SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  103
PERATURAN BUPATI
    NO 13 TAHUN 2009

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA




     Ciamis, 12 Nopember 2009
LATAR BELAKANG

  Pada kenyataannya bahwa +/- 70 %
penduduk Indonesia adalah bermukim di
             Desa-desa.

Secara umum masih berada pada kondisi
 “tertinggal” baik dibidang pendidikan,
  kesehatan,ekonomi,dengan sulitnya
  lapangan pekerjaan maupun kondisi
          kemiskinan lainnya.
Upaya meningkatkan pembangunan daerah
perdesaan sekarang ini merupakan langkah
penting dan strategis yang perlu dicermati dan
dilaksanakan sebaik-baiknya



   Keberhasilan dalam pelaksanaan akan
   memberikan sumbangan serta andil yang
   sangat besar dalam menunjang berhasilnya
   :
     • Penyelenggaraan Otonomi Daerah
    • Upaya pemecahan permasalahan yang
    dihadapi bangsa dan negara secara
    keseluruhan
Hal-hal esensial keadaan dan
permasalahan yang secara umum
dihadapi Desa

Antara Lain :
1. Keadaan dan kondisi organisasi dan
   managemen Pemerintah Desa secara umum
   perlu ditingkatkan kualitas dan
   kapasitasnya
2. Kelengkapan prasarana dan sarana
   perkantoran yang pada umumnya masih
   terbatas
3. Terselenggaranya administrasi
   pemerintahan, administrasi pembangunan
4. Dimilikinya dokumen tentang perencanaan
     pembangunan desa yaitu RPJMDesa,
  RKPDesa
5. Keuangan Desa merupakan unsur sangat
 penting dan berperan menentukan bagi
 berhasilnya:
  • penyelenggaraan pemerintah desa
  • pembangunan desa
  • pembinaan masyarakat desa

6. Perlunya diciptakan hubungan timbal balik
    yang saling mengisi, saling melengkapi,
    saling menunjang dan saling
    menguntungkan antara penyelenggara
    pemerintah daerah dan pemerintah desa
Mencermati berbagai keadaan dan
permasalahan yang secara umum dihadapi
oleh desa sebagaimana dikemukakan diatas.


Maka dalam rangka pelaksanaan
kewenangan Pemerintah Desa yang
ditetapkan pada:


--UU No: 32 Tahun 2004 te ntang Pemerintah
Daerah
--Ditindaklanjuti dengan PP No: 72 Tahun
2005 tentang Desa pasal 67 perihal
keuangan desa
--Peraturan pelaksanaan dari PERMENDAGRI
No: 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Berdasarkan PP no: 72 Tahun 2005
  tentang Desa ps 67 perihal keuangan
  desa

           Semua hak dan kewajiban desa
           yang dapat dinilai dengan uang
           serta segala sesuatu baik berupa
           uang maupun barang yang dapat
           dijadikan milik desa
            Perlu dikelola suatu sistem
            pengelolaan keuangan desa


Merupakan subsistem dari sistem pengelolaan
keuangan negara dan daerah dalam mendanai
pemerintah desa dan pemberdayaan desa
                                   dilanjutkan
Lanjutan
    Ps 74 dan Ps 77 dinyatakan pedoman penyusunan
    APBDesa dan Pengelolaan Keuangan Desa diatur
    dengan Peraturan Bupati/Walikota,maka


      diperlukan suatu standar
       pengaturan mulai dari:

    • Aspek perencanaan dan Aspek penganggaran
    • Aspek pelaksanaan dan Aspek penatausahaan
    • Aspek pertanggungjawaban keuangan desa
ASPEK PERENCANAAN DAN ASPEK
       PENGANGGARAN
Proses penyusunan APBDesa dapat
menunjukkan latar belakang pengambilan
keputusan dalam menetapkan arah
kebijakan umum berdasarkan skala
prioritas serta distribusi sumber daya
dengan melibatkan partisipasi
masyarakat

 (Bertanggungjawab atas hasil proses dan penggunaan sumber
 daya)
ASPEK PELAKSANAAN DAN ASPEK
       PENATAUSAHAAN

Pemegang kekuasaan
 penyelenggaraan pemerintah desa
 yang juga pemegang kekuasaan
 dalam pengelolaan keuangan desa
 adalah Kepala Desa.

Pelaksanaannya Kepala Desa dibantu
 oleh bendahara desa,perangkat
 desa beserta masyarakat.
ASPEK PERTANGGUNGJAWABAN
      KEUANGAN DESA


Dalam rangka pengelolaan keuangan desa
yang akuntabel dan transparan maka Kepala
Desa sebagai pemegang kekuasaan
penyelenggaraan keuangan desa wajib
menyampaikan pertanggungjawabannya
kepada Bupati melalui Camat.
Dasar Hukum
1. PP no: 72 Tahun 2005 tentang Desa
2. Permendagri no: 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
   Pengelolaan Keuangan Desa
3. PP no: 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
   Pemerintahan
4. PP no: 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
   Daerah
5. Permendagri no: 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
   Pengelolaan Keuangan Daerah dan telah diubah dengan
   Permendagri no: 59 Tahun 2007
6. SE Bupati no Petunjuk Teknis no:188.34/
   -Dinkeu/2008
TUJUAN

Peraturan Bupati Pengelolaan Keuangan
Desa bertujuan :
memberikan pedoman dan bimbingan
pelaksanaan administrasi keuangan desa
,yang merupakan salah satu bentuk
pembinaan dan pengawasan Pemerintah
Kabupaten Ciamis
MANFAAT

Pemerintah Desa dapat menyusun dan
menyajikan Laporan Keuangan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang telah diatur
dalam SAP yaitu :
• dapat mengakui
• mengukur
• menyajikan secara wajar laporan keuangan
kepada para pengguna sesuai struktur
pemerintah desa
Substansi Peraturan Bupati Pengelolaan Keuangan Desa

1.    Ketentuan Umum
2.    Kedudukan Keuangan dan Azas Pengelolaan Keu. Desa
3.    Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
4.    Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
5.    Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
6.    Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan
      dan Anggota BPD
7.    Perjalanan Dinas
8.    Pembinaan dan Pengawasan
9.    Ketentuan Peralihan
10.   Ketentuan Penutup
11.   Lampiran Peraturan Bupati
CONTOH FORMAT PERBUP

1. Keputusan kepala desa tentang penunjukkan bendahara
   desa
2. Rancangan peraturan kepala desa tentang RKPDesa
3. Rencana Kerja dan Anggaran Desa ( RKA)
4. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa
5. Rancangan peraturan kepala desa tentang penjabaran
   APBDesa
6. RKA perubahan desa
7. Rancangan peraturan desa tentang perubahan APBDesa
8. Rancangan peraturan kepala desa tentang penjabaran
   perubahan APBDesa
Lanjutan
   9. Laporan pertanggungjawaban pendapatan bendahara desa
   10. Surat permintaan pembayaran (SPP)
   11. Surat perintah membayar (SPM)
   12. BKU bendahara desa
   13. Kwitansi
   14. Laporan pertanggungjawaban belanja bendahar desa
   15. Rancangan peraturan desa tentang pertanggungjawaban
       pelaksanaan APBDesa
   16. Daftar kode rekening
   17. Register SPM
   18. Berita acara pemeriksaan kas
   19. Register penutupan kas.
KETENTUAN UMUM
   MEMUAT MAKSUD DARI PERATURAN
    BUPATI INI, ARTI ISTILAH DAN
    LAIN-LAIN
   CONTOH:
     Kepala Desa adalah…
     Perangkat Desa adalah…
     Desa adalah….
     Dst..
KEDUDUKAN KEUANGAN DAN AZAS
    A
            PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

1. KEDUDUKAN KEUANGAN DESA

  Penyelenggaraan urusan Pemdes didanai dari :
  • APBDesa
  •Bantuan Pemerintah
  •Bantuan Pemerintah Daerah

  Penyelenggaraan urusan Pemda didanai dari APBD
2. Azas Pengelolaan Keuangan Desa

  Keuangan desa dikelola berdasarkan azas akuntabel,
  partisipatif, disiplin anggaran.


       Selain point diatas keuangan desa dikelola secara :
        Tertib, taat pada peraturan,efektif, efisien, ekonomis,
        transparan dan bertanggungjawab dengan
        memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan
        manfaat untuk masyarakat.


  Dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran
B
               KEKUASAAN PENGELOLAAN
                   KEUANGAN DESA

1. KEPALA DESA
    a. Kepala Pemerintahan Desa adalah pemegang kekuasaan
       pengelolaan keuangan desa dan mewakili dalam
       kepemilikan kekayaan desa yang dipisahkan
     b. Mempunyai kewenangan:
         - menetapkan kebijakan pelaksanaan APBDesa
         - menetapkan kebijakan pengelolaan barang desa
         - menetapkan bendahara desa
         - menetapkan petugas yang melakukan pemungutan
          penerimaan desa
         - menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan brg milik desa
Lanjutan
     c. Dalam melaksanakan pengeluaran keuangan desa dibantu
       oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa


  2. PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

     a. PTPKD adalah perangkat desa, terdiri dari :
           - Sekretaris Desa
           - Perangkat Desa

     b. Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksanaan
           pengelolaan keuangan desa dan bertanggungjawab kpd
           kepala desa
Lanjutan
    c. Sekretaris desa mempunyai tugas :
      - menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa

      - menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan brg desa
      - menyusun Raperdes APBDesa, Perubahan APBDesa dan
       Pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa
      - Menyusun Raperdes tentang pelaksanaan Perdes, tentang
       APBDesa dan Perubahan APBDesa



    Dalam hal jabatan Sekretaris desa berhalangan tetap
    menunjuk perangkat desa lainnya selaku koordinator
    pelaksana pengelolaan keuangan desa
PERANGKAT DESA LAINNYA terdiri dari :
     -Pelaksana teknis lapangan
     -Unsur kewilayahan



Kepala Desa setiap tahun menetapkan bendahara
desa dengan keputusan kepala desa
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA
    c
                         DESA

1. umum

  • APBDesa                                  Setiap TH di
  • Perubahan APBDesa                        Tetapkan
  • Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa   Perdes




   APBDesa --- disusun berdasarkan RKPDesa
Menyusun APB Desa



 Penganggaran pengeluaran harus di
dukung adanya kepastian penerimaan
     dalam jumlah yang cukup
2. STRUKTUR APB Desa

   Pendapatan
                             Defisit/Surplus
     Belanja


   Pembiayaan

               Penerimaan    Pembiayaan
                                Neto
               Pengeluaran
Pendapatan Desa
   Pendapatan Asli Desa
   Bagi Hasil Pajak Daerah
   Bagian dari Retribusi Daerah
   Alokasi Dana Desa (ADD)
   Bantuan Keuangan dari Pemerintah,
    Pemerintah Propinsi, Pemerintah
    Daerah dan Desa lainnya
   Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga
Pendapatan Asli Desa
   Hasil usaha Desa
   Hasil kekayaan Desa
   Hasil swadaya dan partisipasi
    masyarakat
   Lain-lain Pendapatan Asli Desa
Hasil usaha Desa yang terdiri dari :

