SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Télécharger pour lire hors ligne
PENYUSUNAN AGENDA
(AGENDA SETTING)
“Elkana Goro Leba”
Elkana Goro Leba (Ely)
My Link Page:
 SlideShare : http://www.slideshare.net/elygoroleba/
 Blog : http://elkanagoro.blogspot.com/
 Facebook : ely.goroleba@facebook.com
 Tweeter : https://twitter.com/ElyGoroLeba
 Yahoo Mail : elkana.goroleba@yahoo.com
 Gmail : elkana.goroleba@gmail.com
 ugm.academia.edu : https://ugm.academia.edu/ElyGoroLeba
 Scribd : http://www.scribd.com/Elkana150489
 LinkedIn : http://id.linkedin.com/pub/elkana-goro-leba/76/364/50b/
 WordPress : http://elkanagoroleba.wordpress.com
Jones menyatakan bahwa NOT ALL
PROBLEMS BECOME PUBLIC, NOT ALL
PUBLIC PROBLEMS BECAME ISSUES,
AND NOT ALL ISSUES ARE ACTED ON IN
GOVERNMENT AGENDA.
( tidak semua masalah dapat menjadi masalah
umum/public, dan tidak semua masalah
public dapat menjadi issu, dan tidak semua
issu dapat menjadi agenda pemerintah.)
 Apabila menginginkan suatu kebijakan
publik mampu memecahkan masalah publik
(public problem), masalah publik harus
dirumuskan menjadi masalah kebijakan
(policy problems).
 Menurut Tomas Dye, tahapan mendefinisikan
masalah itu disebut Agenda Setting. Kondisi
masyarakat yang tidak didefinisikan sebagai
masalah dan alternatif solusi tidak pernah
diusulkan, tidak akan pernah menjadi isu
kebijakan (policy issues).
 Kegiatan menjadikan masalah publik (public
problems) menjadi masalah kebijakan (policy
problems) sering disebut dengan
penyusunan (agenda setting).
 Agenda setting adalah sebuah fase dan proses
yang sangat strategis dalam realitas kebijakan
publik. Karena dalam proses inilah ruang untuk
memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik
dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan.
 Penyusunan agenda pemerintah (agenda setting)
dimulai dari kegiatan fungsional, meliputi Persepsi,
Definisi, Agregasi, Organisasi dan Representasi;
yang bermuara pada terusungnya suatu masalah
publik dan atau suatu isu publik menjadi suatu
masalah yang oleh pemerintah (pembuat kebijakan)
dianggap penting untuk dicari jalan keluarnya
melalui kebijakan publik.
 Produk riil dari proses penyusunan agenda
pemerintah adalah terakomodasinya kepentingan
publik (masalah publik) menjadi opini publik,
kemudian menjadi tuntutan publik, untuk
selanjutnya menjadi masalah prioritas yang akan
dicarikan penyelesaiannya.
Gambar Proses Penyusunan Agenda Pemerintah
Kegiatan
Fungsional
-Persepsi/
Definisi
-Agregasi
-Organisasi
-Representasi
Sikap
Pemerinta
h
Dikategorikan
sebagai
masalah oleh
pemerintah
Produk
-Masalah publik
-Opini publik
-Tuntutan publik
-Prioritas
Apa itu Agenda Kebijakan ….?
 Anderson, 1979), menyatakan bahwa Agenda Pemerintah
(Governmental Agenda) merupakan pola-pola tindakan pemerintah
yang spesifik sifatnya, yang biasanya berada pada tahap awal proses
perumusan kebijakan, menyangkut bagaimana suatu masalah publik
dikembangkan, didefinisikan, dan diformulasikan makna dan cara
pemecahannya.
 Agenda kebijakan merupakan sebuah daftar permasalahan atau isu
yang mendapat perhatian serius karena berbagai sebab untuk
ditindaklanjuti atau diproses pihak yang berwenang menjadi kebijakan.
(Abidin, 2005)
 Menurut Jones (1984) bahwa agenda pada umumnya digunakan untuk
menggambarkan issues yang dinilai oleh publik perlu diambil suatu
tindakan.
 Muhadjir Darwin (1995) menyatakan bahwa agenda merupakan suatu
kesepakatan umum, belum tentu tertulis, tentang adanya suatu
masalah publik yang perlu menjadi perhatian bersama, dan menuntut
campur tangan pemerintah untuk memecahkannya
 Agenda kebijakan didefinisikan sebagai tuntutan-tuntutan agar para
pembuat kebijakan memilih atau merasa terdorong untuk melakukan
tindakan tertentu. Dengan demikian, maka agenda kebijakan dapat
dibedakan dari tuntutan-tuntutan politik secara umum serta dengan
istilah ‘prioritas’ yang biasanya dimaksudkan untuk merujuk pada
susunan pokok-pokok agenda dengan pertimbangan bahwa suatu
agenda lebih penting dibandingkan dengan agenda lain
 Dalam proses penyusunan Agenda jika sebuah isu berhasil
mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan
prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak
mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu
lain.
 Ada banyak masalah publik yang muncul atau yang dituntut
pemecahannya, tetapi tidak semua masalah publik tersebut
mendapat perhatian yang seksama dari para pembuat kebijakan.
Pilihan atau kecondongan perhatian pembuat kebijakan terhadap
sejumlah kecil atau beberapa masalah-masalah publik tersebut
menyebabkan timbulnya agenda kebijakan (policy agenda).
 Islamy menyatakan bahwa suatu agenda pemerintah
(governmental agenda) tidak seharusnya dipandang sebagai suatu
daftar normal dari berbagai masalah-masalah yang harus
diperbicangkan oleh pembuat keputusan, tetapi hanyalah
menggambarkan masalah-masalah atau isu-isu, dimana pembuat
keputusan merasa harus memberikan perhatian yang aktif dan
serius padanya
 Barbara Nelson, menyatakan bahwa proses agenda kebijakan
berlangsung ketika pejabat publik belajar mengenai masalah-
masalah baru, memutuskan untuk memberi perhatian secara
personal dan memobilisasi organisasi yang mereka miliki untuk
merespon masalah tersebut
 Proses masuknya isu ke dalam agenda kebijakan
tidak sepenuhnya dapat dilakukan secara rasional,
tetapi lebih cenderung bersifat politis. Alasan yang
rasional biasanya hanya digunakan sebagai sarana
