SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  62
Télécharger pour lire hors ligne
KESEHATAN TERNAK
KAMBING
Kesehatan ternak dipengaruhi oleh
Ternak
Agen penyakit
Lingkungan
Hewan
Sehat
Sakit
Gangguan Fisiologis
Bakteri
Virus
Parasit
Protozoa
Jamur
ANTHRAX : radang limpa
Anthrax :
- penyakit menular yang akut/perakut
- dapat menyerang semua jenis
Ternak berdarah panas bahkan
manusia.
- Penyakit ini dapat menyebabkan
angka kematian tinggi.
Penyebab
Penyebab : Bacillus anthracis.
- dapat membentuk spora :
a. tahan hidup berpuluh-puluh tahun di tanah
b. tahan terhadap panas, dan bahan kimia
atau desinfektan.
- hewan yang mati karena Anthrax dilarang
bedah bangkai  agar tidak membuka peluang
bagi organisme untuk membentuk spora.
- Penyakit ini tersebar di seluruh dunia terutama
daerah tropis.
Penularan
Infeksi pada hewan dapat berasal dari tanah
yang tercemar organisme/ kuman Anthrax.
Kuman masuk tubuh hewan melalui luka,
terhirup bersama udara atau tertelan.
Pada manusia infeksi biasanya terjadi dengan
perantaraan luka, dapat pula melalui
pernafasan para pekerja penyeleksi bulu
domba atau melalui saluran pencernaan bagi
orang yang memakan daging hewan penderita
Anthrax yang dimasak tidak sempurna.
Gejala klinis
a. Kematian mendadak dan adanya perdarahan di lubang-
lubang kumlah (lubang hidung, lubang anus, pori pori kulit).
b. Hewan mengalami kesulitan bernapas, demam tinggi,
gemetar, berjalan sempoyongan, kondisi lemah, ambruk
dan kematian secara cepat.
c. Pada babi dan kuda gejalanya biasanya kronis dan
menyebabkan kebengkakan pada tenggorokan.
d. Pada manusia dapat terjadi tukak/ luka pada kulit dan
kematian mendadak.
Pencegahan
a. Vaksinasi yang teratur tiap tahun di daerah
wabah.
b. Pengawasan yang ketat terhadap lalulintas/
keluar masuknya ternak.
c. Mengasingkan ternak yang sakit/ diduga sakit.
d. Bangkai ternak yang sakit/ diduga sakit tidak
boleh dibuka, tetapi harus dibakar atau dikubur
dalam-dalam.
Pengobatan
a. Pemberian antibiotika berspektrum luas.
♦ Procain penisilin G,
- (sapi,kerbau): 6.000 – 20.000 IU/Kg berat
- (kambing, domba) : 20.000 – 40.000 IU/Kg berat badan.
♦ Streptomycin
- ruminansia besar: 5 – 10 mg/Kg BB
- ruminansia kecil : 50 – 100 mg/Kg BB.
♦ Kombinasi antara Procain Penisilin G dengan Streptomycin.
♦ Oksitetrasiklin , untuk ruminansia besar: 50 mg/10 Kg BB,
sedang untuk ruminansia kecil: 50 mg/5 Kg BB.
b. Pemberian antiserum yang tinggi titernya
( 100 – 150 ml )
Brucellosia : Keluron Menular, Penyakit
Bang, Demam Malta.
Brucellosis :
- menular dan Zoonosis
- menyerang Sapi, Kambing, domba juga manusia
- kerugian ekonomi yang sangat besar akibat
keguguran (keluron).
- gangguan alat alat reproduksi  hewan jadi
(majir) temporer atau permanen.
Penyebab
- bakteri/ kuman Brucella.
(brucella abortus, brucella melitensis,
brucella suis)
- spesies yang sering menimbulkan
masalah bagi ternak ruminansia adalah
Brucella melitensis  kambing dan
Brucella abortus
Daya Tahan Brucella abortus diluar tubuh
hospes pada berbagai kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan Daya tahan
Sinar Matahari Langsung:
Di tanah - kering 4 hari
- lembab
66 hari
- dingin (150
C) 185
hari
Pada air:
- air minum 114 hari
- air tercemar 150 hari
Fetus yang diabortuskan (tidak kena sinar matahari langsung) 180 hari
Sumber Craford et. al 1990) Epidemioogi and Survaillance. In Animal
Brucellosis (Klaus Nielsen and J. Robert Duncan, Eds), p 137.
Penularan
Infeksi  melalui saluran makanan
 saluran kelamin
 selaput lendir/kulit yang luka.
 inseminasi buatan (IB)  semen yang
tercemar oleh kuman Brucella.
Brucella melitensis  sapi saat digembalakan
bersama sama dengan domba/ kambing yang
terinfeksi.
Anak yang lahir dari induk tertular menjadi latent carrier,
sulit dideteksi secara serologi
Gejala Klinis
♦ Terjadi keguguran/ keluron pada kebuntingan 5 – 8 bulan
♦ Sapi mengalami keguguran/ keluron 1 sampai 3 kali 
kelahiran normal dan kelihatan sehat.
♦ Kemajiran/ kemandulan temporer atau permanen.
♦ Pada ternak perah terjadi penurunan produksi susu.
♦ Cairan janin yang keluar kelihatan keruh.
♦ Pada hewan jantan terjadi peradangan pada buah pelir dan
saluran sperma.
♦ Kadang kadang ditemukan kebengkakan pada persendian
lutut.
Pencegahan
sanitasi dan tata laksana.
a. Sisa abortus disucihamakan, fetus dan plasenta harus
dibakar, vagina bila mengeluarkan cairan harus diirigasi
selama satu minggu.
b. Hindari perkawinan antar pejantan dengan betina yang
mengalami keguguran/ keluron.
c. Anak anak hewan yang lahir dari induk yang menderita
Brucellosis sebaiknya diberi susu dari hewan yang bebas
penyakit.
d. Kandang kandang hewan penderita dan peralatan yang
tercemaroleh penderita harus disucihamakan dengan
desinfektansia.
Desinfektansia yang dapat dipergunakan: Phenol, Kresol,
Ammonium Kwartener, Biocid, Lysol dan lain lain.
Pengobatan
Belum ada pengobatan yang efektif.
Hubungan Kesehatan Masyarakat
Brucellosis termasuk penyakit zoonosis yang memiliki resiko
tinggi.
 dianjurkan jangan meminum susu atau produk
yangtidak dimasak atau diproses.
 Sapi yang menderita Brucellosis dapat dipotong untuk
dikonsumsi di bawah pengawasan Dokter Hewan/
Petugas Kesehatan Hewan.
 Daging sebelum dikonsumsi dilayukan terlebih dahulu,
 sisa pemotongan dimusnahkan dengan dibakar atau
dikubur.
 Jangan membantu atau menangani proses kelahiran
dari hewan betina terinfeksi tanpa melindungi tangan
dan lengan dengan sarung tangan karet/ plastik.
FASCIOLASIS
Nama lain : Distomatosis, Cacing Hati
 bersifat kronis pada sapi/ kerbau
 bersifat akut pada kambing dan domba.
 Cacing ini berada dalam saluran empedu atau
usus yang menyebabkan kerusakan hati.
 Kerbau yang memiliki kebiasaan berendam
dalam kubangan berpeluang besar untuk terkena
infeksi cacing ini.
Penyebab
- cacing Fasciola gigantica dan Fasciola
hepatica
- Hidup di dalam saluran empedu.
- Bentuknya seperti daun sehingga disebut
juga cacing daun
Gejala Klinis :
 gangguan pencernaan berupa konstipasi/
sembelit kemudian disertai dengan adanya daire
(mencret).
 Kurus, lemah, bulu berdiri, depresi, bagian perut
membesar.
 Anemia, selaput lendir pucat kekuningan.
 Bentuk kronis menyebabkan ternak mengalami
penurunan produktifitas dan hambatan
pertumbuhan terutama pada anak.
 Terjadi busung/ oedema di bawah rahang dan
bawah perut
Pencegahan.
♦ Memberantas induk semang perantara/ siput (memotong
siklus hidup cacing) dengan penggunaan Mollusida (secara
kimiawi).
