[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pemusnahan, penarikan, dan administrasi sediaan farmasi, alkes, dan barang medis habis pakai. Terdapat penjelasan mengenai prosedur pemusnahan, teknik pemusnahan, penarikan obat, dan pencatatan administrasi farmasi.
1. PEMUSNAHAN, PENARIKAN DAN
ADMINISTRASI SEDIAAN
FARMASI, ALKES, DAN BMHP
MANAJEMEN FARMASI
GROUP A (S1 VII A)
Dosen pengampu : FINA ARYANI M.Sc,Apt
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
4. PEMUSNAHAN
Kegiatan penyelesaian
terhadap obat-obatan yg tdk
terpakai karena kadaluarsa
atau rusak, ataupun mutunya
sudah tidak memenuhi
standar.
Tujuan :
1.Melindungi masy dari bahaya
penggunaan obat/perbekalan
kesehatan yg tdk memenuhi
persyaratan mutu keamanan dan
kemanfaatan
2.Menghindari pembiayaan
(seperti biaya penyimpanan,
pemeliharaan, penjagaan)
obat/perbekalan kesehatan lainya
yg sudah tidak layak untuk
dipelihara.
3.Menjaga keselamatan kerja
4.Menghindarkan diri dari
pengotoran lingkungan.
5. PEMUSNAHAN
Syarat Pemusnahan dilakukan :
1.Produk tidak memenuhi persyaratan
mutu;
2.Telah kadaluwarsa;
3.Tidak memenuhi syarat untuk
dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan; dan
4.Dicabut izin edarnya.
6. PROTAP
PEMUSNAHAN
1. Melaksanakan inventarisasi
terhadap sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang akan
dimusnahkan,
2. Menyiapkan adm (berupa laporan
dan BAP),
3. Mengkoordinasikan jadwal,
metode dan tempat pemusnahan
kpd pihak terkait,
4. Menyiapkan tempat pemusnahan,
5. Melakukan pemusnahan
disesuaikan dengan jenis dan
bentuk sediaan,
6. Membuat laporan pemusnahan
obat dan perbekalan kesehatan,
Laporan memuat:
Waktu dan tempat
pelaksanaan pemusnahan
Nama dan jumlah
Nama apoteker pelaksana
pemusnahan
Nama saksi dalam
pelaksanaan pemusnahan
Laporan pemusnahan
ditandatangani oleh
apoteker dan saksi dalam
pelaksanaan pemusnahan.
8. • Kemungkinan pengembalian obat-obatan yang tidak
terpakai pada produsen dalam rangka pembuangan
yang aman harus diusahakan bila mungkin; terutama
obat-obatan yang menimbulkan masalah dalam
pembuangan, seperti anti keganasan.
• Untuk sumbangan yang tanpa diminta atau tidak
diinginkan, terutama yang telah melampaui atau
dekat batas waktu kadaluarsanya dapat dikembalikan
ke penyumbang.
PENGEMBALIAN PADA PENYUMBANG ATAU
PRODUSEN
9. PENIMBUNAN
Penimbunan berarti penempatan limbah langsung ke
lahan penimbunan sampah tanpa perlakuan atau
persiapan sebelumnya.
Metode tertua dan paling sering dipergunakan dalam
pembuangan limbah padat.
3 jenis cara penimbunan yaitu:
a. Pembuangan terbuka sederhana dan tanpa
pengendalian.
b. Penimbunan berteknologi
c. Penimbunan berteknologi tinggi
10. Enkapsulasi
• Berarti pengimobilisasian obat-obatan dengan
memadatkannya dalam tong plastik atau besi
• Tong tersebut diisi hingga 75% kapasitasnya dengan
obat-obatan padat atau setengah padat, kemudian sisa
ruang dipenuhi dengan menuangkan bahan-bahan
seperti semen atau campuran semen dengan kapur,
busa plastik atau pasir batu bara.