pendorong untuk mendapatkan prioritas. Karena itu
dapat dikatakan bahwa alasan yang rasional belum
tentu berhasil memasukkan kepentingan dalam
agenda kebijakan, dan sebaliknya, yang masuk
dalam agenda kebijakan belum tentu berdasarkan
alasan yang rasional
 Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses
penyusunan agenda, antara lain: (1) perkembangan
sistem pemerintahan yang demokratis; (2) sikap
pemerintah dalam proses penyusunan agenda; (3)
bentuk pemerintahan atau realisasi otonomi daerah;
dan (4) partisipasi masyarakat
Wahab (2005) mengutip pendapat Kimber, 1974; Salesbury, 1976;
Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986) menyatakan bahwa
secara teoritis, suatu isu akan cenderung memperoleh respon dari
pembuat kebijakan, untuk dijadikan agenda kebijakan publik, kalau
memenuhi beberapa kriteria tertentu. :
 Isu tersebut telah mencapai suatu titik kritis tertentu, sehingga ia
praktis tidak lagi bisa diabaikan begitu saja; atau ia telah dipersepsikan
sebagai suatu ancaman serius yang jika tak segera diatasi justru akan
menimbulkan luapan krisis baru yang jauh lebih hebat di masa datang.
 Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak (impact) yang bersifat dramatik.
 Isu tersebut menyangkut emosi tertentu dilihat dan sudut kepentingan
orang banyak bahkan umat manusia pada umumnya, dan mendapat
dukungan berupa liputan media massa yang luas.
 Isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas.
 Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan
(legitimasi) dalam masyarakat.
 Isu tersebut menyangkut suatu persediaan yang fasionable, di mana
posisinya sulit untuk dijelaskan tapi mudah dirasakan kehadirannya
Agenda Sistemik (systemic agenda): terdiri atas semua
isu yang dipandang secara umum oleh anggota
masyarakat sebagai masalah yang patut memperoleh
perhatian publik, mencakup masalah-masalah yang
berada dalam kewenangan sah setiap jenjang
pemerintahan masing-masing
Agenda Pemerintah (governmental agenda):
adalah serangkaian masalah yang secara tegas
mendapat perhatian aktif dan serius dari pembuat
kebijakan, guna mendapatkan penyelesaian melalui
kebijakan publik yang otoritatif
Cobb & Elder (Anderson, 1979) mengklasifikasikan agenda
kebijakan atas dua jenis
KAPAN suatu isu kebijakan MENJADI Systemic
Agenda ?
 Issue itu memperoleh perhatian yang luas atau
setidak-tidaknya dapat menimbulkan kesadaran
masyarakat.
 Adanya persepsi dan pandangan atau pendapat
publik yang luas, bahwa beberapa tindakan perlu
dilakukan untuk memecahkan masalah itu.
 Adanya persepsi yang sama dari masyarakat,
bahwa masalah itu adalah merupakan suatu
kewajiban dan tanggung jawab yang syah dari
beberapa unit pemerintahan (Cobb dan Elder dalam
Jones 1984).
 Persoalan Kelompok Kepentingan. David Truman menyatakan
bahwa kelompok berusaha untuk memelihara dirinya sendiri dalam
suatu Negara dengan keseimbangan yang wajar, dan bila sesuatu
mengancam kondisi ini, mereka akan bereaksi. Masalah umum/publik
dapat menjadi agenda institusional apabila terdapat ancaman terhadap
keseimbangan kelompok yang ada sehingga mereka akan mengadakan
reaksi dan menuntut tindakan pemerintah untuk mengambil prakarsa
guna mengatasi ketidakseimbangan tersebut
 Kepemimpinan Politik. Para pemimpin politik apakah
dilatarbelakangi oleh pertimbangan mendapatkan keuntungan politis
atau perhatiannya memang pada kepentingan publik, atau oleh kedua-
duanya, sangat memungkinkan dan dapat mempengaruhi perubahan
isu-isu menjadi agenda kebijakan.
 Konsekuensi dari beberapa krisis atau kejadian yang besar atau luar
biasa, seperti bencana nasional, terorisme, dll. Hal ini dimungkinkan
karena setiap persoalan besar akan menyita perhatian luas dari
masyarakat dan juga pejabat publik sehingga menimbulkan tanggapan
dari mereka untuk menyikapinya.
 Adanya gerakan pemrotesan yang besar sehingga menggiring
tindakan kekerasan didalamnya.
 Permasalahan atau issu-issu di tingkat masyarakat diliput oleh
media secara besar-besaran sehingga mempengaruhi opini publik.
MENGAPA BEBERAPA PERMASALAHAN DAPAT MENCAPAI AGENDA
KEBIJAKAN, SEMENTARA YANG LAIN TIDAK???
Jones menyatakan bahwa ada 4 (empat)
faktor yang perlu diperhatikan agar
masalah publik dapat menarik perhatian
secara serius dari pembuat kebijakan atau
masuk menjadi agenda kebijakan
DI LIHAT DARI
PERISTIWA
TERSEBUT
Ruang Lingkup / Scope: Berapa banyak orang yang
terkena pengaruh atau akibat dari peristiwa yang tengah
terjadi?
Persepsi: Bagaimana pandangan mereka? Berapa banyak
orang yang merasakan konsekuensinya? Apa hasil dari
persepsi-persepsi ini?
Definisi: Apakah konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan
dapat disebut sebagai perubahan problem? Apakah
problem-problem yang berlainan didefinisikan oleh orang-
orang yang berlainan?
Intensitas: Berapa banyak orang yang terlibat? Apa
intensitasnya berbeda di antara mereka yang terlibat?
Jumlah (extent): Berapa banyak anggota yang terdapat
dalam kelompok yang terlibat? Apakah komitmen kelompok
tersebut?
Struktur: Apakah hubungan antara anggota dengan
pemimpinnya (Hirarkis/Demokratis)? Apakah terdapat staf-staf
yang professional?
Kepemimpinan : Bagaimana pemimpinnya dipilih? Berapa
besar kekuasaan yang mereka miliki? Apakah mereka itu
agresif?
ORGANISASI
KELOMPOK
KEMUDAHAN
AKSES
Perwakilan: Apakah mereka yang akan terkena akibat
kebijakan telah terwakili dalam posisi pembuatan
kebijakan?
Empati: Apakah mereka yang ada dalam posisi pembuat
