SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Semakin maraknya dunia perekonomian berakibat pada berkembangnya media
informasi yang digunakan sebagai salah satu sarana promosi. Sarana promosi ini terbagi ke
dalam dua jenis, yakni media elektronik dan media cetak. Sarana promosi yang
menggunakan media elektronik antara lain adalah televisi, radio, dan internet. Sedangkan
promosi yang menggunakan media cetak antara lain adalah melalui koran, maupun
pemasangan media iklan melalui spanduk, baliho, serta billboard. Pemasaran melalui media
elektronik tidaklah akan mengganggu visual perkotaan, sedangkan pemasaran melalui
media cetak berupa spanduk, baliho, dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap kualitas
visual suatu kota.
Perkembangan yang sangat pesat pada pemasangan papan iklan di koridor jalan
perkotaan pasti menjadi suatu masalah yang berdampak sistem visual di ruang perkotaan.
Hal ini dikarenakan tidak adanya keteraturan dan keserasian satu papan iklan dengan papan
iklan lainnya. Juga tidak ada keserasian dengan lingkungan di sekitarnya, terutama
bangunan sekitar. Berbagai macam bentuk media iklan dipasang tanpa mengindahkan
aspek-aspek estetika, proporsi, dan juga keselamatan. Untuk itu, perlu adanya sebuah
regulasi yang mengatur tentang pemasangan papan iklan di koridor jalan perkotaan. Dalam
penyusunan regulasi tersebut, ada beberapa teori yang telah ada tentang tata letak media
iklan.

PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN MEDIA IKLAN
Media iklan terdiri dari dua kata, yaitu "media" dan "iklan". Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1989), media adalah: (i) alat, (ii) (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster,dan spanduk. Sedangkan menurut KBBI, pengertian iklan
adalah: (i) berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang dan jasa yang ditawarkan, (ii) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang /
jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di
tempat umum. Sehingga pengertian Media iklan adalah sarana komunikasi massa yang
menyediakan beberapa bentuk periklanan, misal: surat kabar, televisi, dan radio.
Dari pengertian diatas maka fungsi dari media iklan adalah suatu alat yang bertujuan
memperkenalkan, menganjurkan, memuji kualitas barang, tempat, bangunan, jasa atau
seseorang dengan menggunakan alat yang berada di tempat umum untuk mendapatkan
keuntungan. Media iklan ini dapat berupa reklame.
Sedangkan tujuan dari pemasangan media iklan untuk menanamkan pesan yang
terpampang di dalamnya sehingga akan tertanam sebuah image dalam benak seseorang
yang melihatnya, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pandangannya akan media iklan
tersebut.

