SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
Business Ethics & Good Governance
Ethical Decision Making in Business
Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Disusun oleh:
Dyah Ruth Wulandari
55117120098
Program Magister Management
2018
A. Pendahuluan
Pengambilan keputusan yang etis adalah disiplin. Ini adalah pendekatan untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dalam konteks bisnis. Menerapkan etika dalam
konteks bisnis membutuhkan kesadaran atau kepekaan terhadap masalah etika yang mungkin
timbul dan metode untuk menyelesaikan masalah yang relevan sebagai bagian dari keputusan
keseluruhan. Keputusan bisnis yang etis sering membutuhkan diskusi yang cermat di antara pihak
yang berkepentingan. Jika dilatih secara teratur, perusahaan dan manajernya dapat menerapkan
disiplin ini dalam membuat keputusan penting berdasarkan prinsip-prinsip etika. Kepatuhan
hukum adalah persyaratan minimum, namun, keputusan hukum tidak berarti bahwa itu adalah
keputusan etis. Pertimbangan faktor etika bisnis terkait dengan nilai-nilai perusahaan, budaya
perusahaan, dan kedudukan perusahaan dengan para pemangku kepentingan dan publik. (Michael
Volkov, 2015). Sebuah perusahaan memiliki kewajiban khusus kepada pelanggannya untuk
memastikan bahwa keputusannya legal dan etis. Manajemen harus menetapkan contoh nilai-nilai
inti perusahaan. Perusahaan akan selamanya dikenal karena cara menangani transaksi bisnis dan
bagaimana memperlakukan orang (Janet Hunt, 2017).
B. Definisi Etika
Mendefinisikan etika dalam lingkungan bisnis sedikit berbeda dari mendefinisikan moral
dan nilai pribadi. Bisnis adalah entitas dari banyak bagian. Di dalam entitas itu, ada prinsip tertulis
dan tidak tertulis yang mendorong tindakan, ide, dan keputusan.
Perilaku bisnis yang etis dapat didefinisikan oleh hukum, tetapi juga dapat didefinisikan
oleh kepemimpinan bisnis. Secara umum suatu tindakan atau pilihan dapat dianggap benar secara
etis jika jujur, adil, mendukung hasil yang menguntungkan bagi kedua (atau semua) pihak, dan
secara umum memungkinkan citra dan visi perusahaan secara keseluruhan.
Dengan menggunakan panduan ini, mudah untuk melihat mengapa manajer organisasi
sangat penting untuk membangun atmosfir etis bisnis dan mengilhami orang lain. Untuk
mengintegrasikan etika manajerial ke dalam budaya bisnis Anda, Anda dan staf Anda perlu
beroperasi dalam lingkungan di mana semua orang tidak hanya dapat melihat tindakan etis, tetapi
semuanya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Demikian pula ketika karyawan melihat
pemimpin mereka diperlakukan sama dalam keputusan dan masalah etika, itu mengilhami
kepercayaan.
Dengan pemikiran ini, memahami definisi etika dan mengadopsi kode etik bisnis yang
baik perlu menjadi prioritas tingkat tinggi untuk perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.
C. Pendekatan Etis
o Utilitarian
Utilitarianisme adalah etika konsekuensial. Menurut para utilitarian, seseorang dapat menentukan
signifikansi etika dari setiap tindakan dengan melihat konsekuensi dari tindakan itu.
o Hak
Pendekatan ini percaya bahwa manusia memiliki martabat berdasarkan sifat manusia mereka atau
pada kemampuan mereka untuk memilih secara bebas apa yang mereka lakukan dengan hidup
mereka. Atas dasar martabat semacam itu, mereka memiliki hak untuk diperlakukan sebagai tujuan
dan bukan hanya sebagai sarana untuk tujuan lain.
o Keadilan
➢ Ia mengatakan bahwa semua yang setara harus diperlakukan sama. Hari ini kita
menggunakan ide ini untuk mengatakan bahwa tindakan etis memperlakukan semua
manusia sama-sama atau jika tidak setara, maka secara adil didasarkan pada beberapa
standar yang dapat dipertahankan. =
o Virtue
➢ Suatu pendekatan yang sangat kuno terhadap etika adalah bahwa tindakan-tindakan etis
harus konsisten dengan kebajikan-kebajikan ideal tertentu yang menyediakan bagi
pengembangan penuh kemanusiaan kita. Kebajikan ini adalah disposisi dan kebiasaan yang
memungkinkan kita untuk bertindak sesuai dengan potensi tertinggi dari karakter kita.
Etika kebajikan meminta tindakan apa pun seperti tindakan ini konsisten dengan akting
saya yang terbaik. (Thomas Shanks, 2015).
D. Fitur Keputusan Etis
Berikut ini adalah fitur dari keputusan etis:
• Kepemimpinan
Budaya bisnis yang beretika dimulai dari bagian atas bagan organisasi. Agar suatu bisnis menjadi
etis, para pemimpinnya di tingkat atas harus menunjukkan praktik etis.
• Nilai-Nilai
BusinessDictionary.com mendefinisikan nilai sebagai keyakinan yang dimiliki oleh anggota dari
seluruh budaya, yang bertentangan dengan etika, yang berhubungan dengan sistem kepercayaan
individu. Sistem nilai budaya menentukan apa yang mempengaruhi "masyarakat" terhadap proses
pengambilan keputusan individu. Sistem kepercayaan dari mayoritas budaya memutuskan apa
yang baik dan diinginkan bagi masyarakat.
Sebuah bisnis yang beretika memiliki pernyataan nilai inti yang menggambarkan misinya. Bisnis
apa pun dapat membuat pernyataan nilai, tetapi bisnis etis hidup darinya. Ini mengkomunikasikan
misi ini kepada setiap karyawan dalam struktur dan memastikan bahwa itu diikuti. Bisnis beretika
akan melembagakan kode etik yang mendukung misinya dan diikuti oleh setiap karyawan.
• Integritas
Integritas adalah karakteristik penting dari bisnis yang beretika. Bisnis etis mematuhi hukum dan
peraturan di tingkat lokal,Ini menunjukkan transaksi yang adil dengan para pemangku
kepentingan.
• Loyalitas
Hubungan yang solid merupakan landasan bisnis etis. Karyawan yang bekerja untuk majikan yang
loyal ingin mempertahankan hubungan dan akan bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan itu.
Sebuah bisnis etis tetap setia pada kemitraannya bahkan di masa-masa sulit. Hasilnya adalah
hubungan yang lebih kuat ketika muncul dari tantangan.
• Perhatian
Bisnis yang beretika memiliki kepedulian terhadap siapa pun dan apa pun yang terkena dampak
bisnis. Ini termasuk pelanggan, karyawan, vendor, dan public (Manuel Velasqez, 2015)
Meskipun ada orang beretika, untuk mengurangi kemungkinan bertindak tidak etis, penting untuk:
• Kenali karakteristik umum dari pengambilan keputusan yang buruk:
Karyawan etis dapat membuat keputusan etis yang buruk ketika mereka terlalu percaya diri,
tidak memahami kompleksitas masalah, dan ketika struktur tata kelola perusahaan lemah atau
tidak ada.
• Pelajari cara untuk menolak permintaan untuk bertindak tidak etis:
Langkah pertama adalah mengenali kapan permintaan tidak etis. Baca pedoman manual dan
etika karyawan perusahaan untuk memastikan memahami perilaku yang dapat diterima dan
tidak dapat diterima. Langkah kedua belilah waktu sehingga Anda dapat melakukan riset untuk
mencari tahu, SDM profesional dan departemen hukum perusahaan adalah sumber daya yang
luar biasa untuk jenis diskusi ini. Kemudian langkah ketiga jika permintaan berubah menjadi
tidak etis (atau ilegal), pertimbangkan untuk mencari bantuan dari HR atau profesional hukum
perusahaan untuk menentukan tindakan terbaik.
• Memahami cara-cara untuk memimpin secara etis:
Salah satu langkah paling penting untuk memimpin secara etis adalah bertindak etis. Bekerja
untuk atasan yang berperilaku tidak etis menimbulkan sedikit atau tidak ada rasa hormat dari
laporan langsung manajer. Cara lain untuk memimpin secara etis adalah dengan memperkuat
perilaku etis dan menghukum tindakan yang tidak etis dengan konsekuensi yang sesuai (Liza
Quast, 2011).
E. Nilai Dan Budaya Dalam Pengambilan Keputusan
Standar etika adalah standar lingkungan kita yang dapat diterima oleh kebanyakan orang.
Dalam struktur kemasyarakatan kita, sanksi sering dikenakan pada mereka yang gagal mengikuti
standar etika, dan undang-undang mendikte konsekuensi bagi mereka yang dinyatakan bersalah
atas perilaku yang tidak etis. Dasar pengambilan keputusan etis melibatkan pilihan dan
keseimbangan; itu adalah panduan untuk membuang pilihan buruk demi kebaikan (Christine
Chmielewski,2004).
Keuntungan dari Pengambilan Keputusan
1. Keputusan Beberapa Perspektif bisa menjadi positif karena memungkinkan semua individu
untuk memberikan pendapat mereka berdasarkan pengetahuan unik mereka.
2. Meningkatkan pemahaman dan pengambilan keputusan
3. Pertumbuhan Komitmen untuk Tim
Pengambilan keputusan ideal ketika opini dari semua diperlukan untuk membuat pilihan yang
benar pada topik apa pun.
Kekurangan dari Pengambilan Keputusan Kelompok
1. Pendapat Dapat Digoyahkan
Ini berarti bahwa memiliki akses ke pendapat yang tidak bias tidak selalu mungkin.
2. Kolaborasi Dapat Menjadi Waktu Pembuatan
keputusan yang intensif juga dapat menjadi proses yang sangat memakan waktu, karena ketika
sejumlah besar orang perlu bersatu dan setuju, itu tidak pernah mudah atau sederhana.
F. Pengaturan Tradisional Bidang Etika
Bidang etika secara tradisional dibagi menjadi tiga bidang:
• Meta-etika, yang berkaitan dengan sifat hak atau yang baik, serta sifat dan justifikasi klaim
etis;
• Etika normatif, yang berhubungan dengan standar dan prinsip yang digunakan untuk
menentukan apakah sesuatu itu benar atau baik;
• Etika terapan, yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip etika yang sebenarnya pada
situasi tertentu.
G. Tiga Tipe Luas Teori Etis
Teori-teori etis sering secara luas dibagi menjadi tiga jenis:
i) Teori konsekuensialis