    Bagian Laba dari Badan Usaha
     Milik Desa;

    Bagian Laba dari Badan Kredit
     Desa;

    Bagian Laba dari Koperasi Desa.
Hasil kekayaan Desa yang terdiri dari:
   Tanah Kas Desa;
   Pasar Desa;
   Bangunan Desa;
   Obyek rekreasi yang dikelola oleh Desa;
   Pemandian Umum yang dikelola oleh Desa;
   Hutan Desa;
   Perairan/pantai dalam batas tertentu yang
    dikelola oleh Desa;
   Tempat-tempat pemancingan di sungai yang
    dikelola oleh Desa;
   Tempat pelelangan ikan yang dikelola oleh
    Desa;
   Lain-lain kekayaan Desa.
Hasil swadaya dan partisipasi
     masyarakat terdiri dari:
• Urunan Desa, carik/pancen dan/atau
  nama lain yang sejenis;
• Iuran tempat penitipan
  Kendaraan/Sepeda/ Sepeda Motor;
• Hasil Swadaya dan Partisipasi lain
  yang ditetapkan dengan Peraturan
  Desa sesuai dengan Peraturan
  Perundang-undangan yang berlaku.
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
          yang terdiri dari :
   Ganti ongkos cetak Surat-
    Surat/Blanko-Blanko;
   Biaya Legalisasi Surat-Surat;
   Biaya Legalisasi Wesel;
   Sewa tanah desa;
   Lain-lain Pendapatan Asli
    Desa yang ditetapkan dengan
    Peraturan Desa.
Bagi Hasil Pajak Daerah

Bagi hasil Pajak Daerah adalah
Bagi Hasil Pajak Daerah
berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Ciamis
Bagian dari Retribusi Daerah

Bagian dari Retribusi Daerah
berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Ciamis
Alokasi Dana Desa (ADD)

Alokasi Dana Desa adalah dana
yang dialokasikan oleh
Pemerintah Kabupaten untuk
desa, yang bersumber dari
bagian dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah
yang diterima oleh Kabupaten
SIAPA PENERIMA MANFAAT ADD ?

   Pemerintah desa
   Badan Permusyawaratan Desa
   lembaga-lembaga kemasyarakatan
    desa
   Masyarakat desa (termasuk
    perempuan, anak-anak, petani,
    buruh, nelayan dan kaum miskin
    desa yang lainnya)
BAGAIMANA PERUNTUKKAN ADD ?
   Untuk biaya pembangunan desa
   Untuk pemberdayaan masyarakat
   Untuk memperkuat pelayanan publik di desa
   Untuk memperkuat partisipasi dan demokrasi
    desa
   Untuk tunjangan aparat desa
   Untuk tunjangan BPD
   Untuk operasianal pemerintahan desa
   Tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik
    atau kegiatan lainnya yang melawan hukum
Bantuan Keuangan dari Pemerintah,
 Pemerintah Propinsi, Pemerintah
    Daerah dan Desa lainnya
Bantuan Keuangan dari Pemerintah,
Pemerintah Propinsi, dan
Pemerintah Kabupaten dicantumkan
dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa yang peruntukkannya
diatur berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
Hibah dan
      Sumbangan Pihak Ketiga
   Pemberian Hibah dan sumbangan tidak
    mengurangi kewajiban-kewajiban pihak
    penyumbang kepada Desa;
   Hibah dan Sumbangan merupakan hasil
    gotong royong dan partisipasi
    masyarakat;
   Hibah dan Sumbangan baik barang
    bergerak maupun barang tidak bergerak
    dicatat sebagai barang inventaris
    kekayaan milik desa sesuai dengan
    perundang-undangan yang berlaku;
Belanja Desa
   Belanja Desa dipergunakan dalam
    rangka pelaksanaan urusan
    pemerintahan, pembangunan dan
    kemasyarakatan yang menjadi
    kewenangan desa;
   Belanja desa meliputi semua
    pengeluaran dari rekening desa yang
    merupakan kewajiban desa dalam 1
    (satu) tahun anggaran yang tidak akan
    diperoleh pembayarannya kembali oleh
    desa .
Belanja Desa

• Kelompok Belanja Langsung;

• Kelompok Belanja Tidak
Langsung.
Kelompok Belanja Langsung
Kelompok Belanja Langsung adalah
bagian belanja yang dialokasikan
pada atau digunakan untuk
membiayai Program/kegiatan yang
hasil, manfaat dan dampaknya
secara langsung dinikmati oleh
masyarakat desa, terdiri dari:
•   Belanja Pegawai;
•   Belanja Barang dan Jasa;
•   Belanja Modal;
Belanja Tidak Langsung
Kelompok Belanja Tidak Langsung adalah
bagian belanja yang dialokasikan pada atau
digunakan untuk membiayai kegiatan yang
hasil, manfaat dan dampaknya dinikmati secara
terbatas, yakni oleh Pemerintahan Desa, terdiri
dari:
 •   Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap;
 •   Belanja Bunga;
 •   Belanja Subsidi;
 •   Belanja Hibah;
 •   Belanja Bantuan Sosial;
 •   Belanja Bantuan Keuangan;
 •   Belanja Tak Terduga.
Pembiayaan
   Pembiayaan desa meliputi semua
    penerimaan yang perlu dibayar kembali
    dan/atau pengeluaran yang akan diterima
    kembali, baik pada tahun anggaran yang
    bersangkutan maupun pada tahun-tahun
    anggaran berikutnya;
   Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud
    terdiri dari:
    a) Penerimaan Pembiayaan;
    b) Pengeluaran Pembiayaan.
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
sebagaimana dimaksud di atas,
mencakup :
• Sisa lebih perhitungan anggaran
  (SilPA) tahun sebelumnya;
• Pencairan Dana Cadangan;
• Hasil penjualan kekayaan desa
  yang dipisahkan;
• Penerimaan Pinjaman;
• Bagian laba dari penyertaan
  modal.
Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan,
mencakup:
 • Pembentukan dan/atau
   Penambahan Dana
   Cadangan;
 • Penyertaan Modal Desa;
 • Pembayaran Utang.
DANA CADANGAN                      1
   Tidak dapat digunakan untuk membiayai
    kegiatan lain diluar yang telah ditetapkan
    dalam Peraturan Desa tentang
    pembentukan dana cadangan;
   Dibukukan dalam rekening tersendiri atau
    disimpan pada kas desa tersendiri atas
    nama dana cadangan pemerintah desa;
   Dana tersebut dapat ditempatkan dalam
    deposito yang memberikan hasil tetap
    dengan resiko rendah;
   Penerimaan jasa giro/hasil bunga rekening
    dana cadangan dan penempatan dalam
    deposito menambah jumlah dana
    cadangan;
DANA CADANGAN                          2
   Guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya
    tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam
    satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan
    Peraturan Desa;
   Peraturan Desa mencakup:
      • tujuan pembentukan dana cadangan,
      • program dan kegiatan yang akan dibiayai
      • besaran dan rincian tahunan dana cadangan
      • sumber dana cadangan dan
      • tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan;
   Kegiatan dilaksanakan apabila dana cadangan telah
    mencukupi;
   Rancangan Peraturan Desa tentang pembentukan
    dana cadangan dibahas bersamaan dengan
    pembahasan Peraturan Desa tentang APB Desa;
DANA CADANGAN                               3
   Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang
    Pembentukan Dana Cadangan bersamaan dengan
    Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang APB
    Desa;
   Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas
    penerimaan desa, pinjaman desa dan penerimaan lain
    yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran
    tertentu berdasarkan peraturan perundang-
    undangan;
   Penerimaan hasil bunga/deviden/royalti rekening
    dana cadangan dan penempatan dalam portofolio
    dicantumkan sebagai penambah dana cadangan
    berkenaan dalam daftar dana cadangan pada
    lampiran Peraturan Desa tentang APB Desa;
   Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada
    pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran yang
    berkenaan.
PENYERTAAN MODAL DESA
   Penyertaan modal awal dan
    penambahan modal dicatat pada
    rekening penyertaan modal desa
   Pemerintah desa melakukan
    investasi pada Badan Usaha Milik
    Desa atau dalam Badan Usaha
    Swasta lain, dalam bentuk
    penyertaan modal desa;
   Penyertaan modal desa dilakukan
    Kepala Desa dengan persetujuan
    BPD setelah ditetapkan dengan
    Peraturan Desa.
Surplus dan Defisit APB Desa
    Surplus Anggaran merupakan selisih
     lebih antara Pendapatan Desa dan
     Belanja Desa selama satu tahun
     anggaran;
    Defisit Anggaran merupakan selisih
     kurang antara Pendapatan Desa dan
     Belanja Desa selama satu tahun
     anggaran;
    Selisih lebih/kurang antara Pendapatan
     dan Belanja selama satu tahun anggaran
     dicatat dalam Pos Surplus/Defisit.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
                             1
            (SiLPA)
   mencakup pelampauan penerimaan
    Pendapatan Asli Desa,
   pelampauan penerimaan Alokasi Dana
    Desa,
   pelampauan penerimaan lain-lain
    pendapatan desa yang sah,
   pelampauan penerimaan pembiayaan,
   penghematan belanja,
   kewajiban kepada fihak ketiga sampai
    dengan akhir tahun belum terselesaikan dan
   sisa dana kegiatan lanjutan.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
                              2
            (SiLPA)
 Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun
 sebelumnya, merupakan penerimaan
 pembiayaan yang digunakan untuk:
   a) menutupi defisit anggaran apabila
      realisasi pendapatan lebih kecil dari pada
      realisasi belanja;
   b) mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan
      atas beban belanja langsung;
   c) mendanai kewajiban lainnya yang sampai
      dengan akhir tahun anggaran belum
      diselesaikan.
Hibah dan Sumbangan berbentuk
        barang dan jasa
    Hibah dan Sumbangan yang
     berbentuk barang dan/atau jasa
     dicantumkan dalam Anggaran
     Pendapatan dan Belanja Desa dengan
     nilai wajar;
    Hibah dan Sumbangan yang
     berbentuk barang dan/atau jasa
     dicatat pada pendapatan dan belanja
     dengan nilai yang sama;
    Pencatatan pendapatan dan belanja
     berdasarkan bukti/keterangan hibah
     dan sumbangan.
Penyusunan Rancangan APB
              Desa
   Rencana Pembangunan Jangka
    Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana
    Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa)
   Penetapan Rancangan APB Desa
   Kode Rekening Penganggaran
   Penetapan Penjabaran APB Desa
   Evaluasi Rancangan APB Desa
   Penetapan Peraturan Desa tentang APB
    Desa
   Pelaksanaan APB Desa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
       Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja
        Pembangunan Desa (RKPDesa)
    RPJMD disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
     merupakan penjabaran dari visi dan misi dari Kepala
     Desa yang terpilih;
    Setelah berakhir jangka waktu RPJMD, Kepala Desa
     terpilih menyusun kembali RPJMD untuk jangka waktu
     5 (lima) tahun;
    Kepala Desa yang baru dapat merubah RPJMD sesuai
     dengan visi dan misinya;
    RPJMDesa ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan
     setelah Kepala Desa dilantik;
    Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa
     (BPD) menyusun RKPDesa yang merupakan
     penjabaran dari RPJMDesa berdasarkan hasil
     Musyawarah Rencana Pembangunan Desa;
    Penyusunan RKP Desa diselesaikan paling lambat
     akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya;
    RKP Desa ditetapkan dengan persetujuan bersama
     antara Kepala Desa dan BPD yang dituangkan dengan
     Peraturan Kepala Desa;
Penetapan Rancangan APB Desa
   Sekretaris Desa menyusun Rencana Kerja Anggaran Desa
    (RKA-Desa) dan Rancangan Peraturan Desa tentang APB
    Desa berdasarkan pada RKP Desa;
   Sekretaris Desa menyampaikan RKA-Desa dan Rancangan
    Peraturan Desa tentang APB Desa kepada Kepala Desa
    untuk disampaikan kepada BPD;
   Kepala Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa
    kepada BPD untuk dibahas bersama dalam rangka
    memperoleh persetujuan bersama;
   Penyampaian rancangan Peraturan Desa paling lambat
    minggu pertama bulan November tahun anggaran
    sebelumnya;
   Pembahasan menitik-beratkan pada kesesuaian dengan RKP
    Desa;
   Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah
    disetujui bersama BPD dan Rancangan Peraturan Kepala
    Desa tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
    Desa sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa, paling lambat 3
    (tiga) hari kerja disampaikan kepada Bupati untuk
    dievaluasi;
   Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan
    Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran
    Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana
    dimaksud angka 6), ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan
    setelah APBD Kabupaten ditetapkan;
Kode Rekening Penganggaran

