5. Klasifikasi
9/22/2016
5
2. Infeksi jamur subkutan (subcutaneus
mycoses)
jaringan subkutan, kulit & tulang
mycetoma, chromomycosis, sporotricosis
3. Infeksi jamur sistemik (systemic mycoses)
jaringan organ di dalam tubuh (paru,
hati, limpa, traktus gastrointestinal dan
menyebar lewat aliran darah atau getah
bening)
6. Metoda diagnosis infeksi jamur
9/22/2016
6
Lampu Wood
ruang gelap jamur (+) rambut/kulit berpendar kuning
kehijauan
Pemeriksaan langsung dgn mikroskop
spesimen diletakan di slide + KOH atau Calcofluor white
deteksi fragmen mycelial , arthrospores, spherules, atau
budding yeast cells
Pemeriksaan fluorescent
spesimen + Calcofluor white sinar ultraviolet atau
dengan mikroskop medan gelap
Kultur
identifikasi spesies jamur
lama
8. Pengambilan spesimen
9/22/2016
8
Area yg akan diambil spesimennya
dibersihkan dg alkohol 70%
Kerok daerah lesi kulit yg aktif dgn scalpel
steril
Ambil rambut sampai ke akar
Kerok kuku sampai ke dasar
10. 9/22/2016
10
Pemeriksaaan laboratorium:
KOH 10 – 20% Trichophyton rubrum,
Trichophyton mentagrophytes, &
Epidermophyton fioccosum
Kultur, dengan menggunakan media
Sabourouds Dextrose Agar + chloramfenicol
+ Cyclohexamide, akan tumbuh Mycobiotik -
Mycosel dalam waktu 10 - 14 hari
Pemeriksaan lampu Wood’s gambaran
effloresensi tidak khas
11. Prinsip pemeriksaan
9/22/2016
11
Bahan : kerokan kulit (sblmnya dibersihkan dgn alkohol
70%)
a. Pemeriksaan dengan sediaan basah
Kulit dibersihkan dgn alkohol 70% → kerok skuama dr
bagian tepi lesi dgn scalpel → obyek glass → tetesi KOH
10-20 % 1-2 tetes → tunggu 10-15 menit (utk melarutkan
jaringan ) → lihat di mikroskop dengan pembesaran 10/40 x
:
- hifa dua garis sejajar,
terbagi oleh sekat, dan bercabang,
- spora berderet (artrospora)
- miselium
13. 9/22/2016
13
b. Pemeriksaan kultur dengan Sabouraud
agar
menanamkan bahan pd medium saboraud dgn
ditambahkan chloramphenicol dan cyclohexamide
(mycobyotic-mycosel) untuk menghindarkan
kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan
Identifikasi jamur biasanya antara 3-6 minggu
(Wiederkehr, Michael. 2008)
14. 9/22/2016
14
c. Punch biopsi
Sensitifitasnya dan spesifisitasnya
rendah
Pengecatan dengan Peridoc Acid–Schiff
& Haematoxylin Eosin jamur tampak
merah muda
Pengecatan Gomori methenamin silver
jamur tampak coklat atau hitam
(Wiederkehr, Michael. 2008)
16. 9/22/2016
16
Pemeriksaan dgn KOH
Pemeriksaan kerokan kulit dari daerah lesi
dengan larutan KOH 10-20% terlihat hifa
– hifa pendek dengan spora bergerombol
seperti buah anggur
18. JAMUR SISTEMIK
9/22/2016
18
JAMUR DI SARAF
Diagnosa gejala klinis & pem tambahan (laboratorium
cairan serebrospinal)
Gambaran cairan serebrospinal ~ meningitis tuberkulosa
Tekanan meningkat , jumlah sel (10-500 sel/mm3),
protein , glukosa (15-35 mg)
Diagnosa ditemukan organisme dlm cairan
serebrospinal (pewarnaan tinta India), kultur dalam media
sabouraud, hasil inokulasi pd hewan percobaan.
Pemeriksaan antigen Cryptococcus pada serum dan
cairan serebrospinal
19. JAMUR PARU
9/22/2016
19
1. JAMUR PATOGEN SISTEMATIK
Jamur ini dapat menginovasi dan berkembang
pada jaringan host normal tanpa adanya
predisposisi.
Histoplasmosis, disebabkan Histoplasma
capsulatum.
