SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
PENANGANAN LIMBAH DENGAN CARA
FISIK & KIMIA

Prinsip Penanganan Limbah :
1. Penanganan Pendahuluan (co. penyaringan partikel)
2. Penanganan Primer (co. pengendapan atau penggumpalan)
3. Penanganan Sekunder (co. degradasi mikrobial)
4. Penanganan Tersier (co. penyaringan pasir, multimedia, mikro,
   vakum)
5. Desinfeksi (co. menurunkan/menghilangkan mikroba patogen)
6. Penanganan Lanjutan (co. pupuk tanaman, dll.)
A. DESINFEKSI

• Tujuan : - Mereduksi konsentrasi bakteri           air minum
           - Menghilangkan bakteri patogen

• Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan bakteri patogen :
   pH, suhu, gizi, kompetisi, spora, senyawa penghambat

• Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit (patogenitas) :
   Konsentrasi, virulensi, resistensi

• Efisiensi desinfeksi dapat diukur dengan kehadiran koliform
  (AS : koliform dalam air < 1/100 mL)

• Metode desinfeksi : pemberian klorin , yodium, ozon, senyawa
                      amonium kuarterner, lampu UV
Klorin
●   Oksidator, bereaksi dengan komponen-komponen limbah
●   Proses : inaktivasi enzim dalam sel mikroba
●   Faktor-faktor ~ efisiensi desinfeksi : jumlah dan jenis klorin, waktu
    kontak, suhu, dan jenis serta konsentrasi mikroba

● Kebutuhan klorin :
  - pada air jernih/suspensi padatan rendah : <
  - pada air kotor sebagian besar bereaksi, fungsi desinfektan : <

● Berfungsi desinfektan : klorin bebas atau klorin terikat, di dalam
  larutan berbentuk asam atau ion hipoklorit, dipengaruhi pH dan
  suhu larutan
  Bentuk klorin bebas pada : pH < 6,5 ….. HOCl
                                 pH > 8,5 ….. ion hipoklorit

● Turunan klorin : monokloramin (NH2Cl), dikloramin (NHCl2),
                   nitrogen triklorida (NCl3)
• Sodium hipoklorit
• Calsium hipoklorit
● Penggunaan mono dan dikloramin : butuh jumlah 25 x lipat, dan
  waktu kontak lebih lama daripada klorin bebas

● Komponen klorin bebas terbentuk saat semua amonia
  teroksidasi di titik belok (break point)
  (larutan + 9,5 mg/L Cl2 untuk setiap mg/L amonia)


  co. limbah rumah tangga =   amonia 20-30 mg/L
                              klorinasi tb 190-280 mg/L

● Klorinasi   : - air minum, air industri
                - inefisien untuk limbah umum
                - kadar BOD menurun, dapat mengoksidasi komp.
                  tereduksi dalam air
                - limbah peternakan unggas = 0,5 mg/L, 15’
Klorinasi




 • Reaksi yang terjadi ketika klorin ditambahkan ke dalam air
 • Breakpoint chlorination : semua chlorin terlarut dan bereaksi dengan
   komponen organik, amonia dalam air. Jika ditambahkan kembali
   khlorin maka khlorin akan bereaksi dengan air dan membentuk asam
   hipoklorus dan produksi residu bebas
Klorinasi secara komersial
OZONISASI




    •   1. Udara dari luar didinginkan dan disaring
    •   2. Dialirkan melalui air dryers
    •   3. Udara yang sudah diproses masuk generator memproduksi ozon (corona discharge )
    •   4. Ozon dialirkan menuju injector, bercampur dengan air yang diproses
    •   5. Campuran ozon dan air masuk melalui tank
    •   6. Air yang sudah dimurnikan keluar dari tank
B. PENGENDAPAN KIMIA
● Pengendapan partikel koloidal secara kimiawi
● Dapat mereduksi kebutuhan oksigen dalam limbah
● Tidak cocok untuk bahan organik yang larut, cocok untuk anorganik yang
   larut (co. fosfat)
● 90 % padatan hilang, mengurangi 50-70 % BOD RT
● Treatment intermediet, Umum untuk industri

● Faktor-faktor yang mempengaruhi : bahan, jenis bahan kimia, pH, jenis
     komponen limbah

● Jenis-jenis koagulan : alum (alumunium sulfat/Al2 (SO4)3), feri sulfat
          (Fe2(SO4)3), feri klorida (FeCl3), kapur
   - alum + bahan (basa) Al(OH)2 (tidak larut, koagulasi partikel)
   - kapur + bikarbonat      CaCO3 (mengendap)
   - garam feri : meningkatkan daya endap Fe(OH2), meningkatkan
     sedimentasi

● Sedimentasi : proses pemisahan partikel mengendap dari pelarut / cairan
• Jenis koagulan dari bahan kimia organik :
  anionik, kationik, nonionik polielektrolit

• Faktor penentu jumlah bahan kimia yang digunakan :
  pH, alkalinitas, kadar padatan, konsentrasi fosfat, dll.

