SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  159
Télécharger pour lire hors ligne
SMA 2013




Damriani
Zainal Abidin
© SMAN 3 Bandar Lampung, 2013
  Jl. Khairil Anwar 30 Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, Lampung 35116
SURAT KETERANGAN
                                Nomor: 421.3/2069/IV.40/III.3/2012



Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMAN 3 Bandar Lampung menerangkan bahwa
buku Siap Menghadapi Ujian Nasional Fisika SMA 2013 adalah benar ditulis oleh:

       Penulis Pertama,
       Nama          : Dra. Damriani
       NIP           : 196108131987022002

       Penulis Kedua,
       Nama          : Zainal Abidin, S.Pd
       NIP           : 196909061992031009

dan digunakan sebagai pelengkap material pembelajaran fisika untuk latihan menghadapi
Ujian Nasional Fisika 2013 di SMAN 3 Bandar Lampung.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.




                                                       Bandar Lampung, 21 Desember 2012

                                                       Kepala SMAN 3 Bandar Lampung



                                                       Dra. Hj. Rospardewi, MM.Pd
                                                       NIP. 196011151989012001




                                                                                          1
KATA PENGANTAR


Buku Siap Menghadapi Ujian Nasional Fisika SMA 2013 ini ditulis berdasarkan Kisi-kisi
Ujian Nasional Fisika 2013 bertujuan untuk digunakan sebagai buku pendamping dalam
pelatihan memecahkan soal-soal fisika untuk menghadapi Ujian Nasional Fisika tahun 2013.
Perlu diingatkan bahwa fisika merupakan bahasa sains yang konsisten dalam menjelaskan
fenomena alam dan sebagai bahasa universal yang berlaku dalam dunia ilmiah, untuk itu
pemahaman pada konsep, asas, dan prinsip fisika merupakan hal pertama yang harus
dimengerti dulu oleh para siswa, bukan dengan cara menghapal rumus-rumus, untuk hal itu
perlu latihan memecahkan soal-soal fisika.

Dalam memecahkan soal-soal fisika, buku ini dapat digunakan untuk memberi gambaran
global dari materi Ujian Nasional Fisika SMA yang harus dikuasai siswa dalam menghadapi
Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2013.

Buku ini tentu jauh dari sempurna oleh karena itu penulis menerima masukan, kritik dan saran
yang membangun dan dapat disampaikan melalui email: zay.abidin@gmail.com.

Semoga kehadiran buku ini dapat memenuhi tujuan penulisan dan bermanfaat bagi
penggunanya.

Man Jadda Wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh niscaya berhasil.*)



                                                            Bandar Lampung, 20 Desember 2012



                                                            Damriani
                                                            Zainal Abidin




*) A. Fuadi. 2009. Negeri 5 Menara. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. hal 41.



                                                                                               2
DAFTAR ISI


Surat Keterangan                                 1

Kata Pengantar                                   2

Daftar Isi                                       3



   1. Kompetensi 1:
      Besaran Fisika & Pengukuran                 4

   2. Kompetensi 2:
      Mekanika & Fluida                          12

   3. Kompetensi 3:
      Panas & Termdinamika                       46

   4. Kompetensi 4:
      Listrik & Magnet                           64

   5. Kompetensi 5:
      Gelombang & Optika                         113

   6. Kompetensi 6:
      Fisika Modern                              141


Daftar Pustaka                                   157

Tentang Penulis                                  158




                                                       3
KOMPETENSI 1: Besaran Fisika & Pengukuran

1. Kompetensi 1: Memahami prinsip-prinsip mengukuran dan melakukan pengukuran
                 besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti
                 dan objektif.
                 1. 1. Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil
                       pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting.
                 1. 2. Menentukan resultan vektor dengan berbagai cara.

Konsep-konsep Kunci:

1.1 Besaran

Ada 7 macam besaran dasar berdimensi:

        Besaran              Satuan (SI)                 Dimensi
1. Panjang                       m                        [L]
2. Massa                         kg                       [M]
3. Waktu                        detik                     [T]
4. Suhu Mutlak                   °K                       []
5. Intensitas Cahaya             Cd                       [J]
6. Kuat Arus                   Ampere                     [I]
7. Jumlah Zat                   mol                       [N]

2 macam besaran tambahan tak berdimensi:

         a.      Sudut datar      ---->           satuan : radian
         b.      Sudut ruang      ---->           satuan : steradian



Satuan :           SI          Satuan Metrik



                       MKS         CGS

                                           M 
                                           L
Dimensi ---->            Primer ---->           dan dimensi Sekunder ---> jabaran
                                           T
                                            

Guna dimensi untuk : Checking persamaan Fisika.



Dimensi dicari melalui ----> Rumus atau Satuan Metrik



1.2 Angka Penting

Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat ukur, terdiri dari :
   Angka pasti
   Angka taksiran

                                                                                                    4
Aturan :
a.  Penjumlahan / Pengurangan
    Ditulis berdasarkan desimal paling sedikit
    Contoh :
          2,7481
          8,41
             ------- +
        11,1581 ------> 11,16

b.         Perkalian / Pembagian
           Ditulis berdasarkan angka penting paling sedikit
           Contoh :
                  4,756
                 110
                  --------- 
                  0000
              4756
             4756
             -------------- +
           520,160 ----> 520



1.3 Besaran Vektor

Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja.
                                            Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.
Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya, juga ditentukan oleh
arahnya. Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.


Sifat-sifat vektor
                                 
1.     A+B              =   B   +   A       Sifat komutatif.
                                                 
2.     A   + ( B +C ) = ( A+ B ) +C                       Sifat assosiatif.
                                             
3. a (     A+B              )=a     A   +a      B
                                         
4. /   A/+/B / / A+B /

Resultan Dua Vektor




                                                    α = sudut antara A dan B


                                                               

           /R/=             / A/ 2  / B / 2 2 / A/ / B / cos




                                                                                                           5
                         
                    / R/   / A/   / B/
                               
      arahnya :
                   sin  sin  1 sin  2




  Vektor           sudut          vx = v cos         vy = v sin   

      V1
                    1            vx = v cos
                                                1   vy = v sin
                                                                  1

      V2
                    2            vx = v cos
                                                2   vy = v sin
                                                                   2

      V3
                    3            vx = v cos
                                                3   vy = v sin
                                                                   3
                                vx  .......         vy  .......

Resultan / v R / =
                           ( v X ) 2  ( vY ) 2
                            vY
Arah resultan : tg =
                           vX


Uraian Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z )




                                                      ,  ,   = masing-masing sudut antara vektor A

dengan sumbu-sumbu x, y dan z           A   = Ax+ Ay+ Az           atau   A   =/   A x / i + / A y /  + / A z / k / A x / = A
                                                                                                      j           

cos    / Ay/= A         cos
                                /Az   /=   A cos 

Besaran vektor A

                         A  / AX / 2  / AY / 2  / AZ / 2

dan   i ,  , k
           j      masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z


                                                                                                                                  6
Soal-soal Latihan Kompetensi 1
1.1. Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran
     dengan memperhatikan aturan angka penting.

1.   Perhatikan gambar penunjukan skala mikrometer berikut. Tebal plat diukur dengan
     mikrometer sekrup yang terbaca adalah .… mm

        0     1     2    3       4       5        50
                                                  45
                                                  40

         A.       5,40
         B.       5,45
         C.       5,55
         D.       5,90
         E.       5,95

2.   Perhatikan gambar berikut! Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong
     adalah .... cm



            0                1                2               3    cm




                             0       5       10



                                                  Skala nonius berimpit
                                                   dengan skala utama


         A.       2,20
         B.       1,92
         C.       1,10
         D.       0,92
         E.       0,10

 3. Tebal plat logam diukur dengan mikrometer sekrup seperti gambar



                             0 1 2 3 4                   0

                                                         45




     Tebal plat logam adalah ....
        A. 4,85 mm
        B. 4,90 mm
        C. 4,96 mm
        D. 4,98 mm
        E. 5,00 mm

                                                                                       7
4.  Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang
    adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut aturan angka penting adalah ….
        A. 191,875 m2
        B. 191,88 m2
        C. 191,87 m2
        D. 191,9     m2
        E. 192       m2
 5. Dari hasil pengukuran plat seng, panjang 1,5 m dan lebarnya 1,20 m. Luas plat seng
    menurut penulisan angka penting adalah ….
       A. 1,8012 m2
       B. 1,801 m2
       C. 1,800 m2
       D. 1,80 m2
       E. 1,8 m2

 6. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang
    15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah tersebut menurut aturan angka penting adalah ….
        A. 191,875 m2
        B. 191,88 m2
        C. 191,87 m2
        D. 191,9 m2
        E. 192 m2

 7. Bilangan-bilangan berikut yang mengandung 4 angka penting adalah ....
      A. 0,025
      B. 0,0250
      C. 0,02500
      D. 0,025000
      F. 0,0250000

8. Hasil pengurangan dari 825,16 gram – 515 gram berdasarkan aturan angka penting adalah
   ....
        A. 3,1 gram
        B. 31,02 gram
        C. 310 gram
        D. 310,16 gram
        E. 310,2 gram
9. Pada pengukuran panjang benda, diperoleh hasil pengukuran 0,03020 m. Banyak angka
   penting hasil pengukuran adalah ....
        A. Enam
        B. Lima
        C. Empat
        D. Tiga
        E. Dua




                                                                                         8
1. 2. Menentukan resultan vektor dengan berbagai cara.

10. Seorang anak berjalan lurus 2 meter ke barat, kemudian belok ke selatan sejauh 6 meter,
    dan belok lagi ke timur sejauh 10 meter. Perpindahan yang dilakukan anak tersebut dari
    posisi awal adalah ….
       A. 18 meter arah barat daya
       B. 14 meter arah selatan
       C. 10 meter arah tenggara
       D. 6 meter arah timur
       E. 2 meter arah tenggara

11. Vektor F1 = 14 N dan F2 = 10 N diletakkan pada diagram Cartesius seperti pada gambar.
    Resultan R = F1 + F2 dinyatakan dengan vektor satuan adalah ….
                                     
       A. 7 i + 10√3 j
                             
       B. 7 i + 10 j
                                 
       C. 3 i + 7√3 j
                             
       D. 3 i + 10 j
                         
       E. 3 i + 7 j

12. Perhatikan vektor-vektor yang besar dan arahnya terlukis pada kertas berpetak seperti
    gambar berikut. Jika panjang 1 petak adalah 1 newton, maka resultan kedua vektor adalah
                              F2




                                              F1
               A. 8 N
               B. 9 N
               C. 10 N
               D. 11 N
               E. 12 N

13. Berikut ini disajikan diagram vektor F1 dan F2
                              
               Y (satuan : j )
     2,5
                                                   
                                                   F1
      2                                                     
                                                            F2
     1,5

       1

     0,5


           0          1               2   3             4        5       
                                                             X (satuan : i )


                                                                                              9
      
    Persamaan yang tepat untuk resultan                     R  F1  F 2    adalah ....
                        
         A.     2i  2j
                        
         B.     2i  4 j
                        
         C.     3i  4 j
                        
         D.     4i  2j
                        
         E.     4i  4 j


14. Diketahui 2 buah vektor yang sama besar yaitu F. Bila perbandingan antara besar jumlah
    dengan besar selisih kedua vektor sama dengan 3 , maka besar sudut yang diapit kedua
    vektor itu adalah ....
         A. 30o
         B. 37o
         C. 45o
         D. 60o
         E. 120o

15. Tiga buah vektor F1, F2, dan F3 masing-masing sebesar 50 2 N, 50 2 N, dan 150 N
    dengan arah seperti yang ditunjukkan gambar berikut. Resultan ketiga vektor tersebut
    adalah ....
           F3


                        45o
                                            F1




                              F2

         A.      25 N
         B.      50 N
         C.      75 N
         D.     100 N
         E.     125 N

16. Perhatikan gambar di bawah ini!
                                       y (satuan : j)

                                   6                    A

                     B                  2


                        2               0               8       x (satuan : i)
    Nilai resultan dari :          OA  OB        adalah ....
         A.     3 satuan
         B.     4 satuan
         C.     5 satuan
         D.     8 satuan
         E.     10 satuan

                                                                                          10
17. Perhatikan gambar di samping!
    Jika F1 = 12 N, F2 = 5 N, dan F3 = 12 N, resultan ketiga gaya tersebut adalah ....
        A. 6√3
        B. 12
        C. 12√2
        D. 13
        E. 13√3




                                                                                         11
KOMPETENSI 2: Mekanika & Fluida

Kompetensi 2: . Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
               titik, benda tegar, usaha, kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum
               dan masalah fluida
                2. 1. Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar
                       beraturan, atau gerak parabola.
                2. 2. Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya
                       dalam kehidupan sehari-hari.
                2. 3. Menentukan besaran-besaran fisis dinamika rotasi (torsi, momentum
                       sudut, momen inersia, atau titik berat) dan penerapannya berdasarkan
                       hukum II Newton dalam masalah benda tegar.
                2. 4. Menentukan hubungan usaha dengan perubahan energy dalam
                       kehidupan sehari-hari atau menentukan besaranbesaran yang terkait.
                2. 5. Menjelaskan pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan atau
                       menentukan besaran-besaran terkait pada konsep elastisitas.
                2. 6. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan hukum
                       kekekalan energi mekanik.
                2. 7. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan tumbukan,
                       impuls atau hukum kekekalan momentum.
                2. 8. Menjelaskan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik
                      dan dinamik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.




                                                                                         12
Konsep-konsep Kunci:

2.1 Gerak




Vt = kecepatan waktu t detik    S = jarak yang ditempuh
Vo = kecepatan awal             a = percepatan
t = waktu                       g = percepatan gravitasi



                               v0=0
                                                           v=   2 gh
                                 h
                                                           t=   2h / g

        GJB

                               vo=0

                         v?      h1                        v=   2g (h1  h2)
                         h2




                                                                               13
Variasi GLB



                 P                                                        Q
                                                                                  SP + SQ = AB

             A                                                                B




             A
                     ·                                                            SA = SB
             B




             P                                      Q
                                 SP
                                                                                  SP – SQ = AB
         A                              B
                                             SQ




Gerak Lurus Berubah Beraturan
                  r r2  r1
1    v   =           
                   t t 2  t1

             v v 2  v1
2.   a        
             t t 2  t1
                  drx                        dry                        drz
3.   vx                 ;            vy           ;          vz 
                  dt                         dt                         dt

                                      v  vx  v y  vz
                                                   2       2    2




                  dv x                       dv y                       dv z
4.   ax                     ;        ay              ;       az 
                   dt                        dt                          dt

                                      a  ax  a y  az
                                                    2      2        2




5    Diketahui a(t)

             t2

     v   at   dt
             t1




                                                                                                 14
t2

6.   r   vt  dt
          t1


  h = tinggi
Vy = kecepatan terhadap sumbu y       h1 = ketinggian pertama            Vz = kecepatan terhadap sumbu z
h2 = ketinggian kedua                      | v | = kecepatan rata-rata mutlak
SP = jarak yang ditempuh P                  |ā| = percepatan rata-rata mutlak
SQ = jarak yang ditempuh Q                  a x = percepatan terhadap sumbu x
AB = panjang lintasan                      a y = percepatan terhadap sumbu y
SA = jarak yang ditempuh A                  a z = percepatan terhadap sumbu z
SB = jarak yang ditempuh B                 a (t) = a fungsi t
 v = kecepatan rata-rata                    V (t) = V fungsi t
∆r = perubahan posisi                      V 1 = kecepatan 1
∆t = selang waktu                          Vx = kecepatan terhadap sumbu x
r2 = posisi akhir
r1 = posisi awal
t1 = waktu awal bergerak
t2 = waktu akhir bergerak
ā = percepatan rata-rata
∆V = perubahan rata-rata
V2 = kecepatan 2




2.2. Hukum Newton Tentang Gerak

1.   Hk. I Newton  Hk. kelembaman (inersia) :
     Untuk benda diam dan GLB         F  0   Fx  0 dan  Fy  0
2.   Hk. II Newton  a       0  GLBB    F  m a
     1   2  m1  m2 a
     1  T  m1  a




3.   Hukum III Newton  F aksi = - F reaksi
     Aksi – reaksi tidak mungkin terjadi pada 1 benda


4.   Gaya gesek (fg) : * Gaya gesek statis (fs)  diam  fs = N.s
                     * Gaya gesek kinetik (fk)  bergerak  fk = N. k
     Arah selalu berlawanan dengan gerak benda/sistem.




                                                                                                           15
N=w         N = w – F sin        N = w + Fsin N = w cos 
. Statika

            F  0 :            *    Fx  0
                              *       Fy  0
              0

ΣFx = resultan gaya sumbu x
ΣFy = resultan gaya sumbu y
ΣF = resultan gaya
m = massa
a = percepatan
N = gaya normal
μs= koefisien gesek statis
μk= koefisien gesek kinetik
W = gaya berat
α=sudut yang dibentuk gaya berat setelah diuraikan ke sumbu



2.3 Memadu Gerak
            v R  v1  v2  2v1v2 cos
                         2   2
1.                                                        GLB – GLB

            VR = kecepatan resultan

2.   Gerak Peluru                                       V1 = kecepatan benda 1
     Pada sumbu x                     GLB               V2 = kecepatan benda 2
     Pada sumbu y                     GVA – GVB

                 Y                                          v x  v0 cos
                     Vo                                     x  v0 cos  t

                                                           v y  v0 sin   g  t
                                                  X
                                                                                 1 2
                                                            y  v0 sin   t      gt
                                                                                 2
                                                  X = jarak yang ditempuh benda pada sb x
                                                  Y = jearak yang ditempuh benda pada sb y
                                                  Vx = kecepatan di sumbu x
     Syarat :                                      V0 = kecepatan awal
         Mencapai titik tertinggi v y  0          t = waktu
            Jarak tembak max             y0         g = percepatan gravitasi



                                                                                             16
y  h
     H




            Koordinat titik puncak
                                            v0 2 sin 2 v0 2 sin 2  
                                                       ,             
                                                 2g          2g      
                                                                     

            Jarak tembak max                 tidak berlaku jika dilempar dari puncak ; jadi harus pakai     y  h
                                                     v0 sin 2
                                                        2

                                           xmax 
                                                         g

2.4 Gerak Rotasi

          GERAK TRANSLASI                                   GERAK ROTASI                        Hu b u n g a n n y a
 Pergeseran linier                 s          Pergeseran sudut                                      s=.R
 Kecepatan linier                 v           Kecepatan sudut                                       v=.R
 Percepatan Linier                a           Percepatan sudut
                                                                                                    a=.R

 Kelembaman                       m           Kelembaman rotasi
 translasi                                    (momen inersia)                           I           I =  m.r2
 ( massa )
 Gaya                         F=m.a           Torsi (momen gaya)                     =I.           =F.R
 Energi kinetic              Ek =mv /2 2      Energi kinetik                     Ek = m /2 2            -
 Daya                         P=F.v           Daya                                   P=.               -
 Momentum linier                p = m.v       Momentum anguler                       L = I .            -


Gerak dengan Percepatan Tetap
     GERAK TRANSLASI (ARAH TETAP)                                 GERAK ROTASI (SUMBU TETAP)
  vt = v0 + at                                              t = 0 +  .t
   s = vot + / a t
             1 2       2                                        = 0t + 1/2 .t 2
 vt 2 = v0 2 + 2 a.s                                        t2 = 02 + 2.
s = jarak
a = percepatan
v = kecepatan
R = jari–jari lintasan
vt = kecepatan dalam waktu t detik
vo = kecepatan awal
t = waktu yang ditempuh
ωt = kecepatan sudut dalam waktu t detik
ωo= kecepatan sudut awal



                                                                                                                       17
Besarnya sudut :
                                                          S
                                                     =       radian
                                                          R
                                                    S = panjang busur
                                                    R = jari-jari


                  1
f.T=1 f=
                  T
       2
=           atau        =2f
        T
v=R




v1 = v2, tetapi 1       2




v1 = v2, tetapi 1       2




A = R = C , tetapi v A            vB      vC


       v2
ar =             atau    ar = 2 R
       R
            v2
Fr = m .              atau     Fr = m 2 R
            R

1. Gerak benda di luar dinding melingkar




                                                                                                v2
                                           v   2
                                                                        N = m . g cos  - m .
                        N=m.g-m.                                                                R
                                           R


                                                                                                     18
2. Gerak benda di dalam dinding melingkar.