kebijakan mau berempati (menaruh perhatian) kepada
mereka yang akan terkena dampak kebijakan?
Dukungan: Dapatkah mereka yang akan terkena dampak
kebijakan memperoleh dukungan?
PROSES
KEBIJAKAN
Struktur: Bagaimana hubungan antara pemeran kebijakan
dengan mereka yang terlibat/terkena pengaruh kebijakan
tersebut (hirarkis-demokratis-berdasarkan bargaining)?
Apakah syarat-syarat formal dari pembuatan kebijakan?
Daya Tanggap (Responsiveness): Bagimana tanggapan
para pemeran kebijakan terhadap mereka yang terlibat atau
terkena dampak kebijakan? Bagaimana nilai/tradisi yang
ada dalam menanggapi hal seperti ini?
Kepemimpinan: Bagaimana pemimpinnya dipilih? Berapa
besar kekuasaan yang mereka miliki? Apakah mereka itu
agresif
Apabila sejumlah masalah publik telah tampil sebagai agenda
pemerintah, langkah selanjutnya adalah kewajiban pembuat
kebijakan untuk memprosesnya dalam beberapa fase
berikut (Jones, 1996):
1. Problem definition agenda:→ pada fase ini masalah publik
dirumuskan dan mendapat perhatian serius dari pembuat
kebijakan
2. Proposal agenda:→ pada fase ini masalah publik telah
mencapai tingkat diusulkan untuk menjadi kebijakan publik;
jadi ada pergeseran dari perumusan masalah menuju
pemecahan masalah.
3. Bargaining agenda:→ pada fase ini usulan-usulan kebijakan
ditawarkan untuk memperoleh dukungan secara aktif dan
serius
4. Continuing agenda:→ pada fase ini suatu masalah
didiskusikan dan dinilai secara terus menerus (terikat
dengan perubahan sosial yang terjadi secara terus menerus
pula) sampai agenda ini dinyatakan gagal atau berhasil
menjadi kebijakan publik
Kondisi Nondecision-making
 Peter Bachrach dan Morton Baratz (dalam Islamy, 2005) memberikan
pendapat mengenai tindakan untuk tidak membuat keputusan
(nondecision-making) yang diambil oleh para pembuat kebijakan
merupakan suatu cara dengan mana tuntutan-tuntutan untuk
melakukan perubahan terhadap pengalokasian keuntungan-
keuntungan dan hak-hak istimewa pada masyarakat dapat ditekan
atau dihilangkan bahkan sebelum sempat disampaikan, atau dibiarkan
tetap tertutup; atau dimatikan sebelum hal tersebut memperoleh
kekuatan untuk bisa muncul dalam arena pembuatan kebijakan yang
sesuai.
 Penolakan tersebut mungkin dapat dilakukan dengan cara
1. menggunakan kekuatan (kekuasaan) tertentu, atau dengan kata
lain menggunakan tekanan;
2. mungkin juga menggunakan nilai-nilai dalam masyarakat (ataupun
para pembuat kebijakan) untuk menolak pembuatan keputusan
dan kebijakan tersebut; dan
3. karena untuk mempertahakan status-quo sehingga pembuat
keputusan tidak merumuskan kebijakan dengan alasan untuk
menghindari atau menghilangkan konflik yang terjadi diantara
para pembuat kebijakan.
 Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah, bahwa pendapat
Thomas Dye mengenai definisi kebijakan publik yaitu bahwa membuat
keputusan ataupun tidak membuat keputusan pada dasarnya sama-
sama membawa konsekuensi bagi masyarakat
”Peran apa yang dapat dimainkan oleh Pemerintah dalam proses
penyusunan agenda pemerintah (Agenda Setting)?”
1. Let it happen (membiarkan hal itu terjadi)
 Pemerintah cenderung berperan sebagai pihak yang pasif dalam penyusunan
agenda pemerintah
 Pemerintah hanya berusaha untuk menjaga saluran informasi – komunikasi dan
penyelesaian masalah publik berjalan secara alami, tanpa intervensi aktif dari
policy maker.
 Kondisi ini terjadi juga karena pembuat kebijakan tak mampu menjangkau
individu atau kelompok yang terkena akibat dari suatu masalah karena terlalu
kompleks dan luasnya ruang lingkup masalah tersebut.
 Masalah publik masuk menjadi agenda pemerintah bersifat pluralistik,
tergantung bagaimana publik menyampaikan sejumlah tuntutan (atau kuantitas
tekanan pada pembuat kebijakan)
 Kelompok yang diuntungkan adalah yang memiliki akses informasi dan
karenanya secar aktif melakukan komunikasi politik dengan pembuat kebijakan
 Model ini tidak sesuai dengan prinsip pemerataan dan keadilan, karena
realitasnya adalah kelompok2 dalam masya. Tidak memiliki akses informasi-
komunikasi yang sama
 Model ini tidak akan pernah menjangkau kepentingan kelompok yang lemah
(kelompok masya. yang biasanya tidak mampu melakukan akses informasi-
komunikasi dengan pembuat kebijakan
 Encourage it to happen (mendorong supaya hal itu terjadi)
 Pemerintah mengambil langkah aktif dengan tujuan membantu
masyarakat (terutama golongan lemah) untuk dapat menentukan
dan mengartikulasikan kepentingan dan masalah yang dihadapi
 Pemerintah membantu masyarakat (mendampingi secara aktif)
dalam melakukan diagnosa terhadap masalah yang dihadapi
kelompok masya. tsb dengan bantuan lembaga mediator
 Contohnya melalui LSM dalam melakukan pendampingan untuk
mengartikulasikan kepentingan masyarakat miskin, sebagai
bentuk jemput bola dari pem. agar dapat mengakomodasikan
maslah yang dihadapi kaum lemah menjadi agenda pem.
 Make it happen (membuat suatu hal terjadi)
 Pemerintah berperan sangat aktif dalam mendefinisikan mslh
publik, memasukkanya menjadi Agenda Pem, merumuskan
alternatif pemecahan mslh, sekaligus menentukan tujuan yang
hendak dicapai
 Pem sbg pembuat kebijakan tidak menunggu sistem bekerja
secara pasif, namun secara langsung melakukan intervensi thd
sistem yang ada atau mengarahkan beroperasinya sistem tsbt
dengan menetapkan mekanisme pendefinisian dan menetapkan
prioritas mslh dlm pem
Sekian
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publikunitpublikasi
 
Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publiksiskamto
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Tri Widodo W. UTOMO
 
2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi KebijakanMuh Firyal Akbar
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted GaeblerBhaskoro Utomo
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoTri Widodo W. UTOMO
 
KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK  KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK Afrizal Bob
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publikAlfajar A
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 

Tendances (20)

Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publik
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
 
2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK  KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publik
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosialPertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
 

En vedette

Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting mankoma2013
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theoryelsatamara
 
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKANTAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKANEDIS BLOG
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theorymankoma2012
 
Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Amri Syam
 
Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)
Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)
Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)Tri Widodo W. UTOMO
 
08 j614agendaframing
08 j614agendaframing08 j614agendaframing
08 j614agendaframingKasih Kisah
 
Manajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTManajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTEly Goro Leba
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...Ely Goro Leba
 
1. lz411 introduction
1. lz411 introduction1. lz411 introduction
1. lz411 introductionrosski0
 
teori komunikasi massa
teori komunikasi massateori komunikasi massa
teori komunikasi massadinaayumirta
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMohammad Nawawi
 
Critical Theory and Social Media
Critical Theory and Social MediaCritical Theory and Social Media
Critical Theory and Social Mediachristopherfers
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalCandra Wiguna
 

En vedette (20)

Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
 
Agenda setting
Agenda settingAgenda setting
Agenda setting
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKANTAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan
 
Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)
Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)
Kebijakan Publik (Dari Pengertian, Perumusan Hingga Penerapannya)
 
08 j614agendaframing
08 j614agendaframing08 j614agendaframing
08 j614agendaframing
 
Manajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTManajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTT
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
 
Sinergi Kebijakan Publik Nasional dan Daerah
Sinergi Kebijakan Publik Nasional dan DaerahSinergi Kebijakan Publik Nasional dan Daerah
Sinergi Kebijakan Publik Nasional dan Daerah
 
1. lz411 introduction
1. lz411 introduction1. lz411 introduction
1. lz411 introduction
 
teori komunikasi massa
teori komunikasi massateori komunikasi massa
teori komunikasi massa
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publik
 
Critical Theory and Social Media
Critical Theory and Social MediaCritical Theory and Social Media
Critical Theory and Social Media
 
