Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan pemukiman. Tiga aspek utama yang dibahas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan pemukiman, persyaratan lingkungan pemukiman yang sehat, dan upaya-upaya untuk menjamin kesehatan di lingkungan pemukiman.
1. Kesehatan Lingkungan Pemukiman
Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan
sebagai tempat tinggal dari sekelompok manusia
yang saling berinter - aksi serta berhubungan setiap hari dalam
rangka untuk mewujudkan masyarakat yang tenteram, aman dan damai.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang
berfungsi sebagai hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri
kehidupan dan penghidupan.
Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan
pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk
kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan sosialnya, baik untuk
keluarga maupun individu.
Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi
sosial, pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan
kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau pemukiman
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas
lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan,
perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya
kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan sosial bagi individu
dan keluarganya.
Hubungan Pemukiman dan Kesehatan
Kondisi- kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan,
suku, geografi dan kondisi lokal sangat terkait dengan
pemukiman/perumahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau
yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan / pemukiman
antara lain
fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang
terselenggaranya keadaan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan
sosial bagi individu dan keluarganya (dr. H. Haryoto Kusnoputranto,
SKM)..
Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta
lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia.
Tujuan dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat Permukiman
1. Penataan dan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemukiman sehat adalah suatu tempat untuk tinggal secara permanen,
berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berrekreasi
dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang
memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan
penyakit dan kecelakaan.Satuan Lingkungan Permukiman adalah kawasan
perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah
dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang teratur.
1. Terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam
lingkungan yang sehat.
Ini artinya bahwa rumah di perumahan itu harus sehat, rumah yang
dapat menjadi tempat berlindung / bernaung dan beristirahat
2. sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani
maupun sosial. Kondisi perumahan yang layak huni artinya harus
layak sebagai tempat hunian yag dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar
fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas
penunjang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan
kehidupan ekonomi, social dan budaya.
1. Mengurangi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit.
Dalam mengurngi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit
diperlukan sara dan utilitas. Utilitas umum merupakan bangunan
bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah atau swasta,
Utilitas yang dimaksud adalah penyediaan yang menyangkut jaringan
air bersih, listrik, pembuangan sampah, telepon dan gas
Dasar hukum penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Tempat Permukiman
Dalam membahas aspek kebijakan kesehatan pemukiman perumahan ada
beberapa landasan yang tidak dapat diabaikan
1. Undang - undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960
2. Undang -undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Undang -undang nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang
4. Undang -undang nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Pemukiman
5. Undang -undang nomor tahun tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989
tanggal 20 Juli 1989 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
7. Undang – undang dan keputusan yang lain
Ruang lingkup penyelenggaraan kesehatan lingkungan pada Pemukiman
Kesehatan lingkungan tempat permukiman menyelenggarakan upaya pada
beberapa aspek perlindungan dan penyehatan di tempat permukiman
agar para penghuni dan orang yang beraktifitas di tempa penukiman
mendapatkan jaminan keamanan. Upaya tersebut meliputi
1. Mengendalikan dan memberantas penyakit menular dan penyakit
parasit dan beban kesehatan yang memberati penduduk dalam kawasan
itu
2 Mengurangi bahaya kimiawi dan fisik di tempat tinggal, tempat
kerja dan wilayah kota yang lebih besar
3. Menciptakan kualitas lingkungan dan kualitas penduduk dalam
kawasan
4. Meminimalkan transfer biaya lingkungan ke wilayah dan
masyarakat serta system lingkungan di sekitar wilayah dan di luar
5. Menjamin adanya konsumsi yang berkelanjutan tanpa merusak
lingkungan
Sasaran Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman
Sasaran Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman adalah
1. Entitas atau masyarakat pada pemukiman
3. Masyarakat penghuni dan yang beraktifitas di lingkungan pemukiman
diharapkan memiliki kesadaran dalam mengelola lingkungan
pemukimannya sendiri.Mengembangkan budaya masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan di pemukiman.Masyarakat
dapat merencanakan upaya, melaksanakan kepemimpinan, dan
mengintegrasikan pembangunan di daerahnya dengan daerah yang lebih
luas.
