SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  73
PETA KONSEP 
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR 
ISD 
KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN 
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT. 
Individu, Keluarga dan Masyarakat 
Pemuda dan Sosialisasi 
Pemerintah, Negara dan Warga Negara 
Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan 
Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan 
Masalah-Masalah Kependudukan 
IBD 
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM, DENGAN SESAMA MANUSIA, DIRINYA SENDIRI, NILAI-NILAI 
MANUSIA DAN BAGAIMANA PULA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN 
Manusia dan cinta kasih 
Manusia dan keindahan 
Manusia dan penderitaan 
Manusia dan keadilan 
Manusia dan pandangan hidup 
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian 
Manusia dan kegelisahan 
Manusia dan harapan. 
(ISBD)
PETA KONSEP ISD 
KEANEKAR 
AGAMAN, 
KESEDERA 
JATAN, DAN 
KEBERMAS-YARAKATAN 
, 
KEBERMAR 
TABATAN 
MANUSIA 
SEBAGAI 
INDIVIDU 
DAN 
MAHLUK 
SOSIAL 
DALAM 
ERKEHIDUP 
AN BERMAS 
YARAKAT. 
Individu, Keluarga dan 
Masyarakat 
Pemuda dan Sosialisasi 
Pemerintah, Negara dan 
Warga Negara 
Pemerintah, Negara dan 
Warga Negara 
Pelapisan Sosial, Keragaman 
dan Kesederajatan 
Masyarakat Pedesaaan dan 
Perkotaan 
IPTEK dan Kemiskinan 
Mahasiswa 
Memiliki wawasan 
komprehensif dan pendekatan 
integral di dalam 
menyikapi pennasalahan 
kehidupan baik sosial, 
ekonomi, politik, 
kebudayaan, maupun 
pertahanan keamanan. 
Memiliki wawasan budaya yang 
luas tentang kehidupan 
bennasyarakat dan secara 
bersama-sama mampu 
berperan serta 
meningkatkan 
kualitasnya, maupun 
lingkungan alamiah dan 
secara bersama-sama 
berperan serta didalam 
pelestariannya.
KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN 
KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN 
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDUDAN MAHLUK SOSIAL 
DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT. 
 Individu, Keluarga dan Masyarakat 
 Pemuda dan Sosialisasi 
 Pemerintah, Negara dan Warga Negara 
 Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan 
 Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan 
 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Individu, Keluarga dan Masyarakat 
 Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang 
artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan 
sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan 
yang paling kecil dan terbatas. 
 Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu 
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai 
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia 
perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
I. INDIVIDU 
 Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang 
artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan 
sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu 
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. 
 Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu 
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai 
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia 
perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
A. Pertumbuhan Individu 
Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang 
primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang 
keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain 
menjadi keseluruhan oleh asosiasi. 
Faktor-faktor pertumbuhan 
 Pendirian nativistik 
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor 
yang dibawa sejak lahir. Misalnya kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki 
keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis dan sejenisnya 
 Pendirian Empiristik dan Environmentalistik 
Menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan 
konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang 
environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham 
emperisme. 
 Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme 
Konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi 
antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang 
berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan
Tahap pertumbuhan individu berdasar psikologi. 
Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun. 
Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. 
Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai 
sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. 
Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun. 
Masa estetik ini dianggap sebagai masapertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada 
masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak munculnya 
gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3,0 tahun sampai umur 0,5 tahun. Anak sering menentang 
kehendak orang atau, kadangkadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang 
dan tidak melakukan apa yang seharusnya untuk dilakukan 
Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun. 
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih 
efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya. 
Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun. 
Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anak-anak masa peral itu dapat diringkas 
ke dalam dua hal yaitu :pada masa ini anak menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar 
karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru 
sebagai pemegang atoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem di kalangan mereka.
2. KELUARGA 
 Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok 
kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering 
dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan 
berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. 
 Sigmund Freud: keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan 
wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada 
libido seksualis. 
(keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan 
keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri) 
 Durkheim: berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil 
faktor-faktorpolitik, ekonomi dan lingkungan 
 Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa: keluarga 
adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh saw turunan lalu 
mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak 
dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk 
memuliakan masing-masing anggotanya.
Fungsi Keluarga 
 Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang 
harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa 
disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas 
yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. 
 Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang 
harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa 
disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas 
yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Pekerjaan-pekerjaan 
yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci 
kedalam beberapa fungsi, yaitu : 
 Fungsi Biologis 
 Fungsi Pemeliharaan 
 Fungsi Ekonomi 
 Fungsi Keagamaan 
 Fungsi Sosial.
1) Fungsi Biologis 
 Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat 
menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. 
Karena dengan perkawinan akan terjadi proses 
kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya 
terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup 
keturunannya, melalui perkawinan. 
 Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua 
bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan 
tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk 
mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban bagi 
suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. 
Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang menerima barn 
dalam mengarungi hidup untuk rumah tangganya.
2) Fungsi Pemeliharaan 
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat 
terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut : 
1. gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah; 
2. gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan; 
3. gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar 
tembok dan lain-lain. 
Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya 
sudah barang tentu akan membantu terpeliharanya 
keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga terwujud suatu 
masyarakat yang terlepas/ terhindar dari segala gangguan apapun 
yang terjadi.
3) Fungsi Ekonomi 
 Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan 
manusia yang pokok yaitu : 
1. kebutuhan makan dan minum 
2. kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya 
3. kebutuhan tempat tinggal. 
 Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan 
pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha 
keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup 
makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
4) Fungsi Keagamaan 
 Di negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban 
pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan 
mengamalkan Pancasila di dalam perilaku dan kehidupan 
keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam 
kehidupan keluarga yang Pancasila. 
 Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani 
dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam 
pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha 
Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang 
Pancasila apabila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi 
keluarga itu.
5) Fungsi Sosial 
 Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya 
bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai 
dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan 
yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. 
Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan_istilah sosialisasi. 
 Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi 
pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang 
diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua 
yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara 
lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik 
buruknya perbuatan dan lain-lain. 
Fungsi-fungsi Keluarga dari tingajaun konteks Ilmu Sosial. 
Drs. Soewaryo Wangsanegara mengatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi 
beberapa hal sebagai berikut : 
1) Pembentukan kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan 
dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuanuntuk memproduksikan serta 
melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya. 
2) Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi 
kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi 
kebudayaan.
3. MASYARAKAT 
 Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah 
wadah segenap antar hubungansosial terdiri atas banyak sekali 
kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompokterdiri 
atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok. 
 Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang 
masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan 
dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya 
Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu 
keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama. 
 Jelasnya : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah 
memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang 
sanna-sama ditaati dalam lingkungannya. 
 Kalau kita mengikuti definisi Linton, maka masyarakat itu timbul 
dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan 
bekerjasama dalam waktu lama.
Kelompok Masyarakat/Ciri Khas 
 Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka memiliki itulah yang menjadi 
dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk 
suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam 
lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu danayah, antara kakek 
dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama kaum wanita, atau antara 
kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan 
terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat. 
 Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa 
suatu suku bangsa. bisajuga berlatar belakang dari berbagai suku. 
 Contoh : yang disebut masyarakat Jakarta atau orang Betawi, pada hakikatnya 
berakar dan bernenekmoyang dari berbagai suku. Salah satu di 
antaranyaadalah suku Sunda, Jawa Barat. Erat kaitannyadengan itu tatanan 
kehidupan, norma-norma dan adatistiadat yang memberi warna kepribadian 
orang Betawi, salah satu diantaranya berakar dan berasal dari kebudayaan dan 
kepribadian suku Sunda dan Jawa Barat.
Pengolongan Masyakat 
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat 
sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern). 
 Masyarakat sederhana. Dalam lingkunganmasyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja 
cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap 
dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum 
sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju. 
 Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan 
sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan 
serta tujuan tertentu yang akan dicapai. 
 Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan 
masyarakat industri. 
Masyarakat Non Industri 
 Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan 
menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary 
group). 
1) Kelompok primer; Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, 
lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok "face to face group", sebab para anggota 
kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat 
interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluar gaan dan lebih berdasarkan simpati. 
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara 
paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar 
rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, 
kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya. 
 Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, 
sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. 
 Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal 
semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama 
disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan 
sebagainya.
HUBUNGAN INDIVIDU, 
KELUARGA, DAN MASYARAKAT 
Makna Individu 
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang 
tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan 
raganya. 
Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan 
suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai 
kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan 
jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya 
aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada 
yang lain. 
Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau 
kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, 
telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya 
manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia 
mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
Makna Keluarga 
 Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga 
merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan 
mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi 
keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat 
tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. 
Di sini kita sebutkan 5 macam sifat yang terpenting, yaitu : 
1) Hubungan suami-isteri : 
 Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidupdan mungkin dalam waktu yang singkat saja. 
Adayang berbentuk monogomi, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana 
terdapat "group married", yaitu sekelompok wanita kawin dengansekelompok laki-laki. 
2) Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara. 
 Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwacalon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang-orangtua 
mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang 
bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (yakni kawin di dalam 
golongan sendiri,ada pula yang berbentuk exogami, yaitu kawin diluar golongan sendiri) 
3) Susunan nama--nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan. 
 Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalnya : dibatak. Ini 
disebut patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. Ini disebut : Matrilineal, di 
mana kekuasaan terletak padawanita. Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa, 
bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan diurus oleh adik atau saudara 
perempuannya. Sistem ini disebut : Avonculat. 
4) Milik atau harga benda keluarga. 
 Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya. 
Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
Makna Masyarakat 
 Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi 
definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat 
untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau 
daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu 
pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa 
definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya : 
R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap 
kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu 
dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial 
dengan batas-batas tertentu. 
M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang 
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. 
J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang 
terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. 
Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. 
S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat 
adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan 
manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat 
danteratur. 
Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa 
manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai 
pengaruh kebatinan satu sama lain.
MASYARAKAT 
DAN INTERAKSI SOSIAL 
 Pengertian dan Definisi Masyarakat 
 Definisi Interaksi Soasial 
 Benduk-betuk Interaksi Soaial 
 Sifat Kontak Sosial 
 Status dan Peran Sosial
MASYARAKAT 
DAN INTERAKSI SOSIAL 
 Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi 
definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat 
untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau 
daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu 
pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa 
definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya : 
 R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap 
kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu 
dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial 
dengan batas-batas tertentu. 
 M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang 
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. 
 J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia 
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang 
sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. 
 S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat 
adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan 
manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat 
danteratur. 
 Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari 
beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan 
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
INTERAKSI SOSIAL 
1. Pengertian Interaksi Sosial 
Menurut Robert M.Z.Lawang (1986) interaksi sosial adalah 
proses di mana orang-orang yang berkomunikasi saling 
pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. 
Mengutip Gillin dan Gillin dalam Cultural Sociology (1954; 489) 
Soekanto (2006;55) menegaskan bahwa interaksi sosial 
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang 
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara 
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang 
perorangan dengan kelompok manusia. 
Interaksi sosial (Soekanto: 2006; 54-55) merupakan kunci dari 
semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak 
mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan 
secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan 
pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila 
setiap orang dalam pergaulan itu terlibat dalam suatu interaksi.
Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial 
Soekanto (2006;58) menyatkan bahwa interaksi sosial tidak mungkin 
terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan 
adanya komunikasi. 
Kontak Sosial 
Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti 
bersama-sama atau tango yang berarti menyentuh. Kontak sosial 
dapat terjadi secara fisik, namun kemajuan teknologi informasi telah 
menghasilkan suatu bentuk kontak sosial yang baru. Orang dapat 
melakukan kontak sosial melalui telephone, telegraf, radio, surat dan 
lain sebagainya. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk 
yakni: 
 Kontak sosial antara orang perorangan. 
 Antara Orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau 
sebaliknya antara sekelompok manusia dengan orang 
perorangan. 
 Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang 
lainnya
Sifat-sifat Kontak Sosial 
Sebelum mendeskripsikan bentuk dari kontak sosial. Namun kontak sosial 
beberapa sifat: 
 Kontak sosial tidak hanya tergantung pada tindakan, melainkan juga 
tanggapan terhadap tindakan itu. Kita dapat saja melakukan komunikasi 
panjang lebar dengan seseorang lain, tetapi kalau tidak ada tanggapan, 
maka tindakan itu tidak dapat dikategorikan sebagai kontak sosial. 
 Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Kontak sosial yang 
bersifat positif akan menghasilkan kerja, dan sebaliknya kontak sosial yang 
negatif akan menghasilkan konflik atau pertentangan. 
 Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder. Dalam 
kontak sosial primer, dua subyek yang mengadakan kontak saling 
berhadapan muka, mereka tidak menggunakan media atau sarana lainnya 
seperti telephon dan lain sebagainya. Mereka saling berjabat tangan, 
memandang, menukar senyuman. Sebaliknya dalam kontak sosial 
sekunder, dua subyek yang mengadakan kontak menggunakan media atau 
sarana-sarana tertentu.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial 
Ada empat bentuk interaksi sosial (Soekanto, 2006; 65-97) 
yakni kerja sama, akomodasi, persaingan dan konflik. 
1. Kerja Sama. 
Charles H. Cooley (Soekanto, p.66) menyatakan bahwa kerja 
sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka 
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat 
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan 
pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan 
tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan 
yang sama dan adanya organisasi merupakan 
fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang bergun 
Soekanto (p.68) merumuskan ada lima bentuk kerja sama yakni: 
 Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong 
menolog 
 Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran 
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih.
2. Akomodasi 
Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk 
menjelaskan suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu 
keadaan, akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan dalam 
interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok 
manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai 
sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu 
proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk 
meredam suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai 
kestabilan. Ini berari bahwa akomodasi merupakan suatu cara 
untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghacurkan pihak 
lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. 
Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk: 
 Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya 
pemaksaan, 
 Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang 
saling bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya 
masing-masing.
…………..Akomodasi 
 Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak 
sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga. 
 Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak 
ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak 
memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan 
perselisihan, 
 Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari 
pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama, 
 Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal, 
 Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak 
yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada 
suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan. 
 Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan 
Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang 
yang memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang 
perbedaan dirinya dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia 
akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan tujuan 
kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang mempermudah 
terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi 
yang sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur 
kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.
4.Persaingan 
Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses 
sosial di mana individu atau kelompok bersaing mencari 
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang langka 
tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara 
misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak 
ada persaingan untuk memperolehnya, tetapi lain halnya 
dengan kedudukan tertentu dalam suatu organisasi, atau 
kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan 
kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena 
itu ia bersifat langka. Oleh karena ia bersifat langka, maka 
orang atau kelompok akan bersaing untuk memperolehnya.
5. Kontravensi dan Konflik 
Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk 
proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau 
pertikaian. Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von 
Wiese dan Howard Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk 
kontravensi yaitu: 
 Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan, 
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, 
perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencan pihak lain; 
 Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki 
melalui surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya; 
 Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan 
seterusnya; 
 Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah 
memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat 
menimbulkan konflik sosial
5.Interaksi Sosial dan Struktur Sosial 
Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan sistem ini 
terjadi malalui interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh karena 
masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, maka interaksi yang 
terjadi dalam masyarakat memiliki suatu pola (Macionis, 1989:150-156, 
Schaefer, 2006: 104-111). 
Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang tidak saja terdiri 
dari individu-individu, melainkan juga terdiri dari status dan peran. Artinya 
interaksi yang terjadi antara individu itu selalu terjadi dalam konteks peran 
dan status yang dimiliki oleh individu sebagai anggota keluarga itu. Ayah 
bukan sekedar pribadi yang berjenis kelamin laki-laki tetapi dalam konsep 
‘ayah’ itu sendiri terkandung peran dan status sosial, demikian halnya 
dengan ibu, anak dan anak-anak. 
Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita keluarga 
membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga struktur interaksi.
6. Status dan Peran Sosial 
Status 
Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh individu 
dalam masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah hak, kewajiban 
dan harapan-harapan yang mengarahkan interaksi sosial. 
Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status. 
Ascribed status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang 
karena kelahiran sedangakan achieved status adalah posisi sosial 
yang dimiliki oleh seseorang karena kemapuan dan usaha 
individu. Kemampuan ini dapat diukur secara signifikant. 
Peran 
Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran 
berkaitan dengan pola-pola tingkah laku seorang individu sesuai 
dengan status yang dimilikinya. Oleh karena itu peran merupakan 
ekspresi dinamis dari status. Dengan perkataan lain, siapa yang 
memiliki status tertentu
MASYARAKAT DAN 
KEBUDAYAAN 
 PENGERTIAN MASYARAKAT 
 JENIS-JENIS MASYARAKAT 
 MASYARAKAT KOTA DAN DESA 
 PENGERTIAN KEBUDAYAAN 
 JENIS KEBUDAYAAN
MANUSIA, 
MASYARAKAT, 
KEBUDAYAAN 
Definisi dan Konsep
Definsi Manusia 
 Homo sapien 
 Homo Symbolicum 
 Homo Faber 
 Rationale Animale 
 Micro Cosmos
Definisi Masyarakat (Society) 
Suatu sistem sosial yang 
menghasilkan kebudayaan 
(Soerjono Soekanto, 1983)
Definisi Masyarakat (Society) 
Kolektif manusia dalam arti yang 
seluas-luasnya yang terikat oleh 
suatu kebudayaan yang mereka 
pandang sama. 
(Koentjaraningrat, 1984)
Jenis-Jenis Masyarakat - 1 
(Soerjono Soekanto, 1983) 
 Masyarakat abstrak (abstract society) 
 Masyarakat atomistik (atomistic society) 
 Masyarakat kasta (caste society) 
 Masyarakat konkret (concrete society) 
 Masyarakat ekstraktif (extractive society) 
 Mayarakat feodal (feudal society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 2 
(Soerjono Soekanto, 1983) 
 Masyarakat hidrolis (hydraulic society) 
 Masyarakat industrial (industrial society) 
 Masyarakat manorial (manorial society) 
 Masyarakat massa (mass society) 
 Masyarakat berpindah (nomadic society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 3 
(Soerjono Soekanto, 1983) 
 Masyarakat organis (organic society) 
 Masyarakat petani (peasant society) 
 Masyarakat terencana (planned society) 
 Masyarakat majemuk (plural society) 
 Masyarakat subsisten (subsistence society) 
 Masyarakat tradisional (traditional society) 
 Masyarakat transisional (trantitional society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 1 
(Koentaraningrat, 1984) 
 Masyarakat adat (adat society) 
 Masyarakat desa (village society) 
 Masyarakat dinamis (dinamic society) 
 Masyarakat kota (urban society) 
 Masyarakat kontemporer (contemporary society) 
 Masyarakat modern (modern society) 
 Masyarakat organik (organic society)
Jenis-Jenis Masyarakat - 2 
(Koentaraningrat, 1984) 
 Masyarakat pedesaan (rural society) 
 Masyarakat primitif (primitive society) 
 Masyarakat progresif (progresive society) 
 Masyarakat tanpa kelas (classless society) 
 Masyarakat tradisional (traditional society) 
 Masyarakat terbuka (open society) 
 Masyarakat tertutup (closed society)
Definisi Kebudayaan 
(Culture) 
Hasil karya, rasa, dan cipta 
manusia yang didasarkan pada 
karsa. 
(Soerjono, Soekanto, 1983)
Definisi Kebudayaan 
(Culture) 
Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai 
makhluk sosial yang digunakan untuk 
memahami lingkungan serta 
pengalamannya, dan yang menjadi 
pedoman tingkah lakunya. 
(Koentjaraningrat, 1984)
DINAMIKA MASYARAKAT DAN 
KEBUDAYAAN 
1. KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI 
KHUSUS MENGENAI PERGESERAN 
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN 
 Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses 
pergeran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian 
antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial. Konsep 
yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan 
sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada 
proses perkembangan kebudayaan umat manusia(evolusi 
kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana 
