SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
  M emandang keterbelakangan negara-negara berkembang sebagai akibat pola hubungan kekuasaan internasional yang tidak adil. <br />Perhatian utama teori ini ditujukan pada pentingnya menyusun kebijakan baru untuk menghapuskan kemiskinan secara total, menyediakan kesempatan kerja yang lebih bervariasi, dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan. <br />Teori ini cenderung menyangsikan bahwasanya pertumbuhan ekonomi akan dapat diraih melalui cara-cara yang dianjurkan secara gencar oleh model-model pertumbuhan bertahap linier maupun teori-teori perubahan struktural. <br />  D ekade 1980-an <br />Kontrarevolusi neoklasik (seringkali disebut neoliberal) <br />menekankan pada peranan menguntungkan yang dimainkan oleh pasarpasar bebas, perekonomian terbuka, dan swastanisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah atau negara yang kebanyakan memang tidak efisien dan boros. <br />Menurut teori ini, kegagalan pembangunan tidak disebabkan oleh kekuatan-kekuatan eksternal maupun internal sebagaimana diyakini oleh para tokoh teorisi ketergantungan, melainkan diakibatkan oleh terlalu banyaknya campur tangan dan regulasi pemerintah dalam kehidupan perekonomian nasional. <br />  Akhir 1980-an dan A wal 1990-an <br />T eori baru pertumbuhan ekonomi. <br />Teori ini mencoba memodifikasikan dan mengembangkan teori pertumbuhan tradisional sedemikian rupa sehingga ia dapat menjelaskan mengapa ada sebagian negara yang mampu berkembang begitu cepat sedangkan yang lain begitu sulit atau bahkan mengalami stagnasi (kemacetan). <br />Teori baru ini juga bermaksud menjelaskan mengapa meskipun konsep-konsep neoklasik seperti pasar bebas dan otonomi sektor swasta begitu gencar didengungkan, tetapi peranan pemerintah dalam keseluruhan proses pembangunan masih tetap sangat besar. <br />  1. Teori Tahapan Linier <br />Tahap-tahap Pertumbuhan Rostow . <br />Model Pertumbuhan Harrod-Domar . <br />Syarat-syarat yang Diperlukan dan yang Harus Ada : Beberapa Kritik Terhadap Model Pembangunan Bertahap . <br />  Rostow : Stages-of-growth-models of development (Model-model pembangunan pertumbuhan bertahap) <br />Menurut Rostow, dalam proses pembangunannya , suatu negara akan melalui beberapa tahapan yang utama sebagai berikut: <br />tahapan tradisional, dengan pendapatan per kapita yang rendah dan kegiatan ekonomi yang stagnan; <br />tahapan transisional, di mana tahap prakondisi bagi pertumbuhan dipersiapkan; <br />tahapan lepas landas (ini merupakan permulaan bagi adanya proses pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan); <br />tahapan awal menuju ke kematangan ekonomi ; serta <br />tahapan produksi dan konsumsi massal yang bersifat industri (inilah tahapan pembangunan atau development stage ). <br />  Harrod-Domar growth model (Model pertumbuhan Harrod-Domar) <br />Sebuah persamaan yang menunjukkan hubungan fungsional secara ekonomis antara berbagai variabel pokok ekonomi. <br />Pada intinya model ini menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GDP (g) secara langsung tergantung pada tingkat tabungan nasional (s) dan sebaliknya akan menentukan rasio modal-output (k), sehingga persamaannya adalah g = s/k. <br />Persamaan tersebut mengambil nama dari dua orang ekonom terkemuka, yakni Sir Roy Harrod dari Inggris dan E. V. Domar dari Amerika Serikat. <br />  Syarat-syarat yang Diperlukan dan yang Harus Ada: Beberapa Kritik Terhadap Model Pembangunan Bertahap <br />G agasan dasar tentang pembangunan yang terkandung dalam teori-teori pertumbuhan bertahap tersebut di atas tidak selalu berlaku. <br />Alasan utama tidak berlakunya teori tersebut bukan karena tabungan dan investasi tidak lagi merupakan syarat penting ( necessary condition ) bagi pemacuan pertumbuhan ekonomi, <br />akan tetapi karena dalam kenyataannya telah terbukti bahwa pengadaan tabungan dan investasi itu saja belumlah syarat cukup ( sufficient condition ) untuk memacu pertumbuhan ekonomi. <br />  Necessary C ondition (Syarat P erlu) <br />Syarat yang diperlukan demi terjadinya suatu peristiwa meskipun mungkin jika syarat itu tidak disertai oleh yang lain, maka peristiwa tersebut bisa tidak terjadi. <br />Sebagai contoh, pembentukan modal (capital) merupakan syarat perlu guna menunjang pertumbuhan ekonomi (sebelum pertumbuhan output terjadi, harus ada alatnya dahulu untuk menghasilkan output tersebut). <br />Akan tetapi, agar pertumbuhan tersebut bisa berlangsung secara berkesinambungan, maka harus ada pula perubahan sosial, kelembagaan dan sikap yang bersifat menunjang. <br />  Sufficient C ondition (Syarat C ukup) <br />Suatu kondisi atau syarat yang harus dipenuhi guna memungkinkan sesuatu hal bisa terjadi. <br />Sebagai contoh, menjadi mahasiswa dari sebuah universitas tertentu merupakan syarat cukup untuk menerima pinjaman dana dari Program Kredit