11. IMOBILISASI LIMBAH ( INERSIASI)
• merupakan varian enkapsulasi yang meliputi pelepasan bahan-
bahan pembungkus, kertas, karton dan plastik dari obat-obatan.
• Obat-obatan tersebut lalu ditanam kemudian ditambahkan
campuran air, semen dan kapur hingga terbentuk pasta yang
homogen.
• Pekerja perlu dilindungi dengan penggunaan pakaian pelindung
• Pasta tersebut kemudian dipindahkan dalam keadaan cair dengan
mempergunakan truk pengaduk konstruksi ke tempat pembuangan
dan dituang ke dalam tempat pembuangan sampah biasa.
12. PEMBAKARAN BERTEKNOLOGI
TINGGI
• Teknologi incinerator ini adalah salah satu alat pemusnah
limbah yang dilakukan pembakaran pada suhu tinggi, dan
secara terpadu dapat aman bagi lingkungan sehingga
pengoperasiannya pun mudah dan aman, karena keluaran
emisi yang dihasilkan berwawasan lingkungan dan dapat
memenuhi persyaratan dari Kementerian Lingkungan Hidup
sesuai dengan Kep.Men LH No.13/ MENLH/3/1995.
14. PENARIKAN KEMBALI
PERBEKALAN FARMASI
Tujuan penarikan:
• Mengetahui tindak lanjut yang harus
dilakukan apabila ada penggunaan
perbekalan farmasi recall
kegiatan penarikan kembali
perbekalan farmasi dari unit terkait
ke instalasi farmasi berdasarkan
surat
edaran
dari
pabrik/principal/Instansi
Pemerintah.
15. PROSEDUR
1. Buat daftar perbekalan farmasi yg ditarik kembali meliputi
nama perbekalan farmasi, bentuk sediaan dan kekuatan
obat atau kode alat kesehatan, komposisi obat, spesifikasi
tertentu (contoh : no. batch tertentu) dan alasan penarikan
berdasarkan surat edaran dari pabrik/principal/instansi
Pemerintah oleh Kepala Instalasi Farmasi
2. Lakukan pendataan unit yg menyimpan beserta jml
perbekalan farmasi yg ditarik kembali
3. Lakukan pendataan pasien yg sedang menggunakan
perbekalan farmasi yg ditarik kembali dan informasikan
kepada perawat terkait untuk segera menghentikan
penggunaan
4. Buat surat edaran penarikan kembali perbekalan farmasi ke
semua unit terkait
16. PROSEDUR
5. Distribusikan surat edaran penarikan kembali perbekalan
farmasi ke semua unit terkait
6. Lakukan follow up oleh instalasi farmasi terkait
pengembalian perbekalan farmasi yg ditarik kembali
maksimal 3 (tiga) hari setelah surat edaran diterima oleh unit
terkait
7. Lakukan retur perbekalan farmasi yg ditarik kembali oleh
Instalasi Farmasi dari semua unit yg menyimpan
8. Bukti serah terima pengembalian perbekalan farmasi yg
ditarik kembali
9. Lakukan pengembalian perbekalan farmasi yg ditarik ke
ditributor terkait Unit Terkait Bidang Penunjang Medis:
Instalasi Farmasi, instalasi radiologi, bidang pelayanan
medis, bidang keperawatan.
17. • Obat yang beredar harus memenuhi standar dan
persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan penandaan.
Selain harus memenuhi standar dan persyaratan, obat
hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Jenis Penarikan Obat yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan dari peredaran dapat berupa:
Penarikan Wajib
(mandatory recall)
Penarikan Wajib
dilaksanakan oleh
Pemilik Izin Edar
berdasarkan
perintah Kepala
Badan.
Penarikan Sukarela
(voluntary recall).
Penarikan Sukarela
dilaksanakan atas
prakarsa Pemilik Izin
Edar obatyang
bersangkutan karena
diketahui obat
tersebut tidak
memenuhi standar
dan/atau
persyaratan.
