Pasien mengalami infeksi saluran kemih akibat bakteri E. coli selama 5 hari dengan gejala nyeri perut dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria, urine keruh, dan hasil mikroskopis positif E. coli. Pasien diberi antibiotik ampisilin atau amoxicillin untuk mengobati infeksi tersebut.
2. Kasus
1
Lina (8th) mengalami sakit perut, mual, muntah, tidak
nafsu makan sejak kemarin. Pasien demam 38,7C dan
ibunya sudah memberikan PCT untuk antidemam.
Menurut pengakuan pasien, beberapa hari yang lalu
pasien membeli makanan di warung yang kurang
bersih. Hasil pemeriksaan lab. Didapatkan SGOT 40
IU/ml, SGPT 51 IU/ml
3. Subyektif
Sakit
perut,
Mual,
Muntah,
Tidak nafsu makan.
Obyektif
Drug History
Paracetamol
Demam 38,7ᵒC
,
SGOT 40 iu/ml,
SGPT 51 iu/ml.
Pasien History Family History -
4. TERAPI
Menurut gejala/tanda yang dialami oleh pasien, pasien tersebut
mengalami penyakit hepatitis A. Hepatitis ini dapat terjadi
karena berhubungan dengan sanitasi dan higienis yang buruk
dari kontaminasi makanan/minuman.
Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, karena didalam
tubuh kita telah ada sistem imun yang dapat melawan penyakit
tersebut.
Pencegahan
yang terpenting yaitu dengan menghindari
pemaparan penyebaran HAV melalui teknik mencuci tangan
yang baik serta praktek higienis personal yang baik.
Selama dalam keadaan sakit, pasien diberikan obat yang dapat
mengurangi atau mengobati gejala yang ditimbulkan terlebih
dahulu serta membangun sistem imun yang terdapat dalam
tubuh pasien yang dilanjutkan dengan vaksinasi sehingga
dapat meningkatkan proteksi antibodi.
5. Terapi
1.
Ibuprofen (Proris suspensi)
Dosis : 2 sendok takar (200 mg)
Aturan pakai : 3 - 4 kali sehari sesudah makan
Alasan : untuk mengurangi gejala nyeri dan demamnya
2. Metoklorpramid (Lexapram sirup)
Dosis : Anak-anak usia 5 - 14 tahun : 1/2 – 1 sendok teh
Aturan pakai : 3 kali sehari sebelum makan
Alasan : untuk mengurangi gejala mual dan muntahnya
3. Curcuma Plus Imuns Sirup
Dosis : 6-12 tahun : 1 sendok teh (5ml)
Aturan pakai : 2 kali sehari sesudah makan
Alasan : sebagai imunomodulator dan hepatoprotektor.
6. 4. Vaksin yang digunakan yaitu Havrix
Dosis : 0,5 ml
Aturan pakai : vaksin diberikan dua kali dengan interval
6-12 bulan dari pemberian pertama.
Alasan : sebagai imunomodulator (imunisasi aktif yang
melawan infeksi yang disebabkan
oleh virus
Hepatitis A) Membantu memelihara daya tahan tubuh
dan membantu memperbaiki nafsu makan pada masa
pertumbuhan.
7. Mekanisme Aksi Obat
1.
Ibuprofen (Proris sirup)
Kerjanya dengan menghambat enzim siklooksigenase pada
biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat
menjadi PG-G2 terganggu.
2. Metoklorpramid (Lexapram sirup)
Memblok reseptor dopamin
Bila dalam dosis besar - memblok reseptor serotonin di
kemoreseptor triger zone di SSP. Meningkatkan respon
jaringan disaluran pencernaan terhadap Ach ->
meningkatkan motilitas dan kecepatan pengosongan
lambung tanpa menstimulasi sekresi pankreas, bilier, atau
lambung -> meningkatkan tonus spingter esofagus bagian
bawah
3. Curcuma Plus Imuns Sirup
9. 3. Curcuma Plus Imuns Sirup
4. Vaksin Havrix
Nyeri ringan yang bersifat sementara pada tempat
penyuntikan
Eritema
Indurasi
Bengkak
Kemerahan.