Mahasiswa. <br />  Model pembangunan Rostow dan Harrod-Domar secara implisit ternyata mengasumsikan adanya sikap-sikap dan pengaturan yang sama di negara-negara terbelakang. <br />Akan tetapi, asumsi itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di negara-negara Dunia Ketiga. <br />Negara-negara tersebut masih sangat kekurangan faktor-faktor komplementer yang paling penting seperti halnya kecakapan manajerial, tenaga kerja yang terlatih, kemampuan perencanaan dan pengelolaan berbagai proyek pembangunan, dsb . <br />T eori-teori pertumbuhan bertahap boleh dikatakan telah gagal total dalam memperhitungkan pelbagai kenyataan penting lainnya. <br />  N egara-negara Dunia Ketiga sekarang ini merupakan bagian integral dari suatu sistem internasional yang sedemikian rumit dan integratif, sehingga strategi-strategi pembangunan yang paling hebat dan terencana secara matang sekalipun dapat dimentahkan begitu saja oleh kekuatan-kekuatan asing yang keberadaan dan sepak-terjangnya sama sekali di luar kendali negara-negara yang bersangkutan. <br />M aka muncullah pendekatan yang lebih baru dan radikal yang mencoba mengkombinasikan faktor-faktor ekonomi dan institusional ke dalam suatu model sistem baru mengenai kemajuan dan keterbelakangan internasional. <br />Pendekatan itu selanjutnya disebut sebagai paradigma ketergantungan internasional . <br />  2. Model Perubahan Struktural <br />M ekanisme yang memungkinkan negara-negara terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke kehidupan perkotaan, dan lebih bervariasi, serta memiliki sektor industri manufaktur dan sektor jasa-jasa yang tangguh. <br />Model perubahan struktural tersebut dalam analisisnya menggunakan perangkat-perangkat neoklasik berupa konsep-konsep harga dan alokasi sumber daya, serta metode-metode ekonometri untuk menjelaskan terjadinya proses transformasi. <br />Aliran pendekatan perubahan struktural ini didukung oleh ekonom-ekonom yang sangat terkemuka seperti W. Arthur Lewis yang termasyur dengan model teoretisnya tentang &quot;surplus tenaga kerja dua sektor&quot; ( two sector surplus labor ) dan Hollis B. Chenery yang sangat terkenal dengan analisis empirisnya tentang &quot;pola-pola pembangunan&quot; ( patterns of development ). <br />  Model Perubahan Struktural <br />Teori Pembangunan Lewis : <br />T ransformasi struktural ( structural transformation ) <br />Model dua-sektor Lewis ( Lewis two-sector model ) <br />Perubahan Struktural dan Pola-pola Pembangunan . <br />Kesimpulan-kesimpulan dan Implikasinya . <br />  Structural T ransformation (Transformasi S truktural) <br />Proses pengubahan struktur industri dari suatu perekonomian agar kontribusi sektor manufaktur terhadap pendapatan nasional (national income) lebih tinggi daripada sektor pertanian. <br />D apat juga diartikan sebagai perubahan komposisi industri dalam perekonomian. <br />Misalnya: primary sector, secondary sector, dan tertiary industrial sector. <br />  Lewis T wo- S ector M model (Model dua-sektor Lewis) <br />Teori pembangunan yang menyatakan bahwa jika surplus tenaga kerja (surplus labor) dari sektor pertanian tradisional bisa dialihkan ke sektor industri modern yang daya serap tenaga kerjanya semakin tinggi, maka hal itu akan mempromosikan industrialisasi dan dengan sendirinya akan memacu adanya pembangunan secara berkesinambungan. <br />  3. Revolusi Ketergantungan Internasional ( international dependence revolution ) <br />Model Ketergantungan Neokolonial . <br />Model Paradigma Palsu . <br />Tesis Pembangunan Dualistik . <br />  Model Ketergantungan Neokolonial ( Neocolonial dependence model ) <br />Suatu model yang dalil utamanya menyatakan bahwa terjadi dan berlarut-larutnya keterbelakangan di negara-negara Dunia Ketiga disebabkan oleh aneka kebijakan ekonomi, sosial, politik, dan bahkan budaya eksploitatif yang dimainkan oleh negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang, se h ingga tidak ubahnya ketika mereka memperlakukan wilayah jajahannya di masa sebelumnya. <br />  Model Paradigma Palsu ( False-paradigm model of underemployment ) <br />B ahwa negara-negara Dunia Ketiga telah gagal mencapai kemajuan yang cukup berarti karena strategi pembangunan mereka (biasanya disarankan oleh pakar ekonomi Barat) didasarkan pada model-model pembangunan &quot;yang keliru&quot; yang jelas tidak cocok dengan kebutuhan mereka yang mendasar. <br />Model pembangunan yang selama ini telah mereka terapkan terlalu menekankan pada akumulasi kapital (capital accumulation) tanpa memberi perhatian secukupnya pada perlunya untuk mengadakan perubahan-perubahan sosial dan kelembagaan. <br />  Tesis Pembangunan Dualistik <br />P andangan ini melihat dunia terbagi ke dalam dua kelompok besar, yakni negara-negara kaya dan miskin. <br />Di negara-negara kaya memang masih ada sebagian penduduknya yang miskin, dan sebaliknya di negara-negara miskin