2. Rumah dengan upaya meliputi penggerakan masyarakat agar
memiliki, memelihara semua aspek kesehatan rumahnya
3. Lingkungan pemukiman dengan upaya meliputi usaha bersama
dalam melaksanakan pemukiman sehat, kerja bakti bersama,
Penyelenggaraan pemberantasan sarang nyamuk, gerakan penanaman
pohon dana lain - lain
Aspek kesehatan lingkungan pemukiman
Suatu permukiman dikatakan telah memenuhi syarat kesehatan jika
telah dipenuhi hal - hal berikut :
1. Menjamin ketenangan hidup, yakni
a. Lokasi mempunyai assebilitas ke transportasi umum, di daerah
yang dapat memberikan keseimbangan social, memberikan kesempatan
untuk dapat membina individu dan keluarga serta terjamin aman dari
timbulnya bahaya
b. Kondisi geologis diantaranya kemiringan tanah maksimal 15 %,
memungkinkan untuk dibuat drainase, kondisi tanah memugkinkan untuk
dibuat bangunan sederhana
c. Status hukum jelas
2. Tersedia fasilitas umum dan fasilitas sanitasi, sesuai
ketentuan yakni
a. Jalan local yang terdiri dari jalan penghubung lingkungan
perumahan, jalan poros lingkungan perumahan, jalan lingkungan
perumahan atau gang -gang
b. Air minum dengan ketentuan bahwa sistem penyediaan air minum
kota : 100 liter / orang / perhari, system penyediaan air minum
lingkungan 60%, system penyediaan air minum ke rumah rumah 60 %,
sambungan air minum ke fasilitas umum 30 %
c. Pembuangan air limbah dan tinja : pembuangan air limbah kota
sambungan ke system yang tersedia, pembuangan air limbah
lingkungan, tangki septic tank, bidang peresapan sesuai daya serap
tanah
d. Pembuangan air hujan dengan ketentuan tersedia saluran
pembuangan air hujan, tersedia badan penerima
e. Tersedia pembuangan sampah dengan ketentuan pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pembuangan sampah
f. Jaringan listrik dan sarana komunikasi
3. Tersedia fasilitas kesehatan
a. Jarak antara pemukiman ke puskesmas pembantu atau praktek dokter
1,5 km,
4. b. Jarak ke puskesmas 3 km, terdapat rumah bersalin, apotik
4. Tersedia fasilitas perbelanjaan dan niaga
a. Tersedia fasilitas belanja yag memeuhi syarat
b. Jarak fasilitas perbelanjaan dan niaga mudah dicapai oleh
pemnghuni pemukiman
5. Tersedia fasilitas layanan pemerintah dan pelayanan umum
a. Tersedia fasilitas pemerintah seperti kesehatan, pendidikan
b. Jarak terjangkau dengan kendaraan pribadi
6. Tersedia fasilitas peribadatan
a. Masjid atau musola sesuai jumlah penghuni dan
b. Jarak fasilitas peribadan dekat dengan rumah penduduk dengan
fasilitas umum masyarakat
7. Fasilitas rekreasi dan kebudayaan yang dapat melayani 6000
keluarga ada gedung serba guna
8. Fasilitas Pendidikan sesuai dengan luas pemukiman dan jumlah
penduduk yang menjadi penghuni di dalamnya
9. Fasilitas Olah raga dan lapangan terbuka 50 keluarga ada taman
/ tempat bermain
10. Untuk menjamin kesehatan penghuni, rumah - rumah harus
memenuhi persyaratan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Perumahan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
829/Menkes/SK/VII/1999 :
1. Lokasi
2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, gelombang tsunami, longsor dan
sebagainya.
3. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
sampah dan bekas lokasi pertambangan.
4. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah
kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan.
5. Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun baik oleh alam atau aktivitas manusia, dan
memenuhi persyaratan baku mutu udara yang berlaku dengan perhatian
khusus terhadap parameter-parameter sebagai berikut :
1. Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55 dBA.
2. Gas berbau (H2S dan NH3) secara biologis tidak terdeteksi.
3. Partikel debu diameter < 10 mg tidak melebihi 150 mg/m3.
4. Gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm.
5. Debu terhadap tidak melebihi 350 mm3/m2/hari.
6. Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
5. 1. Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg.
2. Arsenik total maksimal 100 mg/kg.
3. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg.
4. Benzo (a) pyrene maksimal 1 mg/kg.
5. Kualitas Air Tanah
Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus memenuhi
persyaratan air baku, air minum (golongan B), sesuai dengan
Peraturan Perundangan yang berlaku.
1. Sarana dan Prasarana Lingkungan
1. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi
keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan.
2. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat
perindukan vektor penyakit dan memenuhi persyaratan
teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Konstruksi jalan tidak membahayakan kesehatan.
2) Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki
dan penyandang cacat.
3) Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman.
4) Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan.
1. Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup
sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga
harus memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan.
4. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial
seperti keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan sebagainya.
6. Tempat pengolahan makanan harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi yang dapat menimbulkan keracunan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
7. Binatang Penular Penyakit
1. Indek lalat di lingkungan perumahan harus memenuhi
persyaratan.
