2. Aplikasi Komputer
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Perkembangan Peserta Didik. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Kotabumi, Mei 2013
Penyusun
3. Aplikasi Komputer
III
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................II
Daftar Isi.................................................................................................................................................III
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
BAB 3. PENUTUP.......................................................................................................................14
Bibliography ..........................................................................................................................................15
4. 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa,
sehingga pada masa ini emosi remaja tidak stabil Masa remaja adalah masa goncang yang
terkenal dengan berkecamuknya perubahan-perubahan emosional. Perubahan-perubahan
emosional pada remaja di pengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam individu itu sendiri dan
faktor dari lingkungan.
Perkembangan emosi remaja merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Pada usia remaja
cenderung memperhatikan penampilannya dan mulai tertarik dengan lawan jenis sehingga
perlu pengawasan dari orang tua agar perkembangan emosi anaknya mengarah pada emosi
yang positif.
Seringnya terjadi penyimpangan dalam usia remaja di sekolah sehingga perlu upaya-upaya
yang dilakukan dalam mengembangkan emosi remaja agar emosinya dapat terkontrol dan
mengarah ke hal-hal yang positif sehingga dapat memperbaiki moral remaja.
5. Aplikasi Komputer
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan suatu
masalah, yaitu:
1. Apakah pengertian dari emosi?
2. Bagaimana bentuk-bentuk serta ciri-ciri emosi?
3. Bagaimana karakteristik dan perkembangan emosi remaja?
4. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan emosi remaja?
5. Bagaimana upaya untuk mengembangkan emosi remaja dan implikasinya dalam
pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari emosi.
2. Mengetahui bentuk-bentuk serta ciri-ciri emosi.
3. Mengetahui karakteristik dan perkembangan emosi remaja.
4. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan emosi remaja.
5. Mengetahui upaya untuk mengembangkan emosi remaja dan implikasinya dalam
pendidikan.
6. Aplikasi Komputer
3
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Emosi
[Banyak definisi mengenai emosi yang dikemukakan oleh para ahli. Istilah emosi menurut
Sarlito Wirawan Sarwono dalam Syamsu Yusuf (2004: 115) adalah setiap keadaan pada diri
seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkah lemah (dangkal) maupun pada
tingkat yang luas.
Sementara itu, Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori (2010: 63), mengatakan bahwa emosi
merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Menurut Agoes Dariyo (2007: 180) emosi merupakan bagian dari aspek afektif yang
memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang yang bersifat fluktuatif
dan dinamis.
Dari beberapa pengertian tentang emosi yang telah dikemukakan, penulis berasumsi bahwa
emosi adalah keadaan diri seseorang yang berkaitan dengan perasaan dan memiliki pengaruh
besar terhadap kepribadian serta perilaku seseorang.
2.2. Bentuk-Bentuk dan Ciri-Ciri Emosi
Berbicara tentang emosi, ada beberapa emosi yang begitu kompleks yang telah diidentifikasi
dan dikelompokkan oleh Daniel Goleman , yaitu sebagai berikut:
1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
2. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani
diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.
3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
7. Aplikasi Komputer
4
sekali, sedih, waspada , tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia.
4. Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang, terhibur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali
dan mania.
5. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih sayang.
6. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana.
7. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah.
8. Malu, meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati hancur
lebur.
Menurut Syamsu Yusuf (2004) emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologi lainnya seperti pengamatan dan
berfikir.
2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).
3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indra.
2.3. Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja adalah masa goncang, yang terkenal dengan berkecamuknya perubahan-
perubahan emosional. Perubahan itu disebabkan oleh perubahan jasmani, terutama perubahan
hormon seks pada remaja itu. Akan tetapi, hasil penelitian lain membuktikan bahwa tidak
hanya perubahan hormon seks saja yang mempengaruhi emosi remaja, karena perubahan
hormon itu mencapai puncaknya pada permulaan masa remaja awal, sedangkan
perkembangan emosi mencapai puncaknya pada periode remaja akhir. Oleh karena itu
jelaslah bahwa kegoncangan emosi itu tidak disebabkan oleh perubahan hormon seks dalam
tubuh saja, akan tetapi juga sebagai akibat dari suasana masyarakat dan keadaan ekonomi
8. Aplikasi Komputer
5
lingkungan remaja. Bahkan ada yang berpendapat, bahwa pengaruh lingkungan lebih besar
daripada pengaruh hormon.