Tidak terlalu sering : demam, rasa tidak enak badan yang
tidak jelas, keletihan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu
makan
10. KASUS 2
Tn H (43th) periksa ke dokter dengan keluhan
mual, muntah, demam 38ᵒ dan oleh dokter
C,
didiagnosis mengalami Hepatitis B.
Pasien memiliki riwayat hepatitis B setahun yang
lalu. Berat badan pasien meningkat dalam 3
hari, mengalami jaundice, ikterik, dan terdapat
spider angioma pada lehernya. Hasil pemeriksaan
lab didapatkan SGOT 234 iu/ml, SGPT 273
iu/ml, bilirubin 1,9 mg/dl, albumin 3 g/dl.
OPINI 1 : KELAS IIIB
11. Hepatitis
B adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus hepatitis B (HBV) yang menginfeksi
hati hominoidae, termasuk manusia, dan
menyebabkan peradangan yang disebut
hepatitis.
Awalnya
dikenal
sebagai
"serum
hepatitis",
penyakit
tersebut
telah
menyebabkan epidemi di Asia dan Afrika, dan
itu adalah endemik di Cina. Sekitar sepertiga
dari populasi dunia, lebih dari 2 miliar
orang, telah terinfeksi dengan virus hepatitis B.
Penularan virus hepatitis B hasil dari paparan
infeksi darah atau cairan tubuh yang
mengandung darah.
12. Gambaran
Klinis Virus
Virus : HBV
Family : Hepadnavirus
Ukuran(nm) : 42
Genom : dsDNA
Inkubasi(hari) : 40-180
Tranmisi : parenteral
, seksual
perinatal, membran
,mukosa
Penyakit Hepatitis akut
menyebabkan radang
hati, muntah, penyakit
kuning
dan
jarang
kematian. Hepatitis B
kronis pada akhirnya
dapat menyebabkan
sirosis hati dan kanker
hati-penyakit yg fatal
dengan respon yang
sangat lemah untuk
kemoterapi saat ini.
Infeksi dapat dicegah
dengan vaksinasi.
13.
Subyektif :
pasien mual dan muntah
Obyektif :
SGOT 234 iu/ml, SGPT 273 iu/ml, bilirubin 1,9
mg/dl, albumin 3 g/dl , demam 38 C
PH
:
Pasien mengalami hepatitis B setahun yang lalu. Berat
badan pasien meningkat dalam 3 hari, mengalami
jaundice, ikterik, dan terdapat spider angioma pada
lehernya.
DH : -
FH : -
14. TERAPI
Nama
Obat :
1. Interferon sebagai AntiVirus
Merk : betaferon
Dosis : 250 mcg (8 MIU)
Aturan
pakai : i.m 3x seminggu selama 24-52
minggu
Alasan
: karena memiliki 3 keuntungan yaitu
AV, Anti proliferatif, dan Immunomodelator
16. TERAPI
Nama
Obat :
3. Ibuprofen sebagai antipiretik
Merk : bufect
Dosis : 100 mg/5 ml suspensi ; 200 mg/5 ml
suspensi forte
Aturan pakai : diminum setelah makan 3-4 x
sehari 2 sendok the suspensi atau 1 sendok the
suspensi forte
Alasan
: karena ES nya ke hepar lebih kecil
17. MEKANISME OBAT
Interferon
Alfa
Antivirus
Terikat pada reseptor spesifik pada permukaan
sel, ikatan ini mengaktifkan 2 macam enzim :
1. Protein Kinase
2. 2’, 5’ oligoadenilate syntase yang membentuk
oligonukleotida rantai pendek
Bu sudewi
Bilirubin normal?..
Pada pria bilirubin total 0,2-1(Mg/dl)
Mas ryan
Meningkatnya berat badan karena udem atau yang
lain?
Tidak mengalami udem, tapi mengalami asites
18. KASUS II
Tn.
H (34 Thn) periksa ke dokter dengan
keluhan mual, muntah, demam 38 C dan oleh
dokter di diagnosis mengalami Hepatitis B.
