SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  204
1112/16/1412/16/14
PERATURAN PERUNDANGANPERATURAN PERUNDANGAN
K3-LISTRIKK3-LISTRIK
2212/16/1412/16/14
1. MEMAHAMI KEBIJAKAN / PERATURAN K3
LISTRIK.
1. MEMAHAMI PRINSIP-2 PENGENDALIAN K3
(Engineering Control, Human Control, Manajemen
Control)
2. MEMAHAMI KARAKTERISTIK/JENIS-JENIS
POTENSI BAHAYA LISTRIK DAN TINDAKAN
PENGENDALIANNYA
3. MEMAHAMI BERBAGAI REFERENSI STANDAR
KETEKNIKAN K3 LISTRIK
4. DAPAT MENJALANKAN TUGAS & FUNGSI
SECARA EFEKTIF
33
3
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasarTenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasar
bagi masyarakat luasbagi masyarakat luas
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapatListrik mengandung potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan jiwa dan harta bendamengancam keselamatan jiwa dan harta benda
Penyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perluPenyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perlu
adanya kebijakan pemerintah sehingga dapatadanya kebijakan pemerintah sehingga dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakatmenjangkau seluruh lapisan masyarakat
terjamin keselamatannya.terjamin keselamatannya.
4412/16/1412/16/14
Dasar hukum :
UndangundangNo1tahun1970
KeselamatanKerja
Pasal 2 ayat (2) huruf q
(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
5512/16/1412/16/14
Dasar hukum :
UndangundangNo1tahun1970
KeselamatanKerja
Pasal 3 ayat (1) huruf q
(Objective)
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
12/16/1412/16/1466
Rujukan : K3 ListrikRujukan : K3 Listrik
UU No 1 Th 1970UU No 1 Th 1970
(Kebijakan Nasional K3)(Kebijakan Nasional K3)

Kep 75/2002Kep 75/2002

PUIL 2000PUIL 2000
UU 28/2002UU 28/2002
BangunanBangunan
Per 02/89 : PetirPer 02/89 : Petir
Per 03/99 : LiftPer 03/99 : Lift
UU 30/2009UU 30/2009
KetenagalistrikanKetenagalistrikan
8812/16/1412/16/14
-Api terbukaApi terbuka :: 415415 (37,19 %)(37,19 %)
-ListrikListrik :: 297297 (26,6 %)(26,6 %)
-PembakaranPembakaran :: 8080 (7,17 %)(7,17 %)
-Peralatan panasPeralatan panas :: 3535 (3,14 %)(3,14 %)
-Lain lainLain lain :: 4646 (3,4 %)(3,4 %)
-Tidak dpt ditentukanTidak dpt ditentukan :: 243243 (19.73(19.73
%)%)
Puslabfor Mabes PolriPuslabfor Mabes Polri
Tahun 2000Tahun 2000
KecelakaanKecelakaan
Akibat Bahaya ListrikAkibat Bahaya Listrik
Sekitar 5 pekerja terkena arusSekitar 5 pekerja terkena arus
kejut listrik per minggu (OSHAkejut listrik per minggu (OSHA
Jepang)Jepang)
12% mengakibatkan kasus12% mengakibatkan kasus
kematian di tempat kerjakematian di tempat kerja
Di Indonesia ???Di Indonesia ???
Banyak … ? Tdk tercatatBanyak … ? Tdk tercatat
101012/16/1412/16/14
Data kec. listrik (PLN) 2000-2003
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
 Korban tewas 918 orang
 karyawan 183 orang &
 masyarakat 635 orang
 Luka serius 1.476 orang
$ Kasus kebakaran 1.741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 45.5 milyar
111112/16/1412/16/14
121212/16/1412/16/14
Arus / Tegangan listrik
Tidak tampak
Tidak berbau
Tidak berbunyi
Dapat dirasakan
Dapat menyebabkan
Kematian
DANGER
131312/16/1412/16/14
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat
listrik
bahaya sentuhan langsung
 bahaya sentuhan tidak langsung
 bahaya kebakaran
141412/16/1412/16/14
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara
normal bertegangan
SentuhantidaklangsungSentuhantidaklangsung
adalahbahayasentuhanpadabagianadalahbahayasentuhanpadabagian
konduktif yangsecaranormaltidakkonduktif yangsecaranormaltidak
bertegangan, menjadiberteganganbertegangan, menjadibertegangan
karenaterjadikegagalanisolasikarenaterjadikegagalanisolasi
151512/16/1412/16/14
SENTUH TIDAK LANGSUNGSENTUH TIDAK LANGSUNG
Bodi Lemarri Es ini dalam
keadaan normal tidak nyetrum.
Akan tetepi pada suatu saat
bisa nyetrum, apabila ada arus
bocor ke bodi lemari es
161612/16/1412/16/14
nextprevious
Ketenagalistrikan
171712/16/1412/16/14
1. I nst alasi list rik – adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi
mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik
sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunaannya.
Gambar 1, menunjukan sistem jaringan tenaga listrik milik dan
tanggung jawab PLN, yaitu mulai dari pembangkkitan sampai titik
meter sambungan pelanggan. Sedangkan dari titik meter kedalam
adalah instalasi listrik milik dan menjadi tanggung jawab pelanggan
PELANGGAN
PEMBANGKITAN
TRANSMISI
TET
DISTRIBUSI
TM
TRANSMISI
TT
DISTRIBUSI
TR
181812/16/1412/16/14
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA
UNDANG UNDANG
NO 30 TH 2009
KETENAGALISTRIKAN
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
JARINGAN TENAGA
LISTRIK
Andal, Aman dan
Akrap lingkungan
191912/16/1412/16/14
TM/
TR
G
Tempat kerja Bukan tempat kerja
TT/
TET
M
Kebijakan nasional
dalam hal upaya
menjamin
tempat kerja
yang Aman dan
lingkungan yang Sehat
Kebijakan nasional
dalam hal penyediaan
tenaga listrik
(pengusahaan)
yang Andal, Aman dan
Akrap lingkungan
1. Zaman Sebelum Merdeka
- VR 1910 STBL No. 406
- Pert Khusus B tentang pemberlakuan AVE 1938
(AVE diterjemahkan menjadi PUIL 1964)
History K3 Listrik
Diselenggarakan Oleh Jawatan Inspeksi
Keselamatan Kerja waktu itu
2. Zaman Merdeka
- UU No. 14 Th 1969
- UU No. 1 Th 1970 (UU KK)
- Permenaker No. 02 1989 (K3 Petir)
- Permenaker No. 03 1999 ( K3 Lift)
- Kepmenaker No. 75/2002 (PUIL 2000)
- SK Dirjen Binawas No. 407/1999 (Teknisi Lift)
- SK Dirjen Binawas No. 311/2002 (Teknisi Listrik)
History K3 Listrik
digantikan dgn UU No. 13 Th 2003
tentang Ke-TK-an) perlindungan hak dasar pekerja
222212/16/1412/16/14
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
AVE 1938
PeraturanPeraturan
KHUSUS BKHUSUS B
PUIL 1964
PeraturanPeraturan
KHUSUS BKHUSUS B
PUIL 1977
PeraturanPeraturan
04/MEN/197804/MEN/1978
PUIL 1987
PeraturanPeraturan
04/MEN/198804/MEN/1988
232312/16/1412/16/14
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja
RI
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan
PUIL 2000
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja
RI
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan
PUIL 2000
Dasar hukum :
UndangundangNo1tahun1970
KeselamatanKerja
wajib
242412/16/1412/16/14
Ditetapkan
Sebagai StandarWajib
Kep Menteri Energi & SumberDaya Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
Persyaratan UmumPersyaratan Umum
Instalasi ListrikInstalasi Listrik
Peluncuran perdanaPeluncuran perdana
24-10-200124-10-2001
252512/16/1412/16/14
RUANGRUANG
LINGKUPLINGKUP
RUANGRUANG
LINGKUPLINGKUP
Tegangan sentuh yang berbahaya:Tegangan sentuh yang berbahaya:
> 50 V a.b. di ruang normal,> 50 V a.b. di ruang normal,
> 25 V a.b. di ruangan lembab> 25 V a.b. di ruangan lembab
Daya > 100 WattDaya > 100 Watt
Tidak mengatur persyaratan inst. listrik diTidak mengatur persyaratan inst. listrik di
::
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal lautkapal laut
- Tambang bawah tanah
Tidak mengatur persyaratan inst. listrik diTidak mengatur persyaratan inst. listrik di
::
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal lautkapal laut
- Tambang bawah tanahTambang bawah tanah
a.b. = arus bolak-balik
262612/16/1412/16/14
Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 : Persyaratan Dasar (Proteksi Keselamatan,
Perlengkapan & instalasi listrik)
Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 : Perlengkapan listrik
Bagian 6 : PHB & Komponennya
Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 : Ruangan khusus
Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik
Lampiran-lampiran
272712/16/1412/16/14

282812/16/1412/16/14
Bahaya kejut listrikBahaya kejut listrik
t :t : 1,01,0 0,80,8 0,60,6 0,4 0,3 0,20,4 0,3 0,2 (detik)(detik)
E:E: 9090 100100 110110 125 140 200125 140 200 (Volt)(Volt)
I :I : 180180 200200 250250 280 330 400280 330 400 (mA)(mA)
t :t : 1,01,0 0,80,8 0,60,6 0,4 0,3 0,20,4 0,3 0,2 (detik)(detik)
E:E: 9090 100100 110110 125 140 200125 140 200 (Volt)(Volt)
I :I : 180180 200200 250250 280 330 400280 330 400 (mA)(mA)

292912/16/1412/16/14
TABEL EFEK SENGATAN LISTRIK
Besar arus yang
melewati tubuh
Akibat yang timbul
1 mA, atau kurang1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasaTidak ada akibat, tidak terasa
1 – 8 mA1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit danSengatan terasa tetapi tidak sakit dan
tidak mengganggu kesadarantidak mengganggu kesadaran
8 – 15 mA8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisaSengatan terasa sakit, tetapi masih bisa
melepaskan diri, kesadaran tidak hilangmelepaskan diri, kesadaran tidak hilang
15 – 20 mA15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilangSengatan sakit kesadaran bisa hilang
dan tidak bisa melepaskan diridan tidak bisa melepaskan diri
20 – 50 mA20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadiKesakitan, susah bernafas, terjadi
konstraksi pada otot & kesadaran hilangkonstraksi pada otot & kesadaran hilang
100 – 200 mA100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susahKondisi mematikan langsung dan susah
ditolongditolong
200 mA atau lebih200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetakTerbakar dan jantung berhenti berdetak
BERBAHAYABERBAHAYAAMANAMAN
220Volt
303012/16/1412/16/14
Tegangan Sentuh Waktu Maksimum
(Volt) Yang Diijinkan (Detik)
< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)
Ancaman bahaya listrikAncaman bahaya listrik

Bagian tubuhBagian tubuh yang terkenayang terkena

BesarBesar teg dan arusteg dan arus yang mengaliryang mengalir

LamaLama mengalirnya arusmengalirnya arus
LUKA BAKARLUKA BAKAR
323212/16/1412/16/14
333312/16/1412/16/14
343412/16/1412/16/14
353512/16/1412/16/14
2 PEKERJA TEWAS2 PEKERJA TEWAS
363612/16/1412/16/14
 Temporary Electricity Installation
Non-connection with circuit breakers
373712/16/1412/16/14
PEKERJAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN
(PDKB)
PEKERJAAN DALAM KEADAAN
BERTEGANGAN (PDKB)
404012/16/1412/16/14
414112/16/1412/16/14
424212/16/1412/16/14
434312/16/1412/16/14
444412/16/1412/16/14
454512/16/1412/16/14
464612/16/1412/16/14
474712/16/1412/16/14
494912/16/1412/16/14
505012/16/1412/16/14
515112/16/1412/16/14
Pengendalian Bahaya listrikPengendalian Bahaya listrik
Kecelakaan listrik padaKecelakaan listrik pada
pekerjaan konstruksipekerjaan konstruksi
disebabkan oleh kombinasidisebabkan oleh kombinasi
tiga faktor berikut :tiga faktor berikut :

Peralatan/ instalasi yangPeralatan/ instalasi yang
tidak amantidak aman

Lingkungan pada pekerjaanLingkungan pada pekerjaan
konstruksi.konstruksi.