                                v2                                                          v2
                N=m.g+m.                                            N = m . g cos  + m .
                                R                                                           R




                      v2                                                          v2
              N=m.         - m . g cos                                 N=m.           -m.g
                      R                                                           R

3. Benda dihubungkan dengan tali diputar vertikal




                                                                                              v2
                                 v2                                   T = m m . g cos  + m
                  T=m.g+m                                                                     R
                                 R




                      v2                                                          v2
              T=m.         - m . g cos                                  T=m.          -m.g
                      R                                                           R

4. Benda dihubungkan dengan tali diputar mendatar (ayunan centrifugal/konis)
                                      T cos  = m . g

                                                      v2
                                      T sin  = m .
                                                      R
                                                            L cos
                                      Periodenya T = 2
                                                              g
                                      Keterangan : R adalah jari-jari lingkaran
5. Gerak benda pada sebuah tikungan berbentuk lingkaran mendatar.

                                             v2
                              N . k = m .
                                             R
                              N = gaya normal
                              N=m.g



                                                                                                   19
2.5 Gravitasi

              m1  m2
1.   F G                              Vektor
                R2

              M
2.   g G                    Vektor
              R2



     kuat medan gravitasi

              M
3.   v  G
              R
                           massa bumi

               mM
4.   Ep  G
                R

5.   w A B  mv B  v A 

6.   HKE v 2  v 2  2GM  1  1 
                         
          2     1        R R    
                          1    2 



F = gaya tarik-menarik antara kedua benda
G = konstanta gravitasi
m1 = massa benda 1
m2 = massa benda 2
R = jarak antara dua benda
Ep = energi potensial gravitasi
V = potensial gravitasi
WAB = Usaha dari benda A ke B
V1 = kecepatan benda 1
V2 = kecepatan benda 2

2.6 Kesetimbangan Ben da Tegar/Masif
Momen:         Momen Gaya : =F.l.sin 
               Momen Kopel : dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah, besarnya = F.d

                        Kesetimbangan Translasi : Fx=0,Fy=0
                        Kesetimbangan Rotasi : =0
                        Kesetimbangan translasi dan Rotasi : F=0, =0
                        Kesetimbangan Stabil (mantap) :
                        Apabila gaya dihilangkan, akan kembali ke kedudukan semula.
Kesetimbangan           (titik berat benda akan naik)
                        Kesetimbangan Indeferen :
                        Gaya dihilangkan, setimbang di tempat berlainan
                        (titik berat benda tetap)
                        Keseimbangan labil :
                        Apabila gaya dihilangkan, tidak dapat kembali semula.
                        (titik berat benda akan turun)




                                                                                               20
2.7Titik Berat Benda
Titik berat untuk benda yang homogen ( massa jenis tiap-tiap bagian benda sama ).
a. Untuk benda linier ( berbentuk garis )
             ln . x n       ln . y n
     x0               y0 
               l               l
b. Untuk benda luasan ( benda dua dimensi ), maka :
             An . x n       An . y n
     x0               y0 
               A               A
c. Untuk benda ruang ( berdimensi tiga )
             Vn . x n       Vn . y n
     x0               y0 
               V               V
Sifat - sifat:
1.    Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik beratnya terletak pada
      sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.
2.    Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.
3.    Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu ) maka titik beratnya terletak
      pada garis potong kedua bidang tersebut.


Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis, maka titik beratnya
terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.
          ΣFx = resultan gaya di sumbu x
          ΣFy = resultan gaya di sumbu y
          Σσ = jumlah momen gaya




Tabel titik berat teratur linier
     Nama benda                Gambar benda                  letak titik berat                Keterangan
     1. Garis lurus
                                                                      x0 =   1
                                                                                 l            z = titik tengah garis
                                                                             2


     2. Busur lingkaran                                                                 tali busur AB
                                                                        y0  R 
                                                                                          busur AB
                                                                                 R = jari-jari lingkaran



     3. Busur setengah
       lingkaran                                                                              2R
                                                                                       y0 
                                                                                              




                                                                                                                       21
Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen
Nama benda              Gambar benda                            Letak titik berat             Keterangan
1. Bidang segitiga
                                                                      y0 =        1
                                                                                      t       t = tinggi
                                                                                  3
                                                                                              z = perpotongan
                                                                                              garis-garis berat
                                                                                              AD & CF


2.Jajaran genjang,
Belah ketupat,                                                        y0 =        1
                                                                                      t       t = tinggi
                                                                                  2
Bujur sangkar                                                                                 z = perpotongan
Persegi panjang                                                                               diagonal AC dan
                                                                                              BD


3. Bidang juring                                                                           tali busur AB
   lingkaran                                                          y0  2 R 
                                                                           3
                                                                                             busur AB
                                                                                  R = jari-jari lingkaran



4.Bidang setengah
   lingkaran                                                                                     4R
                                                                                          y0 
                                                                                                 3
                                                                                  R = jari-jari lingkaran




Tabel titik berat benda teratur berbentu bidang ruang homogen
Nama benda              Gambar benda                       Letak titik berat                 Keterangan
1. Bidang kulit                                                                              z1 = titik berat
  prisma                                                   z pada titik                            bidang alas
                                                            tengah garis z1z2 y0 =           z2 = titik berat
                                                                      1
                                                                          l                        bidang atas
                                                                      2
                                                                                             l = panjang sisi
                                                                                                  tegak.




2. Bidang kulit                                                                              t = tinggi
  silinder.                                                        y0 =   1
                                                                              t                   silinder
                                                                          2
 ( tanpa tutup )                                                                             R = jari-jari
                                                                 A = 2  R.t
                                                                                                 lingkaran alas
                                                                                             A = luas kulit
                                                                                                   Silinder




                                                                                                                  22
3. Bidang Kulit
  limas                                                              T’z =          1
                                                                                        T’ T    T’T = garis
                                                                                    3
                                                                                                tinggi ruang




4. Bidang kulit
  kerucut                                                   zT’ =        1
                                                                              T T’              T T’ = tinggi
                                                                         3
                                                                                                     kerucut
                                                                                                T’ = pusat
                                                                                                  lingkaran alas




5. Bidang kulit
  setengah bola.                                                             y0 =   1
                                                                                            R   R = jari-jari
                                                                                    2




Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen
Nama benda              Gambar benda                        Letak titik berat                   Keterangan
1. Prisma                                                   z pada titik tengah                 z1 = titik berat
   beraturan.                                               garis z1z2                              bidang alas
                                                                             y0 =   1
                                                                                            l   z2 = titik berat
                                                                                    2
                                                                                                    bidang atas
                                                            V = luas alas kali
                                                                                                l = panjang sisi
                                                            tinggi
                                                                                                    tegak
                                                                                                V = volume
                                                                                                    Prisma
2. Silinder Pejal
                                                                             y0 =       1
                                                                                            t   t = tinggi silinder
                                                                                        2
                                                                                                R = jari-jari
                                                                         V =  R2 t
                                                                                                    lingkaran alas




3. Limas pejal                                                                                  T T’ = t = tinggi
   beraturan                                                y0 =     1
                                                                         T T’                   limas beraturan
                                                                     4
                                                                     1
                                                                 =   4   t

                                                            V = luas alas x tinggi
                                                                                3




                                                                                                                      23
4. Kerucut pejal                                                                                             t = tinggi kerucut
                                                                                            y0 =    1
                                                                                                        t    R = jari-jari lingkaran
                                                                                                    4
                                                                                                             alas
                                                                                           V=   1
                                                                                                3    R2 t




5. Setengah bola
     pejal                                                                                  y0 =    3
                                                                                                        R    R = jari-jari bola.
                                                                                                    8




2.8 Usaha dan Energi

1.      w  F cos  s                                   α = sudut kemiringan
                                                         v = kecepatan
                 1 2
2.      Ek        mv                                    W = usaha
                 2
                                                         F = Gaya
3.      Ep  m  g  h                                   s = jarak
                                                         Ep = Energi Potenaial
4.      Emek  Ep  Ek                                   m = massa benda
                                                         g = percepatan gravitasi
5.      w  Ek                                          h = ketinggian benda dari tanah
                                                         Ek = Energi Kinetik
6.      w  Ep                                          Em= Energi mekanik

7.      HKE (Hukum Kekekalan Energi)

        Ek1  Ep1  Ek 2  Ep 2


2.9 Momentum , Impuls dan Tumbukan

1.      P  mv                                                               P = momentum
                                                                              m = massa
2.      I  F  t                                                            v = kecepatan
                                                                              I = impuls
        I  P
3.                                                                               F= gaya

        I  mvt  v0 
                                                                              ∆t = selang waktu

4.      HKM (Hukum Kekekalan Momentum)
                                                    
        m A  v A  m B  v B  m A  v A  mB  v B


                 arah kekanan v +
                 arah ke kiri v -


                                                                                                                                       24
      
5.             v A  vB               e = koefisien tumbukan (kelentingan)
     e
                v A  vB


6.   Jenis tumbukan
              Lenting sempurna                e 1                  HKE
                                                                     HKM
              Lenting sebagian 0  e 1                             HKM
              Tidak lenting sama sekali e  0                             HKM


                    h1
7.   e                                 h1 = tinggi benda setelah pemantulan 1
                    h0
                                     ho = tinggi benda mula-mula
8.   hn  h0  e                2n
                                         hn = tinggi benda setelah pemantulan ke n


       E hilang = Ek sebelum tumbukan – Ek sesudah tumbukan
9.
                                1         1      2   1   2 1   2 
                                 m A v A  mB v B    m A  v A   mB  v B  
                                         2
                            =
                                2         2        2             2   


2.10 Elastisitas

1.   F kx                                                                F = gaya pegas
                                                                           k = konstanta pegas
2.             1                                                           x = simpangan pada pegas
     Ep         k  x2
               2
                                                                           Ep = energi potensial
3    kp  k1  k 2 susunan paralel

4.   1  1 1
        
                                susunan seri
     ks k1 k 2



5.         P        F  L0
     E         
                   A  L

F = gaya tekan/tarik
Lo = panjang mula-mula
A = luas penampang yang tegak lurus gaya F
∆L = pertambahan panjang
E = modulus elastisitas
P = stress
ε = strain

2.11 Fluida
Fluida Tak Bergerak

                    m
1.    zat 
                    v
2.    relativ 
                    z                                 air   pada 40C         1 gr          = 1000
                                                                                                      kg
                     air                                                             cm 3                 m3

                                                                                                                25
m A  mB
3.     c 
              v A  vB


4.    h   z  g  h

5.    Fh   h  A
          z  g  h A

6.    Hukum Archimedes : Gaya ke atas yang bekerja pada benda besarnya sama dengan jumlah (berat) zat cair
      yang dipindahkan.


       FA   z  g  h

7.    1Terapung             w  FA    (jika dibenamkan seluruhnya)


                                        
                              w  FA                 dalam keadaan setimbang


                                bd  g  vb   z  g  v 2

8.    Melayang




                           w1  w2   z  g v1  v2 


9.    Tenggelam
       w  FA
       ws  w  FA

10.   Kohesi (K)
      Adhesi (A)

11.   Kapilaritas

            2 cos
       y
            z  g r


Fluida Bergerak

            Vol
1.     Q        Av
             t

2.    Kontinuitas

       A1v1  A2 v2
3.    Bernoully P    g  h1  1   v1 2  P2    g  h2  1   v2 2
                 1
                                        2                        2


                                                                                                       26
ρ = massa jenis
m = massa
v = volume
A = luas permukaan
P = daya tekan
h = ketinggian dari dasar
Q = Debit
ρrelatif = massa jenis relatif



Soal-soal Latihan Kompetensi 2
2. 1. Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau
      gerak parabola.

1. Pengamatan tetesan oli motor yang melaju pada jalan lurus dilukiskan seperti pada
   gambar!

       1.

       2.

       3.

       4.

      Yang menunjukkan mobil sedang bergerak dengan percepatan tetap adalah ....
          A. 1 dan 2
          B. 1 dan 3
          C. 1 dan 4
          D. 2 dan 3
          E. 2 dan 4

2. Seseorang mengendarai mobil dengan kecepatan 90 km/jam, tiba-tiba melihat seorang
   anak kecil di tengah jalan pada jarak 200 m di mukanya. Jika mobil di rem dengan
   perlambatan maksimum sebesar 1,25 m/s2, maka terjadi peristiwa ....
        A. mobil tepat akan berhenti di muka anak itu.
        B. mobil lansung berhenti
        C. mobil berhenti jauh di muka anak itu
        D. mobil berhenti sewaktu menabrak anak itu
        E. mobil baru berhenti setelah menabrak anak itu.

3. Grafik (v – t) menunjukkan gerak sebuah sepeda pada suatu perlombaan.
            v (km.jam– 1)

            A           B
      50
                                         D
      40

      30

      20
                                     C
                                                 E
      10
                                                     F
                1   2       3    4   5   6   7   8
                                                     t (jam)                           27
Bagian grafik yang menunjukkan percepatan paling besar adalah ....
       A. AB
       B. BC
       C. CD
       D. DE
       E. EF

4. Grafik (v – t) menginformasikan gerak sebuah mobil mulai dari diam, kemudian bergerak
   hingga berhenti selama 8 sekon seperti pada gambar.
         v (m/s)


                               C
    40
             A
    30
                                   D
    20                 B
    10
                                           E
            1      2   3   4   5   6   7   8
                                            t (s)

   Jarak yang ditempuh mobil antara t = 5 s sampai t = 8 s adalah ....
       A. 60 m
       B. 50 m
       C. 35 m
       D. 20 m
       E. 15 m
5. Mobil massa 800 kg bergerak lurus dengan kecepatan awal 36 km/jam, setelah menempuh
    jarak 150 m kecepatannya menjadi 72 km/jam. Waktu tempuh mobil adalah ....
       A. 5 sekon
       B. 10 sekon
       C. 17 sekon
       D. 25 sekon
       E. 35 sekon

6. Seorang pengendara mobil melaju dengan kecepatan 20 m/s. Ketika melihat ada ”polisi
   tidur” di depannya dia menginjak rem dan mobil berhenti setelah 5 sekon kemudian.
   Maka jarak yang ditempuh mobil tersebut sampai berhenti adalah ....
        A. 50 m
        B. 100 m
        C. 150 m
        D. 200 m
        E. 250 m
7. Sepeda motor bergerak ke arah utara dengan kecepatan 15 m/s. Setelah 4 detik,
   kecepatannya berubah menjadi 25 m/s. Jarak yang ditempuh sepeda motor tersebut adalah
   .... m
        A. 80
        B. 120
        C. 240
        D. 260
        E. 300

                                                                                       28
8. Perhatikan gambar berikut! (g = 10 m.s– 2)
                             v = 2 m.s– 1




                        1m



                                    x

   Kecepatan bola ketika sampai di tanah adalah ....
       A. 5 6 m . s1
       B. 3 6 m . s1
       C. 2 6 m . s1
       D. 2 5 m . s1
       E. 2 3 m . s1

9. Sebuah bom dijatuhkan dari sebuah pesawat yang terbang mendatar pada ketinggian 4.500
   m dengan kecepatan 720 km.jam–1! (g = 10 m.s– 2)




      4.500 m



        A                    B
                tanah


   Bila bom jatuh di titik B, jarak AB adalah ....
        A. 1 km
        B. 3 km
        C. 6 km
        D. 12 km
        E. 24 km

10. Perhatikan grafik v-t yang menunjukkan sebuah mobil selama tujuh jam berikut ini!
    Bagian grafik yang menunjukkan percepatan yang paling besar adalah ....
       A. AB
       B. BC
       C. CD
       D. DE
       E. EF




                                                                                        29
11. Grafik berikut ini melukiskan hubungan antara kecepatan dan waktu dari sebuah benda
    bergerak lurus. Kecepatan benda setelah bergerak 5 s adalah ....
       A. - 9 ms-1
       B. - 6 ms-1
       C. - 4 ms-1
       D. - 3 ms-1
       E. - 2 ms-1

12. Perhatikan gambar di bawah ini!
               1 kg
                                   3 kg
                                                      2 kg

        r=3m
                            r=2m
                                             r = 1,5 m

  18 putaran/6 detik   12putaran/3detik   6putaran/12detik
         (1)                 (2)                (3)


   Berdasarkan ketiga gambar di atas, pernyataan yang benar tentang kecepatan linier benda
   adalah ....
        A. v(1) = v(2) = v(3)
        B. v(3) > v(2) = v(1)
        C. v(2) > v(1) = v(3)
        D. v(1) < v(3) < v(2)
        E. v(1) > v(2) > v(3)


13. Posisi sudut suatu titik pada roda yang berputar dapat dinyatakan sebagai fungsi waktu (t)
    :   5  10 t  2 t 2  dengan  dalam rad dan t dalam sekon.
    Besar kecepatan sudut pada waktu t = 3 sekon adalah ....
                        –1
          A. 32 rad.s
                        –1
          B. 24 rad.s
                        –1
          C. 22 rad.s
                        –1
          D. 20 rad.s
                        –1
          E. 10 rad.s


14. Perhatikan gambar berikut ini! Jari-jari roda A = 10 cm, roda B = 20 cm, dan roda C = 40
    cm. Jika kecepatan linier roda A = 80 m/s, kecepatan linier roda C adalah ....
           a.    8 m/s
           b. 40 m/s
           c. 80 m/s                                 A                    B

           d. 160 m/s                                                       C
           e. 800 m/s
15. Roda mesin dalam sebuah pabrik dengan jari-jari 40 cm, berputar dengan kecepatan sudut
    50 rad/s. Percepatan sentripetal roda tersebut adalah ....
        A.      200 m/s2
        B.    1.000 m/s2
        C.    2.000 m/s2
                       2
        D. 10.000 m/s
                       2
        E. 20.000 m/s




                                                                                           30
16. Benda yang memiliki massa 2 kg bergerak secara beraturan dalam lintasan melingkar
    berjarijari 0,5 m dengan kecepatan 4 m/s
    (1) Percepatan sentripetalnya 32 m/s2
    (2) Gaya sentripetalnya 64 N
    (3) Periodenya 0,25. s
    Pernyataan yang benar berkaitan dengan gerak benda tersebut adalah ....
       A. (1), (2), dan (3)
       B. (1) dan (2) saja
       C. (1) dan (3) saja
       D. (2) dan (3) saja
       E. (3) saja

17. Sebuah benda melakukan gerak melingkar berjari-jari R, kecepatan sudutnya ω, dan
    percepatan sentripetalnya 4 m/s2, jika kecepatan sudutnya ω/2, percepatan sentripetalnya
    menjadi 2 m/s2, maka jari-jari lingkarannya menjadi ….
        A. 2R
        B. R
        C. R/2
        D. R/4
        E. R/8

18. Sebuah ban sepeda motor berjari-jari 35 cm. Jika ban tersebut menempuh sudut 4. rad
    dalam waktu 0,5 s, kecepatan linear ban sepeda tersebut adalah .... m/s.
         A. 8,8
         B. 17,5
         C. 20,4
         D. 25,5
         E. 35,5
19. Sebutir peluru ditembakkan dengan kecepatan 49 m/s dan sudut elevasi 30°. Jika
    percepatan gravitasi 9,8 m/s2, maka waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai titik
    tertinggi .... s
         A. 2,5
         B. 4,0
         C. 5,5
         D. 6,0
         E. 8,5


2. 2. Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya dalam
      kehidupan sehari-hari.