• Kode aset, kode kewajiban
  dan kode ekuitas yang
  digunakan dalam neraca.

• Kode pendapatan, kode
  belanja dan kode
  pembiayaan yang
  digunakan dalam
  penganggaran.
Penetapan Penjabaran APB Desa


 Kepala Desa menetapkan
 Penjabaran APB Desa dengan
 Peraturan Kepala Desa;
1
Evaluasi Rancangan APB Desa
   Rancangan Peraturan Desa tentang
    Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan
    Rancangan Peraturan Desa tentang
    Perubahan Anggaran Pendapatan dan
    Belanja disampaikan Kepala Desa kepada
    Bupati melalui Camat untuk dievaluasi
    selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja
    setelah persetujuan bersama BPD;
   Pelaksanaan evaluasi Rancangan Peraturan
    Desa tentang Anggaran Pendapatan dan
    Belanja Desa dan Perubahan Anggaran
    Pendapatan dan Belanja Desa didelegasikan
    kepada Camat;
   Hasil evaluasi ditetapkan dengan Keputusan
    Bupati;
   Bupati menetapkan Hasil Evaluasi
    Rancangan APB Desa paling lama 20 (dua
    puluh) hari kerja;
Evaluasi Rancangan APB Desa 2
   Bupati mendelegasikan penandatanganan Keputusan
    kepada Camat;
   Apabila hasil evaluasi melampaui batas waktu, Kepala
    Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa
    tentang APB Desa menjadi Peraturan Desa;
   Dalam hal Bupati menyatakan hasil evaluasi Raperdes
    tentang APB Desa tidak sesuai dengan kepentingan
    umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih
    tinggi, Kepala Desa bersama BPD melakukan
    penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja
    terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi;
   Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala
    Desa dan BPD, dan Kepala Desa tetap menetapkan
    Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa menjadi
    Peraturan Desa, Bupati membatalkan Peraturan Desa
    dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu
    APB Desa tahun anggaran sebelumnya;
3
    Evaluasi Rancangan APB Desa
    Pembatalan Peraturan Desa dan pernyataan
     berlakunya pagu tahun anggaran
     sebelumnya, ditetapkan dengan Peraturan
     Bupati;
    Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
     pembatalan Kepala Desa harus
     memberhentikan pelaksanaan Peraturan
     Desa dan selanjutnya Kepala Desa bersama
     BPD mencabut Peraturan Desa dimaksud;
    Pencabutan peraturan Desa dilakukan
     dengan Peraturan Desa tentang Pencabutan
     Peraturan Desa tentang APB Desa;
    Pelaksanaan pengeluaran atas pagu APB
     Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala
     Desa.
Penetapan Peraturan Desa tentang
           APB Desa
     Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa,
      Perubahan APB Desa dan Pertanggungjawaban
      Pelaksanaan APB Desa yang telah dievaluasi oleh
      Bupati ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang
      Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
     Sekretaris Daerah mendelegasikan
      penandatanganan pengumuman Peraturan Desa
      dan Peraturan Kepala Desa dalam Berita Daerah
      kepada Sekretaris Desa.
     Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan
      Belanja Desa, Perubahan APB Desa dan
      Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa yang
      telah ditandatangani Kepala Desa, disampaikan
      kepada Sekretaris Desa untuk diumumkan dalam
      Berita Daerah.
Pelaksanaan APB Desa                      1

            PENDAPATAN
   Semua pendapatan desa dilaksanakan melalui
    rekening kas desa, kecuali untuk pendapatan
    dari hibah dan sumbangan yang berbentuk
    barang dan jasa;
   Setiap pendapatan desa sebagaimana dimaksud
    pada huruf a) tersebut harus didukung oleh
    bukti yang lengkap dan sah;
   Kepala desa wajib mengintensifkan
    pemungutan pendapatan desa yang menjadi
    wewenang dan tanggungjawabnya;
   Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan
    selain dari yang ditetapkan dalam Peraturan
    Desa;
Pelaksanaan APB Desa                          2

        PENDAPATAN
   Pengembalian atas kelebihan pendapatan desa
    dilakukan dengan membebankan pada pendapatan
    desa yang bersangkutan untuk pengembalian
    pendapatan desa yang terjadi dalam tahun yang
    sama.
   Untuk pengembalian kelebihan pendapatan desa
    yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya
    dibebankan pada belanja tidak terduga;
   Pengembalian sebagaimana dimaksud harus
    didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;
   Pendapatan desa dilarang digunakan langsung
    untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan
    lain oleh peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan APB Desa                            3
               PENDAPATAN
   Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan
    nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai
    dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari
    penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi, dan/atau
    pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan
    bunga, jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat
    penyimpanan dana anggaran pada bank serta
    pendapatan desa dari hasil pemanfaatan kekayaan milik
    desa atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan
    desa.
   Semua pendapatan desa yang terdiri dari bagi hasil
    pajak daerah, bagian dari retribusi daerah, alokasi dana
    desa, bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah
    propinsi, pemerintah daerah dan desa lainnya, hibah,
    dan sumbangan pihak ketiga dilaksanakan melalui
    rekening kas desa dan dicatat sebagai pendapatan
    desa, kecuali untuk pendapatan dari hibah dan
    sumbangan yang berbentuk barang dan jasa.
Pelaksanaan APB Desa                              1

          BELANJA
   Setiap Pengeluaran belanja atas beban APB Desa
    harus didukung dengan bukti yang lengkap dan
    sah;
   Bukti harus mendapat pengesahan oleh Sekretaris
    Desa atas kebenaran material yang timbul;
   Pengeluaran kas desa yang mengakibatkan beban
    APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum
    Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
    ditetapkan menjadi Peraturan Desa;
   Pelaksanaan Belanja Desa harus didasarkan pada
    prinsip hemat, sederhana, efektif, efisien dan
    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
    undangan.
Pelaksanaan APB Desa                                      2

          BELANJA
   Kepala Desa dan desa dilarang melakukan kegiatan
    perdagangan, pekerjaan pemborongan, dan penjualan jasa
    atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/
    penjualan yang berkaitan dengan pemerintah desa dan
    kekayaan milik desa.
   Pengeluaran kas desa tidak termasuk untuk belanja desa
    yang bersifat mengikat dan belanja desa yang bersifat wajib
    yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa;
   Belanja yang bersifat mengikat merupakan belanja yang
    dibutuhkan secara terus menerus dan harus dialokasikan
    oleh pemerintah desa dengan jumlah yang cukup untuk
    keperluan setiap bulan dalam tahun anggaran yang
    bersangkutan, seperti belanja pegawai, belanja barang dan
    jasa.
   Belanja yang bersifat wajib adalah belanja untuk
    terjaminnya kelangsungan pemenuhan pendanaan
    pelayanan dasar masyarakat antara lain pendidikan dan
    kesehatan dan/atau melaksanakan kewajiban kepada fihak
    ketiga.
Pelaksanaan APB Desa                           3