Terutama berkaitan dengan konsekuensi etis dari tindakan tertentu
ii) Teori non-konsekuensialis
Cenderung secara luas berkaitan dengan niat orang yang membuat keputusan etis tentang tindakan
tertentu
iii) Teori-teori yang berpusat pada agen
Lebih mementingkan status etika keseluruhan individu, atau agen, dan kurang peduli untuk
mengidentifikasi moralitas tindakan tertentu.
Masing-masing dari ketiga kategori besar ini mengandung berbagai pendekatan terhadap
etika, beberapa di antaranya memiliki karakteristik di seluruh kategori. Di bawah ini adalah contoh
dari beberapa pendekatan etis yang paling penting dan berguna.
i.) Teori Konsekuensialis:
➢ Pendekatan Utilitarian
Utilitarianisme adalah salah satu pendekatan yang paling umum untuk membuat keputusan etis,
terutama keputusan dengan konsekuensi yang menyangkut kelompok besar orang, sebagian karena
itu menginstruksikan kita untuk menimbang jumlah yang berbeda baik dan buruk yang akan
dihasilkan oleh tindakan kita. Hal ini sesuai dengan perasaan kita bahwa beberapa yang baik dan
buruk akan selalu menjadi hasil dari tindakan kita dan bahwa tindakan terbaik adalah yang paling
baik atau paling tidak membahayakan, atau, dengan kata lain, menghasilkan keseimbangan
terbesar. baik atas bahaya. Tindakan lingkungan yang etis, kemudian, adalah yang menghasilkan
kebaikan terbesar dan tidak merugikan siapa pun yang terpengaruh — pemerintah, perusahaan,
komunitas, dan lingkungan.
➢ Pendekatan Egoistik
Salah satu variasi dari pendekatan utilitarian dikenal sebagai egoisme etis, atau etika kepentingan
diri. Dalam pendekatan ini, seorang individu sering menggunakan perhitungan utilitarian untuk
menghasilkan sejumlah besar barang untuk dirinya sendiri. Ada banyak kesejajaran antara egoisme
etis dan teori-teori ekonomi laissez-faire, di mana pengejaran kepentingan pribadi dilihat sebagai
mengarah pada manfaat masyarakat, meskipun manfaat masyarakat dilihat hanya sebagai hasil
sampingan yang menguntungkan dari mengikuti kepentingan diri sendiri bukan tujuannya.
➢ Pendekatan Baik Umum
Pendekatan terhadap etika ini menggarisbawahi aspek jaringan masyarakat dan menekankan rasa
hormat dan kasih sayang bagi orang lain, terutama mereka yang lebih rentan.
ii.) Teori Non-konsekuensialis:
• Pendekatan Berbasis Tugas
Kadang disebut etika deontologis. Tindakan etis adalah salah satu yang diambil dari tugas, yaitu,
itu dilakukan justru karena itu adalah kewajiban kita untuk melakukan tindakan. Kewajiban etis
adalah sama untuk semua makhluk rasional (mereka bersifat universal), dan pengetahuan tentang
apa kewajiban ini harus diperoleh dengan menemukan aturan perilaku yang tidak bertentangan
dengan nalar.
• Pendekatan Hak
Pendekatan ini menetapkan bahwa tindakan etis terbaik adalah yang melindungi hak etis mereka
yang terpengaruh oleh tindakan tersebut. Ini menekankan keyakinan bahwa semua manusia
memiliki hak untuk bermartabat.
• Pendekatan Keadilan atau Keadilan
bahwa hanya prinsip-prinsip etis adalah yang akan dipilih oleh orang-orang yang bebas dan
rasional dalam situasi awal. kesetaraan. Keadilan titik awal adalah prinsip untuk apa yang dianggap
adil.
• Pendekatan Perintah Ilahi
Seperti namanya, pendekatan ini melihat apa yang benar sama dengan apa yang diperintahkan
Tuhan, dan standar etika adalah ciptaan kehendak Tuhan. Mengikuti kehendak Tuhan dilihat
sebagai definisi yang sangat apa yang etis. Karena Tuhan dilihat sebagai mahakuasa dan memiliki
kehendak bebas, Tuhan dapat mengubah apa yang sekarang dianggap etis, dan Tuhan tidak terikat
oleh standar yang benar atau salah dari kontradiksi logis.
iii.) Teori Yang Berpusat Pada Agen:
• Pendekatan Keutamaan
Satu prinsip etika yang sudah lama berargumentasi bahwa tindakan etis harus konsisten dengan
kebaikan manusia yang ideal. Karena etika moralitas peduli dengan keseluruhan kehidupan
seseorang, ia mengambil proses pendidikan dan pelatihan secara serius, dan menekankan
pentingnya model peran untuk pemahaman kita tentang bagaimana terlibat dalam musyawarah
etis.
• Pendekatan Feminis
Seperti etika kebajikan, etika feminis yang peduli dengan totalitas kehidupan manusia dan
bagaimana kehidupan ini memengaruhi cara kita membuat keputusan etis.
• Etika Terapan
Istilah yang Digunakan dalam Pertimbangan Etis. Etika yang berlaku berkaitan dengan isu-isu
dalam kehidupan pribadi atau publik yang penting untuk penilaian etis. =
• Supererogatory:
Jenis tindakan etis keempat disebut supererogatory. Jenis-jenis tindakan ini dilihat sebagai
"melampaui dan melampaui panggilan tugas." Mereka benar untuk dilakukan, tetapi tidak salah
untuk tidak melakukannya. Dengan kata lain, orang yang tidak membantu sama sekali tidak
diwajibkan (itu tidak etis wajib) untuk membantu. Tetapi kita tetap ingin secara etis memuji orang
yang memang berhenti, jadi kita menyebut tindakannya sebagai supererogatif.
H. Kerangka Keputusan Untuk Pembuatan Keputusan Etis
Membuat keputusan etika yang baik membutuhkan kepekaan terlatih untuk masalah
etika dan metode yang dipraktekkan untuk menjelajahi aspek etika dari keputusan dan menimbang
pertimbangan yang seharusnya mempengaruhi pilihan kita terhadap suatu tindakan. Memiliki
metode untuk pengambilan keputusan etis sangat penting. Ketika dipraktekkan secara teratur,
metode ini menjadi sangat akrab sehingga kami mengerjakannya secara otomatis tanpa
berkonsultasi dengan langkah-langkah spesifik.
I. Tiga Kerangka Kerja Untuk Memandu Pembuatan Keputusan Etis
Tiga kerangka kerja untuk memandu pembuatan keputusan etis yaitu:
✓ Kerangka Konsekuensialis
Fokus pada efek masa depan dari kemungkinan tindakan, mengingat orang-orang yang akan
terpengaruh secara langsung atau tidak langsung.
✓ Kerangka Tugas
Fokus pada tugas dan kewajiban yang dimiliki dalam situasi tertentu, dan mempertimbangkan
kewajiban etika apa yang dimiliki dan hal-hal apa yang seharusnya tidak pernah dilakukan.
Kerangka kerja ini juga berfokus pada mengikuti aturan moral atau tugas tanpa menghiraukan
hasil, sehingga memungkinkan kemungkinan bahwa seseorang mungkin bertindak secara etis,
bahkan jika ada hasil yang buruk. Oleh karena itu, kerangka ini berfungsi paling baik dalam situasi
di mana ada kewajiban yang mengharuskan mempertimbangkan mengapa kewajiban
mengamanatkan atau melarang tindakan tertentu. Namun demikian, kerangka ini juga memiliki
keterbatasan. Pertama, impersonal karena mungkin memerlukan tindakan yang diketahui
menghasilkan kerugian, meskipun mereka benar-benar sesuai dengan aturan moral tertentu. Kedua
tidak menyediakan cara untuk menentukan tugas mana yang harus kita ikuti jika kita disajikan
dengan situasi di mana dua atau lebih konflik tugas.
✓ Kerangka Kebajikan
Mengidentifikasi karakter-karakter (baik positif atau negatif) yang mungkin memotivasi kami
dalam situasi tertentu. kerangka ini berguna dalam situasi yang menanyakan orang seperti apa yang
seharusnya. Meskipun kerangka ini mempertimbangkan berbagai pengalaman manusia, tetapi juga
membuatnya lebih sulit untuk menyelesaikan perselisihan, karena sering ada lebih banyak
perselisihan tentang ciri-ciri berbudi luhur daripada tindakan etis.
Menempatkan Kerangka Bersama
Dengan membingkai situasi atau pilihan yang dihadapi dengan salah satu cara yang
disajikan di atas, fitur-fitur khusus akan lebih jelas menjadi fokus. Oleh karena itu penting untuk
mengenal ketiga kerangka dan untuk memahami bagaimana mereka berhubungan satu sama lain
— di mana mereka dapat tumpang tindih, dan di mana mereka mungkin berbeda.
Dalam banyak situasi, ketiga kerangka ini akan menghasilkan kesimpulan yang sama —
atau setidaknya sangat mirip — meskipun biasanya mereka akan memberikan alasan berbeda
untuk mencapai kesimpulan tersebut. Namun, karena fokus pada fitur etis yang berbeda,
kesimpulan yang dicapai melalui satu kerangka kadang-kadang akan berbeda dari kesimpulan
yang dicapai melalui satu (atau keduanya) dari yang lain.
J. Menerapkan Kerangka Untuk Kasus
Ketika menggunakan kerangka kerja untuk membuat penilaian etis tentang kasus-kasus
tertentu, akan berguna untuk mengikuti proses di bawah ini.
➢ Mengenali Masalah Etis
Salah satu hal paling penting yang harus dilakukan pada awal pembahasan etis adalah untuk
menemukan, sejauh mungkin, aspek etika khusus dari masalah yang dihadapi. Kadang-kadang apa
yang tampak sebagai perselisihan etika sesungguhnya adalah perselisihan tentang fakta atau
konsep.
➢ Pertimbangkan Pihak-Pihak yang Terlibat
Aspek lain yang penting untuk direnungkan adalah berbagai individu dan kelompok yang mungkin
dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat. Pertimbangkan siapa yang mungkin dirugikan atau siapa
yang mungkin mendapat manfaat.
➢ Kumpulkan semua Informasi yang Relevan
Sebelum mengambil tindakan, ada baiknya untuk memastikan bahwa telah mengumpulkan semua
informasi terkait, dan bahwa semua sumber informasi potensial telah dikonsultasikan.
➢ Merumuskan Tindakan dan Pertimbangkan Alternatif
Evaluasilah pilihan pengambilan keputusan dengan mengajukan pertanyaan berikut:
• Tindakan mana yang menghasilkan yang paling baik dan paling tidak merugikan?
(Pendekatan Utilitarian)
• Tindakan apa yang menghormati hak semua orang yang memiliki kepentingan dalam
keputusan? (The Rights Approach)
• Tindakan apa yang memperlakukan orang secara sama atau proporsional? (The Justice
Approach)