20. Sebuah karung berisi beras ditarik dengan gaya 50 N. Karung bergerak dengan
     percepatan 1 m/s2. Jika sekarang ditarik dengan gaya 100 N, maka percepatan gerak
     karung adalah ....
       A. 0,5 m/s2
       B. 2,0 m/s2
       C. 5,0 m/s2
       D. 20,0 m/s2
       E. 50,0 m/s2


                                                                                            31
21. Sebuah mobil bermassa 1 ton, selama 5 sekon kecepatannya bertambah secara beraturan
    dari 10 m/s menjadi 22,5 m/s. Gaya yang diperlukan untuk mempercepat mobil tersebut
    adalah ....
        A.        5N
        B.       25 N
        C.      250 N
        D. 2.500 N
        E. 25.000 N

22. Sebuah benda ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.
    F3 = 36 N                              F1 = 12 N
                                                F2 = 24 N



   Berdasarkan gambar di atas, diketahui :
   (1) percepatan benda nol
   (2) benda bergerak lurus beraturan
   (3) benda dalam keadaan diam
   (4) benda akan bergerak jika berat benda lebih kecil dari gaya tariknya
   Pernyataan yang benar adalah ....
       A. (1) dan (2) saja
       B. (1) dan (3) saja
       C. (1) dan (4) saja
       D. (1), (2), dan (3) saja
       E. (1), (2), (3), dan (4)

                                               
23. Sebuah benda ditarik oleh gaya   F1   dan   F2   pada lantai kasar seperti gambar.

   F1 = 15 N         M = 4 kg              F2 = 40 N




   Jika gaya gesekan antara benda dan lantai sebesar 5 N, maka ....
       A. benda diam
       B. benda bergerak lurus beraturan
       C. bergerak dengan percepatan nol
       D. bergerak dengan percepatan 2 m.s– 2
       E. bergerak dengan percepatan 5 m.s– 2

24. Balok bermassa 4 kg diletakan pada bidang miring kasar yang membentuk sudut
    kemiringan  ( tan  = 3/4 ) terhadap bidang datar. Saat balok dilepas, balok bergerak
    turun sepanjang bidang miring. Jika koefisien gesek kinetis balok dengan bidang 0,5 dan g
    = 10 m/s2. Percepatan turunnya balok menyelusuri bidang miring adalah ....




                 




                                                                                           32
A.    0,5 m/s2
          B.    1,0 m/s2
          C.    1,5 m/s2
          D.    2,0 m/s2
          E.    2,5 m/s2

25. Sebuah elevator yang massanya 500 kg bergerak vertikal ke bawah dari keadaan diam
    dengan percepatan tetap 2,5 m/s2. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, besar tegangan tali
    penarik elevator adalah :
       A. 1.250 N
       B. 1.500 N
       C. 3.750 N
       D. 5.000 N
       E. 6.250 N

26. Dua benda yang massanya masing-masing m1 dan m2 mula–mula berjarak 5 cm.
    Kemudian jaraknya menjadi 10 cm. Perbandingan gaya gravitasi kedua benda tersebut
    antara keadaan mula-mula dengan akhir adalah :
        A. 1 : 2
        B. 2 : 1
        C. 1 : 5
        D. 1 : 4
        E. 4 : 1

27. Data fisis planet A dibandingkan planet bumi ditunjukkan tabel berikut! (G = konstanta
    grafitasi = 6,67 x 10– 11 N.m2.kg– 2)
                         Planet
               BUMI
                            A
     Massa        M      0,5 M
      Jari-
                  R        2R
       jari

   Berat benda di bumi 100 N, dibawa ke planet A, maka beratnya menjadi ....
      A. 12,5 N
      B. 25 N
      C. 75 N
      D. 100 N
      E. 125 N

28. Perhatikan gambar di bawah ini!
      A
                                           B
                            MA = 5 x MB

                   rA
                            rA = 10 x rB       rB




                                           Planet Bumi
               Planet A
                           MA = massa planet A

                                                                                          33
MB = massa bumi
                     rA = jari-jari planet A
                     rB = jari-jari bumi
    Jika berat benda di bumi 500 N, maka berat benda di planet A adalah ....
        A. 10 N
        B. 25 N
        C. 75 N
        D. 100 N
        E. 250 N
29. Sebuah balok massa 5 kg dilepas pada bidang miring licin seperti pada gambar!
    (g = 10 m/s2 dan tan 370 = 3/4). Percepatan balok adalah .... m/s2.
        A. 4,5
        B. 6,0
        C. 7,5
        D. 8,0
        E. 10,0
30. Perhatikan gambar di samping! Jika koefisien gesek kinetik antara balok A dan meja 0,1
    dan percepatan gravitasi 10 m/s2, gaya yang harus diberikan pada A agar sistem bergerak
    ke kiri dengan percepatan 2 m/s2 adalah ....
        A. 70 N
        B. 90 N
        C. 150 N
        D. 250 N
        E. 330 N


2. 3. Menentukan besaran-besaran fisis dinamika rotasi (torsi, momentum sudut,
      momen inersia, atau titik berat) dan penerapannya berdasarkan hukum II
      Newton dalam masalah benda tegar.

30. Gaya F1, F2, F3, dan F4 bekerja pada batang seperti pada gambar. Jarak AB = BC = CD =
    1 m.
                           F3 = 20 N
   F1 = 10 N




      A          B            C            D

                                       F4 = 5 N

               F2 = 15 N

   Jika massa batang diabaikan maka momen gaya yang bekerja pada batang AD dengan
   sumbu putar di titik D adalah ….
       A. 18 N.m
       B. 20 N.m
       C. 30 N.m
       D. 35 N.m
       E. 40 N.m




                                                                                          34
31. Batang AB homogen panjang 6 m dengan massa 4 kg diletakkan seperti pada gambar.


                2m        O   4m
        A                                  B



   Bila batang diputar dengan sumbu putar melalui titik O, momen inersianya adalah ….
                  2
       A. 12 kg.m
                  2
       B. 10 kg.m
       C.   7 kg.m2
       D.   6 kg.m2
       E.   4 kg.m2

32. Seorang penari balet memiliki momen inersia 6 kg m2 ketika kedua lengannya terentang,
    dan 2 kg m2 ketika kedua lengan di rapatkan ketubuhnya. Jika badan penari sebagai
    sumbu putar dan penari mulai berputar pada kecepatan 3 putaran/s ketika kedua lengannya
    terentang, kecepatan sudut penari ketika lengan merapat ke tubuhnya adalah ….
        A. 6 putaran/s
        B. 9 putaran/s
        C. 12 putaran/s
        D. 15 putaran/s
        E. 18 putaran/s

33. Sebuah bola pejal I  2 MR2  massanya 2 kg dan memiliki jari–jari 10cm bergerak dengan
                            5

    kelajuan 20 m/s sambil berputar. Besar energi kinetik rotasi bola adalah ….
        A. 80 joule
        B. 120 joule
        C. 160 joule
        D. 400 joule
        E. 560 joule
34. Sebuah silinder pejal I  1 MR2  bermassa M dan jari–jari R menggelinding menuruni
                               2

   sebuah bidang miring dengan sudut kemiringan  terhadap arah mendatar. Percepatan
   silinder saat menuruni bidang miring adalah ….
        A. 3 g sin 
            7
            5
       B.       g sin 
            7
            7
       C.       g sin 
            5
            2
       D.       g sin 
            3
            3
       E.       g sin 
            2




                                                                                          35
2. 4. Menentukan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari-
      hari atau menentukan besaran-besaran yang terkait.

35. Untuk menarik balok dengan posisi seperti gambar diperlukan gaya 5 N dan menghasilkan
    usaha sebesar 12 joule. Jika balok bergeser 4,8 m ke kanan, sudut  pada gambar adalah ..
                          F

                      


       A.   30o
       B.   37o
       C.   45o
       D.   53o
       E.   60o

36. Sebuah truk bermassa 3,5 ton bergerak dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72
    km/jam. Usaha yang diperlukan untuk menggerakkan truk tersebut adalah ....
       A. 5,0 x 102 joule
       B. 1,2 x 103 joule
       C. 3,5 x 105 joule
       D. 7,0 x 105 joule
       E. 3,5 x 106 joule

37. Sebuah benda bermassa 2 kg jatuh bebas dari gedung yang tingginya 50 m. Usaha yang
    dilakukan benda selama bergerak dari ketinggian 50 m ke ketinggian 20 m (g = 10 m.s – 2)
    adalah ….
        A. 300 J
        B. 400 J
        C. 500 J
        D. 600 J
        E. 700 J

38. Grafik berikut menyatakan hubungan gaya (F) yang bekerja pada suatu benda terhadap
    perpindahan (x). Jika benda mula-mula diam, maka besarnya energi kinetik benda setelah
    berpindah sejauh 4 m adalah ....

              F (N)

              10




                  0               x (m)
                          2   4


       A.   10 joule
       B.   20 joule
       C.   40 joule
       D.   55 joule
       E.   60 joule



                                                                                           36
39. Sebuah palu bermassa 2 kg dan berkecepatan 20 m/s menghantam sebuah paku sehingga
    paku masuk ke dalam 5 cm dalam kayu. Besar gaya tahanan yang disebabkan kayu ini
    adalah ….
       A.     400 N
       B.     800 N
       C. 4.000 N
       D. 8.000 N
       E. 40.000 N


2. 5. Menjelaskan pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan atau menentukan
      besaran-besaran terkait pada konsep elastisitas.

40. Seutas kawat panjang 72 cm dan luas penampang 4 mm2 . Kawat tersebut ditarik oleh
    gaya 2,8 N dan sehingga panjang kawat menjadi 72,06 cm. Modulus elastisitas kawat
    adalah :
       A. 6,0 x 108 N/m
       B. 8,0 x 108 N/m
       C. 8,4 x 108 N/m
       D. 8,4 x 103 N/m
       E. 7,0 x 105 N/m

41. Pada percobaan elastisitas suatu pegas diperoleh data seperti tabel di bawah ini.

         Gaya (N)    Pertambahan Panjang (m)
          0,98                 8.10– 4
          1,96               16.10– 4
          2,94               24.10– 4
          3,92               32.10– 4
    Dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta pegas tersebut adalah ....
        A. 1.002 N.m–1
        B. 1.201 N.m–1
        C. 1.225 N.m–1
        D. 1.245 N.m–1
        E. 1.250 N.m–1
42. Pegas dalam posisi vertikal panjangnya 50 cm, kemudian di atas pegas diletakkan batu
    bermassa 20 gram ternyata pegas menjadi 49 cm. Jika pegas ditekan lagi ke bawah sejauh
    4 cm kemudian dilepaskan (g = 10 m.s– 2), maka tinggi maksimum lontaran batu diukur
    dari tanah adalah ....
        A. 54 cm
        B. 57,5 cm
        C. 58 cm
        D. 58,5 cm
        E. 62,2 cm

43. Sebuah pegas digantungkan dengan panjang mula–mula 30 cm. Ujung pegas diberi beban
    100 gram sehingga panjang pegas menjadi 35 cm. Jika beban tersebut ditarik ke bawah
    sejauh 5 cm dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, maka energi potensial elastisitas pegas
    adalah ....
        A. 0,025 joule
        B. 0,05 joule

                                                                                           37
C. 0,1 joule
         D. 0,25 joule
         E. 0,5 joule

44. Sebuah truk fuso memiliki massa 1.800 Kg didukung empat buah pegas. Tiap pegas
    memiliki tetapan 18.000 N/m. Jika lima orang yang berada dalam mobil memiliki massa
    total 200 kg, frekuensi getaran mobil ketika melewati sebuah lubang di tengah jalan
    adalah ....
        A. 1 Hz
              3
              1
         B.      Hz
              5
              3
         C.     Hz
              
         D.   3 Hz
         E.   4 Hz


45. Pada gambar berikut mA = 1,5 kg dan g = 10 m/s2 . Jika gesekan kotrol dengan tali di
    abaikan dan system dalam keadaan seimbang maka massa beban B adalah ....



                  45o




                            A   B


         A. 1,5        kg
         B. 1,5 2     kg
         C. 1,5 3     kg
         D. 15        kg
         E. 15 2      kg



         C
46.


         A                  B


                        Beban



      Pada sistem keseimbangan benda tegar seperti gambar di atas. AB batang homogen
      panjang 80 cm, beratnya 18 N, berat beban = 30 N. BC adalah tali. Jika jarak AC = 60 cm,
      tegangan pada tali (dalam newton) adalah ….
          A. 36 N
          B. 48 N
          C. 50 N
          D. 65 N
          E. 80 N

                                                                                            38
47. Sebuah tangga panjang L = 10 meter dan bermassa 20 kg bersandar pada tembok. Anggap
    tembok licin dan lantai kasar dengan koefisien gesekan statis 0,5. Jika Fauzan bermasa 60
    kg hendak menaiki tangga, pada jarak berapa diukur dari lantai Fauzan dapat naik saat
    tangga akan mulai bergerak ?



                                       8m



                                               6m
       A.   nol
       B.   5,1 m
       C.   6,2 m
       D.   7,2 m
       E.   8,0 m

48. Sebuah karton homogen berbentuk seperti gambar berikut. Jarak titik berat karton
    dihitung dari garis AB adalah ....
                                                                  Y

       A. 2 cm                                                     D

       B. 4 cm                                                          5 cm
       C. 5 cm
       D. 3 2 cm
            7                                        E                         C
                  9
       E.   2         cm
                 11                                                            4 cm


                                                     A           8 cm          B


49. Perhatikan bentuk benda-benda berikut!


                           t = 16 cm
                                                     t = 18 cm
                y0                              y0
                                                                                        t = 15 cm

        Balok                               Tabung


                                                                                   y0



                y0                                                         Kerucut
                                                                            pejal
            r = 12 cm                          y0
                                                     t = 18 cm

        Setengah
        bola pejal                          Prisma
                                             kaca


   Jika seluruh benda berada pada bidang mendatar, maka letak titik berat (y0) yang paling
   dekat bidang alas adalah ....
       A. balok
       B. tabung
       C. ½ bola pejal
       D. Prisma kaca
       E. Kerucut pejal
                                                                                                    39
50. Gambar berikut adalah susunan benda pejal homogen yang terdiri dari silinder pejal dan
    kerucut pejal. Koordinat titik berat susunan benda terhadap titik O adalah ....
                 sumbu y




                               30 cm




       40 cm



                                       sumbu x
                 O (0,0)
                  20 cm



       A.   (0 ; 20) cm
       B.   (0 ; 20,5) cm
       C.   (0 ; 25,5) cm
       D.   (0 ; 35) cm
       E.   (0 ; 50) cm


2. 6. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan hukum kekekalan
      energi mekanik.

51. Sebuah ayunan mulai berayun dari titik tertinggi A 45 cm hingga mencapai titik terendah
    B (lihat gambar). Kelajuan pada saat di titik terendah tersebut (g = 10 m/s2) adalah ….




            A
                                 45 cm

                           B


       A.   0,3 m/s
       B.   0,6 m/s
       C.   1,2 m/s
       D.   2,5 m/s
       E.   3,0 m/s

52. Sebuah benda dilempar dari permukaan tanah dan lintasannya berbentuk parabola seperti
    yang diperlihatkan gambar berikut dengan data: energi kinetik di A (EkA) = 600 J, energi
    potensial di B (EpB) = 400 J, perbedaan waktu dari A ke B (tA-B) = 1,0 s, perbedaan
    waktu dari A ke D (tA-D) = 3,0 s, maka :




                                                                                           40
C




      (1) tA-C = 2 s
      (2) EkB = 200 J                                               B           D
      (3) EkD + EpD = 600 J
      (4) tC-D = 1 s
      Pernyataan yang benar adalah ….                           A                   E
          A. (1), (2), dan (3)
          B. (1) dan (3)
          C. (2) dan (4)
          D. (4) saja
          E. Semua benar

53.      1 kg




      2m
                         1m




      Suatu partikel dengan massa 1 kg didorong dari permukaan meja hingga kecepatan pada
      saat lepas dari bibir meja 2 m/s (lihat gambar). Energi mekanik partikel pada saat
      ketinggiannya dari tanah 1 m adalah ....
          A. 2 J
          B. 10 J
          C. 12 J
          D. 22 J
          E. 24 J

54. Benda A dan B bermassa sama. Benda A jatuh dari ketinggian h meter dan benda B jatuh
    dari 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v m.s–1, maka benda B akan
    menyentuh tanah dengan energi kinetic sebesar ....
        A. 2 m v 2
        B. m v 2
                3
         C.       m v2
                4
                1
         D.       m v2
                2
                1
         E.       m v2
                4


55. Sebuah roller coaster mempunyai ketinggian 50 m. Kereta dengan massa 40 kg dan
    penumpang dengan massa 50 kg berada di tempat paling atas. Berada energi kinetik
    maksimum kereta dan penumpang ?
       A. 8,0 x 104 joule
       B. 7,0 x 104 joule
       C. 6,0 x 104 joule
       D. 5,5 x 104 joule
       E. 4,5 x 104 joule

                                                                                            41
7. 7. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan tumbukan, impuls atau
      hukum kekekalan momentum.