hingga yang makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah 
proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut 
proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang 
berkaitan erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
2. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI 
 Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup 
individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang 
hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, 
hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan 
pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah 
rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis. 
 Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang 
menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai 
seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para 
individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses 
sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh 
susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. 
Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan 
mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam 
kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah 
individu.individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam 
proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu 
seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya 
dengan lingkungan sosial sekitarnya.
3. PROSES EVOLUSI SOSIAL 
 Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi 
dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara 
keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang 
telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara makroskopik 
yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi 
disebut ”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses. 
 Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi, 
perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru 
timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam 
masyarakat. 
 Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan 
kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, 
perlu diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai 
kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya, 
yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai 
serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling berinteraksi 
(yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan 
dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah 
dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
4. PROSES DIFUSI 
 Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk 
manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. 
Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan 
berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin 
terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan 
sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya. 
 Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi 
kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. 
Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses 
difusi itu merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub 
ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara 
lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat 
ketempat lajn dimuka bumi. 
 Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan 
kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur 
kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti 
para pedagang dan pelaut. 
 Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah 
penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan 
antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
5. AKULTURASI DAN ASIMILASI 
 Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia 
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari 
suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun 
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan 
hilangnya kepribadian kebudayaan itu. 
 Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 
5 golongan masalah, yaitu : 
 Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan 
melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat. 
 Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak 
mudah diterima oleh suatu masyarakat. 
 Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak 
mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing. 
 Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran 
dan cepat diterima unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu 
yang sukar dan lamban dalam menerimanya. 
 Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial 
yang muncul akibat akulturasi.
Ikhwal Jalannya Akulturasi 
Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti 
sebaiknya memperhatikan beberapa hal, yaitu : 
Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai. 
Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing. 
Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk 
masuk ke dalam kebudayaan penerima. 
Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh. 
Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing. 
Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai 
golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda 
setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur 
kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah 
menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. 
Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan 
intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses 
asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua golongan.
PEMBARUAN (INOVASI) 
 Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber 
alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga 
kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem 
produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu 
berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan 
suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension. 
 Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong 
bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan 
penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan dalam 
kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem 
perangsang bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi 
saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak 
orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan 
yang ada di sekelilingnya. 
 Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi 
juga. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu 
berperan secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu 
pasif, bahkan seringkali negatif.
REMAJA, PEMUDA DAN 
PERMASALAHANNYA 
1. Pengertian Remaja, Pemuda 
 Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya 
terbebani bermacammacam harapan, terutama dari 
generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena 
pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi 
yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, 
generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet 
pembangunan secara terus menerus. 
 Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai 
permasalahanpermasalahan yang sangat bervariasi, di 
mana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara 
proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya 
sebagai penerus pembangunan.
2. Masalah Dan Potensi Generasi Muda 
a. Permasalahan Generasi Muda. 
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain : 
 Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan 
masyarakat termasuk generasi muda. 
 Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya. 
 Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang 
tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang 
diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, 
tetapi juga merugikan seluruh bangsa. 
 Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat 
pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan 
mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju 
perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem 
social lainnya. 
 Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan 
dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh 
rendahnya daya beli dan kuranguya perhatian tentang gizi dan menu makanan 
seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah. 
 Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah 
pede saan. 
 Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan 
keluarga. 
 Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika. 
 Belum adanya peraturan perundangan yang rnenyangkut generasi muda.
2. Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda 
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah : 
1. Idealisme dan daya kritis. 
 Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka is dapat melihat 
kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. 
 Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi dengan landasan rasa 
tanggung jawab yang seimbang. 
2. Dinamika dan kreatifitas. 
 Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan 
kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan 
penyempurnaan kekurangankekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagasan/ 
alternatif yang baru sama sekali. 
3. Keberanian mengambil resiko. 
 Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat 
atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh. 
 Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko, kesiapan pengetahuan, 
perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan memberi kualitas yang baik kepada 
keberanian mengambil resiko. 
4. Optimis dan kegairahan semangat. 
 Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat 
yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi. 
5. Sikap kemandirian dan disiplin murni. 
 Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap 
kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya, agar dengan 
demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa. 
6. Terdidik 
 Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti 
kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih
PEMERINTAH NEGARA DAN 
WARGA NEGARA 
1. Pengertian Pemerintah 
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa 
Pemerintah, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintah 
merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa 
Pemerintah. 
Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah 
dan pemerintahan, seakan-akan keduanya adalah sama. Padahal jelas 
keduanya berbeda. 
Mengikuti pengertian pemerintahan dalam arti luas dan sempit tersebut, 
maka : 
Pemerintah dalam arti luas : 
Adalah menunjuk kepada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur 
negara) sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/kekuasaan negara 
atau melaksanakan pemerintahan dalam arti luas. 
Pemerintah dalam arti sempit : 
Adalah hanya menunjuk kepada alat perlengkapan perlengkapan negara 
yang melaksanakan pemerintahan dalam arti sempit.
Tugas-tugas Pemerintahan 
Menurut Ryaas Rasyid [1] membagi tugas-tugas pokok pemerintahan ke dalam 7 
bagian, yaitu: 
 Pemerintah bertugas menjamin terciptanya kondisi keamanan negara dari segala 
kemungkinan terjadinya ancaman dari luar berupa penghancuran keamanan dan 
dari dalam berupa bentrokan antar warga yang menyebabkan tergulingnya 
pemerintahan yang syah; 
 Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya bentrokan antar warga; 
 Menegakkan keadilan kepada setiap warganegara tanpa membeda-bedakan 
statusnya, apapun yang melatar belakangi keberadaan mereka; 
 Melakukan pekerjaan umum dengan cara membangun fasilitas jalan, pendidikan 
dan sebagainya; 
 Meningkatkan kesejahteraan sosial, membantu orang miskin, memelihara orang 
cacat, anak terlantar serta kegiatan sosial lainnya; 
 Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan rakyat banyak seperti 
pengendalikan laju inflasi, mendorong terciptanya lapangan kerja baru, memajukan 
perdagangan domestik dan sebagainya; 
 Membuat dan menerapkan kebijakan pemeliharaan sumber daya alam dan 
lingkungan hidup. 
____________________________________ 
[1] Muhammad Ryaas Rasyid, Makna Pemerintahan. (Jakarta: PT Mutiara Sumber 
Widjaya. Jakarta. 2000). Hlm. 11-12.
NEGARA DAN WARGA NEGARA 
Pengertian 
Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka negara 
itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu negara adalah meliputi 
semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara tersebut 
dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan 
sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan yang 
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. 
Menurut Kansil, orang-orang yang berada dalam wilayah suatu negara itu dapat 
dibedakan menjadi Penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat 
tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan 
mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu. 
Penduduk ini dapat dibedakan menjadi 2 lagi, yaitu : 
1. Penduduk Warga Negara atau Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya 
dapat diatur oleh Pemerintah negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya 
sendiri; 
2. Penduduk bukan Warga negara atau Orang Asing adalah penduduk yang bukan 
warga negara. 
Bukan Penduduk ialah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk 
sementara waktu dan yang tidak bermaksud bertempat tinggal di wilayah negara 
tersebut.
Hak dan Kewajiban Warga Negara 
1. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia 
 Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945, maka 
akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang 
hak-hak warga negara, misalnya, pendidikan, pertahanan 
dan kesejahteraan sosial. 
 Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan 
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 
 Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha 
pembelaan negara. 
 Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Tentang Kemerdekaan Warga Negara 
Selain pasal-pasal yang menyebutkan hak warga negara maka terdapat pula 
beberapa pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara 
dalam UUD’45: 
Pasal 27 (1): 
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan 
pemerintahan (hak memilih dan dipilih). 
Pasal 29 (2): 
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk 
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan 
kepercayaannya itu (hak untuk beragama dan beribadat menurut 
kepercayaan masing-masing, selama agama dan kepercayaan itu diakui 
Pemerintah). 
Pasal 28: 
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge luarkan pikiran dengan 
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. (hak 
bersama dan mengeluarkan pendapat).
2. Kewajiban Warga Negara Indonesia 
 Di samping itu dua ketentuan dengan tegas 
menyebutkan tentang kewajiban warga negara : 
 Pasal 27 (1) : Segala warga negara wajib 
menjunjung hukum dan pemerintahan itu 
dengan tidak ada kecualinya. 
 Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara wajib ikut 
serta dalam usaha pembelaan negara.
STRATIFIKASI SOSIAL 
1. Pengetian Stratifikasi Sosial 
2. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial 
3. Faktor-faktor Statifikasi Sosial
1. Pengetian Stratifikasi Sosial 
 Beberapa definisi stratifikasi sosial: 
 a. Pitirim A. Sorokin 
 Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke 
dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).[1] 
 b. Max Weber 
 Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk 
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi 
kekuasaan, previllege dan prestise. 
 c. Cuber 
 Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori 
dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata 
bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam 
Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masya-rakat 
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. 
 