• Tindakan apa yang melayani komunitas secara keseluruhan, bukan hanya beberapa
anggota?
• (The Common Good Approach)
• Tindakan apa yang membuat saya bertindak sebagai tipe orang yang seharusnya? (The
Virtue Approach)
➢ Buat Keputusan dan Pertimbangkan
Setelah memeriksa semua tindakan potensial, yang paling baik mengatasi situasi? Bagaimana
perasaan tentang pilihan?
➢ Bertindak
Banyak situasi etika yang tidak nyaman karena tidak bisa memiliki semua informasi. Meski begitu
harus sering bertindak.
➢ Refleksikan hasilnya
Apa hasil dari keputusan? Apa konsekuensi yang dimaksudkan dan tidak diinginkan? Akankah
mengubah apa pun sekarang setelah melihat konsekuensinya?
Membuat keputusan etis membutuhkan kepekaan terhadap implikasi etika dari masalah
dan situasi. Itu juga membutuhkan latihan. Memiliki kerangka kerja untuk pengambilan keputusan
etis sangat penting. Kami berharap bahwa informasi di atas sangat membantu dalam
mengembangkan pengalaman Anda sendiri dalam membuat pilihan.
K. Etika dalam Pengambilan Keputusan
Etika juga disebut 'filsafat moral'. Area pemikiran ini berusaha untuk memahami nilai-
nilai fundamental, baik pribadi maupun profesional, dan bagaimana secara efektif memfasilitasi
tindakan bisnis yang mencerminkan nilai-nilai tersebut. Pentingnya etika untuk bisnis adalah
karena nilai-nilai yang digunakan untuk membangun dan mengelola perusahaan Anda harus
berakar pada keputusan dan strategi etis.
Dari saat suatu bisnis memulai operasinya hingga saatnya memberikan layanan atau
produk, ada banyak pilihan untuk ditinjau, masalah yang harus dipecahkan dan keputusan yang
harus diambil. Cara di mana pilihan, masalah, dan keputusan ditangani berbicara banyak tentang
etika bisnis. Sebagai pemilik atau manajer bisnis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
organisasi mengikuti praktik dan perilaku etis; dan untuk memastikan bahwa visi, misi, dan
pernyataan nilai diselaraskan secara etis dan dipahami oleh semua karyawan, pemasok, dan
pemangku kepentingan lainnya. Dalam menentukan benar versus salah, kita harus ingat bahwa
istilah-istilah itu bersifat subyektif. Di situlah pemahaman definisi etika, dan bergantung pada kode
etik perusahaan, dapat sangat membantu. Kode adalah baseline dimana seseorang, kelompok, atau
organisasi dapat mengukur fakta-fakta dari suatu kasus (termasuk apakah suatu penentuan dapat
dilakukan secara tidak memihak). Penting juga untuk mengembangkan pernyataan nilai organisasi
untuk mencerminkan nilai-nilai etis juga; ini akan membantu karyawan memahami.
L. Pengambilan Keputusan Etis
Memiliki metode untuk pengambilan keputusan etis sangatlah penting. Ketika
dipraktekkan secara teratur, metode ini menjadi sangat akrab sehingga kami mengerjakannya
secara otomatis tanpa berkonsultasi dengan langkah-langkah spesifik (Manuel Velasquez, 2015).
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu dalam mencapai keputusan etis:
1.Recognize Masalah Etika
Mengenali suatu masalah etika mengharuskan mengajukan beberapa pertanyaan kepada diri
sendiri bahwa itulah yang akan memengaruhi orang lain.
2. Dapatkan Fakta
Langkah ini melibatkan mengambil fakta yang berbeda menjadi pertimbangan yang mungkin
mempengaruhi keputusan atau mencoba mengumpulkan fakta yang tidak diketahui.
3. Evaluasi Tindakan Alternatif
Langkah ini melibatkan evaluasi berbagai kemungkinan keputusan yang mungkin ingin diambil
dan kemudian memutuskan tindakan yang sebaik mungkin. Itu akan melibatkan:
• Pilihan mana yang menghasilkan paling baik dan paling tidak merugikan? (Pendekatan
Utilitarian)
• Opsi mana yang paling menghargai hak semua orang yang memiliki pasak? (The Rights
Approach)
• Opsi mana yang memperlakukan orang secara setara atau proporsional? (The Justice
Approach)
• Opsi mana yang mengarahkan saya untuk bertindak sebagai tipe orang yang saya
inginkan? (The Virtue Approach)
4. Membuat Keputusan Dan Pengujian Itu
Setelah mengevaluasi berbagai pendekatan yang berbeda yang akan paling sesuai dengan situasi
yang diberikan.
5. Bertindak Dan Mencerminkan Pada Hasil
Ini adalah langkah yang harus diambil setelah membuat keputusan yaitu Bagaimana keputusan
saya dapat diimplementasikan dengan perhatian dan perhatian terbesar terhadap kekhawatiran
semua pemangku kepentingan atau Bagaimana keputusan saya berubah dan apa yang saya pelajari
dari situasi khusus ini (Manuel Velasquez, 2015).
M. Contoh Pengambilan Keputusan Etis Pada Maskapai Lion Air
Lion Air Akui 'Terlambat Ambil Keputusan'
Kacaunya penerbangan Lion Air yang berujung pada pembatalan lebih dari 100
penerbangan Lion Air pekan lalu diakui pimpinan maskapai murah itu sebagai dampak dari staf
yang tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat. Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur
Umum Lion Air, Edward Sirait, kepada wartawan di kantor pusat Lion Air. Edward menjelaskan
bahwa pembatalan hingga 100 penerbangan Lion Air pekan diakibatkan gangguan terhadap tiga
pesawat di Semarang dan di Bandara Soekarno Hatta.
Gangguan tiga pesawat berdampak sangat luas sebab setiap pesawat menangani lima
hingga enam rute penerbangan, tapi masalahnya kan untuk ganti jadwal penerbangan atau menarik
pesawat cadangan bisa butuh waktu berjam-jam. Ia meminta maaf kepada para penumpang yang
merasa pihak Lion menelantarkan mereka dan tidak memberikan keterangan memadai.
Edward juga mengaku pihak manajemen Lion Air yang berada di Soekarno Hatta
seharusnya bisa bekerja lebih baik. Ia mengatakan pengambilan keputusan di lapangan kurang
cepat dan mengenai prosedur, apakah sudah dipahami oleh staf Lion Air di Cengkareng. Kedua
harus ada tim yang nanti ketika ada hal-hal demikian bisa segera memutuskan prosedur secara baik
sehingga penanganan penumpang sesuai prosedur.
Pembatalan 100 penerbangan Lion Air dilaporkan berdampak pada 2.000 penumpang.
Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, mengumumkan sanksi untuk Lion Air yaitu pembekuan rute
baru namun pengamat perdagangan menganggapnya kurang efektif.
Menurut pengamat penerbangan Samudra sukardi mengatakan sanksi bukan solusi,
namun untuk jangka panjang harus dilakukan audit internal dan eksternal, apakah manual
dimengerti dengan baik misalnya harus diaudit secara keseluruhan dari level manajemen hingga
level terbawah agar bisa dilihat masalahnya.
Menanggapi hal itu Kementerian Perhubungan mengatakan pembekuan rute baru
bertujuan agar Lion Air dapat merancang prosedur standar operasi (SOP) yang efektif dalam
menangani krisis. Menurut Dirjen Perhubungan Udara Suprasetyo, permohonan izin rute baru Lion
Air hanya jika dapat meyakinkan SOP dalam menangani krisis akibat keterlambatan mau pun
pembatalan penerbangan yang dapat melindungi konsumen secara professional, Ia juga
mengatakan Kementerian Perhubungan akan melakukan pemeriksaan secara komprehensif
terhadap maskapai Lion Air.
Penerbangan Lion Air Kembali Bermasalah, Pesawat Tujuan Pomala Kolaka Terbang Miring
Maskapai penerbangan Lion Air kembali mendapat masalah dalam pesawat mereka.
Setelah pesawat Lion Air JT-610 jatuh di Tanjung Karawang, lalu sayap pesawat JT-633 yang
patah menabrak tiang di Bandara Fatmawato-Soekarno, saat ini ada satu pesawat Wings Air milik
perusahaan Lion Air terbang miring. Kejadian tersebut dialami oleh Chandra Tauphan Ansar,
dalam unggahan Instagram Story miliknya.
Chandra menceritakan bahwa dirinya akan terbang menuju Pomala, Kolaka, sebuah
daerah di Sulawesi Tenggara dengan menggunakan pesawat Lion Air, namun setelah 30 menit
terbang, pesawat yang dinaikki oleh Chandra berputar balik ke bandara awal karena diduga ada
kerusakan pada armada pesawat. Chandra mengutarakan bahwa pesawat itu terbang dalam kondisi
miring padahal cuaca sedang bagus. Chandra juga mengucapkan terima kasih kepada sang pilot
karena sudah mengambil keputusan yang tepat untuk memutar balik karena pesawat tidak mampu
lagi untuk terbang dan banyak kejanggalan terjadi sebelum pesawat mendarat dengan selamat
(Tribun.com, 2018).
Sumber Referensi
Anonym-1 http://www.more-for-small-business.com/definition-of-ethics.html
Michael Volkov, 2018 https://blog.volkovlaw.com/2015/09/ethical-business-decision-making/(1
Desember 2018, Pukul 22.42 WIB)
Manuel Velasquez, D. M. (2015) https://mba-tutorials.com/ethical-decision-making-in-business/
(1Desember 2018 Pukul 22: 48 WIB)
Teddy malaka, 2018 http://bangka.tribunnews.com/2018/11/14/penerbangan-lion-air-kembali-
bermasalah-pesawat-tujuan-pomala-kolaka-terbang-miring
Anonym-2 https://www.brown.edu/academics/science-and-technology-studies/framework-
making-ethical-decisions ( 1 Desember 2018 Pukul 23.32 WIB)
Anonym-3
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150223_lionair_lambat_senin
Syahdazhttps://www.bayt.com/en/specialties/q/299703/what-are-the-advantages-and-
disadvantages-of-decision-making/ (1 Desember 2018 Pukul 23.17 WIB)
Liza Quast 2011, https://www.forbes.com/sites/lisaquast/2011/12/19/how-to-prevent-poor-
ethical-decision-making/#7ab5161f2379 (1 Desember 2018 Pukul 23:09 WIB)
Manuel Velasqez, 2015 https://bizfluent.com/way-5290756-business-ethics-ethical-decision-
making.html (1 Desember 2018, Pukul 23:22 WIB)
Christine Chmielewski, 2004 cchmiele@iusb.edu (1 Desember 2018, Pukul 23:22 WIB)
11,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,ethical decision making in b business, universitas mercu buana,2018

