SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  42
KASUS
FARMAKOTERAPI I
 Kasus

1
Lina (8th) mengalami sakit perut, mual, muntah, tidak
nafsu makan sejak kemarin. Pasien demam 38,7C dan
ibunya sudah memberikan PCT untuk antidemam.
Menurut pengakuan pasien, beberapa hari yang lalu
pasien membeli makanan di warung yang kurang
bersih. Hasil pemeriksaan lab. Didapatkan SGOT 40
IU/ml, SGPT 51 IU/ml
Subyektif
 Sakit

perut,
 Mual,
 Muntah,
 Tidak nafsu makan.

Obyektif




Drug History
 Paracetamol

Demam 38,7ᵒC
,
SGOT 40 iu/ml,
SGPT 51 iu/ml.

Pasien History Family History -
TERAPI
Menurut gejala/tanda yang dialami oleh pasien, pasien tersebut
mengalami penyakit hepatitis A. Hepatitis ini dapat terjadi
karena berhubungan dengan sanitasi dan higienis yang buruk
dari kontaminasi makanan/minuman.
 Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, karena didalam
tubuh kita telah ada sistem imun yang dapat melawan penyakit
tersebut.


 Pencegahan

yang terpenting yaitu dengan menghindari
pemaparan penyebaran HAV melalui teknik mencuci tangan
yang baik serta praktek higienis personal yang baik.
 Selama dalam keadaan sakit, pasien diberikan obat yang dapat
mengurangi atau mengobati gejala yang ditimbulkan terlebih
dahulu serta membangun sistem imun yang terdapat dalam
tubuh pasien yang dilanjutkan dengan vaksinasi sehingga
dapat meningkatkan proteksi antibodi.
Terapi
 1.

Ibuprofen (Proris suspensi)
Dosis : 2 sendok takar (200 mg)
Aturan pakai : 3 - 4 kali sehari sesudah makan
Alasan : untuk mengurangi gejala nyeri dan demamnya
2. Metoklorpramid (Lexapram sirup)
Dosis : Anak-anak usia 5 - 14 tahun : 1/2 – 1 sendok teh
Aturan pakai : 3 kali sehari sebelum makan
Alasan : untuk mengurangi gejala mual dan muntahnya
 3. Curcuma Plus Imuns Sirup
Dosis : 6-12 tahun : 1 sendok teh (5ml)
Aturan pakai : 2 kali sehari sesudah makan
Alasan : sebagai imunomodulator dan hepatoprotektor.
4. Vaksin yang digunakan yaitu Havrix
 Dosis : 0,5 ml
 Aturan pakai : vaksin diberikan dua kali dengan interval
6-12 bulan dari pemberian pertama.
 Alasan : sebagai imunomodulator (imunisasi aktif yang
melawan infeksi yang disebabkan
oleh virus
Hepatitis A) Membantu memelihara daya tahan tubuh
dan membantu memperbaiki nafsu makan pada masa
pertumbuhan.
Mekanisme Aksi Obat
 1.

Ibuprofen (Proris sirup)
Kerjanya dengan menghambat enzim siklooksigenase pada
biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat
menjadi PG-G2 terganggu.
2. Metoklorpramid (Lexapram sirup)
Memblok reseptor dopamin
Bila dalam dosis besar - memblok reseptor serotonin di
kemoreseptor triger zone di SSP. Meningkatkan respon
jaringan disaluran pencernaan terhadap Ach ->
meningkatkan motilitas dan kecepatan pengosongan
lambung tanpa menstimulasi sekresi pankreas, bilier, atau
lambung -> meningkatkan tonus spingter esofagus bagian
bawah
 3. Curcuma Plus Imuns Sirup
Efek Samping Obat
1. Proris sirup
 Memburuknya kerja kardiovaskular
 Pendarahan gastro intestinal
 Kerusakan ginjal
 Anemia
2. Metoklorpramid (Lexapram Sirup)
 Mengantuk
 Diare
 Sembelit
 Gejala ekstrapiramidal.
3. Curcuma Plus Imuns Sirup
4. Vaksin Havrix
 Nyeri ringan yang bersifat sementara pada tempat
penyuntikan
 Eritema
 Indurasi
 Bengkak
 Kemerahan.
 Tidak terlalu sering : demam, rasa tidak enak badan yang
tidak jelas, keletihan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu
makan
KASUS 2
Tn H (43th) periksa ke dokter dengan keluhan
mual, muntah, demam 38ᵒ dan oleh dokter
C,
didiagnosis mengalami Hepatitis B.
Pasien memiliki riwayat hepatitis B setahun yang
lalu. Berat badan pasien meningkat dalam 3
hari, mengalami jaundice, ikterik, dan terdapat
spider angioma pada lehernya. Hasil pemeriksaan
lab didapatkan SGOT 234 iu/ml, SGPT 273
iu/ml, bilirubin 1,9 mg/dl, albumin 3 g/dl.

OPINI 1 : KELAS IIIB
 Hepatitis

B adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus hepatitis B (HBV) yang menginfeksi
hati hominoidae, termasuk manusia, dan
menyebabkan peradangan yang disebut
hepatitis.

