SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
Télécharger pour lire hors ligne
DRAFT
PERATURAN
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN 2013
TENTANG
PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a. bahwa internet merupakan salah satu media perwujudan
hak asasi manusia melalui kemerdekaan menyampaikan
pendapat dan memperoleh informasi yang dilaksanakan
secara bertanggung jawab, selaras dan seimbang antara
kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan teknologi
informasi dan transaksi elektronik serta melindungi
kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai
akibat
penyalahgunaan
informasi
elektronik
yang
mengganggu ketertiban umum sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan;
c.

bahwa untuk memberikan akses internet yang sehat dan
aman bagi masyarkat dengan memberikan perlindungan
berdasarkan daftar informasi sehat dan terpercaya;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a sampai dengan huruf c, maka dipandang
perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan
Negatif.
Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
DRAFT
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4928);
3. Undang-Undang
Nomor
14
Tahun
2008
tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian
Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;
5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
17/P/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN
NEGATIF
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pemblokiran Situs Internet Bermuatan Negatif yang selanjutnya disebut
Pemblokiran adalah aksi yang diambil untuk menghentikan masyarakat
untuk mengakses informasi dari sebuah situs bermuatan negatif.
2. Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,
gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk
pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau
pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi
seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
3. Penyelenggara Telekomunikasi adalah adalah perseorangan, koperasi, badan
usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi
pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara.
4. Sampel adalah sampel laman situs yang diambil dengan bentuk image.
5. Normalisasi adalah proses penghapusan alamat situs dari TRUST+Positif.
6. Menteri adalah Menteri Komunikasi dan Informatika.
DRAFT
7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang membidangi aplikasi
informatika.
8. Direktur adalah Direktur yang membidangi e-Business.

BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan Peraturan Menteri ini, yaitu:
1. memberikan acuan bagi Pemerintah dan masyarakat terhadap pemahaman
situs internet bermuatan negatif dan peran bersama dalam penanganannya;
2. melindungi kepentingan umum dari konten internet
memberikan dampak negatif dan atau merugikan.

yang

berpotensi

Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini, yaitu:
1. penentuan situs internet bermuatan negatif yang perlu ditangani;
2. peran Pemerintah
bermuatan negatif;

dan

masyarakat

dalam

penanganan

situs

internet

3. tanggung jawab Penyelenggara Jasa Akses Internet dalam penanganan situs
bermuatan negatif;
4. tata cara pemblokiran dan normalisasi pemblokiran dalam penanganan situs
internet bermuatan negatif.

BAB III
SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
Pasal 4
(1) Jenis situs internet bermuatan negatif yang ditangani sebagaimana dimaksud
pada Pasal 3 butir 1, yaitu:
1. pornografi;
2. perjudian;
3. kegiatan ilegal lainnya.
(2) Kegiatan ilegal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir 3
merupakan kegiatan ilegal yang pelaporannya berasal dari Kementerian atau
Lembaga Pemerintah yang berwenang.
DRAFT
BAB IV
PERAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
Pasal 5
(1) Masyarakat dapat mengajukan pelaporan untuk meminta pemblokiran atas
muatan negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 1 dan
butir 2.
(2) Kementerian atau Lembaga Pemerintah dapat meminta pemblokiran situs
internet bermuatan negatif yang menjadi bidang kewenangannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 3.
(3) Lembaga Penegak Hukum dan atau Lembaga Peradilan dapat meminta
pemblokiran situs bermuatan negatif.
Pasal 6
(1) Direktur Jenderal menyediakan daftar alamat situs yang bermuatan negatif
yang disebut TRUST+Positif.
(2) Direktur Jenderal memerintahkan kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet
untuk melaksanakan pemblokiran pada sisi layanan mereka mengacu kepada
TRUST+Positif atau menggunakan layanan pemblokiran dari Penyelenggara
Layanan Pemblokiran yang terdaftar.
Pasal 7
Masyarakat dapat ikut serta menyelenggarakan layanan pemblokiran dengan
memuat paling sedikit situs-situs dalam TRUST+Positif.
Pasal 8
(1) Penyelenggaraan layanan pemblokiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dilakukan oleh Penyelenggara Layanan Pemblokiran.
(2) Penyelenggara Layanan Pemblokiran harus memiliki kriteria sekurangkurangnya:
a. terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik;
b. berbadan hukum Indonesia;
c. menempatkan pusat datanya di Indonesia;
d. memiliki prosedur operasi yang transparan dan akuntabel;
DRAFT
BAB V
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA JASA AKSES INTERNET
Pasal 9
(1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pemblokiran terhadap
situs-situs yang terdapat dalam TRUST+Positif.
(2) Pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. pemblokiran mandiri; atau
b. pemblokiran menggunakan layanan
Penyelenggara Layanan Pemblokiran.