Pasien memiliki riwayat Hepatitis B setahun
yang lalu. Berat badan pasien meningkat
dalam 3 hari, mengalami Jaundice, Ikterik
dan terdapat Spider Angloma pada lehernya.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
SGOT 234 iu/ml, SGPT 273 iu/ml, Bilirubin 1.9
mg/dl, dan Albumin 3 g/dl
OPINI 2 : KELAS IIIC
19. Data Objektif
Suhu
badan 38 C
SGOT 234 iu/ml
SGPT 273 iu/ml
Bilirubin 1.9 mg/dl
Albumin 3 g/dl
Jaundice
Spider Angloma pada leher
Ikteri
Data
Subjektif
Mual
Muntah
Demam
Berat
badan
meningkat
21. Terapi Utama
Nama
Obat
Merk Dagang
Dosis
Aturan Pakai
Alasan
: Interferon
: Roferon A
: Dewasa 5 µu/hari atau 10 µu/hari
: 3 kali seminggu selama 4 – 6 bln
: 1. Untuk obat kambuhan.
2. Untuk pengobatan Hepatitis B
kronis
3. Sebagai antiviral, antiproliteratif,
dan penambahan sistem imun.
22. Monitoring
Pengecekan
ALT AST level
Pemeriksaan Histologi
Respon Urologi pada HBV serum level dan
Hbe Ag
Efek Samping
Kelelahan,
sakit-sakit
otot, demam, kedinginan, dan kehilangan nafsu
makan.
Turun-naiknya suasana
hati, depresi, ketakutan, dan efek-efek
neuropsychiatric.
23. Terapi Tambahan
Nama
Obat
Merk Dagang
Dosis
Aturan Pakai
Alasan
: Domperidon
: Dometik
: 10 mg/tablet
: Bila perlu maks 3x sehari 1 jam
sebelum makan
: Untuk pengobatan mual &
muntah
24. Kasus 3
Ny. K (36th) sudah 3 hari ini
mengeluhkan nyeri perut bagian
bawah disertai rasa sakit ketika BAK.
Pasien pergi ke dokter, dan dari hasil
pemeriksaan urin dihasilkan bakteri
uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi positif E.coli.
25. Subyektif : Nyeri perut bagian bawah
disertai rasa sakit ketika BAK
Objektif : Pada urin terdapat bakteri
uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi urin positif mengandung
E.coli.
PH : DH : FH : Terapi
: Obat yang diberikan yaitu kombinasi
trimetoprim-sulfametoksazol, (bactrim), tiap tablet
bactrim mengandung 400 mg sulfametoksazol + 80
mg trimetoprim, aturan pakai 2 x sehari 2 tablet.
26. Alasan
: Pasien didiagnosa menderita infeksi saluran
kemih (ISK) bagian bawah uncomplicated yang
disebabkan oleh bakteri E.coli. Bakteri E.coli meupakan
bakteri gram negatif. Obat pilihan pertama yang digunakan
untuk ISK yang disebabkan E.coli yaitu menggunakan
kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol. Kombinasi obat ini
bersifat sinergis dan menurunkan resistensi.
Mekanisme Aksi Obat :
Menghambat reduksi asam dihidroksifolat (DHFA)
menjadi asam tetrahidroksifolat (THFA) lewat
blokade enzim folat reduktase sehingga sintesa DNA
bakteri tidak terjadi
Efek
Samping
Obat
:
mual,
muntah,
ruam,
reaksi
alergi, diare, anoreksia, mialgia, depresi.
Sakit kepala gangguan elektrolit.
27. KASUS 4
Ny. R (32 th) sudah 5 hari ini mengeluhkan nyeri
perut bagian bawah disertai rasa sakit ketika
BAK. Pasien pergi ke dokter, dan dari hasil
pemeriksaan urin dihasilkan, bakteriuria, urin
keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E.
Coli. Pasien sedang hamil 3 bulan.
OPINI 1 : KELAS IIIB
28. Subyektif : Ny. R (32 th) sudah 5 hari ini mengeluhkan nyeri perut
bagian bawah disertai rasa sakit ketika BAK. Pasien sedang hamil 3
bulan.
Obyektif : hasil pemeriksaan urin dihasilkan, bakteriuria, urin
keruh, pyuria, dan hasil uji mikroskopi positif E. Coli.