 Awalnya

dikenal
sebagai
"serum
hepatitis",
penyakit
tersebut
telah
menyebabkan epidemi di Asia dan Afrika, dan
itu adalah endemik di Cina. Sekitar sepertiga
dari populasi dunia, lebih dari 2 miliar
orang, telah terinfeksi dengan virus hepatitis B.
Penularan virus hepatitis B hasil dari paparan
infeksi darah atau cairan tubuh yang
mengandung darah.
Gambaran
Klinis Virus








Virus : HBV
Family : Hepadnavirus
Ukuran(nm) : 42
Genom : dsDNA
Inkubasi(hari) : 40-180
Tranmisi : parenteral
, seksual
perinatal, membran
,mukosa

Penyakit Hepatitis akut
menyebabkan radang
hati, muntah, penyakit
kuning
dan
jarang
kematian. Hepatitis B
kronis pada akhirnya
dapat menyebabkan
sirosis hati dan kanker
hati-penyakit yg fatal
dengan respon yang
sangat lemah untuk
kemoterapi saat ini.
Infeksi dapat dicegah
dengan vaksinasi.




Subyektif :
pasien mual dan muntah
Obyektif :
SGOT 234 iu/ml, SGPT 273 iu/ml, bilirubin 1,9
mg/dl, albumin 3 g/dl , demam 38 C



PH
:
Pasien mengalami hepatitis B setahun yang lalu. Berat
badan pasien meningkat dalam 3 hari, mengalami
jaundice, ikterik, dan terdapat spider angioma pada
lehernya.



DH : -



FH : -
TERAPI
 Nama

Obat :
1. Interferon sebagai AntiVirus


Merk : betaferon



Dosis : 250 mcg (8 MIU)

 Aturan

pakai : i.m 3x seminggu selama 24-52
minggu

 Alasan

: karena memiliki 3 keuntungan yaitu
AV, Anti proliferatif, dan Immunomodelator
TERAPI
2. Curcuma

Merk :
Curcuma
Curson
heparviton


Dosis : 200 mg
 Aturan pakai : 1-2 tablet per hari
 Alasan : sebagai Hepatoprotektor karena SGPT
dan SGOT nya meningkat

TERAPI
 Nama

Obat :
3. Ibuprofen sebagai antipiretik
Merk : bufect
 Dosis : 100 mg/5 ml suspensi ; 200 mg/5 ml
suspensi forte
 Aturan pakai : diminum setelah makan 3-4 x
sehari 2 sendok the suspensi atau 1 sendok the
suspensi forte


 Alasan

: karena ES nya ke hepar lebih kecil
MEKANISME OBAT
 Interferon

Alfa

 Antivirus

Terikat pada reseptor spesifik pada permukaan
sel, ikatan ini mengaktifkan 2 macam enzim :
1. Protein Kinase
2. 2’, 5’ oligoadenilate syntase yang membentuk
oligonukleotida rantai pendek




Bu sudewi
Bilirubin normal?..
Pada pria bilirubin total 0,2-1(Mg/dl)
Mas ryan
Meningkatnya berat badan karena udem atau yang
lain?
Tidak mengalami udem, tapi mengalami asites
KASUS II
 Tn.

H (34 Thn) periksa ke dokter dengan
keluhan mual, muntah, demam 38 C dan oleh
dokter di diagnosis mengalami Hepatitis B.
Pasien memiliki riwayat Hepatitis B setahun
yang lalu. Berat badan pasien meningkat
dalam 3 hari, mengalami Jaundice, Ikterik
dan terdapat Spider Angloma pada lehernya.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
SGOT 234 iu/ml, SGPT 273 iu/ml, Bilirubin 1.9
mg/dl, dan Albumin 3 g/dl

OPINI 2 : KELAS IIIC
Data Objektif
 Suhu

badan 38 C
 SGOT 234 iu/ml
 SGPT 273 iu/ml
 Bilirubin 1.9 mg/dl
 Albumin 3 g/dl
 Jaundice
 Spider Angloma pada leher
 Ikteri

Data
Subjektif
 Mual

 Muntah
 Demam
 Berat

badan
meningkat
Patient History
 Mengalami

Hepatitis B setahun yang lalu.

Drug History
 Tidak

ada pada kasus.

Family History
 Tidak

ada pada kasus.
Terapi Utama
 Nama

Obat
 Merk Dagang
 Dosis
 Aturan Pakai
 Alasan

: Interferon
: Roferon A
: Dewasa 5 µu/hari atau 10 µu/hari
: 3 kali seminggu selama 4 – 6 bln
: 1. Untuk obat kambuhan.
2. Untuk pengobatan Hepatitis B
kronis
3. Sebagai antiviral, antiproliteratif,
dan penambahan sistem imun.
Monitoring
 Pengecekan

ALT AST level
 Pemeriksaan Histologi
 Respon Urologi pada HBV serum level dan
Hbe Ag

Efek Samping
 Kelelahan,

sakit-sakit
otot, demam, kedinginan, dan kehilangan nafsu
makan.
 Turun-naiknya suasana
hati, depresi, ketakutan, dan efek-efek
neuropsychiatric.
Terapi Tambahan
 Nama