pun ada segelintir penduduknya yang makmur sejahtera. <br />Dualisme (dualism) adalah sebuah konsep yang dibahas secara luas dalam ilmu ekonomi pembangunan. <br />Konsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian lama terus melebar antara negara-negara kaya dan miskin, serta di antara orang-orang kaya dan miskin pada berbagai tingkatan di setiap negara. <br />  Pada dasarnya, konsep dualisme ini terdiri dari empat elemen kunci sebagai berikut: <br />Di setiap tempat dan konteks, selalu saja ada sejumlah elemen &quot;superior&quot; dan sekaligus elemen &quot;inferior&quot;. <br />Koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat sementara atau transisional, melainkan. sesuatu yang bersifat baku, permanen atau kronis. <br />Kadar superioritas serta inferioritas dari masing-masing elemen tersebut bukan hanya tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang, melainkan bahkan cenderung meningkat. <br />Hubungan saling-keterkaitan antara elemen-elemen yang superior dengan elemenelemen lainnya yang inferior tersebut terbentuk dan berlangsung sedemikian rupa sehingga keberadaan elemen-elemen superior sangat sedikit atau sama sekali tidak membawa manfaat untuk meningkatkan kedudukan elemen-elemen yang inferior. <br />  Dengan demikian, apa yang disebut sebagai prinsip &quot;penetesan kemakmuran ke bawah&quot; ( trickle down effect ) itu sesungguhnya sulit diterima. <br />Bahkan di dalam kenyataannya, elemen-elemen superior tersebut justru tidak jarang memanfaatkan, memanipulasi, mengekploitasi ataupun menggencet elemen-elemen yang inferior. <br />Jadi, yang mereka kembangkan justru keterbelakangannya. <br />  4. Kontrarevolusi P asar B ebas Neoklasik ( neoclassical free-market counterrevolution ); <br />Tantangan bagi Pendekatan Statis <br />Pasar Bebas <br />Pilihan Rasional <br />Ramah Terhadap Pasar <br />Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional (‘lama’) <br />  Pasar Bebas <br />K ondisi keterbelakangan negara-negara berkembang bersumber dari buruknya keseluruhan alokasi sumber daya yang selama ini bertumpu pada kebijakan-kebijakan pengaturan harga yang tidak tepat dan adanya campur tangan pemerintah yang berlebihan. <br />  Oleh karena itu, dengan membiarkan pasar bebas ( free markets ) hadir dan beroperasi secara penuh, pelaksanaan swastanisasi perusahaan milik pemerintah, promosi perdagangan bebas dan pengembangan ekspor, menarik para investasi asing (misalnya, investor dari negara-negara maju), serta pembatasan regulasi dan distorsi harga pada pasar input, pasar output maupun pasar keuangan, maka, efisiensi serta pertumbuhan ekonomi akan terpacu secara lebih optimal. <br />  Pilihan Rasional <br />B ahwa apa yang dilakukan pemerintah dalam urusan-urusan ekonomi selalu salah, sehingga setiap bentuk intervensi pemerintah harus dijauhi. <br />Pandangan pedas ini bertolak dari asumsi dasa r yang meyakini bahwa sikap, tindakan, dan keputusan para politisi, birokrat, warga negara biasa, apalagi pejabat pemerintah, senantiasa bertolak dari kepentingan-kepentingan mereka sendiri, tidak peduli apa konsekuensinya terhadap pihak lain. <br />  Ramah t erhadap Pasar <br />Pendekatan ini mengakui adanya berbagai kelemahan atau ketidaksempurnaan pasar, baik itu pasar produk maupun pasar faktor, di negara-negara Dunia Ketiga, dan bahwa pemerintah memang perlu menjalankan peran aktif dalam perekonomian, khususnya untuk mengoreksi pelbagai ketidaksempurnaan pasar itu. <br />Yang ditekankan oleh pendekatan ini adalah, intervensi pemerintah itu haruslah bersifat &quot;nonselektif&quot; atau ramah terhadap (disesuaikan dengan) mekanisme pasar. <br />  Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional (‘lama’) Traditional (Old) neoclassical growth theory <br />Model pertumbuhan Robert Solow yang menyatakan bahwasanya ekuilibrium pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang itu sama dengan nol, dan pendapatan per kapita dari semua negara cenderung merasa atau menjadi sama besarnya. <br />Teori ini sendiri bertolak dari konsep persaingan sempurna (perfect competition) dan prinsip skala hasil (returns to scale) yang konstan. <br />  5. Teori Pertumbuhan yang Baru ( new or endogenous theory of economic growth ) . <br />M erupakan pengembangan dan modifikasi dari teori pertumbuhan tradisional (traditional growth theory) yang khusus dirancang untuk menjelaskan alasan mengapa ekuilibrium pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang bisa positif dan bervariasi di kalangan negara-negara, dan mengapa pula arus modal justru cenderung mengalir dari negara-negara miskin ke negara-negara maju yang tentunya lebih kaya, meskipun rasio modal-tenaga kerja (capital-labor ratio) di negara-negara miskin ter<br />sebut masih rendah.<br />
Nuban pembangunan
Nuban pembangunan
Nuban pembangunan
Nuban pembangunan
Nuban pembangunan
Nuban pembangunan