[1] Pitirim Sorokin, Social and Cultural Mobility, The Free Press of Glencoe, (London: 
Colliner-Macmillan Limited 1959). Hlm. 11.
2. Perbedaan Stratifikasi Sosial dengan Status Sosial 
 Status atau kedudukan yaitu posisi seseorang didalam 
masyarakat yang didasarkan pada hak-hak dan 
kewajiban-kewajiban tertentu. Dalam teori Sosiologi, 
unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat 
adalah status (kedudukan) dan role (peranan). Kedua 
unsur ini merupakan unsur baku dalam sistem 
pelapisan masyarakat. 
 Dengan demikian status sosial atau kedudukan sosial 
merupakan unsur yang membentuk terciptanya 
stratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi sosial adalah 
pelapisan sosial yang disusun dari status-status sosial.
3. Sebab-sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial 
 Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, 
kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. 
Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki 
tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin 
banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang 
dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang 
hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka 
mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. 
 Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti 
menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak 
mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya 
seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, 
pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan 
seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan 
dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun. 
 Adanya sistem lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses 
pertumbuhan msayarakat itu. Tetapi adapula yang dengan sengaja disusun untuk 
mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan 
masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang 
senior), sifat keaslian keanggtaankerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin 
juga harta dalam batas-batas tertentu.
4. Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi 
Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi 
Dalam masyarakat yang paling sederhana dan homogen, biasanya pembedaan peranan dan 
status relatif sedikit, maka stratifikasi sosialnya pun sedikit. Pelapisan sosial dalam 
masyarakat ini umumnya didasarkan pada jenis kelamin, senioritas dan keturunan, yang 
merupakan kualitas pribadi seseorang. 
a. Jenis Kelamin 
 Pada sebagian masyarakat Indonesia kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi daripada 
kedudukan wanita. Laki-laki yang menjadi kepala keluarga/rumah tangga dihormati 
oleh isteri dan anak-anak mereka. 
b. Senioritas 
 Senioritas disini dapat berarti senioritas usia maupun generasi. Kedudukan yang lebih 
tua lebih tinggi daripada yang muda. 
c. Keturunan 
 Keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan rakyat jelata.
Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial 
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut: 
a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. 
Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseo-rang 
dalam masyarakat. Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu 
sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan dibentuk bukan berdasarkan atas 
kesegajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah 
dengan sendirinya. Pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuih dengan 
sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan 
dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan 
masyarakat di mana sistem itu berlaku. Pada lapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka 
kedudukan seseorang pada suatu strata atau pelapisan adalah secara ptomatis, misalnya 
karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih atau kerabat pembuka tanah, 
seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti dan sebagainya. 
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama Biasanya dilakukan dalam pembagian 
kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti 
pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata. Di dalam 
sistem pelapisan ini diatur secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang 
diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang 
dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi 
setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam 
suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. 
c. Sistem lapisan berpangkal pada pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Sistem 
demikian hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang 
menjadi obyek penelitian;
PENDUDUK KOTA DAN DESA 
 Pengertian Masyarakat Kota dan Karakteristiknya 
 Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda 
dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, 
kepentingan, atau status hukum. 
 Dalam konteks administrasi pemerintahan di Indonesia, kota adalah 
pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang 
dipimpin oleh seorang walikota. Selain kota, pembagian wilayah 
administratif setelah provinsi adalah kabupaten. Secara umum, baik 
kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah 
bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung 
jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah 
otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan 
pemerintahannya sendiri.
Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan 
 Pertentangan antara kota dan desa, awal mulanya bukan sesuatu hal 
yang harus dibesar-besarkan. Sifatnya komplemen. Kota acapkali 
merupakan tempat raja bersemayam, teritori dimana tidak lagi 
dijumpai sawah-sawah, tempat peribadatan, pusat perdagangan. Dua 
hal, desa dan kota, merupakan sebentuk kehidupan yang utuh dan 
saling melanjutkan. Namun ketika muncul gairah produksi ala modern, 
cara pandang dan gaya hidup berubah, menjadi era industri (produksi) 
manusia hanya unsur dari gegap sistem produksi:tenaga kerja. Hanya 
salah satu dari alat produksi yang lain seperti modal, SDA, teknologi 
dan lain-lain. 
 Lain halnya dengan kehidupan sebelumnya atau kehidupan desa yang 
menyebut manusia adalah sesama, keluarga, tetangga dan saudara. Dari 
sinilah dikotomi kota dan desa mulai muncul. Klasifikasi termasyhur 
Ferdinand Tonnies, membentangkan kota dan desa menjadi 
pengertian gamaenschaft dan gesselschaft merupakan penjelasan klasik yang 
popular untuk memaparkan definisi desa, kota di dunia ketiga.[1] 
 [1] Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto, Kota Berkelanjutan, (Bandung: 
Alumni, 1999). Hlm. 20
Ciri-ciri untuk membedakan antara 
desa dan kota 
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan 
antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan 
akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu 
masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat 
perkotaan. 
Ciri-ciri tersebut antara lain : 
 jumlah dan kepadatan penduduk; 
 lingkungan hidup; 
 mata pencaharian; 
 corak kehidupan sosial; 
 stratifikasi sosial; 
 mobilitas .sosial; 
 pola interaksi sosial; 
 solidaritas sosial; dan 
 kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
Hubungan penduduk Kota dan Desa 
 Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama 
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat 
hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling 
membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya 
akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayurmayur, daging dan ikan.Desa juga 
merupakan sumber tenaga kasar bagi jenisjenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya 
saja buruh bangunan dalam proyekproyek perumahan, proyek pembangunan atau 
perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah 
pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. 
Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa 
panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang 
tersedia. 
 Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa 
seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, 
minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota 
juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidangbidang jasa yang dibutuhkan 
oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga 
di bidang medis atau kesehatan, montirmontir, elektronika dan alat transportasi serta 
tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi 
daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
VIII. IPTEK DAN KEMISKINAN 
 Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan" memberi petunjuk adanya 
sesuatu yang inheren, mungkin permasalahannya ialah adanya kontinuitas dan 
perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil ketiga masalah ini akan melihat 
masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, dan dapat 
melibatkan perdebatan semantika. 
 "Ilmu Pengetahuan" lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, 
"ilmu" dan "pengetahuan", yang masing-masing mempunyai identitas sendiri-sendiri. 
Dalam membicarakan "pengetahuan" saja akan menghadapi berbagai masalah, seperti 
kemampuan indera dalammemahami fakta pengalaman dan dunia realitas, hakikat 
pengetahuan, kebenaran, kebaikan, membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan, 
dsb. Kesemuanya telah lama dipersoalkan oleh para ahli filsafat seperti Socrates, Plato, 
dan Aristoteles, di mana teori pengetahuan merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh 
J.P. Farrier, dalam Institutes of metaphisics (1854), pemikiran tentang teori 
pengetahuan itu disebut "epistemologi" (epistem = pengetahuan, logos= 
pembicaraan/ilmu). 
 Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena 
pengetahuan, perbuatan, ilmu, dan etika makin saling bertautan. Berulang kali harus 
diambil keputusan dalam menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Semuanya itu 
memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Semuanya itu 
memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Dalam hal ini 
dipertanyakan bagaimana mengkaji kemampuan manusia mengembangkan ilmu 
pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana memanfaatkan 
sumber daya untuk membasmi kemiskinan.
Teknologi dan Masalahnya 
 Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat 
menyongsong masa depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. 
Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan 
yang rasional. Sebab teknologi, selain mempermudah kehidupan 
manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya 
daripada kehebatan teknologi itu sendiri. 
 Schumacher, dalam Kecil itu Indah, dunia modern yang dibentuk oleh 
teknologi menghadapi tiga krisis sekaligus. Pertama, sifat kemanusiaan 
berontak terhadap pola-pola politik, organisasi, dan teknologi yang tidak 
berperikemanusiaan, yang terasa menyesakan napas dan melemahkan 
badan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda 
setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat 
dipulihkan, seperti bahan bakar, fosil, sedemikian rupa sehingga akan 
terjadi kekurangan sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu 
dipertanyakan, bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi 
kemiskinan dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta 
mempengaruhi hasilnya.
Hubungan IPTEK dan Kemiskinan 
 Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai 
perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi 
fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hal itu 
sudah sejak lama oleh sarjana ekonomi di banyak negara digeluti dan 
dipecahkan, dan setiap kali pula pemecahannya lobs dari genggaman, dan 
berkembang inenjadi masalah baru. Berbicara tentang masalah kemiskinan akan 
dihadapkan kepada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan 
pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial, dan persoalan yang lebih jauh; 
bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber 
daya alam untuk membasmi kemiskinan. 
 Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang 
tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, 
interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya). Dengan demikian 
wajarlah apabila menghadapi masalah yang kompleks ini, memerlukan studi 
mendalam dan analisis interdisipliner kalau tidak mau mencampuradukkan 
unsur-unsur sintesis dengan sintesisnya sendiri. 
 Maka usaha mulia berikutnya adalah untuk membuatnya operasional dalam 
rangka social engineering-nya. Oleh sebab itu tulisan ini hanyalah bersifat 
penjajagan problema, kalau mungkin sampai mencari interelasi, interaksi, 
interdependensi, dan ramifikasi dari berbagai unsur sistem dan subsistem.