Obat
 Merk Dagang
 Dosis
 Aturan Pakai
 Alasan

: Domperidon
: Dometik
: 10 mg/tablet
: Bila perlu maks 3x sehari 1 jam
sebelum makan
: Untuk pengobatan mual &
muntah
Kasus 3
Ny. K (36th) sudah 3 hari ini
mengeluhkan nyeri perut bagian
bawah disertai rasa sakit ketika BAK.
Pasien pergi ke dokter, dan dari hasil
pemeriksaan urin dihasilkan bakteri
uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi positif E.coli.
Subyektif : Nyeri perut bagian bawah
disertai rasa sakit ketika BAK
Objektif : Pada urin terdapat bakteri
uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi urin positif mengandung
E.coli.
PH : DH : FH : Terapi
: Obat yang diberikan yaitu kombinasi
trimetoprim-sulfametoksazol, (bactrim), tiap tablet
bactrim mengandung 400 mg sulfametoksazol + 80
mg trimetoprim, aturan pakai 2 x sehari 2 tablet.
Alasan
: Pasien didiagnosa menderita infeksi saluran
kemih (ISK) bagian bawah uncomplicated yang
disebabkan oleh bakteri E.coli. Bakteri E.coli meupakan
bakteri gram negatif. Obat pilihan pertama yang digunakan
untuk ISK yang disebabkan E.coli yaitu menggunakan
kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol. Kombinasi obat ini
bersifat sinergis dan menurunkan resistensi.
Mekanisme Aksi Obat :
Menghambat reduksi asam dihidroksifolat (DHFA)
menjadi asam tetrahidroksifolat (THFA) lewat
blokade enzim folat reduktase sehingga sintesa DNA
bakteri tidak terjadi

Efek
Samping
Obat
:
mual,
muntah,
ruam,
reaksi
alergi, diare, anoreksia, mialgia, depresi.
Sakit kepala gangguan elektrolit.
KASUS 4
Ny. R (32 th) sudah 5 hari ini mengeluhkan nyeri
perut bagian bawah disertai rasa sakit ketika
BAK. Pasien pergi ke dokter, dan dari hasil
pemeriksaan urin dihasilkan, bakteriuria, urin
keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E.
Coli. Pasien sedang hamil 3 bulan.
OPINI 1 : KELAS IIIB
Subyektif : Ny. R (32 th) sudah 5 hari ini mengeluhkan nyeri perut
bagian bawah disertai rasa sakit ketika BAK. Pasien sedang hamil 3
bulan.
Obyektif : hasil pemeriksaan urin dihasilkan, bakteriuria, urin
keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E. Coli.

PH : DH : FH : -
TERAPI
Antibiotik : tab ampisilin 500 mg tiap 8 jam / tab amoxicillin
500mg tiap 12 jam dengan kategori B (aman tetapi ada efek
samping )

Analgetik : Parasetamol untuk meredakan rasa nyeri dari ISK
yang dialaminya, dengan kategori B.

Vitamin : Folamil yang mengandung asam folat sebagai
multivitamin dan mineral, pencegahan bayi lahir
cacat, mengurangi risiko anak terkena autisme.
Efek Samping
1. Ampicillin :
Pada SSP : demam, penisilin encephalitis, kejang
• Pada kulit : erythema multiform, rash, urticaria
• Pada GI : lidah hitam berambut, diare, mual, sakit mulut dan
lidah.
• Hematologi :
agranulositosis, anemia, eusinophilia, leucopenia, thrombositope
nia
• Hepatik dan renal
•
2. Amoxicillin
Menyebabkan reaksi alergi seperti rasa gatal, peradangan, atau
ruam yang menyebabkan adanya pembengkakan di
leher, hidung, tenggorokan/mulut sehingga dapat mengganggu
pernafasan. Reaksi alergi yang kronis mengakibatkan penurunan
tekanan darah yang sangat drastis. Pada pencernaan :
diare, muntah, sakit perut. Efek samping terbesar pada organ
hati dan ginjal

3. Parasetamol :

kemerahan pada kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas.
Pada jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.
Mekanisme Aksi Obat
• Parasetamol : bekerja mengurangi produksi

prostaglandin dengan mengganggu enzim COX.
Menghambat kerja COX pada SSP yang tidak efektif
dan sel endotelian dan bukan pada sel kekebalan
dengan peroksida tinggi. Dengan kemampuan
menghambat kerja enzim COX, yang dihasilkan otak
sehingga dapat membuat parasetamol bekerja
dengan mengurangi rasa sakit.
• Amoxicillin

: menghambat atau membunuh pertumbuhan

bakteri. Tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi
dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan
yang melekat disekujur tubuhnya.

• Ampisilin

: menghambat sintesis dinding sel bakteri

dengan mengikat satu atau lebih ikatan penisilinprotein sehingga menyebabkan penghambatan pada
tahap akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam
dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel
terhambat dan sel bakteri menjadi pecah.
Kasus IV
Ny. R (32th) sudah lima hari ini mengeluh 
nyeri pada perut bagian bawah disertai
rasa sakit ketika BAK. Pasien pergi kedokter
dan dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan
bakteri uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi positif e. Colli. Pasien sedang
hamil 3 bulan

OPINI 2 : KELAS IIIC
Penyelesaian
 Data

Subjektif:

Nyeri pada perut bagian bawah, disertai
rasa sakit ketika BAK
Data Objektif: 
Dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan bakteri
uria, urin keruh, pyuria, dan positif e. colli
Terapi: 
Sanprima F: 960 mg 2x 1tablet 3hari sebelum makan
Pamol: 500 mg, jika nyeri 1 tablet sebelum/sesudah makan
Vitamin B6: jika mual 1 tablet sebelum
makan