19. Penarikan dilaksanakan berdasarkan:
Hasil sampling dan pengujian;
Sistem Kewaspadaan Cepat (rapid alert system);
Keluhan masyarakat;
Hasil keputusan Kepala Badan terhadap
keamanan dan/atau khasiat obat; dan/atau
Temuan kritikal hasil inspeksi atas Cara
Pembuatan Obat yang Baik.
Penarikan Wajib dilaksanakan oleh Pemilik Izin
Edar berdasarkan perintah Kepala Badan.
Penarikan dapat berupa penarikan terhadap 1
(satu), beberapa, atau seluruh bets obat.
21. PENARIKAN KELAS I
Tidak terbatas pada obat yang:
a. Telah memiliki izin edar yg tdk memenuhi persyaratan
keamanan;
b. Terkontaminasi mikroba pada sediaan injeksi dan obat
tetes mata;
c. Terkontaminasi kimia yg menyebabkan efek serius thd
kesehatan;
d. Labelnya tdk sesuai dg kandungan dan/atau kekuatan
zat aktif;
e. Ketercampuran obat dalam lebih dari satu wadah;
dan/atau
f. Kandungan zat aktif salah dalam obat multi komponen
yang menyebabkan efek serius terhadap kesehatan
22. PENARIKAN KELAS II
Penarikan Kelas II tidak terbatas pada obat yang:
1. Labelnya tidak lengkap atau salah cetak;
2. Brosur atau leafletnya salah informasi atau tidak lengkap;
3. Terkontaminasi mikroba pada sediaan obat non steril;
4. Terkontaminasi kimia atau fisika (zat pengotor atau partikulat
yang melebihi batas, kontaminasi silang);
5. Tidak memenuhi spesifikasi keseragaman kandungan,
keragaman bobot, uji disolusi, uji potensi, kadar, pH,
pemerian, kadar air, atau stabilitas; dan/atau f.
kedaluwarsa.
23. PENARIKAN KELAS III
Penarikan Kelas III tidak terbatas pada obat yang:
Tidak mencantumkan nomor bets dan/atau tanggal
kedaluwarsa;
Tidak memenuhi spesifikasi waktu hancur, volume
terpindahkan atau keseragaman bobot, pH sediaan oral cair;
Penutup kemasan rusak; dan/atau
Obat tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
yang tidak termasuk obat yang harus dilakukan penarikan
berdasarkan Penarikan kelas I dan Penarikan Kelas II.
26. PENCATATAN DAN PELAPORAN1
Pencatatan dan pelaporan terhadap
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi,
AlKES, dan BMHP
PERENCANAAN PENGADAAN PENERIMAAN
PENDISTRIBUSIAN PENGENDALIAN
PENGEMBALIAN PEMUSNAHAN PENARIKAN
27. PENCATATAN1
Suatu kegiatan yg bertujuan
untuk memonitor transaksi
perbekalan farmasi yg keluar
dan masuk di lingkungan IFRS.
Guna memudahkan petugas untuk
melakukan penelusuran bila terjadi
adanya mutu obat yg sub standar dan
harus ditarik dari peredaran.
Menggunakan
bentuk :
1.Digital
2.Manual
28. PENCATATAN : Kartu Stok1
Umumnya dalam pencatatan digunakan Kartu Stok
dan Kartu Stok Induk
Untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi
(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak, atau
kadaluwarsa),
Tiap lembarnya hanya diperuntukkan mencatat data
mutasi 1(satu) jenis perbekalan farmasi yang berasal
dari 1 (satu) sumber anggaran,
Data tsb digunakan untuk menyusun laporan,
perencanaan pengadaan distribusi dan sbg
pembanding thd keadaan fisik perbekalan farmasi
dalam tempat penyimpanan
29. PENCATATAN : Kartu Stok1
Hal yang harus diperhatikan :
Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dgn
perbekalan farmasi bersangkutan
Pencatatan dilakukan secara rutin
Setiap terjadi mutasi perbekalan farmasi
(penerimaan,pengeluaran,hilang,rusak/kadaluarsa)
langsung dicatat di dalam kartu stok,
Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada
setiap akhir bulan (Depkes RI,2008)
30. PENCATATAN : Kartu Stok1
Mencantumkan informasi mengenai :
Jumlah perbekalan farmasi yang tersedia (sisa
stok),
Jumlah perbekalan farmasi yang diterima,
Jumlah perbekalan farmasi yang keluar,
Jumlah perbekalan farmasi yang hilang/ rusak/
kadaluwarsa,
Jangka waktu kekosongan perbekalan
farmasi.