Teori Media Massa
Teori Media MassaTeori Media Massa
Teori Media Massa
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 

Similaire à AGENDA SETTING

Melinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik spMelinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik spnurul khaiva
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy Nur Asda
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikYafiAlghifari
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)nurul khaiva
 
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinpptMateri setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinpptArtianNasution
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1hoyin rizmu
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikMuhammadRosidi9
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011walfie
 
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPoinid
 
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docxAktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docxdian980016
 
02.Kebijakan Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan
02.Kebijakan  Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan 02.Kebijakan  Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan
02.Kebijakan Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan siskamto
 

Similaire à AGENDA SETTING (20)

Melinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik spMelinda sihombing kebijakan publik sp
Melinda sihombing kebijakan publik sp
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
Part ii & iii (kebijakan & mslh publik)
 
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinpptMateri setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publik
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
 
Kebijakan pablik
Kebijakan pablikKebijakan pablik
Kebijakan pablik
 
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 4 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Presentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptxPresentasi kebijakan publik.pptx
Presentasi kebijakan publik.pptx
 
Analisa kebijakan
Analisa kebijakanAnalisa kebijakan
Analisa kebijakan
 
Analisa kebijakan
Analisa kebijakanAnalisa kebijakan
Analisa kebijakan
 
Politik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publikPolitik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publik
 
Kebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaranKebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaran
 
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docxAktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
Aktor-Aktor-Kebijakan-Publik.docx
 
02.Kebijakan Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan
02.Kebijakan  Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan 02.Kebijakan  Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan
02.Kebijakan Publik Ditengah Kompleksitas Perubahan
 

Plus de Ely Goro Leba

Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiEly Goro Leba
 
Hardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di nttHardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di nttEly Goro Leba
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiEly Goro Leba
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikEly Goro Leba
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaEly Goro Leba
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanEly Goro Leba
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Ely Goro Leba
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATNegara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATEly Goro Leba
 
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesatGereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesatEly Goro Leba
 
Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanEly Goro Leba
 
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Ely Goro Leba
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEly Goro Leba
 
Korban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintahKorban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintahEly Goro Leba
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasiEly Goro Leba
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasiEly Goro Leba
 

Plus de Ely Goro Leba (20)

Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasi
 
Hardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di nttHardiknas dan pendidikan di ntt
Hardiknas dan pendidikan di ntt
 
Krisis nasionalisme
Krisis nasionalismeKrisis nasionalisme
Krisis nasionalisme
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasik
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestan
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATNegara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
 
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesatGereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
 
Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahan
 
Desain organisasi
Desain organisasiDesain organisasi
Desain organisasi
 
Bakteri dan fungi
Bakteri dan fungiBakteri dan fungi
Bakteri dan fungi
 
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemen
 
Korban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintahKorban lakalantas bisa gugat pemerintah
Korban lakalantas bisa gugat pemerintah
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasi
 
Dinamika pemilu
Dinamika pemiluDinamika pemilu
Dinamika pemilu
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasi
 

Dernier

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 

Dernier (12)