-

Monitoring:
Efek samping untuk kotrimoksazol adalah
mual, muntah, hilang nafsu makan, kemerahan
pada kulit
- Apabila resisten terhadap kotrimoksazol dapat
digunakan Sefaleksin (2x 1tab)
Efektifitas:
Bakteri urin berkurang, urinnya jernih, tidak
mengalami pyuria lagi

KASUS V
ISK KAMBUHAN
 Ny. G (40th) sudah 2 hari ini mengeluhkan
nyeri perut bagianbawah disertai rasa sakit
ketika BAK. Dari hasil pemeriksaan urin di
lab,
dihasilkan
bakteriuria, urinkeruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi positif E.coli. pasien memiliki
riwayat ISK 1 bulan yang lalu, dan
mendapatkan pengobatan kotrimoksazol
SS selama 3 hari
Subyektif :
Perasaan nyeri perut
di bagian bawah
disertai sakit ketika
Buang Air Kecil

Obyektif :
• Bakteriuria
• Urin keruh
• Pyuria
• + E.coli

PH :
Sudah mengalami infeksi saluran kemih 1 bulan
DH :
Sudah mengkonsumsi Kotrimoksasol dosis single selama 3
hari
FH : -
TERAPI








Kotrimoksazol
Merupakan kombinasi trimetoprim dan sulfa metoksazol dengan
perbandingan 1:5. Sebagai antibiotik untuk bakteri gram negatif
Merk :
Cotrimoksazol (generik) suspensi 240mg/5ml; tablet 480
mg, Abatrim (Meta gelenika) tablet 480 mg; Bactoprim
(Combhipar) suspensi 240mg/5ml ;tablet 480mg, 960mg.
Dosis dan aturan pakai :
Oral 960 mg/hari tiap 12 jam, dapat ditingkatkan menjadi 1,44 g
tiap 12 jam. Pada infeksi berat: 480mg tiap 12 jam bila
pengobatan lebih dari 14 hari. Untuk kasus ISK kambuhan dosis
kotrimoksazol ½ tablet 1xsehari selama 6 bulan.
Alasan:
Merupakan pilihan utama untuk infeksi dari bakteri gram
negatif, dalam khasus ini bakteri gram negatif yang terdeteksi
adalah E.Coli. selain itu untuk infeksi saluran kemih kambuhan
obat yang rekomendasikan adalah kotrimoksazol dan
nitrofurantoin.
2. Nitrofurantoin
Sebagai antibiotik pada infeksi saluran kemih kambuhan.
 Merk: Nitrofurantoin generik, Cleanaren Global, Laurofurin
Laurel, Macrotal Combiphar.
 Dosis aturan pakai :
50 mg 1x sehari selama 6 bulan.
 Alasan:
infeksi saluran kemih kambuhan obat yang rekomendasikan
adalah kotrimoksazol dan nitrofurantoin






Paracetamol
Sebagai analgesik
Merk: sanmol
Dosis aturan pakai: 500 mg 3 kali sehari (bila diperlukan)
Alasan:
Pilihan utama untuk mengobati nyeri yang paling aman
efeksamping lebih kecil dari NSAID lain tapi bisa merusak hati.
Paracetamol digunakan untuk mengatasi demam yang diderita
pasien. Paracetamol diberikan apabila pasien merasa
terganggu aktivitasnya karena demam.
Paracetamol yang diberikan hanya sebagai penurun
panas, tidak sebagai terapi untuk penyembuhan ISK.









Ibuprofen
Sebagai analgesik
Merk : ibuprofen
Dosis aturan pakai 3x400mg ibuprofen selama 3 hari
Alasan:
Jika dipilih ibuprofen untuk pilihan efeknya lebih cepat
daripada PCT.

Sehingga untuk obat antibiotik yang dianjurkan
adalah kotrimoksazol atau nitrofurantoin yang cocok
untuk
infeksi
saluran
kemih
yang
kambuhan, sementara jika pasien demam dapat
diberikan paracetamol. Perlu diingat karena
penggunaan paracetamol (jika perlu) maka tidak
dibutuhkan
hepatoprotektor.
Namun
jika
penggunaan paracetamol lama(berbulan-bulan)
maka
dapat
menambahkan
hepatoprotektor
(misalnya curcumin)






Kotrimoksazol
Aktivitas kombinasi antimikroba Kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya
pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk
membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfametoksazol menghambat
masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetropim
menghambat terjadinya reaksi reduksi dari asam dihidrofolat menjadi
tetrahidrofolat. Trimetropim menghambat enzim Dihidrofolat reduktase
mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut
juga terdapat pada sel manusia
Nitrofurantoin
Merusak dinding sel bakteri dan mengganggu metabolisme bakteri.
Paracetamol/Ibuprofen
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap
enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru
menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2.
Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas
antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah
satunya adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi. Hal
lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini
tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat
pembekuan darah.