Contenu connexe

Tendances

World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3sopiannudin
 
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)rgnaayu
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta  didikPerkembangan peserta  didik
Perkembangan peserta didikRaficha92
 
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan MasyarakatIndividu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan MasyarakatAbhinayaYatalana
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaDedi Mukhlas
 
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...
Perkembangan hubungan sosial dan prose...Dedi Yulianto
 
Individu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakatIndividu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakatAlviani Putri
 

Tendances (15)

World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
 
MAKALAH PENDIDIKAN
MAKALAH PENDIDIKANMAKALAH PENDIDIKAN
MAKALAH PENDIDIKAN
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Tanggung jawab
Tanggung jawabTanggung jawab
Tanggung jawab
 
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
 
Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)
Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)
Fungsi dan Peran Keluarga (KONSELING KELUARGA)
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta  didikPerkembangan peserta  didik
Perkembangan peserta didik
 
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan MasyarakatIndividu, Keluarga, dan Masyarakat
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
 
Perkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remajaPerkembangan hubungan sosial remaja
Perkembangan hubungan sosial remaja
 
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...Perkembangan hubungan sosial                                        dan prose...
Perkembangan hubungan sosial dan prose...
 
Keluarga
KeluargaKeluarga
Keluarga
 
Individu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakatIndividu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakat
 
Budaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albertBudaaya dasar oeh pak albert
Budaaya dasar oeh pak albert
 

En vedette

Power Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam Diri
Power Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam DiriPower Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam Diri
Power Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam Diribelliza21
 
Ppt displin
Ppt displinPpt displin
Ppt displinalpoetry
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasionalRpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasionaleli priyatna laidan
 
Tips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan Mulia
Tips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan MuliaTips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan Mulia
Tips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan MuliaAn Nuur Budi Utama
 
Rendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan Remaja
Rendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan RemajaRendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan Remaja
Rendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan Remajanova147
 
Internalisasi belajar dan spesialisasi
Internalisasi belajar dan spesialisasiInternalisasi belajar dan spesialisasi
Internalisasi belajar dan spesialisasiamdsarah
 

En vedette (8)

Power Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam Diri
Power Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam DiriPower Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam Diri
Power Point Cara Menumbuhkan Rasa Optimis dalam Diri
 
Ppt displin
Ppt displinPpt displin
Ppt displin
 
Disiplin
DisiplinDisiplin
Disiplin
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasionalRpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
 
Kedisiplinan
KedisiplinanKedisiplinan
Kedisiplinan
 
Tips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan Mulia
Tips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan MuliaTips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan Mulia
Tips Pribadi hebat: Mandiri, Sukses, dan Mulia
 
Rendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan Remaja
Rendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan RemajaRendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan Remaja
Rendahnya Rasa Nasionalisme Dikalangan Remaja
 
Internalisasi belajar dan spesialisasi
Internalisasi belajar dan spesialisasiInternalisasi belajar dan spesialisasi
Internalisasi belajar dan spesialisasi
 

Similaire à 2 materi-presentsi-isd-1

2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp012 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01emi nadjwa
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,amdsarah
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Reiza Putra
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,ghifarrrrr
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Reiza Putra
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Radian Dedy Adipradana
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Arif Kadarmanto P
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKATINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKATanamuno
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatMuhammad Jadin
 
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)Ig Fandy Jayanto
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarDharaniKassapa
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iiiRosminar
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.pptDaraHumayra
 
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikanPowerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikannhiiyylhakirei
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat pjj_kemenkes
 

Similaire à 2 materi-presentsi-isd-1 (20)

2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
 
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp012 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
2 materi-presentsi-isd-1-130407032010-phpapp01
 
Makalah isd dosen
Makalah isd dosenMakalah isd dosen
Makalah isd dosen
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
 
Tugas 2 isd
Tugas 2 isdTugas 2 isd
Tugas 2 isd
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKATINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakat
 
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
Tugas biologi (Pengeritan Individu, Populasi, dan komunitas)
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iii
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
 
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikanPowerpoint tgz akhir peng.pendidikan
Powerpoint tgz akhir peng.pendidikan
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
 

Plus de emi nadjwa

Kelas 10 smk_simulasi_digital_1
Kelas 10 smk_simulasi_digital_1Kelas 10 smk_simulasi_digital_1
Kelas 10 smk_simulasi_digital_1emi nadjwa
 
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...emi nadjwa
 
Penulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitas
Penulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitasPenulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitas
Penulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitasemi nadjwa
 
1 tematik tema 8_buku_siswa_revisi
1 tematik tema 8_buku_siswa_revisi1 tematik tema 8_buku_siswa_revisi
1 tematik tema 8_buku_siswa_revisiemi nadjwa
 
Kelompok sosial
Kelompok sosialKelompok sosial
Kelompok sosialemi nadjwa
 
1 tematik tema 8_buku_guru_revisi
1 tematik tema 8_buku_guru_revisi1 tematik tema 8_buku_guru_revisi
1 tematik tema 8_buku_guru_revisiemi nadjwa
 
Paswodd bolt fauzan
Paswodd bolt fauzanPaswodd bolt fauzan
Paswodd bolt fauzanemi nadjwa
 

Plus de emi nadjwa (8)

Kelas 10 smk_simulasi_digital_1
Kelas 10 smk_simulasi_digital_1Kelas 10 smk_simulasi_digital_1
Kelas 10 smk_simulasi_digital_1
 
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
Wamendikbud, peningkatan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan deng...
 
Penulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitas
Penulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitasPenulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitas
Penulisan buku teks_bahasa_yang_berkualitas
 
1 tematik tema 8_buku_siswa_revisi
1 tematik tema 8_buku_siswa_revisi1 tematik tema 8_buku_siswa_revisi
1 tematik tema 8_buku_siswa_revisi
 
Kelompok sosial
Kelompok sosialKelompok sosial
Kelompok sosial
 
1 tematik tema 8_buku_guru_revisi
1 tematik tema 8_buku_guru_revisi1 tematik tema 8_buku_guru_revisi
1 tematik tema 8_buku_guru_revisi
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Paswodd bolt fauzan
Paswodd bolt fauzanPaswodd bolt fauzan
Paswodd bolt fauzan
 

2 materi-presentsi-isd-1

  • 1. PETA KONSEP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR ISD KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Individu, Keluarga dan Masyarakat Pemuda dan Sosialisasi Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan Masalah-Masalah Kependudukan IBD HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM, DENGAN SESAMA MANUSIA, DIRINYA SENDIRI, NILAI-NILAI MANUSIA DAN BAGAIMANA PULA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN Manusia dan cinta kasih Manusia dan keindahan Manusia dan penderitaan Manusia dan keadilan Manusia dan pandangan hidup Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian Manusia dan kegelisahan Manusia dan harapan. (ISBD)
  • 2. PETA KONSEP ISD KEANEKAR AGAMAN, KESEDERA JATAN, DAN KEBERMAS-YARAKATAN , KEBERMAR TABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUP AN BERMAS YARAKAT. Individu, Keluarga dan Masyarakat Pemuda dan Sosialisasi Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pemerintah, Negara dan Warga Negara Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan IPTEK dan Kemiskinan Mahasiswa Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi pennasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bennasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.
  • 3. KEANEKARAGAMAN, KESEDERAJATAN, DAN KEBERMASYARAKATAN, KEBERMARTABATAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDUDAN MAHLUK SOSIAL DALAM ERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT.  Individu, Keluarga dan Masyarakat  Pemuda dan Sosialisasi  Pemerintah, Negara dan Warga Negara  Pelapisan Sosial, Keragaman dan Kesederajatan  Masyarakat Pedesaaan dan Perkotaan  Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
  • 4. Individu, Keluarga dan Masyarakat  Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.  Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
  • 5. I. INDIVIDU  Individu berasal dari kata latin, "individuum" yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.  Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
  • 6. A. Pertumbuhan Individu Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi. Faktor-faktor pertumbuhan  Pendirian nativistik Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Misalnya kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis dan sejenisnya  Pendirian Empiristik dan Environmentalistik Menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham emperisme.  Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme Konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan
  • 7. Tahap pertumbuhan individu berdasar psikologi. Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun. Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun. Masa estetik ini dianggap sebagai masapertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3,0 tahun sampai umur 0,5 tahun. Anak sering menentang kehendak orang atau, kadangkadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya untuk dilakukan Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun. Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya. Masa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun. Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anak-anak masa peral itu dapat diringkas ke dalam dua hal yaitu :pada masa ini anak menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru sebagai pemegang atoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem di kalangan mereka.
  • 8. 2. KELUARGA  Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.  Sigmund Freud: keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualis. (keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri)  Durkheim: berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktorpolitik, ekonomi dan lingkungan  Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa: keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh saw turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
  • 9. Fungsi Keluarga  Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.  Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpaiadanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/dirinci kedalam beberapa fungsi, yaitu :  Fungsi Biologis  Fungsi Pemeliharaan  Fungsi Ekonomi  Fungsi Keagamaan  Fungsi Sosial.
  • 10. 1) Fungsi Biologis  Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.  Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang menerima barn dalam mengarungi hidup untuk rumah tangganya.
  • 11. 2) Fungsi Pemeliharaan Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut : 1. gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah; 2. gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan; 3. gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain. Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah barang tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga terwujud suatu masyarakat yang terlepas/ terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi.
  • 12. 3) Fungsi Ekonomi  Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu : 1. kebutuhan makan dan minum 2. kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya 3. kebutuhan tempat tinggal.  Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
  • 13. 4) Fungsi Keagamaan  Di negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan Pancasila di dalam perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam kehidupan keluarga yang Pancasila.  Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang Pancasila apabila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi keluarga itu.
  • 14. 5) Fungsi Sosial  Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan_istilah sosialisasi.  Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Fungsi-fungsi Keluarga dari tingajaun konteks Ilmu Sosial. Drs. Soewaryo Wangsanegara mengatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) Pembentukan kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuanuntuk memproduksikan serta melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya. 2) Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan.
  • 15. 3. MASYARAKAT  Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungansosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompokterdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.  Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.  Jelasnya : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sanna-sama ditaati dalam lingkungannya.  Kalau kita mengikuti definisi Linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama dalam waktu lama.
  • 16. Kelompok Masyarakat/Ciri Khas  Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka memiliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu danayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.  Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. bisajuga berlatar belakang dari berbagai suku.  Contoh : yang disebut masyarakat Jakarta atau orang Betawi, pada hakikatnya berakar dan bernenekmoyang dari berbagai suku. Salah satu di antaranyaadalah suku Sunda, Jawa Barat. Erat kaitannyadengan itu tatanan kehidupan, norma-norma dan adatistiadat yang memberi warna kepribadian orang Betawi, salah satu diantaranya berakar dan berasal dari kebudayaan dan kepribadian suku Sunda dan Jawa Barat.
  • 17. Pengolongan Masyakat Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).  Masyarakat sederhana. Dalam lingkunganmasyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.  Masyarakat maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.  Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri. Masyarakat Non Industri  Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group). 1) Kelompok primer; Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok "face to face group", sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluar gaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.  Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.  Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
  • 18. HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT Makna Individu Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain. Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
  • 19. Makna Keluarga  Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Di sini kita sebutkan 5 macam sifat yang terpenting, yaitu : 1) Hubungan suami-isteri :  Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidupdan mungkin dalam waktu yang singkat saja. Adayang berbentuk monogomi, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana terdapat "group married", yaitu sekelompok wanita kawin dengansekelompok laki-laki. 2) Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.  Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwacalon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang-orangtua mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (yakni kawin di dalam golongan sendiri,ada pula yang berbentuk exogami, yaitu kawin diluar golongan sendiri) 3) Susunan nama--nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.  Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalnya : dibatak. Ini disebut patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. Ini disebut : Matrilineal, di mana kekuasaan terletak padawanita. Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa, bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan diurus oleh adik atau saudara perempuannya. Sistem ini disebut : Avonculat. 4) Milik atau harga benda keluarga.  Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
  • 20. Makna Masyarakat  Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya : R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat danteratur. Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
  • 21. MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL  Pengertian dan Definisi Masyarakat  Definisi Interaksi Soasial  Benduk-betuk Interaksi Soaial  Sifat Kontak Sosial  Status dan Peran Sosial
  • 22. MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL  Seperti halnya dengan definisi sosiologi yangbanyak jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau daripada analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pengertian. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :  R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.  M.J. Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.  J.L. Gillin dan J.P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.  S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalahkelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebihkecil, yang mempunyai perhubungan yang erat danteratur.  Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
  • 23. INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Robert M.Z.Lawang (1986) interaksi sosial adalah proses di mana orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Mengutip Gillin dan Gillin dalam Cultural Sociology (1954; 489) Soekanto (2006;55) menegaskan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial (Soekanto: 2006; 54-55) merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila setiap orang dalam pergaulan itu terlibat dalam suatu interaksi.
  • 24. Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial Soekanto (2006;58) menyatkan bahwa interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan adanya komunikasi. Kontak Sosial Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti bersama-sama atau tango yang berarti menyentuh. Kontak sosial dapat terjadi secara fisik, namun kemajuan teknologi informasi telah menghasilkan suatu bentuk kontak sosial yang baru. Orang dapat melakukan kontak sosial melalui telephone, telegraf, radio, surat dan lain sebagainya. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yakni:  Kontak sosial antara orang perorangan.  Antara Orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya antara sekelompok manusia dengan orang perorangan.  Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lainnya
