2. 1 IRIGASI
2 JARINGAN IRIGASI
3 DAERAH IRIGASI
adalah usaha penyediaan,
pengaturan , dan pembuangan
air irigasi untuk menunjang
pertanian.
adalah saluran, bangunan dan
bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk penyediaan,
pembagian,pemberian,
penggunaan dan pembuangan
air irigasi
adalah kesatuan lahan
yang mendapat air dari
satu jaringan irigasi
4. TUJUAN PEMBUATAN IRIGASI
Pembukaan daerah pesawahan baru
Peningkatan produksi pangan
Pemanfaatan air untuk sungai untuk keperluan lainnya seperti
: Air minum,PLTA, Industri, dll
5. MANFAAT IRIGASI
1.Mengatasi kekurangan pangan/bahaya kelaparan
2.Meningkatkan produksi dan hasil jual tanaman
3.Peningkatan kesejahteraan masyarakat
4.Pembangkit tenaga listrik
5.Transportasi air
6.Efek terhadap kesehatan
7. Supply air baku
8.Peningkatan komunikasi dan transportasi
6. PEMBUATAN SALURAN IRIGASI
Untuk pembangunan sarana pengairan terutama sarana irigasi harus dilakukan
penelitian/penyelidikan yang antara lain :
Ketersediaan air sepanjang tahun
1. Sifat-sifat tanah didaerah aliran sungai yang airnya akan dimanfaatkan untuk
irigasi yang akan diairi
2. Topografi daerah pengaliran
3. Luasan areal yang akan diairi
4. Janis tanaman pangan
5. Potensi produksi setiap tanaman pangan
6. Curah hujan dihulu sungai maupun didataran rendah
7. JARINGAN IRIGASI
Jaringan Irigasi merupakan suatu kesatuan saluran dan bangunan yang dipergunakan
untuk mengalirkan air dari sungai ke sawah berdasarkan besarnya kebutuhan air pada
petak - petak kuarter
Besarnya kebutuhan akan air dipetak kuarter untuk irigasi ini akan mempengaruhi
kapasitas saluran kuarter. Besarnya kapasitas saluran pada petak kuarter akan
mempengaruhi besarnya kapasitas saluran di saluran tersier, besarnya, kapasitas saluran
tersier akan berpengaruh pada kapasitas saluran sekunder kemudian akan berpengaruh
terhadap kapasitas saluran primer dan bangunan utama (Headworks).
8. PETAK IRIGASI
Petak irigasi terbagi dalam empat kategori :
1. Petak Primer
2. Petak Sekunder
3. Petak Tersier
4. Petak kuarter SaluranSekunder
Bangunan bagi
dengan pintu sadap
Bangunan sadap
bendung
Intake In take
Saluran Primer
Saluran
tersier
Saluran pembuang
9. PETAK IRIGASI : PETAK PRIMER
1. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang
mengambil airnya langsung dari sumber air, biasanya
sungai. berupa bendung, bendungan, rumah pompa,
dll.
2. Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder
yang mengambil air langsung dari saluran primer
3. Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri
dan kanan, maka terdapat dua petak primer.
4. Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur
atau garis tinggi.
10. PETAK IRIGASI : PETAK SEKUNDER
Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang
terletak di saluran primer atau sekunder.
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang
kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder
Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda
topografi yang jelas, misal saluran pembuang.
Luas petak sekunder bisa berbeda beda tergantung pada
situasi daerah.
11. PETAK IRIGASI : PETAK TERSIER
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan
sadap (off take) tersier.
Petak tersier harus terletak langsung berbatasan langsung dengan saluran
sekunder atau saluran primer, kecuali apabila petak-petas tersier tidak
secara langsung terletak disepanjang jaringan saluran irigasi utama.
Petak tersier mempunyai batas-batas yang jelas misalnya : parit, jalan,
batas desa dan sesar medan.
Ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 50 - 100 ha. Ukurannya
dapat ditambah sampai maksimum 150 ha jika keadaan topografi memaksa
demikian.
12. PETAK IRIGASI : PETAK KUARTER
◦ Ukuran optimum suatu petak kuarter adalah 8 - 15 ha.
◦ Lebar petak akan bergantung pada cara pembagian air, yakni apakah air
dibagi dari satu sisi atau kedua sisi saluran kuarter.
◦ Di daerah-daerah datar atau bergelombang, petak kuarter dapat membagi air
ke dua sisi. Dalam hal ini lebar maksimum petak akan dibatasi sampai 400 m
(2 x 200 m).