Berdasarkan uaraian tersebut, penulis berasumsi bahwa pekembangan emosi remaja yang
ditandai dengan masa goncang dipengaruhi oleh perubahan hormon seks dan lingkungan
sekitar.
2.4. Karakteristik Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak sampai masa dewasa. Pada
masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan
emosional. Karena berada pada masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa,
status remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Masa remaja
biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri
belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan
khawatir kesepian.
Secara garis besar, masa remaja dapat dibagi ke dalam empat periode , yaitu periode pra
remaja, remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Adapun karakteristik untuk setiap
periode ada sebagaimana dipaparkan berikut ini.
1. Periode Praremaja
Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja pria maupun wanita.
Perubahan fisik belum tanpa jelas, tetapi pada remaja putri biasanya memperlihatkan
penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka merasa gemuk. Gerakan-gerakan
mereka mulai menjadi kaku. Perubahan ini disertai sifat kepekaan terhadap rangsangan dari
luar dan respon mereka biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan
cengeng tetapi juga cepat merasa senang, atau bahkan meledak-ledak.
2. Periode Remaja Awal
9. Aplikasi Komputer
6
Pada periode ini perkembangan fisik yang semakin tampak, adalah perubahan fungsi alat
kelamin. Karena perubahan alat semakin nyata, remaja seringkali mengalami kesukaran
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka
cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau
bahkan merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya. Kontrol terhadap dirinya
bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk
meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi karena adanya
kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang-kadang tidak
wajar.
3. Periode Remaja Tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu mampu memikul
sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Karena tuntutan peningkatan tanggung
jawab tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat
sekitarnya. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang
mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka sendiri.
Lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa di sekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya
agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yang masuk akal menurut mereka.
4. Periode Remaja Akhir
[Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai
mampu menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa. Oleh sebab itu orang
tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka.
Interaksi dengan orang tua juga menjadi lebih bagus dan lancar karena mereka sudah
memiliki kebebasan penuh serta emosinya pun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah
semakin jelas dan mulai mampu mengambil pilihan dan keputusan tentang arah hidupnya
10. Aplikasi Komputer
7
secara lebih bijaksana meski belum bisa secara penuh. Mereka juga mulai memilih cara-cara
hidup yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua dan masyarakat.
Menurut Zakiah Daradjat (1994: 35-36) bahwa perilaku remaja tidak stabil, keadaan
emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka,
mudah tersinggung, pemikiran dan perhatiannya terpusat pada dirinya. Perhatian kepada diri
dan penampilannya berlebihan. Remaja puteri lebih memperhatikan penampilan daripada
remaja putera, sedangkan sikap remaja putera terhadap lawan jenis biasanya aktif, dan
sikapnya kepada teman-teman sejenis juga positif akibat kebutuhan akan penerimaan sosial
dan kebebasan. Remaja memerlukan pengertian mendalam tentang kebutuhan, bakat,
kapasitas diri, sikap perkembangan dan tuntutan masa remaja yang dilaluinya, dan ia juga
ingin mengetahui bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis.
Berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri perkembangan emosi remaja yang telah dikemukakan
di atas, penulis berasumsi bahwa pada masa remaja emosinya belum stabil karena masih
dalam tahap peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Perkembangan emosi remaja
juga ditandai dengan perubahan fisik yang sejalan dengan ketertarikannya kepada lawan
jenis, sehingga mulai memperhatikan penampilannya agar diperhatikan oleh orang lain.