pemblokiran

yang

disediakan

(3) Dalam hal Penyelenggara Jasa Akses Internet tidak melakukan pemblokiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Jasa Akses Internet
dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(4) Penyelenggara Jasa Akses Internet yang telah menjalankan pemblokiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Penyelenggara Jasa Akses
Internet tersebut telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait dengan Pasal 4.
Pasal 10
(1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pembaruan data atas
daftar baru yang masuk kedalam TRUST+Positif.
(2) Pembaharuan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a. wajib terlaksana paling sedikit 1 x seminggu untuk pembaharuan rutin;
b. wajib terlaksana paling sedikit 1 x 24 jam untuk pembaharuan bersifat
darurat.

BAB VI
TATA CARA PEMBLOKIRAN DAN NORMALISASI PEMBLOKIRAN
Bagian Kesatu
Penerimaan Laporan
Pasal 11
Tata cara penerimaan laporan meliputi:
DRAFT
1. Penerimaan laporan berupa pelaporan atas:
a. situs internet bermuatan negatif; atau
b. permintaan normalisasi pemblokiran situs.
2. Pelaporan disampaikan oleh masyarakat kepada Menteri c.q. Direktur
Jenderal melalui fasilitas penerimaan pelaporan berupa e-mail aduan dan
atau pelaporan berbasis situs yang disediakan;
3. Pelaporan dari masyarakat dapat dikategorikan sebagai pelaporan darurat
apabila menyangkut hak pribadi, pornografi anak, dan dampak negatif yang
cepat di masyarakat dan atau permintaan yang bersifat khusus.
Pasal 12
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) harus telah melalui
penilaian di Kementerian/Lembaga terkait dengan memuat alamat situs, jenis
muatan negatif, jenis pelanggaran dan keterangan;
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pejabat
berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar
alamat situs dan hasil penilaian;
(3) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal
melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan.
Pasal 13
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilakukan dalam
rangka penindakan dan penegakan hukum.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah melakui penilaian
pada Lembaga Penegak Hukum atau Lembaga Peradilan yang bersangkutan.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Pejabat
berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar
alamat situs dan hasil penilaian.
(4) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur Jenderal
melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan.
Bagian Kedua
Tindak Lanjut dan Pemberkasan Laporan
Pasal 14
Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan meliputi:
1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
DRAFT
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1
x 24 jam sejak pelaporan diterima;
3. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif:
a. Direktur Jenderal menempatkan alamat
TRUST+Positif dalam periode pemberkasan;

situs

tersebut

ke

dalam

b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan
alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 1 x 12 jam sejak
laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa
Akses Internet.
Pasal 15
Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Kementerian/Lembaga
meliputi:
1. Direktur Jenderal memberikan peringatan melalui e-mail kepada penyedia
situs untuk menyampaikan adanya muatan negatif.
2. Dalam hal penyedia situs tidak mengindahkan peringatan sebagaimana butir
1 dalam waktu 2 x 24 jam, maka dilakukan pemberkasan.
3. Dalam hal tidak ada alamat komunikasi yang dapat dihubungi maka langsung
dilakukan pemberkasan.
4. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
5. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 5
(lima) hari kerja sejak pelaporan diterima;
6. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif:
a. Direktur Jenderal menempatkan alamat
TRUST+Positif dalam periode pemberkasan;

situs

tersebut

ke

dalam
DRAFT
b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan
alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak
laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa
Akses Internet.
Pasal 16
Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Lembaga Penegak Hukum
atau Lembaga Peradilan meliputi:
1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 3
(tiga) hari kerja sejak pelaporan diterima;
3. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam TRUST+Positif
dalam periode pemberkasan;
4. Apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat
situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak laporan
diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses
Internet.
Bagian Ketiga
Tata Cara Normalisasi
Pasal 17
(1) Pengelola situs atau
pemblokiran situs.

