2. Motivation Outbound Psychology dilaksanakan di Sukabumi
pada hari jumat, 11-13 April 2014. Sebelum berangkat,
dilakukan pembagian kelompok dan kemudian diminta
untuk melakukan pemilihan ketua kelompok. Setelah itu,
seluruh anggota diminta untuk membuat nama dan yel-yel
kelompok.
Pembagian kelompok dapat dikorelasikan dengan materi
yang sudah saya pelajari yaitu mengenai Organisasi dan
kelompok kerja. Robbins (1988:71) mengatakan bahwa
“two or more individuals, interacting and interdependent,
who came together to archieve particular objective” yang
artinya kelompok terdiri dari dua atau lebih orang, yang
saling mempengaruhi dan saling tergantung, yang datang
bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu.
Sedangkan pemilihan ketua kelompok dapat dikorelasikan
dengan materi mengenai seleksi dan penempatan. Seleksi
adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk
menerima atau menolak seorang calon untuk pekerjaan
tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-
kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang
berhasil pada pekerjaannya. Jadi, setiap anggota
kelompok diseleksi oleh anggota kelompok lainnya dan
kemudian seseorang yang cocok akan dipilih dan
ditempatkan menjadi seorang ketua kelompok.
3. Kegiatan paling pertama adalah rafting. Kegiatan ini juga dapat
dikorelasikan dengan organisasi dan kelompok kerja (teamwork) karena
dalam kegiatan ini ada seorang pemimpin (pemandu) untuk memberikan
aba-aba kepada anggota yang berada didalam perahu untuk mendayung,
masuk ke dalam perahu, dan memegang tali, serta berhenti mendayung.
Sebelum kegiatan rafting dimulai, seluruh kelompok dari semua sekoci
diberikan pengarahan terlebih dahulu. Hal ini dapat dikorelasikan dengan
materi mengenai pelatihan dan pengembangan. Pelatihan menurut Sikula
adalah “proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur
sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial
mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan
tertentu.” Yang dalam kegiatan ini tujuannya adalah melewati arus
sepanjang 13km dengan tetap selamat bersama-sama.
Dibutuhkan kerjasama antar anggota kelompok dan pemandu untuk
mengendalikan perahu agar tidak terbalik atau terbawa arus. Pelajaran
yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah supaya kita dapat memahami
tugas kerja masing-masing anggota, menjadi pendengar yang baik untuk
dapat mendengar arahan dari pemandu dan tetap berkonsentrasi karena
bila tidak mendengarkan dengan baik apalagi “bengong” akan jatih dari
sekoci seperti saya, kerjasama serta interaksi yang baik antar anggota
kelompok, dan saling tolong menolong saat salah satu anggota terjatuh
dari perahu seperti misalnya pada saat saya terjatuh anggota lainnya
yang berada di dekat saya berusaha mengangkat saya untuk masuk ke
dalam sekoci lagi, serta selalu siaga dan mendengarkan petunjuk
pemandu.
4. Kegiatan berikutnya yaitu people to people. Dalam kegiatan ini seluruh
anggota peserta outbond membuat lingkaran besar dan dipandu oleh
Fasilitator yang memegang satu buah bola sepak plastik dan trainer yang
memegang data nama-nama para anggota. Jadi, trainer akan menunjuk satu
orang secara acak dan menyebutkan namanya lalu orang tersebut diberikan
bola dan kemudian ia diminta untuk melemparkan bola tersebut kepada
orang lain yang namanya disebutkan. Misalnya: ketika trainer meminta saya
untuk melemparkan bola tersebut kepada kak Baim, apabila saya salah
memberikan bola tersebut atau bukan ke Kak Baim maka saya harus dihukum.
Pada games ini dapat dikaitkan dengan teori budaya organisasi adalah cara-
cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang
ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Budaya
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau
kegagalan perusahaan dimasa depan melalui komitmen bersama karyawan
untuk memenuhi nilai-nilai bagi kepuasan pelayanan pelanggan. Budaya
bersifat strategis yang menentukan bagaimana nilai-nilai, sikap dan perilaku
untuk mencapai sasaran perusahaan sehingga berdampak signifikan terhadap
kinerja ekonomis perusahaan dalam jangka panjang.
Sikap ramah dan saling menghargai sesama walaupun kita berbeda usia dan
pekerjaan mencermikan budaya yang wajib kita jalankan selama kita berada
dalam acara Motivation Outbound Phychology maupun setelah acara ini kita
tetap harus saling menjaga kebersamaan dan komunikasi yang baik.
Manfaat games ini adalah untuk mempersatukan yang segala perbedaan
(perbedaan kelas, usia, pekerjaan dan karakter) menjadi kebersamaan yang
baik dan lebih mengenal satu sama lain.