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 

AGENDA SETTING

  • 2. Elkana Goro Leba (Ely) My Link Page:  SlideShare : http://www.slideshare.net/elygoroleba/  Blog : http://elkanagoro.blogspot.com/  Facebook : ely.goroleba@facebook.com  Tweeter : https://twitter.com/ElyGoroLeba  Yahoo Mail : elkana.goroleba@yahoo.com  Gmail : elkana.goroleba@gmail.com  ugm.academia.edu : https://ugm.academia.edu/ElyGoroLeba  Scribd : http://www.scribd.com/Elkana150489  LinkedIn : http://id.linkedin.com/pub/elkana-goro-leba/76/364/50b/  WordPress : http://elkanagoroleba.wordpress.com
  • 3. Jones menyatakan bahwa NOT ALL PROBLEMS BECOME PUBLIC, NOT ALL PUBLIC PROBLEMS BECAME ISSUES, AND NOT ALL ISSUES ARE ACTED ON IN GOVERNMENT AGENDA. ( tidak semua masalah dapat menjadi masalah umum/public, dan tidak semua masalah public dapat menjadi issu, dan tidak semua issu dapat menjadi agenda pemerintah.)
  • 4.  Apabila menginginkan suatu kebijakan publik mampu memecahkan masalah publik (public problem), masalah publik harus dirumuskan menjadi masalah kebijakan (policy problems).  Menurut Tomas Dye, tahapan mendefinisikan masalah itu disebut Agenda Setting. Kondisi masyarakat yang tidak didefinisikan sebagai masalah dan alternatif solusi tidak pernah diusulkan, tidak akan pernah menjadi isu kebijakan (policy issues).  Kegiatan menjadikan masalah publik (public problems) menjadi masalah kebijakan (policy problems) sering disebut dengan penyusunan (agenda setting).
  • 5.  Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Karena dalam proses inilah ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan.  Penyusunan agenda pemerintah (agenda setting) dimulai dari kegiatan fungsional, meliputi Persepsi, Definisi, Agregasi, Organisasi dan Representasi; yang bermuara pada terusungnya suatu masalah publik dan atau suatu isu publik menjadi suatu masalah yang oleh pemerintah (pembuat kebijakan) dianggap penting untuk dicari jalan keluarnya melalui kebijakan publik.  Produk riil dari proses penyusunan agenda pemerintah adalah terakomodasinya kepentingan publik (masalah publik) menjadi opini publik, kemudian menjadi tuntutan publik, untuk selanjutnya menjadi masalah prioritas yang akan dicarikan penyelesaiannya.
  • 6. Gambar Proses Penyusunan Agenda Pemerintah Kegiatan Fungsional -Persepsi/ Definisi -Agregasi -Organisasi -Representasi Sikap Pemerinta h Dikategorikan sebagai masalah oleh pemerintah Produk -Masalah publik -Opini publik -Tuntutan publik -Prioritas
  • 7. Apa itu Agenda Kebijakan ….?  Anderson, 1979), menyatakan bahwa Agenda Pemerintah (Governmental Agenda) merupakan pola-pola tindakan pemerintah yang spesifik sifatnya, yang biasanya berada pada tahap awal proses perumusan kebijakan, menyangkut bagaimana suatu masalah publik dikembangkan, didefinisikan, dan diformulasikan makna dan cara pemecahannya.  Agenda kebijakan merupakan sebuah daftar permasalahan atau isu yang mendapat perhatian serius karena berbagai sebab untuk ditindaklanjuti atau diproses pihak yang berwenang menjadi kebijakan. (Abidin, 2005)  Menurut Jones (1984) bahwa agenda pada umumnya digunakan untuk menggambarkan issues yang dinilai oleh publik perlu diambil suatu tindakan.  Muhadjir Darwin (1995) menyatakan bahwa agenda merupakan suatu kesepakatan umum, belum tentu tertulis, tentang adanya suatu masalah publik yang perlu menjadi perhatian bersama, dan menuntut campur tangan pemerintah untuk memecahkannya  Agenda kebijakan didefinisikan sebagai tuntutan-tuntutan agar para pembuat kebijakan memilih atau merasa terdorong untuk melakukan tindakan tertentu. Dengan demikian, maka agenda kebijakan dapat dibedakan dari tuntutan-tuntutan politik secara umum serta dengan istilah ‘prioritas’ yang biasanya dimaksudkan untuk merujuk pada susunan pokok-pokok agenda dengan pertimbangan bahwa suatu agenda lebih penting dibandingkan dengan agenda lain
  • 8.  Dalam proses penyusunan Agenda jika sebuah isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain.  Ada banyak masalah publik yang muncul atau yang dituntut pemecahannya, tetapi tidak semua masalah publik tersebut mendapat perhatian yang seksama dari para pembuat kebijakan. Pilihan atau kecondongan perhatian pembuat kebijakan terhadap sejumlah kecil atau beberapa masalah-masalah publik tersebut menyebabkan timbulnya agenda kebijakan (policy agenda).  Islamy menyatakan bahwa suatu agenda pemerintah (governmental agenda) tidak seharusnya dipandang sebagai suatu daftar normal dari berbagai masalah-masalah yang harus diperbicangkan oleh pembuat keputusan, tetapi hanyalah menggambarkan masalah-masalah atau isu-isu, dimana pembuat keputusan merasa harus memberikan perhatian yang aktif dan serius padanya  Barbara Nelson, menyatakan bahwa proses agenda kebijakan berlangsung ketika pejabat publik belajar mengenai masalah- masalah baru, memutuskan untuk memberi perhatian secara personal dan memobilisasi organisasi yang mereka miliki untuk merespon masalah tersebut
  • 9.  Proses masuknya isu ke dalam agenda kebijakan tidak sepenuhnya dapat dilakukan secara rasional, tetapi lebih cenderung bersifat politis. Alasan yang rasional biasanya hanya digunakan sebagai sarana pendorong untuk mendapatkan prioritas. Karena itu dapat dikatakan bahwa alasan yang rasional belum tentu berhasil memasukkan kepentingan dalam agenda kebijakan, dan sebaliknya, yang masuk dalam agenda kebijakan belum tentu berdasarkan alasan yang rasional  Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses penyusunan agenda, antara lain: (1) perkembangan sistem pemerintahan yang demokratis; (2) sikap pemerintah dalam proses penyusunan agenda; (3) bentuk pemerintahan atau realisasi otonomi daerah; dan (4) partisipasi masyarakat