  Contoh : untuk limbah air peternakan dibutuhkan 500 mg/L alum
  diikuti sedimentasi 1 jam. BOD dan padatan
  tersuspensi tereduksi sebesar 30 dan 70 %

• Limbah fosfat :
  Diendapkan dengan kapur, alum dan garam feri
      kapur + ortofosfat          hidroksilapatida
                                  (kristal Ca5(OH)(PO4)3) … pH >9,0
      alum + ortofosfat           kompleks Al(PO4) ….. pH > 6,3
      ion feri + fosfat feri fosfat …… pH > 7
SEDIMENTASI

• Definisi : sedimentasi adalah proses untuk memisahkan padatan
         terendapkan dari limbah industri atau buangan rumah
         tangga

• Limbah air mengandung padatan yang sangat bervariasi dalam
 densitas dan karakteristik pengendapannya.


• Secara teoritis sedimentasi pada suatu bak dengan luas tertentu
 dapat diperkirakan, dengan rumus :

                           V s = kecepatan vertikal
      Vs =   Q
                           Q = jumlah aliran
                           limbah
      LW                   L   = panjang
                           W   = Lebar
Skema Pengendapan dalam Bak Pengendap

                         Keterangan :

                 L       Partikel dengan kecepatan
                         pengendapan < Vs akan
           VH
                         mengendap sebagian,
Q    VS                  partikel dengan kecepatan
                     D   Vs’ akan mencapai dasar
           VH’
                         bila ada pada posisi d.
     VS’
d                        Partikel dengan kecepatan
                         < Vs’ yang berada pada
                         ketinggian > d tidak akan
                         mengendap
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi :
- Banyaknya lumpur
- Luas bak pengendapan
- Kedalaman bak pengendapan

• Padatan terendapkan dapat dipindahkan secara mekanis atau
  menggunakan pompa hidrolik

• Bentuk bak sedimentasi : empat persegi panjang, kotak, bulat

• Sedimentasi dapat dilakukan sebelum penanganan lanjut (kolam
  lumpur aktif, trickling filter) atau pada penanganan akhir/sekunder
  yaitu setelah proses biologis.

• Sedimentasi biasa dilakukan pada proses pengolahan limbah dari
  pengolahan buah-buahan, sayur-sayuran, pengemas daging dan
  limbah cair peternakan
FLOTASI

    Flotasi atau pengapungan menggunakan udara dilakukan pada proses
   penanganan limbah untuk meningkatkan laju perpindahan bahan-bahan
                        tersuspensi dari limbah cair.

Skema proses flotasi (tekanan udara masuk 30-50 lb/in3 gauge (psig)) :

                Tipe A
                                                       Tipe B
   limbah                     efluen                                  efluen
                                            limbah
                 flotasi                                flotasi




       tangki udara        pompa            pompa
                                                       tangki udara
   Besar gelembung udara untuk proses flotasi : 30-120 mikron

   Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi :
    - suhu : efektivitas kelarutan udara terjadi pada suhu rendah
    - ukuran partikel udara : dapat diperbesar dengan penambahan
                                 koagulan (alum, feri klorida, tanah liat)

   Efektivitas koagulan dapat diuji dengan evaluasi Bench scale :
    - dosis dan jenis koagulan
    - waktu detensi
    - tekanan
    - nisbah padatan dengan udara

   Efektivitas flotasi dilihat dari kecenderungan gumpalan untuk
    mengapung/mengendap
   Aplikasi proses flotasi :
    - industri pertambangan
    - pemurnian minyak
    - pengentalan lumpur aktif
    - limbah pertanian (pengolahan daging, ikan, pemurnian minyak).

   Kelebihan proses flotasi :
    - reduksi padatan tersuspensi : 50-90 %
    - reduksi minyak dan lemak : 60-90 %
    - reduksi COD : 30-80 %
PEMBAKARAN

•   Tujuan : mengurangi volume dan sterilisasi produk akhir proses
             penanganan limbah (20-30 % limbah menjadi abu)

•   Faktor-faktor : kadar air, volatilitas, bahan-bahan inert, nilai kalori
                    spesifik

•   Sebelum proses pembakaran sebaiknya dilakukan proses dehidrasi
    dengan pengentalan dan pengeringan

•   Rancang bangun alat dan proses pembakaran tergantung pada :
    proses pembakaran limbah dan perhitungan panas.
•   Sumber panas untuk oksidasi limbah : karbon dan hidrogen

•   Panas yang dikeluarkan : 14.100 BTU/lb karbon teroksidasi, dan
    51.000 BTU/lb hidrogen teroksidasi berdasarkan berat kering.