Contenu connexe

Tendances

JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAAkfar ikifa
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikChafa Nick
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosispanal1
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 

Tendances (20)

JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Gel
GelGel
Gel
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 

En vedette

En vedette (20)

Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016Kasus Drugs related problem 2016
Kasus Drugs related problem 2016
 
Studi kasus anemia ringan
Studi kasus anemia ringanStudi kasus anemia ringan
Studi kasus anemia ringan
 
Soal FARMAKOLOGI
Soal FARMAKOLOGISoal FARMAKOLOGI
Soal FARMAKOLOGI
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensi
 
Kasus anemia
Kasus anemiaKasus anemia
Kasus anemia
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 
ARITMIA KARDIAK
ARITMIA KARDIAKARITMIA KARDIAK
ARITMIA KARDIAK
 
Farmasi klinis Oxford
Farmasi klinis OxfordFarmasi klinis Oxford
Farmasi klinis Oxford
 
Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Artikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeArtikel penyakit stroke
Artikel penyakit stroke
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasiContoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
Contoh Soal CPNS Tkb obat dan farmasi
 
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan AntibiotikObat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
Obat Syaraf Pusat, Syaraf Otonom, dan Antibiotik
 
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Analgetika kebidanan
Analgetika kebidananAnalgetika kebidanan
Analgetika kebidanan
 

Similaire à Kasus farmakoterapi I

pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfpptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfRizkyHidayat91
 
PENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAHPENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAHbima bahr1a
 
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxdokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxAlvyolian1
 
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxKonsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxfarida937092
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxUGDPKMMARIDAN
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-newPriskila Yoltuwu
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-newPriskila Yoltuwu
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatiwitanurma
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
TuberkulosisAditya N
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfnoragracesara
 

Similaire à Kasus farmakoterapi I (20)

PPT THYPOID KEL 3.pptx
PPT THYPOID KEL 3.pptxPPT THYPOID KEL 3.pptx
PPT THYPOID KEL 3.pptx
 
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfpptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
 
PENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAHPENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAH
 
PPT DHF PADA ANAK.pptx
PPT DHF PADA ANAK.pptxPPT DHF PADA ANAK.pptx
PPT DHF PADA ANAK.pptx
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
GEA.pptx
GEA.pptxGEA.pptx
GEA.pptx
 
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptxdokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
dokumen.tips_ppt-mual-muntah-study-kasus.pptx
 
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxKonsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
 
kasus sulit.ppt
kasus sulit.pptkasus sulit.ppt
kasus sulit.ppt
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Hepatitiss.pptx
Hepatitiss.pptxHepatitiss.pptx
Hepatitiss.pptx
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
Tuberkulosis
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
 

Dernier

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 

Dernier (20)