♦ Memberantas siput secara biologis dengan pemeliharaan
itik.
♦ Rotasi lapangan rumput,
♦ Memperbaiki sistim pengairan supaya memungkinkan
diadakan pengeringan.
♦ Ternak sakit jangan dilepas di padang penggembalaan atau
jangan melepaskan ternak sehat di padang penggembalaan
yang tercemar.
Penyebab
 disebabkan oleh parasit cacing :
- golongan cacing gilig
- golongan cacing pipih ataupun cacing Pita
- tempat infestasi : usus, paru-paru, hati dll
Penyakit Cacingan
Gejala
1. Kambing semakin kurus
2. Bulu kambing berdiri dan kusam
3. Nafsu makan berkurang
4. Kambing terlihat pucat
5. Kotoran lembek sampai mencret sehingga kandang
cepat menjadi kotor
Kambing kurus akibat cacingan
Penanganan
1. Obat tradisional
a. Daun nenas yang dikeringkan  dihaluskan  ditimbang
300 mg untuk 1 kg bobot badan kambing  dicampur air
 diminumkan diulang 10 hari sekali
(jangan diberikan pada ternak bunting)
b. Daun nenas segar dihilangkan durinya ditimbang 600 mg
untuk 1 kg bobot badan kambing diberikan  diulang 10
hari sekali (jangan diberikan pada ternak bunting)
2.Obat pabrikan
Biasanya digunakan albendazole, valbanzen atau ivermectin
yang diulang setiap 3 bulan sekali
Pemberian obat cacing tiap 3-4 bln sekali
NEMATODioSIS ALAT PENCERNAAN.
♦ Cacing gelang
 Ascaris vitulorum (Neoascaris vitulorum, Toxocara
vitulorum), cacing ini hidup didalam usus halus. Infeksi karena
cacing ini sering terjadi menjelang kelahiran pedet. Infeksi yang
terjadi pada pedet sangat serius, sedangkan untuk sapi
/kambing/domba yang tua lebih tahan terhadap infeksi.
♦ Cacing bungkul
 Oesophagostomum spp.
Larva cacing ini membentuk bungkul di usus halus dan usus
besar, tetapi bentuk dewasa hanya terdapat diusus besar.
♦ Cacing kait.
 Bunostomum spp.
Agriostomum spp.
Cacing kait ini menyerang usus halus sapi, domba dan kambing.
Pada sapi disebabkan oleh B. phblebotomum.
♦ Cacing lambung
• Haemonchus spp.
• Micistocirrus spp.
Yang paling dikenal adalah Haemonchus contortus,
menyerang
sapi, kambing dan domba. Cacing ini dijumpai di abomasum.
Oleh karena itu sering disebut sebagai cacing lambung.
♦ Cacing rambut
• Trichostrongylus spp.
• Cooperia spp.
• Ostertagia spp.
• Nematodirus spp.
Cacing ini dijumpai di usus halus, kecuali Trichostronylus axei
dijumpai di lambung.
Gejala
♦ Cacing gelang :
Tanda tanda sering dijumpai pada anak sapi umur 2 sampai 20
minggu, dengan tanda tada sebagai berikut :
- Ternak mengalami diare, kotorannya tercium bau asam butirat.
- Tidak ada nafsu makan, kulit kering, bulu berdiri dan ternak
menjadi kurus.
- Apabila terjadi komplikasi dengan penyakit lain ternak mengalami
kematian
♦ Cacing bungkul :
1. Adanya bungkul bungkul didalam colon.
2. Nafsu makan turun, kurus.
3. Diare, tinja berwarna hitam, lunak berlendir dan kadang kadang
terdapat darah segar.
4. Ternak kelihatan anemia, busung.
♦ Cacing kait
- Cacing ini menempel pada dinding usus sangat kuat dengan gigi
gigi yang tajam serta memakan jaringan serta mengisap darah
sehingga timbul anemia.
- Nafsu makan turun, kurus, kulit kasar dan bulu kusam.
- Kadang kadang ditemukan busung di bawah rahang (bottle jaw).
- Diare berwarna coklat tua dan tinjanya lunak.
♦ Cacing lambung
- Karena cacing ini berlokasi di lambung, maka gejala gejala
diare jarang terjadi.
- Busung di bawah rahang bawah (bottle jaw).
♦ Cacing rambut
- Kurus.
- Diare berwarna hijau kehitaman.
Pengobatan.
♦ Pengobatan ascariasis pada anak sapi dapat
dilakukan pada umur 2 – 3 minggu, kemudian
diulangi 2 – 3 kali dengan selang waktu satu
tahun.
♦ Pengobatan massal dilakukan 3 minggu setelah
datangnya musim hujan, kemudian diulangi
dengan selang waktu 6 minggu sampai
permulaan musim kemarau.
Scabies : Kudis menular.
Penyakit Scabies bersifat zoonosa, artinya dapat menular kepada
manusia.
Ternak terserang  penurunan kondisi tu. berat badan
 penurunan kualitas daging/ karkas
 kerusakan dan penurunan nilai kulit.
1. Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis tungau:
- sapi disebabkan oleh Chorioptes bovis
- kambing disebabkan oleh Psoroptes ovis.
2. Cara penularan.
- kontak langsung antara ternak sakit dengan ternak sehat
- melalui peralatan kandang yang tercemar oleh penyakit.
Penyebab
Parasit kulit (Sarcoptes sp)
Gejala:
- Gatal gatal  menggosok gosokkan tubuh pada dinding
kandang serta menggigit gigit bagian tubuh yang terserang
penyakit (moncong, telinga, leher, dada, perut, pangkal
ekor dan sepanjang punggung serta kaki). Akibat gosokan
dan gigitan sehingga terjadi luka-luka dan lecet.
- Lepuh-lepuh bernanah pada kulit.
- Pada kasus meanjut, kulit mengeras
dan menebal serta melipat-lipat
sehingga pada tempat tersebut bulunya
lepas dan kelihatan gundul.
Pencegahan
♦ Sanitasi/ kebersihan
♦ Ternak yang sakit dipisahkan dari yang sehat
dan diobati sampai sembuh
♦ Menghindari kontak langsung dengan ternak
sakit.
♦ Bila ada kasus Scabies segera dilaporkan
kepada Dokter Hewan berwenang/
Poskeswan/ Dinas Peternakan setempat.
Kandang dan ternak perlu dibersihkan untuk cegah scabies
maupun kutu
Pengobatan
♦ Kulit yang luka diolesi dengan Benzoas
Bensilikus 10 %.
♦ Disemprot/ direndam dengan BHC 0,05 % atau
Coumaphos 0,05 sampai 1 %.
♦ Ivermectin (Ivomec), diberikan secara Subcutan.
♦ Salep Coumaphos 1 – 2 % (dalam vaselin).
Sarcoptes scabei Demodex folliculorum
Tradisional:
♦ Oli bekas + sebuk belerang, caranya:
- Ternak dimandikan dengan sabun kemudian dijemur.
-Setelah kering , obati dengan campuran tersebut diatas.
♦ Air tembakau, caranya:
-Rendam tembakau di air sambil diremas remas, kemudian diperas
diambil airnya.
-Gosokkan air tembakau pada kulit yang sakit.
♦ Serbuk biji kamper (kapur barus) dicampur minyak kelapa, caranya:
- Tumbuk biji kamper sampai halus.
- Kemudian campur dengan minyak kelapa.
- Oleskan pada kulit yang sakit.
-
♦ Belerang (dihaluskan) + kunyit + minyak kelapa (sedikit), caranya:
Campuran tersebut dipanaskan, kemudian hangat hangat digosok
gosokkan pada kulit yang sakit.
♦ 1 bagian Kreolin + 10 bagian Spiritus, dioleskan pada kulit yang
sakit.
BLOAT
Kembung perut, Timpani ruminal, Tympanitis, Hoven,
Meteorism
Bloat/ kembung perut merupakan bentuk
penyakit/ kelainan alat pencernaan yang
bersifat akut, yang disertai penimbunan
gas di dalam lambung ternak ruminansia.
Sering terjadi pada kambing
Penyebab
Bloat/ kembung perut dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
a. Faktor makanan/ pakan:
• Pemberian hijauan Leguminosa yang berlebihan.
• Tanaman/ hijauan yang terlalu muda.
• Biji bijian yang digiling sampai halus.