◦ Pada tanah terjal, dimana saluran kuarter mengalirkan air ke satu sisi saja,
lebar maksimum diambil 300 m. Panjang maksimum petak ditentukan oleh
panjang saluran kuarter yang diisinkan (500 m).
13. SALURAN IRIGASI
Saluran terbagi dalam 4 kategori :
1. Saluran Irigasi Utama
2. Saluran Irigasi Tersier
3. Saluran Pembuang Utama
4. Saluran Pembuang Tersier
SaluranSekunder
Bangunan bagi
dengan pintu
sadapBangunan sadap
bendung
Intake In take
Saluran Primer
Saluran
tersier
Saluran pembuang
14. SALURAN IRIGASI UTAMA
Terdiri dari saluran irigasi Primer dan Sekunder
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke
saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi.
Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi
yang terakhir
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke
petak-petas tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas saluran sekunder adalah pada
bangunan sadap terakhir.
15. SALURAN IRIGASI TERSIER
• Saluran irigasi tersier membagi air dari bangunan sadap tersier di jaringan
utama ke dalam petak tersier lalu di saluran kuarter.
• Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang terakhir.
• Saluran kuarter membawa air dari box bagi kuarter melalui bangunan
sadap tersier atau parit sawah ke sawah.
16. SALURAN PEMBUANG UTAMA
• SALURAN PEMBUANG PRIMER MENGALIRKAN AIR LEBIH DARI SALURAN PEMBUANG SEKUNDER KELUAR
DAERAH IRIGASI.
• SALURAN PEMBUANG PRIMER SERING BERUPA SALURAN PEMBUANG ALAM YANG MENGALIRKAN
KELEBIHAN AIR KE SUNGAI, ANAK SUNGAI ATAU KE LAUT.
• SALURAN PEMBUANG SEKUNDER MENAMPUNG AIR DARI JARINGAN PEMBUANG TERSIR DAN MEMBUANG
AIR TERSEBUT KE PEMBUANG PRIMER ATAU LANGSUNG KE PEMBUANG ALAM DAN KELUAR DAERAH
IRIGASI.
17. SALURAN PEMBUANG TERSIER
• Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petek
tersier yang termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sarna
danmenampung air, baik dari pembuangan kuarter maupun dari
sawah-sawah.
• Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.
• Saluran pembuang sekunder menerima buangan air dari saluran
pembuang kuarter yang menampung air langsung dari sawah.
18. BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA
Bendung
Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada
ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan
petak tersier
Kantong Lumpur
Kantung Lumpur dibuat untuk mencegah sedimen layang agar tidak masuk ke
saluran pembawa dan ke petak sawah. Kantung Lumpur pada umumnya dibuat
di sebelah hilir pintu intake bendung, sebelum saluran induk
Saluran Primer
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir
19. BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA
Saluran Sekunder
• Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani
oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap
terakhir
SaluranTersier
• Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam
petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah boks bagi kuarter
melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah-sawah
Saluran pembuang primer
• mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang
primer sering berupa saluran pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tsb ke
sungai, anak sungai, atau ke laut
20. BANGUNAN IRIGASI DAN
FUNGSINYA
• Bangunan Bagi
• Bangunan bagi adalah bangunan irigasi yang berfungsi membagi air dari saluran
primer ke saluran sekunder, atau dari saluran sekunder ke saluran sekunder
lain.
• Bangunan Sadap
• Bangunan sadap berfungsi membagi air dari saluran sekunder atau saluran
primer ke saluran tersier
• Bangunan Pengukur
• Aliran akan diukur di hulu saluran primer, di cabang saluran primer, dan di
bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat dibedakan
menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah
(underflow).
• Bangunan Pengatur
• Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran, dipakai mercu
tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)
21. BANGUNAN UTAMA
Bendung (weir)
dipakai untuk
meninggikan muka
air di sungai
sampai pada
ketinggian yang
diperlukan agar air
dapat dialirkan ke
saluran irigasi dan
petak tersier
Bendung
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
22. BANGUNAN UTAMA
Bendung
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
Pintu Bilas
Pintu
Intake
Pintu
Pengambilan /
Intake Bendung
terletak pada awal
saluran irigasi yang
berfungsi untuk
memasukan air
dari bendung ke
saluran sesuai
kebutuhan
23. BANGUNAN UTAMA
Bendung
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
Pintu Bilas Pintu
Intake
Pintu Bilas
Bendung pada
umumnya
dibangun
berdampingan
dengan badan
bendung, berfungsi
untuk
membersihkan
sedimen dasar dan
kotoran lainnya
yang mengendap
di belakang tubuh
bendung
33. BANGUNAN UTAMA
Kantung Lumpur
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Bilas
Kantung Lumpur
Kantung Lumpur
Kantung Lumpur
dibuat untuk
mencegah sedimen
layang agar tidak
masuk ke saluran
pembawa dan ke
petak sawah.
