadan di negeri asal Islam sendiri. Namun, …, sekian tahun umat muslim negeri ini berpuasa ternyata tidak serta merta menjadikan negeri yang mayoritas penduduknya muslim semakin baik.
  • 11. Banalisasi : membela dan mengagungkan Ramadan, tetapi sejatinya justru sebaliknya, menjebak kita. (1) Korupsi tetap saja meraja (2) Meningkatnya angka konsumsi kita selama bulan puasa – kita menjadi semakin boros dan konsumtif (3) Luruhnya etos kerja atas nama puasa – mengurangi jam kerja – tidur sebagai “ibadah” (4) Televisi menjadi sangat alim – semua kompak untuk memetaforsis diri menjadi televisi religius dengan tayangan – tayangan yang bernuansa agama – ruh kapitalisme lah yang sesungguhnya tengah berpesta (5) Persiapan yang berlebihan dalam menyambut Ramadan (bekal mudik, baju baru, dll)
  • 12.
  • 13. Sumber: KR, Selasa Pon 23 Agustus 2012, Hal 15 Setting Lokasi: Karanganyar Judul Artikel: „Mendekati Lebaran, Gepeng Serbu Karanganyar‟ - Gepeng merupakan singkatan dari gelandangan dan pengemis - Mereka banyak berada di ruas jalan dan pusat perbelanjaan - Dengan style gembel, mereka membawa anak balita untuk mengamen dan mengemis - Gepeng yang tertangkap rata – rata bukan warga Karanganyar - Tempat mangkal: jalan utama Palur – Karanganyar Kota - Mulai beroperasi menjelang magrib
  • 14.
  • 15. Sumber; KR, Sabtu Legi 8 Agustus 2012 Setting Lokasi: Pesantren Sunan Giri, Dusun Krasak, Kota Salatiga Judul Berita: Ramadan di Pesantren Sunan Giri – Santri Mukim Pelajari Dua Kitab - Setiap sore usai salat Asar puluhan santri dan santriwati mukim (musim dan bertempat tinggal di tempat itu sementara) berdatangan dari berbagai daerah sekitar Kota Salatiga - Datang setiap bulan puasa untuk mempelajari beberapa kitab dan belajar bersama - Mereka datang untuk belajar dua kitab; Kitab Abul Faraj (tasawuf dan soal hadist) dan Kitab Nurul Hikayah (sejarah atau latar belakang turunnya hadist) - Santri dan santriwati mukim tinggal bersama penduduk dan ikut membantu pekerjaan sehari-hari di rumah tersebut
  • 16. Sumber: KR, Jumat Kliwon 5 Agustus 2012, Hal. 18 Setting Lokasi: Kaliwungu, Semarang Judul Artikel: Santri Pasaran Ramaikan Ramadan – Terjemahkan Alquran dengan Bahasa Jawa Kuno ditulis oleh Unggul Priambodo - Kaliwungu memiliki predikat sebagai kota santri - Banyak santri dari luar daerah datang untuk mengaji - Santri pasaran adalah santri yang hanya datang saat Ramadan - Menurut santri, mereka menuntut ilmu di pondok pesantren untuk menambah pengetahuan dan mendapatkan keberkahan
  • 17. - Beberapa santri tidak menginap di pesantren, namun ada juga yang bergabung dengan santri mukim tinggal di pesantren - Yang dipelajari: Tafsir Jalalain (beripa pembacaan alquran beserta terjemahannya dalam bahasa Jawa kuno (Sansekerta), HIkam., Durrotunaas ihi, aliqna, Bulughul marom, al adzkar linnawawi, idzotunnasyiin, tajridussorikh, bidayatul hidayah, tajul ‘arus, kitab Risalatul Ahlussunah Wal Jamaah (kumpulan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah), kitab Tanbihul Ghofilin (ajaran peringatan bagi orang yang lupa), Jawahirul Bukhori (Hadis Imam Bukhori). - Lama belajar: 11 – 25 hari - Santri bisa memilih apa yang ingin dipelajari
  • 18.