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 

Kasus farmakoterapi I

  • 2.  Kasus 1 Lina (8th) mengalami sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan sejak kemarin. Pasien demam 38,7C dan ibunya sudah memberikan PCT untuk antidemam. Menurut pengakuan pasien, beberapa hari yang lalu pasien membeli makanan di warung yang kurang bersih. Hasil pemeriksaan lab. Didapatkan SGOT 40 IU/ml, SGPT 51 IU/ml
  • 3. Subyektif  Sakit perut,  Mual,  Muntah,  Tidak nafsu makan. Obyektif    Drug History  Paracetamol Demam 38,7ᵒC , SGOT 40 iu/ml, SGPT 51 iu/ml. Pasien History Family History -
  • 4. TERAPI Menurut gejala/tanda yang dialami oleh pasien, pasien tersebut mengalami penyakit hepatitis A. Hepatitis ini dapat terjadi karena berhubungan dengan sanitasi dan higienis yang buruk dari kontaminasi makanan/minuman.  Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, karena didalam tubuh kita telah ada sistem imun yang dapat melawan penyakit tersebut.   Pencegahan yang terpenting yaitu dengan menghindari pemaparan penyebaran HAV melalui teknik mencuci tangan yang baik serta praktek higienis personal yang baik.  Selama dalam keadaan sakit, pasien diberikan obat yang dapat mengurangi atau mengobati gejala yang ditimbulkan terlebih dahulu serta membangun sistem imun yang terdapat dalam tubuh pasien yang dilanjutkan dengan vaksinasi sehingga dapat meningkatkan proteksi antibodi.
  • 5. Terapi  1. Ibuprofen (Proris suspensi) Dosis : 2 sendok takar (200 mg) Aturan pakai : 3 - 4 kali sehari sesudah makan Alasan : untuk mengurangi gejala nyeri dan demamnya 2. Metoklorpramid (Lexapram sirup) Dosis : Anak-anak usia 5 - 14 tahun : 1/2 – 1 sendok teh Aturan pakai : 3 kali sehari sebelum makan Alasan : untuk mengurangi gejala mual dan muntahnya  3. Curcuma Plus Imuns Sirup Dosis : 6-12 tahun : 1 sendok teh (5ml) Aturan pakai : 2 kali sehari sesudah makan Alasan : sebagai imunomodulator dan hepatoprotektor.
  • 6. 4. Vaksin yang digunakan yaitu Havrix  Dosis : 0,5 ml  Aturan pakai : vaksin diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan dari pemberian pertama.  Alasan : sebagai imunomodulator (imunisasi aktif yang melawan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis A) Membantu memelihara daya tahan tubuh dan membantu memperbaiki nafsu makan pada masa pertumbuhan.
  • 7. Mekanisme Aksi Obat  1. Ibuprofen (Proris sirup) Kerjanya dengan menghambat enzim siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG-G2 terganggu. 2. Metoklorpramid (Lexapram sirup) Memblok reseptor dopamin Bila dalam dosis besar - memblok reseptor serotonin di kemoreseptor triger zone di SSP. Meningkatkan respon jaringan disaluran pencernaan terhadap Ach -> meningkatkan motilitas dan kecepatan pengosongan lambung tanpa menstimulasi sekresi pankreas, bilier, atau lambung -> meningkatkan tonus spingter esofagus bagian bawah  3. Curcuma Plus Imuns Sirup
  • 8. Efek Samping Obat 1. Proris sirup  Memburuknya kerja kardiovaskular  Pendarahan gastro intestinal  Kerusakan ginjal  Anemia 2. Metoklorpramid (Lexapram Sirup)  Mengantuk  Diare  Sembelit  Gejala ekstrapiramidal.
  • 9. 3. Curcuma Plus Imuns Sirup 4. Vaksin Havrix  Nyeri ringan yang bersifat sementara pada tempat penyuntikan  Eritema  Indurasi  Bengkak  Kemerahan.  Tidak terlalu sering : demam, rasa tidak enak badan yang tidak jelas, keletihan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan
  • 10. KASUS 2 Tn H (43th) periksa ke dokter dengan keluhan mual, muntah, demam 38ᵒ dan oleh dokter C, didiagnosis mengalami Hepatitis B. Pasien memiliki riwayat hepatitis B setahun yang lalu. Berat badan pasien meningkat dalam 3 hari, mengalami jaundice, ikterik, dan terdapat spider angioma pada lehernya. Hasil pemeriksaan lab didapatkan SGOT 234 iu/ml, SGPT 273 iu/ml, bilirubin 1,9 mg/dl, albumin 3 g/dl. OPINI 1 : KELAS IIIB
  • 11.  Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang menginfeksi hati hominoidae, termasuk manusia, dan menyebabkan peradangan yang disebut hepatitis.  Awalnya dikenal sebagai "serum hepatitis", penyakit tersebut telah menyebabkan epidemi di Asia dan Afrika, dan itu adalah endemik di Cina. Sekitar sepertiga dari populasi dunia, lebih dari 2 miliar orang, telah terinfeksi dengan virus hepatitis B. Penularan virus hepatitis B hasil dari paparan infeksi darah atau cairan tubuh yang mengandung darah.
  • 12. Gambaran Klinis Virus       Virus : HBV Family : Hepadnavirus Ukuran(nm) : 42 Genom : dsDNA Inkubasi(hari) : 40-180 Tranmisi : parenteral , seksual perinatal, membran ,mukosa Penyakit Hepatitis akut menyebabkan radang hati, muntah, penyakit kuning dan jarang kematian. Hepatitis B kronis pada akhirnya dapat menyebabkan sirosis hati dan kanker hati-penyakit yg fatal dengan respon yang sangat lemah untuk kemoterapi saat ini. Infeksi dapat dicegah dengan vaksinasi.
  • 13.   Subyektif : pasien mual dan muntah Obyektif : SGOT 234 iu/ml, SGPT 273 iu/ml, bilirubin 1,9 mg/dl, albumin 3 g/dl , demam 38 C  PH : Pasien mengalami hepatitis B setahun yang lalu. Berat badan pasien meningkat dalam 3 hari, mengalami jaundice, ikterik, dan terdapat spider angioma pada lehernya.  DH : -  FH : -
  • 14. TERAPI  Nama Obat : 1. Interferon sebagai AntiVirus  Merk : betaferon  Dosis : 250 mcg (8 MIU)  Aturan pakai : i.m 3x seminggu selama 24-52 minggu  Alasan : karena memiliki 3 keuntungan yaitu AV, Anti proliferatif, dan Immunomodelator