2.5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan emosi Remaja
Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah
lakunya. Perkembangan emosi juga demikian halnya. Kualitas atau fluktuasi gejala yang
tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada
individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat beberapa tingkah laku
emosional, misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, dan tingkah laku yang menyakiti diri
sendiri. Sejumlah faktor yang memengaruhi perkembangan emosi remaja menurut Ali dan
Asrori (2010: 69-71) adalah sebagai berikut:
11. Aplikasi Komputer
8
1. Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari
anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian
tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan
tubuh ini sering mempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak
setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika perubahan
tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat. Hormon-
hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga
dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah
dalam perkembangan emosinya.
[2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola
asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang
bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta.
Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan
perkembangan emosi remaja.
3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan cara
berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Interaksi
antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas
dan solidaritas yang sangat tinggi.
4. Perubahan pandangan luar
12. Aplikasi Komputer
9
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik
emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut:
a. Sikap luar terhadap remaja sering tidak konsisten
b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-
laki dan perempuan.
c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggungjawab,
yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak
dirinya dan melanggar nilai-nilai moral.
5. Perubahan interaksi dengan sekolah
Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat
pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting
dalam kehidupan mereka karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas
bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih
patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada orang tuanya. Posisi guru semacam ini sangat
strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-
materi yang positif.
Berdasarkan faktor-faktor perkembangan emosi remaja yang telah dikemukakan di atas,
penulis berasumsi bahwa pada dasarnya perkembangan emosi remaja dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Perubahan jasmani termasuk ke dalam faktor
internal dan Perubahan pola interaksi dengan orang tua, Perubahan interaksi dengan teman
sebaya, Perubahan pandangan luar, Perubahan interaksi dengan sekolah merupakan faktor
eksternal.
13. Aplikasi Komputer
10
2.6. Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat mengembangkan
kecerdasan emosional , salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan intervensi yang
dikemukakan oleh W.T. Grant Consortium dalam Ali dan Asrori (2010:73-74) tentang
Unsur-unsur aktif program pencegahan, yaitu sebagai berikut.
1. Pengembangan keterampilan emosional
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan emosional individu adalah :
a. Mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan,
b. Mengungkapkan perasaan,
c. Menilai intensitas perasaan,
d. Mengelola perasaan,
e. Menunda pemuasan,
f. Mengendalikan dorongan hati,
g. Mengurangi stress, dan
h. Memahami perbedaan antara perasaan dan tindakan.
2. Pengembangan keterampilan kognitif
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu adalah
sebagai berikut.
a. Belajar melakukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi
masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri.
b. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial.
c. Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan.
d. Belajar memahami sudut pandang orang lain.
e. Belajar memahami sopan santun, yaitu perilaku mana yang dapat diterima dan
14. Aplikasi Komputer
11
mana yang tidak.
f. Belajar bersifat positif terhadap kehidupan.
g. Belajar mengembangkan kesadaran diri.
3. Pengembangan keterampilan perilaku
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan perilaku individu adalah
sebagai berikut.
a. Mempelajari keterampilan komunikasi nonverbal.
b. Mempelajari keterampilan komunikasi verbal
Cara lain yang dapat digunakan sebagai intervensi edukatif untuk mengembangkan emosi
remaja agar dapat memiliki kecerdasan emosional adalah dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang di dalamnya terdapat materi yang dikembangkan oleh Daniel Goleman dalam
Ali dan Asrori (2010:74-75) yang kemudian diberi nama Self-Science Curiculum
sebagaimana dipaparkan berikut ini.
a. Belajar mengembangkan kesadaran diri
Caranya adalah mengamati sendiri dan mengenali perasaan sendiri, menghimpun kosakata
untuk mengungkapkan perasaan, serta memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan
respons emosional.
b. Belajar mengambil keputusan pribadi
Caranya adalah mencermati tindakan-tindakan dan akibat-akibatnya, memahami apa yang
menguasai suatu keputusan, pikiran, atau perasaan, serta menerapkan pemahaman ini ke
masalah-masalah yang cukup berat, seperti masalah seks dan obat terlarang.