56. Seorang pemain sepakbola menendang bola yang diam dengan gaya 100 N. Bila massa
    bola 0,8 kg dan lama persentuhan bola dengan kaki 0,1 s, maka kecepatan bola saat
    meninggalkan kaki pemain adalah ....
        A. 9     m/s
        B. 10 m/s
        C. 12,5 m/s
        D. 18 m/s
        E. 80 m/s

57. Budi bermassa 60 kg melompat keluar dari perahu bermassa 200 kg yang mula-mula diam
    pada permukaan air. Jika Budi meloncat ke kanan dengan kelajuan 7 m/s. Besar kelajuan
    perahu sesaat setelah Budi meloncat adalah ....
        A. 0 m/s
        B. 2,1 m/s ke kanan
        C. 2,1 m/s ke kiri
        D. 3,2 m/s ke kanan
        E. 3,2 m/s ke kiri

58. Balok A dan balok B yang massanya mA = 5 kg dan mB = 1 kg bergerak saling mendekati
    dengan kelajuan vA = 2 m/s dan vB = 12 m/s. Kedua balok itu kemudian bertumbukan dan
    setelah tumbukan keduanya saling menempel satu sama lain. Kecepatan kedua balok
    sesaat setelah tumbukan adalah ….
        A. 0,25 m/s searah dengan gerakan balok A mula-mula
        B. 0,33 m/s berlawanan arah dengan gerakan balok A mula-mula
        C. 0,45 m/s berlawan arah dengan gerakan balok A mula-mula
        D. 0,33 m/s searah dengan balok A mula-mula
        E. 0,55 m/s searah dengan gerakan balok A mula-mula

59. Bola A bermassa 0,4 kg bergerak dengan laju 6 ms–1 dan menumbuk bola B bermassa 0,6
    kg yang sedang bergerak mendekat bola A dengan laju 8 ms–1. Kedua bola tersebut
    bertumbukan tidak lenting sempurna. Laju bola setelah tumbukan adalah ....
        A. 2,4 m.s–1 searah gerak bola B
        B. 2,5 m.s–1 searah gerak bola B
        C. 1,4 m.s–1 searah gerak bola B
        D. 2,4 m.s–1 searah gerak bola A
        E. 2,5 m.s–1 searah gerak bola A

60. Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m 2 = 2 kg bergerak saling mendekati
    dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jika kedua benda bertumbukan lenting
    sempurna, maka kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan adalah ….
       A. v11 = – 5 m/s dan v21 = 10 m/s
       B. v11 = – 10 m/s dan v21 = 10 m/s
       C. v11 = – 10 m/s dan v21 = 20 m/s
       D. v11 = – 20 m/s dan v21 = 10 m/s
       E. v11 = – 20 m/s dan v21 = 20 m/s



                                                                                        42
2. 8. Menjelaskan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan
      dinamik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

61. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah benda yang terapung pada zat cair yang massa
    jenisnya 1200 kg m-3. Bila diketahui bagian (A) adalah 1/5 dari benda, massa jenis benda
    tersebut adalah ....
                                                      A
       A.        960 kg m-3
       B.        900 kg m-3                           B
       C.        800 kg m-3
       D.        740 kg m-3
       E.        500 kg m-3

62. Pada gambar berikut, bejana berhubungan diisi dengan air dan oli (air = 1 g/cm3, oli =
    0,8 g/cm3). Selisih permukaan oli dan air adalah ….
         20 cm




                 oli




                           air


       A.        1,6 cm
       B.        3,2 cm
       C.        4,0 cm
       D.        5,0 cm
       E.        16,0 cm

63. Sebuah dongkrak hidrolik masing-masing penampangnya berdiameter 3 cm dan 12 cm.
    Berapakah gaya minimum yang harus dikerjakan pada penampang kecil dongkrak tersebut
    untuk mengangkat mobil yang beratnya 800 N ?
        A. 50 N
        B. 25 N
        C. 15 N
        D. 10 N
        E. 5 N

64. Air mengalir dalam suatu pipa yang diameternya berbeda dengan perbandingan 1 : 2. Jika
    kecepatan air yang mengalir pada bagian pipa yang besar sebesar 40 m/s, maka besarnya
    kecepatan air pada bagian pipa yang kecil sebesar ....
        A. 20 m/s
        B. 40 m/s
        C. 80 m/s
        D. 120 m/s
        E. 160 m/s

65. Dari gambar di bawah, P1 dan v1 adalah tekanan dan kecepatan udara di atas sayap, P2 dan
    v2 adalah tekanan dan kecepatan udara di bawah sayap pesawat. Agar sayap dapat
    mengangkat pesawat, maka harus memenuhi syarat ....

                                                                                               43
P1 , v1




        v
                        P2 , v2


       A.   P1 = P2 dan v1 = v2
       B.   P1 < P2 dan v1 > v2
       C.   P1 < P2 dan v1 < v2
       D.   P1 > P2 dan v1 > v2
       E.   P1 > P2 dan v1 < v2

66. Aliran fluida melalui penampang yang letaknya seperti gambar berikut. Jika luas
    penampang A dua kali luas penampang B, maka selisih tekanan pada kedua pipa adalah


                A       vA        B   vB



       A.   2 ρ vA2
       B.   3 ρ vA2
       C.   1,5 ρ vA2
       D.   2 ρ vA
       E.   3 ρ vA

67. Sebuah tangki diisi air setinggi 3 m. Pada kedalaman 1,8 m di bawah permukaan air
    terdapat kebocoran hingga air menyemprot keluar dengan kelajuan v. Berapa jarak tempat
    jatuhnya air ke tanah diukur dari dinding tangki ? (g = 10 m/s2)
        A. 6,2 6 m
        B. 2,4 6 m
        C. 2,0 3 m
        D. 1,2 6 m
        E. 1,0 3 m

68. Peristiwa kebocoran tangki air pada lubang P dari ketinggian tertentu terlihat seperti pada
    gambar (g = 10 m.s– 2)

   Waktu yang diperlukan air, mulai keluar dari lubang
   hingga mencapai tanah adalah ....
      A. 1 s
      B. 2 s
      C. 2,5 s
      D. 3 s
      E. 4 s




                                                                                            44
69. Gambar di bawah ini menunjukkan peristiwa kebocoran pada tangki air.




                               v
                      0,5 m

                         X=1
                          m


   Kecepatan (v) air yang keluar dari lubang adalah ....
      A. 2       ms– 1
      B. 10 ms– 1
      C. 5       ms– 1
      D. 2 5 ms– 1
      E. 2 10 ms– 1

70. Perhatikan gambar berikut! Jika luas penampang A1 dan A2 masing-masing-masing 8 cm2
    dan 4 cm2, maka kecepatan (v) air memasuki pipa venturimeter adalah ….

                                   15 cm

            A1    v       A2




       A.   0,5 m/s
       B.   1,0 m/s
       C.   6,0 m/s
       D.   7,5 m/s
       E.   8,0 m/s




                                                                                     45
KOMPETENSI 3: Panas & Termodinamika
Kompetensi 3: Memahami konsep kalor dan prinsip konservasi kalor, serta sifat gas ideal,
              dan perubahannya yang menyangkut hokum termodinamika dalam
              penerapannya mesin kalor.
              3. 1. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap suatu zat, perpindahan kalor, atau
                    asas Black dalam pemecahan masalah.
              3. 2. Menjelaskan persamaan umum gas ideal pada berbagai proses
                    termodinamika dan penerapannya.
              3. 3. Menentukan besaran fisis yang berkaitan dengan proses termodinamika
                    pada mesin kalor.



Konsep-konsep Kunci:

3.1 Suhu dan Kalor
1.                     C          R            F           K
            Td      100         80           212        373             C = celcius
                                                                        R = reamur
      Air           100         80           180        100             F = fahrenheit
                                                                        tk= suhu dalam kelvin
        Tb               0      0             32        273             tc = suhu dalam celsius


            C:R:F=5:4:9
             tK = tC + 273




                                                                 menaikkan suhu
     Sifat termal zat          diberi kalor (panas)              perubahan dimensi (ukuran)
                                                                 perubahan wujud

2.      Muai panjang.                  ∆L = perubahan panjang
                                         = koefisien muai panjang
      L = Lo .  . t                 Lo = panjang mula-mula
                                       ∆t = perubahan suhu
      Lt = Lo ( 1 +  . t )           Lt = panjang saat to
                                       ∆A = perubahan luas

3.      Muai luas.                       β= koefisien muai luas
                                       ∆V = perubahan volume
      A = Ao .  . t                 Vo = Volume awal
                                         γ = koefisien muai volume
      At = Ao ( 1 +  . t )           Ao = luas mula-mula



4.    Muai volume.
      V = Vo .  . t

                                                                                                  46
Vt = Vo ( 1 + .  . t )

      =2
                                                                 Q = kalor
      =3
                                                               m = massa
                                                                c = kalor jenis
                                                               t = perubahan suhu
5.      Q = m . c. t                                           H = perambatan suhu
6.      Q = H . t
7.      H=m.c
8.     Azas Black.

        Qdilepas = Qditerima

10. Kalaor laten                    Kalor lebur        Q = m . Kl            Kl = kalor lebur

                           Kalor uap             Q = m . Ku                  Ku = kalor uap




11.                            Perambatan kalor.

        Konduksi               Konveksi                   Radiasi



                k . A.t
        H=                      H = h . A . t            I = e .  . T4
                     l
        A = luas
        k = koefisien konduksi
        l = panjang bahan
        h = koefisien konfeksi
        I = Intensitas
        e = emitivitas bahan
        σ = konstanta Boltzman
        T = suhu



3.2 Teori Kinetik Gas
Gas Ideal
1.    Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul ) dalam jumlah yang besar
      sekali.
2.    Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang.
3.    Partikel-partikel tersebut merata dalam ruang yang kecil.
4.    Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel-partikel, sehingga ukurtan partikel dapat
      diabaikan.
5.    Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan.
6.    Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara lenting sempurna, partikel
      dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap licin dan tegar.
7.    Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
             N
01.    n
             N0


                                                                                                                 47
v          3kT
02.      ras =
                    m
             M                       R
03.    m          dan    k
             N                       N0

04. v            3RT
     ras =
                  M
05. Pada suhu yang sama, untuk 2 macam gas kecepatannya dapat dinyatakan :

      v      v             1               1
       ras1 : ras2 =                 :
                           M1              M2
06. Pada gas yang sama, namun suhu berbeda dapat disimpulkan :
      v      v
       ras1 : ras2 =       T1    :       T2
             2L
07.   t
            Vras
                2
08. F  N . m V ras
        3      L
               2
09. P  N . m V ras             atau P  1  V 2 ras
        3     V                          3

10.         2 N                          2 N
       P    .     1
                   2   mV 2 ras          .  Ek
            3V                           3V

11. P . V = K’ . T        atau            P . V = N. k .T
      k = Konstanta Boltman = 1,38 x 10-23 joule/0K
                                                N
12. P . V = n R T         dengan           n
                                                N0
        R    = 8,317 joule/mol.0K
            = 8,317 x 107 erg/mol0K
            = 1,987 kalori/mol0 K
            = 0,08205 liter.atm/mol0K
              R                      P   R. T atau     P. Mr
13. P          T       atau                             T
              Mr                        Mr             R. T

14. P1 .V1  P2 .V2
     T1       T2
      Persamaan ini sering disebut dengan Hukum Boyle-Gay Lussac.
15. Ek  3 Nk .T
         2
P = tekanan gas ideal
N = banyak partikel gas
m = massa 1 pertikel gas
V = volume gas
v = kecepatan partikel gas
n = jumlah mol gas
No = bilangan Avogadro
R = tetapan gas umum
M = massa atom relatif

                                                                             48
k = tetapan boltzman
Ek = energi kinetic
vras = kecepatan partikel gas ideal
ρ = massa jenis gas ideal
T = suhu


3.3 Hukum Termodinamika
01. cp - cv = R
   cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
   cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.


02. panas jenis gas ideal pada suhu sedang ,sebagai berikut:
    a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :
                                      5                 3                         c
                                 cP  2 R         cV  2 R                          P
                                                                                           1,67
                                                                                  c
                                                                                  V

   b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :

                                         cP  2 R cV  2 R  
                                              7        5          c   P
                                                                           1,4
                                                                  cV


                                                 = konstanta Laplace.

03. Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar : W = p.  V
                                                 3
04. Energi dalam suatu gas Ideal adalah :   U     n. R. T
                                                 2
05.Hukum I Termodinamika
   Q= U+ W
       Q = kalor yang masuk/keluar sistem
       U = perubahan energi dalam
       W = Usaha luar.
Proses-proses pada Hukum I Termodinamika
1. Hukum I termodinamika untuk Proses Isobarik.
Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap.
( lihat gambar ).




                                  sebelum dipanaskan          sesudah dipanaskan



Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac
                                                     V1 V2
                                                       
                                                     T1 T2




Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :




                                                                                                   49
Pemanasan                             Pendinginan

                                                 W =  Q -  U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1 )
1.      Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )
Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar )




                                            Sebelum dipanaskan.         Sesudah dipanaskan.

Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :
                                                                P1 P2
                                                                  
                                                                T1 T2
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :




                                 Pemanasan                                        Pendinginan
   V = 0 ------- W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )
                   Q = U2 - U1
                  Q= U
                   U = m . c v ( T 2 - T1 )
3. Hukum I termodinamika untuk proses Isothermik.
Selama proses suhunya konstan.
( lihat gambar )




                              Sebelum dipanaskan.       Sesudah dipanaskan.
Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.
                                              P1 V2 = P2 V2

Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :




                Pemanasan                                      Pendinginan
                  T2 = T1 -------------->    U = 0 ( Usaha dalamnya nol )


                                                                                                50
V2                             V2
                                           W  P1 V1 ( ln )  P2 V2 (              ln    )
                                                       V1                             V1
                                                       P                              P
                                         W  P1 V1 ( ln 1 )  P2 V2 (              ln 1 )
                                                       P2                             P2
                                                       V                               V
                                        W  n R T1 ( ln 2 )  n R T2               ( ln 2 )
                                                       V1                               V1
                                                       P                                 P
                                        W  n R T1 ( ln 1 )  n R T2               ( ln 1 )
                                                       P2                               P2
                                                 ln x =2,303 log x
4. Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik.
Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0
( lihat gambar )




                                 Sebelum proses          Selama/akhir proses
oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac
                                                            PV1 P2V2
                                                             1
                                                                
                                                             T1   T2
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :




                                    Pengembangan                                Pemampatan
 Q = 0 ------ O =    U+ W
                      U2 -U1 = -  W
                    -1       -1
               T1.V1 = T2.V2

                                            P1 .V1       -1          -1
                                           1
 W = m . c v ( T 1 - T2 )   atau      W=             ( V2      - V1         )


                                                
                                   P1.V1 = P2.V2

06. HUKUM II TERMODINAMIKA




       Energi yang bermanfaat
   
      Energi yang dim asukkan
      W Q2  Q1
       
      Q2     Q2

                                                                                              51
Q1
    ( 1         )  100%
                Q2

Menurut Carnot untuk effisiensi mesin carnot berlaku pula :
                T1
    ( 1         )  100%
                T2
T = suhu
η = efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha




Soal-soal Latihan Kompetensi 3

3. 1. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap suatu zat, perpindahan kalor, atau asas
      Black dalam pemecahan masalah.

1. Logam A bermassa m pada suhu 0 0C dimasukkan ke dalam cairan B yang bermassa 2m
   pada suhu 100 oC. Jika perbandingan kalor jenis logam A terhadap kalor jenis cairan B
   adalah 8 : 1, maka suhu akhir campuran saat seimbang adalah ....
      A. 20 oC
      B. 25 oC
      C. 50 oC
      D. 75 oC
      E. 80 oC

2. Air panas 100 oC ditambahkan pada 300 gram air yang suhunya 0 oC sampai campuran itu
   mencapai suhu 40 oC. Massa minimun air panas yang ditambahkan adalah ....
       A. 50 gram
       B. 60 gram
       C. 75 gram
       D. 120 gram
       E. 200 gram

3. Sebongkah es bermassa 80 g dengan suhu –10 oC (kalor jenis 0,5 kal/g oC dan kalor
   leburnya 80 kal/g) dimasukkan ke dalam bejana berisi air yang massanya 100 g bersuhu
   80 oC (anggap bejana tidak menyerap kalor). Suhu akhir air setelah terjadi keseimbangan
   kalor adalah ....
       A. 4,5 oC
       B. 6,7 oC
       C. 7,5 oC
       D. 8,0 oC
       E. 9,6 oC

4. Es bermassa 100 g bersuhu 0 oC dimasukkan ke dalam bejana berisi air 80 cm3 bersuhu
   100 oC. Jika bejana tidak menyerap kalor, maka suhu setimbangnya adalah .... (kalor jenis
   air = 1 kal/g oC, kalor lebur es 80 = kal/g, massa jenis air = 1 g/cm3).