31. PENCATATAN : Kartu Stok1
Manfaat :
Mengetahui dg cepat jml persediaan perbekalan
farmasi
Memudahkan dalam penyusunan laporan,
Perencanaan pengadaan dan distribusi, dan
Pengendalian persediaan,
Sbg bukti pertanggungjawaban bagi petugas
penyimpanan dan pendistribusian,
Sbg alat bantu kontrol bagi Kepala IFRS.
32. PENCATATAN : Kartu Stok Induk1
Kartu Stok Induk :
1. Sbg pencerminan perbekalan farmasi yg ada
di gudang,
2. Alat bantu bagi petugas untuk pengeluaran
perbekalan farmasi,
3. Alat bantu dalam menentukan kebutuhan.
“ Petugas pencatatan dan evaluasi, mencatat segala
penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi
di Kartu Stok Induk “
33. PENCATATAN : Kartu Stok Induk1
Bagian judul memuat :
Nama perbekalan farmasi
Sumber/asal perbekalan
farmasi,
Jumlah persediaan
minimum
Jumlah persediaan
maksimum
34. PENCATATAN : Kartu Stok Induk1
Kolom-kolom diisi dengan:
Tgl diterima/dikeluarkan perbekalan farmasi,
No dan tanda bukti mis: No.faktur
Dari siapa diterima perbekalan farmasi/kpd siapa
dikirim,
Jml yg diterima berdasarkan sumber anggaran,
Jml perbekalan farmasi yang dikeluarkan,
Sisa stok perbekalan farmasi dalam persediaan,
Ket. yg dianggap perlu, mis. tgl dan tahun
kadaluwarsa, no. batch dan lain-lain.
35. PELAPORAN1
Kumpulan catatan
dan pendataan kegiatan ADM
perbekalan farmasi, tenaga dan
perlengkapan kesehatan yg
disajikan kepada pihak yg
berkepentingan.
TUJUAN :
1.Tersedianya data yg
akurat sbg bhn evaluasi,
2.Tersedianya informasi
yg akurat,
3.Tersedianya arsip yg
memudahkan
penelusuran surat dan
laporan
4.Mendapat data yg
lengkap untuk membuat
perencanaan
Dibuat secara periodik oleh Instalasi
Farmasi dlm periode waktu tertentu
(bulanan, triwulanan, semester/
pertahun). Jenis pelaporan disesuaikan
dg peraturan yg berlaku.
37. PENCATATAN DAN PELAPORAN1
Pencatatan dilakukan untuk:
Persyaratan Kementerian Kesehatan/BPOM;
Dasar akreditasi Rumah Sakit;
Dasar audit Rumah Sakit; dan
Dokumentasi farmasi.
Pelaporan dilakukan sebagai:
Komunikasi antara level manajemen;
Penyiapan laporan tahunan yang komprehensif
mengenai kegiatan di Instalasi Farmasi; dan Laporan
tahunan.
38. ADMINISTRASI KEUANGAN2
Diselenggaakan ketika IFRS
harus mengelola keuangan
Pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa
biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan
laporan, penggunaan laporan yang berkaitan
dengan semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian
secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan,
triwulanan, semesteran atau tahunan.
Administrasi keuangan
39. ADMINISTRASI PENGHAPUSAN3
Kegiatan penyelesaian terhadap Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
standar dengan cara membuat usulan penghapusan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
Administrasi Penghapusan