• Imbangan antara pakan hijauan dan konsentrat yang tidak
seimbang (konsentrat lebih banyak).
• Hijauan yang terlalu banyak dipupuk dengan Urea.
• Hijauan yang dipanen sebelum berbunga (terlalu muda) atau
sesudah turunnya hujan terutama pada daerah yang sebelumnya
kekurangan air.
• Makanan yang rusak/ busuk/ berjamur.
• Rumput/ hijauan yang terkena embun atau terkena air hujan.
b. Faktor ternak itu sendiri
􀂊 Faktor keturunan.
􀂊 Tingkat kepekaan dari masing masing ternak.
􀂊 Ternak bunting yang kondisinya menurun.
􀂊 Ternak yang sedang sakit atau dalam proses
penyembuhan.
􀂊 Ternak yang kurang darah (anemia).
􀂊 Kelemahan tubuh secara umum.
Tanda tanda penyakit
♦ Perut sebelah kiri membesar, menonjol keluar
dan kembung berisi gas.
♦ Ternak tidak tenang, gelisah, sebentar berbaring
lalu segera bangun.
♦ Ternak mengerang kesakitan.
♦ Nafsu makan turun bahkan tidak mau makan.
♦ Ternak bernapas dengan mulutnya.
♦ Pada saat berbaring, ternak menjulurkan
Lehernya untuk membebaskan angin/ gas dari
perut.
Pencegahan
♦ Jangan menggembalakan/ melepas ternak terlalu pagi, karena
rumput masih mengandung embun.
♦ Jangan membiarkan ternak terlalu lapar.
♦ Hijauan yang akan diberikan hendaknya dilayukan terlebih
dahulu.
♦ Jangan memberikan makanan yang sudah rusak/ busuk/
berjamur.
♦ Jangan memberikan rumput muda atau rumput yang basah
karena embun/ hujan dan rumput yang bercampur kotoran.
♦ Menghindari leguminosa yang terlalu banyak dalam ransum.
♦ Hindari pemberian rumput/ hijauan yang terlalu banyak, lebih
baik memberikan sedikit demi sedikit tetapi sering kali.
Pengobatan
a. Secara medis
• Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone),
dosis sapi/kerbau: 100 ml obat diencerkan
dengan 500 ml air,
sedang untuk kambing/ domba:
25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air,
kemudian diminumkan.
• Wonder Athympanicum,
- sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, sedang
- kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air
secukupnya  diminumkan.
Secara tradisional.
• 100 – 200 ml minyak goreng/ minyak kelapa dicampur minyak
kayu putih/ minyak atsiri lainnya, kemudian diminumkan.
• Ternak diberi gula merah yang disedu dengan asam Jawa.
• Jahe (secukupnya) digiling, tambahkan 1 sendok teh kopi
bubuk,campurkan dengan 100 – 150 ml air . Berikan setiap
hari sampai sembuh.
• Jahe (secukupnya) digiling, gosokkan pada tubuh ternak 1- 3
kali/hari.
• Berikan daun pepaya segar sebagai pakan.
• Satu sendok teh kopi bubuk, satu sendok teh garam,
campurkan dengan air sebanyak 100 – 150 ml. Berikan setiap
2 kali sehari sampai sembuh.
ORF PADA KAMBING DAN DOMBA
Orf : Contagious Pustular Dermatitis, Sore Mouth, Scabby
Mouth, Bintumen, Puru, Dakangan
 Penyebab : virus grup parapoks dari keluarga
virus poks
 Virus ini sangat tahan terhadap pengaruh udara
luar dan kekeringan
 tetap hidup di luar sel selama beberapa bulan
 dapat hidup beberapa tahun pada keropeng
kulit.
 Pada suhu kamar, virus ini dapat tahan selama
15 tahun.
 Penyakit ini pada umumnya menyerang
hewan muda setelah disapih, yaitu pada
umur 3 – 5 bulan
 tetapi kadang-kadang yang dewasa juga
terkena. Manusia dapat tertular penyakit
ini dan memperlihatkan lesi kulit yang
berbentuk bulat disertai gatal.
Pencegahan penyakit
 autovaksin pada daerahdaerah Enzootic.
- Vaksin  keropeng kulit yang menderita, dibuat tepung
halus dan disuspensikan menjadi 1 % dalam 50
% gliserin.
- Vaksinasi pada hewan muda dilakukan berupa pencacaran
kulit, diadakan pada kulit di daerah sebelah dalam paha,
- Hewan dewasa dilakukan disekitar leher
 Anak domba biasanya divaksinasi pada umur 1 bulan
 vaksinasi ulang pada umur 2 – 3 bulan agar memperoleh
kekebalan yang Maksimal
 Reaksi timbul 7 hari setelah
 vaksinasi dan kekebalan berlangsung selama 8 – 28 bulan.
Hewan di daerah endemic
sebaiknya divaksinasi setiap tahun. Vaksin harus diperlakukan
hati-hati agar tidak menginfeksi tangan.
Pada manusia penyakit ini berupa lepuh-lepuh pada
tangan dan lengan, lesi kemudian mongering serta
mengeras setelah 2-3 minggu
Diare
Penyebab
 Pakan berjamur, terlalu muda
 Bakteri, virus, protozoa
 Atau kombinasi keduanya
Gejala
1. Kotoran encer warnanya dari hijau terang, hijau gelap
sampai hijau kekuningan
2. Kambing lemas, bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian
3. Bulu-bulu sekitar dubur kotor akibat kotoran
Penanganan
a. Pisahkan kambing sakit dari kambing sehat
b. Berikan larutan oralit larutkan 2 sendok makan garam + 2
sendok makan gula dalam 2,5 liter air dingin yang sudah
dimasak
c. Bila keadaannya tidak membaik segera hubungi petugas
kesehatan hewan (dokter hewan)
Pencegahan
1. Jangan membeli kambing sakit atau memasukkan
kambing sakit ke dalam kandang kambing sehat
2. Hindari pemberian pakan yang menyebabkan diare
3. Jagalah kandang tetap bersih
KOKSIDIOSIS
Penyebab :  coccidia (Eimeria Sp)
Gejala Klinis :
 Nafsu makan turun  berat badan turun
 diare, berwarna kehitaman, bercak darah dan
berlendir
 bulu dan kulit kasar
 berlanjut  pneumonia  fatal
anak kambing pra sapih 3-4 minggu sangat peka
Pencegahan dan Pengobatan
 Isolasi ternak sakit
 Sanitasi kandang
 kontrol kepadatan kandang
 Pemberian antibiotik  preparat sulfa
 Pengobatan kurang efektif tanpa isolasi, sanitasi
yang baik dan kontrol kepadatan
PNEUMONIA
Penyebab :
 bakteri, virus, cacing paru-paru
 reaksi alergi
 sering terjadi pada anak kambing pra sapih yang kurang
mendapat kolostrum
 sering terjadi pada umur < 35 hari – 2 s/d 3 bulan
GEJALA KLINIS
Nafsu makan turun
Batuk berulang
demam
Sulit bernafas
Keluar cairan dari lubang hidung
Kasus berat  bernafas melalui mulut  ternak
tidak aktif bergerak
Pencegahan
- kontrol kepadatan
- kurangi kelembaban kandang  kering
dan bersih
- ventilasi kandang
Pengobatan
- injeksi antibiotik
Keracunan
Penyebab
 Keracunan akibat tanaman beracun
 Memakan tanaman yang tercemar pestisida
Gejala
1. Mulut berbusa
2. Kejang-kejang
3. Kemerahan dan pembengkakan pada muka
4. Diare berdarah
5. Kematian mendadak
Penanganan
a. Bila gejala keracunan sudah lebih dari 3 jam pengobatan
akan
menjadi sulit dilakukan
b. Minumkan air kelapa
c. Berikan tablet Norit 2-3 buah
d. Hubungi petugas kesehatan hewan (dokter hewan)
Pencegahan
1. Jangan gembalakan kambing pada tempat yang banyak
tanaman beracun
2. Jauhkan kambing dari sawah atau ladang yang sedang
dilakukan pemupukan atau penyemprotan
pestisida/hama
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Contenu connexe