Contenu connexe

Tendances

Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
dayattaufik21
 
Revolusi ketergantungan internasional-Ekonomi Pembangunan
Revolusi ketergantungan internasional-Ekonomi PembangunanRevolusi ketergantungan internasional-Ekonomi Pembangunan
Revolusi ketergantungan internasional-Ekonomi Pembangunan
Falanni Firyal Fawwaz
 
Pergeseran paradigma dalam pembangunan
Pergeseran paradigma dalam pembangunanPergeseran paradigma dalam pembangunan
Pergeseran paradigma dalam pembangunan
Wiekewardani
 
Teori pertumbuhan-ekonomi
Teori pertumbuhan-ekonomiTeori pertumbuhan-ekonomi
Teori pertumbuhan-ekonomi
fitriyani33
 

Tendances (20)

Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
 
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
 
Revolusi ketergantungan internasional-Ekonomi Pembangunan
Revolusi ketergantungan internasional-Ekonomi PembangunanRevolusi ketergantungan internasional-Ekonomi Pembangunan
Revolusi ketergantungan internasional-Ekonomi Pembangunan
 
evolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunan
evolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunanevolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunan
evolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunan
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Konsep Ekonomi Pembangunan
Konsep Ekonomi PembangunanKonsep Ekonomi Pembangunan
Konsep Ekonomi Pembangunan
 
evolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunan
evolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunanevolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunan
evolusi teori pembangunan dan tujuan pembangunan
 
Teori pembangunan
Teori pembangunanTeori pembangunan
Teori pembangunan
 
Neo klasik
Neo klasikNeo klasik
Neo klasik
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Pergeseran paradigma dalam pembangunan
Pergeseran paradigma dalam pembangunanPergeseran paradigma dalam pembangunan
Pergeseran paradigma dalam pembangunan
 
Pengantar ekp bab 3
Pengantar ekp bab 3Pengantar ekp bab 3
Pengantar ekp bab 3
 
Teori pertumbuhan ekonomi klasik
Teori pertumbuhan ekonomi klasikTeori pertumbuhan ekonomi klasik
Teori pertumbuhan ekonomi klasik
 
Evolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunanEvolusi makna pembangunan
Evolusi makna pembangunan
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 
Teori pertumbuhan-ekonomi
Teori pertumbuhan-ekonomiTeori pertumbuhan-ekonomi
Teori pertumbuhan-ekonomi
 
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
 
BMP ESPA4228
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
 

En vedette

Blackpool + The Fylde College. Reference
Blackpool + The Fylde College. ReferenceBlackpool + The Fylde College. Reference
Blackpool + The Fylde College. Reference
Jeff Bowcock
 
Boot Verbs Keynote
Boot Verbs KeynoteBoot Verbs Keynote
Boot Verbs Keynote
pr437140mhs
 
экскурсия итог
экскурсия итогэкскурсия итог
экскурсия итог
limkaa
 
Automatización Ingreso LMS - Blackboard
Automatización Ingreso LMS - BlackboardAutomatización Ingreso LMS - Blackboard
Automatización Ingreso LMS - Blackboard
Walter Pérez
 
Currículo MARCOS PINTO - 2014B
Currículo MARCOS PINTO - 2014BCurrículo MARCOS PINTO - 2014B
Currículo MARCOS PINTO - 2014B
Marcos Pinto
 
Презентация ZWCAD 2009i
Презентация ZWCAD 2009iПрезентация ZWCAD 2009i
Презентация ZWCAD 2009i
Alexandr
 
R E M E D I E S I F O U N D U S E F U L I N J O I N T P A I N S D R S...
R E M E D I E S  I  F O U N D  U S E F U L  I N  J O I N T  P A I N S  D R  S...R E M E D I E S  I  F O U N D  U S E F U L  I N  J O I N T  P A I N S  D R  S...
R E M E D I E S I F O U N D U S E F U L I N J O I N T P A I N S D R S...
Monika Gavali
 
PresentacióN Musicoprograma 1
PresentacióN Musicoprograma 1PresentacióN Musicoprograma 1
PresentacióN Musicoprograma 1
torresgonzalez
 
First Choice Holidays - Recommendation
First Choice Holidays - RecommendationFirst Choice Holidays - Recommendation
First Choice Holidays - Recommendation
Jeff Bowcock
 
Estratégias de Marketing para o Mercado Global
Estratégias de Marketing para o Mercado GlobalEstratégias de Marketing para o Mercado Global
Estratégias de Marketing para o Mercado Global
Marketing Puro
 
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
Sarahvictoriadick
 
As instituições da união europeia
As instituições da união europeiaAs instituições da união europeia
As instituições da união europeia
João Couto
 

En vedette (20)

Blackpool + The Fylde College. Reference
Blackpool + The Fylde College. ReferenceBlackpool + The Fylde College. Reference
Blackpool + The Fylde College. Reference
 
Boot Verbs Keynote
Boot Verbs KeynoteBoot Verbs Keynote
Boot Verbs Keynote
 
экскурсия итог
экскурсия итогэкскурсия итог
экскурсия итог
 
Automatización Ingreso LMS - Blackboard
Automatización Ingreso LMS - BlackboardAutomatización Ingreso LMS - Blackboard
Automatización Ingreso LMS - Blackboard
 
Currículo MARCOS PINTO - 2014B
Currículo MARCOS PINTO - 2014BCurrículo MARCOS PINTO - 2014B
Currículo MARCOS PINTO - 2014B
 
Презентация ZWCAD 2009i
Презентация ZWCAD 2009iПрезентация ZWCAD 2009i
Презентация ZWCAD 2009i
 
A Queda do Muro de Berlim
A Queda do Muro de BerlimA Queda do Muro de Berlim
A Queda do Muro de Berlim
 
R E M E D I E S I F O U N D U S E F U L I N J O I N T P A I N S D R S...
R E M E D I E S  I  F O U N D  U S E F U L  I N  J O I N T  P A I N S  D R  S...R E M E D I E S  I  F O U N D  U S E F U L  I N  J O I N T  P A I N S  D R  S...
R E M E D I E S I F O U N D U S E F U L I N J O I N T P A I N S D R S...
 