  • 19. Sumber: KR, 21 Juli 2012, Hal. 19 Judul: Semarak Padusan di „Belik‟ Hingga Pemandian - Ribuan warga menyerbu tempat pemandian, sungai dan sumber air (belik) untuk menggelar ritual padusan - Salah satu tempat favorit: Pemandian Taman Wisata Pikatan Water Park, Mudal Temanggung - Padusan – (1) persiapan memasuki ramadan, (2) sarana berlibur dengan anak dan istri - Persiapan memasuki ramadan lainnya – (1) nyekar di makam leluhur, (2) bersilaturahmi kepada famili saling bermaaf-maafan
  • 20. - Padusan dilaksanakan selama dua hari – (1) Hari pertama pengunjung sejumlah 7.000, (2) Hari kedua pengunjung sejumlah 10.000 - Warga dusun Wonolelo Desa Bandongan Magelang menggelar ritual padusan di belik - Mengenakan lembaran kain putih dan keramas menggunakan abu merang - Perjalanan menuju belik diiringi musik tradisional - Pemimpin ritual – Nanik Rohmiyati – padusan mengandung makna untuk membersihkan diri secara lahir maupun bathin - Padusan mulai ditinggalkan karena sulit menemukan kedung (bagian sungai yang dalam)
  • 21. Sumber: KR, 19 Juli 2012, Halaman 18 Judul: Padusan, Ajang Bersihkan Diri - Ribuan pengunjung memadati Objek mata Air Cokro (OMAC), Tulung Klaten untuk mengikuti tradisi padusan - Puncak padusan dibuka dengan kirab budaya seperti reog dan kesenian tradisional lainnya - Bupati Klaten – Sunarno SE Mhum – padusan sudah menjadi tradisi masyarakat Klaten - Padusan – (1) ajang membersihkan diri, (2)sarana silaturahmi
  • 22. - Water Park Galuh Tirtonirmolo Prambanan, Klaten – “Seger Awake, Seger Atine” - Boyolali – konsentrasi padusan di objek wisata Umbul Tlatar dan Umbul Pengging, Umbul Lengse (pemandian milik pemerintah desa Nepen, Teras) - Di Umbul Lengse – pemandian biasanya gratis, saat padusan pengunjung dipungut biaya masuk @Rp 2.000
  • 23.
  • 24. Sumber: KR, 22 Juli 2012, Hal. 11 Judul: Menyambut Bulan Suci (berita foto dalam rubrik Shot) Setting Lokasi: Kelurahan Umbulharjo, Kelurahan Kepuharjo dan Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman - Melakukan acara buka bersama di Masjid Gede Kauman Yogya
  • 25. Sumber: KR, 22 Juli 2012, Hal. 2 Judul: Buka Bersama di Masjid Syuhada – Kak Bimo: Kejujuran Ditanamkan Sejak Dini - Kejujuran dalam anak harus ditanamkan sejak usia dini – (1) pembentukan karakter anak, (2) mendekatkan mereka mendalami ilmu agama - Kejujuran harus dikedepankan – jika ditinggalkan bisa menimbulkan persoalan dalam masyarakat - Dapat dilakukan melalui ilmu agama, pendidikan di sekolah formal, dongeng – ada kecenderungan anak untuk meniru tokoh yang diidolakan
  • 26. - Tema buka puasa – „Berbagi Ceria di Ufuk Senja‟ - Ketua Panitia Ramadan Masjid Syuhada 1433 H – Fikiri Arief Husein – melalui kegiatan buka bersama (1) berbagi kebahagiaan dengan sesama, (2) ukhuwah yang terjalin jadi semakin erat, (3) anggota masyarakat bisa saling menguatkan dan mengisi Ramadan dengan kegiatan yang bermanfaat