PENATAAN, JENIS, DAN KLASIFIKASI MEDIA IKLAN
Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2003 Pasal 5, penataan
media iklan diatur menurut:
Tempat
Disini dibedakan lagi menjadi 2, yaitu :
1. Pada sarana dan prasarana kota yang meliputi : trotoar, media jalan, telepon umum,
jembatan penyeberangan orang, pos jaga polisi, jam kota, bus surat, tiang lampu
penerangan jalan, tempat hiburan dan rekreasi, gelanggang olah raga, terminal, pasar,
wc umum, dan gapura.
2. Diluar sarana dan prsarana kota yang meliputi Media Iklan di atas tanah, dan atau
bengunan.
Jenis
Terdapat beberapa jenis Media Iklan, antara lain :
1. Media Iklan papan (Billboard, Baliho, Neon Box)
2. Media Iklan kain/ spanduk
3. Media Iklan slide atau film
4. Media Iklan melekat (pamflet, stiker, atau poster)
5. Media Iklan bunyi
6. Media Iklan peragaan
7. Media Iklan kendaraan
8. Media Iklan berjalan
9. Media Iklan selebaran
10. Media Iklan udara
11. Media Iklan megatron (diselenggarakan dengan alat elektronik audio visual)
Ukuran
Media iklan yang biasanya berupa reklame ini memiliki ukuran tertentu. Ukuran yang
telah di tetapkan oleh Pemerintah Kota Madya Semarang adalah sebagai berikut :
1. Reklame kecil dengan ukuran kurang dari 4m2
2. Reklame sedang dengan ukuran 4-12 m2
3. Reklame besar dengan ukuran lebih dari 12m2
Kawasan
Peraturan tentang ini ditetapkan tersendiri oleh pemerintah kota. Disamping itu, ada
pula beberapa peraturan pokok tentang penataan media iklan yang ada tempat-tempat
umum, diantaranya:
1. Pada trotoar (bahu jalan), jenis media iklan yang dapat dipasang adalah reklame papan
dan reklame kain dengan ketinggian ruang bebas minimal 2,50 m untuk jenis reklame
papan. Media iklan atau reklame ini tidak boleh menjorok ke badan jalan.
2. Pada median jalan, media iklan yang dipasang pada jarak minimal 25 m dari alat pemberi
isyarat lalu lintas. Untuk jenis billboard, harus memiliki ketinggian ruang bebas minimal
5,5 m dan kedalaman pondasi minimal 1,5 m, ukuran media iklan maksimal 50m2
bentuk vertikal dengan jarak 1,5 antara titik media iklan yang satu dengan yang lain.
Untuk jenis neon box dengan ukuran maksimal 2m2 dipasang secara vertikal dengan
jarak minimal 40 cm antara titik rmedia iklan atau rekalme yang satu dengan yang lain.
3. Media iklan yang menempel pada bangunan tidak boleh menghilangkan atau
mempengaruhi estetika bangunan sekitar secara keseluruhan serta tidak boleh
memotong garis bangunan.
4. Media iklan yang dipasang diatas bangunan, ketinggiannya tidak boleh melebihi batas
maksimal ketinggian bangunan yang sudah ditentukan. Media iklan tidak boleh melebihi
lebar bangunan dengan konstruksi menempel pada bangunan.
5. Media iklan yang dipasang di atas tanah atau halaman di lingkungan perumahan,
perkantoran, dan perdagangan harus memiliki ketinggian ruang bebas minimal 5,5 m
dengan ukuran maksimal 50m2 vertikal.
Pemerintah DPRD Kota Semarang menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
Media Iklan menggantikan Perda 7/2003 Tentang Reklame. Isi dari Perda tersebut antara
lain (Kompas, Kamis, 22 Juni 2006):
-

Lokasi Terlarang pemasangan reklame:
1. Persil milik pemerintah yang digunakan untuk kantor pemerintah
2. Pohon penghijauan atau pelindung jalan
3. Alun-alun dengan radius 150 m
4. Rambu lalu lintas, tiang listrik, pohon, dan pagar tanaman
5. Lingkungan sekolah dasar dan menengah, museum, tempat ibadah, dan didepan
kantor pusat pemerintahan.
6. Badan sungai dan saluran
7. Pagar bumi
8. Jembatan

PRINSIP-PRINSIP PAPAN MEDIA IKLAN SEBAGAI ELEMEN ESTETIKA
Reklame yang merupakan salah satu sarana promosi yang bersifat komersial,
hendaknya, memperhatikan beberapa prinsip yang sangat berpengaruh pada penampilan
media iklan sebagai media promosi komersial, diantaranya:
1. Kesatuan, merupakan unsur perancangan yang paling penting. Jika suatu produk
perancangan mempunyai nilai estesis yang lemah, namun kuat dalam unsur kesatuan
secara keseluruhan (misalnya memiliki suatu karakter yang tegas) adalah lebih
memuaskan dari pada sebaliknya. Sesuatu yang menonjol dari segi kesatuan akan
tampak lebih hidup dari pada yang hanya menampilkan detail dari elemen- elemen yang
ada.
2. Proporsi, adalah suatu perbandingan kuantitatif dari dimensi – dimensi yang
menghasikan suatu hubungan dan kesan visual yang konsisten berdasarkan
keseimbangan rasio, yakni suatu kualitas yang permanen dari rasio ke rasio yang lainnya.
(Ching, 1991)
3. Skala, adalah suatu perbandingan tertentu yang digunakan untuk menentukan ukuran
dan dimensi-dimensinya. Dimensi adalah manifestasi dari ukuran secara matematis dari
bentuk bangunan, sedangkan skala mempunyai arti perbandingan besarnya unsur suatu
bangunan secara relatif terhadap bentuk – bentuk lainnya. (Ching, 1991)

Kesemuanya itu akan menghasilkan suatu kemudahan pengamat dalam memahami
isi dari papan media iklan.