Koksidioidornikosis, disebabkan oleh
Coccidioides immitis.
Parakoksidioidornikosis, disebabkan oleh
Paracoccidioides brasiliensis
Blastomikosis, disebabkan oleh Blastomyces
dermatitidis.
Kriptokokosis, disebabkan oleh Cryptococcus
20. 9/22/2016
20
2. JAMUR OPORTUNISTIK
Organisme Oportunistik dlm keadaan
normal sifatnya non patogen, tp dpt berubah
menjadi patogen bila keadaan tubuh
melemah/mekanisme pertahanan tubuh
terganggu.
Lebih sering terjadi
lnfeksi jamur paru oportunistik yang sering
terjadi adalah:
1. Kandidiasis paru.
2. Aspergilosis paru.
21. Kandidiasis Etiologi
Candida albicans
merupakan jenis
paling patogen,
Sekresi proteinase
yang dpat merusak
sel amplop
Spesies lain: Candida
glabrata, Candida
parapsilosis, Candida
tropicalis, krusei, dsb
Predisposisi
endogen
• Kehamilan
• Obesitas
• Endokrinopati
• Infeksi kronis
• Pengaruh
obat
• Usia
• Gangguan
imunitas
23. Kandidiasis paru
9/22/2016
23
Terbagi menjadi kandidiasis bronkial dan kandidiasis
paru
a. Kandidiasis bronkial
dinding mukosa bronkus plak plak
batuk batuk keras, dahak sedikit dan
mengental warna seperti susu
Dahak didapatkan Kandida albikans DX
Kandidiasis bronkial : Kandida albikans (+)
secara berulang ulang
Gambaran radiologik foto dada normal
atau dijumpai pengaburan berupa garis
dilapangan tengah dan bawah paru.
24. 9/22/2016
24
b. Kandidiasis paru
Tampak sakit, demam, pernapasan dan nadi
cepat, batuk-batuk, hemaptoe, sesak dan
nyeri dada
Foto dada tampak pengaburan dengan
batas tidak jelas terutama dilapangan
bawah paru, efusi pleura
Diagnosa ditemukan jamur Kandida di
sputum, kultur yang positip dengan medium
agar Sabouraud pemeriksaan berulang-
ulang
25. Aspergillosis paru
9/22/2016
25
1. Allergic Bronkhopulnlonary Aspergillosis
(ABPA)
pada penyandang asma bronkhial
Aspergillosis proliferasi pada mukus yang
pekat dan biasanya intiltrat terlihat pada rota
rontgen "Mucous plug"
Eosinofilia sering dijumpai
2. Bola jamur (fungus ball) atau Aspergiloma
Aspergillus tumbuh pada kavitas yang
berhubungan dengan saluran nafas
Reaksi inflamasi terjadi disekitar kavitas, tapi
jamur tidak menginvasinya,
Gejala klinis umumnya adalah batuk darah.
26. 9/22/2016
26
3. Aspergilosis Nekrotikans
Bentuk antara Aspergiloma dan Aspergillosis
invasif
penderita usia menengah atau perokok lama
>>
terjadi kavitas fibrotik biasanya terdapat
pada lobus atas
4. Aspergilosis lnvasif
Penderita dengan gangguan immun dan
netropeni faktor predisposisi
Gambaran rontgen lnfiltrat bilaterlal,
berbentuk bulat dan noduler menjadi
kavitasi
Jumlah lekosit darah tepi meningkat
28. Diagnosis jamur paru
9/22/2016
28
1. Kecurigaan terhadap kemungkinan infeksi jamur di paru.
anamnesis, pemeriksaan fisik gejala/tanda klinik
2. Pemeriksaan diagnostik
Foto toraks PA dan lateral, CT Scant toraks.
Sputum: mikroskopis jamur dan kultur
Bronkoskopi: sekret bronkus, bilasan bronkus,
transbronkial lung biopsi
Aspirasi paru dengan jarum.