Tendances

Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badanBBPP_Batu
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Tata Naipospos
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Tata Naipospos
 
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganyaPenyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganyaBustami Muchtar
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasHidayatmaskar
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakIstilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakYusuf Ahmad
 
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Tata Naipospos
 
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Tata Naipospos
 
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Tata Naipospos
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Tata Naipospos
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Tata Naipospos
 
Downer cow syndrome & bloat 2008 - triakoso
Downer cow syndrome & bloat 2008 - triakosoDowner cow syndrome & bloat 2008 - triakoso
Downer cow syndrome & bloat 2008 - triakosoNusdianto Triakoso
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoNusdianto Triakoso
 
Sosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+ppt
Sosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+pptSosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+ppt
Sosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+pptSaka Hikmawan
 
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Tata Naipospos
 

Tendances (20)

Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badan
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganyaPenyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggas
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakIstilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
 
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
Workshop Sistem Penerapan Kesejahteraan Hewan - Ditkesmavet, Ditjen PKH, Bogo...
 
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...
 
Proses Penetasan Telur Tetas
Proses Penetasan Telur TetasProses Penetasan Telur Tetas
Proses Penetasan Telur Tetas
 
Penyakit Kambing
Penyakit KambingPenyakit Kambing
Penyakit Kambing
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
 
Downer cow syndrome & bloat 2008 - triakoso
Downer cow syndrome & bloat 2008 - triakosoDowner cow syndrome & bloat 2008 - triakoso
Downer cow syndrome & bloat 2008 - triakoso
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
 
Mastitis
Mastitis Mastitis
Mastitis
 
Sosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+ppt
Sosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+pptSosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+ppt
Sosialisasi penggunaan biosecurity berbasis lingkungan pada peternakan+ppt
 
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
 

En vedette (20)

MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJAMANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
MANAJEMEN PENGGEMUKAN KAMBING BOER DI PERUSAHAAN PETERNAKAN CV.BOERJA
 
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
 
Pakan dan Hijauan kambing
Pakan dan Hijauan kambingPakan dan Hijauan kambing
Pakan dan Hijauan kambing
 
Pengenalan Jenis Rumput dan Legum
Pengenalan Jenis Rumput dan LegumPengenalan Jenis Rumput dan Legum
Pengenalan Jenis Rumput dan Legum
 
Legum
LegumLegum
Legum
 
model kandang kambing
model kandang kambingmodel kandang kambing
model kandang kambing
 
Manajemen kesehatan Domba
Manajemen kesehatan DombaManajemen kesehatan Domba
Manajemen kesehatan Domba
 
Tingkah laku reproduksi betina
Tingkah laku reproduksi betinaTingkah laku reproduksi betina
Tingkah laku reproduksi betina
 
Disease Control domba
Disease Control dombaDisease Control domba
Disease Control domba
 