  • 10. Wahab (2005) mengutip pendapat Kimber, 1974; Salesbury, 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986) menyatakan bahwa secara teoritis, suatu isu akan cenderung memperoleh respon dari pembuat kebijakan, untuk dijadikan agenda kebijakan publik, kalau memenuhi beberapa kriteria tertentu. :  Isu tersebut telah mencapai suatu titik kritis tertentu, sehingga ia praktis tidak lagi bisa diabaikan begitu saja; atau ia telah dipersepsikan sebagai suatu ancaman serius yang jika tak segera diatasi justru akan menimbulkan luapan krisis baru yang jauh lebih hebat di masa datang.  Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak (impact) yang bersifat dramatik.  Isu tersebut menyangkut emosi tertentu dilihat dan sudut kepentingan orang banyak bahkan umat manusia pada umumnya, dan mendapat dukungan berupa liputan media massa yang luas.  Isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas.  Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan (legitimasi) dalam masyarakat.  Isu tersebut menyangkut suatu persediaan yang fasionable, di mana posisinya sulit untuk dijelaskan tapi mudah dirasakan kehadirannya
  • 11. Agenda Sistemik (systemic agenda): terdiri atas semua isu yang dipandang secara umum oleh anggota masyarakat sebagai masalah yang patut memperoleh perhatian publik, mencakup masalah-masalah yang berada dalam kewenangan sah setiap jenjang pemerintahan masing-masing Agenda Pemerintah (governmental agenda): adalah serangkaian masalah yang secara tegas mendapat perhatian aktif dan serius dari pembuat kebijakan, guna mendapatkan penyelesaian melalui kebijakan publik yang otoritatif Cobb & Elder (Anderson, 1979) mengklasifikasikan agenda kebijakan atas dua jenis
  • 12. KAPAN suatu isu kebijakan MENJADI Systemic Agenda ?  Issue itu memperoleh perhatian yang luas atau setidak-tidaknya dapat menimbulkan kesadaran masyarakat.  Adanya persepsi dan pandangan atau pendapat publik yang luas, bahwa beberapa tindakan perlu dilakukan untuk memecahkan masalah itu.  Adanya persepsi yang sama dari masyarakat, bahwa masalah itu adalah merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab yang syah dari beberapa unit pemerintahan (Cobb dan Elder dalam Jones 1984).
  • 13.  Persoalan Kelompok Kepentingan. David Truman menyatakan bahwa kelompok berusaha untuk memelihara dirinya sendiri dalam suatu Negara dengan keseimbangan yang wajar, dan bila sesuatu mengancam kondisi ini, mereka akan bereaksi. Masalah umum/publik dapat menjadi agenda institusional apabila terdapat ancaman terhadap keseimbangan kelompok yang ada sehingga mereka akan mengadakan reaksi dan menuntut tindakan pemerintah untuk mengambil prakarsa guna mengatasi ketidakseimbangan tersebut  Kepemimpinan Politik. Para pemimpin politik apakah dilatarbelakangi oleh pertimbangan mendapatkan keuntungan politis atau perhatiannya memang pada kepentingan publik, atau oleh kedua- duanya, sangat memungkinkan dan dapat mempengaruhi perubahan isu-isu menjadi agenda kebijakan.  Konsekuensi dari beberapa krisis atau kejadian yang besar atau luar biasa, seperti bencana nasional, terorisme, dll. Hal ini dimungkinkan karena setiap persoalan besar akan menyita perhatian luas dari masyarakat dan juga pejabat publik sehingga menimbulkan tanggapan dari mereka untuk menyikapinya.  Adanya gerakan pemrotesan yang besar sehingga menggiring tindakan kekerasan didalamnya.  Permasalahan atau issu-issu di tingkat masyarakat diliput oleh media secara besar-besaran sehingga mempengaruhi opini publik. MENGAPA BEBERAPA PERMASALAHAN DAPAT MENCAPAI AGENDA KEBIJAKAN, SEMENTARA YANG LAIN TIDAK???
  • 14. Jones menyatakan bahwa ada 4 (empat) faktor yang perlu diperhatikan agar masalah publik dapat menarik perhatian secara serius dari pembuat kebijakan atau masuk menjadi agenda kebijakan
  • 15. DI LIHAT DARI PERISTIWA TERSEBUT Ruang Lingkup / Scope: Berapa banyak orang yang terkena pengaruh atau akibat dari peristiwa yang tengah terjadi? Persepsi: Bagaimana pandangan mereka? Berapa banyak orang yang merasakan konsekuensinya? Apa hasil dari persepsi-persepsi ini? Definisi: Apakah konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan dapat disebut sebagai perubahan problem? Apakah problem-problem yang berlainan didefinisikan oleh orang- orang yang berlainan? Intensitas: Berapa banyak orang yang terlibat? Apa intensitasnya berbeda di antara mereka yang terlibat? Jumlah (extent): Berapa banyak anggota yang terdapat dalam kelompok yang terlibat? Apakah komitmen kelompok tersebut? Struktur: Apakah hubungan antara anggota dengan pemimpinnya (Hirarkis/Demokratis)? Apakah terdapat staf-staf yang professional? Kepemimpinan : Bagaimana pemimpinnya dipilih? Berapa besar kekuasaan yang mereka miliki? Apakah mereka itu agresif? ORGANISASI KELOMPOK