PresentacióN Musicoprograma 1
PresentacióN Musicoprograma 1PresentacióN Musicoprograma 1
PresentacióN Musicoprograma 1
 
Skcg 20111111 smm
Skcg 20111111 smmSkcg 20111111 smm
Skcg 20111111 smm
 
First Choice Holidays - Recommendation
First Choice Holidays - RecommendationFirst Choice Holidays - Recommendation
First Choice Holidays - Recommendation
 
Especialização em Banca - Fotos Turma 4ª edição
Especialização em Banca - Fotos Turma 4ª ediçãoEspecialização em Banca - Fotos Turma 4ª edição
Especialização em Banca - Fotos Turma 4ª edição
 
Crise dos mísseis
Crise dos mísseisCrise dos mísseis
Crise dos mísseis
 
تفسير العشر الأخير من القرآن الكريم ويليه أحكام تهم المسلم
 تفسير العشر الأخير من القرآن الكريم ويليه أحكام تهم المسلم  تفسير العشر الأخير من القرآن الكريم ويليه أحكام تهم المسلم
تفسير العشر الأخير من القرآن الكريم ويليه أحكام تهم المسلم
 
0. Marketing Financeiro e Estratégia - concept
0. Marketing Financeiro e Estratégia - concept0. Marketing Financeiro e Estratégia - concept
0. Marketing Financeiro e Estratégia - concept
 
Marketing internacional
Marketing internacionalMarketing internacional
Marketing internacional
 
Estratégias de Marketing para o Mercado Global
Estratégias de Marketing para o Mercado GlobalEstratégias de Marketing para o Mercado Global
Estratégias de Marketing para o Mercado Global
 
Closed Question Answers - Trailer
Closed Question Answers - TrailerClosed Question Answers - Trailer
Closed Question Answers - Trailer
 
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
How did you use new media technologies in the construction, research and plan...
 
As instituições da união europeia
As instituições da união europeiaAs instituições da união europeia
As instituições da união europeia
 

Similaire à Nuban pembangunan

Pertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptx
Pertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptxPertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptx
Pertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptx
nairaazkia89
 
Teori Pembangunan negara berkembang kotemporer
Teori Pembangunan negara berkembang kotemporerTeori Pembangunan negara berkembang kotemporer
Teori Pembangunan negara berkembang kotemporer
AugustBabel
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah Assagaf
 
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNANUNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Dorii Listypeach
 

Similaire à Nuban pembangunan (20)

Pertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptx
Pertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptxPertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptx
Pertemuan 4-Ekonomi Pembangunan Konvensional - Copy [Autosaved].pptx
 
ADMINISTRASI PEMBANGUNAN.ppt
ADMINISTRASI PEMBANGUNAN.pptADMINISTRASI PEMBANGUNAN.ppt
ADMINISTRASI PEMBANGUNAN.ppt
 
4.-Teori-teori-Pembangunan.pdf
4.-Teori-teori-Pembangunan.pdf4.-Teori-teori-Pembangunan.pdf
4.-Teori-teori-Pembangunan.pdf
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Manajemen pembangunan
Manajemen pembangunanManajemen pembangunan
Manajemen pembangunan
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
 
Teori Pembangunan negara berkembang kotemporer
Teori Pembangunan negara berkembang kotemporerTeori Pembangunan negara berkembang kotemporer
Teori Pembangunan negara berkembang kotemporer
 
Reza Maulana idris_tugas ekonomi wilayah dan kota#1 (1).pptx
Reza Maulana idris_tugas ekonomi wilayah dan kota#1 (1).pptxReza Maulana idris_tugas ekonomi wilayah dan kota#1 (1).pptx
Reza Maulana idris_tugas ekonomi wilayah dan kota#1 (1).pptx
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
 
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomiModel ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
 
Teori pembangunan dan konsep pengembagan wilayah
Teori pembangunan dan konsep pengembagan wilayahTeori pembangunan dan konsep pengembagan wilayah
Teori pembangunan dan konsep pengembagan wilayah
 
Tugas 4 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 4 restu antika 11140107 (5 v ma)Tugas 4 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 4 restu antika 11140107 (5 v ma)
 
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
 
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNANUNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
 
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
 
teori-pertumbuhan-ekonomi.ppt
teori-pertumbuhan-ekonomi.pptteori-pertumbuhan-ekonomi.ppt
teori-pertumbuhan-ekonomi.ppt
 
Suprianto sihombing kebijakan publik sp
Suprianto sihombing kebijakan publik spSuprianto sihombing kebijakan publik sp
Suprianto sihombing kebijakan publik sp
 