  • 27. Sumber: KR, 23 Juli 2012, Hal. 6 Judul Berita Foto: Buka Bersama di Huntara “Anak-anak korban erupsi Merapi mengikuti buka bersama di sebuah musala huntara Gondang 2 Wukirsari Cangkringan Sleman. Mereka menyambut bulan Ramadan dalam kondisi penuh keprihatinan karena hingga kini masih harus tinggal di huntara dalam suasana serba terbatas”
  • 28. Sumber: KR, 22 Juli 2012, Hal. 4 Judul: Warga Ikuti Tradisi „Majmuan‟ - Lokasi: Masjid Nurul Huda Dusun Krajan Desa Wadas kecamatan bener Kabupaten Purworejo - Tradisi majmuan dilaksanakan – (1) membacakan doa dan tahlil, (2) menyantap hidangan dalam ambeng yang disediakan warga - Berlangsung setiap tahun pada Jumat terakhir menjelang pelaksanaan puasa Ramadan
  • 29. - Tradisi majmuan – (1) bentuk rasa syukur warga desa atas rezeki dalam setahun terakhir (berbentuk materi dan datangnya bulan Ramadan), (2) makanan merupakan sarana sedekah masyarakat mampu kepada tetangga yang kekurangan, (3) mendoakan arwah leluhur - Setiap jemaah masjid membawa makanan untuk diberikan kepada keluarga mereka di rumah - Dulu, jemaah mengikuti majmuan hingga selesai, sekarang setelah berdoa dan menyantap sedikit, mereka sudah pulang membawa makanan – Lurah Wadas, Fahri Setianto
  • 30. Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 15 Judul: Bubur Samin Masjid Darussalam – Ciri Khas Kebersamaan Warga Banjar - Lima pria bergantian mengaduk bubur samin di dalam panci besar berdiameter 1 (satu) meter, tinggi 0.5 (setengah) meter di halaman Masjid Darussalam, Kampung Jayengan, Serengan, Solo. - Sejumlah jemaah masjid menuangkan racikan rempah – rempah, potongan daging sapi, aneka sayuran seperti wrtel dan daun bawang serta susu - Setelah matang, jemaah antri dengan membawa piring yang kemudian diisi dengan bubur dan dua buah kurma untuk menu berbuka puasa
  • 31. - Tradisi makan bubur samin Banjar telah berjalan puluhan tahun setiap kali Ramadan. - Tradisi dibawa oleh sejumlah saudagar intan berlian dari Banjarmasin Kalimatan yang menetap dan berkeluarga dengan warga setempat - Warga di luar Jayengan ikut membawa rantang atau piring ikut antri - Puluhan tahun lalu, banyak masyarakat dari Kota Banjar yang merantau ke Solo menjadikan Masjid Darussalam sebagai tempat berkumpul – Masjid Darussalam didirikan para perantau dari Banjar, Kalimantan Selatan
  • 32. - Para perantau membuat menu berbuka seperti layaknya di tempat asal mereka - Warga maupun donatur menyumbang tidah harus uang sesuai kemampuannya – ada yang menyumbang beras, minyak goreng, gas LPG - Setelah uang dan barang-barang terkumpul maka dibentuklah panitia yang mengurusi masak bubur serta pembagiannya
  • 33.
