Tulisan ini membahas perbedaan antara opini dan fakta, serta jenis dan cara menulis opini dalam dunia jurnalistik. Opini adalah pendapat subjektif seseorang sedangkan fakta adalah kebenaran yang terjadi. Ada beberapa jenis opini seperti artikel, kolom, esai, dan tajuk rencana. Untuk menulis opini perlu memperbanyak wawasan, latihan menulis apa yang disukai, serta menemukan minat untuk men
1. Opini, Celoteh Jurnalistik*
Eka Nugraha Putra**
Kalau sekarang saya minta anda untuk menceritakan tentang kawan di sebelah anda,
apa yang kira-kira anda sampaikan? Misalnya anda mengenal kawan di sebelah yang sebut
saja bernama Tulip (Bosen pakai Mawar hehe), anda baru saja kenal ketika masuk kuliah di
FP-UB ini maka anda akan menyampaikan keseharian yang anda lihat darinya, Tulip yang
rajin kuliah, Tulip yang suka berdandan rapi, Tulip yang suka makan bakso tanpa bawang
goreng dan lain-lain. Apa yang anda lihat dari keseharian Tulip itulah yang membuat anda
menyimpulkan pendapat anda tentang sosok Tulip. Pendapat anda Tulip itu : rajin, pandai,
rapi, tidak suka bawang goreng dst
Padahal, bisa saja fakta tentang Tulip tidak seperti itu bisa saja ia rajin kuliah karena
ada cowok yang ditaksirnya, bisa saja dia berdandan rapi padahal diam-diam dia suka ngupil
atau bisa saja dia suka makan bakso tanpa bawang goreng tapi kalau bawangnya tidak
digoreng dia mau hehehehe.
Dari contoh tentang Tulip di atas maka nampak perbedaan antara opini (opini sama
dengan pendapat) dan fakta. Opini pendapat subjektif diri kita tentang sesuatu yang belum
tentu benar adanya, sedangkan fakta adalah suatu keadaan atau peristiwa yang sudah pasti
benar dan memang terjadi.
Celoteh Jurnalistik Itu…
Dalam dunia jurnalistik, opini juga adalah salah satu konten atau rubrik yang selalu
ada, ini menjadi lahan yang bisa digarap orang dari luar media massa karena biasanya penulis
opini juga ada dari orang di luar media massa yang mengirimkan tulisannya. Maka untuk
media massa selain berita juga ada opini. Perbedaan antara keduanya adalah :
Berita = Fakta + Reportase
Opini = Ide + Analisis data dan fakta
Intinya segala yang bukan berita itu adalah yang dinamakan opini. Karena dalam
berita haram si wartawan itu beropini, karena sama saja ia menyesatkan kebenaran yang ada
lewat opini pribadinya. Ciri-ciri umum opini antara lain :
- Mewakili pendapat si penulis
- Ada data dan fakta tapi disertai analisis penulis
- Biasanya terkait tema-tema yang sedang aktual
- Memberikan alternatif pemecahan masalah
Jenisnya Opini
Dalam dunia jurnalistik ada beberapa macam jenis opini, yaitu :
1. Artikel
Bisa dikatakan ini adalah bentuk dasar dan jamak dari opini, sebagian besar yang ada
di media massa khususnya cetak adalah opini berjenis artikel ini, maka ciri dari artikel
adalah :
- Tema yang ditulis aktual
- Bahasanya cenderung formal dan baku
- Meski opini namun tetap mencantumkan data dan fakta
2. Kolom
Kolom adalah bentuk lebih sederhana dari artikel yang khas, unik dan lebih memiliki
daya tarik kolom lebih sering ditulis orang-orang di luar media dan biasanya dia
adalah seorang yang memiliki kompetensi di bidangnya, mereka disebut kolumnis.