Contenu connexe

Tendances

Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Janu W
 
BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...
BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...
BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...
Eka Yuliani
 

Tendances (20)

Etika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanEtika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusan
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
2, be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, e thics and business concept and th...
2, be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, e thics and business concept and th...2, be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, e thics and business concept and th...
2, be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, e thics and business concept and th...
 
BE dan GG, prihatini ratna dewi, hapzi ali, etika bisnis, universitas mercu b...
BE dan GG, prihatini ratna dewi, hapzi ali, etika bisnis, universitas mercu b...BE dan GG, prihatini ratna dewi, hapzi ali, etika bisnis, universitas mercu b...
BE dan GG, prihatini ratna dewi, hapzi ali, etika bisnis, universitas mercu b...
 
Pertemuan 1 2 etika bisnis
Pertemuan 1 2 etika bisnisPertemuan 1 2 etika bisnis
Pertemuan 1 2 etika bisnis
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS MENUJU PROFESIONAL, Mercu Bu...
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS MENUJU PROFESIONAL, Mercu Bu...BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS MENUJU PROFESIONAL, Mercu Bu...
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, ETHIC BUSINESS MENUJU PROFESIONAL, Mercu Bu...
 
1, be & gg, umi lestari,hapzi ali,principles of personal ethics dan princ...
1, be & gg, umi lestari,hapzi ali,principles of personal ethics dan princ...1, be & gg, umi lestari,hapzi ali,principles of personal ethics dan princ...
1, be & gg, umi lestari,hapzi ali,principles of personal ethics dan princ...
 
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017
 
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
 
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutanetika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
etika, tanggung jawab sosial, & keberlanjutan
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
 
Etika perniagaan
Etika perniagaanEtika perniagaan
Etika perniagaan
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...
BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...
BE&GG, Eka Yuliani, Prof. Dr. Hapzi Ali,CMA, Philosophical Ethics and Busines...
 
Be&gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, philoso...
Be&gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, philoso...Be&gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, philoso...
Be&gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, philoso...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
 
Business ethic - riki ardoni
Business ethic   - riki ardoniBusiness ethic   - riki ardoni
Business ethic - riki ardoni
 

Similaire à 11,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,ethical decision making in b business, universitas mercu buana,2018

Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
desydharmawati
 

Similaire à 11,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,ethical decision making in b business, universitas mercu buana,2018 (20)

Pb bab 2 etika
Pb bab 2 etikaPb bab 2 etika
Pb bab 2 etika
 
Etika bisnis pdf
Etika bisnis pdfEtika bisnis pdf
Etika bisnis pdf
 
2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...
2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...
2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...
 
Bussiness Rthic & Good Governance
Bussiness Rthic & Good GovernanceBussiness Rthic & Good Governance
Bussiness Rthic & Good Governance
 
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernMakalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
 
Be & GG, Rizqa amalia, Hapzi Ali, philosophical ethics and business, universi...
Be & GG, Rizqa amalia, Hapzi Ali, philosophical ethics and business, universi...Be & GG, Rizqa amalia, Hapzi Ali, philosophical ethics and business, universi...
Be & GG, Rizqa amalia, Hapzi Ali, philosophical ethics and business, universi...
 