Teori dan Konsep Pembangunan.pptx
Teori dan Konsep Pembangunan.pptxTeori dan Konsep Pembangunan.pptx
Teori dan Konsep Pembangunan.pptx
 
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptxEkonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
Ekonomi Makro - 2 (Teori Pertumbuhan).pptx
 

Nuban pembangunan

  • 1.  M emandang keterbelakangan negara-negara berkembang sebagai akibat pola hubungan kekuasaan internasional yang tidak adil. <br />Perhatian utama teori ini ditujukan pada pentingnya menyusun kebijakan baru untuk menghapuskan kemiskinan secara total, menyediakan kesempatan kerja yang lebih bervariasi, dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan. <br />Teori ini cenderung menyangsikan bahwasanya pertumbuhan ekonomi akan dapat diraih melalui cara-cara yang dianjurkan secara gencar oleh model-model pertumbuhan bertahap linier maupun teori-teori perubahan struktural. <br /> D ekade 1980-an <br />Kontrarevolusi neoklasik (seringkali disebut neoliberal) <br />menekankan pada peranan menguntungkan yang dimainkan oleh pasarpasar bebas, perekonomian terbuka, dan swastanisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah atau negara yang kebanyakan memang tidak efisien dan boros. <br />Menurut teori ini, kegagalan pembangunan tidak disebabkan oleh kekuatan-kekuatan eksternal maupun internal sebagaimana diyakini oleh para tokoh teorisi ketergantungan, melainkan diakibatkan oleh terlalu banyaknya campur tangan dan regulasi pemerintah dalam kehidupan perekonomian nasional. <br /> Akhir 1980-an dan A wal 1990-an <br />T eori baru pertumbuhan ekonomi. <br />Teori ini mencoba memodifikasikan dan mengembangkan teori pertumbuhan tradisional sedemikian rupa sehingga ia dapat menjelaskan mengapa ada sebagian negara yang mampu berkembang begitu cepat sedangkan yang lain begitu sulit atau bahkan mengalami stagnasi (kemacetan). <br />Teori baru ini juga bermaksud menjelaskan mengapa meskipun konsep-konsep neoklasik seperti pasar bebas dan otonomi sektor swasta begitu gencar didengungkan, tetapi peranan pemerintah dalam keseluruhan proses pembangunan masih tetap sangat besar. <br /> 1. Teori Tahapan Linier <br />Tahap-tahap Pertumbuhan Rostow . <br />Model Pertumbuhan Harrod-Domar . <br />Syarat-syarat yang Diperlukan dan yang Harus Ada : Beberapa Kritik Terhadap Model Pembangunan Bertahap . <br /> Rostow : Stages-of-growth-models of development (Model-model pembangunan pertumbuhan bertahap) <br />Menurut Rostow, dalam proses pembangunannya , suatu negara akan melalui beberapa tahapan yang utama sebagai berikut: <br />tahapan tradisional, dengan pendapatan per kapita yang rendah dan kegiatan ekonomi yang stagnan; <br />tahapan transisional, di mana tahap prakondisi bagi pertumbuhan dipersiapkan; <br />tahapan lepas landas (ini merupakan permulaan bagi adanya proses pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan); <br />tahapan awal menuju ke kematangan ekonomi ; serta <br />tahapan produksi dan konsumsi massal yang bersifat industri (inilah tahapan pembangunan atau development stage ). <br /> Harrod-Domar growth model (Model pertumbuhan Harrod-Domar) <br />Sebuah persamaan yang menunjukkan hubungan fungsional secara ekonomis antara berbagai variabel pokok ekonomi. <br />Pada intinya model ini menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GDP (g) secara langsung tergantung pada tingkat tabungan nasional (s) dan sebaliknya akan menentukan rasio modal-output (k), sehingga persamaannya adalah g = s/k. <br />Persamaan tersebut mengambil nama dari dua orang ekonom terkemuka, yakni Sir Roy Harrod dari Inggris dan E. V. Domar dari Amerika Serikat. <br /> Syarat-syarat yang Diperlukan dan yang Harus Ada: Beberapa Kritik Terhadap Model Pembangunan Bertahap <br />G agasan dasar tentang pembangunan yang terkandung dalam teori-teori pertumbuhan bertahap tersebut di atas tidak selalu berlaku. <br />Alasan utama tidak berlakunya teori tersebut bukan karena tabungan dan investasi tidak lagi merupakan syarat penting ( necessary condition ) bagi pemacuan pertumbuhan ekonomi, <br />akan tetapi karena dalam kenyataannya telah terbukti bahwa pengadaan tabungan dan investasi itu saja belumlah syarat cukup ( sufficient condition ) untuk memacu pertumbuhan ekonomi. <br /> Necessary C ondition (Syarat P erlu) <br />Syarat yang diperlukan demi terjadinya suatu peristiwa meskipun mungkin jika syarat itu tidak disertai oleh yang lain, maka peristiwa tersebut bisa tidak terjadi. <br />Sebagai contoh, pembentukan modal (capital) merupakan syarat perlu guna menunjang pertumbuhan ekonomi (sebelum pertumbuhan output terjadi, harus ada alatnya dahulu untuk menghasilkan output tersebut). <br />Akan tetapi, agar pertumbuhan tersebut bisa berlangsung secara berkesinambungan, maka harus ada pula perubahan sosial, kelembagaan dan sikap yang bersifat menunjang. <br /> Sufficient C ondition (Syarat C ukup) <br />Suatu kondisi atau syarat