  • 25. Sifat-sifat Kontak Sosial Sebelum mendeskripsikan bentuk dari kontak sosial. Namun kontak sosial beberapa sifat:  Kontak sosial tidak hanya tergantung pada tindakan, melainkan juga tanggapan terhadap tindakan itu. Kita dapat saja melakukan komunikasi panjang lebar dengan seseorang lain, tetapi kalau tidak ada tanggapan, maka tindakan itu tidak dapat dikategorikan sebagai kontak sosial.  Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Kontak sosial yang bersifat positif akan menghasilkan kerja, dan sebaliknya kontak sosial yang negatif akan menghasilkan konflik atau pertentangan.  Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder. Dalam kontak sosial primer, dua subyek yang mengadakan kontak saling berhadapan muka, mereka tidak menggunakan media atau sarana lainnya seperti telephon dan lain sebagainya. Mereka saling berjabat tangan, memandang, menukar senyuman. Sebaliknya dalam kontak sosial sekunder, dua subyek yang mengadakan kontak menggunakan media atau sarana-sarana tertentu.
  • 26. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Ada empat bentuk interaksi sosial (Soekanto, 2006; 65-97) yakni kerja sama, akomodasi, persaingan dan konflik. 1. Kerja Sama. Charles H. Cooley (Soekanto, p.66) menyatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang bergun Soekanto (p.68) merumuskan ada lima bentuk kerja sama yakni:  Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolog  Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih.
  • 27. 2. Akomodasi Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredam suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Ini berari bahwa akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghacurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk:  Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya pemaksaan,  Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang saling bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya masing-masing.
  • 28. …………..Akomodasi  Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga.  Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan perselisihan,  Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama,  Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal,  Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan.  Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang yang memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang perbedaan dirinya dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan tujuan kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang mempermudah terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi yang sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.
  • 29. 4.Persaingan Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses sosial di mana individu atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang langka tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak ada persaingan untuk memperolehnya, tetapi lain halnya dengan kedudukan tertentu dalam suatu organisasi, atau kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena itu ia bersifat langka. Oleh karena ia bersifat langka, maka orang atau kelompok akan bersaing untuk memperolehnya.
  • 30. 5. Kontravensi dan Konflik Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von Wiese dan Howard Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk kontravensi yaitu:  Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencan pihak lain;  Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya;  Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya;  Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat menimbulkan konflik sosial
  • 31. 5.Interaksi Sosial dan Struktur Sosial Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan sistem ini terjadi malalui interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh karena masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, maka interaksi yang terjadi dalam masyarakat memiliki suatu pola (Macionis, 1989:150-156, Schaefer, 2006: 104-111). Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang tidak saja terdiri dari individu-individu, melainkan juga terdiri dari status dan peran. Artinya interaksi yang terjadi antara individu itu selalu terjadi dalam konteks peran dan status yang dimiliki oleh individu sebagai anggota keluarga itu. Ayah bukan sekedar pribadi yang berjenis kelamin laki-laki tetapi dalam konsep ‘ayah’ itu sendiri terkandung peran dan status sosial, demikian halnya dengan ibu, anak dan anak-anak. Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita keluarga membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga struktur interaksi.
  • 32. 6. Status dan Peran Sosial Status Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh individu dalam masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah hak, kewajiban dan harapan-harapan yang mengarahkan interaksi sosial. Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status. Ascribed status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena kelahiran sedangakan achieved status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena kemapuan dan usaha individu. Kemampuan ini dapat diukur secara signifikant. Peran Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran berkaitan dengan pola-pola tingkah laku seorang individu sesuai dengan status yang dimilikinya. Oleh karena itu peran merupakan ekspresi dinamis dari status. Dengan perkataan lain, siapa yang memiliki status tertentu
  • 33. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN  PENGERTIAN MASYARAKAT  JENIS-JENIS MASYARAKAT  MASYARAKAT KOTA DAN DESA  PENGERTIAN KEBUDAYAAN  JENIS KEBUDAYAAN
  • 34. MANUSIA, MASYARAKAT, KEBUDAYAAN Definisi dan Konsep
  • 35. Definsi Manusia  Homo sapien  Homo Symbolicum  Homo Faber  Rationale Animale  Micro Cosmos
  • 36. Definisi Masyarakat (Society) Suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983)
  • 37. Definisi Masyarakat (Society) Kolektif manusia dalam arti yang seluas-luasnya yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka pandang sama. (Koentjaraningrat, 1984)
  • 38. Jenis-Jenis Masyarakat - 1 (Soerjono Soekanto, 1983)  Masyarakat abstrak (abstract society)  Masyarakat atomistik (atomistic society)  Masyarakat kasta (caste society)  Masyarakat konkret (concrete society)  Masyarakat ekstraktif (extractive society)  Mayarakat feodal (feudal society)
  • 39. Jenis-Jenis Masyarakat - 2 (Soerjono Soekanto, 1983)  Masyarakat hidrolis (hydraulic society)  Masyarakat industrial (industrial society)  Masyarakat manorial (manorial society)  Masyarakat massa (mass society)  Masyarakat berpindah (nomadic society)
  • 40. Jenis-Jenis Masyarakat - 3 (Soerjono Soekanto, 1983)  Masyarakat organis (organic society)  Masyarakat petani (peasant society)  Masyarakat terencana (planned society)  Masyarakat majemuk (plural society)  Masyarakat subsisten (subsistence society)  Masyarakat tradisional (traditional society)  Masyarakat transisional (trantitional society)
  • 41. Jenis-Jenis Masyarakat - 1 (Koentaraningrat, 1984)  Masyarakat adat (adat society)  Masyarakat desa (village society)  Masyarakat dinamis (dinamic society)  Masyarakat kota (urban society)  Masyarakat kontemporer (contemporary society)  Masyarakat modern (modern society)  Masyarakat organik (organic society)
  • 42. Jenis-Jenis Masyarakat - 2 (Koentaraningrat, 1984)  Masyarakat pedesaan (rural society)  Masyarakat primitif (primitive society)  Masyarakat progresif (progresive society)  Masyarakat tanpa kelas (classless society)  Masyarakat tradisional (traditional society)  Masyarakat terbuka (open society)  Masyarakat tertutup (closed society)
  • 43. Definisi Kebudayaan (Culture) Hasil karya, rasa, dan cipta manusia yang didasarkan pada karsa. (Soerjono, Soekanto, 1983)
  • 44. Definisi Kebudayaan (Culture) Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya, dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. (Koentjaraningrat, 1984)
  • 45. DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN 1. KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI PERGESERAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN  Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia(evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang makin lama makin kompleks. Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang berkaitan erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
  • 46. 2. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI  Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.  Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
  • 47. 3. PROSES EVOLUSI SOSIAL  Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut ”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses.  Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi, perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat.  Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit, dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
  • 48. 4. PROSES DIFUSI  Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya.  Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ketempat lajn dimuka bumi.  Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.  Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
  • 49. 5. AKULTURASI DAN ASIMILASI  Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.  Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5 golongan masalah, yaitu :  Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.  Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh suatu masyarakat.  Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.  Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam menerimanya.  Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat akulturasi.
  • 50. Ikhwal Jalannya Akulturasi Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa hal, yaitu : Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai. Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing. Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua golongan.
  • 51. PEMBARUAN (INOVASI)  Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.  Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada di sekelilingnya.  Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu pasif, bahkan seringkali negatif.
  • 52. REMAJA, PEMUDA DAN PERMASALAHANNYA 1. Pengertian Remaja, Pemuda  Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacammacam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.  Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahanpermasalahan yang sangat bervariasi, di mana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan.
  • 53. 2. Masalah Dan Potensi Generasi Muda a. Permasalahan Generasi Muda. Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain :  Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.  Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.  Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.  Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem social lainnya.  Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kuranguya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.  Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pede saan.  Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.  Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.  Belum adanya peraturan perundangan yang rnenyangkut generasi muda.
  • 54. 2. Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah : 1. Idealisme dan daya kritis.  Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka is dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.  Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang. 2. Dinamika dan kreatifitas.  Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangankekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagasan/ alternatif yang baru sama sekali. 3. Keberanian mengambil resiko.  Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh.  Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil resiko. 4. Optimis dan kegairahan semangat.  Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi. 5. Sikap kemandirian dan disiplin murni.  Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa. 6. Terdidik  Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih
  • 55. PEMERINTAH NEGARA DAN WARGA NEGARA 1. Pengertian Pemerintah Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintah, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintah merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada suatu negara tanpa Pemerintah. Dalam pengertian umum sering dicampuradukkan pengertian Pemerintah dan pemerintahan, seakan-akan keduanya adalah sama. Padahal jelas keduanya berbeda. Mengikuti pengertian pemerintahan dalam arti luas dan sempit tersebut, maka : Pemerintah dalam arti luas : Adalah menunjuk kepada alat perlengkapan negara seluruhnya (aparatur negara) sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/kekuasaan negara atau melaksanakan pemerintahan dalam arti luas. Pemerintah dalam arti sempit : Adalah hanya menunjuk kepada alat perlengkapan perlengkapan negara yang melaksanakan pemerintahan dalam arti sempit.