c. Belajar mengelola perasaan
Caranya adalah memantau pembicaraan sendiri untuk mengungkap pesan-pesan negatif yang
15. Aplikasi Komputer
12
terkandung di dalamnya, menyadari apa yang ada di balik perasaan, menemukan cara-cara
untuk menangani rasa takut, cemas, amarah dan kesedihan.
d. Belajar menangani stress
Caranya adalah mempelajari pentingnya berolahraga, perenungan yang terarah, dan metode
relaksasi.
e. Belajar berempati
Caranya adalah memahami perasaan dan masalah orang lain, berpikir dengan sudut pandang
orang lain, serta menghargai perbedaan perasaan orang lain mengenai sesuatu.
f. Belajar berkomunikasi
Caranya adalah berbicara mengenai perasaan secara efektif, yaitu belajar menjadi pendengar
dan penanya yang baik, membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan
sesorang dengan reaksi atau penilaian sendiri tentang sesuatu, serta mengirimkan pesan
dengan sopan dan bukannya mengumpat.
g. Belajar membuka diri
Caranya adalah menghargai keterbukaan dan membina kepercayaan dalam suatu hubungan
serta mengetahui situasi yang aman untuk membicarakan tentang perasaan diri sendiri.
h. Belajar mengembangkan pemahaman
Caranya adalah mengidentifkasi pola-pola kehidupan emosional dan reaksi-reaksinya serta
mengenali pola-pola serupa pada orang lain.
i. Belajar menerima diri sendiri
Caranya adalah merasa bangga dan memandang diri sendiri dari sisi positif, mengenali
kekuatan dan kelemahan diri anda, serta belajar mampu untuk menertawakan diri anda
sendiri.
16. Aplikasi Komputer
13
j. Belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi
Caranya adalah belajar rela memikul tanggung jawab, mengenali akibat-akibat dari keputusan
dan tindakan pribadi, serta menindaklanjuti komitmen yang telah dibuat dan disepakati.
k. Belajar mengembangkan ketegasan
Caranya adalah dengan mengungkapkan keprihatinan dan perasaan anda tanpa rasa marah
atau berdiam diri.
l. Mempelajari dinamika kelompok
Caranya adalah mau bekerja sama, memahami kapan dan bagamana memimpin, serta
memehami kapan harus mengikuti.
m. Belajar menyelesaikan konflik
Caranya adalah memahami bagaimana melakukan konfrontasi secara jujur dengan orang lain,
orang tua atau guru, serta memahami contoh penyelesaian menang-menang (win-win
solution) untuk merundingkan atau menyelesaikan suatu perselisihan.
17. Aplikasi Komputer
14
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pekembangan emosi remaja ditandai dengan masa goncang yang dipengaruhi oleh perubahan
hormon seks dan lingkungan sekitar. Pada masa remaja emosinya belum stabil karena masih
dalam tahap peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Perkembangan emosi remaja
juga ditandai dengan perubahan fisik yang sejalan dengan ketertarikannya kepada lawan
jenis, sehingga mulai memperhatikan penampilannya agar diperhatikan oleh orang lain.
Pada dasarnya perkembangan emosi remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan eksternal. Perubahan jasmani termasuk ke dalam faktor internal dan Perubahan pola
interaksi dengan orang tua, Perubahan interaksi dengan teman sebaya, Perubahan pandangan
luar, Perubahan interaksi dengan sekolah merupakan faktor eksternal.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi remaja agar berkembang ke arah
kecerdasan emosional antara lain dengan belajar mengembangkan : (a) keterampilan
eosional, (b) keterampilan kognitif, (c) keterampilan perilaku.
3.2. Saran
Mengingat masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa
sehingga emosinya belum stabil maka perlu melakukan upaya-upaya dalam mengembangkan
emosinya agar lebih terarah kea rah yang positif.
18. Aplikasi Komputer
15
Bibliography
Asrori, M. A. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik . Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Daradjad, Z. (1994). Remaja Harapan dan Tantangan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Dariyo, A. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT. Refika Aditama.
Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.