2. Indeks jentik nyamuk (Angka Bebas Jentik) di perumahan
tidak melebihi 5%.
8. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan perumahan merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan
kelestarian alam.
Masyarakat harus terlibat aktif dalam upaya menyelenggarakan
penghijauan terutama disekitar rumah yang dihuninya
Aspek Kesehatan Rumah
1. Persyaratan Umum
6. Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kondisi para
penghuninya.. Dengan meningginya insiden (angka kejadian) berbagai
penyakit ,penyebabnya telah terbukti yaitu rumah tidak memenuhi
kriteria rumah. Oleh karena itu di dalam program-program
pencegahan/pemberantasan penyakit menular, hendaknya selalu
memperhatikan keterlibatan faktor yang diperhitungkan.Faktor
kemiskinan sangat erat hubungannya dalam keadaan situasi dan
kondisi yang tidak baik tersebut.
Menurut Winslow dan APHA rumah sehat harus memenuhi kebutuhan
physiologis para penghuninya, kebutuhan psychologis, dan harus
terhindar dari penyakit menular, dan kecelakaan.
a.. Memenuhi kebutuhan physiologis
Yang dimaksud memenuhi kebutuhan psikologis diantaranya adalah
- Pencahayanaan alami minimal untuk kamar keluarga dan kamar
tidur 60 – 120 lux, pencahayaan buatan untuk ruang keluarga 100
lux, ruang tidur 50 lux, ruang belajar 100 lux, ruang makan 75 lux,
ruang dapur 50 – 75 lux
- Penghawaan alami lubang ventilasi minimal 5 – 10 % luas lantai
terdiri dari lubang ventilasi tetap sebesar minimal 5 % dari luas
lantai dan lubang ventilasi incidental minimal 5 % luas lantai,
udara yang masuk harus bersih, aliran udara cross ventilation,
kelembaban udara tidak boleh terlalu tinggi optimum 60 %, suhu
ruang antara 21 – 30 Celsius, udara dalam ruangan tidak lebih 5
Celsius selisihnya dengan suhu luar ruangan, pergantian udara
bersih untuk orang dewasa 33 meter persegi/orang/hari, Sedang over
crowding, terutama apabila kepadatan perkamar melebihi batas, akan
membuat rumah tersebut berbahaya bagi kesehatan penghuninya.
Keadaan demikian ini sering dijumpai pada gubuk-gubuk di desa
maupun rumah gedung di daerah slum kota.
2. Memenuhi kebutuhan psycologis
a. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi
rasa keindahan
b. Mempunyai halaman yang luas dan dapat ditanami pohon pohonan
c. Mempunyai toilet/ kamar mandi / WC sendiri
d. Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota
keluarga
e. Anggota keluarga yang mendekati dewasa harus mempunyai ruangan
sendiri- sendiri
f. Harus ada ruangan keluarga untuk menjalankan kehidupan
keluarga dimana semua anggota keluarga dapat berkumpul
g. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, yaitu harus ada
ruangan untuk menerima tamu.
3. Harus Terhindar dari Penyakit Menular
Dengan banyak pemukim pada suatu pemukiman yang melebihi batas
jumlah yang ditentukan, itu juga sebagai salah satu faktor penyebab
penyakit menular.
7. Adanya fasilitas kesehatan, mencegah terjangkitnya penyakit seperti
membersihkan rumah, menjaga kualitas makanan dan diharapkan tidak
over crowding (kepadatan penduduk).
1. Ada sumber air yang sehat, cukup kualitas dan kuantitasnya
2. Tersedia tempat pembuangan kotoran
3. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit
4. Harus cukup luas. Luas kamar tidur ± 5 m 2 per kapita per
luas lantai
5. Tempat masak, menyimpan makanan hendaknya bebas dari
pencemaran atau gangguan binatang / serangga atau debu
Fasilitas sanitasi yang kurang akan menimbulkan wabah penyakit,
misalnya dalam fasilitas air. Jika satu rumah tidak mempunyai
fasilitas air yang memadai, maka berpengaruh terhadap kesehatan dan
kebutuhan manusia, seperti air minum, air untuk mandi, atau air
untuk kebutuhan lainnya. Demikian juga, fasilitas pembuangan
kotoran, jika itu tidak memenuhi dalam sebuah rumah akanmenyebabkan
wabah-wabah penyakit. karena biasanya akan dibuang di parit atau
sungai
1. Harus Terhindar dari terjadinya Kecelakaan
Persyaratan letak rumah yang menentukan kemungkinan yang terjadinya
kecelakaan-kecelakaan dan kemungkinan gangguan-ganggunan lainnya.