PH : DH : FH : -
29. TERAPI
Antibiotik : tab ampisilin 500 mg tiap 8 jam / tab amoxicillin
500mg tiap 12 jam dengan kategori B (aman tetapi ada efek
samping )
Analgetik : Parasetamol untuk meredakan rasa nyeri dari ISK
yang dialaminya, dengan kategori B.
Vitamin : Folamil yang mengandung asam folat sebagai
multivitamin dan mineral, pencegahan bayi lahir
cacat, mengurangi risiko anak terkena autisme.
30. Efek Samping
1. Ampicillin :
Pada SSP : demam, penisilin encephalitis, kejang
• Pada kulit : erythema multiform, rash, urticaria
• Pada GI : lidah hitam berambut, diare, mual, sakit mulut dan
lidah.
• Hematologi :
agranulositosis, anemia, eusinophilia, leucopenia, thrombositope
nia
• Hepatik dan renal
•
31. 2. Amoxicillin
Menyebabkan reaksi alergi seperti rasa gatal, peradangan, atau
ruam yang menyebabkan adanya pembengkakan di
leher, hidung, tenggorokan/mulut sehingga dapat mengganggu
pernafasan. Reaksi alergi yang kronis mengakibatkan penurunan
tekanan darah yang sangat drastis. Pada pencernaan :
diare, muntah, sakit perut. Efek samping terbesar pada organ
hati dan ginjal
3. Parasetamol :
kemerahan pada kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas.
Pada jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.
32. Mekanisme Aksi Obat
• Parasetamol : bekerja mengurangi produksi
prostaglandin dengan mengganggu enzim COX.
Menghambat kerja COX pada SSP yang tidak efektif
dan sel endotelian dan bukan pada sel kekebalan
dengan peroksida tinggi. Dengan kemampuan
menghambat kerja enzim COX, yang dihasilkan otak
sehingga dapat membuat parasetamol bekerja
dengan mengurangi rasa sakit.
33. • Amoxicillin
: menghambat atau membunuh pertumbuhan
bakteri. Tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi
dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan
yang melekat disekujur tubuhnya.
• Ampisilin
: menghambat sintesis dinding sel bakteri
dengan mengikat satu atau lebih ikatan penisilinprotein sehingga menyebabkan penghambatan pada
tahap akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam
dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel
terhambat dan sel bakteri menjadi pecah.
34. Kasus IV
Ny. R (32th) sudah lima hari ini mengeluh
nyeri pada perut bagian bawah disertai
rasa sakit ketika BAK. Pasien pergi kedokter
dan dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan
bakteri uria, urin keruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi positif e. Colli. Pasien sedang
hamil 3 bulan
OPINI 2 : KELAS IIIC
35. Penyelesaian
Data
Subjektif:
Nyeri pada perut bagian bawah, disertai
rasa sakit ketika BAK
Data Objektif:
Dari hasil pemeriksaan urin dihasilkan bakteri
uria, urin keruh, pyuria, dan positif e. colli
36. Terapi:
Sanprima F: 960 mg 2x 1tablet 3hari sebelum makan
Pamol: 500 mg, jika nyeri 1 tablet sebelum/sesudah makan
Vitamin B6: jika mual 1 tablet sebelum
makan
-
Monitoring:
Efek samping untuk kotrimoksazol adalah
mual, muntah, hilang nafsu makan, kemerahan
pada kulit
- Apabila resisten terhadap kotrimoksazol dapat
digunakan Sefaleksin (2x 1tab)
Efektifitas:
Bakteri urin berkurang, urinnya jernih, tidak
mengalami pyuria lagi
37. KASUS V
ISK KAMBUHAN
Ny. G (40th) sudah 2 hari ini mengeluhkan
nyeri perut bagianbawah disertai rasa sakit
ketika BAK. Dari hasil pemeriksaan urin di
lab,
dihasilkan
bakteriuria, urinkeruh, pyuria, dan hasil uji
mikroskopi positif E.coli. pasien memiliki
riwayat ISK 1 bulan yang lalu, dan
mendapatkan pengobatan kotrimoksazol
SS selama 3 hari
38. Subyektif :
Perasaan nyeri perut
di bagian bawah
disertai sakit ketika
Buang Air Kecil
Obyektif :
• Bakteriuria
• Urin keruh
• Pyuria
• + E.coli
PH :
Sudah mengalami infeksi saluran kemih 1 bulan
DH :
Sudah mengkonsumsi Kotrimoksasol dosis single selama 3
hari
FH : -
39. TERAPI
Kotrimoksazol
Merupakan kombinasi trimetoprim dan sulfa metoksazol dengan
perbandingan 1:5. Sebagai antibiotik untuk bakteri gram negatif
Merk :
Cotrimoksazol (generik) suspensi 240mg/5ml; tablet 480
mg, Abatrim (Meta gelenika) tablet 480 mg; Bactoprim
(Combhipar) suspensi 240mg/5ml ;tablet 480mg, 960mg.