  • 15. TERAPI 2. Curcuma Merk : Curcuma Curson heparviton  Dosis : 200 mg  Aturan pakai : 1-2 tablet per hari  Alasan : sebagai Hepatoprotektor karena SGPT dan SGOT nya meningkat 
  • 16. TERAPI  Nama Obat : 3. Ibuprofen sebagai antipiretik Merk : bufect  Dosis : 100 mg/5 ml suspensi ; 200 mg/5 ml suspensi forte  Aturan pakai : diminum setelah makan 3-4 x sehari 2 sendok the suspensi atau 1 sendok the suspensi forte   Alasan : karena ES nya ke hepar lebih kecil
  • 17. MEKANISME OBAT  Interferon Alfa  Antivirus Terikat pada reseptor spesifik pada permukaan sel, ikatan ini mengaktifkan 2 macam enzim : 1. Protein Kinase 2. 2’, 5’ oligoadenilate syntase yang membentuk oligonukleotida rantai pendek   Bu sudewi Bilirubin normal?.. Pada pria bilirubin total 0,2-1(Mg/dl) Mas ryan Meningkatnya berat badan karena udem atau yang lain? Tidak mengalami udem, tapi mengalami asites
  • 18. KASUS II  Tn. H (34 Thn) periksa ke dokter dengan keluhan mual, muntah, demam 38 C dan oleh dokter di diagnosis mengalami Hepatitis B. Pasien memiliki riwayat Hepatitis B setahun yang lalu. Berat badan pasien meningkat dalam 3 hari, mengalami Jaundice, Ikterik dan terdapat Spider Angloma pada lehernya. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan SGOT 234 iu/ml, SGPT 273 iu/ml, Bilirubin 1.9 mg/dl, dan Albumin 3 g/dl OPINI 2 : KELAS IIIC
  • 19. Data Objektif  Suhu badan 38 C  SGOT 234 iu/ml  SGPT 273 iu/ml  Bilirubin 1.9 mg/dl  Albumin 3 g/dl  Jaundice  Spider Angloma pada leher  Ikteri Data Subjektif  Mual  Muntah  Demam  Berat badan meningkat
  • 20. Patient History  Mengalami Hepatitis B setahun yang lalu. Drug History  Tidak ada pada kasus. Family History  Tidak ada pada kasus.
  • 21. Terapi Utama  Nama Obat  Merk Dagang  Dosis  Aturan Pakai  Alasan : Interferon : Roferon A : Dewasa 5 µu/hari atau 10 µu/hari : 3 kali seminggu selama 4 – 6 bln : 1. Untuk obat kambuhan. 2. Untuk pengobatan Hepatitis B kronis 3. Sebagai antiviral, antiproliteratif, dan penambahan sistem imun.
  • 22. Monitoring  Pengecekan ALT AST level  Pemeriksaan Histologi  Respon Urologi pada HBV serum level dan Hbe Ag Efek Samping  Kelelahan, sakit-sakit otot, demam, kedinginan, dan kehilangan nafsu makan.  Turun-naiknya suasana hati, depresi, ketakutan, dan efek-efek neuropsychiatric.
  • 23. Terapi Tambahan  Nama Obat  Merk Dagang  Dosis  Aturan Pakai  Alasan : Domperidon : Dometik : 10 mg/tablet : Bila perlu maks 3x sehari 1 jam sebelum makan : Untuk pengobatan mual & muntah
  • 24. Kasus 3 Ny. K (36th) sudah 3 hari ini mengeluhkan nyeri perut bagian bawah disertai rasa sakit ketika BAK. Pasien pergi ke dokter, dan dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan bakteri uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E.coli.
  • 25. Subyektif : Nyeri perut bagian bawah disertai rasa sakit ketika BAK Objektif : Pada urin terdapat bakteri uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi urin positif mengandung E.coli. PH : DH : FH : Terapi : Obat yang diberikan yaitu kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol, (bactrim), tiap tablet bactrim mengandung 400 mg sulfametoksazol + 80 mg trimetoprim, aturan pakai 2 x sehari 2 tablet.
  • 26. Alasan : Pasien didiagnosa menderita infeksi saluran kemih (ISK) bagian bawah uncomplicated yang disebabkan oleh bakteri E.coli. Bakteri E.coli meupakan bakteri gram negatif. Obat pilihan pertama yang digunakan untuk ISK yang disebabkan E.coli yaitu menggunakan kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol. Kombinasi obat ini bersifat sinergis dan menurunkan resistensi. Mekanisme Aksi Obat : Menghambat reduksi asam dihidroksifolat (DHFA) menjadi asam tetrahidroksifolat (THFA) lewat blokade enzim folat reduktase sehingga sintesa DNA bakteri tidak terjadi Efek Samping Obat : mual, muntah, ruam, reaksi alergi, diare, anoreksia, mialgia, depresi. Sakit kepala gangguan elektrolit.
  • 27. KASUS 4 Ny. R (32 th) sudah 5 hari ini mengeluhkan nyeri perut bagian bawah disertai rasa sakit ketika BAK. Pasien pergi ke dokter, dan dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan, bakteriuria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E. Coli. Pasien sedang hamil 3 bulan. OPINI 1 : KELAS IIIB
  • 28. Subyektif : Ny. R (32 th) sudah 5 hari ini mengeluhkan nyeri perut bagian bawah disertai rasa sakit ketika BAK. Pasien sedang hamil 3 bulan. Obyektif : hasil pemeriksaan urin dihasilkan, bakteriuria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E. Coli. PH : DH : FH : -
  • 29. TERAPI Antibiotik : tab ampisilin 500 mg tiap 8 jam / tab amoxicillin 500mg tiap 12 jam dengan kategori B (aman tetapi ada efek samping ) Analgetik : Parasetamol untuk meredakan rasa nyeri dari ISK yang dialaminya, dengan kategori B. Vitamin : Folamil yang mengandung asam folat sebagai multivitamin dan mineral, pencegahan bayi lahir cacat, mengurangi risiko anak terkena autisme.
  • 30. Efek Samping 1. Ampicillin : Pada SSP : demam, penisilin encephalitis, kejang • Pada kulit : erythema multiform, rash, urticaria • Pada GI : lidah hitam berambut, diare, mual, sakit mulut dan lidah. • Hematologi : agranulositosis, anemia, eusinophilia, leucopenia, thrombositope nia • Hepatik dan renal •
