2. Ciri-ciri Phyrrophyta
– Pyrrophyta berasal dari bahasa Yunani dari kata
pyrrhos yang artinya api atau ganggang api.
– alga api ini disebut dinoflagellata.
– Tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding
sel dan dapat bergerak aktif
– Di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-
masing mengandung satu flagel.
– Ukuran selnya yakni antara 25µm - 1000µm.
Terdapat juga spesies yang tumbuh dengan
rantai yang panjang atau pseudocoloni.
– Pigmen yang dimiliki adalah klorofil a,
c,karoten, xanthophylls, peridinin,
neoperidinin, dinoxanthin, neodinoxanthin,
dan diatoxanthil
– Cadangan makanan Dinoflagellata berupa
tepung dan minyak.
– ü Habitatnya kebanyakan pada lingkungan laut
dan estuary. Biasanya mendominasi perairan
tropis dan sub tropis. Dinoflagellata yang
biasanya ditemukan d laut contohnya
Peridinium, Ceratium, Prorocentrum,
Gonyaulax, Exuviella, Oxytoxum dan
Gymnodinium.
3. Struktur phyrrophyta
a. Epiteca :dinding sel bagian atas (tutup)
b. Hipoteca :dinding sel bagian bawah
c. Cingulum :lekukan yang melingkari tubuh atau
bentuk spiral pada beberapa belokan
d. Sulcus :Lekukan longitudinal dekat tubuh bagian
tengah
Pyrrophyta memiliki alat gerak berupa flagel
sebanyak 2 buah, satu buah melingkar sedangkan
satu lagi berada dibagian posterior. Ada juga falgel
yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang
melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila
flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan
maju.
4. Reproduksi Phyrrophyta
– Secara Seksual
– Dalam sel terbentuk 4 isogamet
yang masing-masing dapat
mengadakan perkawinan dengan
isogamet dari individu lain.
– Sporik, yaitu dengan zoospora
contohnya Gloeonidium dan
aplanospora (contohnya
Gleonodinium).
– Secara Aseksual
– Yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak. Jika sel
memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga
dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah
dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian
masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami
waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan
pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang
telanjang.
– Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan
sel anak mendapatkan sebagian dari sel induk (sel anak
yang membentuk dinding baru). Contoh : Peridinium.