          BELANJA
   Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak
    penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib
    menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan
    pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara
    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
    undangan.
   Pemerintah Desa dilarang melakukan pengeluaran
    atas beban belanja desa untuk tujuan yang tidak
    tersedia anggarannya dan/atau yang tidak cukup
    tersedia anggarannya dalam APB Desa.
   Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada huruf c)
    dapat dilakukan jika dalam keadaan darurat, yang
    selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan
    APB Desa dan/atau disampaikan dalam laporan
    realisasi anggaran.
Keadaan darurat
memenuhi kriteria sebagai berikut:
• bukan merupakan kegiatan normal dari
  aktivitas pemerintah desa dan tidak dapat
  diprediksikan sebelumnya;
• tidak diharapkan terjadi secara berulang;
• berada diluar kendali dan pengaruh
  pemerintah desa;
• memiliki dampak yang signifikan terhadap
  anggaran dalam rangka pemulihan yang
  disebabkan oleh keadaan darurat;
• keadaan darurat ditetapkan dengan Keputusan
  kepala desa
1
    Perubahan APB Desa
Perubahan APB Desa apabila terjadi:
  keadaan yang menyebabkan
   harus dilakukan pergeseran antar
   jenis belanja;
  keadaan yang menyebabkan sisa
   lebih perhitungan anggaran
   (SilPA) tahun sebelumnya harus
   digunakan dalam tahun berjalan;
  keadaan darurat;
  keadaan luar biasa.
2
      Perubahan APB Desa
   Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1
    (satu) kali dalam 1(satu) tahun anggaran, kecuali
    dalam keadaan luar biasa.
   Perubahan APB Desa terjadi bila Pergeseran
    anggaran yaitu Pergeseran antar jenis belanja
    dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan
    desa tentang APB Desa.
   Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya dalam
    perubahan APB Desa, yaitu Keadaan yang
    menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran
    (SilPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam
    tahun berjalan.
   Selanjutnya Tata cara pengajuan perubahan APB
    Desa adalah sama dengan tata cara penetapan
    pelaksanaan APB Desa.
PENATAUSAHAAN DAN
    PERTANGGUNGJAWABAN
       KEUANGAN DESA
   Umum
   Penatausahaan Penerimaan
   Penatausahaan Pengeluaran
   Pertanggungjawaban
    Pelaksanaan APB Desa
   Penetapan Pertanggungjawaban
    APB Desa
Umum
   Untuk pelaksanaan APB Desa, Kepala
    Desa menunjuk Bendahara Desa, yang
    dapat dijabat rangkap oleh Kepala
    Urusan Keuangan, bertugas menerima,
    menyimpan, membayarkan,
    menatausahakan dan
    mempertanggungjawabkan uang
    pendapatan desa dan uang untuk
    keperluan belanja desa dalam rangka
    pelaksanaan APB Desa.
1
Penatausahaan Penerimaan
   Penatausahaan Penerimaan wajib
    dilaksanakan oleh Bendahara Desa;
   Bendahara Desa wajib
    menyelenggarakan Pembukuan
    terhadap seluruh penerimaan desa;
   Penatausahaan sebagaimana
    dimaksud pada huruf a),
    menggunakan:
    •   Buku kas umum;
    •   Buku kas pembantu perincian obyek
        penerimaan;
    •   Buku kas harian pembantu;
2
Penatausahaan Penerimaan
       Bendahara Desa wajib
        mempertanggungjawabkan penerimaan
        uang yang menjadi tanggungjawabnya
        melalui laporan pertanggungjawaban
        penerimaan kepada Kepala Desa paling
        lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
       Laporan pertanggungjawaban penerimaan
        sebagaimana dimaksud pada huruf d) di
        atas, dilampiri dengan:
    •     Buku kas umum;
    •     Buku kas pembantu perincian obyek
          penerimaan;
    •     Bukti penerimaan lainnya yang sah.
1
    Penatausahaan Pengeluaran
    Penatausahaan Pengeluaran dilakukan oleh
     Bendahara Desa;
    Dokumen penatausahaan pengeluaran harus
     disesuaikan pada Peraturan Desa tentang
     APB Desa atau Peraturan Desa tentang
     Perubahan APB Desa melalui pengajuan
     Surat Permintaan Pembayaran (SPP);
    Pengajuan SPP oleh Bendahara Desa kepada
     Sekretaris Desa untuk disetujui, dan
     diajukan kepada Kepala Desa untuk disetujui
     dengan menerbitkan SPM (Surat Perintah
     Membayar) dan penerbitan cek/giro;
    Bendahara Desa mencairkan uang tunai di
     bank berdasarkan cek dan SPM.
2
    Penatausahaan Pengeluaran

    Dalam hal pekerjaan dilaksanakan oleh pihak
     ketiga, pihak Bank langsung mentransfer ke
     rekening pihak ketiga berdasarkan giro dan
     SPM;
    Bendahara Desa wajib
     mempertanggungjawabkan penggunaan
     uang yang menjadi tanggung jawabnya
     melalui laporan pertanggungjawaban
     pengeluaran kepada Kepala Desa paling
     lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
    Permintaan pembayaran kegiatan oleh unsur
     perangkat desa diajukan kepada Bendahara
     Desa atas persetujuan Kepala Desa dan
     Bendahara Desa membayarkan sesuai
     dengan permintaan pembayaran;
3
    Penatausahaan Pengeluaran
    Bendahara Desa berwenang menagih
     pertanggungjawaban atas pengeluaran
     biaya yang dibebankan dalam APB Desa
     dan membukukannya dalam administrasi
     keuangan pemerintah desa;
    Setiap penggunaan uang APB Desa dalam
     melaksanakan kegiatan pemerintahan desa
     wajib mempertanggungjawabkan
     penggunaan uang tersebut dan disertai
     dengan bukti-bukti pertanggungjawaban;
Pertanggungjawaban
      Pelaksanaan APB Desa
   Kepala Desa wajib mempertanggung
    jawabkan pelaksanaan APB Desa kepada
    Bupati melalui Camat dan merupakan
    kelengkapan Keterangan Laporan
    Pertanggung jawaban (KLPJ) Kepala
    Desa dalam sidang tahunan BPD;
   Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB
    Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa
    dan disampaikan kepada Bupati melalui
    Camat, paling lambat 1 (satu) bulan
    setelah berakhirnya tahun anggaran;
Penetapan Pertanggungjawaban
         APB Desa
   Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan
    Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
    APB Desa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa
    tentang Penjabaran Pertanggungjawaban
    Pelaksanaan APB Desa untuk disampaikan kepada
    Kepala Desa;
   Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan
    Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan
    APB Desa kepada BPD untuk dibahas bersama;
   Berdasarkan persetujuan Kepala Desa dengan
    BPD, maka Rancangan Peraturan Desa tentang
    Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa
    ditetapkan menjadi Peraturan Desa;
   Jangka waktu penyampaian, dilakukan paling
    lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran
    berakhir;
KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT 1
    DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD

   Kepala Desa dan Perangkat Desa serta
    Pimpinan dan Anggota BPD dapat diberikan
    Tunjangan sesuai dengan kemampuan
    Keuangan Desa
   Rincian jenis Tunjangan Kepala Desa dan
    Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota
    BPD dapat terdiri dari:
     a.   Tunjangan Penghasilan;
     b.   Bantuan dari pemerintah atas;
     c.   Honor kegiatan
KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT              2
DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD

   Rincian jenis Tunjangan Kepala Desa dan
    Perangkat Desa serta Pimpinan dan
    Anggota BPD dapat terdiri dari-:
    a.   Tunjangan Kematian;
    b.   Tunjangan Kesehatan;
    c.   Tunjangan Akhir Masa Jabatan.
   Jenis Tunjangan dimaksud Pasal ini, tidak
    termasuk bagi Sekretaris Desa yang telah
    diangkat dari dan/atau menjadi Pegawai
    Negeri Sipil
KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT          3
DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD

   Selain Tunjangan Kepala Desa dan
    Perangkat Desa serta Pimpinan dan
    Anggota BPD bagi RT dan/atau RW dapat
    diberikan Tunjangan atau nama lain
    sesuai dengan kemampuan Keuangan
    Desa.
   Penentuan Besarnya dan Pembebanan
    Pemberian Tunjangan dan/atau
    Tunjangan Serta Honor Kegiatan
    ditetapkan dalam Peraturan Kepala
    Desa.
KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT                       4
DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD

   Standar Tunjangan bagi Kepala Desa, Perangkat
    Desa, Pimpinan dan Anggota BPD serta RT/RW
    sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
    Bupati ini;
   Standar Honor Kegiatan bagi Kepala Desa dan
    Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD
    tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini
   Tunjangan dan/atau Tunjangan serta honor kegiatan
    yang diterima Kepala Desa dan Perangkat Desa serta
    Pimpinan dan Anggota BPD dicantumkan dalam
    APBDesa;
   Tatacara penyaluran Tunjangan dan/atau Tunjangan
    diatur sesuai dengan perundang-undangan yang
    berlaku.
PERJALANAN DINAS
   kegiatan yang sangat perlu sepanjang sarana
    komunikasi tidak cukup tersedia
   dalam waktu yang singkat dan dengan biaya
    yang sehemat-hematnya dengan pencapaian
    hasil yang maksimal.
   Perjaianan Dinas dengan tujuan Ibukota
    Kabupaten, Ibukota Propinsi dan Ibukota
    Negara hanya dapat dilakukan atas
    rekomendasi Camat
   serta apabila terdapat panggilan untuk
    mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh
    Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi
    ataupun Pemerintah Pusat.
   Perjalanan dinas hanya diperuntukkan bagi
    Kepala Desa dan Perangkat Desa serta
    Pimpinan dan anggota BPD yang ditunjuk
    berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) oleh
    pejabat yang berwenang.
   Pejabat yang berwenang menandatangani SPT
    untuk perjalanan dinas bagi Kepala Desa dan
    Perangkat Desa adalah sebagai berikut:
    untuk tujuan Ibukota Kabupaten, Ibukota
      Provinsi dan Ibukota Negara ditandatangani
      Camat.
    untuk tujuan Ibukota Kecamatan dan antar
      desa dalam kecamatan, ditandatangani oleh
      Kepala Desa atau pejabat yang mewakili.
   Pejabat yang berwenang
    menandatangani SPT untuk perjalanan
    dinas bagi Pimpinan dan anggota BPD
    adalah sebagai berikut:
    untuk tujuan Ibukota Kabupaten, Ibukota
      Provinsi dan lbukota Negara
      ditandatangani Camat
    untuk tujuan Ibukota Kecamatan dan
      antar desa dalam kecamatan
      ditandatangani oleh Ketua BPD atau
      pejabat yang mewakili
   Pejabat yang berwenang
    menandatangani Surat Perintah
    Perjalanan Dinas (SPPD) adalah sebagai
    berikut:
    Kepala Desa dan perangkat desa ditandatangani
       oleh Kepala Desa atau pejabat yang
       mewakili.
    Pimpinan dan anggota BPD ditandatangani oleh
       Ketua BPD atau pejabat yang mewakili.
   SPPD diketahui oleh pejabat tempat
    tujuan dengan membubuhi tandatangan
    pada lembaran yang disediakan untuk
    itu.
Setelah melaksanakan tugas, Kepala
Desa dan perangkat desa maupun
Pimpinan dan anggota BPD wajib
menyampaikan SPT dan SPPD yang
telah diketahui oleh pejabat yang
berwenang tempat yang dituju paling
lama 5 (lima) hari kerja, dengan
melampirkan laporan singkat secara
tertulis hasil pelaksanaan tugasnya
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN                   1
          - UMUM
   Pemerintah Daerah melakukan
    pembinaan pengelolaan keuangan
    desa secara keseluruhan.
   Pembinaan sebagaimana dimaksud
    huruf a dapat berupa pemberian
    pedoman, bimbingan dan pelatihan.
   Pembinaan sebagaimana dimaksud
    huruf b dilaksanakan secara berkala.
   Pengawasan pengelolaan keuangan desa 2
    secara keseluruhan dilaksanakan oleh
    Bupati atau Pejabat yang berwenang
    dengan berpedoman pada Peraturan
    Perundang-undangan.
   Pengawasan terhadap kegiatan
    pelaksanaannya dilakukan secara
    Fungsional oleh Pejabat yang berwenang;
   Pengawasan oleh masyarakat dapat berupa
    penyampaian informasi dan laporan;
   Jika terjadi penyimpangan atau
    penyalahgunaan, maka penyelesaiannya
    secara berjenjang, mulai dari Tingkat Desa
    kemudian Kecamatan dan Kabupaten.
Pembinaan dan pengawasan
  pemerintah kabupaten
   memberikan pedoman dan bimbingan
    pelaksanaan APB Desa;
   memberikan bimbingan dan pelatihan dan
    penyelenggaraan keuangan desa yang
    mencakup perencanaan dan penyusunan
    APBDesa, pelaksanaan dan pertanggung-
    jawaban APBDesa;
   membina dan mengawasi pengelolaan
    keuangan desa dan pendayagunaan aset
    desa;
   memberikan pedoman dan bimbingan
    pelaksanaan adminsitrasi keuangan desa.
Pembinaan dan pengawasan
         Camat
   memfasilitasi administrasi keuangan
    desa;
   memfasilitasi pengelolaan keuangan
    desa dan pendayagunaan aset desa;
   memfasilitasi pelaksanaan APB Desa;
   memfasilitasi penyelenggaraan
    keuangan desa yang mencakup
    perencanaan, dan penyusunan
    APBDesa, pelaksanaan dan
    pertanggung-jawaban APBDesa.
Tuntutan Ganti Rugi
   Apabila pengelola keuangan dan perangkat
    desa dalam menjalankan tugasnya terbukti
    menyalahgunakan keuangan Desa, maka
    wajib memberikan ganti rugi sesuai dengan
    peraturan perundang-undangan yang
    berlaku.