masyarakat

dapat

mengajukan

normalisasi

atas

(2) Tata cara pelaporan normalisasi dilakukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11.
(3) Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik
berikut penguraian pelaporan;
b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel
situs;
DRAFT
c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database
elektronik.
(4) Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1
x 24 jam sejak pelaporan diterima.
(5) Apabila situs internet dimaksud bukan merupakan situs bermuatan negatif:
a. menghilangkan dari TRUST+Positif;
b. melakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet atas
proses normalisasi tersebut;
c. melakukan pemberitahuan (notifikasi) secara elektronik atas hasil penilaian
kepada pelapor.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
2013
MENTERI KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA,

TIFATUL SEMBIRING
Diundangkan di Jakarta pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR

Contenu connexe

Tendances

Tanggapan ICT Watch atas RPM Konten Negatif
Tanggapan ICT Watch atas RPM Konten NegatifTanggapan ICT Watch atas RPM Konten Negatif
Tanggapan ICT Watch atas RPM Konten NegatifICT Watch
 
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirPernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirICT Watch
 
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadiDigital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadiSatuDunia
 
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014ICT Watch
 
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi  UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguRevisi  UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguICT Watch
 
Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial
Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media SosialAncaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial
Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media SosialRusmanto Maryanto
 
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifNota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifICT Watch
 
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Damar Juniarto
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruDamar Juniarto
 
Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Fitriadye Banjang
 
Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)wulandari1996
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITEICT Watch
 
Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14Artiny Tianis
 
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...fraksi balkon
 

Tendances (18)

Tanggapan ICT Watch atas RPM Konten Negatif
Tanggapan ICT Watch atas RPM Konten NegatifTanggapan ICT Watch atas RPM Konten Negatif
Tanggapan ICT Watch atas RPM Konten Negatif
 
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen BlokirPernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
Pernyataan Pers Menyikapi Permen Blokir
 
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadiDigital right dan free trade_ firdaus cahyadi
Digital right dan free trade_ firdaus cahyadi
 
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
Draft Permohonan Keberatan Permenkominfo 19/2014
 
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi  UU ITE: Memerdekakan atau MembelenguRevisi  UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
Revisi UU ITE: Memerdekakan atau Membelengu
 
Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial
Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media SosialAncaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial
Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial
 
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs NegatifNota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
Nota Keberatan APJII atas Permen Situs Negatif
 
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
 
Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2
 
Uud ite
Uud iteUud ite
Uud ite
 
INSAN
INSANINSAN
INSAN
 
Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
Ulasan Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITE
 
Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14Bab iii cyberlaw 9 14
Bab iii cyberlaw 9 14
 
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
K1 risalah mp_iii_ts_10-11_risalah_rdp&rdpu_kom_i_dg_brti,_id-sirtii,_operato...
 
Bicara Atau Penjara
Bicara Atau Penjara Bicara Atau Penjara
Bicara Atau Penjara
 
Presentasi uu kip
Presentasi uu kipPresentasi uu kip
Presentasi uu kip
 

En vedette

Getting the EWord Out
Getting the EWord OutGetting the EWord Out
Getting the EWord Outnewstips
 
Hchem bell ringers 1 30 to 2-17
Hchem bell ringers 1 30 to 2-17Hchem bell ringers 1 30 to 2-17
Hchem bell ringers 1 30 to 2-17Paul Cummings
 
microwave in electric utilities presentation (widescreen)
microwave in electric utilities presentation (widescreen)microwave in electric utilities presentation (widescreen)
microwave in electric utilities presentation (widescreen)johnbuna
 
Arcc strategy session_presentation_final
Arcc strategy session_presentation_finalArcc strategy session_presentation_final
Arcc strategy session_presentation_finalnewstips
 
Pecha Kucha Night Chennai
Pecha Kucha Night ChennaiPecha Kucha Night Chennai
Pecha Kucha Night Chennaijnagae
 
CMW Lumity Presentation
CMW Lumity PresentationCMW Lumity Presentation
CMW Lumity Presentationnewstips
 
Message Presentation
Message PresentationMessage Presentation
Message Presentationnewstips
 