Prilaku / cara bekerja yangPrilaku / cara bekerja yang
tidak aman.tidak aman.
•Proteksi dengan lokasi tidak
konduktif
Temporary LightsTemporary Lights
565612/16/1412/16/14
• Contents: Electrocuted while using bar cutter killing
user
While using bar cutter → Electric Shock, Death
575712/16/1412/16/14
• Contents: Electrocuted while removing residue from
water pump entrance, killing laborer
During Water Pump Inspection → Electric
Shock, Death
585812/16/1412/16/14
PumpPump
595912/16/1412/16/14
606012/16/1412/16/14
616112/16/1412/16/14
626212/16/1412/16/14
HAZARD CONTROL
Prinsip dasar penerapan K3
Risk assessment
identifikasi & analisa
potensi bahaya
Tindakan
Pengendalian
bahaya
636312/16/1412/16/14
Strategi Pengendalian KecelakaanStrategi Pengendalian Kecelakaan
Engineering Control (Standar Keteknikan)Engineering Control (Standar Keteknikan)
Human Control (Kompetensi SDM)Human Control (Kompetensi SDM)
Management Control (Penerapan SMK3)Management Control (Penerapan SMK3)
646412/16/1412/16/14
Adm
Procedure
JSOJSA
OSH
Management System
Accident
Unsafe
Condition
Unsafe
Act
Management
Failure
SafeSafe
Engineering
Control
Human
Control
656512/16/1412/16/14
666612/16/1412/16/14
Jatuh dari ketinggian / FallsJatuh dari ketinggian / Falls
Arus kejut listrik dapatArus kejut listrik dapat
menyebabkan cidera takmenyebabkan cidera tak
langsung / causelangsung / cause
indirect injuriesindirect injuries
Pekerja pada ketinggianPekerja pada ketinggian
dapat jatuh akibatdapat jatuh akibat
terkena arus kejut dapatterkena arus kejut dapat
menyebabkan kematianmenyebabkan kematian
686812/16/1412/16/14
696912/16/1412/16/14
7272
Safety No WAY !
SAFETY NO WAYSAFETY NO WAY
12/16/1412/16/147373
SAFETY ……?SAFETY ……?
747412/16/1412/16/14
757512/16/1412/16/14
767612/16/1412/16/14
777712/16/1412/16/14
HAZARDHAZARD
787812/16/1412/16/14
Data statistik kebakaran DKI Jakarta menyebutkan 47%
Kebakaran diduga penyebabnya adalah listrik
•Tidak meninggalkan peralatan listrik seperti seterika,
kipas angin, pemasak nasi, kompor listrik dan lain-
lain dibiarkan menyala atau tetap tertancap pada
sakelar listrik
797912/16/1412/16/14
• Tidak memasang tusuk kontak listrik secara bertumpuk-tumpuk
• Tidak melakukan penggantian zekring pemutus arus induk
tanpa izin
808012/16/1412/16/14
Tips
Bila terjadi kebakaran pada instalasi listrik dan peralatan
listrik lakukan tindakan berikut
• Segera putuskan aliran
listrik dari saklar
pengaman (panel).
• Padamkan dgn APAR
yg non konduktif
terhadap listrik.
• Yakinkan betul bahwa
aliran listrik sudah
benar-benar mati.
Bila aliran listrik telah
diputuskan maka
pemadaman kebakaran
dapat menggunakan
818112/16/1412/16/14
•Jgn ragu memadamkan
kebakaran pada tahap
awal, karena bila upaya
ini gagal, kebakaran dapat
membesar.
Utamakan keselamatan jiwa
anda pada saat memadamkan
kebakaran
828212/16/1412/16/14
Bank IndonesiaBank Indonesia
15 ORANG MENINGGAL
Happy Karaoke Palembang
 Korban 45 orang
838312/16/1412/16/14
•KEBAKARAN
•TABUNG GAS LPG MELEDAK
Sakelar lampu
LPGLPG
Listrik pemicu peledakan/penyebab tidak langsung
848412/16/1412/16/14
GAS LPG
AKAN TURUN
KEBAWAH
BILA TERCIUM BAU GAS LPG.
- JANGAN NYALAKAN KOMPOR
- JANGAN MENGHIDUPKAN LISTRIK
- JANGAN MEMATIKAN LISTRIK
858512/16/1412/16/14
Safety-Related Work PracticesSafety-Related Work Practices
Gunakan pagar dan tandaGunakan pagar dan tanda
yang jelas padayang jelas pada
perlengkapan atauperlengkapan atau
peralatan listrikperalatan listrik
878712/16/1412/16/14
888812/16/1412/16/14
898912/16/1412/16/14
Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri
Safety shoes yangSafety shoes yang
sesuai standarsesuai standar
sarung tangansarung tangan
hoods, sleeves,hoods, sleeves,
matting, and blanketsmatting, and blankets
Topi / Hard hatTopi / Hard hat
(insulated -(insulated -
nonconductive)nonconductive)
12/16/1412/16/149494
959512/16/1412/16/14
KEMAMPUAKEMAMPUA
NN
HANTARHANTAR
ARUSARUS
KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis
bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal

Arus maksimum yg dpt dialirkan dengan
kontinue oleh penghantar pada keadaan
tertentu tanpa menimbulkan kenaikan
suhu yg melampaui nilai tertentu
969612/16/1412/16/14
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G
P1- P1.1
p1-P1.2
P1-P1.3
P1.P1.4
P1.P1.5
P1-P1.6
RESISTAN ISOLASI
(Tahanan Isolasi)
1000 Ohm /Volt (diruang normal)
100 Ohm / Volt (diruang lembab)
979712/16/1412/16/14
1. Pengesahan gambar rencana
2 Pengesahan pemakaian instalasi
3. Penunjukan PJK3 bidang listrik
- Perencana
- Instalatur
- Jasa riksa/uji
- Jasa pembinaan
4. Sertifikasi dan lisensi kompetensi personel
989812/16/1412/16/14
1. Aspek teknik (keandalan, keamanan instalasi)
dilakukan melalui pemeriksaan dan pengujian
teknik
2 Pelaksanaan sertifikasi kelaikan dan
sertifikasi personel melalui kegiatan pelatihan
3. Aspek perijinan instalasi listrik di tempat kerja
4. Law enforcement thd pelanggara syarat-
syarat A3 dan K3 ditempat kerja
Gbr
Rencan
a
Prosedur Sertifikasi Alat / Instalasi
Pasang
(Instal)
Dipakai/
Digunakan Aman
Terkendal
i
Riksa Uji
Berkala
Riksa/Uji
Commissi
oning
Periks
a /uji
Pengesahan
Gbr Rencana
Pengesahan
Pemakaian
10010012/16/1412/16/14
Proses pengesahan gambar ins. listrikProses pengesahan gambar ins. listrik
Dokumen perencanaan listrikDokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi1. Peta lokasi
2 Gambar instalasi2 Gambar instalasi
- Lay out perlengkapan dan- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrikperalatan listrik
- Rangkaian peralatan dan- Rangkaian peralatan dan
pengendalinyapengendalinya
3. Diagram garis tunggal3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci4. Gambar rinci
5. Perhitungan beban5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis7. Ukuran teknis
- Sepesifikasi & cara pasang- Sepesifikasi & cara pasang
- Cara menguji- Cara menguji
- Jadwal waktu- Jadwal waktu
Berkas
perencanaan.
Analisis:
Berdasarkan SNI 04-225-2000
oleh pegawai pengawas
Memenuhi syarat
Ya
PENGESAHAN GAMBAR
Setuju dipasang.
Tidak
Commissioning.
Rekomendasi.
Rekomendasi.
1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi
- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian
1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil
2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan) PJK3 Riksa Uji
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
A. Sertifikasi Alat / Instalasi
1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
1. Administratif
- Permohonan Bermaterai
- Gbr Rencana
- Sertifikat Teknis
- Badan Pelaksana/Instalatir
- Dll
1. Teknis
- Riksa Uji Administratif
- Riksa Uji Visual
1. Sertifikat / Ijin / Pengesahan
Persyaratan Teknis
Sertifikasi Alat / Instalasi
10410412/16/1412/16/14
KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK
1.KETEKNIKAN
2.KESELAMATAN KERJA
10510512/16/1412/16/14
Syarat Kompetensi K3Syarat Kompetensi K3
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3
sesuai dengan kurikulum dan silabisesuai dengan kurikulum dan silabi
kompetensi yang ditetapkankompetensi yang ditetapkan
Dibuktikan dengan sertifikat danDibuktikan dengan sertifikat dan
penunjukan / lisensipenunjukan / lisensi
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Penyelia K3 Listrik
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
10710712/16/1412/16/14
Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi
pemasangan instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung
jawab, perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA
harus memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus
Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik
10810812/16/1412/16/14
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN;
RIKSA UJI
PENYELIA K3 LISTRIK : PENGAWAS PEKERJAAN
PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN
TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,
PEMELIHARAAN
10910912/16/1412/16/14
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)
KOMPETENSIKOMPETENSI
Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab :
Melayani, merawat dan mengawasiMelayani, merawat dan mengawasi
kelaikan instalasi listrik;kelaikan instalasi listrik;
Membantu pemeriksaan dan pengujianMembantu pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik;instalasi listrik;
11011012/16/1412/16/14
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. Ahli K3 Listrik
Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik
Dapat melayani dan
memelihara inst.
listrik secara benar
dan aman, baik bagi
dirinya, peralatan dan
aman dalam
pengoperasiannya
Dapat melakukan
pengawasan pek.
pemasangan dan
pemeliharaan inst.
listrik secara benar
dan aman sesuai
ketentuan dan
prosedur K3.
Dapat mengevaluasi
potensi bahaya dan
tindakan koreksi
terhadap:
• gambar
rancangan;
• hasil
pemeriksaan dan
pengujian;
11111112/16/1412/16/14
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.
11211212/16/1412/16/14
Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
Jarak aman atau diluar jangkauanJarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kVTegangan kV Jarak cmJarak cm
11 5050
1212 6060
2020 7575
7070 100100
150150 125125
220220 160160
500500 300300
11311312/16/1412/16/14
Pemberian PertolonganPemberian Pertolongan
1.1. Menilai situasiMenilai situasi
a.a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orangMengenali bahaya diri sendiri dan orang
lainlain
b.b. Memperhatikan sumber bahayaMemperhatikan sumber bahaya
c.c. Memperhatikan jenis pertolonganMemperhatikan jenis pertolongan
d.d. Memperhatikan adanya bahaya susulanMemperhatikan adanya bahaya susulan
11411412/16/1412/16/14
Pemberian PertolonganPemberian Pertolongan
1.1. Mengamankan Tempat KejadianMengamankan Tempat Kejadian
a.a. Memperhatikan penyebab kecelakaanMemperhatikan penyebab kecelakaan
b.b. Utamakan keselamatan diri sendiriUtamakan keselamatan diri sendiri
c.c. Singkirkan sumber bahaya yang adaSingkirkan sumber bahaya yang ada
(putuskan aliran dan matikan sumber(putuskan aliran dan matikan sumber
listrik)listrik)
d.d. Hilangkan faktor bahaya misal denganHilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkanmenghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan
sumber listrik dengan bahan non konduktor)sumber listrik dengan bahan non konduktor)
e.e. Singkirkan korban dengan cara aman danSingkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendirimemperhatikan keselamatan diri sendiri
(dengan alat pelindung seperti; sarung(dengan alat pelindung seperti; sarung
tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).
11511512/16/1412/16/14
Pemberian PertolonganPemberian Pertolongan
1.1. Memberikan pertolonganMemberikan pertolongan
a.a. Menilai kondisi korban dan tentukanMenilai kondisi korban dan tentukan
status korban dan prioritas tindakanstatus korban dan prioritas tindakan
b.b. Berikan pertolongan sesuai status korbanBerikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendahBaringkan korban dengan kepala lebih rendah
dari tubuhdari tubuh
Bila ada tanda henti nafas dan jantungBila ada tanda henti nafas dan jantung
berikan resusitasi Jantung paruberikan resusitasi Jantung paru
Selimuti korbanSelimuti korban
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakarBila luka ringan obati seperlunya (luka bakar
ringan).ringan).
Bila luka berat carikan pertolongan keBila luka berat carikan pertolongan ke
RS/dokter.RS/dokter.
11611612/16/1412/16/14
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-
lipat.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
11711712/16/1412/16/14
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK.
Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menhindarkan pengaruh
arus listrik, berada pada papan kering, kain kering, pakaian, alas yang
serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua
tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau bahan
serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar
tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.
11811812/16/1412/16/14
TANAH
SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
ISOLASI LANTAI KERJA (R1)
Kayu
75 kg
Kain basah 27 x 27 Cm
V
V2
V1
Rd 3000 Ω
R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm
R1 min. 50 kilo Ohm
Pelat logam
25 x 25 x 0,2 Cm
11911912/16/1412/16/14
1.1. SistemTT atau Pembumian Pengaman (PP)SistemTT atau Pembumian Pengaman (PP)
Tujuan pembumian :Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bocoratau hubung singkat, arus akanBila terjadi arus bocoratau hubung singkat, arus akan
tersalurke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arustersalurke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus
sehingga pengaman akan terputus secara otomatiksehingga pengaman akan terputus secara otomatik
Fasa tunggal 2 kawat
Aktif
Nol/Netral
12012012/16/1412/16/14
L1
L2
L3
N
PE
Bila terjadi kegagalan
isolasi, teganan suplai akan
terputus karena alat
proteksi bekerja otomatik
Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)
Membumikan titik netral di
sumbernya dan membumikan
pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
12112112/16/1412/16/14
2.2. SistemIT atau Hantaran pengaman (HP)SistemIT atau Hantaran pengaman (HP)
Tujuan pembumian :Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacoratau hubung singkat, arus akanBila terjadi arus bacoratau hubung singkat, arus akan
tersalurke bumi melalui penghantarpengaman sehinggatersalurke bumi melalui penghantarpengaman sehingga
arus meningkat dan pengaman akan terputus secaraarus meningkat dan pengaman akan terputus secara
otomatikotomatik
Fasa tunggal 3 kawat
Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman
12212212/16/1412/16/14
SISTEM HANTARAN PENGAMAN
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE
12312312/16/1412/16/14
3.3. SistemTN atauSistemTN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)Pembumian Netral Pengaman (PNP)
3.3. SistemTN atauSistemTN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Nol &
Ground
dihubungkan
Fasa tunggal 3 kawat
12412412/16/1412/16/14
SISTEM HANTARAN NETRAL
PENGAMAN
L1
L2
L3
N/P
E
12512512/16/1412/16/14
KEMAMPUAKEMAMPUA
NN
HANTARHANTAR
ARUSARUS
KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis
bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal

12612612/16/1412/16/14
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G
P1- P1.1
p1-P1.2
P1-P1.3
P1.P1.4
P1.P1.5
P1-P1.6
RESISTAN ISOLASI
1000 Ohm /Volt (diruang normal)
100 Ohm / Volt (diruang lembab)
12712712/16/1412/16/14
M
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
PENGENDALIAN SIRKIT MOTOR
PUIL 2000 Ayat 5.5.1.3
SARANA PEMUTUS
PENGAMAN BEBAN LEBIH
KENDALI
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
12812812/16/1412/16/14
1 2 3
4
MOTOR SANGKAR
In.1 = 42 A MOTOR SEREMPAK
In.2 = 54 A
MOTOR ROTOR LILIT
In.3 = 68 A
MOTOR ROTOR LILIT
In.4 = 68 A
SETELAN MAK 2,5 In 1
= 105A
1,5 In 3
= 102A
2 In2
= 108A
1,5 In
= 102A
KHA. MIN.
1.25 In
KHA. MIN.
1.25 (68) + 42 + 54 =
170,8A
SETELAN MAK
108 + 42 + 68 = 218A
SETELAN MAK
218 + 68 = 286 A
PENGAMAN HUBUNG
SINGKAT
PUIL 2000 Ayat 556
12912912/16/1412/16/14
F
KARAKTERISTIK PENGAMAN
HUBUNG PENDEK,
TERBUKA
BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50
DETIK
KELENGKAPAN
SIRKIT MOTOR
POMPA KEBAKARAN
KELENGKAPAN
SIRKIT MOTOR
POMPA KEBAKARAN
BILA SUPLAI LISTRIK
TERPUTUS HARUS ADA
INDIKASI ALARM
TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
KENDALI
• JENIS KABEL FRC
• DARI SISI IN COMING
• SEBELUM SAKELAR UTAMA
F
13013012/16/1412/16/14
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien
Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi
medik, yang berfungsi langsung dengan
penderita, bila terputus dari dalam tempo
kurang 10 detik harus segera
mendapat catu daya pengganti
khusus (CDPK)
Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi
medik berfungsi langsung dengan
penderita, bila terputus harus langsung
mendapat catu daya pengganti
khusus (CDPK)
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
13113112/16/1412/16/14
Sumber Normal Sumber Emergency
Baterai atau
Motor
Generator
RUANG
KELOMPOK
1
RUANG
KELOMPOK
1E
RUANG
KELOMPOK
2E
G
< 10 dt < 0,5 dt
Sistemdistribusilistrikdirumahsakit
Instalasi listrik KetelInstalasi listrik Ketel
UapUap
Alat penerangan dan alat listrik lainya tidakAlat penerangan dan alat listrik lainya tidak
diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50
VoltVolt
Jika digunakan kabel fleksibel harusJika digunakan kabel fleksibel harus
berselubung karet atau berperisai logamberselubung karet atau berperisai logam
fleksibel.fleksibel.
Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, makaBila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka
bagian logam dari ketel uap harus dibumikanbagian logam dari ketel uap harus dibumikan
Jenis kabel yang digunakan harus berselubungJenis kabel yang digunakan harus berselubung
karet dan berperisai logamkaret dan berperisai logam
PUIL 2000
Psl. 8.12
13313312/16/1412/16/14
L1
L2
L3
N
13413412/16/1412/16/14
L1
L2
L3
N
13513512/16/1412/16/14
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB
G
1
2
3
4
5
6. Spare
Suplai daya listrik untuk
sarana keselamatan
tidak beleh terganggu
pada kondisi apapun
MDB
13613612/16/1412/16/14
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. nama pabbrik pembuat
b. tegangan pengenal
c. arus beban pengenal
d. daya pengenal
e. freq, Jumlah fase,
f. rpm
g. suhu lingkungan > kenaikan suhu
h. klas isolasi
I. teg. kerja dan arus beban penuh
j. lilitan
k. daur kerja
Tanda Pengenal (Plat nama)
13713712/16/1412/16/14
GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK)
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik
b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam
c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis
d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o
C
e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk
f. Sistem pendinginan harus terjamin
g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin
h. Harus dipasang tanda peringatan
PENGGERAK
MULA G BEBAN
13813812/16/1412/16/14
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.6)
1. Harus diproteksi thd arus lebih
2. Mak 150 % > I beban penuh
3. Penghantar 115% > I beban penuh
G
13913912/16/1412/16/14
Analisa lingkungan GlobalAnalisa lingkungan Global
14214212/16/1412/16/14
14314312/16/1412/16/14
PetirPetir
12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 144144
Arus : 5.000 ~ 200.000
A
Panas: 30.000
o
C
AWAN KE AWAN
AWANKEBUMI
KERUSAKANKERUSAKAN
• THERMIS,THERMIS,
• ELEKTRIS,ELEKTRIS,
• MEKANISMEKANIS,
KERUSAKANKERUSAKAN
• THERMIS,THERMIS,
• ELEKTRIS,ELEKTRIS,
• MEKANISMEKANIS,
Sasaran :
Obyek yg terdekat dan terkuat
12/16/1412/16/14145145
14614612/16/1412/16/14
BAHAYA SAMBARAN PETIRBAHAYA SAMBARAN PETIR
SAMBARANSAMBARAN
LANGSUNGLANGSUNG
..
SAMBARAN
TIDAK LANGSUNG
14814812/16/1412/16/14
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin (Konvensional)
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik
PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG
Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
14914912/16/1412/16/14
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTN dipasang
Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan
instalasi listrik semua kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial
GROUNDING
ARRESTER
RSTN RSTN
15015012/16/1412/16/14
UUNo28Th2002
TentangBANGUNANGEDUNG
PERSYARATAN KESELAMATAN BANGUNAN
GEDUNG
• Kemampuan mendukung beban maksimum
(muatan hidup/mati maupun fenomena
alam)
• Pengndalian bahaya kebakaran
• Proteksi Pasif
• Proteksi Aktif dan
• Sarana evakuasi
• Perlindungan ancaman bahaya petir
• Kesehatan meliputi penghawaan,
pencahayaan, sanitasi dan bahan
bangunan
12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 152152
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung
Perhatian !!!:Perhatian !!!:
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhiInstalasi penyalur petir yang tidak memenuhi
syarat dapat mengundang bahaya !!!syarat dapat mengundang bahaya !!!
15315312/16/1412/16/14
Instalasi penyalurpetir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya
Grounding tidak sempurna
Berbahaya
15415412/16/1412/16/14
INSTALASI PENYALUR PETIRINSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989PERMENAKER PER-02 MEN/1989
INSTALASI PENYALUR PETIRINSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989PERMENAKER PER-02 MEN/1989
PENERIMA
(AIR TERMINAL)

HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

HANTARAN
PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
Sudut perlindungan
112 o
Resistan pembumian
mak 5 ohm
15515512/16/1412/16/14
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal /
proteksi
bahaya sambaran tidak langsung
Instalasi penyalurpetiryang tidak
memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
15615612/16/1412/16/14
15715712/16/1412/16/14
++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------
MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
15815812/16/1412/16/14
Pengawasan K3 Intalasi
Penyalur Petir
Pengawasan K3 Intalasi
Penyalur Petir
+++++++
+++++++++
+++++++
- - - - - - -
- - - - - -
- - - - -PERMENAKER
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir
Ruang lingkup :
Sistem eksternal
Jenis :
konvensional &
elektrostatik
PERMENAKER
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir
Ruang lingkup :
Sistem eksternal
Jenis :
konvensional &
elektrostatik
15915912/16/1412/16/14
DEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
Struktur konstruksi ( 0 1 2 3 )
: Tinggi bangunan ( 0 2 3 4 5 - 10)
: Lokasi bangunan( 0 1 2)
Hari guruh ( 0 1 2 3 4 - 7)
= A + B + C + D + E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR
16016012/16/1412/16/14
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A : Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15
B : Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3
16116112/16/1412/16/14
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
C : Tinggi bangunan
s/d 6 m : 0
12 m : 2
17 m : 3
25 m : 4
35 m : 5
50 m : 6
70 m : 7
100 m : 8
140 m : 9
200 m : 10
16216212/16/1412/16/14
D : Lokasi bangunan
Tanah datar : 0
Lereng bukit : 1
Puncak bukit : 2
E : Hari guruh per tahun
2 : 0
4 : 1
8 : 2
16 : 3
32 : 4
64 : 5
128 : 6
156 : 7
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
HARI
16316312/16/1412/16/14
HHarus dipasang instalasiarus dipasang instalasi
PROTEKSI PETIRPROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)(Sistem internal protection)
Ruangan berpotensiRuangan berpotensi
bahaya ledakanbahaya ledakan
gas/uap/debu/seratgas/uap/debu/serat
SNI 225 - 1987SNI 225 - 1987
PUIL-2000PUIL-2000
(820 - B.16 dan - C.4)(820 - B.16 dan - C.4)
16416412/16/1412/16/14
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.
16516512/16/1412/16/14
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 &
Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah
tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
16616612/16/1412/16/14
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi
secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok.
16716712/16/1412/16/14
e. Terdapat sambungan ukur.
a. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan
pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi
listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi
penyalur petir.
16816812/16/1412/16/14
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir
dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam
daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang
penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai
instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur
tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang
tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur
petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang
besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
16916912/16/1412/16/14
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong
tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang
berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas
pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir
bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus
mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu
sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung
dengan penerima.
17017012/16/1412/16/14
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar
selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
17117112/16/1412/16/14
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
17217212/16/1412/16/14
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.
Pengguna/penumpang lift hanya dengan
tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;
LIFT
12/16/1412/16/14173173
Persyaratan teknis Lift
• Mesin
• Ruang /kamar mesin
• Tali baja
• Tromol
• Ruang luncur
• Rel pemandu
• Lekuk dasar
• Kereta
• Governor
• Pengaman
• Bobot imbang
• Penyangga
• Instalsi listrik
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Ttg
Syarat-syarat K3 Lift
untuk pengangkutan orang dan barang
17417412/16/1412/16/14
17517512/16/1412/16/14
17617612/16/1412/16/14
17717712/16/1412/16/14
17817812/16/1412/16/14
12/16/14 178
Bank IndonesiaBank Indonesia
15 ORANG MENINGGAL
BI
17917912/16/1412/16/14
12/16/14 179
18018012/16/1412/16/14
18118112/16/1412/16/14
18218212/16/1412/16/14
UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f
……… tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang,
atau manusia, baik didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun di udara
Ketentuan K3 LIFT
18318312/16/1412/16/14
UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. “Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman atang
barang”.
Syarat-syarat K3 Lift
18418412/16/1412/16/14
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,
Aspek kehandalan dan keselamatan
penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.
LIFT
18518512/16/1412/16/14
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,
Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Syarat K3 lift utk pengangkutan orang
maupun barang
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
penunjukan teknisi lift
18618612/16/1412/16/14
Sangkar lift menggantung pada tali
baja, disisi sebelahnya menggantung
bobot imbang (counter wight) agar
motor (M)
bekerja ringan.Sangkar dan bobot
imbang bergerak naik-turun mengikuti
rel
Lift dilengkapi beberapa alat
pengaman (safety device) yang
bekerja otomatik
18718712/16/1412/16/14
Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,
Pasal 25
Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift
dan perubahan teknis maupun administrasi harus
mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
18818812/16/1412/16/14
PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99
18918912/16/1412/16/14
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RIDEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
KARTU LISENSI K3KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No :No : 6464//PNKK/07.03PNKK/07.03 Berlaku s/d :Berlaku s/d : 28 Juli 200828 Juli 2008
NamaNama :: FRANSISCUS WARTOYOFRANSISCUS WARTOYO
Tempat & tgl lahirTempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954: Yogyakarta, 2 April 1954
Instansi/Perh.Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama: PT. Toshindo Elevator Utama
AlamatAlamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -: Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -
Kelapa Gading – Jakarta UtaraKelapa Gading – Jakarta Utara
Jakarta,Jakarta, 28 Juli 200328 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMAPLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA
Ir. Imam SubariIr. Imam Subari
NIP. 160009422NIP. 160009422
C0ntoh
19019012/16/1412/16/14
KOMPETENSIKOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RISESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999NO. : KEP. 407/M/BW/1999
Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab :
1.1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift danMerawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan
eskalator;eskalator;
2.2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift danMembantu pemeriksaan dan pengujian lift dan
eskalator;eskalator;
C0ntoh
19119112/16/1412/16/14
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RIDEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
KARTU LISENSI K3KARTU LISENSI K3
PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATORPENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
No :No : 4848//PNKK/07.03PNKK/07.03 Berlaku s/d :Berlaku s/d : 28 Juli 200828 Juli 2008
NamaNama :: SLAMET RIYANTOSLAMET RIYANTO
Tempat & tgl lahirTempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963: Semarang, 28 Mei 1963
Instansi/Perh.Instansi/Perh. : Pemda Jawa Tengah: Pemda Jawa Tengah
AlamatAlamat : Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243: Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243
Jakarta,Jakarta, 28 Juli 200328 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMAPLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA
Ir. Imam SubariIr. Imam Subari
NIP. 160009422NIP. 160009422
C0ntoh
19219212/16/1412/16/14
KOMPETENSIKOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RISESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999NO. : KEP. 407/M/BW/1999
Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab :

Mengawasi keselamatan operasi lift danMengawasi keselamatan operasi lift dan
eskalator;eskalator;