TEORI DAN KONSEP VISIBILITAS
PENGERTIAN VISIBILITAS
Visibilitas memiliki arti jarak penglihatan dimana terlihat dengan jelas obyek yang
diamati termasuk akses dan komponen setting (Wiesman dalam Tisnaningtyas, 2002).
Selanjutnya Hesselgran dalam Tisnaningtyas (2002), mengatakan bahwa jarak penglihatan
berkaitan bukan hanya dengan jarak yang dirasakan secara dimensional atau geometris saja,
tetapi menyangkut persepsi visual dimana seseorang merasa ada tidaknya halangan untuk
mencapai obyek yang dituju.
Tuntutan pengamat untuk merasa ada tidaknya halangan mencapai subyek yang
dituju tersebut berkaitan dengan kebutuhan atribute sosialitas yaitu kemampuan seseorang
dalam melakukan hubungan sosial pada suatu setting (dimana orang dapat mengungkapkan
dirinya dalam hubungan perilaku sosial).
Jarak antara perorangan, perilaku non verbal seperti sudut tubuh, kontak mata,
ekspresi muka turut menunjang kualitas sosialisasi (Weisman dalam Tisnaningtyas, 2002).
Dan ada tidaknya halangan mempengaruhi pandangan seperti diungkapkan Speiregen
dalam Tisnaningtyas (2002) tentang pandangan normal menurut jarak yaitu melihat
manusia (1220 m) membedakan aktivitas (137 m), mengenali muka seseorang (24,5 m),
memahami ekspresi (10,5 m) dan melakukan percakapan (3,1 m).
Menurut Ittelson (1970) dalam Rapopport, persepsi terhadap lingkungan sekitarnya
sangat berbeda-beda tergantung obyek yang akan dipersepsikan, yaitu : skala, efek dari
pergerakan, perubahan tekstur, pergantian pandangan (sequel), pandangan baru yang
ditambah.
Persepsi yang terbentuk melalui proses penginderaan sangat tergantung pada
reseptor sistem yang dimiliki. Sistem visual (indera mata) merupakan salah satu sistem
penerima (reseptor system) yang relatif mempunyai peran dan fungsi yang lebih besar
dibandingkan indera lain pada kondisi normal (Hall dalam Tisnaningtyas, 2002).
Pembagian kemampuan sudut pandang manusia (Hakim, 1987), dilakukan lebih
sederhana dengan membagi menjadi 2 bagian, yaitu :
-

Melihat detail dengan sudut I

-

Melihat normal dengan sudut 60
Menurut Mirten dalam Tisnaningtyas, perbandingan jarak dan tinggi bangunan yang

lebih kecil dari 2 (D/H < 2) akan menghasilkan pandangan yang mengarah pada detail atau
ornamen bangunan, sedangkan perbandingan jarak dan tinggi bangunan lebih besar dari 2
(D/H > 2) akan menghasilkan pandangan seluruh bangunan.
Berkaitan dengan kemampuan pandangan manusia, Spereigen dalam Tisnaningtyas
(2002), mengklasifikasikan pandangan normal dalam beberapa bagian menurut jaraknya:
-

Pada jarak maksimum untuk melihat manusia

-

Pada jarak 137 m, merupakan jarak maksimum untuk dapat membedakan aktivitas yang
dilakukan

-

Pada jarak 24,5 m, merupakan jarak maksimum untuk dapat mengenali muka seseorang

-

Pada jarak 10,2 m, merupakan jarak maksimum untuk memahami ekspresi seseorang

-

Pada jarak 3,1 m, merupakan jarak jangkauan untuk melakukan penelitian secara detail
terhadap seseorang

Faktor-faktor jarak pandang tersebut dalam kondisi penerangan yang cukup.
Sudut pandang normal adalah 180 horisontal dan 170 vertikal dengan kejelasan
tinggi pada sudut 27 dan lebar 45, semua sudut tersebut akan membesar bila kecepatannya
juga meningkatn (Lynch dalam Rapoport dalam Tisnaningtyas, 2002).
Perhatian terhadap sesuatu yang berbeda yang dapat diperhatikan dari sekelompok
benda tergantung dari beberapa elemen yang dapat diperhatikan, sebagai contoh adalah
sebuah gereja kecil yang sama diantara bangunan-bangunan tinggi dan sebuah bangunan
kuno diantara bangunan baru akan mudah diperhatikan karena tampil berbeda
(Rapopport,1971)