5. Kegiatan berikutnya adalah refleksi bersama
yaitu kegiatan memijit punggung teman sebelah
kita dengan kode dan aba-aba yang diberikan
oleh pemandu. Seperti misalnya, saat pemandu
mengatakan hujan lebat maka kita harus
mengepal kedua tangan kami dan memukul
secara pelan ke punggung teman kita. Atau juga
saat pemandu mengatakan hukjan rintik-rintik
maka kami harus memukul punggung teman
sebelah kami dengan jari-jari. Disini kami
belajar bahwa kami harus mendengar instruksi
dengan baik agar pekerjaan yang kami lakukan
sesuai dengan hasil yang diinginkan.
6. Games berikutnya adalah “Rantai Sarung”. Pada games ini kami
membentuk barisan sesuai kelompok dengan menggandeng
tangan teman dibelakangnya dan tidak boleh terputus sampai
sarung tersebut sampai pada orang baris terakhir.
Games ini dapat dikorelasikan dengan materi mengenai
kepemimpinan. Bennis mengatakan bahwa pemimpin do the right
things. Pemimpin dalam barisan adalah orang yang berdiri di
paling depan dan menginstrusikan bagaimana cara agar sarung
tersebut berjalan sampai ke belakang. Orang yang paling depan
tersebut harus melakukan hal yang benar karena diikuti oleh
orang-orang dibelakangnya.
Tujuan games ini adalah membangun kepercayaan diri peserta
agar dapat melakukan tugasnya dengan baik, memperhatikan
cara kerja pemimpin, memotivasi peserta unutk bersaing dengan
standar pribadi dan orang lain, membangun kerja sama
kelompok, dan memahami peilaku kepemimpinan yang efektif.
7. Games selanjutnya adalah “Pipa Bola”. Dalam games ini, tiap kelompok
dibagi menjadi dua yaitu cloter pertama dan cloter kedua. Masing-masing
kelompok membuat satu baris jalur yang dibatasi oleh dua tali ravia
disebelah kiri dan kanan sebagai batas dan tidak boleh tersentuh.
Cara bermainnya adalah: masing-masing peserta memegang satu
potongan karton yang menyerupai pipa dengan bentuk yang berbeda
beda. Dengan potongan pipa tersebut setiap anggota harus mengalirkan
bola sampai pada garis finish tanpa menysentuh batas tali rafia tersebut,
dan bola tersebut tidak boleh berhenti terlalu lama. Jika ada yang
melanggar aturan maka satu kelompok tersebut wajib mengulang dari
awal lagi.
Games ini dapat dikorelasikan dengan materi kelompok kerja
(teamwork). Sama seperti rafting dan pembagian kelompok tadi, para
anggota harus melakukan sesuatu untuk mencapai sebuah tujuan
bersama. Tujuan games ini adalah untuk dapat melatih ketelatenan dan
kerjasama tim untuk cepat sampai ke garis finish. Manfaat dari games ini
adalah memacu kita untuk lebih bersabar, berhati-hati dan
mengkomunikasikan dengan baik terhadap sesama anggota kelompok agar
bola tersebut tidak terjatuh dan kaki kami tidak menyentuh batas tali
rafia.
8. Setelah itu, kami diminta untuk berkumpul dengan sesama
anggota kelompok dan juga dengan mentor masing-masing
kelompok untuk mengevaluasi mengenai apa saja yang kami dapat
dari serangkaian permainan yang sudah dilewati bersama.
Pada malam ini masing-masing angkatan mulai dari kelas Reguluer
sampai PKK menunjukan kreasi seni setiap angkatannya yang
masing-masing angkatan harus menunjukkan dua performance.
Angkatan saya menunjukkan kreasi yell angkatan dan juga
berjoget Morena bersama. Acara malam kreasi kami ditemani
dengan api unggun yang indah ditambah kehangatan suasana
kebersamaan para mahasiswa dan dosen serta beberapa karyawan
marketing Universitas Mercu Buana serta ikan bakar, jagung bakar,
dan lain-lain. Kemudian, kami diberi kesempatan untuk bertukar
kado kepada siapapun. Setelah itu kami kembali ke kamar maupun
tenda kami masing-masing untuk beristirahat.
9. Pada hari terakhir, pagi harinya dimulai dengan senam dan
kemudian dilanjutkan dengan games pemanasan, yaitu
games “Berkumpul dengan Gaya sesuai Aba-aba”. Jadi,
sebelum diberikan aba-aba seluruh peserta harus berputar
sambil menyanyikan lagu-lagu. Dan secara tiba-tiba,
fasilitator akan menyebutkan sejumlah angka dan gaya
tertentu. Misalnya: fasilitator meminta setiap kelompok
terdiri dari empat orang dengan lima kaki. Maka dalam
satu kelompok hanya boleh ada empat orang dan ada tiga
orang yang berdiri dengan satu kaki dan ada satu orang
berdiri dengan dua kaki.
Games ini dapat dikorelasikan dengan materi mengenai
penimbangan karya. Penimbangan karya adalah proses
penilaian dari ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja, dan
hasil kerja seseorang yang dianggap menunjang unjuk-
kerjanya yang digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan
terhadapnya di bidang ketenagakerjaan. Seorang
fasilitator, mentor, dan juga penanggung jawab akan
melihat kelompok-kelompok tersebut sudah mampu dan
benar atau tidak dalam membentuk yang diperintahkan.