2 Thessalonians
2 Thessalonians2 Thessalonians
2 Thessaloniansjohnbuna
 
PeopleLinx S20C final final 042615
PeopleLinx S20C final final 042615 PeopleLinx S20C final final 042615
PeopleLinx S20C final final 042615 David DiStefano
 
Jawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust PositifJawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust PositifICT Watch - Indonesia
 
How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009
How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009
How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009newstips
 
How to Get Heard - for Youth Connection Charter School
How to Get Heard - for Youth Connection Charter SchoolHow to Get Heard - for Youth Connection Charter School
How to Get Heard - for Youth Connection Charter Schoolnewstips
 
Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)
Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)
Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)ICT Watch - Indonesia
 
Es bell ringers 1 23 to 2-17
Es bell ringers 1 23 to 2-17Es bell ringers 1 23 to 2-17
Es bell ringers 1 23 to 2-17Paul Cummings
 

En vedette (20)

Flr walk
Flr walkFlr walk
Flr walk
 
Getting the EWord Out
Getting the EWord OutGetting the EWord Out
Getting the EWord Out
 
Cir 2014
Cir 2014Cir 2014
Cir 2014
 
Hchem bell ringers 1 30 to 2-17
Hchem bell ringers 1 30 to 2-17Hchem bell ringers 1 30 to 2-17
Hchem bell ringers 1 30 to 2-17
 
microwave in electric utilities presentation (widescreen)
microwave in electric utilities presentation (widescreen)microwave in electric utilities presentation (widescreen)
microwave in electric utilities presentation (widescreen)
 
Arcc strategy session_presentation_final
Arcc strategy session_presentation_finalArcc strategy session_presentation_final
Arcc strategy session_presentation_final
 
Pecha Kucha Night Chennai
Pecha Kucha Night ChennaiPecha Kucha Night Chennai
Pecha Kucha Night Chennai
 
CMW Lumity Presentation
CMW Lumity PresentationCMW Lumity Presentation
CMW Lumity Presentation
 
Cir 2013
Cir 2013Cir 2013
Cir 2013
 
Message Presentation
Message PresentationMessage Presentation
Message Presentation
 
2 Thessalonians
2 Thessalonians2 Thessalonians
2 Thessalonians
 
PeopleLinx S20C final final 042615
PeopleLinx S20C final final 042615 PeopleLinx S20C final final 042615
PeopleLinx S20C final final 042615
 
7 Tips to Win Information Warfare
7 Tips to Win Information Warfare7 Tips to Win Information Warfare
7 Tips to Win Information Warfare
 
Jawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust PositifJawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
Jawaban Kemkominfo tentang Trust Positif
 
How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009
How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009
How to Really Get Heard - Champaign University Y 11-3-2009
 
How to Get Heard - for Youth Connection Charter School
How to Get Heard - for Youth Connection Charter SchoolHow to Get Heard - for Youth Connection Charter School
How to Get Heard - for Youth Connection Charter School
 
Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)
Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)
Indonesian Internet Censorship Report 2010 (updated ver.3)
 
Indonesian blogosphere 2011
Indonesian blogosphere 2011Indonesian blogosphere 2011
Indonesian blogosphere 2011
 
Honors chem project
Honors chem projectHonors chem project
Honors chem project
 
Es bell ringers 1 23 to 2-17
Es bell ringers 1 23 to 2-17Es bell ringers 1 23 to 2-17
Es bell ringers 1 23 to 2-17
 

Similaire à Rpm tentang situs bermuatan negatif

RPM Penanganan Situs Bermuatan Negatif
RPM Penanganan Situs Bermuatan NegatifRPM Penanganan Situs Bermuatan Negatif
RPM Penanganan Situs Bermuatan NegatifICT Watch
 
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif relawantikaceh
 
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan NegatifPresentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan NegatifICT Watch
 
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasiTomi Oktavianor
 
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUlin Yusron
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfmerdekacom
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsiAhmad Toriq
 
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatPpnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatBengkuluKitoOnline
 
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...AndamAnnisa
 
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...CIkumparan
 
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Damar Juniarto
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...Irbah Baihaqi
 
Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Andrew Olla
 
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasimohamadafandi
 
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikPermen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikSiti Halimah
 
Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Ridho D'vhavoline
 
Presentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIKPresentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIKedy sa
 
Permen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduanPermen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduantrianita hermawati
 

Similaire à Rpm tentang situs bermuatan negatif (20)

