3. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
UNIT 3 :
PENGEMBANGAN DAN
PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN SUDUT BACA
Waktu : 2 jam
A. Pengantar
Dalam abad informasi, budaya/kebiasaan
membaca, kemampuan mencari dan me-
manfaatkan informasi perlu dikembangkan
pada diri siswa sejak dini. Keterampilan
informasi merupakan bekal yang diperlukan
siswa untuk terjun ke dunia modern yang
penuh persaingan. Mereka yang berhasil
adalah mereka yang menguasai informasi.
Peningkatan pemanfaatan perpustakaan
sekolah/sudut baca merupakan salah satu
cara yang efektif untuk meningkatkan
kebiasaan membaca dan mencari informasi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan sekolah (informatif, edukatif,
bersifat riset, dan rekreatif) banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang dihadapi
sekolah antara lain adalah: kurangnya minat baca siswa, kurangnya sarana/prasarana perpustakaan,
jumlah dan ragam buku yang tidak memadai, dan kurang serta rendahnya keterampilan tenaga
pustaka.
P A K E T P E L A T I H A N 4 43
4. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
B. Tujuan
Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan mampu:
1. meningkatkan minat/kebiasaan baca siswa sebagai sarana pengembangan keterampilan
informasi dan kemandirian belajar siswa
2. meningkatkan pemanfaatan perpustakaan
3. meningkatkan mutu pembelajaran dengan menggunakan perpustakaan/sudut baca sebagai
salah satu sumber belajar
4. meningkatkan jumlah buku dan ragam isi perpustakaan.
C. Alat dan Bahan
1. Buku-buku perpustakaan (pelajaran, referensi, bacaan)
2. Buku cerita
3. Fotocopy artikel/cerpen sejumlah peserta
4. Media cetak, media elektronik.
D. Langkah kegiatan
44 P A K E T P E L A T I H A N 4
5. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
Keterangan:
1. Pengantar (10 menit)
Diskusi umum mengenai minat baca siswa misalnya: pentingnya kebiasaan membaca, pengaruh
latar belakang keluarga terhadap pengembangan minat baca, pentingnya perpustakaan dan
sudut baca dalam membangun kebiasaan membaca siswa. Slide 1, 2, 3, 4, 5
2. Diskusi permasalahan dalam pengelolaan dan pengembangan perpustakaan/
sudut baca (25 menit)
a) Diskusi dalam kelompok (3-4 orang) mengenai permasalahan pengelolaan dan pengem-
bangan perpustakaan sekolah/sudut baca dan bagaimana usaha mengatasinya; slide 6
b) Kelompok memajangkan hasil diskusi dan saling mengunjungi untuk memberikan tanggapan
dan umpan balik.
3. Mendengarkan nara sumber dan tanya jawab (25 menit)
a) Nara sumber menceritakan pengalamannya bagaimana meningkatkan minat baca siswa
dan memanfaatkan perpustakaan dan sudut baca sebagai sumber belajar;
b) Diskusi membandingkan pengalaman nara sumber dengan kondisi di berbagai kelas/sekolah.
4. Menggali ide-ide/kegiatan tentang pemanfaatan dan pengelolaan perpustakaan/
sudut baca. Peserta dikelompokkan menurut Mapel (55 menit)
Peserta dikelompokkan 3 – 4 orang berdasarkan mata pelajaran. Setiap kelompok membahas:
a) Pengembangan ide-ide pembelajaran yang dikaitkan dengan penggunaan perpustakaan/
sudut baca;
b) Kegiatan untuk meningkatkan pemanfaatan buku dan minat baca, contoh: membaca senyap,
lomba membaca cerita, membuat sinopsis, membuat jurnal hasil membaca (lihat lampiran);
Peserta melaporkan hasil diskusi dengan cara memajangkan. Masing-masing kelompok
memberikan tanggapan dan catatan;
c) Praktik membacakan cerita untuk siswa dan memaparkan kegiatan tindak lanjutnya.
Alternatif; fasilitator membacakan cerita/buku dengan cara yang menarik.
