Narativitas telah berkembang sejak zaman purba hingga berbagai media massa modern. Proses pengembangan skenario film meliputi tema, ide cerita, sinopsis, pembabakan adegan, dan naskah lengkap. Struktur dasar cerita terdiri dari babak pembuka, tengah, dan penutup.
1. Mengapa manusia bercerita?
Format penulisan skenario: kepala (scene heading), tubuh (body), dialog
Sejarah narrativitas: dimulai dari zaman pra sejarah, dengan ditemukannya artefak dan
peninggalan manusia purba berupa lukisan dan jejak tangan di dinding-dinding goa.
Narativitas terus berkembang dengan berbagai macam bentuk, melahirkan sastrawan dan
seniman-seniman naratif yang terus berkembang pada seni lainnya. Narativitas bersentuhan
langsung dengan proses seni dan proses estetika seperti pada seni murni (lukis, pahat,
patung,dll), masuk pada seni tulis dan teatrikal, hingga menjelma menjadi produk audio
visual (film dan tv)
Format penulisan skenario: 1. Scene heading, setiap scene dimulai dengan kepala scene
mentok kiri, dengan semua huruf kapital, dan isinya: - nomor scene, - interior atau exterior
(disingkat int. Atau ext.) - lokasi, - waktu siang atau malam (day/night) - pemain utama yang
terlibat dalam scene tersebut. 15. Int. Ruang keluarga - subuh - iwan, budi & joko 2. Body:
elemen ini berisi deskripsi action, setting dan mood dari setting tersebut, posisi-posisi untuk
adegan yang akan dilakukan. Semuanya berupa deskripsi secara visual, jadi lupakanlah kata
yang tidak bisa dideskripsikan secara visual. Contoh: joko jatuh cinta pada iwan dan budi.
Bandingkan dengan: pantat kuda. Joko menendang pantat kuda. Kuda meringkik dan berlari
kencang keluar kandang 3. Dialog: - dimulai dengan nama orang yang berbicara,
ditempatkan ditengah (centered), dan semuanya huruf besar. - dialognya sendiri juga berada
ditengah, dengan margin yang lebih sempit dari bagian deskripsi. - dimulai dan diakhiri
dengan dua kali spasi (longkap satu baris). - jika diperlukan, tambahkan pengarahan action
dalam tanda kurung.
12. Ext. Ruang operasi rumah sakit (malam). 2 dokter dan pasien
Munculnya berbagai media massa menyebabkan kebutuhan “bercerita” semakin tinggi.
Cerita memasuki ranah industri melalui televisi dan layar lebar. Konsekwensinya memasuki
industri adalah pengemasan yang “layak jual” kepada penonton sehingga dibutuhkan
metoda teknis dalam penggarapan proses bercerita menjadi terarah, melibatkan banyak
orang dan mampu mempengaruhi alam bawah sadar (bagian dari psikoanalisa fungsi cerita
yang diibaratkan seperti bermimpi) –christian metzSkenario. Cerita skenario adalah sebuah urutan kejadian yang ditata dengan rapi dan
memerlukan ketelitian dalam membagi porsi peran, dialog dan durasi dalam setiap scenescene yang ditampilka. Sederhananya, skenario merupakan lembar-lembar naskah cerita
film yang di dalamnya terdapat rangkaian adegan, setting, kondisi, serta dialog-dialog tokoh
dalam film
Sekelompok ahli bedah sedang berkumpul mengitari pasiennya. Kita mengetahui sebuah
suasana tegang terjadi. Mereka saling berdebat tentang prosedur pembedahan yang benar.
Dokter fadly: mari kita coba lakukan anestesi sebagian saja. Pasien harus dalam kondisi
sadar untuk menjalani operasi ini. Sakitnya nggak seberapa kok
Dokter amir: saya tidak setuju dengan usul anda. Saya takut pasien tidak cukup kuat untuk
menahan sakit. Saya rasa ia harus dibius total
Sang pasien tampak cemas, ia lebih memilih dibius total dari pada mengalami rasa sakit.
Pasien: dok, kalau bisa saya dibuat tidak sadar saja. Saya takut sekali dok, takut sakit! Tolong
dok.
Dokter fadly menatap tajam pasiennya. Ia mengacungkan jarum suntik dengan dosis
setengah tepat didepan wajah pasiennya.