RPM Penanganan Situs Bermuatan Negatif
RPM Penanganan Situs Bermuatan NegatifRPM Penanganan Situs Bermuatan Negatif
RPM Penanganan Situs Bermuatan Negatif
 
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
Permen kominfo 19_2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif
 
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan NegatifPresentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
Presentasi Kemkominfo tentang Penanganan Internet Bermuatan Negatif
 
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
1 uu no.36-1999_tentang_telekomunikasi
 
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasiUu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
Uu 36 thn. 1999 ttg.telekomunikasi
 
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information SecurityCybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
 
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatPpnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
 
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
 
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
Salinan SE Menkominfo No. 3 Tahun 2016 ttg Penyediaan Layanan Aplikasi dan at...
 
Eptik deface
Eptik defaceEptik deface
Eptik deface
 
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 - Penyelenggaraan...
 
Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46
 
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
9. uu no 36_th_1999_ttg_telekomunikasi
 
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronikPermen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
Permen kominfo tata cara pendaftaran penyelenggara sistem elektronik
 
Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2
 
Presentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIKPresentasi etika profesi TIK
Presentasi etika profesi TIK
 
Permen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduanPermen no.33 th_2011 pengaduan
Permen no.33 th_2011 pengaduan
 

Plus de ICT Watch - Indonesia

Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)
Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)
Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)ICT Watch - Indonesia
 
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)ICT Watch - Indonesia
 
Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)
Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)
Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)ICT Watch - Indonesia
 
Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)
Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)
Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)ICT Watch - Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...ICT Watch - Indonesia
 
Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...
Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...
Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...ICT Watch - Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Summary ID-IGF 2014 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2014 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2014 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2014 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...ICT Watch - Indonesia
 
Summary ID-IGF 2016 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2016 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2016 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2016 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...ICT Watch - Indonesia
 
Summary ID-IGF 2017 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2017 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2017 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2017 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...ICT Watch - Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Summary ID-IGF 2018 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2018 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2018 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2018 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...ICT Watch - Indonesia
 
Summary ID-IGF 2019 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2019 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2019 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2019 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...ICT Watch - Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Summary IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)
Summary  IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)Summary  IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)
Summary IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)ICT Watch - Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002
Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002
Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002ICT Watch - Indonesia
 

Plus de ICT Watch - Indonesia (20)

Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2014 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)
Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)
Modul Pengantar Tata Kelola Internet (disusun oleh ICT Watch)
 
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
 
Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)
Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)
Modul Tata Kelola Internet (ditulis oleh DIPLO)
 
Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)
Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)
Modul Tata Kelola Internet Berbasis Hak (ditulis oleh ELSAM)
 
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
Ringkasan Dialog Nasional IGF Asia Tenggara 2021 Bali - Bahasa Indonesia (tat...
 
Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...
Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...
Summary South East Asia (SEA) IGF 2021 Bali - English (tata kelola internet /...
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Summary ID-IGF 2014 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2014 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2014 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2014 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
 
Summary ID-IGF 2016 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2016 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2016 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2016 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
 
Summary ID-IGF 2017 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2017 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2017 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2017 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2017 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Summary ID-IGF 2018 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2018 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2018 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2018 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
 
Summary ID-IGF 2019 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
Summary  ID-IGF 2019 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...Summary  ID-IGF 2019 National Dialogue  - English (tata kelola internet / int...
Summary ID-IGF 2019 National Dialogue - English (tata kelola internet / int...
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2019 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Summary IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)
Summary  IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)Summary  IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)
Summary IGF 2013 Bali - English (tata kelola internet / internet governance)
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002
Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002
Internet Sehat - Presentasi Lawas Tahun 2002
 
Donny B.U. Brief Curriculum Vitae
Donny B.U. Brief Curriculum VitaeDonny B.U. Brief Curriculum Vitae
Donny B.U. Brief Curriculum Vitae
 