•   Faktor-faktor penting pada rancang bangun alat pembakar :
    - suhu        : > 1000oF (normal sekitar 1.200-1.300oF). Suhu di
    bawah
                    1000oF akan menghasilkan bahan volatil berbau
    (polusi)
    - waktu       : tergantung karakteristik limbah
    - aliran udara : penting untuk mengatasi polusi udara akibat
                     pembakaran. Alat harus dilengkapi sistem penyemprot
                     saringan udara atau pengendapan elektrostatik.

•   Proses pembakaran tergolong mahal untuk limbah pertanian

Contenu connexe

Tendances

Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
CarlosEnvious
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
Iffa M.Nisa
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
Iffa M.Nisa
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
rikayulliyani
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Dessy Ratnasari Dpa
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
Rizki Ramadhan
 

Tendances (19)

Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapa
Portofolio PPPA  pada industri pengolahan tepung kelapaPortofolio PPPA  pada industri pengolahan tepung kelapa
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapa
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
 
Renita new
Renita newRenita new
Renita new
 
Pot absorbsi
Pot absorbsi Pot absorbsi
Pot absorbsi
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Utility lafi ad
Utility lafi adUtility lafi ad
Utility lafi ad
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)
 

Similaire à Penanganan limbah secara fisik kimia

MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
HendrawanSetya
 
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptxPengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
kahard1102
 
PPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptx
PPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptxPPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptx
PPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptx
AlexBono3
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
RATNATRI
 

Similaire à Penanganan limbah secara fisik kimia (20)

Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxPersentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
 
PERT.2.pptx
PERT.2.pptxPERT.2.pptx
PERT.2.pptx
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
 
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptxPengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
 
Kelompok_10_Pengolahan_Air.pptx
Kelompok_10_Pengolahan_Air.pptxKelompok_10_Pengolahan_Air.pptx
Kelompok_10_Pengolahan_Air.pptx
 
01a fiskim
01a fiskim01a fiskim
01a fiskim
 
DESINFEKSI.ppt
DESINFEKSI.pptDESINFEKSI.ppt
DESINFEKSI.ppt
 
PPT LIMBAH INDUSTRI CAT.pptx
PPT LIMBAH INDUSTRI CAT.pptxPPT LIMBAH INDUSTRI CAT.pptx
PPT LIMBAH INDUSTRI CAT.pptx
 
PPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptx
PPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptxPPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptx
PPT_PENGENDALIAN KONTAMINASI.pptx
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.ppt
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
 
Pengenalan SPAB
Pengenalan SPABPengenalan SPAB
Pengenalan SPAB
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
04. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 2021.pdf
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3
 
1. MENGENAL LIMBAH CAIR.pptx
1. MENGENAL LIMBAH CAIR.pptx1. MENGENAL LIMBAH CAIR.pptx
1. MENGENAL LIMBAH CAIR.pptx
 
WWTP
WWTPWWTP
WWTP
 
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptPertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
 

Plus de Eko Supriyadi

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Eko Supriyadi
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Eko Supriyadi
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Eko Supriyadi
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Eko Supriyadi
 

Plus de Eko Supriyadi (20)

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan Balok
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit air
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
 
Penilaian hots sd
Penilaian hots sdPenilaian hots sd
Penilaian hots sd
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas vi
 
Ppt darah kelas vi
Ppt darah kelas viPpt darah kelas vi
Ppt darah kelas vi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas vi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkap
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi Prajab
 
Soal pretest revisi
Soal pretest revisiSoal pretest revisi
Soal pretest revisi
 
Pre tes prajab
Pre tes prajabPre tes prajab
Pre tes prajab
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
 