3. Pemeriksaan laboratorium darah
darah rutin lekosistosis
Kultur darah
Pemeriksaan serologi
29. Antibodi tes: Histoplasmosis,
Blastomycosis, Coccidioidomycosis
9/22/2016
29
Histoplasmosis, coccidioidomycosis, &
blastomycosis deep mycoses
Tes mendeteksi antibodi yg muncul akibat
infeksi presipitin & complement fixation
Nilai rujukan
Normal
Negative
CF titer: 1:8
Immunodiffusion: negative
30. 9/22/2016
30
Implikasi klinis
Antibodies thd Coccidioides, Blastomyces, &
Histoplasma muncul di awal penyakit mg 1 -4,
kmdn menghilang
Hasil (-) tdk pasti menyingkirkan diagnosis
Titer CF 1:8 lbh baik diasumsikan ada infeksi
Faktor yg mempengaruhi
Ab bs didapatkan pd orang sehat
cross-reactions tes blastomycosis dgn
histoplasmosis
50% penderita blastomycosis hasil (-) dg pem
CF
31. Antibodi Tes: Candida
9/22/2016
31
Candidiasis disebabkan oleh Candida
albicans
Identifikasi Ab membantu diagnosis jk hasil
kultur (-)
Metode imunodifusi,
counterimmunoelectrophoresis (CIE),
aglutinasi latex
Nilai rujukan
Normal (-)
36. SCABIES
9/22/2016
36
4 tanda kardinal:
Pruritus nokturnal
Adanya anggota keluarga lain yang terkena
infeksi.
Adanya terowongan pd tempat predileksi
warna putih/keabu-abuan berbentuk garis lurus
/berkelok, panjang ± 1 cm, pada ujung terowongan
ditemukan papul /vesikel
Ditemukan tungau
2 gejala kardinal diagnosis skabies
37. Pemeriksaan laboratorium
9/22/2016
37
Sarcoptes scabei didapatkan dgn membuka
terowongan /vesikula /pustula sambil
mengorek dasarnya
Hasil kerokan kaca sediaan beri
beberapa tetes gliserin / minyak emersion
tutup dengan gelas penutup Lihat
dibawah mikroskop (obyektif 10/40x)
positif bila didapatkan Sarcoptes scabei atau
telurnya.
Diagnosis pasti jika didapatkan Sarcoptes
scabei atau telurnya pada sediaan
47. CACING KREMI
9/22/2016
47
Enterobius vermicularis
Metode Graham Scoth tape
Apusan perianal (dg selotip) pagi hari,
bangun tidur, sebelum mandi dan atau
buang air besar
Letakan di bwh mikroskop (+):
didapatkan cacing atau telur
51. PEMERIKSAAN FILARIASIS
9/22/2016
51
1. Deteksi mikrofilaria
Diagnosis pasti ditemukan mikrofilaria di
darah.
Sampel diambil antara tengah malam – jam 2
pagi apusan darah dicat Giemsa
diperiksa di bawah mikroskop.
Pada keadaan kronis, cacing betina yang
biasanya mengeluarkan larva telah mati,
sehingga mikrofilaria tidak ditemukan di
darah.
52. 9/22/2016
52
2. Deteksi cacing dewasa
Diagnosis ditemukan cacing dewasa
pada biopsi nodus limfatikus.
Biopsi kelenjar dilakukan bila mikrofilaria
tidak ditemukan dalam darah.
Biopsi dilakukan pada kelenjar limfe
ekstremitas
53. 9/22/2016
53
3. Deteksi antigen
Deteksi W. bancrofti metode ELISA.
Antibodi monoklonal AD12 atau Og4C3.
Ab AD12 mengenali 200kD antigen pada cacing
dewasa.
menjadi rapid test ICT diagnosis (Sensitivitas 96
– 100%, spesifisitas 100%)
Ab Og4C3 mengenali antigen cacing dewasa
(Sensitivitas 100%, spesifisitas 98,6 – 100%)
Sampel 1 ml darah.
Jika hasil positif W. bancrofti dewasa yang hidup
Keuntungan sampel dapat diambil sewaktu-waktu
54. 9/22/2016
54
4. Antibodi spesifik filaria
deteksi antibodi anti filaria (IgG anti Brugia)
untuk memeriksa penduduk yang menetap
sementara / pelancong di daerah endemik
filariasis.
Total IgG anti filarial tidak spesifik
seorang individu terinfeksi atau tidak ?
Subklas IgG4 lebih spesifik kadar
meningkat pada infeksi aktif W. bancrofti.
56. 9/22/2016
56
6. Pemeriksaan lain
Eosinofilia
tidak spesifik
Peningkatan kadar IgE
Peningkatan corakan bronkovaskular pada X foto
thorax
Pemeriksaan adanya chilus pada cairan transudat