TEORI VISUALISASI JARAK PANDANG
Agar memperoleh rasa nyaman, sebuah media iklan berupa baliho harus memiliki
beberapa ketentuan tentang ketinggian dan jarak pandang pengamat. Perbandingan
ketinggian baliho dengan jarak pandang pengamat dibagi menjadi skala kota, skala
lingkungan, dan skala manusia.

Contenu connexe

Similaire à Iklan

Tugas Kombis 37 Sore Unpad
Tugas Kombis 37 Sore UnpadTugas Kombis 37 Sore Unpad
Tugas Kombis 37 Sore Unpad
putrisukamto
 
Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...
Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...
Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...
Muhammad Andrianto
 

Similaire à Iklan (20)

Media periklanan
Media periklananMedia periklanan
Media periklanan
 
Materi 10 - SISTEM KOMUNIKASI MASSA.pdf
Materi 10 -  SISTEM KOMUNIKASI MASSA.pdfMateri 10 -  SISTEM KOMUNIKASI MASSA.pdf
Materi 10 - SISTEM KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
Karakter tv
Karakter tvKarakter tv
Karakter tv
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Kampanye social marketing (1)
Kampanye social marketing (1)Kampanye social marketing (1)
Kampanye social marketing (1)
 
Tugas Kombis 37 Sore Unpad
Tugas Kombis 37 Sore UnpadTugas Kombis 37 Sore Unpad
Tugas Kombis 37 Sore Unpad
 
Penyiaran dan Teori Kom.pdf
Penyiaran dan Teori Kom.pdfPenyiaran dan Teori Kom.pdf
Penyiaran dan Teori Kom.pdf
 
Manajemen Kampanye.pptx
Manajemen Kampanye.pptxManajemen Kampanye.pptx
Manajemen Kampanye.pptx
 
Pertekomb
PertekombPertekomb
Pertekomb
 
Pengembangan media-pembelajaran.ppt
Pengembangan media-pembelajaran.pptPengembangan media-pembelajaran.ppt
Pengembangan media-pembelajaran.ppt
 
Model komunikasi arsitekturalis dalam berdakwah
Model komunikasi arsitekturalis dalam berdakwahModel komunikasi arsitekturalis dalam berdakwah
Model komunikasi arsitekturalis dalam berdakwah
 
Pengaruh Iklan Televisi Go-Jek Versi Vertibokek Terhadap Sikap Khalayak Mahas...
Pengaruh Iklan Televisi Go-Jek Versi Vertibokek Terhadap Sikap Khalayak Mahas...Pengaruh Iklan Televisi Go-Jek Versi Vertibokek Terhadap Sikap Khalayak Mahas...
Pengaruh Iklan Televisi Go-Jek Versi Vertibokek Terhadap Sikap Khalayak Mahas...
 
Karakteristik tv
Karakteristik tvKarakteristik tv
Karakteristik tv
 
document.pdf
document.pdfdocument.pdf
document.pdf
 
Media relation kelompok 7
Media relation   kelompok 7Media relation   kelompok 7
Media relation kelompok 7
 
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
20211_2018_PB12_1-PPB-A_15_2_543012_2.pptx
 
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijoAnalisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
Analisis iklan sampoerna hijau versi es kacang ijo
 
Kul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi KeseahatanKul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi Keseahatan
 
PB 1. Pendahuluan.pdf
PB 1. Pendahuluan.pdfPB 1. Pendahuluan.pdf
PB 1. Pendahuluan.pdf
 
Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...
Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...
Laporan akhir peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususn...
 