Be and gcg, desy dharmawati,prof.dr.ir. hapzi ali,mm,cma, philosophical ethic...
Be and gcg, desy dharmawati,prof.dr.ir. hapzi ali,mm,cma, philosophical ethic...Be and gcg, desy dharmawati,prof.dr.ir. hapzi ali,mm,cma, philosophical ethic...
Be and gcg, desy dharmawati,prof.dr.ir. hapzi ali,mm,cma, philosophical ethic...
 
Pb.2.csr.etika
Pb.2.csr.etikaPb.2.csr.etika
Pb.2.csr.etika
 
Etika bisnis modul 5-6
Etika bisnis   modul 5-6Etika bisnis   modul 5-6
Etika bisnis modul 5-6
 
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
1,be&gg,febrinol,hapzi ali,concepts and theories of business ethics,unive...
 
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
 
Pb 2 etika bisnis
Pb 2 etika bisnisPb 2 etika bisnis
Pb 2 etika bisnis
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, filosofi etika dan bisnis serta imple...
 
7,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika bisnis the...
7,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika bisnis the...7,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika bisnis the...
7,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika bisnis the...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...
 
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
 
ETIKA_BISNIS_ppt.ppt
ETIKA_BISNIS_ppt.pptETIKA_BISNIS_ppt.ppt
ETIKA_BISNIS_ppt.ppt
 
Pengertian Etika Bisnis (Business Ethics)_ Materi Training "Etika Bisnis dan ...
Pengertian Etika Bisnis (Business Ethics)_ Materi Training "Etika Bisnis dan ...Pengertian Etika Bisnis (Business Ethics)_ Materi Training "Etika Bisnis dan ...
Pengertian Etika Bisnis (Business Ethics)_ Materi Training "Etika Bisnis dan ...
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
 
Ethics
EthicsEthics
Ethics
 

Plus de dyahruthw

Plus de dyahruthw (14)

14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...
14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...
14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...
 
14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...
14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...
14,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis, penerapan gcg ...
 
13,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate gover...
13,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate gover...13,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate gover...
13,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate gover...
 
12,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,globalization &...
12,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,globalization &...12,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,globalization &...
12,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,globalization &...
 
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
9,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,corporate social...
 
6,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...
6,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...6,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...
6,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...
 
5,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...
5,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...5,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...
5,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,masalah etis dal...
 
2,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika perlindung...
2,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika perlindung...2,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika perlindung...
2,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika perlindung...
 
4,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika marketing,...
4,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika marketing,...4,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika marketing,...
4,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika marketing,...
 
3,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika lingkungan...
3,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika lingkungan...3,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika lingkungan...
3,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,etika lingkungan...
 
Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning MerekEkuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
 
3,BE&GG,Dyah Ruth Wulandari,Hapzi Ali,Etika & Bisnis,Etika Lingkungan,Univers...
3,BE&GG,Dyah Ruth Wulandari,Hapzi Ali,Etika & Bisnis,Etika Lingkungan,Univers...3,BE&GG,Dyah Ruth Wulandari,Hapzi Ali,Etika & Bisnis,Etika Lingkungan,Univers...
3,BE&GG,Dyah Ruth Wulandari,Hapzi Ali,Etika & Bisnis,Etika Lingkungan,Univers...
 
Analisa komparatif laporan keuangan pt gudang garam tbk
Analisa komparatif laporan keuangan pt gudang garam tbkAnalisa komparatif laporan keuangan pt gudang garam tbk
Analisa komparatif laporan keuangan pt gudang garam tbk
 
1, BE & GG, Dyah Ruth Wulandari, Hapzi Ali, Etika Bisnis: Konsep & Teori, Uni...
1, BE & GG, Dyah Ruth Wulandari, Hapzi Ali, Etika Bisnis: Konsep & Teori, Uni...1, BE & GG, Dyah Ruth Wulandari, Hapzi Ali, Etika Bisnis: Konsep & Teori, Uni...
1, BE & GG, Dyah Ruth Wulandari, Hapzi Ali, Etika Bisnis: Konsep & Teori, Uni...
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Dernier (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 

11,be&gg,dyah ruth wulandari,hapzi ali,etika & bisnis,ethical decision making in b business, universitas mercu buana,2018