10. Games selanjutnya adalah “Merangkak Mengumpulkan Bola”. Dalam
games ini, kami diperintahkan untuk mengumpulkan bola sebanyak-
banyaknya yang memencar kesegala arah sepanjang lintasan yang sudah
disediakan bagi masing-masing kelompok dengan cara merangkak diatas
lumpur. Semakin banyak bola yang dkumpulkan, maka semakin besar juga
peluang untuk menang.
Peraturannya adalah masing-masing anggota dalam setiap kelompok
hanya diberi satu kali kesempatan berjalan merangkak dan
mengumpulkan bola dan ketika sudah merangkak, badan kita tidak boleh
menyentuh tali rafia yang dijadikan sebagai batas yang sudah ditentukan.
Games ini dapat dikorelasikan dengan materi mengenai motivasi kerja.
Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah
ketercapainya tujuan tertentu. Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk-
kerjanya akan rendah pula meskipun kemampuannya ada dan baik, serta
peluangya pun tersedia.
Motivasi kerja seseorang ada yang bercorak proaktif maupun reaktif.
Motivasi kerja proaktif maksudnya orang akan berusaha untuk
meingkatkan kemampuan-kemampuannya sesuai dengan yang dituntut
oleh pekerjaannya dan akan berusaha untuk mencari, menemukan atau
menciptakan peluang dimana ia dapat menggunakan kemampuan-
kemampuannya untuk dapat berunjuk-kerja yang tinggi. Sedangkan
motivasi kerja reaktif cenderung menunggu upaya atau tawaran dari
lingkungannya. Games ini mengajarkan kami agar dapat berusaha sendiri
bagaimana bersusah payah untuk mengerjakan sesuatu agar tujuan yang
ingin dicapai dapat terwujud dengan baik dan maximal.
11. Games berikutnya adalah games “Masuk ke Dalam Potongan
Bambu”. Dalam games ini, kami diperintahkan untuk membuat
beberapa bentuk dengan menyusun potongan bambu yang
tersedia lalu tiap kelompok harus masuk ke dalam susunan bambu
tersebutk dan tidak boleh keluar dari batas yang sudah dibuat.
Kemudian, pemandu memberi aba-aba lagi untuk megurangi
beberapa potongan bambu dan masing-masing kelompok harus
membuat beberapa potongan itu menjadi sesuatu bentuk yang
tertutup dan para anggota kelompok harus masuk kedalamnya.
Tujuan dari games ini adalah untuk melatih kami agar dapat
bekerjasama dengan rekan kerja dan juga pemimpin agar
mendapatkan suatu hasil serta visi misi berjalan dengan baik.
Sedikitnya perhatian pemandu terhadap setiap kelompok
sehingga beberapa kelompok yang sudah menyusun atau
membentuk pyramid agar dapat masuk ke dalam susunan bambu
sudah terlanjur jatuh karena tidak kuat untuk menahan banyak
orang sedangkan penilaian berjalan cukup lama.
12. Dan games penutup adalah games “Oper Tepung”. Cara
bermainnya adalah setiap kelompok harus duduk dan
membuat barisan ke belakang. Masing-masing anggota
diberikan semacam piring plastik untuk mengoper tepung
dari orang yang berada dibarisan paling depan sampai
orang yang berada dibarisan terakhir.
Dalam game ini masing-masing anggota harus
mengusahakan agar tepung tidak tumpah dan sampai
dibarisan terakhir dengan volume yang tetap banyak.
Cara mengopernya adalah dengan menuangkan tepung
dengan tempat yang sudah diberikan melewati atas kepala
tanpa menoleh kebelakang.
Games ini dapat dikorelasikan dengan materi mengenai
kepemimpinan yang merupakan upaya seseorang yang
mempengaruhi kelompok orang untuk bersama–sama
mencapai sebuah tujuan.
13. Dari seluruh rangkaian kegiatan yang sudah dilalui di
Chirokee Sukabumi, terdapat teori-teori dalam
bidang Psikologi Industri dan Organisasi yang meliputi
pelatihan dan pengembangan, kelompok kerja dan
organisasi, motivasi, kepemimpinan, penilaian kerja,
serta pengembangan dan budaya organisasi yang
dapat diterapkan dikegiatan berikutnya dalam
perkuliahan dan juga dalam pekerjaan ataupun
kegiatan sehari-hari.
Dengan adanya kegiatan Motivation Outbound
Psychology dengan tema “The Winner Never Give Up”
ini, tali silahturahmi dan kekompakan antara sesama
mahasiswa dan dosen dapat tetap erat. Kegiatan ini
juga memperkuat kebersamaan para mahasiswa-
mahasiswi psikologi Universitas Mercu Buana Bekasi.
14. Munandar, A. S. (2008). Psikologi Industri dan
Organisasi. Jakarta: UI-Press.