2. Contoh : Politika (Budiarto Shambazy) dan Parodi (Samuel Mulia) di Kompas serta
Catatan Pinggir (Goenawan Moehammad) di Tempo. Ciri dari kolom adalah :
- Isinya lebih subjektif lagi dari artikel
- Karena lebih subjektif, data dan fakta sedikit jumlahnya
- Bahasanya lebih santai
3. Esai
Bentuk opini yang sifatnya mengungkapkan dan memaparkan suatu hal dengan lebih
lugas dan luas. Hampir sama seperti kolom, esai itu lebih santai sifatnya bahkan
cenderung punya gaya sendiri. Sementara ciri-cirinya adalah :
- Bahasanya lebih lugas bahkan “liar”
- Gaya bahasanya dan penulisannya punya karakter yang kemudian menjadi ciri
khas
4. Tajuk Rencana
Lazim juga disebut editorial, berbeda dengan ketiga poin di atas yang kebanyakan
ditulis oleh orang dari luar media tajuk rencana ditulis oleh orang dalam media,
biasanya pemimpin redaksi atau pemimpin umum media tersebut. Tajuk rencana
ditulis secara ringkas untuk mewakili pendapat media tersebut, bukan individu.
Bahasanya formal seperti artikel dan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca serta
memberikan interpretasi atas suatu peristiwa.
5. Surat Pembaca
Bentuknya lebih ringkas dan sederhana daripada keempat poin di atas, namun sama-
sama menyampaikan pendapat, ada juga yang menyampaikan komplain, kesan atas
suatu layanan publik atau swasta.
6. Resensi
Isinya lebih kepada ulasan sebuah media (buku, film, album musik, dll). Media yang
diulas adalah data dan faktanya yang dianalisis dengan pendapat dan referensi terkait,
dalam media cetak jarang masuk dalam rubrik yang utama.
Lalu Bagaimana Menulis Opini?
Cara yang paling mudah untuk menulis opini adalah latihan, latihan dan latihan.
Percuma saja kalau setelah membaca ini anda tidak segera membuat opini, jadi segeralah
praktekkan! Namun dalam latihan ada baiknya anda memperhatikan ini :
- Perbanyaklah wawasan, bisa dengan membaca (apapun dari buku yang jelek sampai
buku bagus), mengamati sesuatu, menonton berita, pengalaman pribadi, cerita dari
orang. Tujuannya apa? Ide, ya karena ide itu bisa datang dari mana saja layaknya
oksigen
- Setelah ide datang, segeralah menulis. Cobalah untuk menulis tanpa pretensi
(keinginan), beban bagus tidaknya tulisan anda (Saya diajarkan ini dalam kiat menulis
bebas).
- Ketika anda sudah mulai lancar menulis, akan lebih baik lagi kalau anda mulai
menemukan apa yang menjadi minat kalian. Yap, mulailah dari menulis yang kalian
sukai, kalau anda tidak memahami topiknya jangan memaksakan diri, kasihan. Kalau
suka bidang pertanian yang teruslah menulis pertanian, suka agama, tulislah tentang
agama. Kalau sudah begitu tulislah secara konsisten agar anda semakin handal dalam
menulis. Perhatikan Budiarto Shambazy yang akhirnya dikenal sebagai penulis handal
dalam bidang politik dengan gaya bahasanya yang unik. Sekali lagi, mulailah dari apa
yang kalian sukai!
“Medan Perang” untuk Beropini
Sekarang ini semakin banyak media massa baik cetak maupun elektronik yang
menyediakan peluang bagi anda untuk bisa menyampaikan opini dalam bentuk tulisan,
3. berikut ini saya berikan beberapa contoh yang sekiranya bisa dijadikan lahan berlatih kalian
antara lain :
- Jawa Pos (Dulu ada Prokon Aktivis untuk Mahasiswa, sekarang bisa ke rubrik Opini)
- Surya (Rubrik Warteg)
- Wikimu.com
- Kompasiana.com
- Dll
Medan perangnya banyak, tinggal siapkan amunisi dengan cara banyak berlatih, ayo
kita latihan beropini !
*Disampaikan pada 24-25 Oktober 2009 di LPM Canopy
**Anggota UAPKM-UB (Kavling10)