  • 1. Business Ethics & Good Governance Ethical Decision Making in Business Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Disusun oleh: Dyah Ruth Wulandari 55117120098 Program Magister Management 2018
  • 2. A. Pendahuluan Pengambilan keputusan yang etis adalah disiplin. Ini adalah pendekatan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dalam konteks bisnis. Menerapkan etika dalam konteks bisnis membutuhkan kesadaran atau kepekaan terhadap masalah etika yang mungkin timbul dan metode untuk menyelesaikan masalah yang relevan sebagai bagian dari keputusan keseluruhan. Keputusan bisnis yang etis sering membutuhkan diskusi yang cermat di antara pihak yang berkepentingan. Jika dilatih secara teratur, perusahaan dan manajernya dapat menerapkan disiplin ini dalam membuat keputusan penting berdasarkan prinsip-prinsip etika. Kepatuhan hukum adalah persyaratan minimum, namun, keputusan hukum tidak berarti bahwa itu adalah keputusan etis. Pertimbangan faktor etika bisnis terkait dengan nilai-nilai perusahaan, budaya perusahaan, dan kedudukan perusahaan dengan para pemangku kepentingan dan publik. (Michael Volkov, 2015). Sebuah perusahaan memiliki kewajiban khusus kepada pelanggannya untuk memastikan bahwa keputusannya legal dan etis. Manajemen harus menetapkan contoh nilai-nilai inti perusahaan. Perusahaan akan selamanya dikenal karena cara menangani transaksi bisnis dan bagaimana memperlakukan orang (Janet Hunt, 2017). B. Definisi Etika Mendefinisikan etika dalam lingkungan bisnis sedikit berbeda dari mendefinisikan moral dan nilai pribadi. Bisnis adalah entitas dari banyak bagian. Di dalam entitas itu, ada prinsip tertulis dan tidak tertulis yang mendorong tindakan, ide, dan keputusan. Perilaku bisnis yang etis dapat didefinisikan oleh hukum, tetapi juga dapat didefinisikan oleh kepemimpinan bisnis. Secara umum suatu tindakan atau pilihan dapat dianggap benar secara etis jika jujur, adil, mendukung hasil yang menguntungkan bagi kedua (atau semua) pihak, dan secara umum memungkinkan citra dan visi perusahaan secara keseluruhan. Dengan menggunakan panduan ini, mudah untuk melihat mengapa manajer organisasi sangat penting untuk membangun atmosfir etis bisnis dan mengilhami orang lain. Untuk mengintegrasikan etika manajerial ke dalam budaya bisnis Anda, Anda dan staf Anda perlu beroperasi dalam lingkungan di mana semua orang tidak hanya dapat melihat tindakan etis, tetapi semuanya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Demikian pula ketika karyawan melihat pemimpin mereka diperlakukan sama dalam keputusan dan masalah etika, itu mengilhami kepercayaan. Dengan pemikiran ini, memahami definisi etika dan mengadopsi kode etik bisnis yang baik perlu menjadi prioritas tingkat tinggi untuk perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial. C. Pendekatan Etis o Utilitarian Utilitarianisme adalah etika konsekuensial. Menurut para utilitarian, seseorang dapat menentukan signifikansi etika dari setiap tindakan dengan melihat konsekuensi dari tindakan itu. o Hak Pendekatan ini percaya bahwa manusia memiliki martabat berdasarkan sifat manusia mereka atau pada kemampuan mereka untuk memilih secara bebas apa yang mereka lakukan dengan hidup mereka. Atas dasar martabat semacam itu, mereka memiliki hak untuk diperlakukan sebagai tujuan dan bukan hanya sebagai sarana untuk tujuan lain.
  • 3. o Keadilan ➢ Ia mengatakan bahwa semua yang setara harus diperlakukan sama. Hari ini kita menggunakan ide ini untuk mengatakan bahwa tindakan etis memperlakukan semua manusia sama-sama atau jika tidak setara, maka secara adil didasarkan pada beberapa standar yang dapat dipertahankan. = o Virtue ➢ Suatu pendekatan yang sangat kuno terhadap etika adalah bahwa tindakan-tindakan etis harus konsisten dengan kebajikan-kebajikan ideal tertentu yang menyediakan bagi pengembangan penuh kemanusiaan kita. Kebajikan ini adalah disposisi dan kebiasaan yang memungkinkan kita untuk bertindak sesuai dengan potensi tertinggi dari karakter kita. Etika kebajikan meminta tindakan apa pun seperti tindakan ini konsisten dengan akting saya yang terbaik. (Thomas Shanks, 2015). D. Fitur Keputusan Etis Berikut ini adalah fitur dari keputusan etis: • Kepemimpinan Budaya bisnis yang beretika dimulai dari bagian atas bagan organisasi. Agar suatu bisnis menjadi etis, para pemimpinnya di tingkat atas harus menunjukkan praktik etis. • Nilai-Nilai BusinessDictionary.com mendefinisikan nilai sebagai keyakinan yang dimiliki oleh anggota dari seluruh budaya, yang bertentangan dengan etika, yang berhubungan dengan sistem kepercayaan individu. Sistem nilai budaya menentukan apa yang mempengaruhi "masyarakat" terhadap proses pengambilan keputusan individu. Sistem kepercayaan dari mayoritas budaya memutuskan apa yang baik dan diinginkan bagi masyarakat. Sebuah bisnis yang beretika memiliki pernyataan nilai inti yang menggambarkan misinya. Bisnis apa pun dapat membuat pernyataan nilai, tetapi bisnis etis hidup darinya. Ini mengkomunikasikan misi ini kepada setiap karyawan dalam struktur dan memastikan bahwa itu diikuti. Bisnis beretika akan melembagakan kode etik yang mendukung misinya dan diikuti oleh setiap karyawan. • Integritas Integritas adalah karakteristik penting dari bisnis yang beretika. Bisnis etis mematuhi hukum dan peraturan di tingkat lokal,Ini menunjukkan transaksi yang adil dengan para pemangku kepentingan. • Loyalitas Hubungan yang solid merupakan landasan bisnis etis. Karyawan yang bekerja untuk majikan yang loyal ingin mempertahankan hubungan dan akan bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan itu. Sebuah bisnis etis tetap setia pada kemitraannya bahkan di masa-masa sulit. Hasilnya adalah hubungan yang lebih kuat ketika muncul dari tantangan. • Perhatian Bisnis yang beretika memiliki kepedulian terhadap siapa pun dan apa pun yang terkena dampak bisnis. Ini termasuk pelanggan, karyawan, vendor, dan public (Manuel Velasqez, 2015)
  • 4. Meskipun ada orang beretika, untuk mengurangi kemungkinan bertindak tidak etis, penting untuk: • Kenali karakteristik umum dari pengambilan keputusan yang buruk: Karyawan etis dapat membuat keputusan etis yang buruk ketika mereka terlalu percaya diri, tidak memahami kompleksitas masalah, dan ketika struktur tata kelola perusahaan lemah atau tidak ada. • Pelajari cara untuk menolak permintaan untuk bertindak tidak etis: Langkah pertama adalah mengenali kapan permintaan tidak etis. Baca pedoman manual dan etika karyawan perusahaan untuk memastikan memahami perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Langkah kedua belilah waktu sehingga Anda dapat melakukan riset untuk mencari tahu, SDM profesional dan departemen hukum perusahaan adalah sumber daya yang luar biasa untuk jenis diskusi ini. Kemudian langkah ketiga jika permintaan berubah menjadi tidak etis (atau ilegal), pertimbangkan untuk mencari bantuan dari HR atau profesional hukum perusahaan untuk menentukan tindakan terbaik. • Memahami cara-cara untuk memimpin secara etis: Salah satu langkah paling penting untuk memimpin secara etis adalah bertindak etis. Bekerja untuk atasan yang berperilaku tidak etis menimbulkan sedikit atau tidak ada rasa hormat dari laporan langsung manajer. Cara lain untuk memimpin secara etis adalah dengan memperkuat perilaku etis dan menghukum tindakan yang tidak etis dengan konsekuensi yang sesuai (Liza Quast, 2011). E. Nilai Dan Budaya Dalam Pengambilan Keputusan Standar etika adalah standar lingkungan kita yang dapat diterima oleh kebanyakan orang. Dalam struktur kemasyarakatan kita, sanksi sering dikenakan pada mereka yang gagal mengikuti standar etika, dan undang-undang mendikte konsekuensi bagi mereka yang dinyatakan bersalah atas perilaku yang tidak etis. Dasar pengambilan keputusan etis melibatkan pilihan dan keseimbangan; itu adalah panduan untuk membuang pilihan buruk demi kebaikan (Christine Chmielewski,2004). Keuntungan dari Pengambilan Keputusan 1. Keputusan Beberapa Perspektif bisa menjadi positif karena memungkinkan semua individu untuk memberikan pendapat mereka berdasarkan pengetahuan unik mereka. 2. Meningkatkan pemahaman dan pengambilan keputusan 3. Pertumbuhan Komitmen untuk Tim Pengambilan keputusan ideal ketika opini dari semua diperlukan untuk membuat pilihan yang benar pada topik apa pun. Kekurangan dari Pengambilan Keputusan Kelompok 1. Pendapat Dapat Digoyahkan Ini berarti bahwa memiliki akses ke pendapat yang tidak bias tidak selalu mungkin. 2. Kolaborasi Dapat Menjadi Waktu Pembuatan keputusan yang intensif juga dapat menjadi proses yang sangat memakan waktu, karena ketika sejumlah besar orang perlu bersatu dan setuju, itu tidak pernah mudah atau sederhana.