Kantung Lumpur
pada umumnya
dibuat di sebelah
hilir pintu intake
bendung, sebelum
saluran induk
35. SALURAN
Saluran Primer
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Saluran primer
membawa air dari
jaringan utama ke
saluran sekunder
dan ke petak-petak
tersier yang diairi.
Batas ujung
saluran primer
adalah pada
bangunan bagi
yang terakhir
Dengan Lining
Tanpa Lining
36. SALURAN
Saluran Sekunder
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Saluran
sekunder
membawa air dari
saluran primer ke
petak-petak tersier
yang dilayani oleh
saluran sekunder
tersebut. Batas
ujung saluran ini
adalah pada
bangunan sadap
terakhir
Dengan Lining
Tanpa Lining
37. SALURAN
Saluran Tersier
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Saluran tersier
membawa air dari
bangunan sadap
tersier di jaringan
utama ke dalam
petak tersier lalu
ke saluran kuarter.
Batas ujung
saluran ini adalah
boks bagi kuarter
melalui bangunan
sadap tersier atau
parit sawah ke
sawah-sawah
Dengan Lining
Dengan Lining
39. SALURAN
Saluran Pembuang
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Saluran
pembuang
primer
mengalirkan air
lebih dari saluran
pembuang
sekunder ke luar
daerah irigasi.
Pembuang primer
sering berupa
saluran pembuang
alamiah yang
mengalirkan
kelebihan air tsb
ke sungai, anak
sungai, atau ke
laut
40. SALURAN
Saluran Pembuang
BANGUNAN AIR
Saluran
pembuang
sekunder
menampung air
dari jaringan
pembuang tersier
dan membuang air
tersebut ke
pembuang primer
atau langsung ke
jaringan pembuang
alamiah dan ke
luar daerah irigasi
Saluran
pembuang
tersier terletak di
dan antara petak-
petak tersier yang
termasuk dalam
unit irigasi
sekunder yang
sama dan
menampung air,
baik dari
pembuang kuarter
maupun dari
sawah-sawah. Air
tersebut dibuang
ke dalam jaringan
pembuang
sekunder
Saluran
pembuang
kuarter terletak di
dalam satu petak
tersier,
menampung air
langsung dari
sawah dan
membuang air
tersebut ke dalam
saluran pembuang
tersier
41. Bangunan bagi terletak di saluran primer dan
sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi
untuk membagi aliran antara dua saluran atau
lebih
BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Bagi Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Bagi (1)
Pintu Bagi (2)
Pintu Sadap (3)
42. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Bagi Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Bagi (1)
Pintu Bagi (2)
Celah
Trapesium
43. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Bagi Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Bagi (2)
Bangunan bagi dan
sadap mungkin digabung
menjadi satu rangkaian
bangunan
Pintu Sadap (3)
Bangunan sadap tersier
mengalirkan air dari saluran
primer atau saluran sekunder
ke saluran tersier penerima
Pintu Sadap (3)
44. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Bagi Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Bagi (4)
Pintu Bagi (5)
Pintu Sadap (6)
Pintu Sadap
(7), (8)
45. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Bagi Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Bagi (4)
Pintu Bagi (5)
Pintu Sadap (6)
46. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Sadap
Pintu Sadap
47. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Pintu Sadap
48. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
49. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
Pintu Sadap
Tampak Hilir
Tampak Hulu
Tampak Samping
50. BANGUNAN BAGI & SADAP
Bangunan Sadap
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
Tampak Hilir
Tampak Hulu
Tampak Samping
51. BANGUNAN BAGI & SADAP
Boks Bagi Tersier
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
Boks-boks bagi di saluran
tersier membagi aliran untuk
dua saluran atau lebih (tersier,
subtersier, dan/atau kuarter)
52. BANGUNAN PENGUKUR
Ambang (free overflow)
BANGUNAN AIR
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
Aliran akan diukur di hulu
saluran primer, di cabang
saluran primer, dan di
bangunan sadap sekunder
maupun tersier. Peralatan
ukur dapat dibedakan
menjadi alat ukur aliran atas
bebas (free overflow) dan
alat ukur aliran bawah
(underflow).
53. BANGUNAN PENGATUR
Celah Trapesium
BANGUNAN AIR
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
Untuk mencegah meninggi
atau menurunnya muka air di
saluran, dipakai mercu tetap
atau
celah kontrol trapesium
(trapezoidal notch)