                                                                                           52
o
       A.     0    C
                  o
       B.     1,25 C
                  o
       C.     9    C
                  o
       D.     12,3 C
       E.     67 oC

5. Sebuah kalorimeter yang kapasitasnya 115 J/K berisi 125 gram air yang suhunya 12,5oC.
   Bila 50 gram air dengan suhu 55oC dimasukkan dalam kalorimeter, suhu akhir campuran
   itu adalah …. (kalor jenis air = 4.200 J/kg K)
       A. 21 oC
       B. 22 oC
       C. 23 oC
       D. 24 oC
       E. 25 oC

6. Dua batang logam sejenis A dan B penampangnya berbanding 2 : 1 sedangkan panjangnya
   berbanding 4 : 3. Bila beda suhu pada ujung-ujung kedua batang sama, maka jumlah
   rambatan kalor tiap satuan waktu pada A dan B berbanding :
      A. 2 : 3
      B. 3 : 2
      C. 8 : 3
      D. 3 : 8
      E. 1 : 1

7. Dua batang P dan Q sejenis dengan konstanta konduktivitas KP = KQ mempunyai ukuran
   seperti gambar!
                      L
                                                  L

     2A
                                    A


              Luas penampang = 2A       Luas penampang = A
                   (Batang P)                (Batang Q)


   Bila beda suhu kedua ujung batang P dan Q sama, berarti jumlah kalor konduktor
   persatuan waktu pada P dan Q berbanding ....
       A. 1 : 1
       B. 2 : 3
       C. 3 : 2
       D. 3 : 8
       E. 8 : 3

8. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujungnya berbeda (lihat
   gambar)!
          A                     C           B
                       P            Q
          110oC                            40oC
   Apabila koefisien konduktivitas logam P ½ kali koefisien konduktivitas logam Q, serta
   AC = 2 CB, maka suhu di C adalah ….
     A. 35 C

                                                                                           53
B.   40 C
       C.   54 C
       D.   70 C
       E.   80 C

9. Gambar melukiskan dinding A dan B yang luasnya sama dan letaknya berdampingan.

               Dinding A               Dinding B


                  2,5 cm                 5 cm




                KA = 0,1               KB = 0,2
             (kal.cm- 1 oC-1.s-1   (kal.cm- 1 oC-1.s-1



       t = 100 oC                                        t = 25 oC

                        Bidang batas




   Suhu pada bidang batas adalah ....
      A. 78,5 oC
      B. 62,5 oC
      C. 50 oC
      D. 45 oC
      E. 32 oC

10. Perbandingan laju kalor yang dipancarkan oleh sebuah benda hitam bersuhu 4000 K dan
    2000 K adalah ....
       A. 1 : 1
       B. 2 : 1
       C. 4 : 1
       D. 8 : 1
       E. 16 : 1


3. 2. Menjelaskan persamaan umum gas ideal pada berbagai proses termodinamika dan
      penerapannya

11. Pada keadaan normal (t = 0oC dan P = 1 atm), gas oksigen bermassa 4 gram (berat
    molekulnya Mr = 32 akan memiliki volume sebesar …. ( R = 8314 J/kmoloK dan 1 atm =
    105 N/m2)
        A. 1,4 x 10–6 m3
        B. 22,4 x 10–3 m3
        C. 22,4 m3
        D. 2,8 x 10–3 m3
        E. 2,8 m3

12. Gas Argon pada suhu 27 oC, bervolume 3 liter dan tekanan 1 atm (1 atm = 105 Pa) berada
   dalam tabung. Jika konstanta gas umum (R) = 8,314      J m–1 K–1 dan banyaknya partikel


                                                                                          54
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B
1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B

Contenu connexe

Tendances

Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2
Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2
Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2Hasto Harjadi
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona dAdam Chandra
 
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidinPaket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidinZainal Abidin Mustofa
 
Modul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 oceanModul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 oceanZulfia Alfi Syahr
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dAinun Naim
 
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1Ilham Wahyudin
 
Penyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupaten
Penyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupatenPenyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupaten
Penyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupatenWayan Sudiarta
 
To un 2015 fisika b
To un 2015 fisika bTo un 2015 fisika b
To un 2015 fisika bKasmadi Rais
 
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...arina wardha
 
Latihan Ujian Ipa 2008
Latihan Ujian Ipa 2008Latihan Ujian Ipa 2008
Latihan Ujian Ipa 2008Deny Ristanto
 

Tendances (19)

Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2
Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2
Soal Ujian Nasional Fisika Model SKL 2
 
Bank Soal Fisika SMA
Bank Soal Fisika SMABank Soal Fisika SMA
Bank Soal Fisika SMA
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket e35 zona d
 
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidinPaket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidin
 
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
 
Modul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 oceanModul un fisika SMA skl 2013 ocean
Modul un fisika SMA skl 2013 ocean
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
 
Kumpulan soal soal fisika
Kumpulan soal soal  fisikaKumpulan soal soal  fisika
Kumpulan soal soal fisika
 
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
 
Un fisika 2009
Un fisika 2009Un fisika 2009
Un fisika 2009
 
Penyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupaten
Penyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupatenPenyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupaten
Penyelesaian soal osn fisika smp 2010 tingkat kabupaten
 
Mahir menghadapi un fisika sma
Mahir menghadapi un fisika smaMahir menghadapi un fisika sma
Mahir menghadapi un fisika sma
 
V e k t o r
V e k t o rV e k t o r
V e k t o r
 
Fisika SMA
Fisika SMAFisika SMA
Fisika SMA
 
To un 2015 fisika b
To un 2015 fisika bTo un 2015 fisika b
To un 2015 fisika b
 
Soal fisika x 11
Soal fisika x 11Soal fisika x 11
Soal fisika x 11
 
Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus Berubah BeraturanGerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus Berubah Beraturan
 
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
Kisi-kisi kognitif Fisika SMA gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabol...
 
Latihan Ujian Ipa 2008
Latihan Ujian Ipa 2008Latihan Ujian Ipa 2008
Latihan Ujian Ipa 2008
 

Similaire à 1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B

Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 KMariaJemina
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppttriwiyoko2
 
vektor 1.pptx
vektor 1.pptxvektor 1.pptx
vektor 1.pptxMarfaNis
 
Pembelajaran Vektor Peminatan Kelas X
Pembelajaran Vektor Peminatan Kelas XPembelajaran Vektor Peminatan Kelas X
Pembelajaran Vektor Peminatan Kelas Xlisalailarafida
 
01 besaran-dan-satuan
01 besaran-dan-satuan01 besaran-dan-satuan
01 besaran-dan-satuanLya youli
 
fisika dasar untuk kuliah silahkan download
fisika dasar untuk kuliah silahkan downloadfisika dasar untuk kuliah silahkan download
fisika dasar untuk kuliah silahkan downloadrahmat57fll
 
Skl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisikaSkl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisikaAbdul Jamil
 
Power Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptx
Power Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptxPower Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptx
Power Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptxssuserc8ed61
 
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...Adriana Dwi Ismita
 
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdfModul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdfMuhammad Iqbal
 

Similaire à 1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B (20)

Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppt
 
vektor 1.pptx
vektor 1.pptxvektor 1.pptx
vektor 1.pptx
 
Pembelajaran Vektor Peminatan Kelas X
Pembelajaran Vektor Peminatan Kelas XPembelajaran Vektor Peminatan Kelas X
Pembelajaran Vektor Peminatan Kelas X
 
01 besaran-dan-satuan
01 besaran-dan-satuan01 besaran-dan-satuan
01 besaran-dan-satuan
 
01 besaran-dan-satuan
01 besaran-dan-satuan01 besaran-dan-satuan
01 besaran-dan-satuan
 
Besaran_Vektor_ppt.ppt
Besaran_Vektor_ppt.pptBesaran_Vektor_ppt.ppt
Besaran_Vektor_ppt.ppt
 
fisika dasar untuk kuliah silahkan download
fisika dasar untuk kuliah silahkan downloadfisika dasar untuk kuliah silahkan download
fisika dasar untuk kuliah silahkan download
 
Skl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisikaSkl un 2012 2013 fisika
Skl un 2012 2013 fisika
 
Power Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptx
Power Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptxPower Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptx
Power Point PR Fisika 10A Ed. 2020 perantiguru.com.pptx
 
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
 
fisika_vektor.ppt
fisika_vektor.pptfisika_vektor.ppt
fisika_vektor.ppt
 
fisika_vektor.ppt
fisika_vektor.pptfisika_vektor.ppt
fisika_vektor.ppt
 
fisika_vektor.ppt
fisika_vektor.pptfisika_vektor.ppt
fisika_vektor.ppt
 
Rpp.12.2
Rpp.12.2Rpp.12.2
Rpp.12.2
 
Rumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMARumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMA
 
48993_31112_fisika-dasar-i.pptx
48993_31112_fisika-dasar-i.pptx48993_31112_fisika-dasar-i.pptx
48993_31112_fisika-dasar-i.pptx
 
1.VEKTOR.pptx
1.VEKTOR.pptx1.VEKTOR.pptx
1.VEKTOR.pptx
 
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdfModul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
 
Skbm
SkbmSkbm
Skbm
 

Plus de Zainal Abidin Mustofa

Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
Sederhana ke Kompleks -  zainal abidinSederhana ke Kompleks -  zainal abidin
Sederhana ke Kompleks - zainal abidinZainal Abidin Mustofa
 
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal Abidin
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal AbidinPelatihan Fisika untuk OSN - Zainal Abidin
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014Zainal Abidin Mustofa
 
Soal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat Sekolah
Soal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat SekolahSoal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat Sekolah
Soal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat SekolahZainal Abidin Mustofa
 
Profil dan kultur sekolah zainal abidin (slideshare.net)
Profil dan kultur sekolah   zainal abidin (slideshare.net)Profil dan kultur sekolah   zainal abidin (slideshare.net)
Profil dan kultur sekolah zainal abidin (slideshare.net)Zainal Abidin Mustofa
 
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinTadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
Ma iyatullah Cinta Segitiga - Zainal Abidin
Ma iyatullah Cinta Segitiga - Zainal AbidinMa iyatullah Cinta Segitiga - Zainal Abidin
Ma iyatullah Cinta Segitiga - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
Shalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal Abidin
Shalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal AbidinShalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal Abidin
Shalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
Olimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal Abidin
Olimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal AbidinOlimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal Abidin
Olimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
Pengantar Ilmu Kebumian - Zainal Abidin
Pengantar Ilmu Kebumian - Zainal AbidinPengantar Ilmu Kebumian - Zainal Abidin
Pengantar Ilmu Kebumian - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
Presentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB Bogor
Presentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB BogorPresentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB Bogor
Presentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB BogorZainal Abidin Mustofa
 
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidinPaket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidinZainal Abidin Mustofa
 
Memanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal Abidin
Memanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal AbidinMemanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal Abidin
Memanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 

Plus de Zainal Abidin Mustofa (19)

Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
Sederhana ke Kompleks -  zainal abidinSederhana ke Kompleks -  zainal abidin
Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
 
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal Abidin
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal AbidinPelatihan Fisika untuk OSN - Zainal Abidin
Pelatihan Fisika untuk OSN - Zainal Abidin
 
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
 
Soal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat Sekolah
Soal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat SekolahSoal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat Sekolah
Soal Ilmu Kebumian 2014 - Seleksi Tingkat Sekolah
 
Profil dan kultur sekolah zainal abidin (slideshare.net)
Profil dan kultur sekolah   zainal abidin (slideshare.net)Profil dan kultur sekolah   zainal abidin (slideshare.net)
Profil dan kultur sekolah zainal abidin (slideshare.net)
 
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinTadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
 
Ma iyatullah Cinta Segitiga - Zainal Abidin
Ma iyatullah Cinta Segitiga - Zainal AbidinMa iyatullah Cinta Segitiga - Zainal Abidin
Ma iyatullah Cinta Segitiga - Zainal Abidin
 
Shalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal Abidin
Shalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal AbidinShalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal Abidin
Shalawat Nabi Kasih Sayang - Zainal Abidin
 
Olimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal Abidin
Olimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal AbidinOlimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal Abidin
Olimpiade Sains, Seni dan Olahraga Kemdikbud RI - Zainal Abidin
 
Teori Kinetik Gas - Zainal Abidin
Teori Kinetik Gas - Zainal AbidinTeori Kinetik Gas - Zainal Abidin
Teori Kinetik Gas - Zainal Abidin
 
Pengantar Ilmu Kebumian - Zainal Abidin
Pengantar Ilmu Kebumian - Zainal AbidinPengantar Ilmu Kebumian - Zainal Abidin
Pengantar Ilmu Kebumian - Zainal Abidin
 
Presentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB Bogor
Presentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB BogorPresentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB Bogor
Presentasi Lomba Inovasi STEM-2013 IPB Bogor
 
Menulis itu berkarya
Menulis itu berkaryaMenulis itu berkarya
Menulis itu berkarya
 
Pengelolaan Kelompok Ilmiah Remaja
Pengelolaan Kelompok Ilmiah RemajaPengelolaan Kelompok Ilmiah Remaja
Pengelolaan Kelompok Ilmiah Remaja
 
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidinPaket belajar fisika   pelatihan ujian nasional - zainal abidin
Paket belajar fisika pelatihan ujian nasional - zainal abidin
 
Memanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal Abidin
Memanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal AbidinMemanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal Abidin
Memanfaatkan Facebook untuk Pembelajaran Sains -- Damriani & Zainal Abidin
 
Rumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhORumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhO
 
Training Fisika - cover
Training Fisika - coverTraining Fisika - cover
Training Fisika - cover
 
IPhO 2012
IPhO 2012 IPhO 2012
IPhO 2012
 

Dernier

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Dernier (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

1. Dari gambar terlihat penunjuk mikrometer berada di antara skala 5 dan 6, yang berarti hasilpengukurannya adalah 5,40 mm. Jawaban A.2. Dari gambar terlihat penunjuk jangka sorong berada di antara skala 0 dan 1, tepatnya di skala 0,5 cm.Jadi hasil pengukurannya adalah 0,5 cm. Jawaban B