  • 5. F. Pengaturan Tradisional Bidang Etika Bidang etika secara tradisional dibagi menjadi tiga bidang: • Meta-etika, yang berkaitan dengan sifat hak atau yang baik, serta sifat dan justifikasi klaim etis; • Etika normatif, yang berhubungan dengan standar dan prinsip yang digunakan untuk menentukan apakah sesuatu itu benar atau baik; • Etika terapan, yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip etika yang sebenarnya pada situasi tertentu. G. Tiga Tipe Luas Teori Etis Teori-teori etis sering secara luas dibagi menjadi tiga jenis: i) Teori konsekuensialis Terutama berkaitan dengan konsekuensi etis dari tindakan tertentu ii) Teori non-konsekuensialis Cenderung secara luas berkaitan dengan niat orang yang membuat keputusan etis tentang tindakan tertentu iii) Teori-teori yang berpusat pada agen Lebih mementingkan status etika keseluruhan individu, atau agen, dan kurang peduli untuk mengidentifikasi moralitas tindakan tertentu. Masing-masing dari ketiga kategori besar ini mengandung berbagai pendekatan terhadap etika, beberapa di antaranya memiliki karakteristik di seluruh kategori. Di bawah ini adalah contoh dari beberapa pendekatan etis yang paling penting dan berguna. i.) Teori Konsekuensialis: ➢ Pendekatan Utilitarian Utilitarianisme adalah salah satu pendekatan yang paling umum untuk membuat keputusan etis, terutama keputusan dengan konsekuensi yang menyangkut kelompok besar orang, sebagian karena itu menginstruksikan kita untuk menimbang jumlah yang berbeda baik dan buruk yang akan dihasilkan oleh tindakan kita. Hal ini sesuai dengan perasaan kita bahwa beberapa yang baik dan buruk akan selalu menjadi hasil dari tindakan kita dan bahwa tindakan terbaik adalah yang paling baik atau paling tidak membahayakan, atau, dengan kata lain, menghasilkan keseimbangan terbesar. baik atas bahaya. Tindakan lingkungan yang etis, kemudian, adalah yang menghasilkan kebaikan terbesar dan tidak merugikan siapa pun yang terpengaruh — pemerintah, perusahaan, komunitas, dan lingkungan. ➢ Pendekatan Egoistik Salah satu variasi dari pendekatan utilitarian dikenal sebagai egoisme etis, atau etika kepentingan diri. Dalam pendekatan ini, seorang individu sering menggunakan perhitungan utilitarian untuk menghasilkan sejumlah besar barang untuk dirinya sendiri. Ada banyak kesejajaran antara egoisme etis dan teori-teori ekonomi laissez-faire, di mana pengejaran kepentingan pribadi dilihat sebagai mengarah pada manfaat masyarakat, meskipun manfaat masyarakat dilihat hanya sebagai hasil sampingan yang menguntungkan dari mengikuti kepentingan diri sendiri bukan tujuannya.
  • 6. ➢ Pendekatan Baik Umum Pendekatan terhadap etika ini menggarisbawahi aspek jaringan masyarakat dan menekankan rasa hormat dan kasih sayang bagi orang lain, terutama mereka yang lebih rentan. ii.) Teori Non-konsekuensialis: • Pendekatan Berbasis Tugas Kadang disebut etika deontologis. Tindakan etis adalah salah satu yang diambil dari tugas, yaitu, itu dilakukan justru karena itu adalah kewajiban kita untuk melakukan tindakan. Kewajiban etis adalah sama untuk semua makhluk rasional (mereka bersifat universal), dan pengetahuan tentang apa kewajiban ini harus diperoleh dengan menemukan aturan perilaku yang tidak bertentangan dengan nalar. • Pendekatan Hak Pendekatan ini menetapkan bahwa tindakan etis terbaik adalah yang melindungi hak etis mereka yang terpengaruh oleh tindakan tersebut. Ini menekankan keyakinan bahwa semua manusia memiliki hak untuk bermartabat. • Pendekatan Keadilan atau Keadilan bahwa hanya prinsip-prinsip etis adalah yang akan dipilih oleh orang-orang yang bebas dan rasional dalam situasi awal. kesetaraan. Keadilan titik awal adalah prinsip untuk apa yang dianggap adil. • Pendekatan Perintah Ilahi Seperti namanya, pendekatan ini melihat apa yang benar sama dengan apa yang diperintahkan Tuhan, dan standar etika adalah ciptaan kehendak Tuhan. Mengikuti kehendak Tuhan dilihat sebagai definisi yang sangat apa yang etis. Karena Tuhan dilihat sebagai mahakuasa dan memiliki kehendak bebas, Tuhan dapat mengubah apa yang sekarang dianggap etis, dan Tuhan tidak terikat oleh standar yang benar atau salah dari kontradiksi logis. iii.) Teori Yang Berpusat Pada Agen: • Pendekatan Keutamaan Satu prinsip etika yang sudah lama berargumentasi bahwa tindakan etis harus konsisten dengan kebaikan manusia yang ideal. Karena etika moralitas peduli dengan keseluruhan kehidupan seseorang, ia mengambil proses pendidikan dan pelatihan secara serius, dan menekankan pentingnya model peran untuk pemahaman kita tentang bagaimana terlibat dalam musyawarah etis. • Pendekatan Feminis Seperti etika kebajikan, etika feminis yang peduli dengan totalitas kehidupan manusia dan bagaimana kehidupan ini memengaruhi cara kita membuat keputusan etis. • Etika Terapan Istilah yang Digunakan dalam Pertimbangan Etis. Etika yang berlaku berkaitan dengan isu-isu dalam kehidupan pribadi atau publik yang penting untuk penilaian etis. = • Supererogatory: Jenis tindakan etis keempat disebut supererogatory. Jenis-jenis tindakan ini dilihat sebagai "melampaui dan melampaui panggilan tugas." Mereka benar untuk dilakukan, tetapi tidak salah untuk tidak melakukannya. Dengan kata lain, orang yang tidak membantu sama sekali tidak
  • 7. diwajibkan (itu tidak etis wajib) untuk membantu. Tetapi kita tetap ingin secara etis memuji orang yang memang berhenti, jadi kita menyebut tindakannya sebagai supererogatif. H. Kerangka Keputusan Untuk Pembuatan Keputusan Etis Membuat keputusan etika yang baik membutuhkan kepekaan terlatih untuk masalah etika dan metode yang dipraktekkan untuk menjelajahi aspek etika dari keputusan dan menimbang pertimbangan yang seharusnya mempengaruhi pilihan kita terhadap suatu tindakan. Memiliki metode untuk pengambilan keputusan etis sangat penting. Ketika dipraktekkan secara teratur, metode ini menjadi sangat akrab sehingga kami mengerjakannya secara otomatis tanpa berkonsultasi dengan langkah-langkah spesifik. I. Tiga Kerangka Kerja Untuk Memandu Pembuatan Keputusan Etis Tiga kerangka kerja untuk memandu pembuatan keputusan etis yaitu: ✓ Kerangka Konsekuensialis Fokus pada efek masa depan dari kemungkinan tindakan, mengingat orang-orang yang akan terpengaruh secara langsung atau tidak langsung. ✓ Kerangka Tugas Fokus pada tugas dan kewajiban yang dimiliki dalam situasi tertentu, dan mempertimbangkan kewajiban etika apa yang dimiliki dan hal-hal apa yang seharusnya tidak pernah dilakukan. Kerangka kerja ini juga berfokus pada mengikuti aturan moral atau tugas tanpa menghiraukan hasil, sehingga memungkinkan kemungkinan bahwa seseorang mungkin bertindak secara etis, bahkan jika ada hasil yang buruk. Oleh karena itu, kerangka ini berfungsi paling baik dalam situasi di mana ada kewajiban yang mengharuskan mempertimbangkan mengapa kewajiban mengamanatkan atau melarang tindakan tertentu. Namun demikian, kerangka ini juga memiliki keterbatasan. Pertama, impersonal karena mungkin memerlukan tindakan yang diketahui menghasilkan kerugian, meskipun mereka benar-benar sesuai dengan aturan moral tertentu. Kedua tidak menyediakan cara untuk menentukan tugas mana yang harus kita ikuti jika kita disajikan dengan situasi di mana dua atau lebih konflik tugas. ✓ Kerangka Kebajikan Mengidentifikasi karakter-karakter (baik positif atau negatif) yang mungkin memotivasi kami dalam situasi tertentu. kerangka ini berguna dalam situasi yang menanyakan orang seperti apa yang seharusnya. Meskipun kerangka ini mempertimbangkan berbagai pengalaman manusia, tetapi juga membuatnya lebih sulit untuk menyelesaikan perselisihan, karena sering ada lebih banyak perselisihan tentang ciri-ciri berbudi luhur daripada tindakan etis. Menempatkan Kerangka Bersama Dengan membingkai situasi atau pilihan yang dihadapi dengan salah satu cara yang disajikan di atas, fitur-fitur khusus akan lebih jelas menjadi fokus. Oleh karena itu penting untuk mengenal ketiga kerangka dan untuk memahami bagaimana mereka berhubungan satu sama lain — di mana mereka dapat tumpang tindih, dan di mana mereka mungkin berbeda.
  • 8. Dalam banyak situasi, ketiga kerangka ini akan menghasilkan kesimpulan yang sama — atau setidaknya sangat mirip — meskipun biasanya mereka akan memberikan alasan berbeda untuk mencapai kesimpulan tersebut. Namun, karena fokus pada fitur etis yang berbeda, kesimpulan yang dicapai melalui satu kerangka kadang-kadang akan berbeda dari kesimpulan yang dicapai melalui satu (atau keduanya) dari yang lain. J. Menerapkan Kerangka Untuk Kasus Ketika menggunakan kerangka kerja untuk membuat penilaian etis tentang kasus-kasus tertentu, akan berguna untuk mengikuti proses di bawah ini. ➢ Mengenali Masalah Etis Salah satu hal paling penting yang harus dilakukan pada awal pembahasan etis adalah untuk menemukan, sejauh mungkin, aspek etika khusus dari masalah yang dihadapi. Kadang-kadang apa yang tampak sebagai perselisihan etika sesungguhnya adalah perselisihan tentang fakta atau konsep. ➢ Pertimbangkan Pihak-Pihak yang Terlibat Aspek lain yang penting untuk direnungkan adalah berbagai individu dan kelompok yang mungkin dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat. Pertimbangkan siapa yang mungkin dirugikan atau siapa yang mungkin mendapat manfaat. ➢ Kumpulkan semua Informasi yang Relevan Sebelum mengambil tindakan, ada baiknya untuk memastikan bahwa telah mengumpulkan semua informasi terkait, dan bahwa semua sumber informasi potensial telah dikonsultasikan. ➢ Merumuskan Tindakan dan Pertimbangkan Alternatif Evaluasilah pilihan pengambilan keputusan dengan mengajukan pertanyaan berikut: • Tindakan mana yang menghasilkan yang paling baik dan paling tidak merugikan? (Pendekatan Utilitarian) • Tindakan apa yang menghormati hak semua orang yang memiliki kepentingan dalam keputusan? (The Rights Approach) • Tindakan apa yang memperlakukan orang secara sama atau proporsional? (The Justice Approach) • Tindakan apa yang melayani komunitas secara keseluruhan, bukan hanya beberapa anggota? • (The Common Good Approach) • Tindakan apa yang membuat saya bertindak sebagai tipe orang yang seharusnya? (The Virtue Approach) ➢ Buat Keputusan dan Pertimbangkan Setelah memeriksa semua tindakan potensial, yang paling baik mengatasi situasi? Bagaimana perasaan tentang pilihan? ➢ Bertindak Banyak situasi etika yang tidak nyaman karena tidak bisa memiliki semua informasi. Meski begitu harus sering bertindak. ➢ Refleksikan hasilnya Apa hasil dari keputusan? Apa konsekuensi yang dimaksudkan dan tidak diinginkan? Akankah mengubah apa pun sekarang setelah melihat konsekuensinya?