Bovine ephemeral fever
Bovine ephemeral feverBovine ephemeral fever
Bovine ephemeral fever
 
Makalah wirausaha
Makalah wirausahaMakalah wirausaha
Makalah wirausaha
 
Geodinamika
GeodinamikaGeodinamika
Geodinamika
 
Vulkanisme
VulkanismeVulkanisme
Vulkanisme
 
Geodinamika
GeodinamikaGeodinamika
Geodinamika
 
Pengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembalaPengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembala
 
Taksonomi tumbuhan
Taksonomi tumbuhanTaksonomi tumbuhan
Taksonomi tumbuhan
 
Pemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingPemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambing
 
Poster makalah pemilihan jenis Hijauan makanan ternak
Poster makalah  pemilihan jenis Hijauan makanan ternakPoster makalah  pemilihan jenis Hijauan makanan ternak
Poster makalah pemilihan jenis Hijauan makanan ternak
 
Sejarah Evolusi Merapi
Sejarah Evolusi MerapiSejarah Evolusi Merapi
Sejarah Evolusi Merapi
 
Eagle eye presentation ver 2.0 slides
Eagle eye presentation ver 2.0 slidesEagle eye presentation ver 2.0 slides
Eagle eye presentation ver 2.0 slides
 

Similaire à KESEHATAN KAMBING

Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaJajat Rohmana
 
FOWL CHOLERA dan CORIZA
FOWL CHOLERA dan CORIZAFOWL CHOLERA dan CORIZA
FOWL CHOLERA dan CORIZANandaNandomo1
 
Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1Cholyubi Yusuf
 
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitRMontong
 
brucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptxbrucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptxivofebrina2
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinikwahyufaisal
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptItangPurnama1
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptLukman Nurdiana
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianRizqi Fatha M
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiDokter Tekno
 
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdfv,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdfhizkiabriliant7
 
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae  -non_lactose_fermentationEnterobacteriaceae  -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentationArif Mulyanto
 

Similaire à KESEHATAN KAMBING (20)

Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) domba
 
FOWL CHOLERA dan CORIZA
FOWL CHOLERA dan CORIZAFOWL CHOLERA dan CORIZA
FOWL CHOLERA dan CORIZA
 
Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1Hama dan penyakit pada ternak domba 1
Hama dan penyakit pada ternak domba 1
 
Studi banding ayam buras
Studi banding ayam burasStudi banding ayam buras
Studi banding ayam buras
 
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
brucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptxbrucellosis drh ivo.pptx
brucellosis drh ivo.pptx
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.ppt
 
Brusella sp
Brusella spBrusella sp
Brusella sp
 
Beternak babi
Beternak babiBeternak babi
Beternak babi
 
Penyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin APenyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin A
 
Mengapa babi haram dikonsumsi
Mengapa babi haram dikonsumsiMengapa babi haram dikonsumsi
Mengapa babi haram dikonsumsi
 
Bioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanianBioteknologi dalam bidang pertanian
Bioteknologi dalam bidang pertanian
 
Print full
Print fullPrint full
Print full
 
Clostridium perfringens
Clostridium perfringens Clostridium perfringens
Clostridium perfringens
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdfv,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
 
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae  -non_lactose_fermentationEnterobacteriaceae  -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentation
 

Dernier

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 

Dernier (19)