  • 1. SMA 2013 Damriani Zainal Abidin © SMAN 3 Bandar Lampung, 2013 Jl. Khairil Anwar 30 Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, Lampung 35116
  • 2. SURAT KETERANGAN Nomor: 421.3/2069/IV.40/III.3/2012 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMAN 3 Bandar Lampung menerangkan bahwa buku Siap Menghadapi Ujian Nasional Fisika SMA 2013 adalah benar ditulis oleh: Penulis Pertama, Nama : Dra. Damriani NIP : 196108131987022002 Penulis Kedua, Nama : Zainal Abidin, S.Pd NIP : 196909061992031009 dan digunakan sebagai pelengkap material pembelajaran fisika untuk latihan menghadapi Ujian Nasional Fisika 2013 di SMAN 3 Bandar Lampung. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya. Bandar Lampung, 21 Desember 2012 Kepala SMAN 3 Bandar Lampung Dra. Hj. Rospardewi, MM.Pd NIP. 196011151989012001 1
  • 3. KATA PENGANTAR Buku Siap Menghadapi Ujian Nasional Fisika SMA 2013 ini ditulis berdasarkan Kisi-kisi Ujian Nasional Fisika 2013 bertujuan untuk digunakan sebagai buku pendamping dalam pelatihan memecahkan soal-soal fisika untuk menghadapi Ujian Nasional Fisika tahun 2013. Perlu diingatkan bahwa fisika merupakan bahasa sains yang konsisten dalam menjelaskan fenomena alam dan sebagai bahasa universal yang berlaku dalam dunia ilmiah, untuk itu pemahaman pada konsep, asas, dan prinsip fisika merupakan hal pertama yang harus dimengerti dulu oleh para siswa, bukan dengan cara menghapal rumus-rumus, untuk hal itu perlu latihan memecahkan soal-soal fisika. Dalam memecahkan soal-soal fisika, buku ini dapat digunakan untuk memberi gambaran global dari materi Ujian Nasional Fisika SMA yang harus dikuasai siswa dalam menghadapi Ujian Nasional Fisika SMA tahun 2013. Buku ini tentu jauh dari sempurna oleh karena itu penulis menerima masukan, kritik dan saran yang membangun dan dapat disampaikan melalui email: zay.abidin@gmail.com. Semoga kehadiran buku ini dapat memenuhi tujuan penulisan dan bermanfaat bagi penggunanya. Man Jadda Wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh niscaya berhasil.*) Bandar Lampung, 20 Desember 2012 Damriani Zainal Abidin *) A. Fuadi. 2009. Negeri 5 Menara. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. hal 41. 2
  • 4. DAFTAR ISI Surat Keterangan 1 Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 1. Kompetensi 1: Besaran Fisika & Pengukuran 4 2. Kompetensi 2: Mekanika & Fluida 12 3. Kompetensi 3: Panas & Termdinamika 46 4. Kompetensi 4: Listrik & Magnet 64 5. Kompetensi 5: Gelombang & Optika 113 6. Kompetensi 6: Fisika Modern 141 Daftar Pustaka 157 Tentang Penulis 158 3
  • 5. KOMPETENSI 1: Besaran Fisika & Pengukuran 1. Kompetensi 1: Memahami prinsip-prinsip mengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif. 1. 1. Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. 1. 2. Menentukan resultan vektor dengan berbagai cara. Konsep-konsep Kunci: 1.1 Besaran Ada 7 macam besaran dasar berdimensi: Besaran Satuan (SI) Dimensi 1. Panjang m [L] 2. Massa kg [M] 3. Waktu detik [T] 4. Suhu Mutlak °K [] 5. Intensitas Cahaya Cd [J] 6. Kuat Arus Ampere [I] 7. Jumlah Zat mol [N] 2 macam besaran tambahan tak berdimensi: a. Sudut datar ----> satuan : radian b. Sudut ruang ----> satuan : steradian Satuan : SI Satuan Metrik MKS CGS M  L Dimensi ----> Primer ---->   dan dimensi Sekunder ---> jabaran T   Guna dimensi untuk : Checking persamaan Fisika. Dimensi dicari melalui ----> Rumus atau Satuan Metrik 1.2 Angka Penting Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat ukur, terdiri dari :  Angka pasti  Angka taksiran 4
  • 6. Aturan : a. Penjumlahan / Pengurangan Ditulis berdasarkan desimal paling sedikit Contoh : 2,7481 8,41 ------- + 11,1581 ------> 11,16 b. Perkalian / Pembagian Ditulis berdasarkan angka penting paling sedikit Contoh : 4,756 110 ---------  0000 4756 4756 -------------- + 520,160 ----> 520 1.3 Besaran Vektor Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja. Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya. Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya, juga ditentukan oleh arahnya. Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya. Sifat-sifat vektor     1. A+B = B + A Sifat komutatif.       2. A + ( B +C ) = ( A+ B ) +C Sifat assosiatif.     3. a ( A+B )=a A +a B     4. / A/+/B / / A+B / Resultan Dua Vektor α = sudut antara A dan B      /R/= / A/ 2  / B / 2 2 / A/ / B / cos 5
  • 7.   / R/ / A/ / B/   arahnya : sin  sin  1 sin  2 Vektor sudut vx = v cos  vy = v sin  V1 1 vx = v cos 1 vy = v sin 1 V2 2 vx = v cos 2 vy = v sin 2 V3 3 vx = v cos 3 vy = v sin 3 vx  .......  vy  ....... Resultan / v R / = ( v X ) 2  ( vY ) 2  vY Arah resultan : tg = vX Uraian Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z )  ,  , = masing-masing sudut antara vektor A dengan sumbu-sumbu x, y dan z A = Ax+ Ay+ Az atau A =/ A x / i + / A y /  + / A z / k / A x / = A j  cos  / Ay/= A cos  /Az /= A cos  Besaran vektor A A  / AX / 2  / AY / 2  / AZ / 2 dan i ,  , k j  masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z 6
  • 8. Soal-soal Latihan Kompetensi 1 1.1. Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. 1. Perhatikan gambar penunjukan skala mikrometer berikut. Tebal plat diukur dengan mikrometer sekrup yang terbaca adalah .… mm 0 1 2 3 4 5 50 45 40 A. 5,40 B. 5,45 C. 5,55 D. 5,90 E. 5,95 2. Perhatikan gambar berikut! Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong adalah .... cm 0 1 2 3 cm 0 5 10 Skala nonius berimpit dengan skala utama A. 2,20 B. 1,92 C. 1,10 D. 0,92 E. 0,10 3. Tebal plat logam diukur dengan mikrometer sekrup seperti gambar 0 1 2 3 4 0 45 Tebal plat logam adalah .... A. 4,85 mm B. 4,90 mm C. 4,96 mm D. 4,98 mm E. 5,00 mm 7
  • 9. 4. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut aturan angka penting adalah …. A. 191,875 m2 B. 191,88 m2 C. 191,87 m2 D. 191,9 m2 E. 192 m2 5. Dari hasil pengukuran plat seng, panjang 1,5 m dan lebarnya 1,20 m. Luas plat seng menurut penulisan angka penting adalah …. A. 1,8012 m2 B. 1,801 m2 C. 1,800 m2 D. 1,80 m2 E. 1,8 m2 6. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah tersebut menurut aturan angka penting adalah …. A. 191,875 m2 B. 191,88 m2 C. 191,87 m2 D. 191,9 m2 E. 192 m2 7. Bilangan-bilangan berikut yang mengandung 4 angka penting adalah .... A. 0,025 B. 0,0250 C. 0,02500 D. 0,025000 F. 0,0250000 8. Hasil pengurangan dari 825,16 gram – 515 gram berdasarkan aturan angka penting adalah .... A. 3,1 gram B. 31,02 gram C. 310 gram D. 310,16 gram E. 310,2 gram 9. Pada pengukuran panjang benda, diperoleh hasil pengukuran 0,03020 m. Banyak angka penting hasil pengukuran adalah .... A. Enam B. Lima C. Empat D. Tiga E. Dua 8
  • 10. 1. 2. Menentukan resultan vektor dengan berbagai cara. 10. Seorang anak berjalan lurus 2 meter ke barat, kemudian belok ke selatan sejauh 6 meter, dan belok lagi ke timur sejauh 10 meter. Perpindahan yang dilakukan anak tersebut dari posisi awal adalah …. A. 18 meter arah barat daya B. 14 meter arah selatan C. 10 meter arah tenggara D. 6 meter arah timur E. 2 meter arah tenggara 11. Vektor F1 = 14 N dan F2 = 10 N diletakkan pada diagram Cartesius seperti pada gambar. Resultan R = F1 + F2 dinyatakan dengan vektor satuan adalah ….   A. 7 i + 10√3 j   B. 7 i + 10 j   C. 3 i + 7√3 j   D. 3 i + 10 j   E. 3 i + 7 j 12. Perhatikan vektor-vektor yang besar dan arahnya terlukis pada kertas berpetak seperti gambar berikut. Jika panjang 1 petak adalah 1 newton, maka resultan kedua vektor adalah F2 F1 A. 8 N B. 9 N C. 10 N D. 11 N E. 12 N 13. Berikut ini disajikan diagram vektor F1 dan F2  Y (satuan : j ) 2,5  F1 2  F2 1,5 1 0,5 0 1 2 3 4 5  X (satuan : i ) 9
  • 11.  Persamaan yang tepat untuk resultan R  F1  F 2 adalah ....   A. 2i  2j   B. 2i  4 j   C. 3i  4 j   D. 4i  2j   E. 4i  4 j 14. Diketahui 2 buah vektor yang sama besar yaitu F. Bila perbandingan antara besar jumlah dengan besar selisih kedua vektor sama dengan 3 , maka besar sudut yang diapit kedua vektor itu adalah .... A. 30o B. 37o C. 45o D. 60o E. 120o 15. Tiga buah vektor F1, F2, dan F3 masing-masing sebesar 50 2 N, 50 2 N, dan 150 N dengan arah seperti yang ditunjukkan gambar berikut. Resultan ketiga vektor tersebut adalah .... F3 45o F1 F2 A. 25 N B. 50 N C. 75 N D. 100 N E. 125 N 16. Perhatikan gambar di bawah ini! y (satuan : j) 6 A B 2 2 0 8 x (satuan : i) Nilai resultan dari : OA  OB adalah .... A. 3 satuan B. 4 satuan C. 5 satuan D. 8 satuan E. 10 satuan 10
  • 12. 17. Perhatikan gambar di samping! Jika F1 = 12 N, F2 = 5 N, dan F3 = 12 N, resultan ketiga gaya tersebut adalah .... A. 6√3 B. 12 C. 12√2 D. 13 E. 13√3 11
  • 13. KOMPETENSI 2: Mekanika & Fluida Kompetensi 2: . Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik, benda tegar, usaha, kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum dan masalah fluida 2. 1. Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola. 2. 2. Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. 3. Menentukan besaran-besaran fisis dinamika rotasi (torsi, momentum sudut, momen inersia, atau titik berat) dan penerapannya berdasarkan hukum II Newton dalam masalah benda tegar. 2. 4. Menentukan hubungan usaha dengan perubahan energy dalam kehidupan sehari-hari atau menentukan besaranbesaran yang terkait. 2. 5. Menjelaskan pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan atau menentukan besaran-besaran terkait pada konsep elastisitas. 2. 6. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan hukum kekekalan energi mekanik. 2. 7. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan tumbukan, impuls atau hukum kekekalan momentum. 2. 8. Menjelaskan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 12
  • 14. Konsep-konsep Kunci: 2.1 Gerak Vt = kecepatan waktu t detik S = jarak yang ditempuh Vo = kecepatan awal a = percepatan t = waktu g = percepatan gravitasi v0=0 v= 2 gh h t= 2h / g GJB vo=0 v? h1 v= 2g (h1  h2) h2 13
  • 15. Variasi GLB P Q SP + SQ = AB A B A · SA = SB B P Q SP SP – SQ = AB A B SQ Gerak Lurus Berubah Beraturan r r2  r1 1 v =   t t 2  t1 v v 2  v1 2. a  t t 2  t1 drx dry drz 3. vx  ; vy  ; vz  dt dt dt v  vx  v y  vz 2 2 2 dv x dv y dv z 4. ax  ; ay  ; az  dt dt dt a  ax  a y  az 2 2 2 5 Diketahui a(t) t2 v   at   dt t1 14
  • 16. t2 6. r   vt  dt t1 h = tinggi Vy = kecepatan terhadap sumbu y h1 = ketinggian pertama Vz = kecepatan terhadap sumbu z h2 = ketinggian kedua | v | = kecepatan rata-rata mutlak SP = jarak yang ditempuh P |ā| = percepatan rata-rata mutlak SQ = jarak yang ditempuh Q a x = percepatan terhadap sumbu x AB = panjang lintasan a y = percepatan terhadap sumbu y SA = jarak yang ditempuh A a z = percepatan terhadap sumbu z SB = jarak yang ditempuh B a (t) = a fungsi t v = kecepatan rata-rata V (t) = V fungsi t ∆r = perubahan posisi V 1 = kecepatan 1 ∆t = selang waktu Vx = kecepatan terhadap sumbu x r2 = posisi akhir r1 = posisi awal t1 = waktu awal bergerak t2 = waktu akhir bergerak ā = percepatan rata-rata ∆V = perubahan rata-rata V2 = kecepatan 2 2.2. Hukum Newton Tentang Gerak 1. Hk. I Newton  Hk. kelembaman (inersia) : Untuk benda diam dan GLB   F  0   Fx  0 dan  Fy  0 2. Hk. II Newton  a  0  GLBB  F  m a 1   2  m1  m2 a 1  T  m1  a 3. Hukum III Newton  F aksi = - F reaksi Aksi – reaksi tidak mungkin terjadi pada 1 benda 4. Gaya gesek (fg) : * Gaya gesek statis (fs)  diam  fs = N.s * Gaya gesek kinetik (fk)  bergerak  fk = N. k Arah selalu berlawanan dengan gerak benda/sistem. 15
  • 17. N=w N = w – F sin N = w + Fsin N = w cos  . Statika  F  0 : *  Fx  0 *  Fy  0    0 ΣFx = resultan gaya sumbu x ΣFy = resultan gaya sumbu y ΣF = resultan gaya m = massa a = percepatan N = gaya normal μs= koefisien gesek statis μk= koefisien gesek kinetik W = gaya berat α=sudut yang dibentuk gaya berat setelah diuraikan ke sumbu 2.3 Memadu Gerak v R  v1  v2  2v1v2 cos 2 2 1. GLB – GLB VR = kecepatan resultan 2. Gerak Peluru V1 = kecepatan benda 1 Pada sumbu x GLB V2 = kecepatan benda 2 Pada sumbu y GVA – GVB Y v x  v0 cos Vo x  v0 cos  t  v y  v0 sin   g  t X 1 2 y  v0 sin   t  gt 2 X = jarak yang ditempuh benda pada sb x Y = jearak yang ditempuh benda pada sb y Vx = kecepatan di sumbu x Syarat : V0 = kecepatan awal  Mencapai titik tertinggi v y  0 t = waktu  Jarak tembak max y0 g = percepatan gravitasi 16
  • 18. y  h H  Koordinat titik puncak  v0 2 sin 2 v0 2 sin 2    ,   2g 2g     Jarak tembak max tidak berlaku jika dilempar dari puncak ; jadi harus pakai y  h v0 sin 2 2 xmax  g 2.4 Gerak Rotasi GERAK TRANSLASI GERAK ROTASI Hu b u n g a n n y a Pergeseran linier s Pergeseran sudut  s=.R Kecepatan linier v Kecepatan sudut  v=.R Percepatan Linier a Percepatan sudut  a=.R Kelembaman m Kelembaman rotasi translasi (momen inersia) I I =  m.r2 ( massa ) Gaya F=m.a Torsi (momen gaya) =I. =F.R Energi kinetic Ek =mv /2 2 Energi kinetik Ek = m /2 2 - Daya P=F.v Daya P=. - Momentum linier p = m.v Momentum anguler L = I . - Gerak dengan Percepatan Tetap GERAK TRANSLASI (ARAH TETAP) GERAK ROTASI (SUMBU TETAP) vt = v0 + at t = 0 +  .t s = vot + / a t 1 2 2  = 0t + 1/2 .t 2 vt 2 = v0 2 + 2 a.s t2 = 02 + 2. s = jarak a = percepatan v = kecepatan R = jari–jari lintasan vt = kecepatan dalam waktu t detik vo = kecepatan awal t = waktu yang ditempuh ωt = kecepatan sudut dalam waktu t detik ωo= kecepatan sudut awal 17
  • 19. Besarnya sudut : S  = radian R S = panjang busur R = jari-jari 1 f.T=1 f= T 2 = atau =2f T v=R v1 = v2, tetapi 1  2 v1 = v2, tetapi 1  2 A = R = C , tetapi v A  vB  vC v2 ar = atau ar = 2 R R v2 Fr = m . atau Fr = m 2 R R 1. Gerak benda di luar dinding melingkar v2 v 2 N = m . g cos  - m . N=m.g-m. R R 18
  • 20. 2. Gerak benda di dalam dinding melingkar. v2 v2 N=m.g+m. N = m . g cos  + m . R R v2 v2 N=m. - m . g cos  N=m. -m.g R R 3. Benda dihubungkan dengan tali diputar vertikal v2 v2 T = m m . g cos  + m T=m.g+m R R v2 v2 T=m. - m . g cos  T=m. -m.g R R 4. Benda dihubungkan dengan tali diputar mendatar (ayunan centrifugal/konis) T cos  = m . g v2 T sin  = m . R L cos Periodenya T = 2 g Keterangan : R adalah jari-jari lingkaran 5. Gerak benda pada sebuah tikungan berbentuk lingkaran mendatar. v2 N . k = m . R N = gaya normal N=m.g 19
  • 21. 2.5 Gravitasi m1  m2 1. F G Vektor R2 M 2. g G Vektor R2 kuat medan gravitasi M 3. v  G R massa bumi mM 4. Ep  G R 5. w A B  mv B  v A  6. HKE v 2  v 2  2GM  1  1   2 1 R R    1 2  F = gaya tarik-menarik antara kedua benda G = konstanta gravitasi m1 = massa benda 1 m2 = massa benda 2 R = jarak antara dua benda Ep = energi potensial gravitasi V = potensial gravitasi WAB = Usaha dari benda A ke B V1 = kecepatan benda 1 V2 = kecepatan benda 2 2.6 Kesetimbangan Ben da Tegar/Masif Momen: Momen Gaya : =F.l.sin  Momen Kopel : dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah, besarnya = F.d Kesetimbangan Translasi : Fx=0,Fy=0 Kesetimbangan Rotasi : =0 Kesetimbangan translasi dan Rotasi : F=0, =0 Kesetimbangan Stabil (mantap) : Apabila gaya dihilangkan, akan kembali ke kedudukan semula. Kesetimbangan (titik berat benda akan naik) Kesetimbangan Indeferen : Gaya dihilangkan, setimbang di tempat berlainan (titik berat benda tetap) Keseimbangan labil : Apabila gaya dihilangkan, tidak dapat kembali semula. (titik berat benda akan turun) 20
  • 22. 2.7Titik Berat Benda Titik berat untuk benda yang homogen ( massa jenis tiap-tiap bagian benda sama ). a. Untuk benda linier ( berbentuk garis )  ln . x n  ln . y n x0  y0  l l b. Untuk benda luasan ( benda dua dimensi ), maka :  An . x n  An . y n x0  y0  A A c. Untuk benda ruang ( berdimensi tiga )  Vn . x n  Vn . y n x0  y0  V V Sifat - sifat: 1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri tersebut. 2. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda. 3. Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu ) maka titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang tersebut. Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis, maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut. ΣFx = resultan gaya di sumbu x ΣFy = resultan gaya di sumbu y Σσ = jumlah momen gaya Tabel titik berat teratur linier Nama benda Gambar benda letak titik berat Keterangan 1. Garis lurus x0 = 1 l z = titik tengah garis 2 2. Busur lingkaran tali busur AB y0  R  busur AB R = jari-jari lingkaran 3. Busur setengah lingkaran 2R y0   21
  • 23. Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan 1. Bidang segitiga y0 = 1 t t = tinggi 3 z = perpotongan garis-garis berat AD & CF 2.Jajaran genjang, Belah ketupat, y0 = 1 t t = tinggi 2 Bujur sangkar z = perpotongan Persegi panjang diagonal AC dan BD 3. Bidang juring tali busur AB lingkaran y0  2 R  3 busur AB R = jari-jari lingkaran 4.Bidang setengah lingkaran 4R y0  3 R = jari-jari lingkaran Tabel titik berat benda teratur berbentu bidang ruang homogen Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan 1. Bidang kulit z1 = titik berat prisma z pada titik bidang alas tengah garis z1z2 y0 = z2 = titik berat 1 l bidang atas 2 l = panjang sisi tegak. 2. Bidang kulit t = tinggi silinder. y0 = 1 t silinder 2 ( tanpa tutup ) R = jari-jari A = 2  R.t lingkaran alas A = luas kulit Silinder 22