Dalam memilih pertapakan untuk meletakkan sebuah rumah harus
diperhatikan beberapa segi yang artinya sangat penting dan kadang-
kadang menentukan sekali.
Bila pada penempatan sebuah rumah tidak dihiraukan, biasanya
timbul-timbul daerah yang sangat jauh dari kriteria perumahan
sehat.Seperti halnya Slum Area atau tempat kumuh.Juga pada
penempatan pada perumahan yang sempit, dimana sirkulasi udara bisa
terhalang dan tidak bisa bebas. Pada akhirnya akan menimbulkan
berbagai penyakit seperti penyakit pada saluran pernafasan.
.Pada bagian lantai dan dinding bagian bawah perlu dibuat dari
bahan yang kedap air.Untuk mencegah kelembaban yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan selalu basah.
Bila kerusakan-kerusakan rumah tidak bisa diperbaiki, maka hal ini
mungkin menyebabkan rumah itu tidak bisa lagi didiami. Terlebih
bila keadaan ini ditambah lagi dengan banyaknya sarang-sarang kutu
busuk, tentu akan menyedihkan lagi.
5. Harus terhindar dari terjadinya kecelakaan
1. Kontruksi rumah harus dari bahan - bahan bangunan yang kuat
sehingga tidak mudah roboh
2. Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam,
lantai yang licin, racun serangga, minyak tanah, obat obatan
dan sebagainya
3. Diusahakan agar tidak mudah terjadi kebakaran
4. Ada alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas
Syarat tehnik rumah
1. Letak Rumah
Pertimbangan mengenai letak meliputi :
1. Permukaan Tanah
8. Tanah yang rendah biasanya yang sering digenangi banjir. Sedangkan
tanah berbatu karang biasanya lembab dan dingin karena tidak bisa
menyerap kedalam tanah pada waktu hujan. Tetapi dengan konstruksi
dan dilengkapi drainase yang baik, bisa digunakan tanpa ada
gangguan.Yang ideal adalah di daerah tanah yang meninggi, kering
dan porous (seperti tanah berpasir/berkerikil atau tanah berkapur).
1. Hadap Rumah
Hubungannya dengan matahari, arah angin dan lapngan terbuka. Dapur
dan ruang tempat menyimpan makanan terletak di bagian utara rumah
karena akan menerima sinar matahari lebih sedikit.
1. Konstruksi Rumah
Berdasarkan pengalaman sebelumnya yaitu rumah-rumah yang primitif
pada zaman dulu terbuat dari kayu, tanah liat dan batu, atap lalang
dan sebagainya.
Akhirnya orang merasa perlu untuk membuat fundasi agar supaya
konstruksinya lebih kokoh. Type fundasi ada bermacam-macam
tergantung pada berat dari rumah atau gedung yang akan dibangun dan
keadaan bawah tanah (subsoil).
Subsoil yang berbatu-batu atau kerikil akan dapat menahan beban
yang berat, tetapi subsoil yang terdiri dari tanah liat, kekuatan
menahan bebannya tidak tetap. Kekuatannya bisa bertambah dan bisa
pula menurun tergantung pada keadaan peresapan airnya yang juga
berubah-ubah mengikuti perubahan keadaan musim.
Fundasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan rumah diatasnya bisa
rontok. Ada tiga cara dalam pembuatan fundasi :
- Membuat parit-parit yang diisi dengan adukan semen.
- Membuat semacam rakit dengan adukan semen yang konkrit.
- Membangun tiang-tiang/pilar-pilar dari beton.
1. Dinding
Dinding luar berfungsi untuk menghindarkan serangan hujan dan
angin terhadap interior rumah, juga melindungi interior terhadap
panas atau dingin di luar, disamping itu juga sebagai pendukung
atap.
Material yang sering dipakai untuk dinding ialah dari bahan
kayu atau batu/batu bata bahkan juga keping-keping adukan semen
yang dicetak padat.Untuk dinding papan sebaiknya dibuat dari jenis
kayu yang tahan terhadap segala cuaca.Tetapi ini kurang disukai di
daerah perumahan yang rapat, karena berbahaya yaitu bisa terjadi
kebakaran.
1. Atap dan Loteng
Fungsi atap ialah untuk melindungi interior rumah dari angin, hujan
dan abu, disamping itu juga untuk menghindarkan panas. Bahan yang
paling disukai ialah genteng, karena bersifat isolator, sejuk di
musim panas dan hangat di musim dingin.
