Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya dan konsep-konsep terkaitnya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan hamburan. Secara khusus membahas tentang bagaimana interferensi cahaya dapat menghasilkan warna pada bulu burung merak, dan bagaimana difraksi terjadi ketika cahaya melewati celah tunggal atau kisi. Juga menjelaskan tentang polarisasi cahaya akibat pemantulan, pembiasan ganda,
4. TUJUAN
Setelah mempelajari materi
ini, peserta didik diharapkan
dapat :
1. Memformulasikan peristiwa
Interfrensi Cahaya pada celah
ganda
2. Mengidentifikasi sifat-sifat
cahaya melalui percobaan
kelompok
3. Menganalisis penerapan sifat
cahaya dalam pemecahan masalah
diskusi dan informasi
GELOMBANG CAHAYA
5. P
E
N
G
A
N
T
A
R
Bagaimana warna burung merak terbentuk ?
Warna pada bulu burung merak tidak
disebabkan oleh pigment pada bulu. Jika tidak
dihasilkan oleh pigment ,bagaimana warna
yang indah tersebut terbentuk ?
GELOMBANG CAHAYA
6. Bulu burung merak
Warna pada bulu burung merak dipengaruhi oleh
interferensi. Struktur multi lapisan bulu menghasilkan
interferensi yang menguatkan untuk beberapa warna
seperti biru dan hijau
Warna akan berubah pada saat anda melihat pada
sudut yang berbeda-beda
Warna-warni pada kupu-kupu dan burung humming
juga merupakan efek dari hasil interferensi
7. CELAH GANDA
INTERFRENSI
CELAH TIPIS
CELAH TUNGGAL
GELOMBANG
CAHAYA
DIFRAKSI
DIFRAKSI KISI
PEMANTULAN
POLARISASI
REFLEKSI
PEMBIASAN GANDA
ABSORBSI SELEKTIF
HAMBURAN
GELOMBANG CAHAYA
8. A. INTERFRENSI CAHAYA
Interfrensi Cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang
atau lebih yang koheren.
Dua gelombang dikatakan koheren, jika kedua gelombang
mempunyai frekuensi dan amplitudo sama serta beda fasenya
tetap.
Interfrensi cahaya akan menghasilkan pola interfrensi yaitu
pola garis terang
pola garis gelap
BAGAN
GELOMBANG CAHAYA
9. Untuk mendapatkan dua cahaya yang koheren
maka sumber cahaya dilewatkan pada dua celah (celah
ganda). Cahaya dari setiap celah akan koheren karena
berasal dari satu sumber cahaya. Tiap-tiap celah dapat
berfungsi sebagai sumber cahaya. Sumber cahaya
harus monokromatis
Hasil dari Superposisi cahaya yang berasal dari dua
celah ini dapat maksimum atau minimum.
,
sedang
GELOMBANG CAHAYA
10. Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat
digambarkan seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. (a) tidak terjadi interferensi, (b) terjadi
interferensi
12. d = jarak antar dua celah
(meter)
a. Interfrensi maksimum
garis terang
ℓ = jarak celah ke layar
d sin
λ
(meter)θ = m minimum
b. Interfrensi
Atau jarak pola interfrensi
p =garis gelap
dp =m
ke terang = λ
d sin θ pusat ½ λ
(2m-1)
θ
d
ℓ
Atau
d p = (2m-1) ½ λ
ℓ
Jarak antara 2 garis terang
m = 1,2,3,... gelap
atau 2 garis
d sin θ
dirumuskan :
Δd p = λ
ℓ
GELOMBANG CAHAYA
BAGAN
p
ℓ
13. n = indeks bias lapisan tipis
d = tebal lapisan
r = sudut sinar bias
C
i
O
B
r
n
d
A
a. Interfrensi maksimum garis terang
2 n d Cos r = (2 m – 1) ½ λ
m = 1,2,3...
b. Interfrensi minimum garis gelap
2 n d Cos r = m λ
BAGAN
GELOMBANG CAHAYA
14. C. Difraksi
1. Difraksi celah tunggal
jika muka gelombang melalui celah sempit, maka
gelombang ini akan mengalami lenturan (difraksi).
Pembelokan cahaya(difraksi) dapat terjadi ketika
cahaya melewati suatu celah tunggal dan akan
menghasilkan pola garis terang dan gelap.
terjadinya difraksi diperlihatkan pada animasi
berikut
BAGAN
GELOMBANG CAHAYA
16. Jika muka gelombang melalui celah sempit,
maka gelombang ini akan mengalami lenturan
(difraksi).
Jika cahaya melewati celah majemuk (kisi),
maka cahaya akan mengalami difraksi, disini
cahaya putih melewati kisi difraksi sehingga
mengalami difraksi dan terurai menurut
panjang galombang masing-masing.
Perhatikan animasi berikut ini
BAGAN
GELOMBANG CAHAYA
17. Orde ke 2
Kisi difraksi
Orde ke 1
Cahaya putih
Orde ke nol
Orde ke 1
Orde ke 2
d = jarak antar celah pada kisi
N = jumlah garis per cm kisi
m = orde
GELOMBANG CAHAYA
BAGAN
18. D. POLARISASI
Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar
gelombang transversal sehingga gelombang hanya
memiliki satu arah getar saja.
Jika sinar datang pada cermin datar dengan sudut
57°, maka sinar ini merupakan sinar terpolarisasi.
Perhatikan animasi berikut
i = 57°
i = 57°
Cermin datar
BAGAN
GELOMBANG CAHAYA
19. 2. Polarisasi karena pembiasan dan
pemantulan
Jika sudut pantul (i) + sudut bias (r) = 90
Atau (r) = 90 - i, maka berlaku :
Tg i = n2
N
n1
i
i’
i adalah sudut polarisasi
Medium 1 (n1)
Cermin datar
Medium 2 (n2)
r
BAGAN
GELOMBANG CAHAYA
20. 3. Polarisasi karena pembiasan ganda
(Bias Kembar)
J I K A C A H AYA M E L A L U I K A C A , M A K A C A H AYA L E W AT D E N G A N
K E L A J U A N YA N G S A M A K E S E G A L A P E N J U R U , K A R E N A K A C A
H A N YA M E M I L I K I S AT U I N D E K S B I A S , A K A N T E TA P I , B A H A N
K R I S TA L T E R T E N T U ( K A L S I T D A N K U A R S A ) M E M I L I K I I N D E K S
B I A S L E B I H D A R I S AT U , S E H I N G G A K E L A J U A N C A H AYA T I D A K
SAM A.
J A D I C A H AYA YA N G M E L A L U I B A H A N I N I A K A N M E N G A L A M I
PEMBIAS AN GANDA (KEMBAR)
GELOMBANG CAHAYA
BAGAN
21. Polarisator melewatkan sinar terpolarisasi dengan
intensitas I1 = ½ I0.
Analisator berfungsi menganalisis sinar yang
dilewatkan polarisator, mata melihat sinar paling
terang, selanjutnya sinar meredup pada saat
polarisator dan analisator saling tegak lurus, maka
tampak gelap.
Intensitas cahaya yang keluar dari analisator
memenuhi persamaan
I2 = I1 Cos2 θ = ½ I0 Cos2 θ
GELOMBANG CAHAYA
BAGAN
22. 5. POLARISASI KARENA HAMBURAN
Cahaya yang terpolarisasi oleh atmosfer
bumi, mengakibatkan langit berwarna biru.
Hal ini terjadi karena cahaya warna biru paling
efektif dihamburkan jika dibandingkan dengan
cahaya lainnya
GELOMBANG CAHAYA
BAGAN