  • 16. KEMUDAHAN AKSES Perwakilan: Apakah mereka yang akan terkena akibat kebijakan telah terwakili dalam posisi pembuatan kebijakan? Empati: Apakah mereka yang ada dalam posisi pembuat kebijakan mau berempati (menaruh perhatian) kepada mereka yang akan terkena dampak kebijakan? Dukungan: Dapatkah mereka yang akan terkena dampak kebijakan memperoleh dukungan? PROSES KEBIJAKAN Struktur: Bagaimana hubungan antara pemeran kebijakan dengan mereka yang terlibat/terkena pengaruh kebijakan tersebut (hirarkis-demokratis-berdasarkan bargaining)? Apakah syarat-syarat formal dari pembuatan kebijakan? Daya Tanggap (Responsiveness): Bagimana tanggapan para pemeran kebijakan terhadap mereka yang terlibat atau terkena dampak kebijakan? Bagaimana nilai/tradisi yang ada dalam menanggapi hal seperti ini? Kepemimpinan: Bagaimana pemimpinnya dipilih? Berapa besar kekuasaan yang mereka miliki? Apakah mereka itu agresif
  • 17. Apabila sejumlah masalah publik telah tampil sebagai agenda pemerintah, langkah selanjutnya adalah kewajiban pembuat kebijakan untuk memprosesnya dalam beberapa fase berikut (Jones, 1996): 1. Problem definition agenda:→ pada fase ini masalah publik dirumuskan dan mendapat perhatian serius dari pembuat kebijakan 2. Proposal agenda:→ pada fase ini masalah publik telah mencapai tingkat diusulkan untuk menjadi kebijakan publik; jadi ada pergeseran dari perumusan masalah menuju pemecahan masalah. 3. Bargaining agenda:→ pada fase ini usulan-usulan kebijakan ditawarkan untuk memperoleh dukungan secara aktif dan serius 4. Continuing agenda:→ pada fase ini suatu masalah didiskusikan dan dinilai secara terus menerus (terikat dengan perubahan sosial yang terjadi secara terus menerus pula) sampai agenda ini dinyatakan gagal atau berhasil menjadi kebijakan publik
  • 18. Kondisi Nondecision-making  Peter Bachrach dan Morton Baratz (dalam Islamy, 2005) memberikan pendapat mengenai tindakan untuk tidak membuat keputusan (nondecision-making) yang diambil oleh para pembuat kebijakan merupakan suatu cara dengan mana tuntutan-tuntutan untuk melakukan perubahan terhadap pengalokasian keuntungan- keuntungan dan hak-hak istimewa pada masyarakat dapat ditekan atau dihilangkan bahkan sebelum sempat disampaikan, atau dibiarkan tetap tertutup; atau dimatikan sebelum hal tersebut memperoleh kekuatan untuk bisa muncul dalam arena pembuatan kebijakan yang sesuai.  Penolakan tersebut mungkin dapat dilakukan dengan cara 1. menggunakan kekuatan (kekuasaan) tertentu, atau dengan kata lain menggunakan tekanan; 2. mungkin juga menggunakan nilai-nilai dalam masyarakat (ataupun para pembuat kebijakan) untuk menolak pembuatan keputusan dan kebijakan tersebut; dan 3. karena untuk mempertahakan status-quo sehingga pembuat keputusan tidak merumuskan kebijakan dengan alasan untuk menghindari atau menghilangkan konflik yang terjadi diantara para pembuat kebijakan.  Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah, bahwa pendapat Thomas Dye mengenai definisi kebijakan publik yaitu bahwa membuat keputusan ataupun tidak membuat keputusan pada dasarnya sama- sama membawa konsekuensi bagi masyarakat
  • 19. ”Peran apa yang dapat dimainkan oleh Pemerintah dalam proses penyusunan agenda pemerintah (Agenda Setting)?” 1. Let it happen (membiarkan hal itu terjadi)  Pemerintah cenderung berperan sebagai pihak yang pasif dalam penyusunan agenda pemerintah  Pemerintah hanya berusaha untuk menjaga saluran informasi – komunikasi dan penyelesaian masalah publik berjalan secara alami, tanpa intervensi aktif dari policy maker.  Kondisi ini terjadi juga karena pembuat kebijakan tak mampu menjangkau individu atau kelompok yang terkena akibat dari suatu masalah karena terlalu kompleks dan luasnya ruang lingkup masalah tersebut.  Masalah publik masuk menjadi agenda pemerintah bersifat pluralistik, tergantung bagaimana publik menyampaikan sejumlah tuntutan (atau kuantitas tekanan pada pembuat kebijakan)  Kelompok yang diuntungkan adalah yang memiliki akses informasi dan karenanya secar aktif melakukan komunikasi politik dengan pembuat kebijakan  Model ini tidak sesuai dengan prinsip pemerataan dan keadilan, karena realitasnya adalah kelompok2 dalam masya. Tidak memiliki akses informasi- komunikasi yang sama  Model ini tidak akan pernah menjangkau kepentingan kelompok yang lemah (kelompok masya. yang biasanya tidak mampu melakukan akses informasi- komunikasi dengan pembuat kebijakan
  • 20.  Encourage it to happen (mendorong supaya hal itu terjadi)  Pemerintah mengambil langkah aktif dengan tujuan membantu masyarakat (terutama golongan lemah) untuk dapat menentukan dan mengartikulasikan kepentingan dan masalah yang dihadapi  Pemerintah membantu masyarakat (mendampingi secara aktif) dalam melakukan diagnosa terhadap masalah yang dihadapi kelompok masya. tsb dengan bantuan lembaga mediator  Contohnya melalui LSM dalam melakukan pendampingan untuk mengartikulasikan kepentingan masyarakat miskin, sebagai bentuk jemput bola dari pem. agar dapat mengakomodasikan maslah yang dihadapi kaum lemah menjadi agenda pem.  Make it happen (membuat suatu hal terjadi)  Pemerintah berperan sangat aktif dalam mendefinisikan mslh publik, memasukkanya menjadi Agenda Pem, merumuskan alternatif pemecahan mslh, sekaligus menentukan tujuan yang hendak dicapai  Pem sbg pembuat kebijakan tidak menunggu sistem bekerja secara pasif, namun secara langsung melakukan intervensi thd sistem yang ada atau mengarahkan beroperasinya sistem tsbt dengan menetapkan mekanisme pendefinisian dan menetapkan prioritas mslh dlm pem