Loteng selam berfungsi sebagai penghalang terhadap pandangan yang
kurang enak pada balok-balok penopang atap (kuda-kuda), ia lebih
bermanfaat sebagai isolasi terhadap panas yang menembus atap.
9. Untuk menghindarkan panas tertumpuk di atas loteng maka perlu
dibuat lubang ventilasi antara atap dan loteng.
1. Lantai
Lantai dari tanah stabilisasi atau batu bata biasanya langsung
diletakkan di atas tanah asli sehingga ia menjadi lembab. Oleh
karena itu perlu dilapisi dengan satu lapisan segmen yang kedap
air, atau susunan tegel, terrazo maupun marmar.Untuk mencegah
masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai dinaikkan kira-kira
20 cm dari permukaan tanah.
Lantai dari bahan kayu, di bawah lantai harus ada kolong, harus
disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain, sehingga tidak ada
lubang-lubang ataupun lekukan-lekukan dimana debu bisa tertumpuk.
Dan lebih baik lagi, lantai jenis ini dilapisi denga perlak atau
kambal plastik.Plastik ini sekaligus juga berfungsi sebagai penahan
kelembaban yang naik dari kolong rumah.
1. Ventilasi dan Pencahayaan
Melalui jendela cahaya dan angin bisa masuk ke dalam rumah sehingga
ia mempunyai fungsi rangkap, pertama sebagai alat untuk mendapat
cahaya dan kedua sebagai ventilasi. Cahaya memiliki sifat dapat
membunuh bakteri.Kurangnya pencahayaan dapat mendapatkan beberapa
akibat pada mata, kenyamanan dan sekaligus produktivitas
seseorang.Cahaya dianggap sebagai suatu alat perantara, yang mana
benda-benda dapat terlihat oleh mata.
1. Fasilitas Kelengkapan Rumah
Ruang Tidur/Istirahat
Dipergunakan untuk beristirahat/tidur dan tukar pakaian.Sebaiknya
ruang tidur untuk anak pria dan wanita dewasa harus terpisah.Bila
keadaan memungkinkan tempat tidur ditempatkan sedemikian rupa
sehingga sinar matahari pagi sangat baik bagi kesehatan dapat masuk
dengan bebas.Selain itu ruang tidur sebaiknya ditempatkan di bagian
rumah yang tenang.Demikian juga jarak antara 2 tempat tidur perlu
diperhatikan.
Ruang Tamu
Biasanya tersendiri dan ditempatkan di bagian yang mudah dicapai
oleh tamu yang datang dari luar, dengan pengertian tidak terlebih
dahulu melalui ruangan-ruangan lain. Oleh karena itu sebaiknya
ruang tamu ditempatkan di bagian depan rumah.
Ruang Makan
Biasanya ditempatkan dekat dengan dapur agar mudah waktu
menghidangkan makanan.Kadang-kadang ruang makan ini juga dipakai
sebagai ruang duduk, tempat sekeluarga berbincang-bincang, bahkan
kadang-kadang juga sebagai ruang untuk belajar bagi anak-anak atau
untuk keperluan lain, bila rumah tersebut kurang besar.
Dapur
Biasanya dipergunakan untuk tempat meracik dan memasak makanan dan
mencuci piring / peralatan-peralatan lain, dan kadang-kadang juga
di lengkapi dengan fasilitas untuk penyimpan makanan. Yang perlu
diperhatikan ialah pengadaan lubang angin yang
10. cukup banyak agar asap bisa keluar dengan mudah dan tidak terasa
panas didalamnya. Sebaiknya dinding dekat tungku masak terbuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar.
Kamar Mandi dan WC
Harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga pembuangan kotoran dan
air limbah mudah dilakukan dan tidak meninggalkan bau yang
mengganggu pada ruangan lain. Yang terpenting lagi ialah harus
dicegah terjadinya pencemaran sumber air minum. Sedang ventilasi
harus menghubungkannya langsung dengan udara luar.
KEPUSTAKAAN
Ansyari, Fuad (1979)Kesehatan Lingkungan Ghalia Indonesia Surabaya
Hanlon JJ and Pickett GE (1984) Public Health eigth edition College
Publishing
Lembaran Negara Republik Indonesia No 48 tahun 1962 Undang undang
nomor 11 tahun 1962 tentang Hygiene untuk Usaha usaha bagi umum
Purdom PW (1980) Environmental Health Second Edition Academic Press
New York
Koestoer, Raldi Hendro (1997) Perspektif Lingkungan Desa Kota ,
Teori dan Kasus. Universitas Indonesia Press
Salvato,Yoseph A, (1982). Environmental Engineering
Sanitation.Third