Elemen-elemen utama cerita: setting, karakter
Proses pengembangan sekenario: tema, ide, cerita, premis cerita, sinopsis cerita,
treatment/pembabakan, scene plot, naskah/skenario, storyboard
A. Tema: ini semacam garis kokoh atau benang merah arah dan jenis cerita. Contoh: cinta
terlarang, drama keluarga, cinderela syindrom, cinta tak sampai, dan lain-lain. Dari sini,
karakter, setting tempat, dan konflik sudah terbayangkan b. Ide cerita: keunikan dalam ide
cerita. Keunikan dalam pengemasan cerita. Keunikan judul. Keunikan premis. Berani berbeda
c. Premis cerita: merupakan inti sari yang merangkum keseluruhan cerita berupa kalimat
yang bernilai filosofis/estetis. Premis adalah jiwa dari sebuah cerita, memberikan pesan
moral bagi seluruh pemirsa/pembaca cerita. Premis dapat juga diartikan sebagai sebuah
keterangan singkat yang menggambarkan sebuah cerita dan menjadi dasar bergeraknya alur
cerita secara keseluruhan d. Sinopsis: sinopsis merupakan gambaran cerita secara singkat
secara keseluruhan. Sinopis adalah inti cerita sebuah film. Biasanya ditulis maksimal 2
halaman. Dari sinopsis ini, penulis skenario akan menjadikannya acuan dalam memecah
adegan dalam bentuk penomoran scene e. Pembabakan: dalam penulisan skenario, kita
menggunakan cara pembagian babak untuk menyampaikan sebuah cerita.
Struktur cerita dalam naskah film (layar lebar ataupun televisi)
Story
Structure
Act i
act ii
act iii
Sequence
seguence
sequence
sequence
sequence
dst
Scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene scene dst
Beat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beatbeat/beat/beat
dst........
Dengan analogi
Story = buku | act = bab | seguence = sub bab | scene = paragraf | beat : kalimat/kata
The classical paradigm of narrative structurethe inverted v structure (abad ke-19), tokohtokohnya : aristoteles (the poetic), gustav freitag, robert mckee, linda seger, dll. Antagonis
vs protagonis, inciting incident, act 1-3, poin no return, climax, closure
Untuk awalnya, kita mengenal struktur cerita dengan format 3 babak yang terbagi
menjadi: babak 1 – awal konflik dan pengenalan karakter. Babak 2 – tengah atau komplikasi
masalah. Babak 3 – akhir penyelesaian masalah.
Misalkan kita mengembangkan sebuah cerita dari sebuah sinopsis sebagai berikut dan
mencoba mengembangkannya dalam struktur cerita 3 babak. Sinopsis: ani adalah seorang
tuna netra yatim piatu yang didampingi pelayan setianya. Suatu hari ani mendapatkan harta
hibah tidak terduga dari seseorang misterius dan dititipkan surat hibahnya pada sang
pelayan. Sang pelayan berubah sifat, ia berusaha menyingkirkan ani dan hendak menguasai
harta hibah tersebut. Ani yang terdesak akhirnya mendapatkan pertolongan orang misterius
lainnya yang ternyata adalah adik kandung ibunya.
Pengembangannya dalam struktur 3 babak: babak 1 – ani tunanetra yatim piatu hidup
dengan pelayan tiba-tiba mendapatkan harta hibah dari seorang misterius yang begitu
mencintainya. Babak 2 – sang pelayan berubah sifat hendak menguasai harta dan mencoba
mencelakakan ani. Jiwa dan keselamatan ani terancam. Babak 3 - seorang misterius yang
ternyata adik kandung almarhum ibunya ani menyelamatkan ani. Ia bersama ani bahkan
berhasil memberikan hukuman yang setimpal bagi sang pelayan penghianat.
Ketika sebuah cerita sesederhana apapun masuk dalam proses pembagian babak harus ada
modifikasi karakter, aktifitas dan tempat, dilihat dari sisi pandang pemirsa. Membuat
skenario adalah memberikan cerita yang dilihat dan didengar. Anda harus dapat
memadukan unsur-unsur hiburan, suspense atau beragam pesan audio visual lainnya lewat
bangunan kata-kata.
F. Scene plot: scene adalah adegan. Scene plot merupakan gerakan-gerakan gambar detail
dalam sebuah adegan. Contoh: jika adegannya tabrak lari, scene plotnya bisa terdiri dari
korban yang sedang berjalan, pindah ke pengemudi yang ngebut, terus dan terus hingga
terjadilah tabrak lari g. Naskah/skenario: berisikan keterangan lengkap dari pengembangan
sinopsis. Termasuk keterangan waktu, adegan, aktivitas, gerak dan imajinasi penulis tentang
karya yang akan dibuat. Pada beberapa poin dapat ditambahkan keterangan sinematografi
(gerak kamera) namun tidak bersifat intervensi terhadap kreatifitas sutradara.
Format penulisan skenario: 1. Font courier new 2. Ukuran/size 12 3. Spasi satu (1). Bukan
satu setengah, bukan dua.
Format dasar ini berhubungan dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa
dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu
menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam
Yang harus diperhatikan dalam penulisan skenario: 1. Durasi 2. Ukuran visual (the aspect
ratio) tv (1:1.33), hdtv (1:1.77), cinemascope (1:1.85) 3. Penonton/audien