3. Gangguan Jantung Lain
HIPERTENSI KRITIS
• Merupakan penyebab utama gagal jantung
• Peningkatan tekanan darah yg mendadak dan
berat > 250/140 mmHg dapat digolongkan
menjadi hipertensi emergensi dan urgensi
• Terapi non farmakologis: Pembatasan
Natrium, penurunan BB jika kegemukan.
Bentuk makanan dimulai dari lunak.
4. SHOCK CARDIOGENIK
• Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri dg
penurunan sistolik < 80 mmHg pd pasien yg
sebelumnya menderita hipertensi
• Tanda & gejala: tekanan darah menurun, hipoksemia,
perubahan suhu tubuh, perubahan tingkat kesadaran
krn hipoksia otak, edema paru,stres ulcer, mual,
muntah dan keluaran urin < 20 ml/jam
• Manajemen terapi: tirah baring, pemberian oksigen,
farmakoterapi, keseimbangan kebutuhan cairan
• Pasca shock diberikan diet dimulai dari cair
• Px dg penurunan kesadaran diberikan NGT
• Px dg stres ulcer diberikan NGT dg volume sedikit dan
diencerkan, energi cukup untuk memenuhi kebutuhan
basal.
5. Kelainan Jantung pada Anak
KELAINAN JANTUNG BAWAAN
• Atrial Septal Defect (ASD)
• Ventricular Septal defect (VSD), menyebabkan
pertumbuhan terhambat
• Stenosis Pulmonalis
• Stenosis Aortae, pertumbuhan anak tetap
normal
7. Tujuan Terapi Diet
• Memberikan makanan secukupnya untuk menurunkan
kerja jantung agar tidak memberatkan kerja jantung
• Menurutkan berat badan bila terlalu gemuk.
• Mecegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
• Menghindari aritmia dengan menyajikan makanan sesuai
suhu tubuh
• Menghindari konstipasi
• Menormalkan kadar lipid
• Menurunkan kebutuhan energi untuk mengunyah
• Mengidentifikasi faktor risiko dan menurunkannya apabila
memungkinkan
8. Manajemen Terapi
• Istirahat tirah baring ( bed rest )
• Pemberian oksigen untuk menurunkan pemakaian
oksigen dan meningkatkan persediaan oksigen miokard
• Obat diuretik oral maupun parenteral, sebaiknya diikuti
dengan pemberian kalium
• Diet Jantung, pembatasan natrium dan pembatasan
asupan cairan
• Bila ada edema paru-paru target balans cairan negatif
• Bila menggunakan mechanical ventilator asupan cairan
dapat dinaikkan karena IWL ( Involuntary Water Loss )
meningkat.
9. Prinsip Diet
• Energi: BEE x F.A. x F.S.
F.A = 1,1 – 1,3 x BEE
F.S = 1,1 – 1,2 x BEE
• Protein
1,0 – 1,2 g/kgBB/hari,
bila ada insuf renal protein 0,8 g/kgBB/hari
• Cairan
CHF 0,5 ml per kcal (kebutuhan normal 1 ml
per kcal),
Bila edema paru balans cairan negatif.
10. • Vitamin, mineral & elektrolit
Vitamin: > RDA
Natrium: 1,5 – 2 mg/hari
Kalium: 2 – 6 g/hari
Magnesium: 300 – 350 mg/hari
• Bentuk makanan diberikan secara bertahap
sesuai kemampuan dapat dimulai dari cair
atau lunak
11. • Bila diberikan NGT:
Pilih formula padat gizi dan rendah lemak (1cc =
minimal 1kcal)
Porsi/volume sedikit (sesuai kemampuan absorbsi, dpt
dilihat dari residu dlm lambung)
Frekuensi pemberian sering (6 – 8 kali/24 jam) @ 150 -
200 ml
• Pembatasan natrium
MAKANAN YANG DIPANTANG:
Makanan yang diawet dengan garam dapur seperti ikan
pindang /telur asin, asinan buah/sayur, sarden, kornet.
MAKANAN YANG DIBATASI:
Garam dapur dan bumbu yang mengandung natrium
seperti kecap, saus, petis, tauco, vetsin, kaldu instan
dan soda kue
12. Penatalaksanaan Gizi
• Antropometri:
TB atau rentang lengan
BB (bila tdk ada edema)
LILA
• Laboratorium
Albumin (sering rendah)
BUN dan kreatinin (sering meningkat)
Natrium (biasanya rendah karena dilusi)
Kalium (bisa rendah atau normal)
14. Rekomendasi Diet
• Tahap pertama >8 jam onset (bedrest total)
berikan diet jantung bentuk cair
• Tahap selanjutnya (aktifitas on bed) makanan
lunak (bubur nasi/nasi tim), mudah cerna, rendah
kolesterol dan lemak jenuh
• Pada pasien dengan kondisi stabil (aktifitas out of
bed) atau pasien yg akan pulang diberikan
makanan padat (nasi) rendah kolesterol & lemak
jenuh
• Rendah kolesterol 250 mg/hari dan lemak dlm
bentuk PUFA : MUFA : SFA = 1:1:1
15. • Tingkatkan asupan ikan, kacang-kacangan, serat larut
air, minyak zaitun, canola dan minyak kedelai
• Tingkatkan asupan bahan makanan yang mengandung
flavonoid, seperti bawang, teh, apel, buah anggur dan
tomat (licopen)
• Cukup calsium, magnesium dan kalium.
• Kurangi asupan kuning telur, full cream milk, daging
merah, lemak daging/ayam dan bakery
• Tingkatkan vitamin E bila perlu suplemen
• Tingkatkan bahan makanan sumber asam folat,
riboflavin, vitamin B6 dan B12 jika kadar homocysteine
tinggi dalam serum (hiperhomocysteinemia)
• Asupan vitamin C disarankan 2 – 3 kali RDA.
16. Standar Makanan untuk Diet Jantung
• Diberikan secara bertahap: bentuk makanan dan
kandungan zat gizi t.u. energi
• Diet Jantung I, bentuk cair, kandungan energi hanya
mencukupi kebutuhan basal
• Diet Jantung II, bentuk bubur nasi, kandungan energi
sedikit diatas basal
• Diet jantung III, bentuk nasi tim, kandungan energi
sudah memperhitungkan aktivitas ringan.
• Diet Jantung IV, bentuk nasi, kandungan energi sudah
memperhitungkan aktifitas sehari-hari
• Kandungan protein DJ I – DJ IV sekitar 12% - 15%
• Kandungan lemak DJ I – DJ IV sekitar 20% - 25%
• Kandungan kolesterol antara 250 mg
18. Perbanyak makan :
• Sayuran segar, beku atau kaleng tanpa tambahan
lemak atau garam
• Buah segar, beku, kalengan atau kering
• Nonfat ½ %, and low-fat milk, buttermilk, yogurt, keju
• Minyak tidak jenuh, margarin soft atau liquid, salad
dressings, biji-bijian dan kacang-kacan gan
• Daging tanpa lemak, ikan
• Roti / sereal gandum utuh, nasi, kentang, ka cang-kacangan,
lowfat crackers dan cookies
Hindari memakan :
• Produk bakery tinggi lemak (donat, biscuits, croissants,
pies, cookies)
• Keripik, puff keju, snack, kreaker reguler, popcorn
• Fast food
• Susu rendah lemak dan olahan susu, es krim, dan krim keju
19. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
Pneumonia
Penyakit Legionnaries
Efusi Pleura
Tuberkulosis Atau TBC
Pneumotoraks
Asma
Bronkitis Kronis
Penyakit Paru Akibat Kondisi Kerja
Penyakit
Paru