   Ganti rugi sebagaimana dimaksud huruf a,
    harus sudah diselesaikan paling lambat 30
    (tiga puluh) hari terhitung sejak
    diketahuinya bukti penyalahgunaan
    keuangan desa.
SELESAI
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Tendances

Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaArdi Susanto
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaYudhi Aldriand
 
Pokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganPokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganrajapusbar
 
Pedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desaPedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desaYudhi Aldriand
 
Buku panduan apb des partisipatif 2
Buku  panduan apb des partisipatif 2Buku  panduan apb des partisipatif 2
Buku panduan apb des partisipatif 2Mustika Aji
 
09. siklus-keuangan-desa1
09. siklus-keuangan-desa109. siklus-keuangan-desa1
09. siklus-keuangan-desa1Khasis Munandar
 
Kebijakan Daerah Kebumen tentang Desa
Kebijakan Daerah Kebumen tentang DesaKebijakan Daerah Kebumen tentang Desa
Kebijakan Daerah Kebumen tentang DesaFormasi Org
 
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa kpk
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa  kpkSlide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa  kpk
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa kpkgunawankusumo
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaUmi Arifah
 
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESASISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESAMAHMUN SYARIF
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaFormasi Org
 
1.pengelola keuangan desa 2017
1.pengelola  keuangan desa 20171.pengelola  keuangan desa 2017
1.pengelola keuangan desa 2017kodri .
 
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015Dodik Mer
 
Simulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desaSimulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desadeivie dedep
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1agus raharjo
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Yudhi Aldriand
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Yudhi Aldriand
 
Perbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan final
Perbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan finalPerbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan final
Perbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan finalari saridjo
 
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desa
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desaPartisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desa
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desaNurbaiti Muhi
 

Tendances (20)

Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
 
Pokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganPokok pokok keuangan
Pokok pokok keuangan
 
Pedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desaPedoman administrasi desa
Pedoman administrasi desa
 
Buku panduan apb des partisipatif 2
Buku  panduan apb des partisipatif 2Buku  panduan apb des partisipatif 2
Buku panduan apb des partisipatif 2
 
09. siklus-keuangan-desa1
09. siklus-keuangan-desa109. siklus-keuangan-desa1
09. siklus-keuangan-desa1
 
Kebijakan Daerah Kebumen tentang Desa
Kebijakan Daerah Kebumen tentang DesaKebijakan Daerah Kebumen tentang Desa
Kebijakan Daerah Kebumen tentang Desa
 
Presentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaruPresentasi uu desa versi terbaru
Presentasi uu desa versi terbaru
 
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa kpk
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa  kpkSlide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa  kpk
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa kpk
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESASISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
1.pengelola keuangan desa 2017
1.pengelola  keuangan desa 20171.pengelola  keuangan desa 2017
1.pengelola keuangan desa 2017
 
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
 
Simulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desaSimulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desa
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-2-lanjutan1
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
 
Perbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan final
Perbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan finalPerbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan final
Perbup juklak apbdes 2015 Kabupaten Kuningan final
 
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desa
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desaPartisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desa
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di era otonomi desa
 

En vedette

Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013
Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013
Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013Aji Sahdi Sutisna
 
Perencanaan pemb desa rkp dan rpjmdes
Perencanaan pemb desa rkp dan rpjmdesPerencanaan pemb desa rkp dan rpjmdes
Perencanaan pemb desa rkp dan rpjmdesRooy John
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11agus raharjo
 
tahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesatahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesaFormasi Org
 
pelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesapelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesaFormasi Org
 
07. pelaksanaan apb desa
07. pelaksanaan apb desa07. pelaksanaan apb desa
07. pelaksanaan apb desakeuangandesa
 
06. perencanaan apb desa
06. perencanaan apb desa06. perencanaan apb desa
06. perencanaan apb desakeuangandesa
 
Lampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDesLampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDesKang Margino
 
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desakeuangandesa
 
Modul Managemen Asset Desa
Modul Managemen Asset DesaModul Managemen Asset Desa
Modul Managemen Asset DesaMustika Aji
 
Penatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan DesaPenatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan DesaFormasi Org
 
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSoal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahTrust Tour And Travel
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Khalid Mustafa
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaFormasi Org
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahpublicprocurementinstitute
 
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)Khalid Mustafa
 

En vedette (20)

Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013
Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013
Laporan Rencana dan Realisasi Penggunaan Anggaran Pilkades Panjalu 2013
 
Perencanaan pemb desa rkp dan rpjmdes
Perencanaan pemb desa rkp dan rpjmdesPerencanaan pemb desa rkp dan rpjmdes
Perencanaan pemb desa rkp dan rpjmdes
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
 
tahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesatahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesa
 
APBDes Tahun 2016
APBDes Tahun 2016APBDes Tahun 2016
APBDes Tahun 2016
 
pelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesapelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesa
 
07. pelaksanaan apb desa
07. pelaksanaan apb desa07. pelaksanaan apb desa
07. pelaksanaan apb desa
 
06. perencanaan apb desa
06. perencanaan apb desa06. perencanaan apb desa
06. perencanaan apb desa
 
Lampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDesLampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDes
 
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
 
Modul Managemen Asset Desa
Modul Managemen Asset DesaModul Managemen Asset Desa
Modul Managemen Asset Desa
 
pembiayaan desa
pembiayaan desapembiayaan desa
pembiayaan desa
 
Penatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan DesaPenatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan Desa
 
Perdes sotk jadi
Perdes sotk jadiPerdes sotk jadi
Perdes sotk jadi
 
Manajemen bum des
Manajemen bum desManajemen bum des
Manajemen bum des
 
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahSoal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Soal dan Jawaban Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa PemerintahPengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pengadaan Langsung dan Swakelola Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola (Materi 5)
 

Similaire à OPTIMASI APBDESA

Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01
Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01
Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01Cahyo Wiryanto
 
1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...
1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...
1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...MAHMUN SYARIF
 
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxPPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxssuser305239
 
PPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan DesaPPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan DesaBuyungRahmadPaijo
 
SPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptx
SPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptxSPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptx
SPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptxZakirNaik5
 
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptxpengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptxudin251181
 
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptxpengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptxArya Biase
 
1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptx
1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptx1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptx
1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptxDarmawati Darmawati
 
Pengelolaan keu desa
Pengelolaan keu desaPengelolaan keu desa
Pengelolaan keu desaDodik mer
 
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptxPengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptxAgusthinMinggu1
 
Bimtek_PKD_ppt.pptx
Bimtek_PKD_ppt.pptxBimtek_PKD_ppt.pptx
Bimtek_PKD_ppt.pptxErickShefra
 
Pengantar apb desa
Pengantar apb desaPengantar apb desa
Pengantar apb desaFormasi Org
 
PengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptx
PengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptxPengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptx
PengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptxarielhudaya66
 
Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014Inspektorat
 
KEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESA
KEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESAKEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESA
KEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESAPemdes Wonoyoso
 
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPemdes Wonoyoso
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaUmi Arifah
 

Similaire à OPTIMASI APBDESA (20)

Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01
Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01
Pengelolaankeuangandesakabciamis 120811023213-phpapp01
 
1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...
1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...
1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...
 
keuangan desa ( Firman Siagian )
keuangan desa ( Firman Siagian )keuangan desa ( Firman Siagian )
keuangan desa ( Firman Siagian )
 
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptxPPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
PPT PKD. 20-2018. PANOHAN.pptx
 
PPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan DesaPPT Pengelolaan Keuangan Desa
PPT Pengelolaan Keuangan Desa
 
SPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptx
SPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptxSPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptx
SPB. 4.1 Pokok Kebijakan PKD.pptx
 
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptxpengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
 
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptxpengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
pengawasan-pengelolaan-keuangan-desa-bina-desainspektorat.pptx
 
1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptx
1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptx1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptx
1. Pokok-pokok pengelolaan dan Pengelola Keudes.pptx
 
Pengelolaan keu desa
Pengelolaan keu desaPengelolaan keu desa
Pengelolaan keu desa
 
Spb 4.1
Spb 4.1Spb 4.1
Spb 4.1
 
12015886.ppt
12015886.ppt12015886.ppt
12015886.ppt
 
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptxPengelolaan Keuangan Desa.pptx
Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
 
Bimtek_PKD_ppt.pptx
Bimtek_PKD_ppt.pptxBimtek_PKD_ppt.pptx
Bimtek_PKD_ppt.pptx
 
Pengantar apb desa
Pengantar apb desaPengantar apb desa
Pengantar apb desa
 
PengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptx
PengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptxPengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptx
PengelolaanKeuanganDesa_Permendagri20_2018.ppt.pptx
 
Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014Pengel keu desa permendagri 113 2014
Pengel keu desa permendagri 113 2014
 
KEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESA
KEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESAKEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESA
KEPUTUSAN KEPALA DESA WONOYOSO TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA KEUANGAN DESA
 