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 

KESEHATAN KAMBING

  • 2. Kesehatan ternak dipengaruhi oleh Ternak Agen penyakit Lingkungan
  • 4. ANTHRAX : radang limpa Anthrax : - penyakit menular yang akut/perakut - dapat menyerang semua jenis Ternak berdarah panas bahkan manusia. - Penyakit ini dapat menyebabkan angka kematian tinggi.
  • 5. Penyebab Penyebab : Bacillus anthracis. - dapat membentuk spora : a. tahan hidup berpuluh-puluh tahun di tanah b. tahan terhadap panas, dan bahan kimia atau desinfektan. - hewan yang mati karena Anthrax dilarang bedah bangkai  agar tidak membuka peluang bagi organisme untuk membentuk spora. - Penyakit ini tersebar di seluruh dunia terutama daerah tropis.
  • 6. Penularan Infeksi pada hewan dapat berasal dari tanah yang tercemar organisme/ kuman Anthrax. Kuman masuk tubuh hewan melalui luka, terhirup bersama udara atau tertelan. Pada manusia infeksi biasanya terjadi dengan perantaraan luka, dapat pula melalui pernafasan para pekerja penyeleksi bulu domba atau melalui saluran pencernaan bagi orang yang memakan daging hewan penderita Anthrax yang dimasak tidak sempurna.
  • 7. Gejala klinis a. Kematian mendadak dan adanya perdarahan di lubang- lubang kumlah (lubang hidung, lubang anus, pori pori kulit). b. Hewan mengalami kesulitan bernapas, demam tinggi, gemetar, berjalan sempoyongan, kondisi lemah, ambruk dan kematian secara cepat. c. Pada babi dan kuda gejalanya biasanya kronis dan menyebabkan kebengkakan pada tenggorokan. d. Pada manusia dapat terjadi tukak/ luka pada kulit dan kematian mendadak.
  • 8. Pencegahan a. Vaksinasi yang teratur tiap tahun di daerah wabah. b. Pengawasan yang ketat terhadap lalulintas/ keluar masuknya ternak. c. Mengasingkan ternak yang sakit/ diduga sakit. d. Bangkai ternak yang sakit/ diduga sakit tidak boleh dibuka, tetapi harus dibakar atau dikubur dalam-dalam.
  • 9. Pengobatan a. Pemberian antibiotika berspektrum luas. ♦ Procain penisilin G, - (sapi,kerbau): 6.000 – 20.000 IU/Kg berat - (kambing, domba) : 20.000 – 40.000 IU/Kg berat badan. ♦ Streptomycin - ruminansia besar: 5 – 10 mg/Kg BB - ruminansia kecil : 50 – 100 mg/Kg BB. ♦ Kombinasi antara Procain Penisilin G dengan Streptomycin. ♦ Oksitetrasiklin , untuk ruminansia besar: 50 mg/10 Kg BB, sedang untuk ruminansia kecil: 50 mg/5 Kg BB. b. Pemberian antiserum yang tinggi titernya ( 100 – 150 ml )
  • 10. Brucellosia : Keluron Menular, Penyakit Bang, Demam Malta. Brucellosis : - menular dan Zoonosis - menyerang Sapi, Kambing, domba juga manusia - kerugian ekonomi yang sangat besar akibat keguguran (keluron). - gangguan alat alat reproduksi  hewan jadi (majir) temporer atau permanen.
  • 11. Penyebab - bakteri/ kuman Brucella. (brucella abortus, brucella melitensis, brucella suis) - spesies yang sering menimbulkan masalah bagi ternak ruminansia adalah Brucella melitensis  kambing dan Brucella abortus
  • 12. Daya Tahan Brucella abortus diluar tubuh hospes pada berbagai kondisi lingkungan Kondisi lingkungan Daya tahan Sinar Matahari Langsung: Di tanah - kering 4 hari - lembab 66 hari - dingin (150 C) 185 hari Pada air: - air minum 114 hari - air tercemar 150 hari Fetus yang diabortuskan (tidak kena sinar matahari langsung) 180 hari Sumber Craford et. al 1990) Epidemioogi and Survaillance. In Animal Brucellosis (Klaus Nielsen and J. Robert Duncan, Eds), p 137.
  • 13. Penularan Infeksi  melalui saluran makanan  saluran kelamin  selaput lendir/kulit yang luka.  inseminasi buatan (IB)  semen yang tercemar oleh kuman Brucella. Brucella melitensis  sapi saat digembalakan bersama sama dengan domba/ kambing yang terinfeksi. Anak yang lahir dari induk tertular menjadi latent carrier, sulit dideteksi secara serologi
  • 14. Gejala Klinis ♦ Terjadi keguguran/ keluron pada kebuntingan 5 – 8 bulan ♦ Sapi mengalami keguguran/ keluron 1 sampai 3 kali  kelahiran normal dan kelihatan sehat. ♦ Kemajiran/ kemandulan temporer atau permanen. ♦ Pada ternak perah terjadi penurunan produksi susu. ♦ Cairan janin yang keluar kelihatan keruh. ♦ Pada hewan jantan terjadi peradangan pada buah pelir dan saluran sperma. ♦ Kadang kadang ditemukan kebengkakan pada persendian lutut.
  • 15. Pencegahan sanitasi dan tata laksana. a. Sisa abortus disucihamakan, fetus dan plasenta harus dibakar, vagina bila mengeluarkan cairan harus diirigasi selama satu minggu. b. Hindari perkawinan antar pejantan dengan betina yang mengalami keguguran/ keluron. c. Anak anak hewan yang lahir dari induk yang menderita Brucellosis sebaiknya diberi susu dari hewan yang bebas penyakit. d. Kandang kandang hewan penderita dan peralatan yang tercemaroleh penderita harus disucihamakan dengan desinfektansia. Desinfektansia yang dapat dipergunakan: Phenol, Kresol, Ammonium Kwartener, Biocid, Lysol dan lain lain.
  • 16. Pengobatan Belum ada pengobatan yang efektif. Hubungan Kesehatan Masyarakat Brucellosis termasuk penyakit zoonosis yang memiliki resiko tinggi.  dianjurkan jangan meminum susu atau produk yangtidak dimasak atau diproses.  Sapi yang menderita Brucellosis dapat dipotong untuk dikonsumsi di bawah pengawasan Dokter Hewan/ Petugas Kesehatan Hewan.  Daging sebelum dikonsumsi dilayukan terlebih dahulu,  sisa pemotongan dimusnahkan dengan dibakar atau dikubur.  Jangan membantu atau menangani proses kelahiran dari hewan betina terinfeksi tanpa melindungi tangan dan lengan dengan sarung tangan karet/ plastik.
  • 17. FASCIOLASIS Nama lain : Distomatosis, Cacing Hati  bersifat kronis pada sapi/ kerbau  bersifat akut pada kambing dan domba.  Cacing ini berada dalam saluran empedu atau usus yang menyebabkan kerusakan hati.  Kerbau yang memiliki kebiasaan berendam dalam kubangan berpeluang besar untuk terkena infeksi cacing ini.
  • 18. Penyebab - cacing Fasciola gigantica dan Fasciola hepatica - Hidup di dalam saluran empedu. - Bentuknya seperti daun sehingga disebut juga cacing daun
  • 19.
  • 20.
  • 21. Gejala Klinis :  gangguan pencernaan berupa konstipasi/ sembelit kemudian disertai dengan adanya daire (mencret).  Kurus, lemah, bulu berdiri, depresi, bagian perut membesar.  Anemia, selaput lendir pucat kekuningan.  Bentuk kronis menyebabkan ternak mengalami penurunan produktifitas dan hambatan pertumbuhan terutama pada anak.  Terjadi busung/ oedema di bawah rahang dan bawah perut
  • 22. Pencegahan. ♦ Memberantas induk semang perantara/ siput (memotong siklus hidup cacing) dengan penggunaan Mollusida (secara kimiawi). ♦ Memberantas siput secara biologis dengan pemeliharaan itik. ♦ Rotasi lapangan rumput, ♦ Memperbaiki sistim pengairan supaya memungkinkan diadakan pengeringan. ♦ Ternak sakit jangan dilepas di padang penggembalaan atau jangan melepaskan ternak sehat di padang penggembalaan yang tercemar.
