Dokumen tersebut membahas mengapa kebijakan pemerintah sering tidak sejalan dengan aspirasi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh campur tangan pihak swasta dalam pembentukan kebijakan dan kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat. Pemerintah juga kurang dalam implementasi kebijakan yang pro rakyat.
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Kehidupan politik, masyarakat sebagai input pemerintah
1. Kehidupan politik dibagi 2 sektor yaitu
Masyarakat sebagai input pemerintah,
dan Pemerintah sebagai output
masyarakat.
Mengapa kebijakan pemerintah
sering tidak sejalan dengan
input dari masyarakat?
Eko Wahyulianto | Maria Ulfa | Efrina Heny | Shindy Ayu |
Dita Purwanty | Tiara
2. Masyarakat
sebagai
input Masyarakat berhak
menyampaikan seluruh
aspirasinya kepada
pemerintah dalam
perumusan kebijakan
kebijakan baru yang
akan dibuat oleh
pemerintah
3. Pemerintah
Pemerintah
memiliki tugas sebagai
untukmembuat
kebijakan kebijakan output
baru yang sesuai
dengan aspirasi
masyarakat, dan
kebijakan tersebut
harus dapat
mensejahterakan
kehidupan
masyarakat
4. Mengapa kebijakan pemerintah sering
tidak sejalan dengan masyarakat
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering
kali tidak sesuai dengan kondisi masyarakat , dan
menurut kelompok kami hal ini disebabkan oleh
adanya campur tangan pihak swasta dalam
pembentukan kebijakan pemerintah untuk
rakyat, kurangnya kepedulian pemerintah terhadap
masyarakat yang semakin hari semakin tersiksa
dengan kebijakan kebijakan yang kurang bijak dari
pemerintah. Konsep pro job, pro growth dan pro
poor yang sering didengungkan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono juga masih sekedar wacana
saja. Dari beberapa hal ini kami dapat menyimpulkan
bahwa pemerintah miskin implementasi kebijakan
pro rakyat.
5. Kebijakan-kebijakan yang tidak pro
rakyat bisa ditelusuri dengan analisis
aspek yang telah disinggung tadi
Dari aspek
pemerintah
setidaknya ada dua
penyebab munculnya
kebijakan yang tidak
pro rakyat tadi
Pertama adalah tidak
adanya integritas
Kedua adalah tidak
adanya kapabilitas.
6. Terkait integritas
sudah menjadi rahasia umum
bahwa banyak oknum
pemerintah yang ditunggangi
pihak-pihak swasta yang
berkepentingan. Maka tidak
heran jika kebijakan yang
dirumuskan ada unsur-unsur
pesanan dari pihak swasta
tersebut. Sudah tentu masalah
ini merupakan penghianatan
pejabat publik atas kepercayaan
rakyat. Pejabat yang seharusnya
mengusung aspirasi masyarakat
malah memperjuangkan
aspirasi yang terkadang
bertolak belakang dengan
aspirasi masyarakat.
7. Terkait kapabilitas
sering ditemukan
penempatan seseorang tidak
sesuai core comptence nya.
Hal ini bisa dianggap pada
dasarnya bukan masalah
yang mendasar, akan tetapi
mengurangi efektifitas
penentuan kebijakan.
Misalnya saja banyak artis
yang beralih profesi menjadi
wakil rakyat, padahal secara
kapabilitas terkadang kurang
mumpuni. Yang terjadi pada
akhirnya adalah salah urus
persoalan masyarakat.