5. Praktik Membaca Senyap (20 menit)
• Fasilitator mempraktikkan membaca senyap. Peserta diberi bahan bacaan dan disuruh
membaca dalam hati selama 3 menit;
• Fasilitator menunjukkan bahwa membaca senyap adalah salah satu bentuk kegiatan
pemanfaatan perpustakaan/sudut baca yang bisa meningkatkan minat/kebiasaan membaca
siswa. Pada saat praktik fasilitator juga harus membaca untuk menjadi model;
• Peserta berdiskusi tentang kegiatan-kegiatan apa yang bisa menjadi tindak lanjut dari
P A K E T P E L A T I H A N 4 45
6. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
kegiatan membaca senyap dan membacakan cerita;
• Fasilitator menayangkan contoh-contoh kegiatan lanjutan untuk melengkapi ide-ide para
peserta. Slide 8
6. Rencana Tindak Lanjut (30 menit)
Sebagai tindak lanjut pelatihan, setiap sekolah perlu membuat rencana yang realistis dan dapat
dilaksanakan dalam waktu singkat. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi dan
meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah sudut baca.Tingkat keberhasilan perbaikan
kondisi dan peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah/sudut baca perlu dimonitor dengan
indikator yang jelas. Slide 9
Monitoring sebaiknya dilakukan oleh pengawas dan Dinas Pendidikan/Depag.
46 P A K E T P E L A T I H A N 4
7. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
Bahan untuk fasilitator
Membacakan Cerita
Salah satu kegiatan yang dapat membangkitkan minat baca siswa adalah guru membacakan cerita
sementara anak-anak menyimak dengan seksama. Dengan cara membaca yang menarik, guru bisa
menghidupkan cerita atau informasi yang ada dalam buku/cerita. Pengalaman menyimak ini bisa
menunjukkan pada siswa bahwa di dalam buku ada hal yang menarik atau penting. Kegiatan ini
penting sekali terutama bagi anak-anak yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki budaya
membaca.
Pelaksanaan
Persiapan
• Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan karena
kandungan nilai moral, sastra, keindahan, relevansi dengan kondisi anak, dll. Dalam memilih
bahan, guru bisa mempertimbangkan pilihan atau usul anak-anak.
• Guru mempersiapkan diri dengan membaca cerita/buku tersebut dengan bersuara
terlebih dahulu dan menandai bagian-bagian yang perlu diberi penekanan dan ilustrasi,
tempat jeda untuk bertanya jawab, dll.
Pelaksanaan
• Sebelum mulai, guru bisa mengaktifkan pengetahuan latar belakang siswa tentang hal
yang berhubungan dengan cerita yang akan dibaca melalui tanya jawab singkat tentang
pengarang, menerka isi buku dengan memperhatikan cover dan judul buku, seting
peristiwa , gambar, dsb.
• Jangan membaca terlalu cepat.Apabila memungkinkan gunakan suara yang berbeda untuk
pelaku yang berbeda.
• Jeda diperlukan untuk membuat siswa yang sedang menyimak lebih terlibat. Mereka
bisa ditanya komentarnya tentang peristiwa dalam bacaan, atau menerka apa yang akan
terjadi berdasarkan informasi/bagian cerita yang sudah diketahui, dsb. Perhatian siswa
juga bisa diarahkan pada keindahan/keunikan ekspresi yang digunakan pengarang. Hal-
hal yang bersifat konflik moral juga bisa disinggung untuk mengajarkan budi pekerti
dengan cara yang tidak menceramahi.
P A K E T P E L A T I H A N 4 47
8. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
• Jeda/pertanyaan tidak boleh terlalu banyak, karena bisa mengganggu jalannya cerita dan
kenikmatan menyimak.
• Dalam membacakan cerita, makna disampaikan tidak hanya melalui suara guru tapi juga
melalui keseluruhan gerak tubuh dan ekspresi wajah. Karena itu maksimalkan penggunaan
suara, ekspresi wajah, dan gerak tubuh untuk menyampaikan isi cerita.
• Selama proses membaca, perhatikan wajah siswa untuk melihat reaksi dan keterlibatan
mereka. Wajah yang kosong tidak berminat dan kelas yang berisik merupakan indikator
bahwa pikiran dan jiwa mereka sedang tidak terlibat. Jika hanya sebagian siswa yang
menunjukkan hal tersebut, siswa yang bersangkutan bisa diminta untuk memberikan
komentar tentang apa yang terjadi dalam cerita untuk mengembalikan konsentrasinya.
Jika hampir seluruh anggota kelas menunjukkan ketidaktertarikan, maka cara membaca
kita perlu diperbaiki atau pilihan buku kita kurang tepat.
• Kalau cerita yang dibaca terlalu panjang dapat dipotong/dihentikan pada bagian yang
menarik, untuk disambungkan pada kesempatan berikut (misalnya setiap pagi 10 menit
sebelum pelajaran dimulai atau siang hari 10 menit sebelum sekolah usai).