  • 56. Tugas-tugas Pemerintahan Menurut Ryaas Rasyid [1] membagi tugas-tugas pokok pemerintahan ke dalam 7 bagian, yaitu:  Pemerintah bertugas menjamin terciptanya kondisi keamanan negara dari segala kemungkinan terjadinya ancaman dari luar berupa penghancuran keamanan dan dari dalam berupa bentrokan antar warga yang menyebabkan tergulingnya pemerintahan yang syah;  Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya bentrokan antar warga;  Menegakkan keadilan kepada setiap warganegara tanpa membeda-bedakan statusnya, apapun yang melatar belakangi keberadaan mereka;  Melakukan pekerjaan umum dengan cara membangun fasilitas jalan, pendidikan dan sebagainya;  Meningkatkan kesejahteraan sosial, membantu orang miskin, memelihara orang cacat, anak terlantar serta kegiatan sosial lainnya;  Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan rakyat banyak seperti pengendalikan laju inflasi, mendorong terciptanya lapangan kerja baru, memajukan perdagangan domestik dan sebagainya;  Membuat dan menerapkan kebijakan pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. ____________________________________ [1] Muhammad Ryaas Rasyid, Makna Pemerintahan. (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widjaya. Jakarta. 2000). Hlm. 11-12.
  • 57. NEGARA DAN WARGA NEGARA Pengertian Unsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka negara itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu negara adalah meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Menurut Kansil, orang-orang yang berada dalam wilayah suatu negara itu dapat dibedakan menjadi Penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu. Penduduk ini dapat dibedakan menjadi 2 lagi, yaitu : 1. Penduduk Warga Negara atau Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri; 2. Penduduk bukan Warga negara atau Orang Asing adalah penduduk yang bukan warga negara. Bukan Penduduk ialah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk sementara waktu dan yang tidak bermaksud bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
  • 58. Hak dan Kewajiban Warga Negara 1. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia  Apabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945, maka akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang hak-hak warga negara, misalnya, pendidikan, pertahanan dan kesejahteraan sosial.  Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.  Tiap-tiap warga negara berhak ikut serta dalam usaha pembelaan negara.  Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
  • 59. Tentang Kemerdekaan Warga Negara Selain pasal-pasal yang menyebutkan hak warga negara maka terdapat pula beberapa pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara dalam UUD’45: Pasal 27 (1): Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan (hak memilih dan dipilih). Pasal 29 (2): Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu (hak untuk beragama dan beribadat menurut kepercayaan masing-masing, selama agama dan kepercayaan itu diakui Pemerintah). Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge luarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. (hak bersama dan mengeluarkan pendapat).
  • 60. 2. Kewajiban Warga Negara Indonesia  Di samping itu dua ketentuan dengan tegas menyebutkan tentang kewajiban warga negara :  Pasal 27 (1) : Segala warga negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.  Pasal 30 (1) : Tiap-tiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
  • 61. STRATIFIKASI SOSIAL 1. Pengetian Stratifikasi Sosial 2. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial 3. Faktor-faktor Statifikasi Sosial
  • 62. 1. Pengetian Stratifikasi Sosial  Beberapa definisi stratifikasi sosial:  a. Pitirim A. Sorokin  Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).[1]  b. Max Weber  Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.  c. Cuber  Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masya-rakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.  [1] Pitirim Sorokin, Social and Cultural Mobility, The Free Press of Glencoe, (London: Colliner-Macmillan Limited 1959). Hlm. 11.
  • 63. 2. Perbedaan Stratifikasi Sosial dengan Status Sosial  Status atau kedudukan yaitu posisi seseorang didalam masyarakat yang didasarkan pada hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu. Dalam teori Sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah status (kedudukan) dan role (peranan). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam sistem pelapisan masyarakat.  Dengan demikian status sosial atau kedudukan sosial merupakan unsur yang membentuk terciptanya stratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial yang disusun dari status-status sosial.
  • 64. 3. Sebab-sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial  Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.  Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.  Adanya sistem lapisan sosial dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan msayarakat itu. Tetapi adapula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggtaankerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
  • 65. 4. Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi Dalam masyarakat yang paling sederhana dan homogen, biasanya pembedaan peranan dan status relatif sedikit, maka stratifikasi sosialnya pun sedikit. Pelapisan sosial dalam masyarakat ini umumnya didasarkan pada jenis kelamin, senioritas dan keturunan, yang merupakan kualitas pribadi seseorang. a. Jenis Kelamin  Pada sebagian masyarakat Indonesia kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi daripada kedudukan wanita. Laki-laki yang menjadi kepala keluarga/rumah tangga dihormati oleh isteri dan anak-anak mereka. b. Senioritas  Senioritas disini dapat berarti senioritas usia maupun generasi. Kedudukan yang lebih tua lebih tinggi daripada yang muda. c. Keturunan  Keturunan bangsawan dianggap lebih tinggi daripada keturunan rakyat jelata.
  • 66. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut: a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseo-rang dalam masyarakat. Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan dibentuk bukan berdasarkan atas kesegajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuih dengan sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku. Pada lapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada suatu strata atau pelapisan adalah secara ptomatis, misalnya karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih atau kerabat pembuka tanah, seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti dan sebagainya. b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata. Di dalam sistem pelapisan ini diatur secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. c. Sistem lapisan berpangkal pada pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi obyek penelitian;
  • 67. PENDUDUK KOTA DAN DESA  Pengertian Masyarakat Kota dan Karakteristiknya  Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.  Dalam konteks administrasi pemerintahan di Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang walikota. Selain kota, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kabupaten. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.
  • 68. Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan  Pertentangan antara kota dan desa, awal mulanya bukan sesuatu hal yang harus dibesar-besarkan. Sifatnya komplemen. Kota acapkali merupakan tempat raja bersemayam, teritori dimana tidak lagi dijumpai sawah-sawah, tempat peribadatan, pusat perdagangan. Dua hal, desa dan kota, merupakan sebentuk kehidupan yang utuh dan saling melanjutkan. Namun ketika muncul gairah produksi ala modern, cara pandang dan gaya hidup berubah, menjadi era industri (produksi) manusia hanya unsur dari gegap sistem produksi:tenaga kerja. Hanya salah satu dari alat produksi yang lain seperti modal, SDA, teknologi dan lain-lain.  Lain halnya dengan kehidupan sebelumnya atau kehidupan desa yang menyebut manusia adalah sesama, keluarga, tetangga dan saudara. Dari sinilah dikotomi kota dan desa mulai muncul. Klasifikasi termasyhur Ferdinand Tonnies, membentangkan kota dan desa menjadi pengertian gamaenschaft dan gesselschaft merupakan penjelasan klasik yang popular untuk memaparkan definisi desa, kota di dunia ketiga.[1]  [1] Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto, Kota Berkelanjutan, (Bandung: Alumni, 1999). Hlm. 20
  • 69. Ciri-ciri untuk membedakan antara desa dan kota Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan. Ciri-ciri tersebut antara lain :  jumlah dan kepadatan penduduk;  lingkungan hidup;  mata pencaharian;  corak kehidupan sosial;  stratifikasi sosial;  mobilitas .sosial;  pola interaksi sosial;  solidaritas sosial; dan  kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
  • 70. Hubungan penduduk Kota dan Desa  Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayurmayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenisjenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyekproyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.  Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidangbidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montirmontir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
  • 71. VIII. IPTEK DAN KEMISKINAN  Judul "Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan" memberi petunjuk adanya sesuatu yang inheren, mungkin permasalahannya ialah adanya kontinuitas dan perubahan, harmoni atau disharmoni. Tidak mustahil ketiga masalah ini akan melihat masa lampau atau masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, dan dapat melibatkan perdebatan semantika.  "Ilmu Pengetahuan" lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, "ilmu" dan "pengetahuan", yang masing-masing mempunyai identitas sendiri-sendiri. Dalam membicarakan "pengetahuan" saja akan menghadapi berbagai masalah, seperti kemampuan indera dalammemahami fakta pengalaman dan dunia realitas, hakikat pengetahuan, kebenaran, kebaikan, membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan, dsb. Kesemuanya telah lama dipersoalkan oleh para ahli filsafat seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, di mana teori pengetahuan merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh J.P. Farrier, dalam Institutes of metaphisics (1854), pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut "epistemologi" (epistem = pengetahuan, logos= pembicaraan/ilmu).  Keperluan sekarang adalah pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu, dan etika makin saling bertautan. Berulang kali harus diambil keputusan dalam menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Semuanya itu memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Semuanya itu memperlihatkan suatu perpaduan dari pertimbangan moral ilmiah. Dalam hal ini dipertanyakan bagaimana mengkaji kemampuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana memanfaatkan sumber daya untuk membasmi kemiskinan.
  • 72. Teknologi dan Masalahnya  Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. Sikap demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab teknologi, selain mempermudah kehidupan manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.  Schumacher, dalam Kecil itu Indah, dunia modern yang dibentuk oleh teknologi menghadapi tiga krisis sekaligus. Pertama, sifat kemanusiaan berontak terhadap pola-pola politik, organisasi, dan teknologi yang tidak berperikemanusiaan, yang terasa menyesakan napas dan melemahkan badan. Kedua, lingkungan hidup menderita dan menunjukkan tanda-tanda setengah binasa. Ketiga, penggunaan sumber daya yang tidak dapat dipulihkan, seperti bahan bakar, fosil, sedemikian rupa sehingga akan terjadi kekurangan sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu dipertanyakan, bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi kemiskinan dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta mempengaruhi hasilnya.
  • 73. Hubungan IPTEK dan Kemiskinan  Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hal itu sudah sejak lama oleh sarjana ekonomi di banyak negara digeluti dan dipecahkan, dan setiap kali pula pemecahannya lobs dari genggaman, dan berkembang inenjadi masalah baru. Berbicara tentang masalah kemiskinan akan dihadapkan kepada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial, dan persoalan yang lebih jauh; bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk membasmi kemiskinan.  Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdependensi, dan ramifikasi (percabangannya). Dengan demikian wajarlah apabila menghadapi masalah yang kompleks ini, memerlukan studi mendalam dan analisis interdisipliner kalau tidak mau mencampuradukkan unsur-unsur sintesis dengan sintesisnya sendiri.  Maka usaha mulia berikutnya adalah untuk membuatnya operasional dalam rangka social engineering-nya. Oleh sebab itu tulisan ini hanyalah bersifat penjajagan problema, kalau mungkin sampai mencari interelasi, interaksi, interdependensi, dan ramifikasi dari berbagai unsur sistem dan subsistem.