Mengambil tindakan pengamanan keadaanMengambil tindakan pengamanan keadaan
darurat operasi lift dan eskalator;darurat operasi lift dan eskalator;
C0ntoh
19319312/16/1412/16/14
GAMBAR
RENCANA
PEMASANGAN
IJIN
PEMASANGAN
EVALUA
SI
RIKSA UJI
IJIN
PEMAKAIAN
OK
OK
RIKSA UJI
BERKALA
PEMAKAIAN
MEKANISME PENGAWASAN K3
19419412/16/1412/16/14
Pasal 24
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar
rencana yang disahkan oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk
Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap
-Perhitungan konstruksi
-Spesifikasi dan sertifikasi material
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar
internasional yang diakui
PABRIKASI LIFT
DESAIN PEMBUATAN
Engineering design :
• Konsep desain
• Standar desain
• Checking perhitungan konstruksi
Memenuhi
syarat
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT
IJIN K3
PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
19519512/16/1412/16/14
Pasal 24 Ayat (4)
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan
penguatannya
-Diagram instalasi listrik
-Diagram pengendali
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan pintu-
pintunya
-Rel pemandu dan penguatannya
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan,
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
IJIN K3
Perencanaan pemasangan lift
Doc.Lengka
p
Analisis :
Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
Analisis :
Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
Memenuhi
syarat
IJIN PEMASANGAN LIFT
PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
19619612/16/1412/16/14
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER
03/MEN/1999)
Pasal 30
Ayat (1)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar
uji yang ditentukan
Standar uji K3 lift :
SNI 1718 – 1989 – E
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L
LIFT LAIK
OPEPASI
IJIN K3
AS BUILT DRAWING LIFT
(gambar purna bangun)
TEST & COMMISSIONING
-PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES
Memenuhi
syarat
1 tahun
19719712/16/1412/16/14
JUMLAH LIFTJUMLAH LIFT
Th.1979 SD AGUSTUS 2003Th.1979 SD AGUSTUS 2003
DKI JAKARTADKI JAKARTA 67076707
B A N T E NB A N T E N 2828
JAWA BARATJAWA BARAT 316316
JAWA TENGAHJAWA TENGAH 179179
YOGYAKARTAYOGYAKARTA 113113
JAWA TIMURJAWA TIMUR 621621
B A L IB A L I 192192
A C E HA C E H 1515
SUMATERA UTARASUMATERA UTARA 260260
SAMATERA BARATSAMATERA BARAT 3030
SUMATERA SELATANSUMATERA SELATAN 5959
R I A UR I A U 7272
J A M B IJ A M B I 1818
BENGKULUBENGKULU 99
LAMPUNGLAMPUNG 2626
KALIMANTAN TENGANKALIMANTAN TENGAN 22
KALIMANTAN TIMURKALIMANTAN TIMUR 8686
KALIMANTAN BARATKALIMANTAN BARAT 2020
KALIMANTAN SELATANKALIMANTAN SELATAN 2121
SULAWESI UTARASULAWESI UTARA 4444
SULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN 125125
SULAWESI TENGGARASULAWESI TENGGARA 11
SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH --
A M B O NA M B O N 1919
IRIAN JAYAIRIAN JAYA 1919
NUSA TENGGARA BARATNUSA TENGGARA BARAT 33
NUSA TENGGARA TIMURNUSA TENGGARA TIMUR 22
19819812/16/1412/16/14
PABRIKASI LIFTDESAIN LIFT IJIN
K3
PEMASANGAN
LIFT
DESAIN
KONSTRUKSI
PEMASANGAN LIFT
IJIN
K3
PEMAKAIAN
LIFT
AS BUILT DRAWING
TEST & Commissioning
PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
IJIN
K3
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER
03/MEN/1999)
1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi
- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian
1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil
2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
A. Sertifikasi Alat / Instalasi
1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Ijin Pembuatan Alat / Bahan
- Ijin Pemasangan Instalasi
- Ijin Penggunaan Alat / Instalasi
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Penyelia K3 Listrik/Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
20220212/16/1412/16/14
RANGKUMANRANGKUMAN
Listrik, Lift mengandung potensi bahayaListrik, Lift mengandung potensi bahaya
Penggunaan instalasi/peralatan listrik, liftPenggunaan instalasi/peralatan listrik, lift
harus memiliki ijin/pengesahan K3harus memiliki ijin/pengesahan K3
Masa uji lift berlaku 1 tahunMasa uji lift berlaku 1 tahun
Operasional listrik/lift harus diawasi olehOperasional listrik/lift harus diawasi oleh
teknisi yang kompetenteknisi yang kompeten
Pengurus bertanggung jawab atasPengurus bertanggung jawab atas
pelaksanaan syarat-syarat K3pelaksanaan syarat-syarat K3
12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 203203
Energi Listrik sudah menjadi kebutuhanEnergi Listrik sudah menjadi kebutuhan
dasar masyarakat;dasar masyarakat;
Listrik mengandung potensi bahaya yangListrik mengandung potensi bahaya yang
dapat mengancam keselamatan manusiadapat mengancam keselamatan manusia
(tenaga kerja), asset maupun lingkungan,(tenaga kerja), asset maupun lingkungan,
Karena itu instalasi listrik harus memenuhiKarena itu instalasi listrik harus memenuhi
syarat K3,syarat K3,

Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secaraDirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;

Dikelola dengan menerapkan SMK3 danDikelola dengan menerapkan SMK3 dan
didukung oleh tenaga teknik dan ahli yangdidukung oleh tenaga teknik dan ahli yang
memiliki kompetensi K3memiliki kompetensi K3
RANGKUMANRANGKUMAN
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
12/16/1412/16/14204204

Contenu connexe

Tendances (20)

Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
K3 mekanik
K3 mekanikK3 mekanik
K3 mekanik
 
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
 
Laporan OJT AK3 listrik
Laporan OJT AK3 listrikLaporan OJT AK3 listrik
Laporan OJT AK3 listrik
 
1 rab listrik
1 rab listrik1 rab listrik
1 rab listrik
 
Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.
 
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KVGARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
 
Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
 
UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Pengawasan Norma K3 listrik
Pengawasan Norma K3 listrikPengawasan Norma K3 listrik
Pengawasan Norma K3 listrik
 
Smk3 listrik
Smk3 listrikSmk3 listrik
Smk3 listrik
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
 
Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3
 

En vedette

Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14Eko Kiswanto
 
Agya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalogAgya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalogEko Kiswanto
 
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FEKijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FEEko Kiswanto
 
Pengukuran listrik
Pengukuran listrikPengukuran listrik
Pengukuran listrikEko Kiswanto
 
Tugas safety k3 listrik
Tugas safety  k3 listrikTugas safety  k3 listrik
Tugas safety k3 listrikSatria Sp
 
Balance input-amp-bl2013 htl-2_2
Balance input-amp-bl2013 htl-2_2Balance input-amp-bl2013 htl-2_2
Balance input-amp-bl2013 htl-2_2Eko Kiswanto
 
3.1.1.2 materi training audit internal iso 14001
3.1.1.2 materi training audit internal iso 140013.1.1.2 materi training audit internal iso 14001
3.1.1.2 materi training audit internal iso 14001Eko Kiswanto
 
MANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAIL
MANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAILMANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAIL
MANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAILInês Krug
 
Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1Eko Kiswanto
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Herry Prakoso
 
Material science & eng 2014
Material science  & eng 2014Material science  & eng 2014
Material science & eng 2014Eko Kiswanto
 
China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460 s...
China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460   s...China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460   s...
China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460 s...Beijing Zeefer Consulting Ltd.
 

En vedette (20)

Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
 
Agya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalogAgya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalog
 
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FEKijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
 
Pengukuran listrik
Pengukuran listrikPengukuran listrik
Pengukuran listrik
 
Presentasi k3 listrik renita dkk
Presentasi k3 listrik renita dkkPresentasi k3 listrik renita dkk
Presentasi k3 listrik renita dkk
 
Tugas safety k3 listrik
Tugas safety  k3 listrikTugas safety  k3 listrik
Tugas safety k3 listrik
 
Api new
Api newApi new
Api new
 
Balance input-amp-bl2013 htl-2_2
Balance input-amp-bl2013 htl-2_2Balance input-amp-bl2013 htl-2_2
Balance input-amp-bl2013 htl-2_2
 
Media pemadaman
Media pemadamanMedia pemadaman
Media pemadaman
 
Yubase apps
Yubase appsYubase apps
Yubase apps
 
3.1.1.2 materi training audit internal iso 14001
3.1.1.2 materi training audit internal iso 140013.1.1.2 materi training audit internal iso 14001
3.1.1.2 materi training audit internal iso 14001
 
Hydrant
HydrantHydrant
Hydrant
 
MANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAIL
MANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAILMANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAIL
MANUAL ENGINE 1/2KD-FTV TOYOTA SISTEMA COMNON RAIL
 
investigasi kecelakaan
investigasi kecelakaaninvestigasi kecelakaan
investigasi kecelakaan
 
Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1Materi pelatihan hydrant 1
Materi pelatihan hydrant 1
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
Compact series
Compact seriesCompact series
Compact series
 
Material science & eng 2014
Material science  & eng 2014Material science  & eng 2014
Material science & eng 2014
 
China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460 s...
China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460   s...China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460   s...
China metal surface heating treatment processing industry profile cic3460 s...
 
Metal treatment
Metal treatmentMetal treatment
Metal treatment
 

Similaire à Teknisi k3 listrik

Materi Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdf
Materi Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdfMateri Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdf
Materi Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdfDafa37
 
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptxKeselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptxkurniadilisman1
 
Pengawasan Norma K3 listrik
Pengawasan Norma K3 listrikPengawasan Norma K3 listrik
Pengawasan Norma K3 listrikAliHafid3
 
k3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampang
k3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampangk3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampang
k3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampangAhmadMuhtadi11
 
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...Jack132330
 
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdfadoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdfFathanAbiYahya
 
Electric Hazard Safety - PGE (IND).pdf
Electric Hazard Safety - PGE (IND).pdfElectric Hazard Safety - PGE (IND).pdf
Electric Hazard Safety - PGE (IND).pdfMTaufik23
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - KelistrikkanKeselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - KelistrikkanLontongSport
 
01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..ppt01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..pptRIYADIzubair
 
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanUniveristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanInchy Yaa Rfy
 
Presentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptx
Presentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptxPresentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptx
Presentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptxDalvinPratama
 
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdfPresentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdfshyman09
 
4. PERTEMUAN - 4 (K3 -IT PLN - 27 September 2022).pdf
4.   PERTEMUAN - 4   (K3 -IT PLN  - 27 September  2022).pdf4.   PERTEMUAN - 4   (K3 -IT PLN  - 27 September  2022).pdf
4. PERTEMUAN - 4 (K3 -IT PLN - 27 September 2022).pdfKarantina2
 
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptxKeamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptxsrisetyanie91
 
K3 Kelistrikan..ppt
K3 Kelistrikan..pptK3 Kelistrikan..ppt
K3 Kelistrikan..pptRIYADIzubair
 
3.BAHAYA LISTRIK.ppt
3.BAHAYA LISTRIK.ppt3.BAHAYA LISTRIK.ppt
3.BAHAYA LISTRIK.pptssusera21c35
 
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.ppt
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.pptkeselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.ppt
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.pptariefrahman154541
 

Similaire à Teknisi k3 listrik (20)

Materi Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdf
Materi Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdfMateri Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdf
Materi Pelatihan AK 3 Listrik BNSP FULL.pdf
 
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptxKeselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
 
Pengawasan Norma K3 listrik
Pengawasan Norma K3 listrikPengawasan Norma K3 listrik
Pengawasan Norma K3 listrik
 
k3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampang
k3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampangk3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampang
k3listrik-200813021513 k3 listrik mudah dan gampang
 
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
 
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdfadoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
 
Electric Hazard Safety - PGE (IND).pdf
Electric Hazard Safety - PGE (IND).pdfElectric Hazard Safety - PGE (IND).pdf
Electric Hazard Safety - PGE (IND).pdf
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - KelistrikkanKeselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
 
01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..ppt01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..ppt
 
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanUniveristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikan
 
Presentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptx
Presentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptxPresentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptx
Presentasi Kelompok 2 AK3 Listrik 2022.pptx
 
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2010
 
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdfPresentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
 
4. PERTEMUAN - 4 (K3 -IT PLN - 27 September 2022).pdf
4.   PERTEMUAN - 4   (K3 -IT PLN  - 27 September  2022).pdf4.   PERTEMUAN - 4   (K3 -IT PLN  - 27 September  2022).pdf
4. PERTEMUAN - 4 (K3 -IT PLN - 27 September 2022).pdf
 
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptxKeamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
 
K3 Kelistrikan..ppt
K3 Kelistrikan..pptK3 Kelistrikan..ppt
K3 Kelistrikan..ppt
 
3.BAHAYA LISTRIK.ppt
3.BAHAYA LISTRIK.ppt3.BAHAYA LISTRIK.ppt
3.BAHAYA LISTRIK.ppt
 
1. k3
1. k31. k3
1. k3
 
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.ppt
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.pptkeselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.ppt
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-listrik.ppt
 
K3listrik.ppt
K3listrik.pptK3listrik.ppt
K3listrik.ppt
 

Plus de Eko Kiswanto

Af3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialistAf3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialistEko Kiswanto
 
Avanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalogAvanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalogEko Kiswanto
 
Rush terios part number catalog
Rush terios part number catalogRush terios part number catalog
Rush terios part number catalogEko Kiswanto
 
Material science & eng 2011
Material science  & eng 2011Material science  & eng 2011
Material science & eng 2011Eko Kiswanto
 
Material science & eng 2012
Material science  & eng 2012Material science  & eng 2012
Material science & eng 2012Eko Kiswanto
 
Ulsab final report
Ulsab final reportUlsab final report
Ulsab final reportEko Kiswanto
 
Ulsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeUlsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeEko Kiswanto
 
Wika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbookWika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbookEko Kiswanto
 
Faw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sFaw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sEko Kiswanto
 
Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Eko Kiswanto
 
Whizol flyer quick
Whizol flyer quickWhizol flyer quick
Whizol flyer quickEko Kiswanto
 
Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Eko Kiswanto
 
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumahEko Kiswanto
 
Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Eko Kiswanto
 
Manual service 250
Manual service 250Manual service 250
Manual service 250Eko Kiswanto
 

Plus de Eko Kiswanto (20)

Af3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialistAf3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialist
 
Avanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalogAvanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalog
 
Rush terios part number catalog
Rush terios part number catalogRush terios part number catalog
Rush terios part number catalog
 
Material science & eng 2011
Material science  & eng 2011Material science  & eng 2011
Material science & eng 2011
 
Material science & eng 2012
Material science  & eng 2012Material science  & eng 2012
Material science & eng 2012
 
Ulsab final report
Ulsab final reportUlsab final report
Ulsab final report
 
Ulsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeUlsab engineer report complete
Ulsab engineer report complete
 
Wika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbookWika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbook
 
Faw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sFaw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview s
 
Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2
 
Whizol flyer quick
Whizol flyer quickWhizol flyer quick
Whizol flyer quick
 
Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14
 
Geomagz201409
Geomagz201409Geomagz201409
Geomagz201409
 
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
 
Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2
 
Gz250 manual red
Gz250 manual redGz250 manual red
Gz250 manual red
 
Manual service 250
Manual service 250Manual service 250
Manual service 250
 
Geomagz201309s
Geomagz201309sGeomagz201309s
Geomagz201309s
 
Geomagz201306
Geomagz201306Geomagz201306
Geomagz201306
 
Geomagz201303
Geomagz201303Geomagz201303
Geomagz201303
 

Dernier

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 

Dernier (10)