  • 9. Membuat keputusan etis membutuhkan kepekaan terhadap implikasi etika dari masalah dan situasi. Itu juga membutuhkan latihan. Memiliki kerangka kerja untuk pengambilan keputusan etis sangat penting. Kami berharap bahwa informasi di atas sangat membantu dalam mengembangkan pengalaman Anda sendiri dalam membuat pilihan. K. Etika dalam Pengambilan Keputusan Etika juga disebut 'filsafat moral'. Area pemikiran ini berusaha untuk memahami nilai- nilai fundamental, baik pribadi maupun profesional, dan bagaimana secara efektif memfasilitasi tindakan bisnis yang mencerminkan nilai-nilai tersebut. Pentingnya etika untuk bisnis adalah karena nilai-nilai yang digunakan untuk membangun dan mengelola perusahaan Anda harus berakar pada keputusan dan strategi etis. Dari saat suatu bisnis memulai operasinya hingga saatnya memberikan layanan atau produk, ada banyak pilihan untuk ditinjau, masalah yang harus dipecahkan dan keputusan yang harus diambil. Cara di mana pilihan, masalah, dan keputusan ditangani berbicara banyak tentang etika bisnis. Sebagai pemilik atau manajer bisnis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa organisasi mengikuti praktik dan perilaku etis; dan untuk memastikan bahwa visi, misi, dan pernyataan nilai diselaraskan secara etis dan dipahami oleh semua karyawan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam menentukan benar versus salah, kita harus ingat bahwa istilah-istilah itu bersifat subyektif. Di situlah pemahaman definisi etika, dan bergantung pada kode etik perusahaan, dapat sangat membantu. Kode adalah baseline dimana seseorang, kelompok, atau organisasi dapat mengukur fakta-fakta dari suatu kasus (termasuk apakah suatu penentuan dapat dilakukan secara tidak memihak). Penting juga untuk mengembangkan pernyataan nilai organisasi untuk mencerminkan nilai-nilai etis juga; ini akan membantu karyawan memahami. L. Pengambilan Keputusan Etis Memiliki metode untuk pengambilan keputusan etis sangatlah penting. Ketika dipraktekkan secara teratur, metode ini menjadi sangat akrab sehingga kami mengerjakannya secara otomatis tanpa berkonsultasi dengan langkah-langkah spesifik (Manuel Velasquez, 2015). Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu dalam mencapai keputusan etis: 1.Recognize Masalah Etika Mengenali suatu masalah etika mengharuskan mengajukan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri bahwa itulah yang akan memengaruhi orang lain. 2. Dapatkan Fakta Langkah ini melibatkan mengambil fakta yang berbeda menjadi pertimbangan yang mungkin mempengaruhi keputusan atau mencoba mengumpulkan fakta yang tidak diketahui. 3. Evaluasi Tindakan Alternatif Langkah ini melibatkan evaluasi berbagai kemungkinan keputusan yang mungkin ingin diambil dan kemudian memutuskan tindakan yang sebaik mungkin. Itu akan melibatkan: • Pilihan mana yang menghasilkan paling baik dan paling tidak merugikan? (Pendekatan Utilitarian) • Opsi mana yang paling menghargai hak semua orang yang memiliki pasak? (The Rights Approach)
  • 10. • Opsi mana yang memperlakukan orang secara setara atau proporsional? (The Justice Approach) • Opsi mana yang mengarahkan saya untuk bertindak sebagai tipe orang yang saya inginkan? (The Virtue Approach) 4. Membuat Keputusan Dan Pengujian Itu Setelah mengevaluasi berbagai pendekatan yang berbeda yang akan paling sesuai dengan situasi yang diberikan. 5. Bertindak Dan Mencerminkan Pada Hasil Ini adalah langkah yang harus diambil setelah membuat keputusan yaitu Bagaimana keputusan saya dapat diimplementasikan dengan perhatian dan perhatian terbesar terhadap kekhawatiran semua pemangku kepentingan atau Bagaimana keputusan saya berubah dan apa yang saya pelajari dari situasi khusus ini (Manuel Velasquez, 2015). M. Contoh Pengambilan Keputusan Etis Pada Maskapai Lion Air Lion Air Akui 'Terlambat Ambil Keputusan' Kacaunya penerbangan Lion Air yang berujung pada pembatalan lebih dari 100 penerbangan Lion Air pekan lalu diakui pimpinan maskapai murah itu sebagai dampak dari staf yang tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat. Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, kepada wartawan di kantor pusat Lion Air. Edward menjelaskan bahwa pembatalan hingga 100 penerbangan Lion Air pekan diakibatkan gangguan terhadap tiga pesawat di Semarang dan di Bandara Soekarno Hatta. Gangguan tiga pesawat berdampak sangat luas sebab setiap pesawat menangani lima hingga enam rute penerbangan, tapi masalahnya kan untuk ganti jadwal penerbangan atau menarik pesawat cadangan bisa butuh waktu berjam-jam. Ia meminta maaf kepada para penumpang yang merasa pihak Lion menelantarkan mereka dan tidak memberikan keterangan memadai. Edward juga mengaku pihak manajemen Lion Air yang berada di Soekarno Hatta seharusnya bisa bekerja lebih baik. Ia mengatakan pengambilan keputusan di lapangan kurang cepat dan mengenai prosedur, apakah sudah dipahami oleh staf Lion Air di Cengkareng. Kedua harus ada tim yang nanti ketika ada hal-hal demikian bisa segera memutuskan prosedur secara baik sehingga penanganan penumpang sesuai prosedur. Pembatalan 100 penerbangan Lion Air dilaporkan berdampak pada 2.000 penumpang. Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, mengumumkan sanksi untuk Lion Air yaitu pembekuan rute baru namun pengamat perdagangan menganggapnya kurang efektif. Menurut pengamat penerbangan Samudra sukardi mengatakan sanksi bukan solusi, namun untuk jangka panjang harus dilakukan audit internal dan eksternal, apakah manual dimengerti dengan baik misalnya harus diaudit secara keseluruhan dari level manajemen hingga level terbawah agar bisa dilihat masalahnya. Menanggapi hal itu Kementerian Perhubungan mengatakan pembekuan rute baru bertujuan agar Lion Air dapat merancang prosedur standar operasi (SOP) yang efektif dalam menangani krisis. Menurut Dirjen Perhubungan Udara Suprasetyo, permohonan izin rute baru Lion Air hanya jika dapat meyakinkan SOP dalam menangani krisis akibat keterlambatan mau pun pembatalan penerbangan yang dapat melindungi konsumen secara professional, Ia juga mengatakan Kementerian Perhubungan akan melakukan pemeriksaan secara komprehensif terhadap maskapai Lion Air.
  • 11. Penerbangan Lion Air Kembali Bermasalah, Pesawat Tujuan Pomala Kolaka Terbang Miring Maskapai penerbangan Lion Air kembali mendapat masalah dalam pesawat mereka. Setelah pesawat Lion Air JT-610 jatuh di Tanjung Karawang, lalu sayap pesawat JT-633 yang patah menabrak tiang di Bandara Fatmawato-Soekarno, saat ini ada satu pesawat Wings Air milik perusahaan Lion Air terbang miring. Kejadian tersebut dialami oleh Chandra Tauphan Ansar, dalam unggahan Instagram Story miliknya. Chandra menceritakan bahwa dirinya akan terbang menuju Pomala, Kolaka, sebuah daerah di Sulawesi Tenggara dengan menggunakan pesawat Lion Air, namun setelah 30 menit terbang, pesawat yang dinaikki oleh Chandra berputar balik ke bandara awal karena diduga ada kerusakan pada armada pesawat. Chandra mengutarakan bahwa pesawat itu terbang dalam kondisi miring padahal cuaca sedang bagus. Chandra juga mengucapkan terima kasih kepada sang pilot karena sudah mengambil keputusan yang tepat untuk memutar balik karena pesawat tidak mampu lagi untuk terbang dan banyak kejanggalan terjadi sebelum pesawat mendarat dengan selamat (Tribun.com, 2018). Sumber Referensi Anonym-1 http://www.more-for-small-business.com/definition-of-ethics.html Michael Volkov, 2018 https://blog.volkovlaw.com/2015/09/ethical-business-decision-making/(1 Desember 2018, Pukul 22.42 WIB) Manuel Velasquez, D. M. (2015) https://mba-tutorials.com/ethical-decision-making-in-business/ (1Desember 2018 Pukul 22: 48 WIB) Teddy malaka, 2018 http://bangka.tribunnews.com/2018/11/14/penerbangan-lion-air-kembali- bermasalah-pesawat-tujuan-pomala-kolaka-terbang-miring Anonym-2 https://www.brown.edu/academics/science-and-technology-studies/framework- making-ethical-decisions ( 1 Desember 2018 Pukul 23.32 WIB) Anonym-3 https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150223_lionair_lambat_senin Syahdazhttps://www.bayt.com/en/specialties/q/299703/what-are-the-advantages-and- disadvantages-of-decision-making/ (1 Desember 2018 Pukul 23.17 WIB) Liza Quast 2011, https://www.forbes.com/sites/lisaquast/2011/12/19/how-to-prevent-poor- ethical-decision-making/#7ab5161f2379 (1 Desember 2018 Pukul 23:09 WIB) Manuel Velasqez, 2015 https://bizfluent.com/way-5290756-business-ethics-ethical-decision- making.html (1 Desember 2018, Pukul 23:22 WIB) Christine Chmielewski, 2004 cchmiele@iusb.edu (1 Desember 2018, Pukul 23:22 WIB)