Tradisi lisan merupakan warisan budaya yang diwariskan secara turun temurun melalui lisan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, ciri-ciri, jenis, dan upaya melestarikan tradisi lisan seperti melalui pendidikan, keluarga, hiburan, dan teknologi agar tidak punah di era modern.
3. • Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan
kebiasaan/ adat istiadat, menggunakan bahasa
lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari
dari seseorang kepada orang lain.
• Tradisi lisan merupakan pesan atau kesaksian yang
disampaikan secara lisan secara turun-temurun
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4. • Penyebaran dilakukan secara lisan
• Anonim (penciptanya tidak diketahui)
• Menjadi milik bersama dari masyarakat (kolektif)
tertentu
• Bersifat tradisional
• Hadir dalam versi-versi yang berbeda
• Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki
kemampuan berkomunikasi meskipun belum
mengenal tulisan tetapi mereka telah mampu
merekam pengalaman masa lalunya.
6. FOLKLOR
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat
tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi
tidak dibukukan.
Menurut Jan Harold Brunvard, ahli folklor dari Amerika Serikat, folklor dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu:
1. Folklor lisan yaitu folklor yang murni berbentuk lisan
2. Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan
campuran unsur lisan dan non-lisan, seperti: kepercayaan rakyat
(takhayul), permainan rakyat, tarian rakyat, adat istiadat, pesta rakyat
dsb.
3. Folklor bukan lisan adalah folklor yang berbentuk bukan lisan walaupun
cara pembuatannya diajarkan secara lisan, seperti: arsitektur rakyat,
kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan daerah.
7. Mite (myth)
berarti cerita yang memiliki latar belakang sejarah, dipercayai oleh
masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak
mengandung hal-hal gaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa atau
setengah dewa.
Mitologi
adalah ilmu tentang kesusastraan yang menagndung konsep tentang
dongeng suci, kehidupan para dewa, dan makhluk halus dalam suatu
kebudayaan. Peristiwanya terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan
dunia seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau
yang lama.
Contoh:
Dewi Sri dari Jawa Tengah dan Bali, Nyai Pohaci dari Jawa Barat, Nyai Roro
Kidul Laut Selatan dari Yogyakarta, Mado-Mado (lowalangi) dari Nias dan
Wahadi dari Timor.
8. Legenda adalah prosa rakyat yang dianggap oleh yang punya cerita sebagai
suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
• Bersifat sekuler (keduniawian) terjadi pada masa yang belum begitu
lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang.
• Ditokohi oleh manusia, meskipun ada kalanya mempunyai sifat luar biasa,
dan seringkali dibantu mahkluk-mahkluk gaib.
• Dianggap sebagai “sejarah” kolektif (folk history). Meskipun dianggap
sebagai sejarah tetapi kisahnya tidak tertulis maka legenda dapat
mengalami distorsi sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah
aslinya.
• Legenda diwariskan secara turun temurun, biasanya berisi petuah atau
petunjuk mengenai yang benar dan yang salah. Dalam legenda
dimunculkan pula berbagai sifat dan karakter manusia dalam menjalani
kehidupannya yaitu sifat yang baik dan yang buruk, sifat yang benar dan
yang salah untuk selanjutnya dijadikan pedoman bagi generasi
selanjutnya.
9. UPAYA MELESTARIKAN TRADISI LISAN
1. Masuk ke dalam kurikulum
sekolah
Ini merupakan suatu dorongan
dari pemerintah. Karena
tradisi lisan membantu anak
didik, terutama pada usia dini
mengembangkan mimpi dan
karakter mereka saat dewasa.
Supaya bangsa indonesia
menjadi bangsa yang
multibudaya dan menghargai
keharmonisan. Dan harus
dibentuk sejak awal untuk
memberikan nilai-nilai moral
yang terdapat pada tradisi
lisan.
10. 2. Masuk kedalam kehidupan
keluarga
Tradisi lisan awal mula berasal
dari orang tua lalu turun
temurun ke anak-anaknya.
Sejak usia dini anak-anak harus
mulai mengenal tradisi lisan.
Agar ke depannya mereka
dapat menyebarkan budaya
mereka ke seluruh negara
didunia dan menjadi
pendoman untuk kehidupan
mereka.
11. 3. Melalui pentas drama ataupun
seminar-seminar yang
berhubungan dengan tradisi
lisan.
Dalam hal ini pemerintah atau
para seniman mengajak
masyarakat untuk melestarikan
tradisi lisan di zaman modern
seperti ini. Melalui beberapa
pentas seperti, drama yang
mengandung dari cerita rakyat,
menyanyi lagu-lagu daerah, dan
penampilan wayang dengan
menggunakan berbagai bahasa
yang berasal dari daerahnya
masing-masing.
12. 4. Melalui teknologi atau
telekomunikasi
Dengan memberitahu atau
menyebarkan tradisi lisan
yang selama ini berjalan
melalui pentas-pentas yang
tidak efektif. Dan secara tidak
langsung seluruh masyarakat
dapat mengetahui tradisi lisan
dan bisa menguatkan peran
tradisi lisan di era global ini .
13. Kesimpulan
Tradisi lisan merupakan identitas komunitas dan salah satu
sumber penting dalam pembentukan karakter bangsa melalui
nilai-nilai luhur yang diwariskannya. Agar tradisi lisan tidak
punah harus ada upaya pelestariannya dapat melalui dari
pelajaran disekolah, keluarga, beberapa pentas seni, dan
melalui telokomunikasi. Jadi, tradisi lisan harus kita jaga
walaupun perkembangan arus era globalisasi dari luar
ataupun dalam.