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 

Teknisi k3 listrik

  • 2. 2212/16/1412/16/14 1. MEMAHAMI KEBIJAKAN / PERATURAN K3 LISTRIK. 1. MEMAHAMI PRINSIP-2 PENGENDALIAN K3 (Engineering Control, Human Control, Manajemen Control) 2. MEMAHAMI KARAKTERISTIK/JENIS-JENIS POTENSI BAHAYA LISTRIK DAN TINDAKAN PENGENDALIANNYA 3. MEMAHAMI BERBAGAI REFERENSI STANDAR KETEKNIKAN K3 LISTRIK 4. DAPAT MENJALANKAN TUGAS & FUNGSI SECARA EFEKTIF
  • 3. 33 3 LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasarTenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat luasbagi masyarakat luas Listrik mengandung potensi bahaya yang dapatListrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan harta bendamengancam keselamatan jiwa dan harta benda Penyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perluPenyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perlu adanya kebijakan pemerintah sehingga dapatadanya kebijakan pemerintah sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatmenjangkau seluruh lapisan masyarakat terjamin keselamatannya.terjamin keselamatannya.
  • 4. 4412/16/1412/16/14 Dasar hukum : UndangundangNo1tahun1970 KeselamatanKerja Pasal 2 ayat (2) huruf q (Ruang lingkup) Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan digunakan
  • 5. 5512/16/1412/16/14 Dasar hukum : UndangundangNo1tahun1970 KeselamatanKerja Pasal 3 ayat (1) huruf q (Objective) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: q. mencegah terkena aliran listrik berbahaya
  • 6. 12/16/1412/16/1466 Rujukan : K3 ListrikRujukan : K3 Listrik UU No 1 Th 1970UU No 1 Th 1970 (Kebijakan Nasional K3)(Kebijakan Nasional K3)  Kep 75/2002Kep 75/2002  PUIL 2000PUIL 2000 UU 28/2002UU 28/2002 BangunanBangunan Per 02/89 : PetirPer 02/89 : Petir Per 03/99 : LiftPer 03/99 : Lift UU 30/2009UU 30/2009 KetenagalistrikanKetenagalistrikan
  • 7.
  • 8. 8812/16/1412/16/14 -Api terbukaApi terbuka :: 415415 (37,19 %)(37,19 %) -ListrikListrik :: 297297 (26,6 %)(26,6 %) -PembakaranPembakaran :: 8080 (7,17 %)(7,17 %) -Peralatan panasPeralatan panas :: 3535 (3,14 %)(3,14 %) -Lain lainLain lain :: 4646 (3,4 %)(3,4 %) -Tidak dpt ditentukanTidak dpt ditentukan :: 243243 (19.73(19.73 %)%) Puslabfor Mabes PolriPuslabfor Mabes Polri Tahun 2000Tahun 2000
  • 9. KecelakaanKecelakaan Akibat Bahaya ListrikAkibat Bahaya Listrik Sekitar 5 pekerja terkena arusSekitar 5 pekerja terkena arus kejut listrik per minggu (OSHAkejut listrik per minggu (OSHA Jepang)Jepang) 12% mengakibatkan kasus12% mengakibatkan kasus kematian di tempat kerjakematian di tempat kerja Di Indonesia ???Di Indonesia ??? Banyak … ? Tdk tercatatBanyak … ? Tdk tercatat
  • 10. 101012/16/1412/16/14 Data kec. listrik (PLN) 2000-2003 Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan  Korban tewas 918 orang  karyawan 183 orang &  masyarakat 635 orang  Luka serius 1.476 orang $ Kasus kebakaran 1.741 kasus $ Gangguan teknis 2720 kasus $ Kerugian Rp. 45.5 milyar
  • 12. 121212/16/1412/16/14 Arus / Tegangan listrik Tidak tampak Tidak berbau Tidak berbunyi Dapat dirasakan Dapat menyebabkan Kematian DANGER
  • 13. 131312/16/1412/16/14 Tujuan K3 Listrik 1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya. 2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik bahaya sentuhan langsung  bahaya sentuhan tidak langsung  bahaya kebakaran
  • 14. 141412/16/1412/16/14 Sentuhan langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan SentuhantidaklangsungSentuhantidaklangsung adalahbahayasentuhanpadabagianadalahbahayasentuhanpadabagian konduktif yangsecaranormaltidakkonduktif yangsecaranormaltidak bertegangan, menjadiberteganganbertegangan, menjadibertegangan karenaterjadikegagalanisolasikarenaterjadikegagalanisolasi
  • 15. 151512/16/1412/16/14 SENTUH TIDAK LANGSUNGSENTUH TIDAK LANGSUNG Bodi Lemarri Es ini dalam keadaan normal tidak nyetrum. Akan tetepi pada suatu saat bisa nyetrum, apabila ada arus bocor ke bodi lemari es
  • 17. 171712/16/1412/16/14 1. I nst alasi list rik – adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunaannya. Gambar 1, menunjukan sistem jaringan tenaga listrik milik dan tanggung jawab PLN, yaitu mulai dari pembangkkitan sampai titik meter sambungan pelanggan. Sedangkan dari titik meter kedalam adalah instalasi listrik milik dan menjadi tanggung jawab pelanggan PELANGGAN PEMBANGKITAN TRANSMISI TET DISTRIBUSI TM TRANSMISI TT DISTRIBUSI TR
  • 18. 181812/16/1412/16/14 UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970 KESELAMATAN KERJA UNDANG UNDANG NO 30 TH 2009 KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JARINGAN TENAGA LISTRIK Andal, Aman dan Akrap lingkungan
  • 19. 191912/16/1412/16/14 TM/ TR G Tempat kerja Bukan tempat kerja TT/ TET M Kebijakan nasional dalam hal upaya menjamin tempat kerja yang Aman dan lingkungan yang Sehat Kebijakan nasional dalam hal penyediaan tenaga listrik (pengusahaan) yang Andal, Aman dan Akrap lingkungan
  • 20. 1. Zaman Sebelum Merdeka - VR 1910 STBL No. 406 - Pert Khusus B tentang pemberlakuan AVE 1938 (AVE diterjemahkan menjadi PUIL 1964) History K3 Listrik Diselenggarakan Oleh Jawatan Inspeksi Keselamatan Kerja waktu itu
  • 21. 2. Zaman Merdeka - UU No. 14 Th 1969 - UU No. 1 Th 1970 (UU KK) - Permenaker No. 02 1989 (K3 Petir) - Permenaker No. 03 1999 ( K3 Lift) - Kepmenaker No. 75/2002 (PUIL 2000) - SK Dirjen Binawas No. 407/1999 (Teknisi Lift) - SK Dirjen Binawas No. 311/2002 (Teknisi Listrik) History K3 Listrik digantikan dgn UU No. 13 Th 2003 tentang Ke-TK-an) perlindungan hak dasar pekerja
  • 22. 222212/16/1412/16/14 STANDAR K3 LISTRIK DI INDONESIA AVE 1938 PeraturanPeraturan KHUSUS BKHUSUS B PUIL 1964 PeraturanPeraturan KHUSUS BKHUSUS B PUIL 1977 PeraturanPeraturan 04/MEN/197804/MEN/1978 PUIL 1987 PeraturanPeraturan 04/MEN/198804/MEN/1988
  • 23. 232312/16/1412/16/14 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002 Pemberlakuan PUIL 2000 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002 Pemberlakuan PUIL 2000 Dasar hukum : UndangundangNo1tahun1970 KeselamatanKerja wajib
  • 24. 242412/16/1412/16/14 Ditetapkan Sebagai StandarWajib Kep Menteri Energi & SumberDaya Mineral No. : 2046 K/40/MEN/2001 Tanggal 28 Agustus 2001 Batas waktu penyesuaian 3 tahun Persyaratan UmumPersyaratan Umum Instalasi ListrikInstalasi Listrik Peluncuran perdanaPeluncuran perdana 24-10-200124-10-2001
  • 25. 252512/16/1412/16/14 RUANGRUANG LINGKUPLINGKUP RUANGRUANG LINGKUPLINGKUP Tegangan sentuh yang berbahaya:Tegangan sentuh yang berbahaya: > 50 V a.b. di ruang normal,> 50 V a.b. di ruang normal, > 25 V a.b. di ruangan lembab> 25 V a.b. di ruangan lembab Daya > 100 WattDaya > 100 Watt Tidak mengatur persyaratan inst. listrik diTidak mengatur persyaratan inst. listrik di :: - Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang, kapal lautkapal laut - Tambang bawah tanah Tidak mengatur persyaratan inst. listrik diTidak mengatur persyaratan inst. listrik di :: - Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang, kapal lautkapal laut - Tambang bawah tanahTambang bawah tanah a.b. = arus bolak-balik
  • 26. 262612/16/1412/16/14 Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan) Bagian 2 : Persyaratan Dasar (Proteksi Keselamatan, Perlengkapan & instalasi listrik) Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung, sentuh tidak langsung, & kebakaran Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik Bagian 5 : Perlengkapan listrik Bagian 6 : PHB & Komponennya Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya Bagian 8 : Ruangan khusus Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik Lampiran-lampiran
  • 28. 282812/16/1412/16/14 Bahaya kejut listrikBahaya kejut listrik t :t : 1,01,0 0,80,8 0,60,6 0,4 0,3 0,20,4 0,3 0,2 (detik)(detik) E:E: 9090 100100 110110 125 140 200125 140 200 (Volt)(Volt) I :I : 180180 200200 250250 280 330 400280 330 400 (mA)(mA) t :t : 1,01,0 0,80,8 0,60,6 0,4 0,3 0,20,4 0,3 0,2 (detik)(detik) E:E: 9090 100100 110110 125 140 200125 140 200 (Volt)(Volt) I :I : 180180 200200 250250 280 330 400280 330 400 (mA)(mA) 
  • 29. 292912/16/1412/16/14 TABEL EFEK SENGATAN LISTRIK Besar arus yang melewati tubuh Akibat yang timbul 1 mA, atau kurang1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasaTidak ada akibat, tidak terasa 1 – 8 mA1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit danSengatan terasa tetapi tidak sakit dan tidak mengganggu kesadarantidak mengganggu kesadaran 8 – 15 mA8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisaSengatan terasa sakit, tetapi masih bisa melepaskan diri, kesadaran tidak hilangmelepaskan diri, kesadaran tidak hilang 15 – 20 mA15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilangSengatan sakit kesadaran bisa hilang dan tidak bisa melepaskan diridan tidak bisa melepaskan diri 20 – 50 mA20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadiKesakitan, susah bernafas, terjadi konstraksi pada otot & kesadaran hilangkonstraksi pada otot & kesadaran hilang 100 – 200 mA100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susahKondisi mematikan langsung dan susah ditolongditolong 200 mA atau lebih200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetakTerbakar dan jantung berhenti berdetak BERBAHAYABERBAHAYAAMANAMAN 220Volt
  • 30. 303012/16/1412/16/14 Tegangan Sentuh Waktu Maksimum (Volt) Yang Diijinkan (Detik) < 50 ~ 50 5 75 1 90 0.5 110 0.2 150 0.1 220 0.05 280 0.03 TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)
  • 31. Ancaman bahaya listrikAncaman bahaya listrik  Bagian tubuhBagian tubuh yang terkenayang terkena  BesarBesar teg dan arusteg dan arus yang mengaliryang mengalir  LamaLama mengalirnya arusmengalirnya arus LUKA BAKARLUKA BAKAR
  • 36. 363612/16/1412/16/14  Temporary Electricity Installation Non-connection with circuit breakers
  • 38. PEKERJAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN (PDKB)
  • 48.
  • 52. Pengendalian Bahaya listrikPengendalian Bahaya listrik Kecelakaan listrik padaKecelakaan listrik pada pekerjaan konstruksipekerjaan konstruksi disebabkan oleh kombinasidisebabkan oleh kombinasi tiga faktor berikut :tiga faktor berikut :  Peralatan/ instalasi yangPeralatan/ instalasi yang tidak amantidak aman  Lingkungan pada pekerjaanLingkungan pada pekerjaan konstruksi.konstruksi.  Prilaku / cara bekerja yangPrilaku / cara bekerja yang tidak aman.tidak aman.
  • 53.
  • 54. •Proteksi dengan lokasi tidak konduktif
  • 56. 565612/16/1412/16/14 • Contents: Electrocuted while using bar cutter killing user While using bar cutter → Electric Shock, Death
  • 57. 575712/16/1412/16/14 • Contents: Electrocuted while removing residue from water pump entrance, killing laborer During Water Pump Inspection → Electric Shock, Death
  • 62. 626212/16/1412/16/14 HAZARD CONTROL Prinsip dasar penerapan K3 Risk assessment identifikasi & analisa potensi bahaya Tindakan Pengendalian bahaya
  • 63. 636312/16/1412/16/14 Strategi Pengendalian KecelakaanStrategi Pengendalian Kecelakaan Engineering Control (Standar Keteknikan)Engineering Control (Standar Keteknikan) Human Control (Kompetensi SDM)Human Control (Kompetensi SDM) Management Control (Penerapan SMK3)Management Control (Penerapan SMK3)
  • 67. Jatuh dari ketinggian / FallsJatuh dari ketinggian / Falls Arus kejut listrik dapatArus kejut listrik dapat menyebabkan cidera takmenyebabkan cidera tak langsung / causelangsung / cause indirect injuriesindirect injuries Pekerja pada ketinggianPekerja pada ketinggian dapat jatuh akibatdapat jatuh akibat terkena arus kejut dapatterkena arus kejut dapat menyebabkan kematianmenyebabkan kematian
  • 70.
  • 71.
  • 73. SAFETY NO WAYSAFETY NO WAY 12/16/1412/16/147373
  • 78. 787812/16/1412/16/14 Data statistik kebakaran DKI Jakarta menyebutkan 47% Kebakaran diduga penyebabnya adalah listrik •Tidak meninggalkan peralatan listrik seperti seterika, kipas angin, pemasak nasi, kompor listrik dan lain- lain dibiarkan menyala atau tetap tertancap pada sakelar listrik
  • 79. 797912/16/1412/16/14 • Tidak memasang tusuk kontak listrik secara bertumpuk-tumpuk • Tidak melakukan penggantian zekring pemutus arus induk tanpa izin
  • 80. 808012/16/1412/16/14 Tips Bila terjadi kebakaran pada instalasi listrik dan peralatan listrik lakukan tindakan berikut • Segera putuskan aliran listrik dari saklar pengaman (panel). • Padamkan dgn APAR yg non konduktif terhadap listrik. • Yakinkan betul bahwa aliran listrik sudah benar-benar mati. Bila aliran listrik telah diputuskan maka pemadaman kebakaran dapat menggunakan
  • 81. 818112/16/1412/16/14 •Jgn ragu memadamkan kebakaran pada tahap awal, karena bila upaya ini gagal, kebakaran dapat membesar. Utamakan keselamatan jiwa anda pada saat memadamkan kebakaran
  • 82. 828212/16/1412/16/14 Bank IndonesiaBank Indonesia 15 ORANG MENINGGAL Happy Karaoke Palembang  Korban 45 orang
  • 83. 838312/16/1412/16/14 •KEBAKARAN •TABUNG GAS LPG MELEDAK Sakelar lampu LPGLPG Listrik pemicu peledakan/penyebab tidak langsung
  • 84. 848412/16/1412/16/14 GAS LPG AKAN TURUN KEBAWAH BILA TERCIUM BAU GAS LPG. - JANGAN NYALAKAN KOMPOR - JANGAN MENGHIDUPKAN LISTRIK - JANGAN MEMATIKAN LISTRIK
  • 86. Safety-Related Work PracticesSafety-Related Work Practices Gunakan pagar dan tandaGunakan pagar dan tanda yang jelas padayang jelas pada perlengkapan atauperlengkapan atau peralatan listrikperalatan listrik
  • 90. Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri Safety shoes yangSafety shoes yang sesuai standarsesuai standar sarung tangansarung tangan hoods, sleeves,hoods, sleeves, matting, and blanketsmatting, and blankets Topi / Hard hatTopi / Hard hat (insulated -(insulated - nonconductive)nonconductive)
  • 91.
  • 92.
  • 93.
  • 95. 959512/16/1412/16/14 KEMAMPUAKEMAMPUA NN HANTARHANTAR ARUSARUS KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis bahan konduktornya dan ukuran penampangnya (Periksa tabel PUIL) SYARAT K3 KHA : MIN 1,25 X I nominal  Arus maksimum yg dpt dialirkan dengan kontinue oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu yg melampaui nilai tertentu
  • 96. 969612/16/1412/16/14 PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G P1- P1.1 p1-P1.2 P1-P1.3 P1.P1.4 P1.P1.5 P1-P1.6 RESISTAN ISOLASI (Tahanan Isolasi) 1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab)
  • 97. 979712/16/1412/16/14 1. Pengesahan gambar rencana 2 Pengesahan pemakaian instalasi 3. Penunjukan PJK3 bidang listrik - Perencana - Instalatur - Jasa riksa/uji - Jasa pembinaan 4. Sertifikasi dan lisensi kompetensi personel
  • 98. 989812/16/1412/16/14 1. Aspek teknik (keandalan, keamanan instalasi) dilakukan melalui pemeriksaan dan pengujian teknik 2 Pelaksanaan sertifikasi kelaikan dan sertifikasi personel melalui kegiatan pelatihan 3. Aspek perijinan instalasi listrik di tempat kerja 4. Law enforcement thd pelanggara syarat- syarat A3 dan K3 ditempat kerja
  • 99. Gbr Rencan a Prosedur Sertifikasi Alat / Instalasi Pasang (Instal) Dipakai/ Digunakan Aman Terkendal i Riksa Uji Berkala Riksa/Uji Commissi oning Periks a /uji Pengesahan Gbr Rencana Pengesahan Pemakaian
  • 100. 10010012/16/1412/16/14 Proses pengesahan gambar ins. listrikProses pengesahan gambar ins. listrik Dokumen perencanaan listrikDokumen perencanaan listrik 1. Peta lokasi1. Peta lokasi 2 Gambar instalasi2 Gambar instalasi - Lay out perlengkapan dan- Lay out perlengkapan dan peralatan listrikperalatan listrik - Rangkaian peralatan dan- Rangkaian peralatan dan pengendalinyapengendalinya 3. Diagram garis tunggal3. Diagram garis tunggal 4. Gambar rinci4. Gambar rinci 5. Perhitungan beban5. Perhitungan beban 6. Tabel bahan6. Tabel bahan 7. Ukuran teknis7. Ukuran teknis - Sepesifikasi & cara pasang- Sepesifikasi & cara pasang - Cara menguji- Cara menguji - Jadwal waktu- Jadwal waktu Berkas perencanaan. Analisis: Berdasarkan SNI 04-225-2000 oleh pegawai pengawas Memenuhi syarat Ya PENGESAHAN GAMBAR Setuju dipasang. Tidak Commissioning. Rekomendasi. Rekomendasi.
  • 101. 1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi - Pembuatan - Pemasangan - Pemakaian 1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil 2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang, Riksa-uji, Pembinaan) PJK3 Riksa Uji Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
  • 102. A. Sertifikasi Alat / Instalasi 1. Listrik - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi 2. Penyalur Petir - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi 3. Pesawat Lift - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
  • 103. 1. Administratif - Permohonan Bermaterai - Gbr Rencana - Sertifikat Teknis - Badan Pelaksana/Instalatir - Dll 1. Teknis - Riksa Uji Administratif - Riksa Uji Visual 1. Sertifikat / Ijin / Pengesahan Persyaratan Teknis Sertifikasi Alat / Instalasi
  • 105. 10510512/16/1412/16/14 Syarat Kompetensi K3Syarat Kompetensi K3 Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3 sesuai dengan kurikulum dan silabisesuai dengan kurikulum dan silabi kompetensi yang ditetapkankompetensi yang ditetapkan Dibuktikan dengan sertifikat danDibuktikan dengan sertifikat dan penunjukan / lisensipenunjukan / lisensi
  • 106. B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel 1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002) - Ahli K3 Listrik / Petir - Penyelia K3 Listrik - Teknisi K3 Listrik / Petir 2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99) • PENYELIA PEMASANGAN Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan • TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning, • TEKNISI PEMELIHARAAN Merawat dan memperbaiki lift • PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift
  • 107. 10710712/16/1412/16/14 Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan instalasi listrik Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab, perancangan, pemasangan, pemeriksaan, dan pengujian inst. Listrik, harus memahami K3 dan memiliki ijin kerja. Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus memiliki organisasi yang bertanggjawab secara khusus Bagian 9 Pengusahaan Instalasi Listrik
  • 108. 10810812/16/1412/16/14 KOMPETENSI SDM BIDANG K3 LISTRIK AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN; RIKSA UJI PENYELIA K3 LISTRIK : PENGAWAS PEKERJAAN PEMASANGAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN
  • 109. 10910912/16/1412/16/14 Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002 TEKNISI LISTRIK (PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN) KOMPETENSIKOMPETENSI Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab : Melayani, merawat dan mengawasiMelayani, merawat dan mengawasi kelaikan instalasi listrik;kelaikan instalasi listrik; Membantu pemeriksaan dan pengujianMembantu pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik;instalasi listrik;
  • 110. 11011012/16/1412/16/14 Inventarisasi Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik 1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan) 2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan) 3. Klas III. Ahli K3 Listrik Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik Dapat melayani dan memelihara inst. listrik secara benar dan aman, baik bagi dirinya, peralatan dan aman dalam pengoperasiannya Dapat melakukan pengawasan pek. pemasangan dan pemeliharaan inst. listrik secara benar dan aman sesuai ketentuan dan prosedur K3. Dapat mengevaluasi potensi bahaya dan tindakan koreksi terhadap: • gambar rancangan; • hasil pemeriksaan dan pengujian;
  • 111. 11111112/16/1412/16/14 Bekerja pada keadaan bertegangan ; • dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja. • Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani. • Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan pekakas berisolasi yang handal. • Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan. • Semua perlengkapan yang digunakan diperksa. • Keadaan cuaca. • Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan telanjang.
  • 112. 11211212/16/1412/16/14 Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan : Perhatikan Jarak minimum aman Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas. Dilarang menggunakan pengukur dari logam Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam. Jarak aman atau diluar jangkauanJarak aman atau diluar jangkauan Tegangan kVTegangan kV Jarak cmJarak cm 11 5050 1212 6060 2020 7575 7070 100100 150150 125125 220220 160160 500500 300300
  • 113. 11311312/16/1412/16/14 Pemberian PertolonganPemberian Pertolongan 1.1. Menilai situasiMenilai situasi a.a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orangMengenali bahaya diri sendiri dan orang lainlain b.b. Memperhatikan sumber bahayaMemperhatikan sumber bahaya c.c. Memperhatikan jenis pertolonganMemperhatikan jenis pertolongan d.d. Memperhatikan adanya bahaya susulanMemperhatikan adanya bahaya susulan
  • 114. 11411412/16/1412/16/14 Pemberian PertolonganPemberian Pertolongan 1.1. Mengamankan Tempat KejadianMengamankan Tempat Kejadian a.a. Memperhatikan penyebab kecelakaanMemperhatikan penyebab kecelakaan b.b. Utamakan keselamatan diri sendiriUtamakan keselamatan diri sendiri c.c. Singkirkan sumber bahaya yang adaSingkirkan sumber bahaya yang ada (putuskan aliran dan matikan sumber(putuskan aliran dan matikan sumber listrik)listrik) d.d. Hilangkan faktor bahaya misal denganHilangkan faktor bahaya misal dengan menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkanmenghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan sumber listrik dengan bahan non konduktor)sumber listrik dengan bahan non konduktor) e.e. Singkirkan korban dengan cara aman danSingkirkan korban dengan cara aman dan memperhatikan keselamatan diri sendirimemperhatikan keselamatan diri sendiri (dengan alat pelindung seperti; sarung(dengan alat pelindung seperti; sarung tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).
  • 115. 11511512/16/1412/16/14 Pemberian PertolonganPemberian Pertolongan 1.1. Memberikan pertolonganMemberikan pertolongan a.a. Menilai kondisi korban dan tentukanMenilai kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas tindakanstatus korban dan prioritas tindakan b.b. Berikan pertolongan sesuai status korbanBerikan pertolongan sesuai status korban Baringkan korban dengan kepala lebih rendahBaringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuhdari tubuh Bila ada tanda henti nafas dan jantungBila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi Jantung paruberikan resusitasi Jantung paru Selimuti korbanSelimuti korban Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakarBila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).ringan). Bila luka berat carikan pertolongan keBila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.RS/dokter.
  • 116. 11611612/16/1412/16/14 a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik • Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar ditarik sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali yang diikat pada penghantar. • Penderita ditarik dari tempat kecelakaan. • Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat- lipat. b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
  • 117. 11711712/16/1412/16/14 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK. Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menhindarkan pengaruh arus listrik, berada pada papan kering, kain kering, pakaian, alas yang serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau bahan serupa itu (kertas, karet). Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.
  • 118. 11811812/16/1412/16/14 TANAH SISTEM PENGAMANAN “ISOLASI LANTAI KERJA” SISTEM PENGAMANAN “ISOLASI LANTAI KERJA” ISOLASI LANTAI KERJA (R1) Kayu 75 kg Kain basah 27 x 27 Cm V V2 V1 Rd 3000 Ω R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm R1 min. 50 kilo Ohm Pelat logam 25 x 25 x 0,2 Cm
  • 119. 11911912/16/1412/16/14 1.1. SistemTT atau Pembumian Pengaman (PP)SistemTT atau Pembumian Pengaman (PP) Tujuan pembumian :Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bocoratau hubung singkat, arus akanBila terjadi arus bocoratau hubung singkat, arus akan tersalurke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arustersalurke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatiksehingga pengaman akan terputus secara otomatik Fasa tunggal 2 kawat Aktif Nol/Netral
  • 120. 12012012/16/1412/16/14 L1 L2 L3 N PE Bila terjadi kegagalan isolasi, teganan suplai akan terputus karena alat proteksi bekerja otomatik Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) Membumikan titik netral di sumbernya dan membumikan pada BKT instalasi dan BKT perlengkapan listrik.
  • 121. 12112112/16/1412/16/14 2.2. SistemIT atau Hantaran pengaman (HP)SistemIT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan pembumian :Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bacoratau hubung singkat, arus akanBila terjadi arus bacoratau hubung singkat, arus akan tersalurke bumi melalui penghantarpengaman sehinggatersalurke bumi melalui penghantarpengaman sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus secaraarus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatikotomatik Fasa tunggal 3 kawat Penghantar Aktif Penghantar Nol/Netral Hantaran pengaman
  • 123. 12312312/16/1412/16/14 3.3. SistemTN atauSistemTN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP)Pembumian Netral Pengaman (PNP) 3.3. SistemTN atauSistemTN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP)Pembumian Netral Pengaman (PNP) Nol & Ground dihubungkan Fasa tunggal 3 kawat
  • 125. 12512512/16/1412/16/14 KEMAMPUAKEMAMPUA NN HANTARHANTAR ARUSARUS KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis bahan konduktornya dan ukuran penampangnya (Periksa tabel PUIL) SYARAT K3 KHA : MIN 1,25 X I nominal 
  • 126. 12612612/16/1412/16/14 PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G P1- P1.1 p1-P1.2 P1-P1.3 P1.P1.4 P1.P1.5 P1-P1.6 RESISTAN ISOLASI 1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab)
  • 127. 12712712/16/1412/16/14 M PENGAMAN HUBUNG PENDEK PENGENDALIAN SIRKIT MOTOR PUIL 2000 Ayat 5.5.1.3 SARANA PEMUTUS PENGAMAN BEBAN LEBIH KENDALI PENGAMAN HUBUNG PENDEK
  • 128. 12812812/16/1412/16/14 1 2 3 4 MOTOR SANGKAR In.1 = 42 A MOTOR SEREMPAK In.2 = 54 A MOTOR ROTOR LILIT In.3 = 68 A MOTOR ROTOR LILIT In.4 = 68 A SETELAN MAK 2,5 In 1 = 105A 1,5 In 3 = 102A 2 In2 = 108A 1,5 In = 102A KHA. MIN. 1.25 In KHA. MIN. 1.25 (68) + 42 + 54 = 170,8A SETELAN MAK 108 + 42 + 68 = 218A SETELAN MAK 218 + 68 = 286 A PENGAMAN HUBUNG SINGKAT PUIL 2000 Ayat 556
  • 129. 12912912/16/1412/16/14 F KARAKTERISTIK PENGAMAN HUBUNG PENDEK, TERBUKA BILA MERASAKAN 600% In DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR POMPA KEBAKARAN KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR POMPA KEBAKARAN BILA SUPLAI LISTRIK TERPUTUS HARUS ADA INDIKASI ALARM TIDAK PERLU PENGAMAN BEBAN LEBIH KENDALI • JENIS KABEL FRC • DARI SISI IN COMING • SEBELUM SAKELAR UTAMA F
  • 130. 13013012/16/1412/16/14 Klasifikasi : Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus tidak berpengruh langsung terhadap pasien Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus dari dalam tempo kurang 10 detik harus segera mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK) Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus harus langsung mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK) REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT PUIL-2000 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
  • 131. 13113112/16/1412/16/14 Sumber Normal Sumber Emergency Baterai atau Motor Generator RUANG KELOMPOK 1 RUANG KELOMPOK 1E RUANG KELOMPOK 2E G < 10 dt < 0,5 dt Sistemdistribusilistrikdirumahsakit
  • 132. Instalasi listrik KetelInstalasi listrik Ketel UapUap Alat penerangan dan alat listrik lainya tidakAlat penerangan dan alat listrik lainya tidak diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50 VoltVolt Jika digunakan kabel fleksibel harusJika digunakan kabel fleksibel harus berselubung karet atau berperisai logamberselubung karet atau berperisai logam fleksibel.fleksibel. Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, makaBila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka bagian logam dari ketel uap harus dibumikanbagian logam dari ketel uap harus dibumikan Jenis kabel yang digunakan harus berselubungJenis kabel yang digunakan harus berselubung karet dan berperisai logamkaret dan berperisai logam PUIL 2000 Psl. 8.12
  • 135. 13513512/16/1412/16/14 1 HYDRANT 2 SPRINGKLER 3 LIFT 4 PRESSURIZED FAN 5 EMERGENCY 6 MDB G 1 2 3 4 5 6. Spare Suplai daya listrik untuk sarana keselamatan tidak beleh terganggu pada kondisi apapun MDB
  • 136. 13613612/16/1412/16/14 GENERATOR Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.) a. nama pabbrik pembuat b. tegangan pengenal c. arus beban pengenal d. daya pengenal e. freq, Jumlah fase, f. rpm g. suhu lingkungan > kenaikan suhu h. klas isolasi I. teg. kerja dan arus beban penuh j. lilitan k. daur kerja Tanda Pengenal (Plat nama)
  • 137. 13713712/16/1412/16/14 GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK) Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.) a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk f. Sistem pendinginan harus terjamin g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin h. Harus dipasang tanda peringatan PENGGERAK MULA G BEBAN
  • 138. 13813812/16/1412/16/14 GENERATOR Ref. PUIL 2000 (5.6) 1. Harus diproteksi thd arus lebih 2. Mak 150 % > I beban penuh 3. Penghantar 115% > I beban penuh G
  • 140. Analisa lingkungan GlobalAnalisa lingkungan Global
  • 141.
  • 144. 12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 144144 Arus : 5.000 ~ 200.000 A Panas: 30.000 o C AWAN KE AWAN AWANKEBUMI KERUSAKANKERUSAKAN • THERMIS,THERMIS, • ELEKTRIS,ELEKTRIS, • MEKANISMEKANIS, KERUSAKANKERUSAKAN • THERMIS,THERMIS, • ELEKTRIS,ELEKTRIS, • MEKANISMEKANIS, Sasaran : Obyek yg terdekat dan terkuat
  • 147. BAHAYA SAMBARAN PETIRBAHAYA SAMBARAN PETIR SAMBARANSAMBARAN LANGSUNGLANGSUNG .. SAMBARAN TIDAK LANGSUNG
  • 148. 14814812/16/1412/16/14 KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi : - Sistem Franklin (Konvensional) - Sistem Sangkar Faraday - Sistem Elektro statik PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
  • 149. 14914912/16/1412/16/14 Semua bagian konduktif dibonding Semua fasa jaringan RSTN dipasang Arrester Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial GROUNDING ARRESTER RSTN RSTN
  • 151. UUNo28Th2002 TentangBANGUNANGEDUNG PERSYARATAN KESELAMATAN BANGUNAN GEDUNG • Kemampuan mendukung beban maksimum (muatan hidup/mati maupun fenomena alam) • Pengndalian bahaya kebakaran • Proteksi Pasif • Proteksi Aktif dan • Sarana evakuasi • Perlindungan ancaman bahaya petir • Kesehatan meliputi penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan
  • 152. 12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 152152 Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung 2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsunglangsung Perhatian !!!:Perhatian !!!: Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhiInstalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya !!!syarat dapat mengundang bahaya !!!
  • 153. 15315312/16/1412/16/14 Instalasi penyalurpetir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya Grounding tidak sempurna Berbahaya
  • 154. 15415412/16/1412/16/14 INSTALASI PENYALUR PETIRINSTALASI PENYALUR PETIR PERMENAKER PER-02 MEN/1989PERMENAKER PER-02 MEN/1989 INSTALASI PENYALUR PETIRINSTALASI PENYALUR PETIR PERMENAKER PER-02 MEN/1989PERMENAKER PER-02 MEN/1989 PENERIMA (AIR TERMINAL)  HANTARAN PEMBUMIAN (GROUNDING)  HANTARAN PENURUNAN (DOWN CONDUCTOR)  SISTEM FRANKLIN BAGIAN BAGIAN PENTING Sudut perlindungan 112 o Resistan pembumian mak 5 ohm
  • 155. 15515512/16/1412/16/14 Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung 2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsung Instalasi penyalurpetiryang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
  • 158. 15815812/16/1412/16/14 Pengawasan K3 Intalasi Penyalur Petir Pengawasan K3 Intalasi Penyalur Petir +++++++ +++++++++ +++++++ - - - - - - - - - - - - - - - - - -PERMENAKER No. PER 02/MEN/1989 Tentang Instalasi Penyalur Petir Ruang lingkup : Sistem eksternal Jenis : konvensional & elektrostatik PERMENAKER No. PER 02/MEN/1989 Tentang Instalasi Penyalur Petir Ruang lingkup : Sistem eksternal Jenis : konvensional & elektrostatik
  • 159. 15915912/16/1412/16/14 DEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15) Struktur konstruksi ( 0 1 2 3 ) : Tinggi bangunan ( 0 2 3 4 5 - 10) : Lokasi bangunan( 0 1 2) Hari guruh ( 0 1 2 3 4 - 7) = A + B + C + D + E < 11 ABAIKAN = 11 KECIL = 12 SEDANG = 13 AGAK BESAR = 14 BESAR > 14 SANGAT BESAR PERTIMBANGAN PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR
  • 160. 16016012/16/1412/16/14 INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR A : Peruntukan bangunan Rumah tinggal : 1 Bangunan umum : 2 Banyak orang : 3 Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5 Gudang handak : 15 B : Struktur konstruksi Steel structure : 0 Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1 Beton bertulang, atap bukan logam : 2 Kerangka kayu atap bukan logam : 3
  • 161. 16116112/16/1412/16/14 INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR C : Tinggi bangunan s/d 6 m : 0 12 m : 2 17 m : 3 25 m : 4 35 m : 5 50 m : 6 70 m : 7 100 m : 8 140 m : 9 200 m : 10
  • 162. 16216212/16/1412/16/14 D : Lokasi bangunan Tanah datar : 0 Lereng bukit : 1 Puncak bukit : 2 E : Hari guruh per tahun 2 : 0 4 : 1 8 : 2 16 : 3 32 : 4 64 : 5 128 : 6 156 : 7 INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR HARI
  • 163. 16316312/16/1412/16/14 HHarus dipasang instalasiarus dipasang instalasi PROTEKSI PETIRPROTEKSI PETIR (Sistem internal protection)(Sistem internal protection) Ruangan berpotensiRuangan berpotensi bahaya ledakanbahaya ledakan gas/uap/debu/seratgas/uap/debu/serat SNI 225 - 1987SNI 225 - 1987 PUIL-2000PUIL-2000 (820 - B.16 dan - C.4)(820 - B.16 dan - C.4)
  • 164. 16416412/16/1412/16/14 SYARAT-SYARAT PEMASANGAN PENGHANTAR PENURUNAN 1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah. 2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan. 3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter. 4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam bangunan. 5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon, menonjol. 6. Memudahkan pemeriksaan. 7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung secara elektris. 8. Dipasang minimal 2 penurunan. 9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar maximal 5 meter.
  • 165. 16516512/16/1412/16/14 BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm. b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa logam yang baik. c. Khusu tulang beton harus memnuhi : a. Sudah direncanakan untuk itu b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah tanah. d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom beton bagian luar. e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus. f. Jarak antar penghantar a. Tinggi < 25 m max. 20 m b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan) c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
  • 166. 16616612/16/1412/16/14 SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil. b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang (direncanakan). b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak. c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi secara mendatar. d. Pelat logam yang ditanam. e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi sesuai standar) c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi. d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan dengan elektroda kelompok.
  • 167. 16716712/16/1412/16/14 e. Terdapat sambungan ukur. a. Jika keadaan alam tidak memungkinkan, • Masing-masing penghantar penurunan harus disambung dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan pembumian bersama memenuhi syarat. • Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya) yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan pembumian memenuhi syarat. g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi penyalur petir.
  • 168. 16816812/16/1412/16/14 BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA 1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam daerah perlindungan. 2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur tegangan lebih. 3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih. 4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir sedemikian menghindari percikan bunga api. 5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir. 6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
  • 169. 16916912/16/1412/16/14 CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang berada disekitarnya. b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas pinggir cerobong. c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir. d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu sama lain. e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung dengan penerima.
  • 170. 17017012/16/1412/16/14 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN 1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat. 2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji : 1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai. 2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau instalasi) 3. Secara berkala setiap dua tahun sekali. 4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir. 3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3 Inspeksi. 4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
  • 171. 17117112/16/1412/16/14 Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu diperhatikan : a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat menimbulkan karat. b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar c. Sambungan-sambungan d. Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda maupun elektorda kelompok. e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki. f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm. g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
  • 172. 17217212/16/1412/16/14 Pesawat lift sebagai sarana transportasi vertikal yang dirancang dengan perangkat pengendali otomatik dari dalam kereta dan pada setiap lantai pemberhentian. Pengguna/penumpang lift hanya dengan tekan tombol dapat mengendalikannya menuju lantai yang dikehendaki; LIFT
  • 173. 12/16/1412/16/14173173 Persyaratan teknis Lift • Mesin • Ruang /kamar mesin • Tali baja • Tromol • Ruang luncur • Rel pemandu • Lekuk dasar • Kereta • Governor • Pengaman • Bobot imbang • Penyangga • Instalsi listrik PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999 Ttg Syarat-syarat K3 Lift untuk pengangkutan orang dan barang
  • 178. 17817812/16/1412/16/14 12/16/14 178 Bank IndonesiaBank Indonesia 15 ORANG MENINGGAL BI
  • 182. 18218212/16/1412/16/14 UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f ……… tempat kerja dimana : f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia, baik didarat, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara Ketentuan K3 LIFT
  • 183. 18318312/16/1412/16/14 UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : n. “Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atang barang”. Syarat-syarat K3 Lift
  • 184. 18418412/16/1412/16/14 Apabila terjadi sesuatu hal yang membahayakan, penumpang tidak dapat berbuat apa apa, Aspek kehandalan dan keselamatan penumpang merupakan faktor dasar dalam pertimbangan perancangan pesawat lift. LIFT
  • 185. 18518512/16/1412/16/14 K3 LIFT Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift, telah ditetapkan syarat-syarat K3, Dasar : Undang undang No 1 th 1970; Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999 Syarat K3 lift utk pengangkutan orang maupun barang Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999 penunjukan teknisi lift
  • 186. 18618612/16/1412/16/14 Sangkar lift menggantung pada tali baja, disisi sebelahnya menggantung bobot imbang (counter wight) agar motor (M) bekerja ringan.Sangkar dan bobot imbang bergerak naik-turun mengikuti rel Lift dilengkapi beberapa alat pengaman (safety device) yang bekerja otomatik
  • 187. 18718712/16/1412/16/14 Dasar pertimbangan Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat. Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi, Pasal 25 Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan perubahan teknis maupun administrasi harus mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya. PENGENDALIAN K3 LIFT PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
  • 188. 18818812/16/1412/16/14 PENYELIA PEMASANGAN Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning, TEKNISI PEMELIHARAAN Merawat dan memperbaiki lift PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT KEPUTUSAN MENTERI No KEP-407/M/BW/99
  • 189. 18918912/16/1412/16/14 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RIDEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI KARTU LISENSI K3KARTU LISENSI K3 TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR No :No : 6464//PNKK/07.03PNKK/07.03 Berlaku s/d :Berlaku s/d : 28 Juli 200828 Juli 2008 NamaNama :: FRANSISCUS WARTOYOFRANSISCUS WARTOYO Tempat & tgl lahirTempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954: Yogyakarta, 2 April 1954 Instansi/Perh.Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama: PT. Toshindo Elevator Utama AlamatAlamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -: Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 - Kelapa Gading – Jakarta UtaraKelapa Gading – Jakarta Utara Jakarta,Jakarta, 28 Juli 200328 Juli 2003 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMAPLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA Ir. Imam SubariIr. Imam Subari NIP. 160009422NIP. 160009422 C0ntoh
  • 190. 19019012/16/1412/16/14 KOMPETENSIKOMPETENSI TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RISESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. : KEP. 407/M/BW/1999NO. : KEP. 407/M/BW/1999 Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab : 1.1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift danMerawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan eskalator;eskalator; 2.2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift danMembantu pemeriksaan dan pengujian lift dan eskalator;eskalator; C0ntoh
  • 191. 19119112/16/1412/16/14 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RIDEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI KARTU LISENSI K3KARTU LISENSI K3 PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATORPENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR No :No : 4848//PNKK/07.03PNKK/07.03 Berlaku s/d :Berlaku s/d : 28 Juli 200828 Juli 2008 NamaNama :: SLAMET RIYANTOSLAMET RIYANTO Tempat & tgl lahirTempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963: Semarang, 28 Mei 1963 Instansi/Perh.Instansi/Perh. : Pemda Jawa Tengah: Pemda Jawa Tengah AlamatAlamat : Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243: Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243 Jakarta,Jakarta, 28 Juli 200328 Juli 2003 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMAPLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA Ir. Imam SubariIr. Imam Subari NIP. 160009422NIP. 160009422 C0ntoh
  • 192. 19219212/16/1412/16/14 KOMPETENSIKOMPETENSI TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RISESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. : KEP. 407/M/BW/1999NO. : KEP. 407/M/BW/1999 Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab :  Mengawasi keselamatan operasi lift danMengawasi keselamatan operasi lift dan eskalator;eskalator;  Mengambil tindakan pengamanan keadaanMengambil tindakan pengamanan keadaan darurat operasi lift dan eskalator;darurat operasi lift dan eskalator; C0ntoh
  • 194. 19419412/16/1412/16/14 Pasal 24 Ayat (1) Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai dengan gambar rencana yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk Ayat 2 Dokumen perencanaan -Gambar konstruksi lengkap -Perhitungan konstruksi -Spesifikasi dan sertifikasi material Ayat 3 Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau Standar internasional yang diakui PABRIKASI LIFT DESAIN PEMBUATAN Engineering design : • Konsep desain • Standar desain • Checking perhitungan konstruksi Memenuhi syarat IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT IJIN K3 PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
  • 195. 19519512/16/1412/16/14 Pasal 24 Ayat (4) Gambar rencana pemasangan lift terdiri : -Denah ruang mesin dan peralatannya -Konstruksi mesin dan penguatannya -Diagram instalasi listrik -Diagram pengendali -Rem pengaman -Bangunan ruang luncur dan pintu- pintunya -Rel pemandu dan penguatannya -Konstruksi kereta -Governor dan peralatannya -Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertikal -Perhitungan tali baja LAIK KONSTRUKSI LIFT IJIN K3 Perencanaan pemasangan lift Doc.Lengka p Analisis : Evaluasi gambar dan sertifikat Checking perhitungan kekuatan konstruksi Analisis : Evaluasi gambar dan sertifikat Checking perhitungan kekuatan konstruksi Memenuhi syarat IJIN PEMASANGAN LIFT PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
  • 196. 19619612/16/1412/16/14 IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999) Pasal 30 Ayat (1) Setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji sesuai standar uji yang ditentukan Standar uji K3 lift : SNI 1718 – 1989 – E Bentuk laporan : -38 - L -39 - L LIFT LAIK OPEPASI IJIN K3 AS BUILT DRAWING LIFT (gambar purna bangun) TEST & COMMISSIONING -PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA -PENGUJIAN PEMBEBANAN -PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES Memenuhi syarat 1 tahun
  • 197. 19719712/16/1412/16/14 JUMLAH LIFTJUMLAH LIFT Th.1979 SD AGUSTUS 2003Th.1979 SD AGUSTUS 2003 DKI JAKARTADKI JAKARTA 67076707 B A N T E NB A N T E N 2828 JAWA BARATJAWA BARAT 316316 JAWA TENGAHJAWA TENGAH 179179 YOGYAKARTAYOGYAKARTA 113113 JAWA TIMURJAWA TIMUR 621621 B A L IB A L I 192192 A C E HA C E H 1515 SUMATERA UTARASUMATERA UTARA 260260 SAMATERA BARATSAMATERA BARAT 3030 SUMATERA SELATANSUMATERA SELATAN 5959 R I A UR I A U 7272 J A M B IJ A M B I 1818 BENGKULUBENGKULU 99 LAMPUNGLAMPUNG 2626 KALIMANTAN TENGANKALIMANTAN TENGAN 22 KALIMANTAN TIMURKALIMANTAN TIMUR 8686 KALIMANTAN BARATKALIMANTAN BARAT 2020 KALIMANTAN SELATANKALIMANTAN SELATAN 2121 SULAWESI UTARASULAWESI UTARA 4444 SULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN 125125 SULAWESI TENGGARASULAWESI TENGGARA 11 SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH -- A M B O NA M B O N 1919 IRIAN JAYAIRIAN JAYA 1919 NUSA TENGGARA BARATNUSA TENGGARA BARAT 33 NUSA TENGGARA TIMURNUSA TENGGARA TIMUR 22
  • 198. 19819812/16/1412/16/14 PABRIKASI LIFTDESAIN LIFT IJIN K3 PEMASANGAN LIFT DESAIN KONSTRUKSI PEMASANGAN LIFT IJIN K3 PEMAKAIAN LIFT AS BUILT DRAWING TEST & Commissioning PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN IJIN K3 PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
  • 199. 1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi - Pembuatan - Pemasangan - Pemakaian 1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil 2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang, Riksa-uji, Pembinaan) Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
  • 200. A. Sertifikasi Alat / Instalasi 1. Listrik - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi 2. Penyalur Petir - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi 3. Pesawat Lift - Ijin Pembuatan Alat / Bahan - Ijin Pemasangan Instalasi - Ijin Penggunaan Alat / Instalasi Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
  • 201. B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel 1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002) - Ahli K3 Listrik / Petir - Penyelia K3 Listrik/Petir - Teknisi K3 Listrik / Petir 2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99) • PENYELIA PEMASANGAN Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan • TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning, • TEKNISI PEMELIHARAAN Merawat dan memperbaiki lift • PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift
  • 202. 20220212/16/1412/16/14 RANGKUMANRANGKUMAN Listrik, Lift mengandung potensi bahayaListrik, Lift mengandung potensi bahaya Penggunaan instalasi/peralatan listrik, liftPenggunaan instalasi/peralatan listrik, lift harus memiliki ijin/pengesahan K3harus memiliki ijin/pengesahan K3 Masa uji lift berlaku 1 tahunMasa uji lift berlaku 1 tahun Operasional listrik/lift harus diawasi olehOperasional listrik/lift harus diawasi oleh teknisi yang kompetenteknisi yang kompeten Pengurus bertanggung jawab atasPengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan syarat-syarat K3pelaksanaan syarat-syarat K3
  • 203. 12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 203203 Energi Listrik sudah menjadi kebutuhanEnergi Listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat;dasar masyarakat; Listrik mengandung potensi bahaya yangListrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan manusiadapat mengancam keselamatan manusia (tenaga kerja), asset maupun lingkungan,(tenaga kerja), asset maupun lingkungan, Karena itu instalasi listrik harus memenuhiKarena itu instalasi listrik harus memenuhi syarat K3,syarat K3,  Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secaraDirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;  Dikelola dengan menerapkan SMK3 danDikelola dengan menerapkan SMK3 dan didukung oleh tenaga teknik dan ahli yangdidukung oleh tenaga teknik dan ahli yang memiliki kompetensi K3memiliki kompetensi K3 RANGKUMANRANGKUMAN

Notes de l'éditeur

  1. Whenever you work with power tools or electrical circuits there is a risk of electrical hazards, especially electrical shock. Risks are increased at construction sites because many jobs involve electric power tools. Electrical trades workers must pay special attention to electrical hazards because they work on electrical circuits. Coming in contact with an electrical voltage can cause current to flow through the body, resulting in electrical shock and burns. Serious injury or even death may occur. Electricity has long been recognized as a serious workplace hazard, exposing employees to electric shock, electrocution, burns, fires, and explosions. In 1999, for example, 278 workers died from electrocutions at work, accounting for almost 5 percent of all on-the-job fatalities that year, according to the Bureau of Labor Statistics. What makes these statistics more tragic is that most of these fatalities could have been easily avoided.
  2. Other factors that may affect the severity of the shock are: - The voltage of the current. - The presence of moisture - The general health of the person prior to the shock. Low voltages can be extremely dangerous because, all other factors being equal, the degree of injury increases the longer the body is in contact with the circuit. The resistance of the body varies based on: The amount of moisture on the skin (less moisture = more resistance) The size of the area of contact (smaller area = more resistance) The pressure applied to the contact point (less pressure = more resistance) Muscular structure (less muscle = less resistance)
  3. Electrical shocks, fires, or falls result from these hazards: Exposed electrical parts Overhead power lines Inadequate wiring Defective insulation Improper grounding Overloaded circuits Wet conditions Damaged tools and equipment Improper PPE
  4. Reference 1926.405(a)(2)
  5. 1926.416, 1926.417 Employees must not work near any part of an electric power circuit that the employee could contact in the course of work, unless the employee is protected against electric shock by de-energizing the circuit and grounding it or by guarding it effectively by insulation or other means. * In work areas where the exact location of underground electric power lines is unknown, employees using jack‑hammers, bars, or other hand tools which may contact a line shall be provided with insulated protective gloves. * Before work is begun, inquire or observe by instruments whether any part of an energized electric power circuit is so located that the performance of the work may bring any person, tool, or machine into physical or electrical contact with the electric power circuit. Post and maintain proper warning signs where such a circuit exists. The employer shall advise employees of the location of such lines, the hazards involved, and the protective measures to be taken.
  6. Personal protective equipment (PPE) should always be the last line of defense against a hazard. If the hazard is unavoidable, and cannot be addressed in any other safe manner, then employees must be fitted with proper PPE. Safety shoes should be nonconductive and protect your feet from completing an electrical circuit to ground. They can also protect against open circuits of up to 600 volts in dry conditions. These shoes should be used with other insulating equipment and in connection with active precautions to reduce or eliminate the potential for providing a path for hazardous electrical energy. When it is necessary to handle or come close to wires with a potential live electrical charge, it is essential to use proper insulating PPE to protect employees from contact with the hazardous electrical energy. Specific types of hard hats are needed when performing electrical work. A “Class B” Electrical/Utility type hard hat protects against falling objects and high-voltage shock and burns.