yang harus dipenuhi guna memungkinkan sesuatu hal bisa terjadi. <br />Sebagai contoh, menjadi mahasiswa dari sebuah universitas tertentu merupakan syarat cukup untuk menerima pinjaman dana dari Program Kredit Mahasiswa. <br /> Model pembangunan Rostow dan Harrod-Domar secara implisit ternyata mengasumsikan adanya sikap-sikap dan pengaturan yang sama di negara-negara terbelakang. <br />Akan tetapi, asumsi itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di negara-negara Dunia Ketiga. <br />Negara-negara tersebut masih sangat kekurangan faktor-faktor komplementer yang paling penting seperti halnya kecakapan manajerial, tenaga kerja yang terlatih, kemampuan perencanaan dan pengelolaan berbagai proyek pembangunan, dsb . <br />T eori-teori pertumbuhan bertahap boleh dikatakan telah gagal total dalam memperhitungkan pelbagai kenyataan penting lainnya. <br /> N egara-negara Dunia Ketiga sekarang ini merupakan bagian integral dari suatu sistem internasional yang sedemikian rumit dan integratif, sehingga strategi-strategi pembangunan yang paling hebat dan terencana secara matang sekalipun dapat dimentahkan begitu saja oleh kekuatan-kekuatan asing yang keberadaan dan sepak-terjangnya sama sekali di luar kendali negara-negara yang bersangkutan. <br />M aka muncullah pendekatan yang lebih baru dan radikal yang mencoba mengkombinasikan faktor-faktor ekonomi dan institusional ke dalam suatu model sistem baru mengenai kemajuan dan keterbelakangan internasional. <br />Pendekatan itu selanjutnya disebut sebagai paradigma ketergantungan internasional . <br /> 2. Model Perubahan Struktural <br />M ekanisme yang memungkinkan negara-negara terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke kehidupan perkotaan, dan lebih bervariasi, serta memiliki sektor industri manufaktur dan sektor jasa-jasa yang tangguh. <br />Model perubahan struktural tersebut dalam analisisnya menggunakan perangkat-perangkat neoklasik berupa konsep-konsep harga dan alokasi sumber daya, serta metode-metode ekonometri untuk menjelaskan terjadinya proses transformasi. <br />Aliran pendekatan perubahan struktural ini didukung oleh ekonom-ekonom yang sangat terkemuka seperti W. Arthur Lewis yang termasyur dengan model teoretisnya tentang &quot;surplus tenaga kerja dua sektor&quot; ( two sector surplus labor ) dan Hollis B. Chenery yang sangat terkenal dengan analisis empirisnya tentang &quot;pola-pola pembangunan&quot; ( patterns of development ). <br /> Model Perubahan Struktural <br />Teori Pembangunan Lewis : <br />T ransformasi struktural ( structural transformation ) <br />Model dua-sektor Lewis ( Lewis two-sector model ) <br />Perubahan Struktural dan Pola-pola Pembangunan . <br />Kesimpulan-kesimpulan dan Implikasinya . <br /> Structural T ransformation (Transformasi S truktural) <br />Proses pengubahan struktur industri dari suatu perekonomian agar kontribusi sektor manufaktur terhadap pendapatan nasional (national income) lebih tinggi daripada sektor pertanian. <br />D apat juga diartikan sebagai perubahan komposisi industri dalam perekonomian. <br />Misalnya: primary sector, secondary sector, dan tertiary industrial sector. <br /> Lewis T wo- S ector M model (Model dua-sektor Lewis) <br />Teori pembangunan yang menyatakan bahwa jika surplus tenaga kerja (surplus labor) dari sektor pertanian tradisional bisa dialihkan ke sektor industri modern yang daya serap tenaga kerjanya semakin tinggi, maka hal itu akan mempromosikan industrialisasi dan dengan sendirinya akan memacu adanya pembangunan secara berkesinambungan. <br /> 3. Revolusi Ketergantungan Internasional ( international dependence revolution ) <br />Model Ketergantungan Neokolonial . <br />Model Paradigma Palsu . <br />Tesis Pembangunan Dualistik . <br /> Model Ketergantungan Neokolonial ( Neocolonial dependence model ) <br />Suatu model yang dalil utamanya menyatakan bahwa terjadi dan berlarut-larutnya keterbelakangan di negara-negara Dunia Ketiga disebabkan oleh aneka kebijakan ekonomi, sosial, politik, dan bahkan budaya eksploitatif yang dimainkan oleh negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang, se h ingga tidak ubahnya ketika mereka memperlakukan wilayah jajahannya di masa sebelumnya. <br /> Model Paradigma Palsu ( False-paradigm model of underemployment ) <br />B ahwa negara-negara Dunia Ketiga telah gagal mencapai kemajuan yang cukup berarti karena strategi pembangunan mereka (biasanya disarankan oleh pakar ekonomi Barat) didasarkan pada model-model pembangunan &quot;yang keliru&quot; yang jelas tidak cocok dengan kebutuhan mereka yang mendasar. <br />Model pembangunan yang selama ini telah mereka terapkan terlalu menekankan pada akumulasi kapital (capital accumulation) tanpa memberi perhatian secukupnya pada perlunya untuk mengadakan perubahan-perubahan sosial dan kelembagaan. <br /> Tesis Pembangunan Dualistik <br />P andangan ini melihat dunia terbagi ke dalam dua kelompok