Penanganan limbah secara fisik kimia

  • 1. PENANGANAN LIMBAH DENGAN CARA FISIK & KIMIA Prinsip Penanganan Limbah : 1. Penanganan Pendahuluan (co. penyaringan partikel) 2. Penanganan Primer (co. pengendapan atau penggumpalan) 3. Penanganan Sekunder (co. degradasi mikrobial) 4. Penanganan Tersier (co. penyaringan pasir, multimedia, mikro, vakum) 5. Desinfeksi (co. menurunkan/menghilangkan mikroba patogen) 6. Penanganan Lanjutan (co. pupuk tanaman, dll.)
  • 2. A. DESINFEKSI • Tujuan : - Mereduksi konsentrasi bakteri air minum - Menghilangkan bakteri patogen • Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan bakteri patogen : pH, suhu, gizi, kompetisi, spora, senyawa penghambat • Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit (patogenitas) : Konsentrasi, virulensi, resistensi • Efisiensi desinfeksi dapat diukur dengan kehadiran koliform (AS : koliform dalam air < 1/100 mL) • Metode desinfeksi : pemberian klorin , yodium, ozon, senyawa amonium kuarterner, lampu UV
  • 3. Klorin ● Oksidator, bereaksi dengan komponen-komponen limbah ● Proses : inaktivasi enzim dalam sel mikroba ● Faktor-faktor ~ efisiensi desinfeksi : jumlah dan jenis klorin, waktu kontak, suhu, dan jenis serta konsentrasi mikroba ● Kebutuhan klorin : - pada air jernih/suspensi padatan rendah : < - pada air kotor sebagian besar bereaksi, fungsi desinfektan : < ● Berfungsi desinfektan : klorin bebas atau klorin terikat, di dalam larutan berbentuk asam atau ion hipoklorit, dipengaruhi pH dan suhu larutan Bentuk klorin bebas pada : pH < 6,5 ….. HOCl pH > 8,5 ….. ion hipoklorit ● Turunan klorin : monokloramin (NH2Cl), dikloramin (NHCl2), nitrogen triklorida (NCl3)
  • 4. • Sodium hipoklorit • Calsium hipoklorit
  • 5. ● Penggunaan mono dan dikloramin : butuh jumlah 25 x lipat, dan waktu kontak lebih lama daripada klorin bebas ● Komponen klorin bebas terbentuk saat semua amonia teroksidasi di titik belok (break point) (larutan + 9,5 mg/L Cl2 untuk setiap mg/L amonia) co. limbah rumah tangga = amonia 20-30 mg/L klorinasi tb 190-280 mg/L ● Klorinasi : - air minum, air industri - inefisien untuk limbah umum - kadar BOD menurun, dapat mengoksidasi komp. tereduksi dalam air - limbah peternakan unggas = 0,5 mg/L, 15’
  • 6. Klorinasi • Reaksi yang terjadi ketika klorin ditambahkan ke dalam air • Breakpoint chlorination : semua chlorin terlarut dan bereaksi dengan komponen organik, amonia dalam air. Jika ditambahkan kembali khlorin maka khlorin akan bereaksi dengan air dan membentuk asam hipoklorus dan produksi residu bebas
  • 8. OZONISASI • 1. Udara dari luar didinginkan dan disaring • 2. Dialirkan melalui air dryers • 3. Udara yang sudah diproses masuk generator memproduksi ozon (corona discharge ) • 4. Ozon dialirkan menuju injector, bercampur dengan air yang diproses • 5. Campuran ozon dan air masuk melalui tank • 6. Air yang sudah dimurnikan keluar dari tank
  • 9.
  • 10. B. PENGENDAPAN KIMIA ● Pengendapan partikel koloidal secara kimiawi ● Dapat mereduksi kebutuhan oksigen dalam limbah ● Tidak cocok untuk bahan organik yang larut, cocok untuk anorganik yang larut (co. fosfat) ● 90 % padatan hilang, mengurangi 50-70 % BOD RT ● Treatment intermediet, Umum untuk industri ● Faktor-faktor yang mempengaruhi : bahan, jenis bahan kimia, pH, jenis komponen limbah ● Jenis-jenis koagulan : alum (alumunium sulfat/Al2 (SO4)3), feri sulfat (Fe2(SO4)3), feri klorida (FeCl3), kapur - alum + bahan (basa) Al(OH)2 (tidak larut, koagulasi partikel) - kapur + bikarbonat CaCO3 (mengendap) - garam feri : meningkatkan daya endap Fe(OH2), meningkatkan sedimentasi ● Sedimentasi : proses pemisahan partikel mengendap dari pelarut / cairan