Rpm tentang situs bermuatan negatif

  • 1. DRAFT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa internet merupakan salah satu media perwujudan hak asasi manusia melalui kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi yang dilaksanakan secara bertanggung jawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik serta melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi elektronik yang mengganggu ketertiban umum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; c. bahwa untuk memberikan akses internet yang sehat dan aman bagi masyarkat dengan memberikan perlindungan berdasarkan daftar informasi sehat dan terpercaya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
  • 2. DRAFT (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61); 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17/P/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemblokiran Situs Internet Bermuatan Negatif yang selanjutnya disebut Pemblokiran adalah aksi yang diambil untuk menghentikan masyarakat untuk mengakses informasi dari sebuah situs bermuatan negatif. 2. Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. 3. Penyelenggara Telekomunikasi adalah adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara. 4. Sampel adalah sampel laman situs yang diambil dengan bentuk image. 5. Normalisasi adalah proses penghapusan alamat situs dari TRUST+Positif. 6. Menteri adalah Menteri Komunikasi dan Informatika.
  • 3. DRAFT 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang membidangi aplikasi informatika. 8. Direktur adalah Direktur yang membidangi e-Business. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan Peraturan Menteri ini, yaitu: 1. memberikan acuan bagi Pemerintah dan masyarakat terhadap pemahaman situs internet bermuatan negatif dan peran bersama dalam penanganannya; 2. melindungi kepentingan umum dari konten internet memberikan dampak negatif dan atau merugikan. yang berpotensi Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini, yaitu: 1. penentuan situs internet bermuatan negatif yang perlu ditangani; 2. peran Pemerintah bermuatan negatif; dan masyarakat dalam penanganan situs internet 3. tanggung jawab Penyelenggara Jasa Akses Internet dalam penanganan situs bermuatan negatif; 4. tata cara pemblokiran dan normalisasi pemblokiran dalam penanganan situs internet bermuatan negatif. BAB III SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF Pasal 4 (1) Jenis situs internet bermuatan negatif yang ditangani sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 butir 1, yaitu: 1. pornografi; 2. perjudian; 3. kegiatan ilegal lainnya. (2) Kegiatan ilegal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir 3 merupakan kegiatan ilegal yang pelaporannya berasal dari Kementerian atau Lembaga Pemerintah yang berwenang.
  • 4. DRAFT BAB IV PERAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH Pasal 5 (1) Masyarakat dapat mengajukan pelaporan untuk meminta pemblokiran atas muatan negatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 1 dan butir 2. (2) Kementerian atau Lembaga Pemerintah dapat meminta pemblokiran situs internet bermuatan negatif yang menjadi bidang kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) butir 3. (3) Lembaga Penegak Hukum dan atau Lembaga Peradilan dapat meminta pemblokiran situs bermuatan negatif. Pasal 6 (1) Direktur Jenderal menyediakan daftar alamat situs yang bermuatan negatif yang disebut TRUST+Positif. (2) Direktur Jenderal memerintahkan kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet untuk melaksanakan pemblokiran pada sisi layanan mereka mengacu kepada TRUST+Positif atau menggunakan layanan pemblokiran dari Penyelenggara Layanan Pemblokiran yang terdaftar. Pasal 7 Masyarakat dapat ikut serta menyelenggarakan layanan pemblokiran dengan memuat paling sedikit situs-situs dalam TRUST+Positif. Pasal 8 (1) Penyelenggaraan layanan pemblokiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan oleh Penyelenggara Layanan Pemblokiran. (2) Penyelenggara Layanan Pemblokiran harus memiliki kriteria sekurangkurangnya: a. terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik; b. berbadan hukum Indonesia; c. menempatkan pusat datanya di Indonesia; d. memiliki prosedur operasi yang transparan dan akuntabel;
  • 5. DRAFT BAB V TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA JASA AKSES INTERNET Pasal 9 (1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang terdapat dalam TRUST+Positif. (2) Pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sebagai berikut: a. pemblokiran mandiri; atau b. pemblokiran menggunakan layanan Penyelenggara Layanan Pemblokiran. pemblokiran yang disediakan (3) Dalam hal Penyelenggara Jasa Akses Internet tidak melakukan pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Jasa Akses Internet dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (4) Penyelenggara Jasa Akses Internet yang telah menjalankan pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Penyelenggara Jasa Akses Internet tersebut telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan Pasal 4. Pasal 10 (1) Penyelenggara Jasa Akses Internet wajib melakukan pembaruan data atas daftar baru yang masuk kedalam TRUST+Positif. (2) Pembaharuan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. wajib terlaksana paling sedikit 1 x seminggu untuk pembaharuan rutin; b. wajib terlaksana paling sedikit 1 x 24 jam untuk pembaharuan bersifat darurat. BAB VI TATA CARA PEMBLOKIRAN DAN NORMALISASI PEMBLOKIRAN Bagian Kesatu Penerimaan Laporan Pasal 11 Tata cara penerimaan laporan meliputi:
  • 6. DRAFT 1. Penerimaan laporan berupa pelaporan atas: a. situs internet bermuatan negatif; atau b. permintaan normalisasi pemblokiran situs. 2. Pelaporan disampaikan oleh masyarakat kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal melalui fasilitas penerimaan pelaporan berupa e-mail aduan dan atau pelaporan berbasis situs yang disediakan; 3. Pelaporan dari masyarakat dapat dikategorikan sebagai pelaporan darurat apabila menyangkut hak pribadi, pornografi anak, dan dampak negatif yang cepat di masyarakat dan atau permintaan yang bersifat khusus. Pasal 12 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) harus telah melalui penilaian di Kementerian/Lembaga terkait dengan memuat alamat situs, jenis muatan negatif, jenis pelanggaran dan keterangan; (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pejabat berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar alamat situs dan hasil penilaian; (3) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan. Pasal 13 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilakukan dalam rangka penindakan dan penegakan hukum. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah melakui penilaian pada Lembaga Penegak Hukum atau Lembaga Peradilan yang bersangkutan. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Pejabat berwenang kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal, dengan dilampiri daftar alamat situs dan hasil penilaian. (4) Terhadap pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur Jenderal melakukan pemantauan terhadap situs yang dilaporkan. Bagian Kedua Tindak Lanjut dan Pemberkasan Laporan Pasal 14 Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan meliputi: 1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi:
  • 7. DRAFT a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs; c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. 2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam sejak pelaporan diterima; 3. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif: a. Direktur Jenderal menempatkan alamat TRUST+Positif dalam periode pemberkasan; situs tersebut ke dalam b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 1 x 12 jam sejak laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet. Pasal 15 Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Kementerian/Lembaga meliputi: 1. Direktur Jenderal memberikan peringatan melalui e-mail kepada penyedia situs untuk menyampaikan adanya muatan negatif. 2. Dalam hal penyedia situs tidak mengindahkan peringatan sebagaimana butir 1 dalam waktu 2 x 24 jam, maka dilakukan pemberkasan. 3. Dalam hal tidak ada alamat komunikasi yang dapat dihubungi maka langsung dilakukan pemberkasan. 4. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi: a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs; c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. 5. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak pelaporan diterima; 6. Apabila situs internet dimaksud merupakan situs bermuatan negatif: a. Direktur Jenderal menempatkan alamat TRUST+Positif dalam periode pemberkasan; situs tersebut ke dalam
  • 8. DRAFT b. apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet. Pasal 16 Tata cara tindak lanjut dan pemberkasan laporan dari Lembaga Penegak Hukum atau Lembaga Peradilan meliputi: 1. Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi: a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs; c. penampungan sampel situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. 2. Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak pelaporan diterima; 3. Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut ke dalam TRUST+Positif dalam periode pemberkasan; 4. Apabila merupakan kondisi darurat, Direktur Jenderal menempatkan alamat situs tersebut dalam TRUST+Positif dalam periode 24 jam sejak laporan diterima dan dilakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet. Bagian Ketiga Tata Cara Normalisasi Pasal 17 (1) Pengelola situs atau pemblokiran situs. masyarakat dapat mengajukan normalisasi atas (2) Tata cara pelaporan normalisasi dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (3) Melakukan kegiatan pemberkasan pelaporan yang meliputi: a. pemberkasan pelaporan asli kedalam berkas dan database elektronik berikut penguraian pelaporan; b. peninjauan ke situs internet yang dituju dan mengambil beberapa sampel situs;
  • 9. DRAFT c. penampungan sampel gambar situs internet ke dalam berkas dan database elektronik. (4) Direktur Jenderal menyelesaikan pemberkasan dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam sejak pelaporan diterima. (5) Apabila situs internet dimaksud bukan merupakan situs bermuatan negatif: a. menghilangkan dari TRUST+Positif; b. melakukan komunikasi kepada Penyelenggara Jasa Akses Internet atas proses normalisasi tersebut; c. melakukan pemberitahuan (notifikasi) secara elektronik atas hasil penilaian kepada pelapor. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 2013 MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TIFATUL SEMBIRING Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR