Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang perilaku Oedipus Complex yang ditinjau dari teori psikoanalisis Sigmund Freud. 2) Perilaku Oedipus Complex terbentuk pada masa anak usia 3-5 tahun ketika anak memiliki dorongan untuk memiliki orang tua lawan jenis. 3) Dokumen ini juga membahas tahap-tahap perkembangan psikoseksual manusia menurut teori Freud.
1. 1
PERILAKU OEDIPUS COMPLEX DITINJAU
DARI TEORI PSIKOANALISIS
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah APTL 1
Dosen Pengampu : Sesya Dias Mampuni M. Pd
Disusun Oleh :
Diyan Tri Wijaya (1114500024)
Bimbingan dan Konseling / 4B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016
2. 2
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, atas segala nikmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi mata kuliah APTL 1. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Sesya Dias Mampuni M. Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah APTL 1, dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
laporan ini. Saya menyadari bahwa laporan ini dikritisi dan diberikan saran berupa
pemikiran yang kontruktif untuk perbaikan dimasa mendatang. Atas kritik dan saran-saran
yang disampaikan, saya mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan
pahala. Semoga laporan ini bisa memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi
pembacanya.
Pemalang, 25 Juni 2015
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... 5
2.1 Deskripsi Teoretik ............................................................... 5
2.1.1 Tahap perkembangan psikoseksual .......................... 5
2.1.2 Ciri-ciri penderita oedipus complex ........................ 7
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 9
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................... 9
3.2 Fokus Penelitian ................................................................... 9
3.3 Subyek dan Lokasi Penelitian ............................................ 9
3.4 Alat Pengumpulan Data ....................................................... 10
3.5 Analisis Data ........................................................................ 10
4. 4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek
sekaligus. Menusia berfikir dan merenung, kemudian menjadikan dirinya sebagai obyek
fikiran dan renungan. Manusia sangat menarik di mata manusia itu sendiri. Terkadang
manusia dipuja, tetapi di kala yang lain ia dihujat. Secara internal manusia sering merasa
bangga dan bahagia menjadi manusia, tetapi di mata orang lain atau di waktu yang lain,
terkadang manusia menyesali dirinya sendiri, menyesali keberadaannya sebagai manusia.
Ada manusia yang perilakunya berada di luar batas perikemanusiaan, tetapi ada juga
manusia yang begitu tinggi tingkat kemanusiaannya sehingga manusia dapat disebut sebagai
"manusia suci". Pada umumnya manusia tertarik untuk bertanya tentang dirinya ketika
berada dalam puncak- puncak kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keberhasilan dan puncak
kegagalan. Ada yang beranggapan, bahwa berapapun manusia terdiri dari jiwa dan raga,
tetapi penilaian tentang kualitas manusia terfokus pada jiwanya, terkadang disebut hatinya,
karena hakikat manusia adalah jiwanya.
Menurut Freudian, perkembangan psikoseksual adalah elemen sentral
dari psikoanalisis teori dorongan seksual , bahwa manusia, sejak lahir, memiliki
sebuah insting libido (nafsu seksual) yang berkembang dalam lima tahap. Setiap tahap -
yang lisan , para anal , yang phallic , yang laten , dan genital - ditandai oleh zona sensitif
seksual yang merupakan sumber dari drive libidinal. Sigmund Freud mengusulkan bahwa
jika anak mengalami frustrasi seksual dalam kaitannya dengan setiap perkembangan
psikoseksual panggung , anak akan mengalami kecemasan yang akan bertahan menjadi
dewasa sebagai neurosis , gangguan mental fungsional.
http://amhypoer.blogspot.co.id/2014/05/perkembangan-psikoseksual-menurut.html
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perilaku Oedipus Complex ditinjau dari teori psikoanalisis?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana perilaku Oedipus Complex ditinjau dari teori
psikoanalisis?
5. 5
BAB 2
KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TEORETIK
Dalam psikoanalisis istilah insting dan dorongan seringkali digunakan bergantian.
Akan tetapi istilah dorongan maknanya lebih luas (Sharf, 2012: 33). Freud memandang
perilaku manusia ditentukan oleh dorongan irasional, motivasi-motivasi yang tidak sadar, dan
dorongan biologis dan insting seperti bekembangnya tahap penting psikoseksual pada usia
enam tahun pertama. Insting adalah pendekatan utama Freud. Meskipun pada awalnya
digunakan istilah libido untuk bersinggungan dengan energi seksual, akan tetapi dalam
perkembangannya meluas menjadi energi dari semua insting kehidupan. Insting ini bertujuan
untuk membuat individu bertahan hidup, dan berorientasi pada pertumbuhan, perkembangan
dan kreatifitas (Corey, 2009: 61).
a. Tahap perkembangan psikoseksual
Freud menyatakan tahap perkembangan psikoseksual individu sebagai berikut:
a) Tahap oral (lahir – 12 bulan) Pada masa ini individu organ yang mengalami tingkat
kepuasan adalah daerah mulut dan bibir. Perilaku yang dilakukan individu adalah
menghisap dan menelan makanan. Aktifitas selama tahap oral ini adalah oral-
inkoporatif dan oral-agresif. Oral-inkoporatif merupakan stimulasi pada daerah mulut
yang mengasikkan. Sedangkan oral-agresif merupakan kondisi dimana individu
sudah mulai tumbuh gigi dengan melakukan aktifitas berupa menggigit.
b) Tahap anal (1 sampai 3 tahun) Pada tahap ini ditandai kenikmatan pada daerah anus.
Biasanya pada usia ini anak belajar untuk mengendalikan buang air dengan cara
dilatih untuk melakukan toilet training.
c) Tahap Phallic (3 sampai 5 tahun) Pada tahap ini kenikmatan berpusat pada alat
kelamin. Individu mulai mengenali dan membedakan bentuk tubuh antara laki-laki
dan perempuan. Selain itu, permasalahan pada tahap ini adalah konflik seksual yaitu
pada anak laki-laki sangat mencintai ibunya dan menciptakan permusuhan dengan
ayahnya hal ini biasa disebut dengan oedipus complex.
d) Tahap Latency (5 tahun sampai masa puber) Dimana ketertarikan pada Seksual
beralih menjadi sosialisasi, dan anak-anak mengalihkan perhatian padahal yang lebih
6. 6
luas. Dorongan seks disublimasikan ke kegiatan sekolah seperti olahraga dan
pramuka.
e) Tahap Genital (masa puber sampai masa dewasa) Pada usia ini anak mulai tertarik
pada lawan jenis, dan mulai memikul tanggung jawab sebaga orang dewasa. Dan
mereka mencoba untuk menghindar dan bebas dari hubungan dengan orang tua, dan
mengembangkan fase pribadi. Menurut freud, pada masa ini ada masa perkembangan
identitas pribadi. Apabila hal ini tidak terjadi maka mengakibatkan krisis identitas
diri.
https://konselorwahyu.wordpress.com/2014/03/31/konseling-pendekatan-psikoanalisis/
Menurut peneliti kecenderungan subyek pada usia 3-5 tahun untuk bersaing dengan
ayahnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ibunya, biasanya seorang ibu
memiliki dorongan seksual yang dapat dikendalikan karena ada rasa takut akan hukuman dari
ayahnya, sehingga ketakutan terhadap ayah tersebut mewujudkan dalam ketakutan yang
berlebihan dan berkelanjutan. Pemicu Timbulnya Gangguan Oedipus Complex, terjadi karena
faktor kejiwaan yang didapatkan subjek sejak masa kecil, seperti contohnya terlalu dekat atau
terlalu dilindungi oleh ibunya.
Oedipus Complex dalam aliran psikoanalisis Sigmund Freud merujuk pada suatu
tahapan perkembangan psikoseksual di masa anak-anak saat anak dari jenis kelamin laki -
laki menganggap ayah mereka sebagai musuh dan saingan dalam meraih cinta yang eksklusif
dari ibunya.
Menurut Sigmund Freud (dalam buku corey 2009) merujuk pada suatu
tahapan perkembangan psikoseksual pada masa anak-anak ketika hasrat
anak untuk secara seksual memiliki orang tua dengan jenis kelamin
berbeda (misalnya laki-laki tertarik kepada ibunya dan menganggap
ayahnya sebagai saingan, sedangkan perempuan tertarik kepada ayahnya
dan menganggap ibunya sebagai saingan).
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompleks_Oidipus
7. 7
b. Ciri – ciri seorang yang penderita Sindrom Oedipus Complex :
Maksud dari Sindrom Oedipus Complex disini adalah pengaruh lanjutan yang di timbulkan
dari konflik emosional yang dialaminya pada masa kecil terhadap ibunya atau ayahnya dan
membawa pengaruh yang berkepanjangan dalam kehidupannya hingga dewasa.
Ciri – cirinya antara lain :
1. Selalu tertarik dengan wanita yang lebih tua dan seumuran ibunya.
2. Selalu bergantung pada orang lain.
3. Tidak bisa mengambil keputusan sendiri, senang dimanja, dan disayangi.
http://didefinisipengertian.blogspot.co.id/2015/05/definisi-pengertian-oedipoes-
complex.html
B. PENELITIAN TERDAHULU
Abstrak
Normalnya semakin dewasa seseorang, ia semakin mandiri, mampu
bertindak dan mengambil keputusan tanpa tergantung pada figur tertentu.
Namun, kenyataan menunjukkan, ada pribadi-pribadi yang gagal mencapai
perkembangan tersebut. Cukup banyak pria dewasa yang masih berkiblat pada
ibunya. Libido (dorongan erotis-biologis) menurut ahli Psikoanalisis ini tidak
muncul secara mendadak pada masa pubertas, melainkan sudah ada sejak lahir
dan perwujudannya berbeda-beda menurut tahapan usia. perkembangan
tersebut dinyatakan bahwa seseorang dapat gagal mengatasi konflik yang
terjadi dalam tiap-tiap tahapan (oral, anal, phallic, latency, genital).
Perkembangannya berhenti dalam tahap tersebut hingga dewasa. Jadi, bila
seorang anak pada masa phallic tidak berhasil mengatasi oedipus complex,
akan terbawa terus hingga dewasa.
http:/jurnalnasional.kompas.com/read/2010/06/01/08345568/www.kompas.co
m
Menurut (Bernard & Turman, 2008, hal.136). Oedipus Complex adalah “Jenis
perilaku di mana anak lelaki terus mengidentifikasi diri dengan ibu”
https://prezi.com/cy8ygjvqrdno/presentasi-semhas/
8. 8
Jurnal yang peneliti kutip ini sesuai dengan gambaran tentang subyek, penelitian ini
ditulis peneliti dengan menggunakan pendekatan psikoanalisis, dimanapun subyek
ditempatkan dalam lingkungan positif maupun lingkungan negatif pastinya subyek tetap
terbentuk perilaku yang sama yaitu perilaku Oedipus Complex. Perilaku Oedipus Complex
itu sendiri sudah terbentuk dari dalam subyek sendiri pada usia 3-5 tahun dimana perilaku
subyek yang peneliti ambil di didik oleh orang tuanya penuh dengan kasih sayang dan
perhatian tetapi berlebihan dalam mendidik subyek, ketika subyek menginjak umur remaja,
pubertas subyek semakin matang dan memiliki perilaku yang menyimpang yaitu menyukai
lawan jenis yang usianya berbeda jauh dengan subyek, atau sering di katakan perilaku
Oedipus Complex.
Abstract
In psychoanalytic theory, the Oedipus complex show emotions and ideas that
continue in the subconscious mind, through dynamic repression, which
concentrate on a child's desire to sexually possess his mother (Freud.1900). In
the process of his psychosexual development, this complex formation boy's
phallic stage of discrete sexual identity.
http://ojs.academypublisher.com/index.php/jltr/article/view/020614201424
9. 9
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan psikoanalisis karena kasus yang
dibahas mengenai perilaku Oedipus Complex dalam teorinya pendekatan psikoanalisis
merupakan perilaku manusia ditentukan oleh dorongan irasional, motivasi-motivasi yang
tidak sadar, dan dorongan biologis dan insting seperti bekembangnya tahap penting
psikoseksual pada usia enam tahun pertama. Pada kasus ini peneliti akan membahas masalah
yang dialami oleh subyek, bukan mengatasi masalah yang dialami oleh subyek.
https://konselorwahyu.wordpress.com/2014/03/31/konseling-pendekatan-psikoanalisis/
B. FOKUS PENELITIAN
Pada studi kasus yang sedang peneliti lakukan, memfokuskan pada penelitian perilaku
Oedipus Complex, setiap manusia yang ditentukan oleh dorongan yang tidak bisa di pahami
oleh dirinya sendiri, dan dorongan pemikiran yang ada dalam diri subjek, penulis mengambil
tema “perilaku oedipus complex ditinjau dari teori psikonalisis” karena pada fokus penelitian
ini sesuai dengan fakta atau kenyataan dari subjek.
C. SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN
o Identitas subyek
Nama (inisial) : RM
Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang 19 Januari 1992
Status : MAHASISWA
Alamat : Ds. Klareyan, Kec. Petarukan, Kab, Pemalang
o Identitas orang terdekat subyek
Orang tua :
Ayah : AN
Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang 12 mei 1970
Pekerjaan : Guru
10. 10
Ibu : SR
Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang 24 april 1972
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No Hari dan Tanggal
Pelaksana
Tempat Keterangan Waktu
1. Minggu 17 april 2016 Rumah subyek Menanyakan
permasalahan
kepada subyek
tentang perilaku
Oedipus Complex
yang dialami oleh
subyek.
1 JAM
D. ALAT PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data ini peneliti mengambil teknik instrumen wawancara. Dengan
tujuan agar peneliti dapat mengerti betul sesuatu informasi secara lisan yang disampaikan
dari RM, dengan menggunakan teknik wawancara ini peneliti bisa mengetahui perilaku
Oedipus Complex yang dialami oleh RM, ketika subyek menyampaikan informasi yang nyata
dalam diri subyek. Peneliti memiliki kelengkapan informasi dari subyek dengan jelas. Dalam
menggunakan teknik wawancara ini penulis juga menanyakan pertanyaan kepada subyek
lebih jauh dan rinci lagi kepada RM, pertanyaan yang penulis berikan kepada RM di jawab
dengan benar apa yang dialami oleh subyek, dan terbuka dalam menjawab pertanyaan
peneliti.
E. ANALISIS DATA
Penulis dalam menganalisis data subyek dengan menggunakan triangulasi data yang artinya
membandingkan dua narasumber yang berbeda agar data yang ditulis dari peneliti tepat,
akurat dan dapat dipercaya.