Dosis dan aturan pakai :
Oral 960 mg/hari tiap 12 jam, dapat ditingkatkan menjadi 1,44 g
tiap 12 jam. Pada infeksi berat: 480mg tiap 12 jam bila
pengobatan lebih dari 14 hari. Untuk kasus ISK kambuhan dosis
kotrimoksazol ½ tablet 1xsehari selama 6 bulan.
Alasan:
Merupakan pilihan utama untuk infeksi dari bakteri gram
negatif, dalam khasus ini bakteri gram negatif yang terdeteksi
adalah E.Coli. selain itu untuk infeksi saluran kemih kambuhan
obat yang rekomendasikan adalah kotrimoksazol dan
nitrofurantoin.
40. 2. Nitrofurantoin
Sebagai antibiotik pada infeksi saluran kemih kambuhan.
Merk: Nitrofurantoin generik, Cleanaren Global, Laurofurin
Laurel, Macrotal Combiphar.
Dosis aturan pakai :
50 mg 1x sehari selama 6 bulan.
Alasan:
infeksi saluran kemih kambuhan obat yang rekomendasikan
adalah kotrimoksazol dan nitrofurantoin
Paracetamol
Sebagai analgesik
Merk: sanmol
Dosis aturan pakai: 500 mg 3 kali sehari (bila diperlukan)
Alasan:
Pilihan utama untuk mengobati nyeri yang paling aman
efeksamping lebih kecil dari NSAID lain tapi bisa merusak hati.
Paracetamol digunakan untuk mengatasi demam yang diderita
pasien. Paracetamol diberikan apabila pasien merasa
terganggu aktivitasnya karena demam.
Paracetamol yang diberikan hanya sebagai penurun
panas, tidak sebagai terapi untuk penyembuhan ISK.
41.
Ibuprofen
Sebagai analgesik
Merk : ibuprofen
Dosis aturan pakai 3x400mg ibuprofen selama 3 hari
Alasan:
Jika dipilih ibuprofen untuk pilihan efeknya lebih cepat
daripada PCT.
Sehingga untuk obat antibiotik yang dianjurkan
adalah kotrimoksazol atau nitrofurantoin yang cocok
untuk
infeksi
saluran
kemih
yang
kambuhan, sementara jika pasien demam dapat
diberikan paracetamol. Perlu diingat karena
penggunaan paracetamol (jika perlu) maka tidak
dibutuhkan
hepatoprotektor.
Namun
jika
penggunaan paracetamol lama(berbulan-bulan)
maka
dapat
menambahkan
hepatoprotektor
(misalnya curcumin)
42.
Kotrimoksazol
Aktivitas kombinasi antimikroba Kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya
pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk
membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfametoksazol menghambat
masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetropim
menghambat terjadinya reaksi reduksi dari asam dihidrofolat menjadi
tetrahidrofolat. Trimetropim menghambat enzim Dihidrofolat reduktase
mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut
juga terdapat pada sel manusia
Nitrofurantoin
Merusak dinding sel bakteri dan mengganggu metabolisme bakteri.
Paracetamol/Ibuprofen
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap
enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru
menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2.
Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas
antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah
satunya adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi. Hal
lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini
tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat
pembekuan darah.