  • 11. • Jenis koagulan dari bahan kimia organik : anionik, kationik, nonionik polielektrolit • Faktor penentu jumlah bahan kimia yang digunakan : pH, alkalinitas, kadar padatan, konsentrasi fosfat, dll. Contoh : untuk limbah air peternakan dibutuhkan 500 mg/L alum diikuti sedimentasi 1 jam. BOD dan padatan tersuspensi tereduksi sebesar 30 dan 70 % • Limbah fosfat : Diendapkan dengan kapur, alum dan garam feri kapur + ortofosfat hidroksilapatida (kristal Ca5(OH)(PO4)3) … pH >9,0 alum + ortofosfat kompleks Al(PO4) ….. pH > 6,3 ion feri + fosfat feri fosfat …… pH > 7
  • 12. SEDIMENTASI • Definisi : sedimentasi adalah proses untuk memisahkan padatan terendapkan dari limbah industri atau buangan rumah tangga • Limbah air mengandung padatan yang sangat bervariasi dalam densitas dan karakteristik pengendapannya. • Secara teoritis sedimentasi pada suatu bak dengan luas tertentu dapat diperkirakan, dengan rumus : V s = kecepatan vertikal Vs = Q Q = jumlah aliran limbah LW L = panjang W = Lebar
  • 13. Skema Pengendapan dalam Bak Pengendap Keterangan : L Partikel dengan kecepatan pengendapan < Vs akan VH mengendap sebagian, Q VS partikel dengan kecepatan D Vs’ akan mencapai dasar VH’ bila ada pada posisi d. VS’ d Partikel dengan kecepatan < Vs’ yang berada pada ketinggian > d tidak akan mengendap
  • 14. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi : - Banyaknya lumpur - Luas bak pengendapan - Kedalaman bak pengendapan • Padatan terendapkan dapat dipindahkan secara mekanis atau menggunakan pompa hidrolik • Bentuk bak sedimentasi : empat persegi panjang, kotak, bulat • Sedimentasi dapat dilakukan sebelum penanganan lanjut (kolam lumpur aktif, trickling filter) atau pada penanganan akhir/sekunder yaitu setelah proses biologis. • Sedimentasi biasa dilakukan pada proses pengolahan limbah dari pengolahan buah-buahan, sayur-sayuran, pengemas daging dan limbah cair peternakan
  • 15. FLOTASI Flotasi atau pengapungan menggunakan udara dilakukan pada proses penanganan limbah untuk meningkatkan laju perpindahan bahan-bahan tersuspensi dari limbah cair. Skema proses flotasi (tekanan udara masuk 30-50 lb/in3 gauge (psig)) : Tipe A Tipe B limbah efluen efluen limbah flotasi flotasi tangki udara pompa pompa tangki udara
  • 16. Besar gelembung udara untuk proses flotasi : 30-120 mikron  Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi : - suhu : efektivitas kelarutan udara terjadi pada suhu rendah - ukuran partikel udara : dapat diperbesar dengan penambahan koagulan (alum, feri klorida, tanah liat)  Efektivitas koagulan dapat diuji dengan evaluasi Bench scale : - dosis dan jenis koagulan - waktu detensi - tekanan - nisbah padatan dengan udara  Efektivitas flotasi dilihat dari kecenderungan gumpalan untuk mengapung/mengendap
  • 17. Aplikasi proses flotasi : - industri pertambangan - pemurnian minyak - pengentalan lumpur aktif - limbah pertanian (pengolahan daging, ikan, pemurnian minyak).  Kelebihan proses flotasi : - reduksi padatan tersuspensi : 50-90 % - reduksi minyak dan lemak : 60-90 % - reduksi COD : 30-80 %
  • 18. PEMBAKARAN • Tujuan : mengurangi volume dan sterilisasi produk akhir proses penanganan limbah (20-30 % limbah menjadi abu) • Faktor-faktor : kadar air, volatilitas, bahan-bahan inert, nilai kalori spesifik • Sebelum proses pembakaran sebaiknya dilakukan proses dehidrasi dengan pengentalan dan pengeringan • Rancang bangun alat dan proses pembakaran tergantung pada : proses pembakaran limbah dan perhitungan panas.
  • 19. Sumber panas untuk oksidasi limbah : karbon dan hidrogen • Panas yang dikeluarkan : 14.100 BTU/lb karbon teroksidasi, dan 51.000 BTU/lb hidrogen teroksidasi berdasarkan berat kering. • Faktor-faktor penting pada rancang bangun alat pembakar : - suhu : > 1000oF (normal sekitar 1.200-1.300oF). Suhu di bawah 1000oF akan menghasilkan bahan volatil berbau (polusi) - waktu : tergantung karakteristik limbah - aliran udara : penting untuk mengatasi polusi udara akibat pembakaran. Alat harus dilengkapi sistem penyemprot saringan udara atau pengendapan elektrostatik. • Proses pembakaran tergolong mahal untuk limbah pertanian