Bahan untuk fasilitator
Membaca Senyap/USSR (Uninterrupted Sustained Silent Reading)
Kegiatan ini pada dasarnya adalah memberikan waktu membaca di sekolah kepada siswa dan
memberikan kesempatan pada siswa untuk menikmati kesenangan membaca. Dalam membaca
senyap, siswa diberi periode waktu tertentu, misalnya 10 atau 30 menit (tergantung usia siswa
dan kondisi sekolah) untuk bersenang-senang membaca bacaan bermutu tanpa ada interupsi yang
mengganggu.
Tujuan program ini adalah untuk membangun kebiasaan membaca, melatihkan perilaku membaca,
misalnya: berkosentrasi, dan membangun kemampuan serta kelancaran membaca melalui kegiatan
membaca untuk kesenangan yang terprogram.
Program ini dilaksanakan setiap hari di banyak negara seperti AS, Australia, Inggris, Singapura,
Malaysia, dan Brunei dengan bermacam nama seperti SURF (Sustained Uninterrupted Reading
for Fun/Membaca Tanpa Interupsi untuk Kesenangan), DEAR (Drop Everything and Read/Letakkan
Segala Sesuatu dan Baca), Book Flood (banjir buku), dsb. Sebuah madrasah di Blitar memberi
nama Iqro’ Time, dan sebuah SD di Malang memberi nama Membaca, Yes! pada kegiatan ini.
48 P A K E T P E L A T I H A N 4
9. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
Persiapan
• Sekolah dan komite sekolah perlu mencapai kata sepakat tentang pentingnya program
ini
• Penambahan dan pembaharuan koleksi perpustakaan sekolah secara rutin perlu masuk
dalam RAPBS
• Tiap kelas sebaiknya memiliki perpustakaan kelas. Bagaimana caranya?
- Tiap anak bisa menyumbangkan/meminjamkan 1 buku favoritnya
- Memakai bumbung kelas.Tiap hari tiap anak memasukkan seratus rupiah ke dalam
bumbung untuk membeli koleksi kelas
- Kelas saling tukar koleksi
- ………………..
• Sekolah menetapkan durasi, frekwensi, dan jam pelaksanaan. Untuk membentuk rutinitas
yang mapan, sebaiknya program diberi jadwal yang ajek misalnya selalu pada jam setelah
istirahat kedua
• Untuk membantu penciptaan suasana membaca yang kental, setiap kelas sebaiknya
melaksanakan pada jam yang sama sehingga ketika kegiatan dilakukan serempak maka
sekolah akan menjadi sunyi karena semua membaca, mulai siswa, guru, hingga kepala
sekolah
• Guru dan kepala sekolah sebaiknya ikut membaca karena mereka berperan sebagai
model
• Program bisa diberi nama yang ‘funky’ yang menarik buat siswa. Karena itu sebaiknya
siswa yang memberi nama, misal: Program Membaca .. oye! ; Membaca … Yes!; Membaca
itu Enak dan Perlu (MEP), Membaca itu asyik; Membaca … rek!; dst
• Jangan memberikan tambahan kegiatan yang memiliki kemungkinan merampas kenikmatan
membaca mandiri ini.
Pelaksanaan di kelas
• Tiap siswa sudah siap dengan bacaan/buku yang akan dibaca
• Guru memberi tanda bahwa kegiatan membaca senyap dimulai
• Semua kegiatan yang lain selain membaca dihentikan dan guru berserta siswa mulai
membaca bersama. (Apabila dimungkinkan, ketika membaca siswa bisa bebas duduk di
kursi, karpet, tikar, lantai dan sebagainya)
• Selama kegiatan membaca tidak boleh ada suara atau kegiatan
P A K E T P E L A T I H A N 4 49
10. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
• Setelah 30 menit berlalu (tergantung durasi waktu yang ditentukan) guru memberi
tanda bahwa kegiatan sudah selesai. Tanda bisa memakai alarm atau suara guru
• Siswa menuliskan pada buku ‘jurnal membaca’ tanggal membaca, judul buku, jumlah
halaman yang dibaca hari itu, dan komentar singkat.
Jurnal membaca
• Pada pelajaran Bahasa Indonesia, siswa bisa diminta menuliskan komentar yang lebih
deskriptif dan kontemplatif setelah menyelesaikan suatu buku
• Begitu kegiatan selesai, guru bisa langsung masuk pada kegiatan pembelajaran selanjutnya
yang bisa saja ‘tidak ada hubungannya’ dengan kegiatan membaca ini.
50 P A K E T P E L A T I H A N 4
11. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
Bahan Untuk Peserta
Format 3.1. Menggali ide-ide/kegiatan pemanfaatan perpustakaan/sudut baca
P A K E T P E L A T I H A N 4 51
12. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
52 P A K E T P E L A T I H A N 4
13. UNIT 3 : PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN SUDUT BACA
P A K E T P E L A T I H A N 4 53