Plus de University of Andalas

Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
University of Andalas
 

Plus de University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 

Iklan

  • 1. Semakin maraknya dunia perekonomian berakibat pada berkembangnya media informasi yang digunakan sebagai salah satu sarana promosi. Sarana promosi ini terbagi ke dalam dua jenis, yakni media elektronik dan media cetak. Sarana promosi yang menggunakan media elektronik antara lain adalah televisi, radio, dan internet. Sedangkan promosi yang menggunakan media cetak antara lain adalah melalui koran, maupun pemasangan media iklan melalui spanduk, baliho, serta billboard. Pemasaran melalui media elektronik tidaklah akan mengganggu visual perkotaan, sedangkan pemasaran melalui media cetak berupa spanduk, baliho, dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap kualitas visual suatu kota. Perkembangan yang sangat pesat pada pemasangan papan iklan di koridor jalan perkotaan pasti menjadi suatu masalah yang berdampak sistem visual di ruang perkotaan. Hal ini dikarenakan tidak adanya keteraturan dan keserasian satu papan iklan dengan papan iklan lainnya. Juga tidak ada keserasian dengan lingkungan di sekitarnya, terutama bangunan sekitar. Berbagai macam bentuk media iklan dipasang tanpa mengindahkan aspek-aspek estetika, proporsi, dan juga keselamatan. Untuk itu, perlu adanya sebuah regulasi yang mengatur tentang pemasangan papan iklan di koridor jalan perkotaan. Dalam penyusunan regulasi tersebut, ada beberapa teori yang telah ada tentang tata letak media iklan. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN MEDIA IKLAN Media iklan terdiri dari dua kata, yaitu "media" dan "iklan". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), media adalah: (i) alat, (ii) (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster,dan spanduk. Sedangkan menurut KBBI, pengertian iklan adalah: (i) berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan, (ii) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang / jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Sehingga pengertian Media iklan adalah sarana komunikasi massa yang menyediakan beberapa bentuk periklanan, misal: surat kabar, televisi, dan radio. Dari pengertian diatas maka fungsi dari media iklan adalah suatu alat yang bertujuan memperkenalkan, menganjurkan, memuji kualitas barang, tempat, bangunan, jasa atau seseorang dengan menggunakan alat yang berada di tempat umum untuk mendapatkan keuntungan. Media iklan ini dapat berupa reklame.
  • 2. Sedangkan tujuan dari pemasangan media iklan untuk menanamkan pesan yang terpampang di dalamnya sehingga akan tertanam sebuah image dalam benak seseorang yang melihatnya, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pandangannya akan media iklan tersebut. PENATAAN, JENIS, DAN KLASIFIKASI MEDIA IKLAN Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2003 Pasal 5, penataan media iklan diatur menurut: Tempat Disini dibedakan lagi menjadi 2, yaitu : 1. Pada sarana dan prasarana kota yang meliputi : trotoar, media jalan, telepon umum, jembatan penyeberangan orang, pos jaga polisi, jam kota, bus surat, tiang lampu penerangan jalan, tempat hiburan dan rekreasi, gelanggang olah raga, terminal, pasar, wc umum, dan gapura. 2. Diluar sarana dan prsarana kota yang meliputi Media Iklan di atas tanah, dan atau bengunan. Jenis Terdapat beberapa jenis Media Iklan, antara lain : 1. Media Iklan papan (Billboard, Baliho, Neon Box) 2. Media Iklan kain/ spanduk 3. Media Iklan slide atau film 4. Media Iklan melekat (pamflet, stiker, atau poster) 5. Media Iklan bunyi 6. Media Iklan peragaan 7. Media Iklan kendaraan 8. Media Iklan berjalan 9. Media Iklan selebaran 10. Media Iklan udara 11. Media Iklan megatron (diselenggarakan dengan alat elektronik audio visual) Ukuran Media iklan yang biasanya berupa reklame ini memiliki ukuran tertentu. Ukuran yang telah di tetapkan oleh Pemerintah Kota Madya Semarang adalah sebagai berikut :