  • 34. Sumber: KR, 23 Juli 2012, Hal. 11 Judul Foto: Pasar Ramadan “Ramadan memberikan banyak berkah bagi kalangan. Termasuk menggerakkan ekonomi rakyat, bahkan menjadi agenda pariwisata tahunan dengan terbentuknya pasar – pasar sore menjelang berbuka puasa di berbagai wilayah. Seperti yang terlihat di Pasar Sore Kampoeng Ramadan 1433 H Jogokaryan Yogyakarta ini”
  • 35. Sumber: KR, 24 juli 2012, Hal. 6 Judul Berita: Pasar Tiban Ramadan – Tradisi Masjib Jatisarono Peninggalan Kraton Setting Lokasi: Nanggulan - Tiap sore di kjiri dan kanan jalan menuju Masjid Jami, Kauman, Jatisarono, Nanggulan, dipadati pedagang aneka makanan. - Sudah berlangsung bertahun-tahun, setiap bulan puasa - Pedagang dan pembeli tidak hanya muslim, tapi non muslim juga
  • 36. Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 15 Judul Berita: Kampung Ramadan Masjid Mlinjon – Hadirkan variasi Menu Buka Puasa Setting Lokasi: Desa Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten. - 40 stand berjajar di sepanjang Jalan Melati dan Jalan Bhayangkara - Kampung Ramadan buka sejak pukul 1400 hingga setelah Magrib atau sekitar pukul 1830 - Kampung Ramadan telah belangsung sekitar 3 (tiga) tahun
  • 37. - Penjaja stand diprioritaskan jamaah masjid dan warga sekitar - Trotoar yang ada di sekitar masjid, rencananya, akan dijadikan lokaso pemasangan stand - Seorang pembeli merasa diuntungkan dengan keberadaan Kampung Ramadan karena dia dan istri sama-sama sibuk dan sering pulang sore
  • 38. Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 8 Berita Foto “KHAS RAMADAN: Setiap bulan Ramadan bermunculan jenis makanan dan lauk pauk tradisional yang digelar di berbagai tempat yang mewarnai bulan Ramadan, Rabu (25/7), salah satunya pasar tiban Ramadan di Masjid Jogokariyan Yogyakarta”
  • 39. Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 16 Judul: Pasar „ Mremo‟ Lebaran Mulai Ditata Setting Lokasi: Salatiga - Kawasan yang digunakan untuk para pedagang mremo (dadakan) ini di kawasan Jalan Jenderal Sudirman (Jensud) dan Jalan Taman Makam Pahlawan Kota Salatiga - Pembicaraan persiapan penyiapan tempat untuk Pasar „Mremo‟ melibatkan paguyuban pedagang pasar, tukang parkir, dan lingkungan setempat (tokoh di Dukuh Pancuran Salatiga) agat tidak terjadi gesekan sosial menjelang lebaran - Pedagang berjualan dari H-7 hingga H+7 – diprioritaskan pedagang Salatiga
  • 40. Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 2 Berita Foto “REZEKI RAMADAN: Es pisang ijo menjadi salah satu menu yang ditawarkan untuk berbuka puasa dan banyak dijual sejak awal Ramadan di Jalan Prof Notonagoro, sebelah timur kampus UGM. Diantaranya Ny Sri Wahyu Riyanti (52), warga Sagan GK 5/992, Yogya, yang sehari-hari berjualan pecel lele, memburu rezeki dengan berjualan makanan sekaligus minuman tersebut dengan harga Rp. 4.000 dan setiap sore laku 80 gelas, seperti diambil gambarnya Rabu (25/7) sore.”
  • 41.
  • 42. Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 3 Judul Berita: Wanita Bank Beri Bantuan Panti Asuhan Setting Lokasi: Bantul - Ikatan Wanita Bank (Iwaba) memberikan bantuan kepada anak asuh Pondok Yatim Umar bin Khatab, Senggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul - Bantuan yang diberikan merupakan hasil dari kumpulan jemaah pengajian Iwaba.
  • 43.
  • 44. Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 16 Judul Berita: TKW-TKI Kendal Mudik – Diperkirakan Bawa Rp 100M Setting Lokasi: Kendal - Ribuan TKW dan TKI asal Kendal bakal mudik Lebaran dan diperkirakan membawa pulang uang sebesar RP 100 miliar. - Sebagian besar yang pulang dari Hongkong dan Singapura – dua negara ini paling besar peminatnya karena gajinya menjanjikan dan keamanan terjamin [Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi, Sutiyono]
  • 45. - Uang digunakan untuk membangun rumah, merenocasi rumah, membel motor dan mobil - Hanya sebagian kecil yang digunakan untuk usaha produktif (modal usaha) - Sutiyono – jika hasil kerja di luar negeri hanya digunakan untuk konsumtif, maka pengiriman ribuan TKW dan TKI ke luar negeri dianggap gagal - Idealnya mereka cukup pergi ke luar negeri maksimal tiga kali - TKW dan TKI Kendal mampu mengirim uang sebesar Rp 280 miliar pertahun.