  • 24. 3. Bidang Kulit limas T’z = 1 T’ T T’T = garis 3 tinggi ruang 4. Bidang kulit kerucut zT’ = 1 T T’ T T’ = tinggi 3 kerucut T’ = pusat lingkaran alas 5. Bidang kulit setengah bola. y0 = 1 R R = jari-jari 2 Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan 1. Prisma z pada titik tengah z1 = titik berat beraturan. garis z1z2 bidang alas y0 = 1 l z2 = titik berat 2 bidang atas V = luas alas kali l = panjang sisi tinggi tegak V = volume Prisma 2. Silinder Pejal y0 = 1 t t = tinggi silinder 2 R = jari-jari V =  R2 t lingkaran alas 3. Limas pejal T T’ = t = tinggi beraturan y0 = 1 T T’ limas beraturan 4 1 = 4 t V = luas alas x tinggi 3 23
  • 25. 4. Kerucut pejal t = tinggi kerucut y0 = 1 t R = jari-jari lingkaran 4 alas V= 1 3  R2 t 5. Setengah bola pejal y0 = 3 R R = jari-jari bola. 8 2.8 Usaha dan Energi 1. w  F cos  s α = sudut kemiringan v = kecepatan 1 2 2. Ek  mv W = usaha 2 F = Gaya 3. Ep  m  g  h s = jarak Ep = Energi Potenaial 4. Emek  Ep  Ek m = massa benda g = percepatan gravitasi 5. w  Ek h = ketinggian benda dari tanah Ek = Energi Kinetik 6. w  Ep Em= Energi mekanik 7. HKE (Hukum Kekekalan Energi) Ek1  Ep1  Ek 2  Ep 2 2.9 Momentum , Impuls dan Tumbukan 1. P  mv P = momentum m = massa 2. I  F  t v = kecepatan I = impuls I  P 3. F= gaya I  mvt  v0  ∆t = selang waktu 4. HKM (Hukum Kekekalan Momentum)   m A  v A  m B  v B  m A  v A  mB  v B arah kekanan v + arah ke kiri v - 24
  • 26.  5. v A  vB e = koefisien tumbukan (kelentingan) e v A  vB 6. Jenis tumbukan  Lenting sempurna e 1 HKE HKM  Lenting sebagian 0  e 1 HKM  Tidak lenting sama sekali e  0 HKM h1 7. e h1 = tinggi benda setelah pemantulan 1 h0 ho = tinggi benda mula-mula 8. hn  h0  e 2n hn = tinggi benda setelah pemantulan ke n E hilang = Ek sebelum tumbukan – Ek sesudah tumbukan 9. 1 1 2 1   2 1   2   m A v A  mB v B    m A  v A   mB  v B   2 = 2 2  2   2    2.10 Elastisitas 1. F kx F = gaya pegas k = konstanta pegas 2. 1 x = simpangan pada pegas Ep  k  x2 2 Ep = energi potensial 3 kp  k1  k 2 susunan paralel 4. 1 1 1   susunan seri ks k1 k 2 5. P F  L0 E   A  L F = gaya tekan/tarik Lo = panjang mula-mula A = luas penampang yang tegak lurus gaya F ∆L = pertambahan panjang E = modulus elastisitas P = stress ε = strain 2.11 Fluida Fluida Tak Bergerak m 1.  zat  v 2.  relativ  z  air pada 40C 1 gr = 1000 kg  air cm 3 m3 25
  • 27. m A  mB 3. c  v A  vB 4. h   z  g  h 5. Fh   h  A  z  g  h A 6. Hukum Archimedes : Gaya ke atas yang bekerja pada benda besarnya sama dengan jumlah (berat) zat cair yang dipindahkan. FA   z  g  h 7. 1Terapung w  FA (jika dibenamkan seluruhnya)  w  FA dalam keadaan setimbang  bd  g  vb   z  g  v 2 8. Melayang w1  w2   z  g v1  v2  9. Tenggelam w  FA ws  w  FA 10. Kohesi (K) Adhesi (A) 11. Kapilaritas 2 cos y z  g r Fluida Bergerak Vol 1. Q  Av t 2. Kontinuitas A1v1  A2 v2 3. Bernoully P    g  h1  1   v1 2  P2    g  h2  1   v2 2 1 2 2 26
  • 28. ρ = massa jenis m = massa v = volume A = luas permukaan P = daya tekan h = ketinggian dari dasar Q = Debit ρrelatif = massa jenis relatif Soal-soal Latihan Kompetensi 2 2. 1. Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola. 1. Pengamatan tetesan oli motor yang melaju pada jalan lurus dilukiskan seperti pada gambar! 1. 2. 3. 4. Yang menunjukkan mobil sedang bergerak dengan percepatan tetap adalah .... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 4 D. 2 dan 3 E. 2 dan 4 2. Seseorang mengendarai mobil dengan kecepatan 90 km/jam, tiba-tiba melihat seorang anak kecil di tengah jalan pada jarak 200 m di mukanya. Jika mobil di rem dengan perlambatan maksimum sebesar 1,25 m/s2, maka terjadi peristiwa .... A. mobil tepat akan berhenti di muka anak itu. B. mobil lansung berhenti C. mobil berhenti jauh di muka anak itu D. mobil berhenti sewaktu menabrak anak itu E. mobil baru berhenti setelah menabrak anak itu. 3. Grafik (v – t) menunjukkan gerak sebuah sepeda pada suatu perlombaan. v (km.jam– 1) A B 50 D 40 30 20 C E 10 F 1 2 3 4 5 6 7 8 t (jam) 27
  • 29. Bagian grafik yang menunjukkan percepatan paling besar adalah .... A. AB B. BC C. CD D. DE E. EF 4. Grafik (v – t) menginformasikan gerak sebuah mobil mulai dari diam, kemudian bergerak hingga berhenti selama 8 sekon seperti pada gambar. v (m/s) C 40 A 30 D 20 B 10 E 1 2 3 4 5 6 7 8 t (s) Jarak yang ditempuh mobil antara t = 5 s sampai t = 8 s adalah .... A. 60 m B. 50 m C. 35 m D. 20 m E. 15 m 5. Mobil massa 800 kg bergerak lurus dengan kecepatan awal 36 km/jam, setelah menempuh jarak 150 m kecepatannya menjadi 72 km/jam. Waktu tempuh mobil adalah .... A. 5 sekon B. 10 sekon C. 17 sekon D. 25 sekon E. 35 sekon 6. Seorang pengendara mobil melaju dengan kecepatan 20 m/s. Ketika melihat ada ”polisi tidur” di depannya dia menginjak rem dan mobil berhenti setelah 5 sekon kemudian. Maka jarak yang ditempuh mobil tersebut sampai berhenti adalah .... A. 50 m B. 100 m C. 150 m D. 200 m E. 250 m 7. Sepeda motor bergerak ke arah utara dengan kecepatan 15 m/s. Setelah 4 detik, kecepatannya berubah menjadi 25 m/s. Jarak yang ditempuh sepeda motor tersebut adalah .... m A. 80 B. 120 C. 240 D. 260 E. 300 28
  • 30. 8. Perhatikan gambar berikut! (g = 10 m.s– 2) v = 2 m.s– 1 1m x Kecepatan bola ketika sampai di tanah adalah .... A. 5 6 m . s1 B. 3 6 m . s1 C. 2 6 m . s1 D. 2 5 m . s1 E. 2 3 m . s1 9. Sebuah bom dijatuhkan dari sebuah pesawat yang terbang mendatar pada ketinggian 4.500 m dengan kecepatan 720 km.jam–1! (g = 10 m.s– 2) 4.500 m A B tanah Bila bom jatuh di titik B, jarak AB adalah .... A. 1 km B. 3 km C. 6 km D. 12 km E. 24 km 10. Perhatikan grafik v-t yang menunjukkan sebuah mobil selama tujuh jam berikut ini! Bagian grafik yang menunjukkan percepatan yang paling besar adalah .... A. AB B. BC C. CD D. DE E. EF 29
  • 31. 11. Grafik berikut ini melukiskan hubungan antara kecepatan dan waktu dari sebuah benda bergerak lurus. Kecepatan benda setelah bergerak 5 s adalah .... A. - 9 ms-1 B. - 6 ms-1 C. - 4 ms-1 D. - 3 ms-1 E. - 2 ms-1 12. Perhatikan gambar di bawah ini! 1 kg 3 kg 2 kg r=3m r=2m r = 1,5 m 18 putaran/6 detik 12putaran/3detik 6putaran/12detik (1) (2) (3) Berdasarkan ketiga gambar di atas, pernyataan yang benar tentang kecepatan linier benda adalah .... A. v(1) = v(2) = v(3) B. v(3) > v(2) = v(1) C. v(2) > v(1) = v(3) D. v(1) < v(3) < v(2) E. v(1) > v(2) > v(3) 13. Posisi sudut suatu titik pada roda yang berputar dapat dinyatakan sebagai fungsi waktu (t) :   5  10 t  2 t 2  dengan  dalam rad dan t dalam sekon. Besar kecepatan sudut pada waktu t = 3 sekon adalah .... –1 A. 32 rad.s –1 B. 24 rad.s –1 C. 22 rad.s –1 D. 20 rad.s –1 E. 10 rad.s 14. Perhatikan gambar berikut ini! Jari-jari roda A = 10 cm, roda B = 20 cm, dan roda C = 40 cm. Jika kecepatan linier roda A = 80 m/s, kecepatan linier roda C adalah .... a. 8 m/s b. 40 m/s c. 80 m/s A B d. 160 m/s C e. 800 m/s 15. Roda mesin dalam sebuah pabrik dengan jari-jari 40 cm, berputar dengan kecepatan sudut 50 rad/s. Percepatan sentripetal roda tersebut adalah .... A. 200 m/s2 B. 1.000 m/s2 C. 2.000 m/s2 2 D. 10.000 m/s 2 E. 20.000 m/s 30
  • 32. 16. Benda yang memiliki massa 2 kg bergerak secara beraturan dalam lintasan melingkar berjarijari 0,5 m dengan kecepatan 4 m/s (1) Percepatan sentripetalnya 32 m/s2 (2) Gaya sentripetalnya 64 N (3) Periodenya 0,25. s Pernyataan yang benar berkaitan dengan gerak benda tersebut adalah .... A. (1), (2), dan (3) B. (1) dan (2) saja C. (1) dan (3) saja D. (2) dan (3) saja E. (3) saja 17. Sebuah benda melakukan gerak melingkar berjari-jari R, kecepatan sudutnya ω, dan percepatan sentripetalnya 4 m/s2, jika kecepatan sudutnya ω/2, percepatan sentripetalnya menjadi 2 m/s2, maka jari-jari lingkarannya menjadi …. A. 2R B. R C. R/2 D. R/4 E. R/8 18. Sebuah ban sepeda motor berjari-jari 35 cm. Jika ban tersebut menempuh sudut 4. rad dalam waktu 0,5 s, kecepatan linear ban sepeda tersebut adalah .... m/s. A. 8,8 B. 17,5 C. 20,4 D. 25,5 E. 35,5 19. Sebutir peluru ditembakkan dengan kecepatan 49 m/s dan sudut elevasi 30°. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2, maka waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai titik tertinggi .... s A. 2,5 B. 4,0 C. 5,5 D. 6,0 E. 8,5 2. 2. Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 20. Sebuah karung berisi beras ditarik dengan gaya 50 N. Karung bergerak dengan percepatan 1 m/s2. Jika sekarang ditarik dengan gaya 100 N, maka percepatan gerak karung adalah .... A. 0,5 m/s2 B. 2,0 m/s2 C. 5,0 m/s2 D. 20,0 m/s2 E. 50,0 m/s2 31
  • 33. 21. Sebuah mobil bermassa 1 ton, selama 5 sekon kecepatannya bertambah secara beraturan dari 10 m/s menjadi 22,5 m/s. Gaya yang diperlukan untuk mempercepat mobil tersebut adalah .... A. 5N B. 25 N C. 250 N D. 2.500 N E. 25.000 N 22. Sebuah benda ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. F3 = 36 N F1 = 12 N F2 = 24 N Berdasarkan gambar di atas, diketahui : (1) percepatan benda nol (2) benda bergerak lurus beraturan (3) benda dalam keadaan diam (4) benda akan bergerak jika berat benda lebih kecil dari gaya tariknya Pernyataan yang benar adalah .... A. (1) dan (2) saja B. (1) dan (3) saja C. (1) dan (4) saja D. (1), (2), dan (3) saja E. (1), (2), (3), dan (4)   23. Sebuah benda ditarik oleh gaya F1 dan F2 pada lantai kasar seperti gambar. F1 = 15 N M = 4 kg F2 = 40 N Jika gaya gesekan antara benda dan lantai sebesar 5 N, maka .... A. benda diam B. benda bergerak lurus beraturan C. bergerak dengan percepatan nol D. bergerak dengan percepatan 2 m.s– 2 E. bergerak dengan percepatan 5 m.s– 2 24. Balok bermassa 4 kg diletakan pada bidang miring kasar yang membentuk sudut kemiringan  ( tan  = 3/4 ) terhadap bidang datar. Saat balok dilepas, balok bergerak turun sepanjang bidang miring. Jika koefisien gesek kinetis balok dengan bidang 0,5 dan g = 10 m/s2. Percepatan turunnya balok menyelusuri bidang miring adalah ....  32
  • 34. A. 0,5 m/s2 B. 1,0 m/s2 C. 1,5 m/s2 D. 2,0 m/s2 E. 2,5 m/s2 25. Sebuah elevator yang massanya 500 kg bergerak vertikal ke bawah dari keadaan diam dengan percepatan tetap 2,5 m/s2. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, besar tegangan tali penarik elevator adalah : A. 1.250 N B. 1.500 N C. 3.750 N D. 5.000 N E. 6.250 N 26. Dua benda yang massanya masing-masing m1 dan m2 mula–mula berjarak 5 cm. Kemudian jaraknya menjadi 10 cm. Perbandingan gaya gravitasi kedua benda tersebut antara keadaan mula-mula dengan akhir adalah : A. 1 : 2 B. 2 : 1 C. 1 : 5 D. 1 : 4 E. 4 : 1 27. Data fisis planet A dibandingkan planet bumi ditunjukkan tabel berikut! (G = konstanta grafitasi = 6,67 x 10– 11 N.m2.kg– 2) Planet BUMI A Massa M 0,5 M Jari- R 2R jari Berat benda di bumi 100 N, dibawa ke planet A, maka beratnya menjadi .... A. 12,5 N B. 25 N C. 75 N D. 100 N E. 125 N 28. Perhatikan gambar di bawah ini! A B MA = 5 x MB rA rA = 10 x rB rB Planet Bumi Planet A MA = massa planet A 33
  • 35. MB = massa bumi rA = jari-jari planet A rB = jari-jari bumi Jika berat benda di bumi 500 N, maka berat benda di planet A adalah .... A. 10 N B. 25 N C. 75 N D. 100 N E. 250 N 29. Sebuah balok massa 5 kg dilepas pada bidang miring licin seperti pada gambar! (g = 10 m/s2 dan tan 370 = 3/4). Percepatan balok adalah .... m/s2. A. 4,5 B. 6,0 C. 7,5 D. 8,0 E. 10,0 30. Perhatikan gambar di samping! Jika koefisien gesek kinetik antara balok A dan meja 0,1 dan percepatan gravitasi 10 m/s2, gaya yang harus diberikan pada A agar sistem bergerak ke kiri dengan percepatan 2 m/s2 adalah .... A. 70 N B. 90 N C. 150 N D. 250 N E. 330 N 2. 3. Menentukan besaran-besaran fisis dinamika rotasi (torsi, momentum sudut, momen inersia, atau titik berat) dan penerapannya berdasarkan hukum II Newton dalam masalah benda tegar. 30. Gaya F1, F2, F3, dan F4 bekerja pada batang seperti pada gambar. Jarak AB = BC = CD = 1 m. F3 = 20 N F1 = 10 N A B C D F4 = 5 N F2 = 15 N Jika massa batang diabaikan maka momen gaya yang bekerja pada batang AD dengan sumbu putar di titik D adalah …. A. 18 N.m B. 20 N.m C. 30 N.m D. 35 N.m E. 40 N.m 34
  • 36. 31. Batang AB homogen panjang 6 m dengan massa 4 kg diletakkan seperti pada gambar. 2m O 4m A B Bila batang diputar dengan sumbu putar melalui titik O, momen inersianya adalah …. 2 A. 12 kg.m 2 B. 10 kg.m C. 7 kg.m2 D. 6 kg.m2 E. 4 kg.m2 32. Seorang penari balet memiliki momen inersia 6 kg m2 ketika kedua lengannya terentang, dan 2 kg m2 ketika kedua lengan di rapatkan ketubuhnya. Jika badan penari sebagai sumbu putar dan penari mulai berputar pada kecepatan 3 putaran/s ketika kedua lengannya terentang, kecepatan sudut penari ketika lengan merapat ke tubuhnya adalah …. A. 6 putaran/s B. 9 putaran/s C. 12 putaran/s D. 15 putaran/s E. 18 putaran/s 33. Sebuah bola pejal I  2 MR2  massanya 2 kg dan memiliki jari–jari 10cm bergerak dengan 5 kelajuan 20 m/s sambil berputar. Besar energi kinetik rotasi bola adalah …. A. 80 joule B. 120 joule C. 160 joule D. 400 joule E. 560 joule 34. Sebuah silinder pejal I  1 MR2  bermassa M dan jari–jari R menggelinding menuruni 2 sebuah bidang miring dengan sudut kemiringan  terhadap arah mendatar. Percepatan silinder saat menuruni bidang miring adalah …. A. 3 g sin  7 5 B. g sin  7 7 C. g sin  5 2 D. g sin  3 3 E. g sin  2 35
  • 37. 2. 4. Menentukan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari- hari atau menentukan besaran-besaran yang terkait. 35. Untuk menarik balok dengan posisi seperti gambar diperlukan gaya 5 N dan menghasilkan usaha sebesar 12 joule. Jika balok bergeser 4,8 m ke kanan, sudut  pada gambar adalah .. F  A. 30o B. 37o C. 45o D. 53o E. 60o 36. Sebuah truk bermassa 3,5 ton bergerak dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam. Usaha yang diperlukan untuk menggerakkan truk tersebut adalah .... A. 5,0 x 102 joule B. 1,2 x 103 joule C. 3,5 x 105 joule D. 7,0 x 105 joule E. 3,5 x 106 joule 37. Sebuah benda bermassa 2 kg jatuh bebas dari gedung yang tingginya 50 m. Usaha yang dilakukan benda selama bergerak dari ketinggian 50 m ke ketinggian 20 m (g = 10 m.s – 2) adalah …. A. 300 J B. 400 J C. 500 J D. 600 J E. 700 J 38. Grafik berikut menyatakan hubungan gaya (F) yang bekerja pada suatu benda terhadap perpindahan (x). Jika benda mula-mula diam, maka besarnya energi kinetik benda setelah berpindah sejauh 4 m adalah .... F (N) 10 0 x (m) 2 4 A. 10 joule B. 20 joule C. 40 joule D. 55 joule E. 60 joule 36
  • 38. 39. Sebuah palu bermassa 2 kg dan berkecepatan 20 m/s menghantam sebuah paku sehingga paku masuk ke dalam 5 cm dalam kayu. Besar gaya tahanan yang disebabkan kayu ini adalah …. A. 400 N B. 800 N C. 4.000 N D. 8.000 N E. 40.000 N 2. 5. Menjelaskan pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan atau menentukan besaran-besaran terkait pada konsep elastisitas. 40. Seutas kawat panjang 72 cm dan luas penampang 4 mm2 . Kawat tersebut ditarik oleh gaya 2,8 N dan sehingga panjang kawat menjadi 72,06 cm. Modulus elastisitas kawat adalah : A. 6,0 x 108 N/m B. 8,0 x 108 N/m C. 8,4 x 108 N/m D. 8,4 x 103 N/m E. 7,0 x 105 N/m 41. Pada percobaan elastisitas suatu pegas diperoleh data seperti tabel di bawah ini. Gaya (N) Pertambahan Panjang (m) 0,98 8.10– 4 1,96 16.10– 4 2,94 24.10– 4 3,92 32.10– 4 Dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta pegas tersebut adalah .... A. 1.002 N.m–1 B. 1.201 N.m–1 C. 1.225 N.m–1 D. 1.245 N.m–1 E. 1.250 N.m–1 42. Pegas dalam posisi vertikal panjangnya 50 cm, kemudian di atas pegas diletakkan batu bermassa 20 gram ternyata pegas menjadi 49 cm. Jika pegas ditekan lagi ke bawah sejauh 4 cm kemudian dilepaskan (g = 10 m.s– 2), maka tinggi maksimum lontaran batu diukur dari tanah adalah .... A. 54 cm B. 57,5 cm C. 58 cm D. 58,5 cm E. 62,2 cm 43. Sebuah pegas digantungkan dengan panjang mula–mula 30 cm. Ujung pegas diberi beban 100 gram sehingga panjang pegas menjadi 35 cm. Jika beban tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, maka energi potensial elastisitas pegas adalah .... A. 0,025 joule B. 0,05 joule 37
  • 39. C. 0,1 joule D. 0,25 joule E. 0,5 joule 44. Sebuah truk fuso memiliki massa 1.800 Kg didukung empat buah pegas. Tiap pegas memiliki tetapan 18.000 N/m. Jika lima orang yang berada dalam mobil memiliki massa total 200 kg, frekuensi getaran mobil ketika melewati sebuah lubang di tengah jalan adalah .... A. 1 Hz 3 1 B. Hz 5 3 C. Hz  D. 3 Hz E. 4 Hz 45. Pada gambar berikut mA = 1,5 kg dan g = 10 m/s2 . Jika gesekan kotrol dengan tali di abaikan dan system dalam keadaan seimbang maka massa beban B adalah .... 45o A B A. 1,5 kg B. 1,5 2 kg C. 1,5 3 kg D. 15 kg E. 15 2 kg C 46. A B Beban Pada sistem keseimbangan benda tegar seperti gambar di atas. AB batang homogen panjang 80 cm, beratnya 18 N, berat beban = 30 N. BC adalah tali. Jika jarak AC = 60 cm, tegangan pada tali (dalam newton) adalah …. A. 36 N B. 48 N C. 50 N D. 65 N E. 80 N 38