  • 23. Penyebab  disebabkan oleh parasit cacing : - golongan cacing gilig - golongan cacing pipih ataupun cacing Pita - tempat infestasi : usus, paru-paru, hati dll Penyakit Cacingan
  • 24. Gejala 1. Kambing semakin kurus 2. Bulu kambing berdiri dan kusam 3. Nafsu makan berkurang 4. Kambing terlihat pucat 5. Kotoran lembek sampai mencret sehingga kandang cepat menjadi kotor Kambing kurus akibat cacingan
  • 25. Penanganan 1. Obat tradisional a. Daun nenas yang dikeringkan  dihaluskan  ditimbang 300 mg untuk 1 kg bobot badan kambing  dicampur air  diminumkan diulang 10 hari sekali (jangan diberikan pada ternak bunting) b. Daun nenas segar dihilangkan durinya ditimbang 600 mg untuk 1 kg bobot badan kambing diberikan  diulang 10 hari sekali (jangan diberikan pada ternak bunting) 2.Obat pabrikan Biasanya digunakan albendazole, valbanzen atau ivermectin yang diulang setiap 3 bulan sekali
  • 26. Pemberian obat cacing tiap 3-4 bln sekali
  • 27. NEMATODioSIS ALAT PENCERNAAN. ♦ Cacing gelang  Ascaris vitulorum (Neoascaris vitulorum, Toxocara vitulorum), cacing ini hidup didalam usus halus. Infeksi karena cacing ini sering terjadi menjelang kelahiran pedet. Infeksi yang terjadi pada pedet sangat serius, sedangkan untuk sapi /kambing/domba yang tua lebih tahan terhadap infeksi. ♦ Cacing bungkul  Oesophagostomum spp. Larva cacing ini membentuk bungkul di usus halus dan usus besar, tetapi bentuk dewasa hanya terdapat diusus besar. ♦ Cacing kait.  Bunostomum spp. Agriostomum spp. Cacing kait ini menyerang usus halus sapi, domba dan kambing. Pada sapi disebabkan oleh B. phblebotomum.
  • 28. ♦ Cacing lambung • Haemonchus spp. • Micistocirrus spp. Yang paling dikenal adalah Haemonchus contortus, menyerang sapi, kambing dan domba. Cacing ini dijumpai di abomasum. Oleh karena itu sering disebut sebagai cacing lambung. ♦ Cacing rambut • Trichostrongylus spp. • Cooperia spp. • Ostertagia spp. • Nematodirus spp. Cacing ini dijumpai di usus halus, kecuali Trichostronylus axei dijumpai di lambung.
  • 29. Gejala ♦ Cacing gelang : Tanda tanda sering dijumpai pada anak sapi umur 2 sampai 20 minggu, dengan tanda tada sebagai berikut : - Ternak mengalami diare, kotorannya tercium bau asam butirat. - Tidak ada nafsu makan, kulit kering, bulu berdiri dan ternak menjadi kurus. - Apabila terjadi komplikasi dengan penyakit lain ternak mengalami kematian ♦ Cacing bungkul : 1. Adanya bungkul bungkul didalam colon. 2. Nafsu makan turun, kurus. 3. Diare, tinja berwarna hitam, lunak berlendir dan kadang kadang terdapat darah segar. 4. Ternak kelihatan anemia, busung.
  • 30. ♦ Cacing kait - Cacing ini menempel pada dinding usus sangat kuat dengan gigi gigi yang tajam serta memakan jaringan serta mengisap darah sehingga timbul anemia. - Nafsu makan turun, kurus, kulit kasar dan bulu kusam. - Kadang kadang ditemukan busung di bawah rahang (bottle jaw). - Diare berwarna coklat tua dan tinjanya lunak. ♦ Cacing lambung - Karena cacing ini berlokasi di lambung, maka gejala gejala diare jarang terjadi. - Busung di bawah rahang bawah (bottle jaw). ♦ Cacing rambut - Kurus. - Diare berwarna hijau kehitaman.
  • 31. Pengobatan. ♦ Pengobatan ascariasis pada anak sapi dapat dilakukan pada umur 2 – 3 minggu, kemudian diulangi 2 – 3 kali dengan selang waktu satu tahun. ♦ Pengobatan massal dilakukan 3 minggu setelah datangnya musim hujan, kemudian diulangi dengan selang waktu 6 minggu sampai permulaan musim kemarau.
  • 32. Scabies : Kudis menular. Penyakit Scabies bersifat zoonosa, artinya dapat menular kepada manusia. Ternak terserang  penurunan kondisi tu. berat badan  penurunan kualitas daging/ karkas  kerusakan dan penurunan nilai kulit. 1. Penyebab Penyakit ini disebabkan oleh sejenis tungau: - sapi disebabkan oleh Chorioptes bovis - kambing disebabkan oleh Psoroptes ovis. 2. Cara penularan. - kontak langsung antara ternak sakit dengan ternak sehat - melalui peralatan kandang yang tercemar oleh penyakit.
  • 33. Penyebab Parasit kulit (Sarcoptes sp) Gejala: - Gatal gatal  menggosok gosokkan tubuh pada dinding kandang serta menggigit gigit bagian tubuh yang terserang penyakit (moncong, telinga, leher, dada, perut, pangkal ekor dan sepanjang punggung serta kaki). Akibat gosokan dan gigitan sehingga terjadi luka-luka dan lecet. - Lepuh-lepuh bernanah pada kulit. - Pada kasus meanjut, kulit mengeras dan menebal serta melipat-lipat sehingga pada tempat tersebut bulunya lepas dan kelihatan gundul.
  • 34. Pencegahan ♦ Sanitasi/ kebersihan ♦ Ternak yang sakit dipisahkan dari yang sehat dan diobati sampai sembuh ♦ Menghindari kontak langsung dengan ternak sakit. ♦ Bila ada kasus Scabies segera dilaporkan kepada Dokter Hewan berwenang/ Poskeswan/ Dinas Peternakan setempat.
  • 35. Kandang dan ternak perlu dibersihkan untuk cegah scabies maupun kutu
  • 36.
  • 37. Pengobatan ♦ Kulit yang luka diolesi dengan Benzoas Bensilikus 10 %. ♦ Disemprot/ direndam dengan BHC 0,05 % atau Coumaphos 0,05 sampai 1 %. ♦ Ivermectin (Ivomec), diberikan secara Subcutan. ♦ Salep Coumaphos 1 – 2 % (dalam vaselin).
  • 38.
  • 39. Sarcoptes scabei Demodex folliculorum
  • 40. Tradisional: ♦ Oli bekas + sebuk belerang, caranya: - Ternak dimandikan dengan sabun kemudian dijemur. -Setelah kering , obati dengan campuran tersebut diatas. ♦ Air tembakau, caranya: -Rendam tembakau di air sambil diremas remas, kemudian diperas diambil airnya. -Gosokkan air tembakau pada kulit yang sakit. ♦ Serbuk biji kamper (kapur barus) dicampur minyak kelapa, caranya: - Tumbuk biji kamper sampai halus. - Kemudian campur dengan minyak kelapa. - Oleskan pada kulit yang sakit. - ♦ Belerang (dihaluskan) + kunyit + minyak kelapa (sedikit), caranya: Campuran tersebut dipanaskan, kemudian hangat hangat digosok gosokkan pada kulit yang sakit. ♦ 1 bagian Kreolin + 10 bagian Spiritus, dioleskan pada kulit yang sakit.
  • 41. BLOAT Kembung perut, Timpani ruminal, Tympanitis, Hoven, Meteorism Bloat/ kembung perut merupakan bentuk penyakit/ kelainan alat pencernaan yang bersifat akut, yang disertai penimbunan gas di dalam lambung ternak ruminansia. Sering terjadi pada kambing