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 

OPTIMASI APBDESA

  • 1. PERATURAN BUPATI NO 13 TAHUN 2009 PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Ciamis, 12 Nopember 2009
  • 2. LATAR BELAKANG Pada kenyataannya bahwa +/- 70 % penduduk Indonesia adalah bermukim di Desa-desa. Secara umum masih berada pada kondisi “tertinggal” baik dibidang pendidikan, kesehatan,ekonomi,dengan sulitnya lapangan pekerjaan maupun kondisi kemiskinan lainnya.
  • 3. Upaya meningkatkan pembangunan daerah perdesaan sekarang ini merupakan langkah penting dan strategis yang perlu dicermati dan dilaksanakan sebaik-baiknya Keberhasilan dalam pelaksanaan akan memberikan sumbangan serta andil yang sangat besar dalam menunjang berhasilnya : • Penyelenggaraan Otonomi Daerah • Upaya pemecahan permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara secara keseluruhan
  • 4. Hal-hal esensial keadaan dan permasalahan yang secara umum dihadapi Desa Antara Lain : 1. Keadaan dan kondisi organisasi dan managemen Pemerintah Desa secara umum perlu ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya 2. Kelengkapan prasarana dan sarana perkantoran yang pada umumnya masih terbatas 3. Terselenggaranya administrasi pemerintahan, administrasi pembangunan
  • 5. 4. Dimilikinya dokumen tentang perencanaan pembangunan desa yaitu RPJMDesa, RKPDesa 5. Keuangan Desa merupakan unsur sangat penting dan berperan menentukan bagi berhasilnya: • penyelenggaraan pemerintah desa • pembangunan desa • pembinaan masyarakat desa 6. Perlunya diciptakan hubungan timbal balik yang saling mengisi, saling melengkapi, saling menunjang dan saling menguntungkan antara penyelenggara pemerintah daerah dan pemerintah desa
  • 6. Mencermati berbagai keadaan dan permasalahan yang secara umum dihadapi oleh desa sebagaimana dikemukakan diatas. Maka dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Desa yang ditetapkan pada: --UU No: 32 Tahun 2004 te ntang Pemerintah Daerah --Ditindaklanjuti dengan PP No: 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 67 perihal keuangan desa --Peraturan pelaksanaan dari PERMENDAGRI No: 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
  • 7. Berdasarkan PP no: 72 Tahun 2005 tentang Desa ps 67 perihal keuangan desa Semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik desa Perlu dikelola suatu sistem pengelolaan keuangan desa Merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan daerah dalam mendanai pemerintah desa dan pemberdayaan desa dilanjutkan
  • 8. Lanjutan Ps 74 dan Ps 77 dinyatakan pedoman penyusunan APBDesa dan Pengelolaan Keuangan Desa diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota,maka diperlukan suatu standar pengaturan mulai dari: • Aspek perencanaan dan Aspek penganggaran • Aspek pelaksanaan dan Aspek penatausahaan • Aspek pertanggungjawaban keuangan desa
  • 9. ASPEK PERENCANAAN DAN ASPEK PENGANGGARAN Proses penyusunan APBDesa dapat menunjukkan latar belakang pengambilan keputusan dalam menetapkan arah kebijakan umum berdasarkan skala prioritas serta distribusi sumber daya dengan melibatkan partisipasi masyarakat (Bertanggungjawab atas hasil proses dan penggunaan sumber daya)
  • 10. ASPEK PELAKSANAAN DAN ASPEK PENATAUSAHAAN Pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintah desa yang juga pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan desa adalah Kepala Desa. Pelaksanaannya Kepala Desa dibantu oleh bendahara desa,perangkat desa beserta masyarakat.
  • 11. ASPEK PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA Dalam rangka pengelolaan keuangan desa yang akuntabel dan transparan maka Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan penyelenggaraan keuangan desa wajib menyampaikan pertanggungjawabannya kepada Bupati melalui Camat.
  • 12. Dasar Hukum 1. PP no: 72 Tahun 2005 tentang Desa 2. Permendagri no: 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa 3. PP no: 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan 4. PP no: 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 5. Permendagri no: 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan telah diubah dengan Permendagri no: 59 Tahun 2007 6. SE Bupati no Petunjuk Teknis no:188.34/ -Dinkeu/2008
  • 13. TUJUAN Peraturan Bupati Pengelolaan Keuangan Desa bertujuan : memberikan pedoman dan bimbingan pelaksanaan administrasi keuangan desa ,yang merupakan salah satu bentuk pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kabupaten Ciamis
  • 14. MANFAAT Pemerintah Desa dapat menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang telah diatur dalam SAP yaitu : • dapat mengakui • mengukur • menyajikan secara wajar laporan keuangan kepada para pengguna sesuai struktur pemerintah desa
  • 15. Substansi Peraturan Bupati Pengelolaan Keuangan Desa 1. Ketentuan Umum 2. Kedudukan Keuangan dan Azas Pengelolaan Keu. Desa 3. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa 4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa 5. Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa 6. Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD 7. Perjalanan Dinas 8. Pembinaan dan Pengawasan 9. Ketentuan Peralihan 10. Ketentuan Penutup 11. Lampiran Peraturan Bupati
  • 16. CONTOH FORMAT PERBUP 1. Keputusan kepala desa tentang penunjukkan bendahara desa 2. Rancangan peraturan kepala desa tentang RKPDesa 3. Rencana Kerja dan Anggaran Desa ( RKA) 4. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa 5. Rancangan peraturan kepala desa tentang penjabaran APBDesa 6. RKA perubahan desa 7. Rancangan peraturan desa tentang perubahan APBDesa 8. Rancangan peraturan kepala desa tentang penjabaran perubahan APBDesa
  • 17. Lanjutan 9. Laporan pertanggungjawaban pendapatan bendahara desa 10. Surat permintaan pembayaran (SPP) 11. Surat perintah membayar (SPM) 12. BKU bendahara desa 13. Kwitansi 14. Laporan pertanggungjawaban belanja bendahar desa 15. Rancangan peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa 16. Daftar kode rekening 17. Register SPM 18. Berita acara pemeriksaan kas 19. Register penutupan kas.
  • 18. KETENTUAN UMUM  MEMUAT MAKSUD DARI PERATURAN BUPATI INI, ARTI ISTILAH DAN LAIN-LAIN  CONTOH: Kepala Desa adalah… Perangkat Desa adalah… Desa adalah…. Dst..
  • 19. KEDUDUKAN KEUANGAN DAN AZAS A PENGELOLAAN KEUANGAN DESA 1. KEDUDUKAN KEUANGAN DESA Penyelenggaraan urusan Pemdes didanai dari : • APBDesa •Bantuan Pemerintah •Bantuan Pemerintah Daerah Penyelenggaraan urusan Pemda didanai dari APBD
  • 20. 2. Azas Pengelolaan Keuangan Desa Keuangan desa dikelola berdasarkan azas akuntabel, partisipatif, disiplin anggaran. Selain point diatas keuangan desa dikelola secara : Tertib, taat pada peraturan,efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran
  • 21. B KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA 1. KEPALA DESA a. Kepala Pemerintahan Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili dalam kepemilikan kekayaan desa yang dipisahkan b. Mempunyai kewenangan: - menetapkan kebijakan pelaksanaan APBDesa - menetapkan kebijakan pengelolaan barang desa - menetapkan bendahara desa - menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa - menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan brg milik desa
  • 22. Lanjutan c. Dalam melaksanakan pengeluaran keuangan desa dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa 2. PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA a. PTPKD adalah perangkat desa, terdiri dari : - Sekretaris Desa - Perangkat Desa b. Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggungjawab kpd kepala desa
  • 23. Lanjutan c. Sekretaris desa mempunyai tugas : - menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa - menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan brg desa - menyusun Raperdes APBDesa, Perubahan APBDesa dan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa - Menyusun Raperdes tentang pelaksanaan Perdes, tentang APBDesa dan Perubahan APBDesa Dalam hal jabatan Sekretaris desa berhalangan tetap menunjuk perangkat desa lainnya selaku koordinator pelaksana pengelolaan keuangan desa
  • 24. PERANGKAT DESA LAINNYA terdiri dari : -Pelaksana teknis lapangan -Unsur kewilayahan Kepala Desa setiap tahun menetapkan bendahara desa dengan keputusan kepala desa
  • 25. ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA c DESA 1. umum • APBDesa Setiap TH di • Perubahan APBDesa Tetapkan • Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa Perdes APBDesa --- disusun berdasarkan RKPDesa
  • 26. Menyusun APB Desa Penganggaran pengeluaran harus di dukung adanya kepastian penerimaan dalam jumlah yang cukup
  • 27. 2. STRUKTUR APB Desa Pendapatan Defisit/Surplus Belanja Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan Neto Pengeluaran
  • 28. Pendapatan Desa  Pendapatan Asli Desa  Bagi Hasil Pajak Daerah  Bagian dari Retribusi Daerah  Alokasi Dana Desa (ADD)  Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Daerah dan Desa lainnya  Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga
  • 29.
  • 30. Pendapatan Asli Desa  Hasil usaha Desa  Hasil kekayaan Desa  Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat  Lain-lain Pendapatan Asli Desa
  • 31. Hasil usaha Desa yang terdiri dari :  Bagian Laba dari Badan Usaha Milik Desa;  Bagian Laba dari Badan Kredit Desa;  Bagian Laba dari Koperasi Desa.
  • 32. Hasil kekayaan Desa yang terdiri dari:  Tanah Kas Desa;  Pasar Desa;  Bangunan Desa;  Obyek rekreasi yang dikelola oleh Desa;  Pemandian Umum yang dikelola oleh Desa;  Hutan Desa;  Perairan/pantai dalam batas tertentu yang dikelola oleh Desa;  Tempat-tempat pemancingan di sungai yang dikelola oleh Desa;  Tempat pelelangan ikan yang dikelola oleh Desa;  Lain-lain kekayaan Desa.
  • 33. Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat terdiri dari: • Urunan Desa, carik/pancen dan/atau nama lain yang sejenis; • Iuran tempat penitipan Kendaraan/Sepeda/ Sepeda Motor; • Hasil Swadaya dan Partisipasi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
  • 34. Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang terdiri dari :  Ganti ongkos cetak Surat- Surat/Blanko-Blanko;  Biaya Legalisasi Surat-Surat;  Biaya Legalisasi Wesel;  Sewa tanah desa;  Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
  • 35. Bagi Hasil Pajak Daerah Bagi hasil Pajak Daerah adalah Bagi Hasil Pajak Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis
  • 36. Bagian dari Retribusi Daerah Bagian dari Retribusi Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis
  • 37.
  • 38. Alokasi Dana Desa (ADD) Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten
  • 39. SIAPA PENERIMA MANFAAT ADD ?  Pemerintah desa  Badan Permusyawaratan Desa  lembaga-lembaga kemasyarakatan desa  Masyarakat desa (termasuk perempuan, anak-anak, petani, buruh, nelayan dan kaum miskin desa yang lainnya)
  • 40. BAGAIMANA PERUNTUKKAN ADD ?  Untuk biaya pembangunan desa  Untuk pemberdayaan masyarakat  Untuk memperkuat pelayanan publik di desa  Untuk memperkuat partisipasi dan demokrasi desa  Untuk tunjangan aparat desa  Untuk tunjangan BPD  Untuk operasianal pemerintahan desa  Tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik atau kegiatan lainnya yang melawan hukum
  • 41. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Daerah dan Desa lainnya Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang peruntukkannya diatur berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
  • 42. Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga  Pemberian Hibah dan sumbangan tidak mengurangi kewajiban-kewajiban pihak penyumbang kepada Desa;  Hibah dan Sumbangan merupakan hasil gotong royong dan partisipasi masyarakat;  Hibah dan Sumbangan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
  • 43. Belanja Desa  Belanja Desa dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi kewenangan desa;  Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa .
  • 44. Belanja Desa • Kelompok Belanja Langsung; • Kelompok Belanja Tidak Langsung.
  • 45. Kelompok Belanja Langsung Kelompok Belanja Langsung adalah bagian belanja yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai Program/kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat desa, terdiri dari: • Belanja Pegawai; • Belanja Barang dan Jasa; • Belanja Modal;
  • 46.
  • 47. Belanja Tidak Langsung Kelompok Belanja Tidak Langsung adalah bagian belanja yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya dinikmati secara terbatas, yakni oleh Pemerintahan Desa, terdiri dari: • Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap; • Belanja Bunga; • Belanja Subsidi; • Belanja Hibah; • Belanja Bantuan Sosial; • Belanja Bantuan Keuangan; • Belanja Tak Terduga.
  • 48.
  • 49. Pembiayaan  Pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya;  Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud terdiri dari: a) Penerimaan Pembiayaan; b) Pengeluaran Pembiayaan.
  • 50. Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud di atas, mencakup : • Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya; • Pencairan Dana Cadangan; • Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan; • Penerimaan Pinjaman; • Bagian laba dari penyertaan modal.
  • 51. Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan, mencakup: • Pembentukan dan/atau Penambahan Dana Cadangan; • Penyertaan Modal Desa; • Pembayaran Utang.
  • 52. DANA CADANGAN 1  Tidak dapat digunakan untuk membiayai kegiatan lain diluar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang pembentukan dana cadangan;  Dibukukan dalam rekening tersendiri atau disimpan pada kas desa tersendiri atas nama dana cadangan pemerintah desa;  Dana tersebut dapat ditempatkan dalam deposito yang memberikan hasil tetap dengan resiko rendah;  Penerimaan jasa giro/hasil bunga rekening dana cadangan dan penempatan dalam deposito menambah jumlah dana cadangan;
  • 53. DANA CADANGAN 2  Guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan Peraturan Desa;  Peraturan Desa mencakup: • tujuan pembentukan dana cadangan, • program dan kegiatan yang akan dibiayai • besaran dan rincian tahunan dana cadangan • sumber dana cadangan dan • tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan;  Kegiatan dilaksanakan apabila dana cadangan telah mencukupi;  Rancangan Peraturan Desa tentang pembentukan dana cadangan dibahas bersamaan dengan pembahasan Peraturan Desa tentang APB Desa;
  • 54. DANA CADANGAN 3  Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan bersamaan dengan Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa;  Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan desa, pinjaman desa dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perundang- undangan;  Penerimaan hasil bunga/deviden/royalti rekening dana cadangan dan penempatan dalam portofolio dicantumkan sebagai penambah dana cadangan berkenaan dalam daftar dana cadangan pada lampiran Peraturan Desa tentang APB Desa;  Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran yang berkenaan.
  • 55. PENYERTAAN MODAL DESA  Penyertaan modal awal dan penambahan modal dicatat pada rekening penyertaan modal desa  Pemerintah desa melakukan investasi pada Badan Usaha Milik Desa atau dalam Badan Usaha Swasta lain, dalam bentuk penyertaan modal desa;  Penyertaan modal desa dilakukan Kepala Desa dengan persetujuan BPD setelah ditetapkan dengan Peraturan Desa.
  • 56. Surplus dan Defisit APB Desa  Surplus Anggaran merupakan selisih lebih antara Pendapatan Desa dan Belanja Desa selama satu tahun anggaran;  Defisit Anggaran merupakan selisih kurang antara Pendapatan Desa dan Belanja Desa selama satu tahun anggaran;  Selisih lebih/kurang antara Pendapatan dan Belanja selama satu tahun anggaran dicatat dalam Pos Surplus/Defisit.
  • 57. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 1 (SiLPA)  mencakup pelampauan penerimaan Pendapatan Asli Desa,  pelampauan penerimaan Alokasi Dana Desa,  pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan desa yang sah,  pelampauan penerimaan pembiayaan,  penghematan belanja,  kewajiban kepada fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan dan  sisa dana kegiatan lanjutan.
  • 58. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 2 (SiLPA) Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya, merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk: a) menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari pada realisasi belanja; b) mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung; c) mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan.
  • 59. Hibah dan Sumbangan berbentuk barang dan jasa  Hibah dan Sumbangan yang berbentuk barang dan/atau jasa dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dengan nilai wajar;  Hibah dan Sumbangan yang berbentuk barang dan/atau jasa dicatat pada pendapatan dan belanja dengan nilai yang sama;  Pencatatan pendapatan dan belanja berdasarkan bukti/keterangan hibah dan sumbangan.
  • 60. Penyusunan Rancangan APB Desa  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa)  Penetapan Rancangan APB Desa  Kode Rekening Penganggaran  Penetapan Penjabaran APB Desa  Evaluasi Rancangan APB Desa  Penetapan Peraturan Desa tentang APB Desa  Pelaksanaan APB Desa
  • 61. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa)  RPJMD disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi dan misi dari Kepala Desa yang terpilih;  Setelah berakhir jangka waktu RPJMD, Kepala Desa terpilih menyusun kembali RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;  Kepala Desa yang baru dapat merubah RPJMD sesuai dengan visi dan misinya;  RPJMDesa ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa dilantik;  Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan Desa;  Penyusunan RKP Desa diselesaikan paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya;  RKP Desa ditetapkan dengan persetujuan bersama antara Kepala Desa dan BPD yang dituangkan dengan Peraturan Kepala Desa;
  • 62. Penetapan Rancangan APB Desa  Sekretaris Desa menyusun Rencana Kerja Anggaran Desa (RKA-Desa) dan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa berdasarkan pada RKP Desa;  Sekretaris Desa menyampaikan RKA-Desa dan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa kepada Kepala Desa untuk disampaikan kepada BPD;  Kepala Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa kepada BPD untuk dibahas bersama dalam rangka memperoleh persetujuan bersama;  Penyampaian rancangan Peraturan Desa paling lambat minggu pertama bulan November tahun anggaran sebelumnya;  Pembahasan menitik-beratkan pada kesesuaian dengan RKP Desa;  Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah disetujui bersama BPD dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa, paling lambat 3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi;  Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud angka 6), ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah APBD Kabupaten ditetapkan;
  • 63.
  • 64.
  • 65. Kode Rekening Penganggaran • Kode aset, kode kewajiban dan kode ekuitas yang digunakan dalam neraca. • Kode pendapatan, kode belanja dan kode pembiayaan yang digunakan dalam penganggaran.
  • 66. Penetapan Penjabaran APB Desa Kepala Desa menetapkan Penjabaran APB Desa dengan Peraturan Kepala Desa;
  • 67. 1 Evaluasi Rancangan APB Desa  Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja disampaikan Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat untuk dievaluasi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah persetujuan bersama BPD;  Pelaksanaan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa didelegasikan kepada Camat;  Hasil evaluasi ditetapkan dengan Keputusan Bupati;  Bupati menetapkan Hasil Evaluasi Rancangan APB Desa paling lama 20 (dua puluh) hari kerja;
  • 68. Evaluasi Rancangan APB Desa 2  Bupati mendelegasikan penandatanganan Keputusan kepada Camat;  Apabila hasil evaluasi melampaui batas waktu, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa menjadi Peraturan Desa;  Dalam hal Bupati menyatakan hasil evaluasi Raperdes tentang APB Desa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi;  Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan BPD, dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa menjadi Peraturan Desa, Bupati membatalkan Peraturan Desa dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APB Desa tahun anggaran sebelumnya;
  • 69. 3 Evaluasi Rancangan APB Desa  Pembatalan Peraturan Desa dan pernyataan berlakunya pagu tahun anggaran sebelumnya, ditetapkan dengan Peraturan Bupati;  Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan Kepala Desa harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa dan selanjutnya Kepala Desa bersama BPD mencabut Peraturan Desa dimaksud;  Pencabutan peraturan Desa dilakukan dengan Peraturan Desa tentang Pencabutan Peraturan Desa tentang APB Desa;  Pelaksanaan pengeluaran atas pagu APB Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
  • 70. Penetapan Peraturan Desa tentang APB Desa  Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa, Perubahan APB Desa dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa yang telah dievaluasi oleh Bupati ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.  Sekretaris Daerah mendelegasikan penandatanganan pengumuman Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa dalam Berita Daerah kepada Sekretaris Desa.  Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Perubahan APB Desa dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa yang telah ditandatangani Kepala Desa, disampaikan kepada Sekretaris Desa untuk diumumkan dalam Berita Daerah.
  • 71. Pelaksanaan APB Desa 1 PENDAPATAN  Semua pendapatan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa, kecuali untuk pendapatan dari hibah dan sumbangan yang berbentuk barang dan jasa;  Setiap pendapatan desa sebagaimana dimaksud pada huruf a) tersebut harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah;  Kepala desa wajib mengintensifkan pemungutan pendapatan desa yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya;  Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam Peraturan Desa;
  • 72. Pelaksanaan APB Desa 2 PENDAPATAN  Pengembalian atas kelebihan pendapatan desa dilakukan dengan membebankan pada pendapatan desa yang bersangkutan untuk pengembalian pendapatan desa yang terjadi dalam tahun yang sama.  Untuk pengembalian kelebihan pendapatan desa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dibebankan pada belanja tidak terduga;  Pengembalian sebagaimana dimaksud harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;  Pendapatan desa dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
  • 73. Pelaksanaan APB Desa 3 PENDAPATAN  Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi, dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan desa dari hasil pemanfaatan kekayaan milik desa atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan desa.  Semua pendapatan desa yang terdiri dari bagi hasil pajak daerah, bagian dari retribusi daerah, alokasi dana desa, bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah daerah dan desa lainnya, hibah, dan sumbangan pihak ketiga dilaksanakan melalui rekening kas desa dan dicatat sebagai pendapatan desa, kecuali untuk pendapatan dari hibah dan sumbangan yang berbentuk barang dan jasa.