  • 31. 2. Amoxicillin Menyebabkan reaksi alergi seperti rasa gatal, peradangan, atau ruam yang menyebabkan adanya pembengkakan di leher, hidung, tenggorokan/mulut sehingga dapat mengganggu pernafasan. Reaksi alergi yang kronis mengakibatkan penurunan tekanan darah yang sangat drastis. Pada pencernaan : diare, muntah, sakit perut. Efek samping terbesar pada organ hati dan ginjal 3. Parasetamol : kemerahan pada kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas. Pada jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.
  • 32. Mekanisme Aksi Obat • Parasetamol : bekerja mengurangi produksi prostaglandin dengan mengganggu enzim COX. Menghambat kerja COX pada SSP yang tidak efektif dan sel endotelian dan bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Dengan kemampuan menghambat kerja enzim COX, yang dihasilkan otak sehingga dapat membuat parasetamol bekerja dengan mengurangi rasa sakit.
  • 33. • Amoxicillin : menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri. Tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. • Ampisilin : menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih ikatan penisilinprotein sehingga menyebabkan penghambatan pada tahap akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat dan sel bakteri menjadi pecah.
  • 34. Kasus IV Ny. R (32th) sudah lima hari ini mengeluh  nyeri pada perut bagian bawah disertai rasa sakit ketika BAK. Pasien pergi kedokter dan dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan bakteri uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif e. Colli. Pasien sedang hamil 3 bulan OPINI 2 : KELAS IIIC
  • 35. Penyelesaian  Data Subjektif: Nyeri pada perut bagian bawah, disertai rasa sakit ketika BAK Data Objektif:  Dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan bakteri uria, urin keruh, pyuria, dan positif e. colli
  • 36. Terapi:  Sanprima F: 960 mg 2x 1tablet 3hari sebelum makan Pamol: 500 mg, jika nyeri 1 tablet sebelum/sesudah makan Vitamin B6: jika mual 1 tablet sebelum makan - Monitoring: Efek samping untuk kotrimoksazol adalah mual, muntah, hilang nafsu makan, kemerahan pada kulit - Apabila resisten terhadap kotrimoksazol dapat digunakan Sefaleksin (2x 1tab) Efektifitas: Bakteri urin berkurang, urinnya jernih, tidak mengalami pyuria lagi 
  • 37. KASUS V ISK KAMBUHAN  Ny. G (40th) sudah 2 hari ini mengeluhkan nyeri perut bagianbawah disertai rasa sakit ketika BAK. Dari hasil pemeriksaan urin di lab, dihasilkan bakteriuria, urinkeruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E.coli. pasien memiliki riwayat ISK 1 bulan yang lalu, dan mendapatkan pengobatan kotrimoksazol SS selama 3 hari
  • 38. Subyektif : Perasaan nyeri perut di bagian bawah disertai sakit ketika Buang Air Kecil Obyektif : • Bakteriuria • Urin keruh • Pyuria • + E.coli PH : Sudah mengalami infeksi saluran kemih 1 bulan DH : Sudah mengkonsumsi Kotrimoksasol dosis single selama 3 hari FH : -
  • 39. TERAPI     Kotrimoksazol Merupakan kombinasi trimetoprim dan sulfa metoksazol dengan perbandingan 1:5. Sebagai antibiotik untuk bakteri gram negatif Merk : Cotrimoksazol (generik) suspensi 240mg/5ml; tablet 480 mg, Abatrim (Meta gelenika) tablet 480 mg; Bactoprim (Combhipar) suspensi 240mg/5ml ;tablet 480mg, 960mg. Dosis dan aturan pakai : Oral 960 mg/hari tiap 12 jam, dapat ditingkatkan menjadi 1,44 g tiap 12 jam. Pada infeksi berat: 480mg tiap 12 jam bila pengobatan lebih dari 14 hari. Untuk kasus ISK kambuhan dosis kotrimoksazol ½ tablet 1xsehari selama 6 bulan. Alasan: Merupakan pilihan utama untuk infeksi dari bakteri gram negatif, dalam khasus ini bakteri gram negatif yang terdeteksi adalah E.Coli. selain itu untuk infeksi saluran kemih kambuhan obat yang rekomendasikan adalah kotrimoksazol dan nitrofurantoin.
  • 40. 2. Nitrofurantoin Sebagai antibiotik pada infeksi saluran kemih kambuhan.  Merk: Nitrofurantoin generik, Cleanaren Global, Laurofurin Laurel, Macrotal Combiphar.  Dosis aturan pakai : 50 mg 1x sehari selama 6 bulan.  Alasan: infeksi saluran kemih kambuhan obat yang rekomendasikan adalah kotrimoksazol dan nitrofurantoin     Paracetamol Sebagai analgesik Merk: sanmol Dosis aturan pakai: 500 mg 3 kali sehari (bila diperlukan) Alasan: Pilihan utama untuk mengobati nyeri yang paling aman efeksamping lebih kecil dari NSAID lain tapi bisa merusak hati. Paracetamol digunakan untuk mengatasi demam yang diderita pasien. Paracetamol diberikan apabila pasien merasa terganggu aktivitasnya karena demam. Paracetamol yang diberikan hanya sebagai penurun panas, tidak sebagai terapi untuk penyembuhan ISK.
  • 41.       Ibuprofen Sebagai analgesik Merk : ibuprofen Dosis aturan pakai 3x400mg ibuprofen selama 3 hari Alasan: Jika dipilih ibuprofen untuk pilihan efeknya lebih cepat daripada PCT. Sehingga untuk obat antibiotik yang dianjurkan adalah kotrimoksazol atau nitrofurantoin yang cocok untuk infeksi saluran kemih yang kambuhan, sementara jika pasien demam dapat diberikan paracetamol. Perlu diingat karena penggunaan paracetamol (jika perlu) maka tidak dibutuhkan hepatoprotektor. Namun jika penggunaan paracetamol lama(berbulan-bulan) maka dapat menambahkan hepatoprotektor (misalnya curcumin)
  • 42.    Kotrimoksazol Aktivitas kombinasi antimikroba Kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfametoksazol menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetropim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Trimetropim menghambat enzim Dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel manusia Nitrofurantoin Merusak dinding sel bakteri dan mengganggu metabolisme bakteri. Paracetamol/Ibuprofen Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.