  • 3. 1. Reklame kecil dengan ukuran kurang dari 4m2 2. Reklame sedang dengan ukuran 4-12 m2 3. Reklame besar dengan ukuran lebih dari 12m2 Kawasan Peraturan tentang ini ditetapkan tersendiri oleh pemerintah kota. Disamping itu, ada pula beberapa peraturan pokok tentang penataan media iklan yang ada tempat-tempat umum, diantaranya: 1. Pada trotoar (bahu jalan), jenis media iklan yang dapat dipasang adalah reklame papan dan reklame kain dengan ketinggian ruang bebas minimal 2,50 m untuk jenis reklame papan. Media iklan atau reklame ini tidak boleh menjorok ke badan jalan. 2. Pada median jalan, media iklan yang dipasang pada jarak minimal 25 m dari alat pemberi isyarat lalu lintas. Untuk jenis billboard, harus memiliki ketinggian ruang bebas minimal 5,5 m dan kedalaman pondasi minimal 1,5 m, ukuran media iklan maksimal 50m2 bentuk vertikal dengan jarak 1,5 antara titik media iklan yang satu dengan yang lain. Untuk jenis neon box dengan ukuran maksimal 2m2 dipasang secara vertikal dengan jarak minimal 40 cm antara titik rmedia iklan atau rekalme yang satu dengan yang lain. 3. Media iklan yang menempel pada bangunan tidak boleh menghilangkan atau mempengaruhi estetika bangunan sekitar secara keseluruhan serta tidak boleh memotong garis bangunan. 4. Media iklan yang dipasang diatas bangunan, ketinggiannya tidak boleh melebihi batas maksimal ketinggian bangunan yang sudah ditentukan. Media iklan tidak boleh melebihi lebar bangunan dengan konstruksi menempel pada bangunan. 5. Media iklan yang dipasang di atas tanah atau halaman di lingkungan perumahan, perkantoran, dan perdagangan harus memiliki ketinggian ruang bebas minimal 5,5 m dengan ukuran maksimal 50m2 vertikal. Pemerintah DPRD Kota Semarang menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Media Iklan menggantikan Perda 7/2003 Tentang Reklame. Isi dari Perda tersebut antara lain (Kompas, Kamis, 22 Juni 2006): - Lokasi Terlarang pemasangan reklame: 1. Persil milik pemerintah yang digunakan untuk kantor pemerintah 2. Pohon penghijauan atau pelindung jalan
  • 4. 3. Alun-alun dengan radius 150 m 4. Rambu lalu lintas, tiang listrik, pohon, dan pagar tanaman 5. Lingkungan sekolah dasar dan menengah, museum, tempat ibadah, dan didepan kantor pusat pemerintahan. 6. Badan sungai dan saluran 7. Pagar bumi 8. Jembatan PRINSIP-PRINSIP PAPAN MEDIA IKLAN SEBAGAI ELEMEN ESTETIKA Reklame yang merupakan salah satu sarana promosi yang bersifat komersial, hendaknya, memperhatikan beberapa prinsip yang sangat berpengaruh pada penampilan media iklan sebagai media promosi komersial, diantaranya: 1. Kesatuan, merupakan unsur perancangan yang paling penting. Jika suatu produk perancangan mempunyai nilai estesis yang lemah, namun kuat dalam unsur kesatuan secara keseluruhan (misalnya memiliki suatu karakter yang tegas) adalah lebih memuaskan dari pada sebaliknya. Sesuatu yang menonjol dari segi kesatuan akan tampak lebih hidup dari pada yang hanya menampilkan detail dari elemen- elemen yang ada. 2. Proporsi, adalah suatu perbandingan kuantitatif dari dimensi – dimensi yang menghasikan suatu hubungan dan kesan visual yang konsisten berdasarkan keseimbangan rasio, yakni suatu kualitas yang permanen dari rasio ke rasio yang lainnya. (Ching, 1991) 3. Skala, adalah suatu perbandingan tertentu yang digunakan untuk menentukan ukuran dan dimensi-dimensinya. Dimensi adalah manifestasi dari ukuran secara matematis dari bentuk bangunan, sedangkan skala mempunyai arti perbandingan besarnya unsur suatu bangunan secara relatif terhadap bentuk – bentuk lainnya. (Ching, 1991) Kesemuanya itu akan menghasilkan suatu kemudahan pengamat dalam memahami isi dari papan media iklan. TEORI DAN KONSEP VISIBILITAS PENGERTIAN VISIBILITAS
  • 5. Visibilitas memiliki arti jarak penglihatan dimana terlihat dengan jelas obyek yang diamati termasuk akses dan komponen setting (Wiesman dalam Tisnaningtyas, 2002). Selanjutnya Hesselgran dalam Tisnaningtyas (2002), mengatakan bahwa jarak penglihatan berkaitan bukan hanya dengan jarak yang dirasakan secara dimensional atau geometris saja, tetapi menyangkut persepsi visual dimana seseorang merasa ada tidaknya halangan untuk mencapai obyek yang dituju. Tuntutan pengamat untuk merasa ada tidaknya halangan mencapai subyek yang dituju tersebut berkaitan dengan kebutuhan atribute sosialitas yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan hubungan sosial pada suatu setting (dimana orang dapat mengungkapkan dirinya dalam hubungan perilaku sosial). Jarak antara perorangan, perilaku non verbal seperti sudut tubuh, kontak mata, ekspresi muka turut menunjang kualitas sosialisasi (Weisman dalam Tisnaningtyas, 2002). Dan ada tidaknya halangan mempengaruhi pandangan seperti diungkapkan Speiregen dalam Tisnaningtyas (2002) tentang pandangan normal menurut jarak yaitu melihat manusia (1220 m) membedakan aktivitas (137 m), mengenali muka seseorang (24,5 m), memahami ekspresi (10,5 m) dan melakukan percakapan (3,1 m). Menurut Ittelson (1970) dalam Rapopport, persepsi terhadap lingkungan sekitarnya sangat berbeda-beda tergantung obyek yang akan dipersepsikan, yaitu : skala, efek dari pergerakan, perubahan tekstur, pergantian pandangan (sequel), pandangan baru yang ditambah. Persepsi yang terbentuk melalui proses penginderaan sangat tergantung pada reseptor sistem yang dimiliki. Sistem visual (indera mata) merupakan salah satu sistem penerima (reseptor system) yang relatif mempunyai peran dan fungsi yang lebih besar dibandingkan indera lain pada kondisi normal (Hall dalam Tisnaningtyas, 2002). Pembagian kemampuan sudut pandang manusia (Hakim, 1987), dilakukan lebih sederhana dengan membagi menjadi 2 bagian, yaitu : - Melihat detail dengan sudut I - Melihat normal dengan sudut 60 Menurut Mirten dalam Tisnaningtyas, perbandingan jarak dan tinggi bangunan yang lebih kecil dari 2 (D/H < 2) akan menghasilkan pandangan yang mengarah pada detail atau ornamen bangunan, sedangkan perbandingan jarak dan tinggi bangunan lebih besar dari 2 (D/H > 2) akan menghasilkan pandangan seluruh bangunan.
  • 6. Berkaitan dengan kemampuan pandangan manusia, Spereigen dalam Tisnaningtyas (2002), mengklasifikasikan pandangan normal dalam beberapa bagian menurut jaraknya: - Pada jarak maksimum untuk melihat manusia - Pada jarak 137 m, merupakan jarak maksimum untuk dapat membedakan aktivitas yang dilakukan - Pada jarak 24,5 m, merupakan jarak maksimum untuk dapat mengenali muka seseorang - Pada jarak 10,2 m, merupakan jarak maksimum untuk memahami ekspresi seseorang - Pada jarak 3,1 m, merupakan jarak jangkauan untuk melakukan penelitian secara detail terhadap seseorang Faktor-faktor jarak pandang tersebut dalam kondisi penerangan yang cukup. Sudut pandang normal adalah 180 horisontal dan 170 vertikal dengan kejelasan tinggi pada sudut 27 dan lebar 45, semua sudut tersebut akan membesar bila kecepatannya juga meningkatn (Lynch dalam Rapoport dalam Tisnaningtyas, 2002). Perhatian terhadap sesuatu yang berbeda yang dapat diperhatikan dari sekelompok benda tergantung dari beberapa elemen yang dapat diperhatikan, sebagai contoh adalah sebuah gereja kecil yang sama diantara bangunan-bangunan tinggi dan sebuah bangunan kuno diantara bangunan baru akan mudah diperhatikan karena tampil berbeda (Rapopport,1971) TEORI VISUALISASI JARAK PANDANG Agar memperoleh rasa nyaman, sebuah media iklan berupa baliho harus memiliki beberapa ketentuan tentang ketinggian dan jarak pandang pengamat. Perbandingan ketinggian baliho dengan jarak pandang pengamat dibagi menjadi skala kota, skala lingkungan, dan skala manusia.