  • 42. Penyebab Bloat/ kembung perut dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu: a. Faktor makanan/ pakan: • Pemberian hijauan Leguminosa yang berlebihan. • Tanaman/ hijauan yang terlalu muda. • Biji bijian yang digiling sampai halus. • Imbangan antara pakan hijauan dan konsentrat yang tidak seimbang (konsentrat lebih banyak). • Hijauan yang terlalu banyak dipupuk dengan Urea. • Hijauan yang dipanen sebelum berbunga (terlalu muda) atau sesudah turunnya hujan terutama pada daerah yang sebelumnya kekurangan air. • Makanan yang rusak/ busuk/ berjamur. • Rumput/ hijauan yang terkena embun atau terkena air hujan.
  • 43. b. Faktor ternak itu sendiri 􀂊 Faktor keturunan. 􀂊 Tingkat kepekaan dari masing masing ternak. 􀂊 Ternak bunting yang kondisinya menurun. 􀂊 Ternak yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan. 􀂊 Ternak yang kurang darah (anemia). 􀂊 Kelemahan tubuh secara umum.
  • 44. Tanda tanda penyakit ♦ Perut sebelah kiri membesar, menonjol keluar dan kembung berisi gas. ♦ Ternak tidak tenang, gelisah, sebentar berbaring lalu segera bangun. ♦ Ternak mengerang kesakitan. ♦ Nafsu makan turun bahkan tidak mau makan. ♦ Ternak bernapas dengan mulutnya. ♦ Pada saat berbaring, ternak menjulurkan Lehernya untuk membebaskan angin/ gas dari perut.
  • 45. Pencegahan ♦ Jangan menggembalakan/ melepas ternak terlalu pagi, karena rumput masih mengandung embun. ♦ Jangan membiarkan ternak terlalu lapar. ♦ Hijauan yang akan diberikan hendaknya dilayukan terlebih dahulu. ♦ Jangan memberikan makanan yang sudah rusak/ busuk/ berjamur. ♦ Jangan memberikan rumput muda atau rumput yang basah karena embun/ hujan dan rumput yang bercampur kotoran. ♦ Menghindari leguminosa yang terlalu banyak dalam ransum. ♦ Hindari pemberian rumput/ hijauan yang terlalu banyak, lebih baik memberikan sedikit demi sedikit tetapi sering kali.
  • 46. Pengobatan a. Secara medis • Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone), dosis sapi/kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air, sedang untuk kambing/ domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air, kemudian diminumkan. • Wonder Athympanicum, - sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, sedang - kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya  diminumkan.
  • 47. Secara tradisional. • 100 – 200 ml minyak goreng/ minyak kelapa dicampur minyak kayu putih/ minyak atsiri lainnya, kemudian diminumkan. • Ternak diberi gula merah yang disedu dengan asam Jawa. • Jahe (secukupnya) digiling, tambahkan 1 sendok teh kopi bubuk,campurkan dengan 100 – 150 ml air . Berikan setiap hari sampai sembuh. • Jahe (secukupnya) digiling, gosokkan pada tubuh ternak 1- 3 kali/hari. • Berikan daun pepaya segar sebagai pakan. • Satu sendok teh kopi bubuk, satu sendok teh garam, campurkan dengan air sebanyak 100 – 150 ml. Berikan setiap 2 kali sehari sampai sembuh.
  • 48. ORF PADA KAMBING DAN DOMBA Orf : Contagious Pustular Dermatitis, Sore Mouth, Scabby Mouth, Bintumen, Puru, Dakangan  Penyebab : virus grup parapoks dari keluarga virus poks  Virus ini sangat tahan terhadap pengaruh udara luar dan kekeringan  tetap hidup di luar sel selama beberapa bulan  dapat hidup beberapa tahun pada keropeng kulit.  Pada suhu kamar, virus ini dapat tahan selama 15 tahun.
  • 49.  Penyakit ini pada umumnya menyerang hewan muda setelah disapih, yaitu pada umur 3 – 5 bulan  tetapi kadang-kadang yang dewasa juga terkena. Manusia dapat tertular penyakit ini dan memperlihatkan lesi kulit yang berbentuk bulat disertai gatal.
  • 50.
  • 51. Pencegahan penyakit  autovaksin pada daerahdaerah Enzootic. - Vaksin  keropeng kulit yang menderita, dibuat tepung halus dan disuspensikan menjadi 1 % dalam 50 % gliserin. - Vaksinasi pada hewan muda dilakukan berupa pencacaran kulit, diadakan pada kulit di daerah sebelah dalam paha, - Hewan dewasa dilakukan disekitar leher  Anak domba biasanya divaksinasi pada umur 1 bulan  vaksinasi ulang pada umur 2 – 3 bulan agar memperoleh kekebalan yang Maksimal  Reaksi timbul 7 hari setelah  vaksinasi dan kekebalan berlangsung selama 8 – 28 bulan. Hewan di daerah endemic sebaiknya divaksinasi setiap tahun. Vaksin harus diperlakukan hati-hati agar tidak menginfeksi tangan.
  • 52. Pada manusia penyakit ini berupa lepuh-lepuh pada tangan dan lengan, lesi kemudian mongering serta mengeras setelah 2-3 minggu
  • 53. Diare Penyebab  Pakan berjamur, terlalu muda  Bakteri, virus, protozoa  Atau kombinasi keduanya Gejala 1. Kotoran encer warnanya dari hijau terang, hijau gelap sampai hijau kekuningan 2. Kambing lemas, bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian 3. Bulu-bulu sekitar dubur kotor akibat kotoran
  • 54. Penanganan a. Pisahkan kambing sakit dari kambing sehat b. Berikan larutan oralit larutkan 2 sendok makan garam + 2 sendok makan gula dalam 2,5 liter air dingin yang sudah dimasak c. Bila keadaannya tidak membaik segera hubungi petugas kesehatan hewan (dokter hewan) Pencegahan 1. Jangan membeli kambing sakit atau memasukkan kambing sakit ke dalam kandang kambing sehat 2. Hindari pemberian pakan yang menyebabkan diare 3. Jagalah kandang tetap bersih
  • 55. KOKSIDIOSIS Penyebab :  coccidia (Eimeria Sp) Gejala Klinis :  Nafsu makan turun  berat badan turun  diare, berwarna kehitaman, bercak darah dan berlendir  bulu dan kulit kasar  berlanjut  pneumonia  fatal anak kambing pra sapih 3-4 minggu sangat peka
  • 56. Pencegahan dan Pengobatan  Isolasi ternak sakit  Sanitasi kandang  kontrol kepadatan kandang  Pemberian antibiotik  preparat sulfa  Pengobatan kurang efektif tanpa isolasi, sanitasi yang baik dan kontrol kepadatan
  • 57. PNEUMONIA Penyebab :  bakteri, virus, cacing paru-paru  reaksi alergi  sering terjadi pada anak kambing pra sapih yang kurang mendapat kolostrum  sering terjadi pada umur < 35 hari – 2 s/d 3 bulan
  • 58. GEJALA KLINIS Nafsu makan turun Batuk berulang demam Sulit bernafas Keluar cairan dari lubang hidung Kasus berat  bernafas melalui mulut  ternak tidak aktif bergerak
  • 59. Pencegahan - kontrol kepadatan - kurangi kelembaban kandang  kering dan bersih - ventilasi kandang Pengobatan - injeksi antibiotik
  • 60. Keracunan Penyebab  Keracunan akibat tanaman beracun  Memakan tanaman yang tercemar pestisida Gejala 1. Mulut berbusa 2. Kejang-kejang 3. Kemerahan dan pembengkakan pada muka 4. Diare berdarah 5. Kematian mendadak
  • 61. Penanganan a. Bila gejala keracunan sudah lebih dari 3 jam pengobatan akan menjadi sulit dilakukan b. Minumkan air kelapa c. Berikan tablet Norit 2-3 buah d. Hubungi petugas kesehatan hewan (dokter hewan) Pencegahan 1. Jangan gembalakan kambing pada tempat yang banyak tanaman beracun 2. Jauhkan kambing dari sawah atau ladang yang sedang dilakukan pemupukan atau penyemprotan pestisida/hama