  • 40. 47. Sebuah tangga panjang L = 10 meter dan bermassa 20 kg bersandar pada tembok. Anggap tembok licin dan lantai kasar dengan koefisien gesekan statis 0,5. Jika Fauzan bermasa 60 kg hendak menaiki tangga, pada jarak berapa diukur dari lantai Fauzan dapat naik saat tangga akan mulai bergerak ? 8m 6m A. nol B. 5,1 m C. 6,2 m D. 7,2 m E. 8,0 m 48. Sebuah karton homogen berbentuk seperti gambar berikut. Jarak titik berat karton dihitung dari garis AB adalah .... Y A. 2 cm D B. 4 cm 5 cm C. 5 cm D. 3 2 cm 7 E C 9 E. 2 cm 11 4 cm A 8 cm B 49. Perhatikan bentuk benda-benda berikut! t = 16 cm t = 18 cm y0 y0 t = 15 cm Balok Tabung y0 y0 Kerucut pejal r = 12 cm y0 t = 18 cm Setengah bola pejal Prisma kaca Jika seluruh benda berada pada bidang mendatar, maka letak titik berat (y0) yang paling dekat bidang alas adalah .... A. balok B. tabung C. ½ bola pejal D. Prisma kaca E. Kerucut pejal 39
  • 41. 50. Gambar berikut adalah susunan benda pejal homogen yang terdiri dari silinder pejal dan kerucut pejal. Koordinat titik berat susunan benda terhadap titik O adalah .... sumbu y 30 cm 40 cm sumbu x O (0,0) 20 cm A. (0 ; 20) cm B. (0 ; 20,5) cm C. (0 ; 25,5) cm D. (0 ; 35) cm E. (0 ; 50) cm 2. 6. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan hukum kekekalan energi mekanik. 51. Sebuah ayunan mulai berayun dari titik tertinggi A 45 cm hingga mencapai titik terendah B (lihat gambar). Kelajuan pada saat di titik terendah tersebut (g = 10 m/s2) adalah …. A 45 cm B A. 0,3 m/s B. 0,6 m/s C. 1,2 m/s D. 2,5 m/s E. 3,0 m/s 52. Sebuah benda dilempar dari permukaan tanah dan lintasannya berbentuk parabola seperti yang diperlihatkan gambar berikut dengan data: energi kinetik di A (EkA) = 600 J, energi potensial di B (EpB) = 400 J, perbedaan waktu dari A ke B (tA-B) = 1,0 s, perbedaan waktu dari A ke D (tA-D) = 3,0 s, maka : 40
  • 42. C (1) tA-C = 2 s (2) EkB = 200 J B D (3) EkD + EpD = 600 J (4) tC-D = 1 s Pernyataan yang benar adalah …. A E A. (1), (2), dan (3) B. (1) dan (3) C. (2) dan (4) D. (4) saja E. Semua benar 53. 1 kg 2m 1m Suatu partikel dengan massa 1 kg didorong dari permukaan meja hingga kecepatan pada saat lepas dari bibir meja 2 m/s (lihat gambar). Energi mekanik partikel pada saat ketinggiannya dari tanah 1 m adalah .... A. 2 J B. 10 J C. 12 J D. 22 J E. 24 J 54. Benda A dan B bermassa sama. Benda A jatuh dari ketinggian h meter dan benda B jatuh dari 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v m.s–1, maka benda B akan menyentuh tanah dengan energi kinetic sebesar .... A. 2 m v 2 B. m v 2 3 C. m v2 4 1 D. m v2 2 1 E. m v2 4 55. Sebuah roller coaster mempunyai ketinggian 50 m. Kereta dengan massa 40 kg dan penumpang dengan massa 50 kg berada di tempat paling atas. Berada energi kinetik maksimum kereta dan penumpang ? A. 8,0 x 104 joule B. 7,0 x 104 joule C. 6,0 x 104 joule D. 5,5 x 104 joule E. 4,5 x 104 joule 41
  • 43. 7. 7. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan tumbukan, impuls atau hukum kekekalan momentum. 56. Seorang pemain sepakbola menendang bola yang diam dengan gaya 100 N. Bila massa bola 0,8 kg dan lama persentuhan bola dengan kaki 0,1 s, maka kecepatan bola saat meninggalkan kaki pemain adalah .... A. 9 m/s B. 10 m/s C. 12,5 m/s D. 18 m/s E. 80 m/s 57. Budi bermassa 60 kg melompat keluar dari perahu bermassa 200 kg yang mula-mula diam pada permukaan air. Jika Budi meloncat ke kanan dengan kelajuan 7 m/s. Besar kelajuan perahu sesaat setelah Budi meloncat adalah .... A. 0 m/s B. 2,1 m/s ke kanan C. 2,1 m/s ke kiri D. 3,2 m/s ke kanan E. 3,2 m/s ke kiri 58. Balok A dan balok B yang massanya mA = 5 kg dan mB = 1 kg bergerak saling mendekati dengan kelajuan vA = 2 m/s dan vB = 12 m/s. Kedua balok itu kemudian bertumbukan dan setelah tumbukan keduanya saling menempel satu sama lain. Kecepatan kedua balok sesaat setelah tumbukan adalah …. A. 0,25 m/s searah dengan gerakan balok A mula-mula B. 0,33 m/s berlawanan arah dengan gerakan balok A mula-mula C. 0,45 m/s berlawan arah dengan gerakan balok A mula-mula D. 0,33 m/s searah dengan balok A mula-mula E. 0,55 m/s searah dengan gerakan balok A mula-mula 59. Bola A bermassa 0,4 kg bergerak dengan laju 6 ms–1 dan menumbuk bola B bermassa 0,6 kg yang sedang bergerak mendekat bola A dengan laju 8 ms–1. Kedua bola tersebut bertumbukan tidak lenting sempurna. Laju bola setelah tumbukan adalah .... A. 2,4 m.s–1 searah gerak bola B B. 2,5 m.s–1 searah gerak bola B C. 1,4 m.s–1 searah gerak bola B D. 2,4 m.s–1 searah gerak bola A E. 2,5 m.s–1 searah gerak bola A 60. Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m 2 = 2 kg bergerak saling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan adalah …. A. v11 = – 5 m/s dan v21 = 10 m/s B. v11 = – 10 m/s dan v21 = 10 m/s C. v11 = – 10 m/s dan v21 = 20 m/s D. v11 = – 20 m/s dan v21 = 10 m/s E. v11 = – 20 m/s dan v21 = 20 m/s 42
  • 44. 2. 8. Menjelaskan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 61. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah benda yang terapung pada zat cair yang massa jenisnya 1200 kg m-3. Bila diketahui bagian (A) adalah 1/5 dari benda, massa jenis benda tersebut adalah .... A A. 960 kg m-3 B. 900 kg m-3 B C. 800 kg m-3 D. 740 kg m-3 E. 500 kg m-3 62. Pada gambar berikut, bejana berhubungan diisi dengan air dan oli (air = 1 g/cm3, oli = 0,8 g/cm3). Selisih permukaan oli dan air adalah …. 20 cm oli air A. 1,6 cm B. 3,2 cm C. 4,0 cm D. 5,0 cm E. 16,0 cm 63. Sebuah dongkrak hidrolik masing-masing penampangnya berdiameter 3 cm dan 12 cm. Berapakah gaya minimum yang harus dikerjakan pada penampang kecil dongkrak tersebut untuk mengangkat mobil yang beratnya 800 N ? A. 50 N B. 25 N C. 15 N D. 10 N E. 5 N 64. Air mengalir dalam suatu pipa yang diameternya berbeda dengan perbandingan 1 : 2. Jika kecepatan air yang mengalir pada bagian pipa yang besar sebesar 40 m/s, maka besarnya kecepatan air pada bagian pipa yang kecil sebesar .... A. 20 m/s B. 40 m/s C. 80 m/s D. 120 m/s E. 160 m/s 65. Dari gambar di bawah, P1 dan v1 adalah tekanan dan kecepatan udara di atas sayap, P2 dan v2 adalah tekanan dan kecepatan udara di bawah sayap pesawat. Agar sayap dapat mengangkat pesawat, maka harus memenuhi syarat .... 43
  • 45. P1 , v1 v P2 , v2 A. P1 = P2 dan v1 = v2 B. P1 < P2 dan v1 > v2 C. P1 < P2 dan v1 < v2 D. P1 > P2 dan v1 > v2 E. P1 > P2 dan v1 < v2 66. Aliran fluida melalui penampang yang letaknya seperti gambar berikut. Jika luas penampang A dua kali luas penampang B, maka selisih tekanan pada kedua pipa adalah A vA B vB A. 2 ρ vA2 B. 3 ρ vA2 C. 1,5 ρ vA2 D. 2 ρ vA E. 3 ρ vA 67. Sebuah tangki diisi air setinggi 3 m. Pada kedalaman 1,8 m di bawah permukaan air terdapat kebocoran hingga air menyemprot keluar dengan kelajuan v. Berapa jarak tempat jatuhnya air ke tanah diukur dari dinding tangki ? (g = 10 m/s2) A. 6,2 6 m B. 2,4 6 m C. 2,0 3 m D. 1,2 6 m E. 1,0 3 m 68. Peristiwa kebocoran tangki air pada lubang P dari ketinggian tertentu terlihat seperti pada gambar (g = 10 m.s– 2) Waktu yang diperlukan air, mulai keluar dari lubang hingga mencapai tanah adalah .... A. 1 s B. 2 s C. 2,5 s D. 3 s E. 4 s 44
  • 46. 69. Gambar di bawah ini menunjukkan peristiwa kebocoran pada tangki air. v 0,5 m X=1 m Kecepatan (v) air yang keluar dari lubang adalah .... A. 2 ms– 1 B. 10 ms– 1 C. 5 ms– 1 D. 2 5 ms– 1 E. 2 10 ms– 1 70. Perhatikan gambar berikut! Jika luas penampang A1 dan A2 masing-masing-masing 8 cm2 dan 4 cm2, maka kecepatan (v) air memasuki pipa venturimeter adalah …. 15 cm A1 v A2 A. 0,5 m/s B. 1,0 m/s C. 6,0 m/s D. 7,5 m/s E. 8,0 m/s 45
  • 47. KOMPETENSI 3: Panas & Termodinamika Kompetensi 3: Memahami konsep kalor dan prinsip konservasi kalor, serta sifat gas ideal, dan perubahannya yang menyangkut hokum termodinamika dalam penerapannya mesin kalor. 3. 1. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap suatu zat, perpindahan kalor, atau asas Black dalam pemecahan masalah. 3. 2. Menjelaskan persamaan umum gas ideal pada berbagai proses termodinamika dan penerapannya. 3. 3. Menentukan besaran fisis yang berkaitan dengan proses termodinamika pada mesin kalor. Konsep-konsep Kunci: 3.1 Suhu dan Kalor 1. C R F K Td 100 80 212 373 C = celcius R = reamur Air 100 80 180 100 F = fahrenheit tk= suhu dalam kelvin Tb 0 0 32 273 tc = suhu dalam celsius C:R:F=5:4:9 tK = tC + 273 menaikkan suhu Sifat termal zat diberi kalor (panas) perubahan dimensi (ukuran) perubahan wujud 2. Muai panjang. ∆L = perubahan panjang  = koefisien muai panjang L = Lo .  . t Lo = panjang mula-mula ∆t = perubahan suhu Lt = Lo ( 1 +  . t ) Lt = panjang saat to ∆A = perubahan luas 3. Muai luas. β= koefisien muai luas ∆V = perubahan volume A = Ao .  . t Vo = Volume awal γ = koefisien muai volume At = Ao ( 1 +  . t ) Ao = luas mula-mula 4. Muai volume. V = Vo .  . t 46
  • 48. Vt = Vo ( 1 + .  . t ) =2 Q = kalor =3 m = massa c = kalor jenis  t = perubahan suhu 5. Q = m . c. t H = perambatan suhu 6. Q = H . t 7. H=m.c 8. Azas Black. Qdilepas = Qditerima 10. Kalaor laten Kalor lebur Q = m . Kl Kl = kalor lebur Kalor uap Q = m . Ku Ku = kalor uap 11. Perambatan kalor. Konduksi Konveksi Radiasi k . A.t H= H = h . A . t I = e .  . T4 l A = luas k = koefisien konduksi l = panjang bahan h = koefisien konfeksi I = Intensitas e = emitivitas bahan σ = konstanta Boltzman T = suhu 3.2 Teori Kinetik Gas Gas Ideal 1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul ) dalam jumlah yang besar sekali. 2. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang. 3. Partikel-partikel tersebut merata dalam ruang yang kecil. 4. Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel-partikel, sehingga ukurtan partikel dapat diabaikan. 5. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan. 6. Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara lenting sempurna, partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap licin dan tegar. 7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku. N 01. n N0 47
  • 49. v 3kT 02. ras = m M R 03. m dan k N N0 04. v 3RT ras = M 05. Pada suhu yang sama, untuk 2 macam gas kecepatannya dapat dinyatakan : v v 1 1 ras1 : ras2 = : M1 M2 06. Pada gas yang sama, namun suhu berbeda dapat disimpulkan : v v ras1 : ras2 = T1 : T2 2L 07. t Vras 2 08. F  N . m V ras 3 L 2 09. P  N . m V ras atau P  1  V 2 ras 3 V 3 10. 2 N 2 N P . 1 2 mV 2 ras  . Ek 3V 3V 11. P . V = K’ . T atau P . V = N. k .T k = Konstanta Boltman = 1,38 x 10-23 joule/0K N 12. P . V = n R T dengan n N0 R = 8,317 joule/mol.0K = 8,317 x 107 erg/mol0K = 1,987 kalori/mol0 K = 0,08205 liter.atm/mol0K R P R. T atau P. Mr 13. P   T atau    T Mr  Mr R. T 14. P1 .V1  P2 .V2 T1 T2 Persamaan ini sering disebut dengan Hukum Boyle-Gay Lussac. 15. Ek  3 Nk .T 2 P = tekanan gas ideal N = banyak partikel gas m = massa 1 pertikel gas V = volume gas v = kecepatan partikel gas n = jumlah mol gas No = bilangan Avogadro R = tetapan gas umum M = massa atom relatif 48
  • 50. k = tetapan boltzman Ek = energi kinetic vras = kecepatan partikel gas ideal ρ = massa jenis gas ideal T = suhu 3.3 Hukum Termodinamika 01. cp - cv = R cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan. cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan. 02. panas jenis gas ideal pada suhu sedang ,sebagai berikut: a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa : 5 3 c cP  2 R cV  2 R   P  1,67 c V b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa : cP  2 R cV  2 R   7 5 c P  1,4 cV  = konstanta Laplace. 03. Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar : W = p.  V 3 04. Energi dalam suatu gas Ideal adalah : U n. R. T 2 05.Hukum I Termodinamika Q= U+ W  Q = kalor yang masuk/keluar sistem  U = perubahan energi dalam  W = Usaha luar. Proses-proses pada Hukum I Termodinamika 1. Hukum I termodinamika untuk Proses Isobarik. Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap. ( lihat gambar ). sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac V1 V2  T1 T2 Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut : 49
  • 51. Pemanasan Pendinginan  W =  Q -  U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1 ) 1. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik ) Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar ) Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan. Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk : P1 P2  T1 T2 Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut : Pemanasan Pendinginan  V = 0 ------- W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )  Q = U2 - U1 Q= U  U = m . c v ( T 2 - T1 ) 3. Hukum I termodinamika untuk proses Isothermik. Selama proses suhunya konstan. ( lihat gambar ) Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan. Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE. P1 V2 = P2 V2 Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa : Pemanasan Pendinginan T2 = T1 -------------->  U = 0 ( Usaha dalamnya nol ) 50
  • 52. V2 V2 W  P1 V1 ( ln )  P2 V2 ( ln ) V1 V1 P P W  P1 V1 ( ln 1 )  P2 V2 ( ln 1 ) P2 P2 V V W  n R T1 ( ln 2 )  n R T2 ( ln 2 ) V1 V1 P P W  n R T1 ( ln 1 )  n R T2 ( ln 1 ) P2 P2 ln x =2,303 log x 4. Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik. Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0 ( lihat gambar ) Sebelum proses Selama/akhir proses oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac PV1 P2V2 1  T1 T2 Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa : Pengembangan Pemampatan  Q = 0 ------ O =  U+ W U2 -U1 = -  W -1 -1 T1.V1 = T2.V2 P1 .V1 -1 -1 1 W = m . c v ( T 1 - T2 ) atau W= ( V2 - V1 )   P1.V1 = P2.V2 06. HUKUM II TERMODINAMIKA Energi yang bermanfaat   Energi yang dim asukkan W Q2  Q1    Q2 Q2 51
  • 53. Q1   ( 1 )  100% Q2 Menurut Carnot untuk effisiensi mesin carnot berlaku pula : T1   ( 1 )  100% T2 T = suhu η = efisiensi P = tekanan V = volume W = usaha Soal-soal Latihan Kompetensi 3 3. 1. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap suatu zat, perpindahan kalor, atau asas Black dalam pemecahan masalah. 1. Logam A bermassa m pada suhu 0 0C dimasukkan ke dalam cairan B yang bermassa 2m pada suhu 100 oC. Jika perbandingan kalor jenis logam A terhadap kalor jenis cairan B adalah 8 : 1, maka suhu akhir campuran saat seimbang adalah .... A. 20 oC B. 25 oC C. 50 oC D. 75 oC E. 80 oC 2. Air panas 100 oC ditambahkan pada 300 gram air yang suhunya 0 oC sampai campuran itu mencapai suhu 40 oC. Massa minimun air panas yang ditambahkan adalah .... A. 50 gram B. 60 gram C. 75 gram D. 120 gram E. 200 gram 3. Sebongkah es bermassa 80 g dengan suhu –10 oC (kalor jenis 0,5 kal/g oC dan kalor leburnya 80 kal/g) dimasukkan ke dalam bejana berisi air yang massanya 100 g bersuhu 80 oC (anggap bejana tidak menyerap kalor). Suhu akhir air setelah terjadi keseimbangan kalor adalah .... A. 4,5 oC B. 6,7 oC C. 7,5 oC D. 8,0 oC E. 9,6 oC 4. Es bermassa 100 g bersuhu 0 oC dimasukkan ke dalam bejana berisi air 80 cm3 bersuhu 100 oC. Jika bejana tidak menyerap kalor, maka suhu setimbangnya adalah .... (kalor jenis air = 1 kal/g oC, kalor lebur es 80 = kal/g, massa jenis air = 1 g/cm3). 52
  • 54. o A. 0 C o B. 1,25 C o C. 9 C o D. 12,3 C E. 67 oC 5. Sebuah kalorimeter yang kapasitasnya 115 J/K berisi 125 gram air yang suhunya 12,5oC. Bila 50 gram air dengan suhu 55oC dimasukkan dalam kalorimeter, suhu akhir campuran itu adalah …. (kalor jenis air = 4.200 J/kg K) A. 21 oC B. 22 oC C. 23 oC D. 24 oC E. 25 oC 6. Dua batang logam sejenis A dan B penampangnya berbanding 2 : 1 sedangkan panjangnya berbanding 4 : 3. Bila beda suhu pada ujung-ujung kedua batang sama, maka jumlah rambatan kalor tiap satuan waktu pada A dan B berbanding : A. 2 : 3 B. 3 : 2 C. 8 : 3 D. 3 : 8 E. 1 : 1 7. Dua batang P dan Q sejenis dengan konstanta konduktivitas KP = KQ mempunyai ukuran seperti gambar! L L 2A A Luas penampang = 2A Luas penampang = A (Batang P) (Batang Q) Bila beda suhu kedua ujung batang P dan Q sama, berarti jumlah kalor konduktor persatuan waktu pada P dan Q berbanding .... A. 1 : 1 B. 2 : 3 C. 3 : 2 D. 3 : 8 E. 8 : 3 8. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujungnya berbeda (lihat gambar)! A C B P Q 110oC 40oC Apabila koefisien konduktivitas logam P ½ kali koefisien konduktivitas logam Q, serta AC = 2 CB, maka suhu di C adalah …. A. 35 C 53
  • 55. B. 40 C C. 54 C D. 70 C E. 80 C 9. Gambar melukiskan dinding A dan B yang luasnya sama dan letaknya berdampingan. Dinding A Dinding B 2,5 cm 5 cm KA = 0,1 KB = 0,2 (kal.cm- 1 oC-1.s-1 (kal.cm- 1 oC-1.s-1 t = 100 oC t = 25 oC Bidang batas Suhu pada bidang batas adalah .... A. 78,5 oC B. 62,5 oC C. 50 oC D. 45 oC E. 32 oC 10. Perbandingan laju kalor yang dipancarkan oleh sebuah benda hitam bersuhu 4000 K dan 2000 K adalah .... A. 1 : 1 B. 2 : 1 C. 4 : 1 D. 8 : 1 E. 16 : 1 3. 2. Menjelaskan persamaan umum gas ideal pada berbagai proses termodinamika dan penerapannya 11. Pada keadaan normal (t = 0oC dan P = 1 atm), gas oksigen bermassa 4 gram (berat molekulnya Mr = 32 akan memiliki volume sebesar …. ( R = 8314 J/kmoloK dan 1 atm = 105 N/m2) A. 1,4 x 10–6 m3 B. 22,4 x 10–3 m3 C. 22,4 m3 D. 2,8 x 10–3 m3 E. 2,8 m3 12. Gas Argon pada suhu 27 oC, bervolume 3 liter dan tekanan 1 atm (1 atm = 105 Pa) berada dalam tabung. Jika konstanta gas umum (R) = 8,314 J m–1 K–1 dan banyaknya partikel 54