  • 74. Pelaksanaan APB Desa 1 BELANJA  Setiap Pengeluaran belanja atas beban APB Desa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;  Bukti harus mendapat pengesahan oleh Sekretaris Desa atas kebenaran material yang timbul;  Pengeluaran kas desa yang mengakibatkan beban APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan menjadi Peraturan Desa;  Pelaksanaan Belanja Desa harus didasarkan pada prinsip hemat, sederhana, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • 75. Pelaksanaan APB Desa 2 BELANJA  Kepala Desa dan desa dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan, dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/ penjualan yang berkaitan dengan pemerintah desa dan kekayaan milik desa.  Pengeluaran kas desa tidak termasuk untuk belanja desa yang bersifat mengikat dan belanja desa yang bersifat wajib yang ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa;  Belanja yang bersifat mengikat merupakan belanja yang dibutuhkan secara terus menerus dan harus dialokasikan oleh pemerintah desa dengan jumlah yang cukup untuk keperluan setiap bulan dalam tahun anggaran yang bersangkutan, seperti belanja pegawai, belanja barang dan jasa.  Belanja yang bersifat wajib adalah belanja untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain pendidikan dan kesehatan dan/atau melaksanakan kewajiban kepada fihak ketiga.
  • 76. Pelaksanaan APB Desa 3 BELANJA  Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.  Pemerintah Desa dilarang melakukan pengeluaran atas beban belanja desa untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya dan/atau yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APB Desa.  Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada huruf c) dapat dilakukan jika dalam keadaan darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APB Desa dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.
  • 77. Keadaan darurat memenuhi kriteria sebagai berikut: • bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah desa dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya; • tidak diharapkan terjadi secara berulang; • berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah desa; • memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat; • keadaan darurat ditetapkan dengan Keputusan kepala desa
  • 78. 1 Perubahan APB Desa Perubahan APB Desa apabila terjadi:  keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;  keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;  keadaan darurat;  keadaan luar biasa.
  • 79. 2 Perubahan APB Desa  Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1(satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.  Perubahan APB Desa terjadi bila Pergeseran anggaran yaitu Pergeseran antar jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan desa tentang APB Desa.  Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya dalam perubahan APB Desa, yaitu Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.  Selanjutnya Tata cara pengajuan perubahan APB Desa adalah sama dengan tata cara penetapan pelaksanaan APB Desa.
  • 80. PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA  Umum  Penatausahaan Penerimaan  Penatausahaan Pengeluaran  Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa  Penetapan Pertanggungjawaban APB Desa
  • 81. Umum  Untuk pelaksanaan APB Desa, Kepala Desa menunjuk Bendahara Desa, yang dapat dijabat rangkap oleh Kepala Urusan Keuangan, bertugas menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan desa dan uang untuk keperluan belanja desa dalam rangka pelaksanaan APB Desa.
  • 82. 1 Penatausahaan Penerimaan  Penatausahaan Penerimaan wajib dilaksanakan oleh Bendahara Desa;  Bendahara Desa wajib menyelenggarakan Pembukuan terhadap seluruh penerimaan desa;  Penatausahaan sebagaimana dimaksud pada huruf a), menggunakan: • Buku kas umum; • Buku kas pembantu perincian obyek penerimaan; • Buku kas harian pembantu;
  • 83. 2 Penatausahaan Penerimaan  Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;  Laporan pertanggungjawaban penerimaan sebagaimana dimaksud pada huruf d) di atas, dilampiri dengan: • Buku kas umum; • Buku kas pembantu perincian obyek penerimaan; • Bukti penerimaan lainnya yang sah.
  • 84. 1 Penatausahaan Pengeluaran  Penatausahaan Pengeluaran dilakukan oleh Bendahara Desa;  Dokumen penatausahaan pengeluaran harus disesuaikan pada Peraturan Desa tentang APB Desa atau Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa melalui pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP);  Pengajuan SPP oleh Bendahara Desa kepada Sekretaris Desa untuk disetujui, dan diajukan kepada Kepala Desa untuk disetujui dengan menerbitkan SPM (Surat Perintah Membayar) dan penerbitan cek/giro;  Bendahara Desa mencairkan uang tunai di bank berdasarkan cek dan SPM.
  • 85. 2 Penatausahaan Pengeluaran  Dalam hal pekerjaan dilaksanakan oleh pihak ketiga, pihak Bank langsung mentransfer ke rekening pihak ketiga berdasarkan giro dan SPM;  Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;  Permintaan pembayaran kegiatan oleh unsur perangkat desa diajukan kepada Bendahara Desa atas persetujuan Kepala Desa dan Bendahara Desa membayarkan sesuai dengan permintaan pembayaran;
  • 86. 3 Penatausahaan Pengeluaran  Bendahara Desa berwenang menagih pertanggungjawaban atas pengeluaran biaya yang dibebankan dalam APB Desa dan membukukannya dalam administrasi keuangan pemerintah desa;  Setiap penggunaan uang APB Desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan desa wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang tersebut dan disertai dengan bukti-bukti pertanggungjawaban;
  • 87. Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa  Kepala Desa wajib mempertanggung jawabkan pelaksanaan APB Desa kepada Bupati melalui Camat dan merupakan kelengkapan Keterangan Laporan Pertanggung jawaban (KLPJ) Kepala Desa dalam sidang tahunan BPD;  Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat, paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran;
  • 88. Penetapan Pertanggungjawaban APB Desa  Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa untuk disampaikan kepada Kepala Desa;  Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa kepada BPD untuk dibahas bersama;  Berdasarkan persetujuan Kepala Desa dengan BPD, maka Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa ditetapkan menjadi Peraturan Desa;  Jangka waktu penyampaian, dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir;
  • 89. KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT 1 DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD  Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD dapat diberikan Tunjangan sesuai dengan kemampuan Keuangan Desa  Rincian jenis Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD dapat terdiri dari: a. Tunjangan Penghasilan; b. Bantuan dari pemerintah atas; c. Honor kegiatan
  • 90. KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT 2 DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD  Rincian jenis Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD dapat terdiri dari-: a. Tunjangan Kematian; b. Tunjangan Kesehatan; c. Tunjangan Akhir Masa Jabatan.  Jenis Tunjangan dimaksud Pasal ini, tidak termasuk bagi Sekretaris Desa yang telah diangkat dari dan/atau menjadi Pegawai Negeri Sipil
  • 91. KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT 3 DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD  Selain Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD bagi RT dan/atau RW dapat diberikan Tunjangan atau nama lain sesuai dengan kemampuan Keuangan Desa.  Penentuan Besarnya dan Pembebanan Pemberian Tunjangan dan/atau Tunjangan Serta Honor Kegiatan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa.
  • 92. KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT 4 DESA SERTA PIMPINAN DAN ANGGOTA BPD  Standar Tunjangan bagi Kepala Desa, Perangkat Desa, Pimpinan dan Anggota BPD serta RT/RW sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini;  Standar Honor Kegiatan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini  Tunjangan dan/atau Tunjangan serta honor kegiatan yang diterima Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan Anggota BPD dicantumkan dalam APBDesa;  Tatacara penyaluran Tunjangan dan/atau Tunjangan diatur sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
  • 93. PERJALANAN DINAS  kegiatan yang sangat perlu sepanjang sarana komunikasi tidak cukup tersedia  dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang sehemat-hematnya dengan pencapaian hasil yang maksimal.  Perjaianan Dinas dengan tujuan Ibukota Kabupaten, Ibukota Propinsi dan Ibukota Negara hanya dapat dilakukan atas rekomendasi Camat  serta apabila terdapat panggilan untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Pusat.
  • 94. Perjalanan dinas hanya diperuntukkan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Pimpinan dan anggota BPD yang ditunjuk berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) oleh pejabat yang berwenang.  Pejabat yang berwenang menandatangani SPT untuk perjalanan dinas bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa adalah sebagai berikut: untuk tujuan Ibukota Kabupaten, Ibukota Provinsi dan Ibukota Negara ditandatangani Camat. untuk tujuan Ibukota Kecamatan dan antar desa dalam kecamatan, ditandatangani oleh Kepala Desa atau pejabat yang mewakili.
  • 95. Pejabat yang berwenang menandatangani SPT untuk perjalanan dinas bagi Pimpinan dan anggota BPD adalah sebagai berikut: untuk tujuan Ibukota Kabupaten, Ibukota Provinsi dan lbukota Negara ditandatangani Camat untuk tujuan Ibukota Kecamatan dan antar desa dalam kecamatan ditandatangani oleh Ketua BPD atau pejabat yang mewakili
  • 96. Pejabat yang berwenang menandatangani Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah sebagai berikut: Kepala Desa dan perangkat desa ditandatangani oleh Kepala Desa atau pejabat yang mewakili. Pimpinan dan anggota BPD ditandatangani oleh Ketua BPD atau pejabat yang mewakili.  SPPD diketahui oleh pejabat tempat tujuan dengan membubuhi tandatangan pada lembaran yang disediakan untuk itu.
  • 97. Setelah melaksanakan tugas, Kepala Desa dan perangkat desa maupun Pimpinan dan anggota BPD wajib menyampaikan SPT dan SPPD yang telah diketahui oleh pejabat yang berwenang tempat yang dituju paling lama 5 (lima) hari kerja, dengan melampirkan laporan singkat secara tertulis hasil pelaksanaan tugasnya
  • 98. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 1 - UMUM  Pemerintah Daerah melakukan pembinaan pengelolaan keuangan desa secara keseluruhan.  Pembinaan sebagaimana dimaksud huruf a dapat berupa pemberian pedoman, bimbingan dan pelatihan.  Pembinaan sebagaimana dimaksud huruf b dilaksanakan secara berkala.
  • 99. Pengawasan pengelolaan keuangan desa 2 secara keseluruhan dilaksanakan oleh Bupati atau Pejabat yang berwenang dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan.  Pengawasan terhadap kegiatan pelaksanaannya dilakukan secara Fungsional oleh Pejabat yang berwenang;  Pengawasan oleh masyarakat dapat berupa penyampaian informasi dan laporan;  Jika terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan, maka penyelesaiannya secara berjenjang, mulai dari Tingkat Desa kemudian Kecamatan dan Kabupaten.
  • 100. Pembinaan dan pengawasan pemerintah kabupaten  memberikan pedoman dan bimbingan pelaksanaan APB Desa;  memberikan bimbingan dan pelatihan dan penyelenggaraan keuangan desa yang mencakup perencanaan dan penyusunan APBDesa, pelaksanaan dan pertanggung- jawaban APBDesa;  membina dan mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa;  memberikan pedoman dan bimbingan pelaksanaan adminsitrasi keuangan desa.
  • 101. Pembinaan dan pengawasan Camat  memfasilitasi administrasi keuangan desa;  memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa;  memfasilitasi pelaksanaan APB Desa;  memfasilitasi penyelenggaraan keuangan desa yang mencakup perencanaan, dan penyusunan APBDesa, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban APBDesa.
  • 102. Tuntutan Ganti Rugi  Apabila pengelola keuangan dan perangkat desa dalam menjalankan tugasnya terbukti menyalahgunakan keuangan Desa, maka wajib memberikan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Ganti rugi sebagaimana dimaksud huruf a, harus sudah diselesaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diketahuinya bukti penyalahgunaan keuangan desa.