besar, yakni negara-negara kaya dan miskin. <br />Di negara-negara kaya memang masih ada sebagian penduduknya yang miskin, dan sebaliknya di negara-negara miskin pun ada segelintir penduduknya yang makmur sejahtera. <br />Dualisme (dualism) adalah sebuah konsep yang dibahas secara luas dalam ilmu ekonomi pembangunan. <br />Konsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian lama terus melebar antara negara-negara kaya dan miskin, serta di antara orang-orang kaya dan miskin pada berbagai tingkatan di setiap negara. <br /> Pada dasarnya, konsep dualisme ini terdiri dari empat elemen kunci sebagai berikut: <br />Di setiap tempat dan konteks, selalu saja ada sejumlah elemen &quot;superior&quot; dan sekaligus elemen &quot;inferior&quot;. <br />Koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat sementara atau transisional, melainkan. sesuatu yang bersifat baku, permanen atau kronis. <br />Kadar superioritas serta inferioritas dari masing-masing elemen tersebut bukan hanya tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang, melainkan bahkan cenderung meningkat. <br />Hubungan saling-keterkaitan antara elemen-elemen yang superior dengan elemenelemen lainnya yang inferior tersebut terbentuk dan berlangsung sedemikian rupa sehingga keberadaan elemen-elemen superior sangat sedikit atau sama sekali tidak membawa manfaat untuk meningkatkan kedudukan elemen-elemen yang inferior. <br /> Dengan demikian, apa yang disebut sebagai prinsip &quot;penetesan kemakmuran ke bawah&quot; ( trickle down effect ) itu sesungguhnya sulit diterima. <br />Bahkan di dalam kenyataannya, elemen-elemen superior tersebut justru tidak jarang memanfaatkan, memanipulasi, mengekploitasi ataupun menggencet elemen-elemen yang inferior. <br />Jadi, yang mereka kembangkan justru keterbelakangannya. <br /> 4. Kontrarevolusi P asar B ebas Neoklasik ( neoclassical free-market counterrevolution ); <br />Tantangan bagi Pendekatan Statis <br />Pasar Bebas <br />Pilihan Rasional <br />Ramah Terhadap Pasar <br />Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional (‘lama’) <br /> Pasar Bebas <br />K ondisi keterbelakangan negara-negara berkembang bersumber dari buruknya keseluruhan alokasi sumber daya yang selama ini bertumpu pada kebijakan-kebijakan pengaturan harga yang tidak tepat dan adanya campur tangan pemerintah yang berlebihan. <br /> Oleh karena itu, dengan membiarkan pasar bebas ( free markets ) hadir dan beroperasi secara penuh, pelaksanaan swastanisasi perusahaan milik pemerintah, promosi perdagangan bebas dan pengembangan ekspor, menarik para investasi asing (misalnya, investor dari negara-negara maju), serta pembatasan regulasi dan distorsi harga pada pasar input, pasar output maupun pasar keuangan, maka, efisiensi serta pertumbuhan ekonomi akan terpacu secara lebih optimal. <br /> Pilihan Rasional <br />B ahwa apa yang dilakukan pemerintah dalam urusan-urusan ekonomi selalu salah, sehingga setiap bentuk intervensi pemerintah harus dijauhi. <br />Pandangan pedas ini bertolak dari asumsi dasa r yang meyakini bahwa sikap, tindakan, dan keputusan para politisi, birokrat, warga negara biasa, apalagi pejabat pemerintah, senantiasa bertolak dari kepentingan-kepentingan mereka sendiri, tidak peduli apa konsekuensinya terhadap pihak lain. <br /> Ramah t erhadap Pasar <br />Pendekatan ini mengakui adanya berbagai kelemahan atau ketidaksempurnaan pasar, baik itu pasar produk maupun pasar faktor, di negara-negara Dunia Ketiga, dan bahwa pemerintah memang perlu menjalankan peran aktif dalam perekonomian, khususnya untuk mengoreksi pelbagai ketidaksempurnaan pasar itu. <br />Yang ditekankan oleh pendekatan ini adalah, intervensi pemerintah itu haruslah bersifat &quot;nonselektif&quot; atau ramah terhadap (disesuaikan dengan) mekanisme pasar. <br /> Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional (‘lama’) Traditional (Old) neoclassical growth theory <br />Model pertumbuhan Robert Solow yang menyatakan bahwasanya ekuilibrium pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang itu sama dengan nol, dan pendapatan per kapita dari semua negara cenderung merasa atau menjadi sama besarnya. <br />Teori ini sendiri bertolak dari konsep persaingan sempurna (perfect competition) dan prinsip skala hasil (returns to scale) yang konstan. <br /> 5. Teori Pertumbuhan yang Baru ( new or endogenous theory of economic growth ) . <br />M erupakan pengembangan dan modifikasi dari teori pertumbuhan tradisional (traditional growth theory) yang khusus dirancang untuk menjelaskan alasan mengapa ekuilibrium pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang bisa positif dan bervariasi di kalangan negara-negara, dan mengapa pula arus modal justru cenderung mengalir dari negara-negara miskin ke negara-negara maju yang tentunya lebih kaya, meskipun rasio modal-tenaga kerja (capital-labor ratio) di negara-negara miskin ter<br />sebut masih rendah.<br />